Anda di halaman 1dari 23

PRODUK DAN JASA

A. Menentukan Jenis dan Kualitas Produk / Jasa


1. Pengertian Produk dan Produksi
Kegiatan produksi menunjukkan cara/metode atau teknik menciptakan atau menambah
nilai guna barang/jasa dengan menggunakan sumber-sumber ekonomi. Kegiatan produksi
yang melibatkan alat dan mesin dengan skala besar disebut industri. Manfaat (utility) yang
diciptakan melalui proses produksi terdiri atas manfaat bentuk, manfaat tempat, maupun
manfaat waktu. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut.
a. Manfaat bentuk (form utility). seorang wirausaha membuka usaha pengolahan limbah
plastik menjadi berbagai pot bungs plastik, mengolah sampah rumah tangga menjadi makanan
ternak, atau mengolah singkong menjadi keripik.
b. Manfaat tempat (place utility). seorang wirausaha membuka usaha penjualan batu-batu kali
yang diambil dari sungai/kali di desa dan cljual di daerah perkotaan, atau seorang petani
membawa hasil kebunnya untuk dual di pasar kota.
c. Manfaat waktu (time utility). seorang wirausaha melakukan kegiatan menyimpan sebagian padi
hasil panennya untuk dimanfaatkan pads musim paceklik, atau seseorang yang membuka
usaha pembuatan jas hujan untuk cljual pads saat musim hujan. ,
Setiap kegiatan produksi menghasilkan produk berupa barang ataujasa. Produk merupakan
segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli,
digunakan, atau dikonsumsi pasar guna memenuhi kebutuhan. Jadi, produk adalah hasil yang
diperoleh dari kegiatan produksi. Namun, pengertian produk sebagai hasil produksi sering
diartikan hanya sebatas barang. Barang yang merupakan produk dari kegiatan produksi sering
disebut dengan produk. Padahal jasa jugs merupakan hash dari kegiatan produksi. Yang
dimaksud dengan "produk" dalam materi ini adalah barang atau jasa.
sebenarnya pembedaan antara produk dan jasa sukar dilakukan, karena pembelian suatu produk
seringkali disertai dengan jasa-jasa tertentu (misalnya instalasi), dan pembelian suatu jasa
seringkali pula meliputi barang-barang yang melengkapinya (misalnya makanan di restoran).
Meskipun demikian, Kotler mendefinisikan jasa sebagai setiap tindakan atau perbuatan yang
dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pads dasarnya
bersifat intangible(tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.

Berikut ini empat karakteristik utama jasa yang mem bedakannya dari barang.
a. Intangibility
Jasa berbeda dengan barang. Jika barang merupakan suatu objek, alat, atau bends, maka
jasa adalah suatu perbuatan, kinerja (performance),atau usaha. Bila barang dapat dimiliki,
maka jasa hanya bisa dikonsumsi tetapi tidak dimiliki. Meskipun sebagian besar jasa dapat
berkaitan dan didukung oleh produk fisik (misalnya telepon dalam jasa telekomunikasi,
pesawat dalam jasa angkutan udara, makanan dalam jasa restoran), esensi yang dibeli
pelanggan adalah kinerja yang diberikan oleh produsen kepadanya.
Jasa bersifat intangible, maksudnya tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau
diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi. Konsep intangible pads jasa memiliki dua pengertian,
yaitu:
1) sesuatu yang tidak dapat disentuh dan tidak dapat dirasa,
2) sesuatu yang tidak dapat dengan mudah didefinisikan, diformulasikan, atau dipahami
secara rohaniah.
Dengan demikian, orang tidak dapat menilai kualitas jasa sebelum ia
mengonsumsinya sendiri. Bila pelanggan membeli suatu jasa, ia hanya menggunakan,
memanfaatkan, atau menyewa jasa tersebut. pelanggan yang bersangkutan tidak lantas
memiliki jasa yang dibelinya. Oleh karena itu, untuk mengurangi ketidakpastian, pars
pelanggan akan memerhatikan tanda-tanda atau bukti kualitas jasa tersebut.
Mereka akan menyimpulkan kualitas jasa dari
tempat (place), orang (people), peralatan (equipment), bahan-bahan
komunikasi (communication materials), simbol, dan harga yang mereka amati. Oleh karena
itu, tugas pemasar jasa adalah "manage the evidence" dan "tangibilize
the intangible". Dalam hal ini, pemasarjasa menghadapi tantangan untuk memberikan
bukti-bukti fisik dan perbandingan pada penawaran abstraknya.
b. Inseparability
Barang biasanya diproduksi, kemudian dUual, lalu dikonsumsi. sebaliknya jasa
umumnya dgual terlebih dahulu, barn kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara
bersamaan. Interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan merupakan ciri khusus
dalam pemasaran jasa. Kedua pihak memengaruhi basil (outcome) dari jasa tersebut.
Dalam hubungan penyedia jasa dan pelanggan ini, efektivitas individu yang
menyampaikan jasa merupakan unsur penting. Dengan demikian, kunci keberhasilan
bisnis jasa ada pada proses rekrutmen, kompensasi, pelatihan, dan
pengembangan karyawannya.
c. Variability
Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non-standardized output,artinya
banyakvariasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada siapa, kapan, dan di mana jasa
tersebut dihasilkan. Para pembeli jasa sangat peduli dengan variabilitas yang tinggi
ini dan seringkali mereka meminta pendapat orang lain sebelum memutuskan untuk
memilih. Dalam hal ini penyedia jasa dapat melakukan tiga tahap dalam pengendalian
kualitasnya, sebagai berikut.
1) Melakukan investasi dalam seleksi dan pelatihan personil yang balk.
2) Melakukan standardisasi proses pelaksanaan jasa (service performanceprocess). Hal ini
dapat dilakukan dengan jalan menyiapkan suatu cetak biru (blue-print) jasa yang
menggambarkan peristiwa dan proses jasa dalam suatu diagram alur, dengan tujuan
untuk mengetahui faktor-faktor potensial yang dapat menyebabkan kegagalan dalam jasa
tersebut.
3) Memantau kepuasan pelanggan melalui sistem saran dan keluhan, survei pelangga n,
dan comparison shopping, sehingga pelayanan yang kurang balk dapat dideteksi dan
dikoreksi.
d. Perishability
Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Kursi kereta
api yang kosong, kamar hotel yang tidak dihuni, atau jam tertentu tanpa pasien di
tempat praktik seorang dokter, akan berlalu/hilang begitu saja karena tidak dapat
disimpan untuk digunakan di waktu yang lain. Hal ini tidak menjadi masalah apabila
permintaannya tetap karena mudah menyiapkan pelayanan untuk memenuhi
permintaan tersebut. Jika permintaan berfluktuasi, berbagai masalah muncul berkaitan
dengan kapasitas menganggur (saat permintaan sepi) dan pelanggan tidak terlayani
dengan balk sehingga mereka beralih ke penyedia jasa lain.
penawaran suatu perusahaan kepada pasar biasanya mencakup beberapa jenis jasa.
Komponen jasa ini dapat menjadi bagian kecil atau bagian utama dari seluruh
penawaran tersebut. Pada kenyataannya, suatu penawaran dapat bergerak bebas di
antara dua kutub ekstrim, yaitu murni berupa barang danjasa murni. Berdasarkan
kenyataan ini, barang ataujasa dapat dibedakan menjadi lima kategori.
1) Produk fisik murni, yaitu semata-mats terdiri atas produk fisik, misalnya sabun mandi,
pasta
2) Produk fisik disertai dengan jasa pendukung. Misalnya produsen motor memberikan
penawaran lebih dari sekedar motor saja. Produsen motor jugs bisa memberikan jasa
pengantaran, reparasi, pemeliharaan, dan pemasangan suku cadang.
3) Hybrid, yaitu penawaran terdiri atas barang dan jasa yang sama besar porsinya,
misalnya penjualan komputer (produk IT) yang disertai jasa instalasi softwarenya.
4) Jasa utama yang didukung dengan barang dan jasa minor. Misalnya, penjualan jasa
transportasi jarak jauh dan bimbingan ibadah haji. Dalam transportasi jarak jauh, yang
ditawarkan adalah jasa transportasi menggunakan pesawat. Akan tetapi,
pelaksanaannya memerlukan barang berupa pesawat, majalah, dan makanan-minuman.
5) Jasa murni, misalnya jasa psikologi, fisioterapi, pemuatan, dan konsultasi hukum.
Berikut ini disajikan klasifikasi jasa dan contohnya.

Basis Klasifikasi Contoh


Konsumen akhir Konsumen Salon kecantikan Konsultan
Segmen pasar organisasional manajemen
Rented goods service Owned
Penyewaan mobil Reparasi jam
Tingkat goods service Hon-goods
tangan Pemandu wisata
service
Professional
Keterampilan penyedia jasa service nonprofessional service Dokter Sopir (taksi, angkot)
Tujuan organisasi jasa Profit service Monprovit Bank Yayasan sosial
Regulated Angkutan
Regulasi service I'lonregulated service umum Penyembuhan
Equipment ATM
Tingkat intensitas karyawan
base servicePeople based Pelatih olah raga (fitnes)
Tingkat kontak penyedia High-con tact service Low-
Universitas Bioskop
jasadengan pelanggan contact service

2. Kualitas Produk
Barang maupun jasa yang disediakan harus memiliki kualitas tinggi. Produk
dikatakan berkualitas jika memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Untuk mengukur
kualitas suatu produk, Anda perlu memerhatikan beberapa dimensi kualitas produk.
a. Atribut Produk dan Merek
Atribut produkadalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen
dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk meliputi
merek, kemasan, jaminan (garansi), pelayanan, dan sebagainya. Merek dapat berupa
nama, istilah, tanda, simbol/ lambang,desain, warna, gerak, atau kombinasi atri but-atri but
produ k la i nnya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap
produk pesaing.
Pada dasarnya suatu merekjuga merupakanjanji penjual untuksecara konsisten
menyampaikan serangkaian ciri-ciri, manfaat, dan jasa tertentu kepada para
pembeli. Merek yang balk jugs menyampaikan jaminan tambahan berupa jaminan
kualitas. Merek sendiri digunakan untuk beberapa tujuan seperti berikut.
1) sebagai identitas, yang bermanfaat dalam membedakan produk suatu perusahaan
dengan produk pesaingnya. Ini akan memudahkan konsumen untuk mengenalinya saat
berbelanja dan saat melakukan pembelian ulang.
2) Alat proM0si, yaitu sebagai days tarik produk.
3) Untuk membina citra, yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan kualitas, serta
prestise tertentu kepada konsumen.
4) Untuk mengendalikan pasar.
Enam makna yang bisa disampaikan melalui suatu merek sebagai berikut.
1) Atribut. sebuah merek menyampaikan atribut -atribut tertentu, misalnya
Mercedes Benz
mengisyaratkan mahal, tahan lama, berkualitas, nilai jual kembali yang tinggi, dan cepat.
2) Manfaat. Merek bukanlah sekadar sekumpulan atribut, karena yang dibeli konsumen
adalah manfaat, bukannya atribut. Atribut harus diterjemahkan ke dalam manfaat-manfaat
fungsional dan/atau emosional. Misalnya, atribut mahal dapat diterjemahkan ke dalam manfaat
emosional seperti "Mobil ini dapat meningkatkan gengsiku". Atribut tahan lama dapat
dicerminkan dalam manfaat fungsional seperti "saya tidak perlu membeli mobil baru setiap
beberapa tahun".
3) Niiai-nilai. Merekjuga menyatakan nilai-nilai produsennya. Contoh, Mercedes Benz berarti
kinerja tinggi, keamanan, dan prestise.
4) Budaya. Merekjuga mungkin mencerminkan budaya tertentu. Mercedes Benz
mencerminkan budaya Jerman, yaitu terorganisasi rapi, efisien, dan berkualitas tinggi.
5) Kepribadian. Merek jugs dapat memproyeksikan kepribadian tertentu. Apabila merek
itu menyangkut orang, binatang, atau suatu obyek, spa yang akan terbayangkan? Mercedes
Benz memberi kesan pimpinan yang balk (orang), sings yang berkuasa (binatang), atau istana
yang megah (obyek).
6) Pemakai. Merek memberi kesan mengenai jenis konsumen yang membeli atau
menggunakan produknya. Misalnya kits akan heran bila melihat seorang sekretaris berusia 19
tahun mengendarai Mercedez Benz. Nita cenderung menganggap wajar jika pengemudinya
adalah seorang eksekutif puncak berusia separuh bays.
Merek memegang peranan penting dalam pemasaran. Ada perbedaan yang cukup
besarantara produk dan merek. Produk hanyalah sesuatu yang dihasilkan pabrik, sedangkan
merek merupakan sesuatu yang dibeli konsumen. Bila produk bisa dengan mudah ditiru pesaing,
maka merek selalu memiliki keunikan yang relatif sukar dUlplak. Merek berkaitan erat
dengan persepsi, sehingga sesungguhnya persaingan yang terjadi antarperusahaan adalah
pertarungan persepsi dan bukan sekedar pertarungan produk.
sebuah merek bisa memiliki posisi sangat kuat dan menjadi modal/ekuitas, apabila
merek tersebut memenuhi empat faktor utama, yaitu brand awareness(telah dikenal oleh
konsumen), strong brand association (memiliki asosiasi merek yang balk), perceived
quality (dipersepsikan konsumen sebagai produk berkualitas), dan brand loyalty (memiliki
pelanggan yang setia).

b. Kemasan Produk
Pengemasan (packaging) merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan
dan pembuatan wadah (container) atau pembungkUs (wrapper)untuksuatu produk. Tujuan
penggunaan kemasan antara lain sebagai berikut.
1) sebagai pelindung isi (protection), misalnya dari kerusakan, kehilangan, dan
berkurangnya kadar/isi.
2) Untuk memberikan kemudahan dalam penggunaan (operating), misalnya supaya tidak
tumpah, sebagai alai pemegang, dan mudah menyemprotkannya (seperti obat nyamuk,
parfum).
3) Bermanfaat dalam pemakaian ulang (reusable), misalnya untuk diisi kembali (refill) atau
untuk wadah lain.
4) Memberikan days tarik (promotion), yaitu aspek artistik, warns, bentuk, maupun desainnya.
5) sebagai identitas (image) produk, misalnya berkesan kokoh/awet, lembut, atau mewah.
6) Distribusi (shipping), misalnya mudah disusun, dihitung, dan ditangani.
7) Informasi (labelling), yaitu menyangkut isi, pemakaian, dan kualitas.
8) sebagai cermin inovasi produk, berkaitan dengan kemajuan teknologi dan daur ulang.
Pemberian kemasan pada suatu produk bisa memberikan tiga manfaat utama, yaitu
manfaat komunikasi, manfaat fungsional, dan manfaat perseptual.
1) Manfaat Komunikasi. Manfaat utama kemasan adalah sebagai media pengungkapan
informasi produk kepada konsumen. Informasi tersebut meliputi cars menggunakan
produk, komposisi produk, dan informasi khbsUs (efek samping, frekuensi pemakaian
yang optimal). Informa-si lainnya berupa segel atau simbol bahwa produk tersebut halal
dan telah lulus pengujian/disahkan oleh instansi pemerintah yang berwenang.
2) Manfaat Fungsional. Kemasan seringkali pula memastikan peranan fungsional yang
penting, seperti memberikan kemudahan, perlindungan, dan penyimpanan.
Contohnya pasta gigi Colgate mengubah kemasannya menjadi pump dispensers untuk
memudahkan penggunaannya.
3) Manfaat Perseptual. hemasanjuga bermanfaat dalam menanamkan persepsi tertentu
dalam benak konsumen. Air mineral seperti Aqua diberi kemasan yang berwarna biru
muda untuk memberikan persepsi bahwa produknya segar dan sehat.
c. Pemberian Label
Labeling berkaitan erat dengan pengemasan. Label merupakan bagian dari suatu produk
yang menyampaikan informasi mengenai produk dan penjual. sebuah label bisa
merupakan bagian dari kemasan, atau bisa pula merupakan etiket (tanda pengenal)
yang digantungkan pada produk. Dengan demikian, ada hubungan erat antara labeling,
packaging, dan branding.
secara garis beset terdapat tiga macam label, sebagai berikut.
1) Brand label, yaitu name merek yang diberikan pada produk atau dicantumkan pada
kemasan.
2) Descriptive label, yaitu label yang memberikan informasi objektif mengenai
penggunaan,konstruksi/pembuatan, perawatan dan kinerja produk, Berta karakteristik-
karakteristik lain yang berhubungan dengan produk.
s) Grade label, yaitu label yang mengidentifikasi penilaian kualitas produk (product's
judged quality) dengan suatu huruf, angka, atau kata. Di Amerika, misalnya, bush persik
dalam kaleng diberi label kualitas A, E, dan C, sedangkan jagung dan gandum diberi label 1
dan 2.
Menurut David Garvin yang dikutip Vincent Gasperz, terdapat delapan dimensi
kualitas produk seperti dipaparkan berikut ini.
1) Performance, hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan merupakan
karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut.
2) Features, yaitu aspek performansi yang berguna untuk menambah fungsi dasar,
berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangannya.
3) Reliability, hal ini berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu barang
berhasil rnenjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dan
dalam kondisi tertentu pula.
4) Conformance, hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi
yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan. Conformance
merefleksikan derajat ketepatan antara karakteristik desain produk dengan karakteristik
kualitas standar yang telah ditetapkan.
5) Durability, yaitu ukuran days tahan atau masa pakai barang.
6) serviceability, yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, kompetensi,
kemudahan, dan akurasi dalam memberikan layanan untuk perbaikan barang.
7) Aesthetics, merupakan karakteristik yang bersifat subjektif mengenai nilai -nilai
estetika. IN berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi individual.
8) Fit and finish, berkaitan dengan perasaan pelanggan mengenai keberadaan produk
tersebut sebagai produk yang berkualitas.

3. Kualitas Jasa
Zeithaml mengemukakan lima dimensi dalam menentukan kualitas jasa, yaitu sebagai
berikut.
a. Reliability, 'yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan janji
yang ditawarkan.
b. Responsiveness, yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam membantu pelanggan dan
memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap, yang meliputi kesigapan karyawan dalam
melayani pelanggan, kecepatan karyawan dalam menangani transaksi, dan penanganan
keluhan pelanggan/pasien.
c. Assurance, meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap produk secara
tepat, kualitas keramahtamahan, perhatian dan kesopanan dalam membed pelayanan,
keterampilan dalam memberikan informasi, kemampuan dalam memberikan keamanan dalam
memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan
pelanggan terhadap perusahaan. Dimensi kepastian atau jaminan ini merupakan gabungan
dari dimensi berikut.
1) hompetensi (competence), artinya keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh
para karyawan untuk melakukan pelayanan.
2) Kes0panan (courtesy), yang meliputi keramahan, perhatian, dan sikap para karyawan.
3) Kredibilitas (credibility), meliputi hal-hal yang berhubungan dengan kepercayaan kepada
perusahaan, seperti reputasi dan prestasi.
d. Emphaty, yaitu perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada pelanggan
seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi
dengan pelanggan, dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan
pelanggannya. Dimensi emphaty ini merupakan penggabungan dari dimensi berikut.
1) Akses (access), meliputi kemudahan untuk memanfaatkan jasa yang ditawarkan perusahaan.
2) Komunikasi (communication), merupakan kemampuan melakukan komunikasi untuk
menyampaikan informasi kepada pelanggan atau memperoleh masukan dari pelanggan.
3) Pemahaman pads pelanggan (understanding the customer), meliputi usaha perusahaan
untuk' mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan.
e. - Tangibles, meliputi penampilan fasilitas fisik seperti gedung dan ruangan front
office,tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapian dan kenyamanan ruangan, kelengkapan
peralatan komunikasi, dan penampilan karyawan.
Anda perlu menjaga diferensiasi jasa yang Anda tawarkan. Caranya dengan konsisten
memberikan kualitas jasa yang lebih balk daripada para pesaing. Hal ini dapat dicapai jika Anda
memenuhi atau bahkan melampaui kualitas jasa yang diharapkan oleh para pelanggan. kualitas jasa
sendiri dipengaruhi oleh dua variabel, yaitu jasa yang dirasakan (perceived service) dan jasa yang
diharapkan (expected service). Bila jasa yang dirasakan lebih kecil daripada yang diharapkan, maka
para pelanggan menjadi tidak tertarik lagi pads penyedia jasa yang bersangkutan. Namun,
apabila yang terjadi adalah sebaliknya (perceived >expected) maka ads kemungkinan para
pelanggan akan menggunakan penyedia jasa itu lagi.

4. standardisasi Kualitas Produk


Memperbaiki proses penyampaian produk ke tangan konsumen akan meningkatkan
homogenitas produkdan mengurangi pemborosan. Artinya dengan cara memperbaiki proses
distribusi akan meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan posisi bersaing, serta menambah
kepuasan konsumen. Dalam bisnis produk yang berkualitas tidak selamanya disertai biaya
besar. Biaya kecil yang diperoleh dari efisiensi jugs menjadi satu senjata perang harga.
Meskipun Anda memutuskan untuk tidak Nut dalam perang harga, namun kemampuan efisiensi
tetap dikejar karena memberikan keuntungan bagi produsen. Jika produsen mampu menghasilkan
produk dengan biaya rendah, hubungan antara kualitas dengan biaya
dimungkinkan berbandingterbalik.
Yang dimaksud dengan standardisasi adalah penentuan spesifikasi balk produk, bahan,
maupun proses. spesifikasi ini pads akhirnya menentukan kualitas suatu produk. kualitas
menunjukkan atribut yang melekat pads suatu produk sehingga produk tersebut dikenal dan
memiliki nilai. Atribut atau sifat yang melekat tersebut, misalnya berupa bentuk, rasa, warns,
desain, dan kenyamanan produk. standar dan kualitas suatu produk merupakan dua hal yang
selalu berkaitan karena penyesuaian produk dengan standar yang telah ditetapkan merupakan
bagian dari pengendalian kualitas. Tujuan standardisasi ini selain untuk memuaskan
konsumen, jugs sekaligus untuk menekan biaya (efisiensi).
Dalam setiap rangkaian proses produksi, standardisasi sangat diperlukan. Hal ini
dikarenakan standardisasi memberikan keuntungan sebagai berikut.
a. Jumlah bahan (baku dan penolong) yang dibutuhkan sudah dapatdiperhitungkan sehingga
perusahaan dapat menentukan jumlah persediaan bahan baku yang optimal.
b. Memudahkan proses produksi dan pengawasan jalannya proses produksi.
c. Mendorong semangat kerja para pekerja. Hal ini disebabkan mereka tahu spa yang akan
mereka kerjakan sehingga mereka termotivasi untuk membuat produk yang berkualitas.
d. , Adanya efisiensi, balk bahan, waktu, maupun tenaga selama proses produksi maupun
mass , pemasaran.
Pengendalian kualitas bertujuan untuk mencegah terjadinya penyimpangan-
penyimpangan, balk bahan, tenaga, waktu, maupun kualitas barang jadi. Pengendalian
kualitas jugs dimaksudkan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi dalam
proses produksi. Agar pengendalian kualitas produk dapat dilakukan dengan balk, pihak
perusahaan perlu menyediakan beberapa komponen berikut.
a. Petugas pengawas kualitas input, proses, dan output.
b. Alat-alat pengukur kualitas dan pedoman kualitas.
c. Tempat pengawasan yang representatif sehingga pengawasan dapat berjalan sempurna.
d. Batas waktu penyimpanan, baik bahan baku/penolong, bahan setengah jadi, maupun
barang jadi.
e. Jika memungkinkan, pemberian insentif bagi pekerja yang dapat memenuhi standar kerja yang
disyaratkan.
Bagaimana menentukan standar kualitas suatu produk? Standar dan kualitas suatu
produkditetapkan dengan mempertimbangkan hal-hal seperti berikut ini.
a. Kualitas produk pesaing. sedapat mungkin kualitas produk Anda lebih balk daripada produk
pesaing. Namun, paling tidak perusahaan menghasilkan produk dengan kualitas yang sama
dengan pesaing.
b. Manfaat/guna akhir dari produk tersebut . Apakah produk tersebut sebagai produk
akhir(consumer goods) atau barang perantara untuk diproduksi lebih lanjut (producer goods).
c. Keseimbangan antara harga dan kualitas. Perusahaan harus menyesuaikan harga jual
dengankualitas produk. Konsumen tidak akan Began membeli dengan harga tinggi, jika kualitas
dari produk yang dibelinya memang tinggi.
Untuk merumuskan pertimbangan tersebut, Anda perlu melibatkan bagian lain yang ada
dalam perusahaan. Misalnya, bagian pemasaran, bagian teknik, bagian keuangan, dan
personalia.
B. Menghitung Kebutuhan dan Persediaan Bahan Baku
Bahan baku sangat dibutuhkan perusahaan untuk menjalankan kegiatan
operasionalnya. Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik
perusahaan dengan maksud untuk di ual dalam suatu periode usaha yang normal, serta
persediaan barang-barang yang masih dalam proses ataupun persediaan bahan baku.
Persediaan merupakan salah satu aset paling mahal (40% dari total investasi).
Pada perusahaan manufaktur, persediaan terdiri atas persediaan bahan baku, barangdalam
proses, dan persediaan barang jadi.
Manajemen persediaan diperlukan untuktetap menjaga keunggulan kompetitifjangka
panjang. Kebijakan manajemen persediaan menjadi sebuah senjata untuk
memenangkan kompetitif. Manajemen persediaan yang akan dibahas di sini lebih
difokuskan pada manajemen persediaan bahan baku. Manajemen persediaan bahan baku
bertujuan agar tingkat persediaan bahan baku cukup, tidak terlalu banyakjuga tidak terlalu
sedikit. Dengan demikian, biaya bahan baku menjadi ekonomis dan perusahaan tidak
kehilangan kesempatan untukmelayani penjualan karena kurangnya persediaan bahan baku.
Ada beberapa cara dalam pengadaan bahan baku. Anda sebagai pelaku usaha perlu
memahami hal ini dengan balk.
1. Seluruh Bahan Baku Dibeli Sekaligus
Keuntungan:
a. frekuensi pembelian kecil sehingga biaya pembelian dapat minimal.
b. Perusahaan tidak khawatir akan kekurangan bahan baku.
c. Perusahaan mempunyai persediaan yang cukup.
d. Proses produksi dapat berjalan lancar.
Nerugian:
a. Biaya simpan tinggi.
b. Perusahaan harus menanggung biaya oportunity cost karena dananya sudah dibelikan
bahan baku.
2. Bahan Baku Dibeli Secara Bertahap
Keuntungan: Biaya simpan menjadi kecil.
Kerugian : Biaya pesan menjadi tinggi karena frekuensi pembelian berulang -ulang.
Antara pembelian 5ekaligus dan pembelian bertahap akan timbul dua biaya yang Baling
bertentangan, yaitu:
a. Biaya Pesan (Ordering Cost/OC)
Biaya pesan yaitu biaya yang dipengaruhi oleh frekuensi pemesanan.
R = Jumlah kebutuhan bahan baku per tahun OC = Biaya pemesanan tiap kali
pesan Q = Jumlah pesanan
Komponen yang termasuk Ordering Cost (Procurement):
1) Biaya selama proses persiapan:
a) Persiapan yang diperlukan untuk pesanan.
b) Penentuan besarnya kuantitas yang akan dipesan.
2) Biaya pengiriman pesanan.
3) Biaya penerimaan barang.
4) Biaya selama proses pembayaran.
b. Biaya Simpan (Carrying Cost/CC)
Biaya simpan yaitu biaya yang berubah sesuai dengan Jumlah pembelian. Biaya
simpan harus ditanggung perusahaan karena ada sebagian bahan baku yang disimpan.
Q = Jumlah pesanan
P = Harga bahan baku per unit
CC = Biaya penyimpanan (carrying cost) dalam persentase rata-rata persediaan
Komponen yang termasuk Carrying Cost (Storage):
1) Biaya Sewa gudang.
2) Biaya untuk menimbang barang.
3) Biaya asuransi.
4) Biaya modal.
5) Pajak dari stole yang ada di gudang.
Kedua biaya tersebut merupakan biaya variabel. Jika kuantitas besar maka OC menjadi
turun, Biaya pemeliharaan.
akibatnya CC menjadi bertambah/ meningkat. Jika kuantitasnya sedikit, OC
meningkat, akibatnya CC menurun.
3. pembelian Economic Order antity (Ei
Biaya pemesan variabel dan biaya penyimpanan variabel mempunyai hubungan
terbalik. Semakin tinggi frekuensi pemesanan maka semakin rendah biaya penyimpanan
variabel. Agar biaya pemesanan variabel dan biaya penyimpanan variabel dapat
ditekan serendah mungkin maka perlu dicari jumlah pembelian yang paling ekonomis
dengan rumus:
EOQ = Economic Order Quantity
A = Kebutuhan bahan baku untuk tahun yang akan datang
5 = Biaya pemesanan variabel setiap kali pemesanan
C = Biaya/unit, harga faktur dan biaya angkut/unit yang dibeli
P = Biaya penyimpanan variabel yang dihitung berdasarkan % dari C
5yarat pembelian dengan EOQ sebagai berikut.
a. harga pembelian per unit konstan.
b. Bahan baku selalu tersedia di pasar setiap saat dibutuhkan.
c. Kebutuhan bahan baku tersebut relatif stabil sepanjang tahun.
Contoh: PT PURWA U5AHA pada awal tahun 2009 menyusun anggaran biaya bahan baku
sebagai berikut.
1. tebutuhan bahan baku setahun = 12.000 kg
2. harga/unit bahan baku = Rp100,00
3. Biaya pemesanan:
a. Biaya variabel = Rp3.750,00
b. Biaya tetap/tahun = Rp18.000,00
4. Biaya penyimpanan:
a. Biaya variabel = 10
b. Biaya tetap/tahun = Rp6.000,00 Dari data tersebut, maka EOQ-nya adalah:
c. Persediaan pengaman (safety stock), yaitu jumlah persediaan bahan minimum yang
harus dimiliki oleh perusahaan untuk menjaga

kemungkinan keterlambatan datangnya bahan baku sehingga tidak terjadi stagnasi.


Cara menetapkan ROP:
1) ROP = hebutuhan lead time + Pr05enta5e tertentu dari safety stock
2) ROP = Nebutuhan lead time + Safety stock
Dari ketiga faktor di atas maka reorder point dapat dicari dengan rumus berikut ini.
LD = Lead Time
AO = Average Usage = Pemakaian rata-rata 55 = Safety Stock
Contoh: PT PURWA U5AHA menetapkan lead time bahan baku A selama 4 minggu,
pemakaian rata-rata sebesar 250 kg per minggu, safety stock yang ditaksir sebesar
pemakaian rata-rata untuk 2 minggu. Dari data ini maka reorder pointnya sebagai berikut.
Reorder Point = (4 x 250) + (2 x 250) = 1.500
s. Safety Stock
Untuk menaksir besarnya safety stock, Anda dapat memakai cara yang relatif lebih
teliti dengan metode sebagai berikut.
a. Metode Perbedaan Pemakaian Maksimum dan Rata-Rata
Metode ini dilakukan dengan menghitung selisih antara pemakaian maksimum
dengan pemakaian rata-rata dalam jangka waktu tertentu (misalnya per minggu),
kemudian selisih tersebut dikalikan dengan lead time.
Contoh: PT PURWA UsAHA memperkirakan pemakaian maksimum bahan -bahan
per minggu sebesar 6s0 kg, sedangkan pemakaian rata-ratanya sebesar s00 kg dan
lamanya lead time 2 minggu. 13erdasarkan data-data tersebut, diketahui safety
stock sebesar:
Safety Stock = (6s0 - s00) x 2 = 300 kg
b. Metode statistika
Untuk menentukan besarnya safety stock dengan metode ini, Anda dapat
menggunakan program komputer kuadrat terkecil (leastsquare). Untuk menggambarkan
penggunaan metode ini, perhatikan contoh berikut ini. Untuk menaksir safety -stock tahun
2009 didasarkan pada data tahun 2008.

Langkah-langkah menghitung safety stock:


1) Menghitung rata-rata deviasi = -480 : 12 = 140
2) Menghitung selisih antara total deviasi kuadrat dengan total deviasi dikuadratkan dibagi n
1ss.200 (-480) 2 - 136.000
n
3) Hasil langkah kedua dibagi n - 1 dan hasilnya diakar kuadrat.
136.000
12-1
4) Untuk menghitung besarnya safety stock dipengaruhi dna faktor yaitu:
a) besarnya derajat signifikan standar deviasi pada kurva normal yang digunakan,
Misalnya 97% = 2 atau 99,s% = 3,
b) lamanya jangka waktu yang digunakan sebagai dasar perhitungan. Misalkan
derajat signifikan yang digunakan sebesar 99,s%, dan lama jangka waktu dasar selama
4 bulan, maks safety stock = (3 x 111,19 x 4) - (-40 x 4) = 827,14.
6. Just In Time
honsepjustin time (JIT)adalah suatu konsep yang mengaturagar bahan baku yang
digunakan untuk aktivitas produksi didatangkan dari pemasok atau suplier tepat pada
waktu bahan itu dibutuhkan oleh proses produksi sehingga akan menghemat bahkan
meniadakan biaya persediaan barang/penyimpananbarang/stocking cost. Tujuan utamajUst in
timeadalah untuk meningkatkan labs dan memperkuat P0sisi persaingan perusahaan yang
dicapai melalui usaha pengendalian biaya, peningkatan kualitas, serta perbaikan kinerja
pengiriman.
Teori konsepjust in timeditemukan oleh seorang berkebangsaan Jepang bernama Taiichi
Ohno dari perusahaan otomotif Toyota. perhitungan Berta kerja sama yang baik antara
penyalur, pemasok, dan bagian produksi harUs1ah baik. Keterlambatan akibat salah
perhitungan atau kejadian lainnya dapat menghambat proses produksi sehingga dapat
menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
Prinsip dasarjust in timeadalah peningkatan kemampuan perusahaan secara terns-
menerUs untuk merespon perubahan dengan minimisasi pemborosan. Terdapat empat
aspek pokok dalam konsep just in time yaitu:
a. menghilangkan semua aktivitasatau sUmber-sumber yang tidak memberikan nilai tambah
terhadap produk atau jasa;
b. komitmen terhadap kualitas prima;
c. mendorong perbaikan berkesinambungan untuk meningkatkan efisiensi; serta
d. memberikan tekanan pada penyederhanaan aktivitas dan peningkatan visibilitas
aktivitas yang memberikan nilai tambah.
PerUsahaan-perusahaan meningkatkan perhatian terhadap keuntungan potensial dengan Cara:
a. membuat pesanan pembelian yang lebih kecil dan lebih sering; dan
b. membangun kembali hubungan dengan pemasok.
Kedua hal tersebut berhubungan dengan peningkatan minat dalam sistem pembelian
tepat waktu (just in time). Pembelian just in time adalah pembelian barang atau bahan
sedemikian rupa sehingga pengiriman secara tepat mendahului permintaan atau
penggunaan. PerUsahaan yang menggunakarpembelian just in time biasanya
menekankan biaya tersembunyi yang berhubungan dengan menahar tingkat persediaan
yang tinggi. Biaya tersembunyi ini meliputi jumlah ruang penyimpanan yang
lebih besar dan jumlah kerusakan-kerusakan yang cukup besar.
C. Meran can g , i ran Proses Produ k -
sebelum Anda melakukan kegiatan atau proses produksi, terlebih dahulu Anda harus
membuat rencana
produk dan rencana produksinya. Terkait dengan hal ini, ada persoalan mendasar yang
harus Anda jawab. What. Apa operasi-operasi yang sebenarnya diperlukan? Dapatkah
beberapa operasi dihilangkan,
dikombinasikan, atau disederhanakan? Apakah produk harus dirancang kembali untuk
memudahkan produksi? Who. siapa yang akan melaksanakan masing-masing operasi?
Apakah semua karyawan atau hanya
beberapa karyawan tertentu saja? Dapatkah operasi-operasi dikombinasikan untuk
memperluas pekerjaan
dan meningkatkan produktivitas?
Where. Di mana masing-masing operasi dilaksanakan? Apakah pekerjaan hanya dapat
dilakukan pads tempat-tempattertentuatau dapatdilakukan di tempat-tempat lain?
Dapatkah layoutfasilitasdiperbaiki untuk mengurangi jarak angkut?
When. hapan setiap operasi dilaksanakan? Apakah ada penundaan atau kelambatan
yang berlebihan? Adakah operasi yang menciptakan kemacetan?
How. Bagaimana operasi akan dilakukan? Dapatkah menggunakan metode-metode
atau peralatan yang lebih balk?
rencanaan Produk
Perencanaan produk bersifat lebih lugs dari perencanaan produksi. Perencanaan produk
menunjukkan kebUakan perusahaan yang bersifat jangka panjang Clan umum,
sedangkan perencanaan produksi bersifat taktis Clan jangka pendek. Perbedaan antara
perencanaan produk clan perencanaan produksi secara lebih jelas dapat Anda lihat pada
Label berikut.
Tabel Perbedaan Perencanaan Produk dan Perencanaan Produksi
Perusahaan baru memiliki perencanaan produk dan perencanaan produksi yang berbeda
dengan perusahaan yang telah ada. Perusahaan baru belum memiliki banyak pengalaman
mengenai produk/jasa yang dihasilkan.
sukses tidaknya seorang pengusaha dalam kegiatan produksi sangat bergantung pada
pemahamannya mengenai pengendalian produksi mulai dari perencanaan produksi
(pra produksi), proses produksi, hingga selepas kegiatan produksi selesai (pasta
produksi). Proses pengambilan keputusan pengendalian produksi digambarkan oleh John E.
Biegel sebagai berikut.
a. Aspek Bentuk Produk yang Akan Dibuat (What)
Aspek ini menuntut perusahaan atau wirausaha untuk dapat memilih salah satu dari
dua cara berikut.
1) Market-pull, yaitu memproduksi dan menjual produk atas dasar pertimbangan "membuat
apa yangdapatdUual". Jenis produkyangakan dihasilkan ditentukan berdasarkan
permintaan pasar. Dengan kata lain, cara ini dilandasi filosofi untuk "memenuhi
kebutuhan masyarakat". Contoh: Perusahaan A melakukan riset pasar untuk mengetahui
produk yang saat ini Clan beberapa waktu ke depan diminta oleh masyarakat. Produk X
ternyata diminta banyak konsumen dan belum ada perusahaan yang dapat memenuhi seluruh
permintaan pasar. Oleh karena itu, perusahaan A memutuskan untuk memproduksi produk X
tersebut, walaupun perusahaan harus menyesuaikan teknologi yang dimiliki Clan dikuasainya
agar dapat menghasilkan produk X.
2) Technology-push, yaitu memproduksi dan menjual produk atas dasar pertimbangan
"menjual apa yang dapat dibuat". Jenis produk yang akan dihasilkan ditentukan
berdasarkan teknologiyang dimiliki dan dikuasai perusahaan. Dengan perkataan lain, cara
ini dilandasi filosofi untuk "menciptakan kebutuhan masyarakat". Contoh: Perusahaan
T memiliki sUmber days yang menguasai teknologi produksi pengolahan limbah
plastik menjadi berbagai pot bunga plastik. Perusahaan T memproduksi berbagai
macam pot bunga plastik tanpa mempertimbangkan bagaimana permintaan pasar
terhadap produk tersebut.
b. Aspek Volume Produk (How)
Aspek ini berhubungan dengan jumlah produk yangakan dihasilkan/diproduksi.
Pada umumnya dikenal due cara atau teknik untuk menentukan jumlah produk yang
akan diproduksi. Kedua cara itu sebagai berikut.
1) Teknik nonstatistika atau teknik pertimbangan, yaitu penentuan volume atau
jumlah produk yang harus dibuat clan dUual dengan didasarkan atas
pendapat/pertimbangan seseorang atau sekelompok orang, baik manajemen
perusahaan maupun dari luar perusahaan. Teknik yang banyak digunakan antara lain:
a) Pertimbangan tenaga penjual. Tenaga penjual merupakan pihak yang paling
mengetahui kondisi pasar dan permintaan konsumen. Merupakan tinclakan yang
tepat jika Anda meminta informasi kepada tenaga penjual dalam menentukan volume
produksi. Misalnya, A adalah tenaga penjual suatu perusahaan. A menginformasikan
bahwa seat ini dan untuk beberapa waktu ke depan permintaan konsumen akan
produk tersebut tetap banyak dan bahkan akan meningkat. Hal ini disebabkan oleh
tidak adanya perusahaan pesaing yang mampu memenuhi permintaan pasar. Atas
dasar informasi ini perusah aan akan memproduksi setidaknya same dengan
jumlah produksi yang lalu atau dapat menambah jumlah produksi.
b) Pertimbangan eksekutif. Pihak eksekutif bertugas mengatur jalannya perusahaan.
Pihak eksekutif memiliki wawasan l u g s, termasuk tentang kondisi pasar atau
permintaan masyarakat. Oleh karena itu, pertimbangan dari pihak eksekutif
perusahaan patut dipertimbangkan. Dengan wawasan yang dimilikinya, pihak
eksekutif membuat perkiraanjumlah produk yang akan dihasilkan.
c) Pertimbangan tenaga ahli. Tenaga ahli memiliki tugas membuat perkiraan
mengenai jumlah produk yang akan diproduksi. Tenaga ahli akan melakukan
berbagai hal, misalnya melakukan survei ke konsumen atau pasar serta mencatat
fluktuasi penjualan. Data-data yang diperoleh kemudian dianalisis clan dUadikan
pedoman untuk menentukan jumlahproduksi.
2) Teknikstatistika atau teknik analisis kuantitatif, yaitu penentuan volume produksi
berdasarkan atas analisis kuantitatif terhadap data-data mesa lalu dan proyeksi
mesa yang akan datang dengan menggunakan rumus-rumus statistika tertentu.
Biasanya perusahaan menggunakan rumus regresi matematik. Teknik ini
membutuhkan data-data kuantitatif mengenai produksi danpenjualan sebelumnya untuk
dapat membuat perkiraan bagi produksi dan penjualan yang akan datang.
c. Aspek Kombinasi Produk
Aspek ini berhubungan dengan masaiah jumlah produk yang akan diproduksi
untuk setiap jenisnya. suatu perusahaan mungkin saja memproduksi lebih dari satu
jenis produk. Misalnya, produk f clan G. Karena sumber daya yang dimiliki
perusahaan terbatas, make wirausaha harus menentukan kombinasi produksi yang
tepat: berapa jumlah F yang diproduksi clan berapa jumlah Q yang akan diproduksi.
Untuk menjawab kombinasi yang tepat tersebut biasanya menggunakan tekniktinier
programming. Misalnya perusahaan "Dunia Usaha" akan memproduksi sepatu anak
(A) dengan sepatu dewasa (D). Nedua macam barang tersebut menggunakan
sumber/faktor produksi yang same, baik bahan baku maupun tenaga kerja.
Memproduksi satu unit sepatu anak tentu memerlukan bahan baku clan tenaga
kerja yang lebih sedikit dibanding dengan sepatu dewasa. Masing-masing sepatu
memberi keuntungan yang berbeda. sepatu anak (A) memberi keuntungan sebesar
Rp12.000,00 per unit, sedangkan sepatu dewasa memberi keuntungan seb esar
RplO.000,00 per unit. Bahan baku utama yang digunakan terdiri atas kulit (K), benang
(B), lem (L), dengan rincian penggunaan sebagai berikut.
Berdasarkan data di muka, perusahaan perlu menghitung:
1) Dengan persediaan clan penggunaan input seperti di muka maka bagaimanakah
kombinasi produksi antara produk A clan D?
2) Berapa keuntungan optimal yangakan diperoleh perusahaan "Dunia U-saha"apabila
memproduksi dengan kombinasi tersebut?
Jawab:
Misalnya, perusahaan akan memproduksi A sebanyak X buah clan D sebanyak Y buah,
maka labs yang diperoleh adalah:
Laba = 12.000 X + 10.000 Y
— Penggunaan bahan baku K 2A + 2D = 100 (persamaan 1)
— Penggunaan bahan baku B 1A + 2D = 70 (persamaan 2)
— Penggunaan bahan baku L : 0,s A + 1D = 40 (persamaan 3)
1) Maka dari persamaan 1 clan 2, diperoleh: 2A + 2D = 100
lA+2D=70(—)
A=30
Untuk menentukan berapa D:
1A + 2D = 70
1 (30) + 2D = 70
2D = 70 — 30
D=20
Dengan demikian kombinasi produksinya adalah 30 unit produk A (sepatu anak) clan 20
unit produk D (sepatu dewasa).
2) Keuntungan optimal yang diperoleh dengan kombinasi produksi di atas adalah: (30 x
Rp12.000,00) + (20 x Rp10.000,00) = Rps60.000,00.
2. Proses Perencanaan Produksi
a. Faktor-Faktor yang Marus Dipertimbangkan dalam Perencanaan Produlks!
sebelum menetapkan langkah-langkah perencanaan produksi, Anda sebagai pelaku usaha
selayaknya mempertimbangkan hal-hal berikut.
1) Jumlah kebutuhan produksi per produk selama periode tertentu.
2) Nebijakan persediaan terhadapjurnlah persediaan bahan baku/penolong, bahan setengah
jadi, clan barang jadi.
3) KebUakan kapasitas mesin atau kapasitas poduksi.
4) Tersedianya fasilitas produksi seandainya terjadi penambahan kapasitas produksi.
5) Tersedianya bahan baku clan bahan penolong Berta tenaga kerja.
6) Jumlah produksi yang ekonomis.
7) Jadwal produksi dalam satu periode anggaran tertentu.
8) skala produksi clan karakteristik proses produksi.
9) Dampak dari lamanya proses produksi.
b. Langkah-Langkah Perencanaan Produksi
setiap wirausaha perlu melakukan langkah-langkah perencanaan produksi sebagai berikut.
1) Penelitian clan pengembanganproduk
Bagi wirausaha, penelitian produk yang dilakukan dibedakan atas penelitian terhadap
proses produksi clan pada produk yang dihasilkan.
a) Penelitian proses produksi. Penelitian proses produksi dimaksudkan untuk memperbaiki proses
produksi. Perbaikan dilakukan terhadap produksi yang seclang berjalan maupun produksi
barang barn. Contoh: penelitian terhadap proses produksi dodol dimaksudkan agar proses
pembuatan dodol berjalan lebih balk sehingga memenuhi standar produkyangtelah ditetapkan.
b) Penelitian produk. Penelitian produk ditujukan untuk perubahan/perbaikan produk
yang sudah ada disesuaikan dengan selera konsumen. Contoh: penelitian terhadap produk
dodol yang sudah ada. Misalnya dari segi rasa, dodol tersebut akan divariasikan
dengan buahbuahan tertentu (misalnya dodol rasa strawberry, rasa nangka, dan
sebagainya), atau mengubah ukuran dan kemasan sesuai dengan selera atau permintaan
konsumen.
2) Mencari gagasan dan seleksi produk. Dari penelitian yang dilakukan balk terhadap
pro-ses produksi maupun terhadap produk, selanjutnya Anda melaksanakan hasil
penelitian dan pengembangan tersebut. Pelaksanaan tadi dilakukan dengan tahapan:
a) Mencari gagasan, yaitu mencari gagasan-gagasan guns mengembangkan produk.
Gagasan ini dapat berasal dari pasar/konsumen, teknologi yang digunakan, dan dari pihak
ketiga.
b) seleksi produk, yaitu memilih gagasan -gagasan yang terbaik berkaitan
dengan pengembangan produk. Gagasan yang dimanfaatkan adalah gagasan-gagasan
yang tidak akan merugikan perusahaan. Ada tiga alat yang digunakan untuk menguji
kemungkinan pengembangan suatu gagasan. Netiga alat tersebut yaitu:
(1) Nelayakan finansial
Melalui alat yang dinamakan "Project Value Index", Anda dapat
mengetahui apakah suatu gagasan memenuhi kelayanan finansial atau tidak. Project
Value Index ini menggunakan formulasi Return on Investment(ROI) sebagai berikut.
keterangan:
— Pt Technical probability atau kemungkinan keberhasilan teknik (0 < style="letter-spacing:
0.5pt;">
— PC Commercial probability atau kemungkinan keberhasilan komersial (0 < style="letter-
spacing: 0.5pt;">
— AV Annual Volume, yakni total penjualan produk dalam unit/tahun.
— p Profit, yaitu laba yang diperoleh per unit = Hasil — Biaya (Revenue —Cost).
— L Life, yaitu waktu kehidupan/tahun.
— TDC: Total Development Cost, yaitu jumlah seluruh biaya pengembangan produk.
— PM Profit Margin, yaitu margin laba yang diproyeksikan atau tingkat laba yang diinginkan.
— TC Total Cost, yaitu total biaya pengembangan produk.
Kriteria:
— Bila ROI > Tingkat bunga umum (r) = Gagasan memiliki kelayakan finansial.
— Bila ROI < style="letter-spacing: 0.5pt;"> Contoh: perusahaan Piranti Jaya dalam setahun
berharap memperoleh laba sebesar Rp2s.000.000,00 dengan biaya operasional sebesar
Rp10.000.000,00 dan tingkat bunga bank 1s %. Dengan menggunakan rumus ROI yang
sederhana, diperoleh:
2s,000.000
ROI =_____________ x 1 0 0 % = 1 6 , 6 7 %
1s0.000.000
ROI > r (16,67 % > 1s %), artinya gagasan tersebut memiliki kelayakan
finansial. (2) Kesesuaian operasi
Bagi perusahaan yang telah berproduksi, suatu gagasan yang memiliki kelayakan finansial
bukan berarti dapat langsung dikembangkan. Apabila operasi dari produk yang akan
dikembangkan berbeda dengan produk yang sudah ada, perusahaan harus bersiap
mengadakan perubahan. Misalnya, mengubah lay out line produksi dan menambah
biaya produksi. Oleh karena itu, pengembangan suatu gagasan tidak hanya
ditentukan oleh kelayakan finansial melainkan juga ditentukan oleh kesesuaian operasi.
(s) Potensi pasar
Pengembangan suatu produk ditentukan pula oleh potensi pasar dari
produk tersebut. Apabila potensi pasarnya belum jelas, pengembangan produk tersebut
perlu dipertimbangkan masak-masak.
Dalam mengembangkan produk, Anda harus memerhatikan beberapa
faktor berikut.
(a) Persaingan. Apakah perusahaan pesaing telah melakukan pengembangan produknya?
Kalau iya, bagaimana bentuk pengembangan produknya?
(b) Persediaan bahan, baik bahan baku maupun bahan penolong. Apakah bahan baku clan bahan
penolong tersedia dalam jumlah yang cukup untuk jangka panjang?
(c) Kualitas produk yang diinginkan. Apakah perusahaan akan mempertahankan kualitas
produk atau akan memperbaiki kualitasnya?
(d) Risiko teknik. Apakah dengan pengembangan produk yang d i rencanakan berakibat pada
proses secara teknis, misalnya perlunya mesin atau peralatan yang baru dan tenaga ahli yang
baru?
(e) Volume penjualan yang diharapkan. Apakah dengan pengembangan produk
dapat meningkatkan volume penjualan?
(f) strategi perusahaan. Apakah perusahaan telah slap dengan strategi tertentu
guna mengembangkan produk clan mempromosikannya? Bagaimana bentuk
strategi pemasaran yang tepat?
faktor-faktor di atas harus mendapat perhatian dari pihak perusahaan
(pengusaha/ wirausaha), agar rencana pengembangan produk benar-benar
menclatangkan keuntungan sesuai dengan harapan. Dengan demikian, pengembangan
produk harus dilakukan dengan pertimbangan clan perhitungan rasional—ekonomis (motif
ekonomis), bukan hanya sekedar didorong oleh keinginan agar dianggap sebagai perusahaan
yang maju, atau karena faktor prestise (motif psikologis).
c) Desain produk pendahuluan. sebelum menetapkan desain produk/jasa yang
akan dikembangkan, ada beberapa hal yang harus Anda lakukan.
(1) Penentuan bentuk serta fungsi produk baru yang akan diproduksi.
(2) Pemilihan bahan yang akan digunakan dengan mempertimbangkan:
(a) kebutuhan jenis (spesifikasi) produk atau bagian dari produk,
(b) harga dari bahan yang akan digunakan, Berta
(c) biaya proses produksi.
(3) Kesempatan diversifikasi. Yaitu peluang untuk menambah atau
memperbanyakjenis produk yang akan dihasilkan.
Misalnya:
— semula hanya menghasilkan produk jasa angkutan, sekarang ditambah dengan produk jasa
cuci mobil/motor.
— Dari menghasilkan mesin pemotong rumput, dikembangkan dengan menghasilkan mesin
penggiling rumput untuk makanan ternak.
Bila telah diputuskan produk mans yang akan dikembangkan atau
dihasilkan, selanjutnya Anda membuat desain produk pendahuIuan. I nidesaindari
produk-produk yang terpilih untuk dikembangkan atau diprodUksi. Desain produk
pendahuluan yang dikembangkan dalam bentuk prototipe diperlukan agar perusahaan
mengetahui tanggapan konsumen atas produk itu sebelum produk tersebut diproduksi
secara massal. selain itu, pembuatanprototipe memungkinkan perusahaan menguji
kualitas bahan dan produk. Untuk itu ada tiga faktor yang harus diperhatikan dalam
menguji desain produk pendahuluan ini, yaitu:
(1) frekuensi kerusakan komponen (reabilitas),
(2) kemudahan untuk pemeliharaan clan perbaikan (maintainability), Berta
(3) umur produk. '
d) Pengujian, dimaksudkan untuk menguji apakah produk layak dikembangkan atau
ticlak, baik dilihat dari potensi pasar maupun secara teknik.
e) Desain akhir. Apabila hasil pengujian produk menyimpulkan bahwa produk tersebut
layak untuk dikembangkan, dibuatlah desain akhir. Apabila pengujian
merekomendasikan adanya perbaikan-perbaikan maka sebelum diproduksi, perlu
dibuat prototipe baru untuk diuji kembali. Pengujian ulang dilakukan sampai produk
tersebut 1010s uji secara teknik maupun potensi pasar.
3. Menetapkan skala Produksi
Apabila telah ditetapkan jenis produk yang akan dihasilkan, selanjutnya Anda
menetapkan skala produksi. Yang diatur dalam skala produksi meliputi hal-hal berikut.
a. Penetapan waktu, yaitu kapan kegiatan proses produksi akan dilakukan.
b. Penetapan kuantitas produk, yaitu jumlah (volume) produk yang akan dihasilkan.
c. Menghitung keperluan biaya, yaitu berapa besar jumlah biaya yang dibutuhkan.
d. Penetapan jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan.
e. Penetapan peralatan yang akan digunakan.
f. Penetapan persediaan bahan baku yang optimal yang sesuai dengan kebutuhan.
Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam menetapkan skala
produksi. Tahapan tersebut sebagai berikut.
a. Routing, yaitu tahap menetapkan dan menentukan urutan-urutan proses produksi dari
bahan baku sampai menjadi barang jadi. Tahap ini termasuk penyusunan alat -
alat/fasilitas yang diperlukan dalam proses produksi.
b. Scheduling, yaitu tahap menetapkan dan menentukan jadwal kegiatan operasi produksi,
sebagai satu kesatuan dari seluruh kegiatan produksi.
c. Dispaching, yaitu tahap menetapkan dan menentukan proses pemberian perintah untuk
mulai melakukan kegiatan proses produksi sesuai dengan routing dan scheduling.
d. Follow-up, yaitu tahap menetapkan dan menentukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi
penundaan dan mengkoordinasi seluruh perencanaan kegiatan proses produksi.
Dalam menetapkan skala produksi, wirausaha harus memerhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut.
a. skala produksi harus sesuai dengan tujuan perusahaan atau tujuan usaha. Artinya jangan
sampai tujuan perusahaan harus diubah dan disesuaikan dengan skala produksi yang
terlanjur telah ditetapkan.
b. Memerhatikan prinsip praktis dan kesederhanaan. Artinya skala produksi harus mudah
dilaksanakan oleh siapa pun dan bersifat sederhana.
c. skala usaha bermanfaat dalam memberikan analisis dan klasifikasi mengenai kegiatan
proses produksi.
Dalam menetapkan skala produksi, perusahaan harus mempertimbangkan faktor-faktor
berikut.
a. sifat Proses Produksi
Coba ingat kembali mated mengenai perencanaan produksi. hetika berbicara
mengenai perencanaan produksi, sebenarnya Anda juga membicarakan masalah
pemilihan proses produksi. Dalam tahap ini, Anda memilih salah satu antara proses
produksi atas dasar pesanan (job order) dan
produksi massal (mass production).
1) Produksi atas dasar pesanan (job order)
Proses ini pads dasarnya memproduksi barang-barang dan jasa-jasa atas dasar
permintaan atau pesanan pelanggan. Kegiatan prodUksinya menyesuaikan dengan
spesifikasi yang di
kehendaki pelanggan. spesifikasi produk yang dipesan biasanya tidak distandarisasi.
faktor penting yang diperhatikan dalam pelaksanaan operasi proses produksi untuk
pesanan adalah waktu penyelesaian.
Jika perusahaan menggunakan proses produksi atas dasar pesanan, maka
spesifikasi
(jenis) maupun jumlah (kuantitas) produk didasarkan atas pesanan yang
masuk. Berikut ini ciri utama produksi atas dasar pesanan.
a) Produk tidak cl Jual secara bebas di pasar (given market). Produk hanya diproduksi dalam
jumlah terbatas atau sesuai jumlah pesanan.
b) Perusahaan tidak perlu mengadakan persediaan (zero inventory). Itarena
memproduksi sebanyak yang dipesan, jumlah produksi selalu habis terjual. Oleh karena
itu, perusahaan
tidak perlu memiliki persediaan. Perusahaan baru akan memproduksi bila ada pesanan dari
pelanggan/konsumen.
2) Produksi massal (mass production)
Jika perusahaan menggunakan proses produksi massal maks jenis maupun
jumlah produksi tidak didasarkan atas pesanan, melainkan atas keputusan
perusahaan. Biasanya keputusan diambil berdasarkan pertimbangan volume
produksi dan volume penjualansebelumnya, atau atas dasar pertimbangan pihak-
pihak tertentu (misalnya tenaga penjual, manajemen perusahaan, atau pihak lainnya).
Produksi massal memiliki ciri utama: I .
a) produk dihasilkan dalam jumlah besar (produksi besar-besaran),
b) tujuan produksi adalah untuk menguasai pasar,
C) produk djual di pasar bebas (free market),
d) variasi produk kecil, Berta
e) harus ada persediaan untuk memenuhi permintaan pada masa tunggu (lead time).
Perbedaan antara produksi atas dasar pesanan dengan produksi massal sebagai berikut.
kepUtUsan untuk memilih apakah perusahaan akan melakukan proses produksi
pesanan atau produksi massal, sangat tergantung pada kemungkinan keuntungan yang
akan diraih perusahaan. Perusahaan akan mempertimbangkan kemampuannya dalam
menguasai pasar. sebelum memilih proses produksi massal, perusahaan terlebih dahulu
perlu melakukan analisis pasar tentang situasi dan kondisi pasar. Mereka juga harus
memperhitungkan kemampuan pesaing. Hal ini diperlukan untuk menyusun
peramalan penjualan, yaitu perkiraan tentang penjualan barang hasil produksi pada masa
yang akan datang.
Perusahaan dapat memilih kombinasi dari kedua proses produksi tersebut. Di
samping menjalankan proses produksi massal pada lini produk tertentu, perusahaan
juga menerima pesanan khusus (job order) untuk lini produk lainnya. Ini biasa dilakukan
oleh perusahaan yang telah memiliki pengalaman produksi dan penjualan. sebaliknya,
perusahaan yang barn masih sulit melakukan produksi atas dasar pesanan karena belum
dikenal lugs.
Contoh:
Perusahaan konveksi Majua memproduksi secara massal kemeja prig dewasa dengan
ukuran umum s, M, dan L. Karena sudah dikenal lugs, perusahaan jugs memproduksi
kemeja atas dasar pesanan. Mereka membuat kemeja dengan desain khusus sesuai
permintaan konsumen, Berta kemeja dengan ukuran ekstra.
b. Jenis dan Mutu Produk yang Akan Diproduksi
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan berkaitan dengan jenis
dan mutu produk yang akan diproduksi sebagai berikut.
1) sifat produk: apakah termasuk barang habis pakai (undurablegoods) atau apakah barang
tahan lama (durable goods).
2) hegunaan produk: apakah termasuk barang konsumsi (consumer's goods) atau
barang produksi (producer's goods).
3) Pembiayaan: apakah produk tersebut tergantung pada biaya satuan atau biaya total.
4) sifat permintaan: apakah produk tersebut diproduksi atas permintaan musiman atau rutin.
c. Pola/Kebijakan Produksi
Pola produksi berkaitan dengan pendistribusian produksi untuk masa produksi tertentu
(biasanya satu tahun) ke dalam periode yang lebih kecil (misalnya tengah tahunan, triwulan
atau bulanan). Pola produksi diperlukan perUsahaan karena mereka Bering mengalami
fluktuasi penjualan produk. Akibatnya, terjadilah fluktuasi persediaan awal clan
persediaan akhir produk.
Tiga macam pola/kebjakan produksi yang dikenal sebagai berikut.
1) Pola produksi [~onstan
Pola produksi konstan yaitu distribUsi produk dari tahunan ke bulanan yang relatif
sama besar (konstan) setiap bulannya. Dengan pola seperti ini, akan terdapat
persediaan. Dengan adanya persediaan, kekurangan dan kelebihan penjualan akan
diseimbangkan oleh kelebihan dan kekurangan persediaan yang dimiliki. Nondisi ini
akan terjadi terUs-menerus kecuali padakeadaan tertentu, Misalnya saat terjadi permintaan
besar-besaran.
Contoh:
Jumlah produksi setiap bulan sebanyak 1.s00 unit.
Misalnya, bulan Juni terjual sebanyak 1.3s0 unit, berarti perUsahaan memiliki
persediaansebanyak 1s0 unit.
Bulan Juli perUsahaan mampu menjual sebanyak 1.600 unit, padahal perUsahaan
hanya memproduksi sebanyak 1.s00 unit. hekurangan barang produksi ditutup atau dipenuhi
dari persediaan bulan sebelumnya (1s0 unit). Berarti perusahaan masih memiliki
persediaan sebanyak s0 unit.
2) Pola Produksi Bergelombang
Pola produksi bergelombang yaitu distribusi produk tahunan ke bulanan, dengan
jumlah produksi dari bulan ke bulan tidak sama besar, tergantung pada besar kecilnya
penjualan. Dengan pola produksi demikian, jumlah produkyangdiproduksiakan
naikturun. Namun, kondisi persediaan relatif stabil. Bila penjualan naik maka produksi
akan naik pula. sebaliknya, bila penjualan turun, maka produksi akan turun pula.
Contoh:
Misalnya jumlah produksi suatu perUsahaan sebanyak 1.s00 unit dengan
persediaan sebanyak 100 unit.
- BulanJuni diperkirakan penjualan sebanyak 1.800 unit maka perUsahaan akan
memproduksi sebanyak 1.800 unit.
BulanJuli diperkirakan penjualan sebanyak 1.600 unit maka perUsahaan akan
memproduksi sebanyak 1.600 unit.
Dengan demikian, persediaan akan relatif stabil = 100 unit.
3) Pola Produksi Moderat
Pola produksi moderatyaitu distribUsi produktahunan ke bulanan, denganjurnlah
produksi dan persediaan yang berubah-ubah tergantung pada naik turunnya penjualan.
Artinya, naik turunnya penjualan akan berakibat langsung pada naik turunnya
produksi maupun persediaan.
Contoh:
Misalnya, jumlah produksi suatu perUsahaan sebanyak 1.s00 unit dengan
persediaan sebanyak 100 unit.
Bulan Juni produksi sebanyak 1.600 unit clan penjualan sebanyak 1.400 unit,
maka persediaan menjadi 300 unit. (1.600 + 100 - 1.400 = 300 unit)
Bulan Juli produksi sebanyak 1.300 unit dan penjualan sebanyak 1.000 unit,
maka persediaan menjadi 600 unit. (1.300 + 300 - 1.000 = 600 unit).
Dari ketiga pola atau kebdakan produksi di atas, pola produksi konstan dianggap
lebih unggul. Pola produksi konstan memiliki tiga keuntungan sebagai berikut.
a) Penggunaan fasilitas pabrik yang lebih balk.
Mengurangi kapasitas yang diperlukan pada MUsim ramai.
Menghinclari kapasitas menganggur pada - gaat MUsiM sepi.
c) Pembelian bahan baku yang lebih ekonomis sebagai akibat dari:
- Tersedianya bahan baku -secara merata.
Diperolehnya potongan pembelian.
Kebutuhan modal yang merata.
- Penyederhanaan masalah penyimpanan.
Mengurangi risiko persediaan.
secara umum dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan perencanaan
proses produksi adalah perencanaan sekumpulan aktivitas produksi akan berlangsung mulai
dari input, pemrosesan, sampai menghasilkan produk (output).
4. Proses Produksi Atas Dasar Karakteristik Aliran Prosesnya
a. Aliran Garis/Repetitive Process
Proses produksi dengan aliran yang selalu tetap dari input sampai
denganoutput. Perhatikan bagan berikut. Apabila dikaitkan dengan perencanaan tata
letak (lay out) tampaklah bahwa aliran garis ini timbul sebagai konsekuensi dari tata
letak produk yang menyerupai garis. Contoh: produksi mi instan dan Surat kabar.
b. Aliran Intermiten
Aliran intermiten yaitu proses produksi dengan kumpulan/kelompok produk yang
sejenis dan dengan waktu yang terputus-putus.
Perhatikan bagan tersebut. Apabila dikaitkan dengan perencanaan tata letak (layout)
tampaklah bahwa aliran proses intermiten ini timbul sebagai konsekuensi dari tata
letak fungsional. Proses produksi tidak harus berlangsung terns-menerUs dan semua
peralatan sejenis diletakkan dalam sebuah departemen atau ruangan yang sama. Contoh:
produksi furnitur dan kerajinan lainnya.
c. Aliran Proyek
Aliran proyek yaitu proses produksi dengan pesanan khusus/unik. Apabila
dikaitkan dengan perencanaan tata letak (lay out), tampak bahwa aliran proses proyek
ini timbul sebagai konsekuensi dari tata letak posisi tetap. Contoh dari aliran proyek ini
antara lain industri pesawat terbang, kapal, kereta api, pembuatan jembatan dan gedung.
Menyimpan Produk
Gudang adalah suatu tempat atau bangunan yang digunakan untuk menyimpan barang-
barang. Dalam dunia bisnis, gudang sangat besar fungsi dan perannya. Gudang berfungsi
sebagai tempat menyimpan dan memelihara barang-barang yang disimpan di dalamnya. selain
itu, gudang dapat pula digunakan sebagai tempat mengolah, menyortir, membungkus, dan
mengepak barang-barang yangakan dUual ataupun dikirim.
setiap perusahaan harus menyimpan barang jadinya sampai terjual. fungsi penyimpanan
diperlukan karena siklus produksi dan konsumsi jarang yang sesuai. Banyak komoditas
diproduksi musiman, sedangkan permintaan berjalan terns-menerus. Perusahaan harus
memutuskan jumlah lokasi penyimpanan yang diinginkan. semakin banyak tempat
penyimpanan, berarti barang dapat dikirimkan ke pelanggan lebih cepat. Akan tetapi biaya
pergudangan akan meningkat. Jumlah lokasi penyimpanan harus diseimbangkan antara tingkat
pelayanan pelanggan dan biaya distribusi.
sebagian persediaan disimpan di dekat pabrik, dan sisanya di gudang-gudang di seluruh
pelosok negeri. Perusahaan mungkin memiliki gudang pribadi dan menyewa tempat di gudang
umum. Perusahaan memiliki pengendalian yang lebih baik pads gudang miliknya sendiri,
tetapi modal mereka tertanam dan kurang fleksibel jika lokasi yang diinginkan berubah.
Gudang umum membebankan biaya atas tempat yang disewa dan memberikan pelayanan
tambahan (dengan biaya tertentu) untuk memeriksa barang, melakukan pengemasan,
pengiriman, dan penagihan. Dengan menggunakan gudang umum, perusahaan
memiliki banyak pilihan lokasi dan jenis gudang.
Gudang penyimpanan menyimpan barang untuk jangka menengah sampai lama. Gudang
distribusi menerima barang dari berbagai perusahaan dan pemasok, lalu memindahkannya
secepat mungkin. Gudanggudangjenis lama yang bertingkat banyak dengan elevatoryang lambat
dan prosedur penanganan bahan yang tidak efisien kini mulai ditinggalkan. Perusahaan lebih
memilih gudang-gudang otomatis berlantai satu dengan sistem penanganan bahan yang lebih
maju yang dikendalikan oleh komputer pusat. Komputer membaca pesan toko clan
mengarahkan truk-truk pengangkat dan elevator untuk mengambil barang-barang menurut 1-
(odebarangnya, memindahkannya kegeladak muat, (alu membuatfaktur. Gudang-gudang
fn(tefah mengurangi
Kecelakaan kerja, biaya buruh, pencurian, kerusakan, serta meningkatkan pengendalian
persediaan.
1. Menentukan Lokasi Gudang
Dalam penentuan letak gudang, keputusan manajemen dipengaruhi oleh beberapa faktor
berikut.
a. Jenis barang.
b. Biaya transportasi.
c. Pasar.
d. sewa.
e. Penyediaan tenaga kerja.
f. Pajak.
g. Kondisi geografis.
h. Persaingan.
Penting tidaknya faktor-faktor tersebut tergantung pada keadaan pabrik ataupun perantara
dalam saluran. Untuk beberapa jenis barang tertentu seperti hasil pertanian Bering memerlukan
tempat penyimpanan yang berada dekat dengan sumbernya. selain ongkostransportasinya rendah,
pengangkutannya lebih mudah. penentuan gudang yang didekatkan dengan sUmber bahan
bakunya disebut product oriented location.
sementara market oriented location merupakan penentuan letak gudang yang dekat dengan
langganan atau pasarnya. Gudang yang letaknya dekat dengan pasar ini diperuntukkan bagi
barang-barang yang mudah rusak, seperti roti basah dan buah-buahan.
2. Proses Penyimpanan dan Penerimaan Barang di Gudang
Barang-barang yang disimpan di gudang perlu diatur secara baik. Dengan demikian,
penyimpanan barangdi gudang menempuh suatu pr0sedur tertentu. Misalnya Baja suatu perusahaan
menyusun prosedur penyimpanan barang di gudang dengan tahapan sebagaiberikut.
a. Proses Penerimaan Barang
setiap barang yang datang dimasukkan dahulu ke gudang sementara ( temporary
warehouse) untukdiperiksa sesuai faktur atau bukti kirim.
Barang dikelompokkan sesuai jenisnya. Barang yang baik dikirim ke gudang tetap dengan surat
pengantar khusus yang berisi nama, jenis, spesifikasi, harga, dan instruksi cara
penyimpanannya.
Barang yang tidak memenuhi syarat diretur kepada perusahaan pengirim disertai Surat retur.
b. PenimpananBarangkeGudangTetap
1) Barang-barang yang diterima di gudang ini disusun dan disimpan sesuai jenis/spesifikasi,
dan intruksi cara penyimpanan.
2) semua barang yang masuk dicatat dalam kartu gudang (buku gudang). setiapjenis dicatat pada satu
kartu. Nartu gudang ini berfungsi untuk mencatat barang masuk dan keluar.
3) Pemeriksaan fisik dilakukan oleh kepala gudang dan jumlahnya dicatat dalam
pembukuan khusus untuk memudahkan pengendalian/pengontrolan.
3. Pengeluaran Barang dari Gudang
Pengeluaran barangdari gudangdilakukan sesuai permintaan yangtercanturn dalam bon barang.
Bon barang merupakan bukti pendukung pengeluaran barang. Pada kartu barang dicatatsejumlah
pengeluaran sesuai bon ter-gebut.Untuk setiap barang yang dikeluarkan diberikan bukti pengantar
barang keluar, yang harus, ditandatangani oleh kepala gudang sebagai pihak yang mengeluarkan
dan oleh penerima. Bukti pengantar keluar asli diberikan kepada penerima barang dan
salinannya sebagai arsip. Barang yang dikeluarkan, pengambilannya dari gudang berdasarkan
polo FIFO atau LIFO dan metode AC.
4. PenyimDanan dan Pemeliharaan Barang di C yang
Pengelolaan gudang tampak sederhana. Namun, pelak sanaannya memerlukan
keahlian karena masing-masing barang mempunyai sifat-sifat yang berbeda. Oleh
karena itu, cara penanganannya pun berbeda pula. Misalnya, ada barang
yang memerlukan penanganan khusus seperti obat -obatan yang memerlukan suhu
di bawah 30 derajat celcius dan dihindarkan darisinar matahari langsung. Jika obat-
obatan itu disimpan pada suhu yang tidak sesuai, obat tersebut akan mudah
teroksidasi dan kualitasnya menurun jika dikonsumsi.
Barang-barang di gudang pun harus disimpan menurutjenisnya. Anda perlu mengatu r
dan menyimpannya menu rutjen is dan golongan barang. Prosedur penyimpanan barang
dagangan di gudang yang harus dilakukan sebagai berikut.
a. Mengelompokkan golongan barang.
b. Mengelompokkan sub golongan barang.
C. Mengelompokkan jenis barang.
d. Mengelompokkan merek atau cap dagang.
e. Mengelompokkan artikel.
Berikut beberapa tindakan khusus yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam rangka
pemeliharaan barang di gudang.
a. Menyediakan tempat/ruangan yang memenuhi syarat.
b. Menyediakan peralatan berupa lemari biasa, lemari pemanas, lemari pendingin, meja, dan
rak yang sesuai dengan cara menyimpan jenis barang yang bersangkutan.
c. Menyimpan barang pada tempat yang telah disediakan sesuai golongan dan jenisnya.
d. Memberikan penerangan (lampu listrik) yang cukup.
e. Mengatur suhu/temperatur udara di dalam ruang penyimpanan barang.
f. Menempatkan petugas-petugas khusus untuk memelihara dan memeriksa keadaan
tempat penyimpanan dan keadaan barang yang disimpan.
9. Menjaga kebersihan dan keamanan barang yang disimpan.
h. Menempatkan atau memasang peralatan untuk keadaan darurat, seperti:
alarm pencurian,
alarm bahaya kebakaran,
alat pemadam kebakaran,
alat pencegah dan penanggulangan tikus dan binatang kecil lainnya, serta
kamera tv internal (closed circuit).
Membuat kartu laporan keadaan tempat dan barang, serta jangka waktu penyimpanan.
Bagi perusahaan-perusahaan kecil yang belum memungkinkan untuk menyediakan
tempat dan peralatan khusus dianjurkan agar dapat memilih barang-barang dagangan
yang cara penyimpanan danpemeliharaannya tidak terlalu khusus.
s. Admini-qu-asi Gudang
Dalam rangka pelaksanaan tanggungjawabatasbarang-barangdalam gudang, kepala
gudang harus membuat/mengadakan pembukuan barang-barang dalam gudangnya.
Kepala gudang harus membuat sistem pembukuan sedemikian rupa sehingga dapat
diketahui bahwa catatan barang-barang cocok dengan barang-barang secara fisik.
hecocokan ini menyangkut balk jenisnya, jumlahnya, nilainya, tempatnya di gudang,
kapan diterimanya, dan hal lain yang dianggap perlu.
Untuk keperluan tersebut, kepala gudang membuat kartu gudang untuk setiap macam
barang yang memuat informasi tentang penambahan barang, pengurangan dan
persediaan/saldo barang dalam gudang. hartu gudang yang diletakkan pada tumpukan
barang yang bersangkutan, dinamakan pula kartu gudang(label).
selain kartu gudang, kepala gudang harus membuat buku atau kartu stok barang
untuk setiap jenis/ ukuran barang. Kartu ini disimpan dalam kotak kartu, dengan
susunan secara alfabetis. Dalam melaksanakan tugas tersebut, bendahara barang /kepala
gudang/pengurus barang dan unit-unit harus menyelenggarakan administrasi pergudangan
yang balk, yaitu sebagai berikut.
a. Menyelenggarakan tats buku penggudangan yang jelas dan mudah diperiksa.
b. Membukukan mutasi barang setiap terjadi mutasi.
c. Menyelenggarakan pembukuan dan administrasi barang dalam buku -buku dan/atau
kartu-kartu barang, misalnya:
1) Buku penerimaan Gudang. Buku ini memuat semua keterangan-keterangan tentang bukti-
bukti atau dokumen-dokumen penerimaan barang.
2) Buku Pengeluaran Gudang. Buku ini memuat semua keterangan tentang bukti-bukti
penyerahan atau penerimaan barang.
3) Buku Kekayaan Gudang. Buku ini memuat dan menunjukkan setiap saatjumlah nilai dalam
uang dari semua barang yang disimpan di gudang.
4) Kartu Persediaan Barang. Kartu ini memuat semua keterangan yang meliputi
penambahan, pengurangan, persediaan, dan harga dari suatujenis barang (bahkan dari setiap
ukuran dari jenis barang) tertentu. Ini berarti setiapjenis, bahkan setiap ukuran tipe dari suatu
jenis barang harus dibuatkan kartu tersendiri. Kartu-kartu yang begitu banyakjurnlahnya
itu harus disimpan dalam kotak/peti khusus dengan susunan secara alfabetis.
Pada dasarnya administrasi gudang terdiri atas dna sistem pencatatan, yaitu:
a. sistem pencatatan terns menerus (Perpetual System). Pada "sistem pencatatan terns
menerus" atau disebutjuga "sistem Buku", pencatatan persediaan barang dilakukan
secara terns-menerus. Tiapjeni-s barangdibuatperkiraan/rekening/kartu atau buku
tersendiri. Eertarnbahnya barangdicatat di sebelah debet. Berkurangnya barang dicatat
di sebelah kredit setiap saat terjadi transaksi. saldo dari perkiraan dicocokkan dengan
persediaan barang yang sebenarnya ada.
b. sistem pencatatan secara periodik (Periodic System). Pada setiap transaksi penjualan,
hanya penerimaan dari penjualan itulah yang dicatat. Dalam kejadian ini tidak dibuatjurnal
untuk mengkredit (mengurangi) perkiraan/rekening persediaan atau perkiraan pembelian
senilai harga pokok barang yang clJual itu. Oleh karena itu, harga pokok penjualan
ditetapkan berdasarkan daftar perincian persediaan barang yang ada (disebut
persediaan fisik). Dengan demikian persediaan pada akhir periode akuntansi dilakukan
dengan cara menghitung persediaan secara fisik.
sistem pencatatan persediaan barangdapatclilakukan dengan beberapa metode. Metode
pencatatan persediaan barang tersebut antara lain sebagai berikut.
a. First-in, First-out (FIFO). Pencatatan dengan metode FIFO berarti barang yang pertama
masuk, barang itulah yang lebih dahulu dikeluarkan. secara mudah dapat dikatakan:
masuk pertama, keluar pertama (MPKP).
b. Last-in, First-out (LIFO). Pencatatan dengan metode LIFO berarti barang yang paling
akhir masuk, barang itulah yang lebih dahulu dikeluarkan. Metode ini juga dapat
dikatakan bahwa masuk akhir, keluar pertama (MAKP).
c. Weight Average Cost (WAC)/Average Cost (AC). Pencatatan dengan metode AC berarti
bahwa barang-barang yang dikeluarkan dicatat berdasarkan harga rata -
ratanya. Contoh:
Persediaan awal 100 unit produk x @ Rp1.000,00 Dibeli 100 unit produk x @
Rp1.100,00
Dijual 12s unit produk x
— Apabila transaksi tersebut dicatat dengan metode FIFO:
pertama diambil 100 unit dengan harga @ Rp1.000,00
sebagian diambil 25 unit dengan harga @ Rp1.100,00
Jadi, sisa persediaan barang adalah 75 unit dari harga @ Rp1.100,00 — Apabila transaksi
tersebut dicatat dengan metode LIFO:
pertama diambil 100 unit dengan harga @ Rp1.100,00
sebagian diambil 25 unit dengan harga @ Rp1.000,00
sehingga sisa persediaan barang adalah 75 unit dari harga @ Rp1.000,00
Apabila transaksi tersebut dicatat dengan metode AC: Mencari harga rata-rata dari
persediaan barang, yaitu:
(100 x RP 1.000,00) + (100 x RP 1. 100,00) = Rpl.050,00
___________________________________________
200
Maka sisa persediaan barang adalah 75 unit dengan harga @ Rpl.0s0,00
Dalam pencatatan atau administrasi gudang ini, Anda memerlukan buku-buku antara lain:
a. buku perkiraan (general ledger),
b. kartu gudang/kartu persediaan, C. buku pembantu (subsidiary ledger),
d. buku perkiraan pengembalian dan pengurangan harga, serta
e. buku-buku perkiraan lain.

Anda mungkin juga menyukai