Anda di halaman 1dari 16

MERANCANG DAN MENGELOLA JASA

Phillip Kotler. Buku 2. Bab 13

 Perusahaan-perusahaan berupaya mengembangkan satu reputasi untuk kinerja yang unggul


dalam penyerahan tepat waktu, jawaban yang lebih baik dan lebih cepat atas pertanyaan-
pertanyaan, dan resolusi yang lebih cepat atas keluhan-keluhan. Layanan menjadi mantra.
Terkenal karena prestasinya dalam perangkat keras dan perangkat lunak komputer, IBM telah
melakukan suatu transformasi besar. Perusahaan-perusahaan seperti America Express telah
mencatatkan diri untuk mengkonsultasikan keterlibatan yang mencakup perangkat lunak,
perangkat keras yang disesuaikan dengan pesanan dan solusi sistem yang bernilai milyaaran
dolar bagi IBM. Prakarsa ”e-bisnis berdasarkan permintaaan” dari IBM merupakan upaya
seluruh perusahaan untuk membantu perusahaan lain memanfaatkan kekuatan teknologi melalui
produk dan jasa IBM.

     HAKIKAT JASA

Jasa adalah setiap tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang
pada dasarnya tidak berwujud dan tidak dapat mengakibatkan kepemilikan apapun. Jasa tersebut
mungkin saja atau mungkin juga tidak terkait dengan suatu produk fisik.

Sektor produksi-jasa akan terus menjadi generator pekerjaan yang dominan dan menambah 20,5
% lowongan kerja pada tahun 2010 sementara pekerjaan manufakturing diperkirakan meningkat
hanya 3 %. Angka ini telah mengakibatkan minat yang makin tinggi terhadap masalah-masalah
khusus di bidang jasa pemaasaran.

Jeni-jenis Industri jasa :

Sektor pemerintah (pengadilan, pelayanan ketenagakerjaan, rumah sakit, lembaga pemberi


pinjaman, militer, kepolisian, pemadam kebakaran, kantor pos, lembaga pembuat aturan dan
sekolah-sekolah) berada dalam bisnis jasa. Sektor nirlaba swasta (museum, badan amal, gereja,
perguruan tinggi, yayasan, rumah sakit) merupakan bisnis jasa. Sebagian besar sektor bisnis
(perusahaan penerbangan, bank, hotel, perusahaan asuransi, firma hukum, konsultan manajemen,
praktik kedokteran, perusahaan film, perbaikan ledeng dan real estat) juga berada dalam bisnis
jasa. Sektor produksi (operator komputer, akuntan dan staf hukum) adalah pabrik jasa yang
menyediakan layanan kepada pabrik barang.

Kategori bauran jasa:

1. Barang berwujud murni. Terdiri atas barang berwujud seperti sabun, pasta gigi atau
garam.
2. Barang berwujud yang disertai jasa. Semakin canggih secara teknologis produk
generik(mobil, komputer) penjualannya semakin tergantung pada mutu dan ketersediaan
layanan pelanggan yang menyertainya.
3. Campuran. Tawaran tersebut terdiri atas barang dan jasa dengan bagian yang sama.
Misalnya, orang pergi ke restoran untuk mendapatkan makanan maupun layanan.
4. Jasa utama yang disertai barang dan jasa yang sangat kecil. Contohnya penumpang
pesawat terbang membeli jasa angkitan Perjalanan tersebut meliputi bawang berwujud,
seperti makanan dan minuman, tiket dan majalah penerbangan. Jasa tersebut
memerlukan barang padat moda (pesawat terbang) untuk merealisasikannnya, tetapi
produk utamanya adalah jasa.
5. Jasa murni. Contohnya penjagaan bayi, psikoterapi, dan pijat.

GENERALISASI JASA

Karena bauran barang dan jasa yang berbeda-beda ini, sulit melakukan generalisasi tentang jasa
tanpa mencari perbedaan lebih lanjut. Namun, beberapa generalisasi dapat digunakan.

1. Jasa berbeda-beda berdasarkan apakan jasa tersebut berbasis peralatan (cucian mobil
otomatis, mesin penjaja) atau berbasis orang(jasa pembersihan jendela, jasa akuntansi).
Jasa berbasis orang berbeda-beda berdasarkan apakah jasa tersebut disediakan karyawan
yang tidak terampil, terampil atau profesional.
2. Perusahaan jasa dapat memilih di antara proses-proses yang berbeda untuk menyerahkan
jasa mereka. Restoran telah mengembangkan format berbeda tersebut seperti gaya
kafetaria, makanan siap saji, makanan swalayan (buffet) dan layanan sinar lilin
(candlelight service).
3. Ada jasa yang menharuskan kehadiran klien dan ada yang tidak mengharuskannya.
Bedah otak melibatkan kehadiran klien, tatapi perbaikan mobil tidak. Jika klien tersebut
harus hadir, penyedia jasanya harus memperhatikan kebutuhan-kebutuhannya. Pengusaha
salon kecantikan akan berinvestasi dalam dekorasi, memainkan musik latar, dan terlibat
dalam obrolan ringan dengan pelanggan.
4. Jasa berbeda-beda dalam hal apakah jasa tersebut memenuhi kebutuhan pribadi (jasa
pribadi) atau kebutuhan bisnis ( jasa bisnis). Penyedia jasa biasanya mengembangkan
program pemasaran yang berbeda utuk pasar pribadi dan bisnis.
5. Penyedia jasa berbeda-beda dalam tujuan (laba atau nirlaba) dan kepemilikan (swata atau
pemeirntah) mereka. Kedua karakteristik ini jika digabungkan secara menyilang, akan
menghasilkan empat jeb\nis organisasi yang cukup berbeda. Program pemasaranrumah
sakit investor swasta akan berbeda dari program pemasaran rumah sakit yayasan swasta
atau rumah sakit Veteran Administration ( Lembaga veteran AS).

Hakikat bauran jasa juga memiliki implikasi pada bagaimana konsumen mengevaluasi mutu.
Pertama, konsumen jasa umumnya mengandalkan cerita dari mulut ke mulut daripada iklan.
Kedua, mereka sangat mengandalkan harga, petugas, dan petunjuk fisik untuk menilai mutunya.
Ketiga, mereka sangat setia pada penyedia jasa yang memuaskan mereka. Keempat, karena
adanya biaya peralihan, bisa terjadi keengganan dari banyak konsumen. Itu dapat merupakan
tantangan untuk memikat pelanggan menjauhkan diri dari pesaing.

Karakterisrti jasa yang mencolok:

1.        Tidak berwujud (intangibility)


Berbeda dari produk fisik, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar atau dicium sebelum
dibeli. Untuk mengurangi ketidakpastian, pembeli akan mencari bukti mutu jasa tersebut. Karena
itu, tugas penyedia jasa adalah ”mengelola bukti tersebut” untuk mewujudkan sesuatu yang tidak
berwujud”. Perusahaan jasa dapat berupaya menunjukkan mutu layanan mereka mellui bukti
fisik dan presentasi. Suatu bank dapat menggunakan alat pemasaran:

a.     Tempat

     Eksterior dan interiornya mempunyai sudut-sudut yang bersih. Tata letak meja dan arus lalu-
lintas direncanakan dengan seksama. Antrean tidak boleh terlalu panjang.

b.    Orang

     Harus terdapat karyawan yang jumlahnya mencukupi untuk menangani beban kerja.

c.     Peralatan

Komputer, mesin fotokopi, meja seharusnya tampak ”canggih”

d.    Bahan komunikasi

Bahan cetakan Teks, foto) harus menggambarkaan layanan yang cepat.

e.     Simbol

Nama dan simbolnya menggambarkan layanan yang cepat.

f.      Harga

Dapat diiklankan bahwa perusahaan tersebut akan menyetor $ 5 ke rekening setiap nasabah yang
menunggu dlaam antrean lebih dari 5 menit.

2.        Tidak terpisahkan (inseparability)

Biasanya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Hal ini tidak berlaku bagi barang-
barang fisik yang diproduksi, disimpan sebagai persediaan, didistribusikan melalui banyak
penjual, dan dikonsumsi kemudian. Jika seseorang memberikan jasa tersebut, penyedianya
adalah bagian dari jasa itu.

Contoh, suatu konser tidak akan sama jika Madona jatuh sakit dan digantikan Shania Twain atau
jika pembelaan hukum diberikan oleh John Nobody karena ahli antitrust David Boles tidak ada.

3.        Bervariasi (variability)

Kerena bergantung pada siapa yang memberikannya serta kapan dan dimana diberikan, jasa
sangat bervariasi sehingga perusahaan-perusahaan dapat mengambil tiga langkah dalam rangka
mengendalikan mutu.

a.     Berinvestasi dalam prosedur perekrutan dan pelatihan yang baik.

b.    Menetapkan standar proses pelaksanaan jasa di seluruh organisasi tersebut.

c.     Memantau kepuasan pelanggan.

4.        Tidak tahan lama (perishability)

Jasa tidak dapat disimpan. Jika permintaan berfluktuasi, perusahaan jasa menghadapi masalah
yang rumit. Beberapa strategi untuk menghasilakan keselarasan yang lebih baik antara
permintaan dan penawaran.

a.     Pada sisi permintaan.

 Penetapan harga yang berbeda akan mengalihkan sebagian permintaan dari masa sibuk ke
masa yang kurang sibuk. Contohnya harga pertunjukan film yang murah pada sore hari.
 Permintaan pada masa tidak sibuk dapat dikembangkan. Hotel mengembangkan liburan
pendek pada akhir pekan.
 Jasa pelengkap dapat dikembangkan selama jam sibuk untuk memberikan alternatif bagi
pelanggan yang menunggu seperti ruang minum di restoran.
 Sistem pemesanan merupakan cara untuk mengelola tingkat permintaan.
b.    Pada sisi penawaran.

 Karyawan paruh waktu untuk melayani permintaan yang sibuk.


 Rutinitas efisiensi jam sibuk dapat diperkenalkan. Paramedis membantu dokter selama
masa sibuk.
 Peningkatan partisipasi konsumen misalnya memasukkan sendiri belanjaannya ke
kantong.
 Berbagai jasa dapat dikembangkan. Beberapa rumah sakit membeli peralatan medis
secara bersama-sama.
 Fasilitas untuk perluasan pada masa mendatang misalnya taman hiburan membeli tanah
di sekitarnya untuk pengembangan di kemudian hari..    

     STRATEGI PEMASARAN UNTUK PERUSAHAAN JASA.

Pergeseran hubungan pelanggan.

Pelanggan mengeluh tentang informasi yang tidak akurat, personel yang tidak tanggap, kasar,
atau tidak dilatih dengan baik, dan waktu tunggu yang lama.Keluhan jasa pelanggan sedang
meningkat. Sebelumnya, perusahaan jasa menyambut baik semua pelanggan, namun sekarang
perusahaan-perusahaan ini memiliki begitu banyak data tentang individu-individu sehingga
mereka mampu mengklasifikasikan mereka ke dalam tingkatan laba. Dengan demikian, tidak
serba jelek bagi semua pelanggan. Perusahaan penerbangan, hotel dan bank semuanya
memanjakan pelanggan yang baik. Pembelenja besar mendapatkan diskon k husus, tawaran
promosi, dan banyak layanan spesial. Pelanggan lainnya mendapat biaya lebih tinggi, layanan
yang dikurangi, paling-paling hanya ada pesanan bersuara untuk menjawab pertanyaan. Namun,
perusahaan yang menyediakan tingkatan jasa berbeda harus berhati-hati dalam menuntut jasa
yang lebih unggul karena pelanggan yang mendapatkan perlakuan jelek dapat melukai
reputasinya.

Yang paling penting, internet telah memberdayakan pelanggan dengan memungkinkan mereka
meluapkan kemarahan terhadap layanan yang jelek.

Pemasaran holistik untuk jasa.

Pemasaran holistik untuk jasa menuntut pemasaran eksternal, internal dan interaktif.

 Pemasaran eksternal menggambarkan pekerjaan biasa untuk menyiapkan, menetapkan


harga, mendistribusikan, dan mempromosikan jasa tersebut kepada pelanggan.
 Pemasaran internal menggambarkan pekerjaan untuk melatih dan memotivasi
karyawannya untuk melayani pelanggan dengan baik. Andil terpenting yang dapat
dilakukan departemen pemasaran adalah menjadi ”luar biasa cerdik dalam mengerahkan
semua orang lain dalam organisasi tersebut melakukan pemasaran”.
 Pemasaran interaktif menggambarkan kemampuan karyawan dalam melayani klien.
Karena klien tersebut menilai jasa bukan hanya berdasarkan mutu teknisnya (misalnya,
apakah pembedahan tersebut berhasil), tetapi juga berdasarkan mutu fungsionalnya
(misalnya apakah dokter bedah tersebut menunjukkan perhatian dan membangkitkan
keyakinan). Teknologi memiliki kekuatan besar untuk membuat pekerja jasa menjadi
lebih produktif.

Perusahaan-perusahaan jasa menghadapi tiga tugas : mengelola merek jasa dengan


meningkatkan diferensiasi persaingan, mengelola mutu jasa, dan mengelola produktivitas
mereka.

A. MENGELOLA MEREK JASA

Sejumlah merek yang sangat kuat di dunia ini adalah jasa yaitu jasa keuangan (Citibank,
American Express, JP Morgan, HSBC dan Goldman Sachs). Sejumlah rumah sakit mendapatkan
reputasi ”megamerek” karena terbaik di bidangnya seperti Mayo Clinic, Massachusets General
dan Sloan Kettering. Seperti sejumlah merek lain, merek jasa harus terampil mendeferensiasii
dirinya dan menyusun strategi merek yang memadai.

Perusahaan-perusahaan jasa menghadapi tiga tugas : meningkatkan diferensiasi persaingan, mutu


jasa, dan produktivitas mereka.

a. Mengelola Diferensiasi

Pemasar sering mengeluh tentang sulitnya mendiferensiasikan jasa mereka terhadap jasa para
pesaing. Keberhasilan perusahaan penerbangan yang berharga murah menunjukkan bahwa
banyak penumpang yang lebih memperhatikan biaya perjalanan daripada pelayanan. Alternatif
bagi persaingan harga adalah mengembangkan tawaran, penyampaian, dan/atau kesan yang
didiferensiasikan.

1. Tawaran, dapat mencakup keistimewaan-keistimewaan yang inovatif. Alternatif bagi


persaingan harga adalah mengembangkan tawaran, penyampaian, dan atau kesan yang
didiferensiasikan.
Tawaran dapat mencakup keistimewaan-keistimewaan yang inovatif. Hal-hal yang
diharapkan pelanggan disebut paket jasa primer (primary service package), dan pada
paket itu dapat ditambahkan pula keistimewaan jasa sekunder (secondary service
features). Dalam industri penerbangan, berbagai perusahaan telah memperkenalkan
keistimewaan jasa sekunder seperti film, tempat duduk yang canggih, barang untuk
dijual, jasa telepon dari udara ke darat, dan program pemberian hadiah bagi pelanggan
yang sering melakukan penerbangan. Hertz baru-baru ini menambah fitur layanan
sekunder untuk membedakan dengan layanan sewa otomatis, yaitu adanya layanan utama
untuk para anggota gold :
Pelanggan Hertz akan dijemput oleh shuttle bus hertz dan akan diantar ke preasignet car.
Tantangan utamanya adalah sebagian besar inovasi jasa mudah ditiru. Hanya sedikit yang
dapat dipertahankan untuk waktu yang lama. Namun, perusahaan jasa yang meriset dan
memperkenalkan inovasi jasa secara teratur akan memperoleh serangkaian keunggulan
temporer yang melebihi pesaingnya. Dan, dengan memiliki reputasi di bidang inovasi,
perusahaan tersebut dapat mempertahankan pelanggan yang menginginkan yang terbaik.
Dengan demikian Citicorp menikmati reputasi sebagai inovator utama dalam industri
perbankan misalnya inovasi di bidang ATM, bank dengan jaringan nasional, beragam
rekening keuangan dan kartu kredit, dan suku bunga utama yang mengambang.
2. Penyerahan, perusahaan jasa dapat mempekerjakan dan melatih orang yang lebih baik
untuk menyerahkan jasanya. Perusahaan jasa dapat mengembangkan lingkungan fisik
yang lebih menarik di tempat penyerahan jasa. Atau, perusahaan dapat merancang proses
penyerahan jasa yang unggul.
3. Citra, perusahaan jasa juga dapat mendiferensiasikan citra mereka, terutama melalui
simbol dan merek.

B. Menyusun strategi merek jasa.

Penyusunan strategi merek jasa memerlukan perhatian khusus atas pemilihan unsur merek,
penetapan dimensi citra (image), dan perancangan strategi pemerekan.

1. Pemilihan unsur merek.


Ingatan atas merek menjadi penentu keberhasilan penjualan. Pada kasus ini, nama merek
yang mudah diingat menjadi sangat penting. Unsur merek lain – logo, simbol, karakter
dan slogan juga mampu membangun kesadaran akan merek dan citra merek. Karena
produk fisiknya tidak muncul, fasilitas fisik (rancangan lingkungan, tempat penerimaan
tamu, baju seragam, materi bangunan) menjadi sangat penting.
2. Penetapan dimensi citra (image)
Asosiasi atas organisasi cenderung menjadi asosiasi merek yang sangat penting. Salah
satu asosiasi yang sangat penting ialah kredibilitas dan persepsi kepakaran, kemampuan
dipercaya, dan kepantasan untuk disukai.
3. Perancangan strategi pemerekan
Jasa juga harus memikirkan penyusunan hierarki merek dan portofolio merek yang
memungkinkan positioning dan pembidikan sejumlah segmen pasar yang berbeda-beda.
Hilton Hotels memiliki portofolio merek yang meliputi Hilton Garden Inns yang
membidik para pelancong bisnis yang berkantong tipis.
 B. MENGELOLA MUTU JASA

Mutu jasa suatu perusahaan diuji dalam setiap pertemuan jasa. Jika karyawan-karyawan
eceran merasa bosan, tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan sederhana, atau saling
berkunjung pada saat pelanggan sedang menunggu, pelanggan akan berfikir dua kali untuk
melakukan bisnis lagi dengan penjual tersebut. sebuah perusahaan jasa dapat memenangkan
persaingan dengan menyampaikan secara konsisten layanan yang bermutu lebih tinggi
dibandingkan para pesaing dan yang lebih tinggi daripada harapan pelanggan. Harapan-harapn
itu dibentuk oleh pengalaman di masa lalu, pembicaraan dari mulut ke mulut, dan iklan
perusahaan jasa. Setelah menerima jasa itu, pelanggan membandingkan jasa yang dialami
dengan jasa yang diharapkan.

Parasuraman, Zeithaml, dan Berry membentuk model mutu jasa yang menyoroti syarat-syarat
utma dalam memberikan mutu jasa yang tinggi. Model itu mengidentifikasi lima kesenjangan
yang mengakibatkan kegagalan penyampaian jasa :

1.    Kesenjangan antara harapan konsumen dan persepsi manajemen. Pengurus rumah sakit
mungkin berpikir bahwa pasien menginginkan makanan yang lebih baik, tetapi pasien mungkin
lebih memikirkan daya tanggap perawat.

2.    Kesenjangan antara persepsi manajemen dan spesifikasi mutu jasa. Manajemen mungkin
memahami dengan tepat keinginan-keinginan pelanggan, tetapi tidak menetapkan standar
kinerja. Pengurus rumah sakit mungkin meminta perawat memberikan layanan yang cepat tanpa
menguraikan dengan sangat jelas.

3.    Kesenjangan antara spesifikasi mutu jasa dan penyerahan jasa. Karyawan mungkin kurang
terlatih, tidak mampu atau tidak mau mematuhi standar, atau mungkin dihadapkan pada standar
yang saling bertentangan; seperti menyediakan waktu untuk mendengarkan pelanggan dan
melayani mereka dengan cepat.
4.    Kesenjangan antara penyerahan jasa dan komunikasi eksternal. Harapan-harapan konsumen
dipengaruhi pernyataan yang dikeluarkan perwakilan dan iklan perusahaan. Jika brosur rumah
sakit memperlihatkan kamar yang indah, tetapi pasien tiba dan menemukan kamar yang tampak
murahan dan kotor, komunikasi ekternal telah melenceng jauh dari harapan pelanggan.

5.    Kesenjangan antara persepsi jasa dan jasa yang diharapkan yaitu konsumen memiliki
persepsi yang keliru tentang mutu jasa tersebut. Dokter mungkin tetap mengunjungi pasien untuk
menunjukkan kepeduliannya, tetapi pasien menafsirkan hal ini sebagai indikasi bahwa ada
sesuatu yang benar-benar tidak beres.

Adapun lima penentu mutu jasa, disajikan menurut tingkat kepentingannya.

1. Keandalan.
Kemampuan melaksanakan layanan yang dijanjikan secara meyakinkan dan akurat..
2. Daya tangkap.
Kesediaan membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat.
3. Jaminan.
Pengetahuan dan kesopanan karyawan dan kemampuan mereka menyampaikan
kepecayaan dan keyakinan.
4. Empati.
Kesediaan memberikan perhatian yang mendalam dan khusus kepada masing-masing
pelanggan.
5. Benda berwujud.
Penampilan fasilitas fisik, perlengkapan, karyawan, dan bahan komunikasi.

Praktik terbaik manajemen mutu jasa.

Perusahaan-perusahaan jasa yang dikelola dengan sangat baik melakukan praktik umum berikut:
konsep strategiis, sejarah komitmen manajemen puncak terhadap mutu, standar yang tinggi,
teknologi swalayan, sistem untuk memantau kinerja jasa dan keluhan pelanggan, dan penekanan
pada kepuasan karyawan.
1. Konsep strategis.
Perusahaan-perusahaan jasa yang terbesar ”terobsesi dengan pelanggan”. Perusahaan ini
memiliki pengertian yang jelas mengenai pelanggan sasarannya dan kebutuhan-
kebutuhan mereka. Sementara kebanyakan perusahaan pialang mengejar-ngejar para
pialang online berbasis pelanggan kaya, E’TRADE menargetkan generasi X berusia 24
sampai 37 tahun yang lebih cerdas teknologi dan berkecukupan, namun umumnya
diabaikan perusahaan lain.
2. Komitmen manajemen puncak.
Manajemen perusahaan tidak hanya memandang kinerja keuangan setiap bulan, tetapi
juga mengukur masing-masing bagian berdasarkan kualitas (quality), pelayanan (service),
kebersihan (cleanliness), dan nilai (value).
3. Memuaskan keluhan pelanggan
Pelanggan yang keluhannya diselesaikan dengan memuaskan sering  menjadi lebih setia
kepada perusahaan daripada pelanggan yang tidak pernah dipuaskan. Perusahaan yang
mendorong pelanggan yang kecewa untuk menyampaikan keluhan – dan juga
memberdayakan karyawan memperbaiki keadaan tersebut langsung di tempat –
memperoleh pendpaatan yang lebih tinggi dan laba yang lebih besar dibandingkan
dengan perusahaan yang tidak memiliki pendekatan sistematis untuk mngatasi kegagalan
layanan.
4. Memuaskan karyawan dan juga pelanggan
Perusahaan-perusahaan yang unggul tahu bahwa sikap karyawan yang positif akan
meningkatkan loyalitas pelanggan yang lebih kuat. Ada korelasi yang tinggi antara
kepuasan pelanggan, kepuasan karyawan, dan profitabilitas perusahaan.

Mengingat pentingnya sikap positif karyawan, perusahaan-perusahaan jasa harus menarik


karyawan-karyawan terbaik yang dapat mereka temukan. Mereka perlu memasarkan karir dan
bukan sekesar pekerjaan. Mereka harus merancang pelatihan yang baik dan memberikan
dukungan dan imbalan untuk kinerja yang baik. Penting dilakukan audit kepuasan kerja
karyawan secara teratur.
C. Mengelola Produktivitas

Perusahaan jasa berada di bawah tekanan yang berat untuk meningkatkan produktivitas. Ada
tujuh pendekatan untuk meningkatkan produktivitas jasa :

1. Meminta penyedia jasa untuk bekerja lebih cekatan


2. Meningkatkan kuantitas jasa dengan melepas mutu tertentu
3. mengindustrialisasikan jasa” dengan menambah peralatan dan menstandardisasi produksi
4. Mengurangi atau menghilangkan kebutuhan akan jasa dengan menemukan suatu solusi
produk.
5. Merancang jasa yang lebih efektif
6. Memberikan insentif kepada pelanggan untuk menggantikan usaha perusahaan dengan
usaha mereka sendiri
7. Memanfaatkan kemampuan teknologi untuk memberi akses kepada pelanggan guna
mendapatkan pelayanan yang lebih baik dan menjadikan para pekerja jasa lebih produktif

Perusahaan tidak boleh terlalu keras dalam mendesakkan produktivitas sehingga mengurangi
mutu yang dipersepsikan

     MENGELOLA JASA DIDUKUNG PRODUK

Pabrik peralatan (perkakas kecil, mesin kantor, traktor, mainframes, pesawat terbang)
memberikan jasa yang didukung produk. Perusahaan yang membuat produk bagus tetapi m
emberikan dukungan lokal yang buruk snagat tidak ungggul. 

Mengidentifikasi dan memuaskan kebutuhan pelanggan.

Pelanggan memiliki tiga kekhawatiran khusus yakni:

1. Mereka khawatir dengan keandalan dan seringnya kegagalan. Seorang petani mungkin
mentolerir meisn pertanian yang rusak setahun sekali, tetapi bukan dua atau tiga kali.
2. Pelanggan khawatir dengan lamanya kerusakan mesin. Makin lama mesin rusak, makin
tinggi biayanya. Pelanggan tersebut memperhitungkan keandalan layanan penjual yaitu
kemampuan penjual memperbaiki mesin tersebut dengan cepat, atau setidaknya
menyediakan pengganti sementara.
3. Pelanggan khawatir dengan biaya sendiri untuk pemeliharaan dna perbaikan. Berapa
biaya pemeliharaan dan perbaikan secara berkala?

Strategi jasa purna-jual

Kualitas departemen-departemen layanan pelanggan sangat berbeda-beda. Dalam menyediakan


layanan, sebagian besar perusahaan bergerak melalui beberapa tahap;

1. Produsen biasanya  memulainya dengan menjalankan departemen suku cadang dan


perbaikannya sendiri. Kemudian mereka merasa mahal dan menghabu\iskan waktu untuk
melatih orang-orang lain, dan menemukan bahwa mereka dapat menghasilkan banyak
uang dengan menjalankan bisnis suku cadang dan perbaikan tersebut.
Sejauh mereka merupakan pemasok tunggal suku cadang yang dibutuhkan, mereka dapat
mengenakan harga yang sangat mahal.
2. Lama kelamaan, produsen-produsen mengalihkan lebih banyak jasa pemeliharaan dan
perbaikan kepada distributor dan penjual resmi. Kedua perantara ini tinggal klebih dekat
dengan pelanggan, menjalankan usaha di k\lokasi yang lebih banyak, dan dapat
menawarkan jasa dengan lebih cepat. Produsen masih menghasilkan laba dari suku
cadang, tetapi menyerahkan laba layanan kepada perantaranya.
Kemudian munculperusahaan-perusahaan jasa independen. Lebih dari 40 ^ tugas
perbaikan mobil sekarang dilakukan di luar penyelur mobil.
3. Pilihan layanan pelanggan semakin cepat dan ini menurunkan harga dan laba layanan.
Perusahaan peralatan semakin menggambarkan bagaimana menghasilkan uang dari
peralatan mereka, yang independen dari kontrak servis.

Rangkuman :
1.        Jasa adalah setiap tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak
lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak dapat mengakibatkan kepemilikan apapun.
Jasa tersebut mungkin saja atau mungkin juga tidak terkait dengan suatu produk fisik.

2.        Jasa bersifat tidak berwujud, tidak terpisahkan, bervariasi, dan mudah lenyap. Masing-
masing  karakteristik membawa tantangan dan memerlukan strategi tertentu. Pemasar harus
menemukan cara untuk memberikan wujud kepada sesuatu yang tidak berwujud, meningkatkan
produktivitas penyedia jasa; meningkatkan dan membakukan mutu jasa yang disediakan; dan
menyesuaikan pasokan jasa selama masa-masa sibuk dan tidak sibuk dengan permintaan pasar.

3.        Di masa lalu, industri jasa tertinggal dibelakang perusahaan-perusahaan produksi dalam
menganut dan menggunakan konsep dan alat pemasaran, tetapi situasi ini sekarang sudah
berubah. Strategi pemasaran jasa tidak hanya membutuhkan pemasaran eksternal, tetapi juga
pemasaran internal untuk memotivasi karyawan dan pemasaran interaktif untuk menekankan
pentingnya ”teknologi tinggi” maupun ”sentuhan tinggi”.

4.        Harapan pelanggan memainkan peran penting dalam pengalaman jasa dan evaluasi
mereka. Perusahaan-perusahaan harus mengelola mutu layanan dengan memahami efek dari
setiap kali menghadapi layanan.

5.        Perusahaan layanan puncak unggul pada praktik-praktik berikut; sebuah konsep strategis,
riwayat komitmen manajemen puncak terhadap mutu, standar tinggi, teknologi swalayan, sistem
untuk memantau kinerja layanan dankeluhan pelangan, serta tekanan pada kepuasan karyawan.

6.        Untuk memberi merk pada organisasi jasa secara efektif, perusahaan harus
mendiferensiasikan mereknya melalui fitur layanan primer dan sekunder serta mengembangkan
strategi merk yang memadai. Program penentuan merek yang efektif untuk layanan sering
memanfaatkan unsur-unsur multi merek. Mereka juga mengembangkan hierarki merek dan
portofolio serta membangun dimensi citra untuk mengukuhkan atau melengkapi tawaran jasa.

7.        Bahkan perusahaan-perusahaan yang berbasis produk harus menyediakan layanan purna
pembelian. Untuk memberikan dukungan terbaik, produsen harus mengidentifikasi jasa-jasa
yang paling dihargai pelanggan dan kepentingan relatifnya. Bauran jasa mencakup jasa pra-
penjualan (jasa yang mempermudah dan yang meningkatkan nilai) dan jasa pasca-penjualan
(departemen layanan pelanggan, layanan perbaikan dan pemeliharaan)

Sumber : http://higgym.blogspot.com/2012/12/resume-merancang-dan-mengelola-jasa.html

http://artikelbaden.blogspot.com/2012/06/merancang-dan-mengelola-jasa.html

Anda mungkin juga menyukai