H
MANAJE
MEN
“ STRATEGI PEMASARAN “
KELOMPOK 10 :
DODI SUDIRMAN ( 030216711 )
FITRI PRATIWI (030216761 )
1|Page
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas berkat
rahmat dan karuniaNya yang diberikan kepada kita semua sebagai umatnya. Kami
berdua dapat menyusun makalah dengan judul “Strategi pemasaran” untuk
memenuhi mata kuliah Manajemen Pemasaran yang memiliki suatu muatan soft
skill yang membuat kita menjadi diri yang mandiri.
Makalah yang disusun untuk mempelajari lebih detail mengenai
perkembangan manajemen pemasaran baik di dalam negeri dan di Dunia, kami
berharap informasi yang saya dapatkan tidak hanya untuk kami melainkan untuk
para pembaca sebagai ilmu untuk menambah wawasan .
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih ,semoga makalah
ini dapat memberikan kontribusi positif dan memberikan manfaat dalam hidup
kita nantinya .Dari lubuk hati yang paling dalam, sangat disadari bahwa ,makalah
yang kami buat masih jauh dari sempurna . Oleh sebab itulah tidak ada salahnya
kami mengharapkan berbagai kritik dan saran yang membangun untuk lebih baik
kedepannya.
2|Page
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................5
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................5
C. TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH..........................................................5
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................6
PENEGERTIAN STARTEGI PEMASARAN..............................................6
3|Page
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana kita ketahui bahwa produk ataupun jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan tidak mungkin dapat mencari sendiri pembeli ataupun
peminatnya. 0leh karena itu, produsen dalam kegiatan pemasaran produk atau
jasanya harus membutuhkan konsumen mengenai produk atau jasa yang
dihasilkannya. Salah satu cara yang digunakan produsen dalam bidang
pemasaran untuk tujuan meningkatkan hasil produk yaitu melalui kegiatan
promosi.
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa promosi adalah salah satu faktor
yang diperlukan bagi keberhasilan dan strategi pemasaran yang diterapkan
suatu perusahaan terutama pada saat ini ketika era informasi berkembang
pesat, maka promosi merupakan salah satu senjata ampuh bagi perusahaan
dalam mengembangkan dan mempertahankan usaha.
Suatu produk tidak akan dibeli bahkan dikenal apabila konsumen
tidak mengetahui kegunaannya, keunggulannya, dimana produk dapat
diperoJeh dan berapa harganya. Untuk itulah konsumen yang menjadi sasaran
produk atau jasa perusahaan perlu diberikan informasi yang jelas. Maka
peranan promosi berguna untuk:
Memperkenalkan produk atau jasa serta mutunya kepada masyarakat.
Memberitahukan kegunaan dari barang atau jasa tersebut kepada masyarakat
serta cara penggunaanya.
Memperkenalkan barang atau jasa baru
Oleh karenanya adalah menjadi keharusan bagi perusahaan untuk
melaksanakan promosi dengan strategi yang tepat agar dapat memenuhi
sasaran yang efektif. Promosi yang dilakukan harus sesuai dengan keadaan
perusahaan. Dimana harus diperhitungkan jumlah dana yang tersedia dengan
besarnya manfaat yang diperoleh kegiatan promosi yang dijalankun
perusahaan.
4|Page
Sebagaimana diketahui bahwa keadaan dunia usaha bersifat dinamis,
yang selalu mengalami perubahan yang terjadi setiap saat dan adanya
keterkaitan antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu strategi
pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting untuk keberhasilan
perusahaan umumnya dan pada bidang pemasaran khususnya. Disamping itu
strategi pemasaran yang diterapkan harus ditinjau dan dikembangkan sesuai
dengan perkembangan pasar dan lingkungan pasar tersebut. Dengan demikian
strategi pemasaran harus dapat memberikan gambaran yang jelas dan terarah
tentang apa yang dilakukan perusahaan dalam menggunakan setiap
kesempatan atau paduan pada beberapa sasaran pasar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat di ambil rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apa saja sistem-sistem dalam pemasaran ?
2. Apa saja aspek penting dalam pemsaran ?
3. Bagaimana aktivitas yang di lakukan dalam kegiatan pemasaran ?
C. Tujuan Pembuatan Makalah
Adapun tujuan dari pembuatan makalah yaitu :
1. Untuk mengeahui sistem pemasaran
2. Untuk mengetahui aspek penting dalam pemasaran
3. Untuk mengetahui aktivitas dalam kegiatan pemasaran
5|Page
BAB II
PEMBAHASAN
6|Page
4. integrasi vertical
Startegi integrasi vertical ini disebut juga strategi peluang pertumbuhan
terpadu, dimana strategi ini untuk menambah efektifitas perusahaan dalam
melayani pasar yang ada.
5. integrasi horizontal
Pada strategi ini,dilakukan kerjasama dengan para pesaing.
Strategi untuk pasar yang baru
Strategi untuk pasar yang baru dapat dilakukan dengan :
1. pengembangan pasar
Strategi ini merupakan salah satu usaha untuk membawa produk ke arah
pasar yang baru
2. diversifikasi terpusat
Usaha yang dilakukan untuk mencari teknologi baru distribusi dan
langganan baru dengan tetap pada line product
3. diversifikasi kolongmerat
Mencari pasar yang baru dengan menerapkan teknologi yang baru
distribusi dan langganan baru tetapi menyimpang dari line product.
7|Page
MARKETING DAN CUSTOMER VALUE
Customer value adalah sebuah konsep yang paling banyak digunakan oleh
pelaku bisnis. Konsep ini sederhana dan dapat digunakan sebagai langkah awal
perumusan strategi selanjutnya. Banyak keputusan strategis perusahaan atau
pemilik merek menggunakan konsep ini sebagai landasan utamanya, walaupun
sering kali tidak terformulasikan dengan baik. Mereka tidak menggunakan
hitungan-hitungan sistematis dengan analisis data yang canggih, tetapi
melalui judgment.
Misalnya saja, sebuah perusahaan akan melakukan perubahan harga terhadap
produknya. Beberapa pertimbangan bakal muncul sebelum keputusan perubahan
harga tersebut ditetapkan, seperti berapa harga maksimal untuk produk ini?
Apakah konsumen masih akan membeli produk ini? Apakah harga yang
ditetapkan terlalu mahal bila dibandingkan dengan harga pesaing?
8|Page
memiliki banyak fitur. Demikian pula, produk makanan seperti biskuit, dikatakan
berkualitas bila rasanya enak, gurih, renyah, dan lain-lain.
Kedua, kualitas bisa berupa kualitas pelayanan. Industri jasa seperti operator
seluler akan lebih banyak menawarkan kualitas pelayanan. Di industri jasa seperti
operator seluler, faktor intangibles menjadi komponen yang sangat penting.
Mereka akan menambah komponen kualitas melalui pelayanan yang akurat, cepat,
ramah, dan sebagainya. Demikian pula, industri perbankan, asuransi,
penerbangan, rumah sakit dan sebagainya akan berlomba-lomba
menambah value melalui kualitas pelayanan.
Ketiga, kualitas juga bisa berarti “emotional quality”. Ini adalah kualitas yang
dirasakan oleh konsumen karena pengaruh merek dan relationship (brand to
customer experience). Mereka merasa bangga menggunakan merek-merek
berkelas. Mereka yang menggunakan tas atau dasi Louis Vuitton atau Versace
akan merasa bangga dan puas. Mereka yang mengendarai mobil mewah seperti
Mercedes-Benz dan BMW akan merasakan kebanggaan yang lebih. Demikian
pula, produk rokok juga memberikan kebanggaan kepada kaum perokok. Para
perokok yang berasal dari golongan bawah akan merasa bangga ketika menghisap
rokok yang pas dengan kepribadian mereka.
Faktor emosional ini juga bisa terjadi karena pelanggan
memiliki relationship yang sangat kuat dengan perusahaan atau dengan sesama
pelanggan. Mereka memiliki hubungan yang personal dan emosional. Pelanggan
yang sudah diperlakukan dengan penuh empati oleh seorang kepala cabang
sebuah bank, akan merasakan manfaat dari hubungan yang dekat seperti ini.
Karena itu, mereka akan mengatakan bahwa bank tersebut telah
memberikan value yang tinggi di luar dari produk maupun kualitas pelayanannya.
Kompleksitas dari setiap komponen ini akan terus berkembang. Ini terjadi
karena setiap komponen, kemudian memiliki puluhan atau bahkan ratusan atribut.
Kualitas pelayanan di sebuah perbankan, misalnya, mungkin memiliki sekitar
200-300 atribut spesifik dari pelayanan.
Lalu, bagaimana dengan harga? Sama halnya dengan kualitas. Harga juga
bersifat multidimensi. Harga absolut memang seperti yang tertera pada label atau
berapa yang dibayarkan kepada pihak penjual. Contohnya, harga sebuah produk
otomotif akan melibatkan juga harga jual kembali di kemudian hari dan juga
9|Page
harga suku cadang beserta biaya bengkelnya. Bisa juga, untuk industri otomotif,
harga ini bisa juga termasuk suku bunga dan besarnya uang muka dari
perusahaan leasing atau pembiayaan.
Melihat perkembangan dari turunan-turunan komponen ini, tidak
mengherankan bahwa dibutuhkan kreativitas yang tinggi dari para marketer untuk
mengelola customer value. Kemenangan suatu merek sering kali ditentukan oleh
seberapa mampu mereka menyampaikan “superior customer value“ kepada
konsumen atau pelanggannya.
Persaingan Industri Seluler
Inilah yang saat ini barangkali menjadi pertanyaan besar bagi para pemain
operator seluler dan FWA. Tahun 2007 dan mungkin tahun 2008, kita melihat
persaingan yang seru dari para pemain di industri ini. Rasanya, belum pernah kita
melihat tingkat persaingan yang demikian sengit sebelumnya. Banyak pemain di
industri ini, lebih memilih untuk melakukan perang harga. Bagi pendatang baru,
tidak banyak pilihan selain dengan menawarkan harga murah.
Industri ini sudah mendekati tingkat kejenuhan. Para operator sadar bahwa
proses akuisisi akan semakin lambat dan semakin mahal. Suatu saat, mereka akan
sulit mencari pengguna baru, tetapi harus melakukan akuisisi dengan cara
merebutnya dari operator lain. Cara merebut pelanggan yang paling cepat adalah
lewat harga. Dengan harga yang murah, maka customer value akan cepat naik.
Dari formula yang sudah disebutkan sebelumnya, kita bisa mengestimasi. Saat
kualitas belum dianggap penting oleh para pelanggan, maka dengan menurunkan
harga, customer value akan naik. Apalagi bagi mereka yang relatif sensitif
terhadap harga.
Sebagai contoh, pelanggan yang sensitif terhadap harga akan memberikan
bobot harga sebesar 80% dan bobot untuk kualitas sebesar 20%. Maka, saat harga
diturunkan sebesar 50%, total customer value akan naik sebesar 40%. Sebuah cara
yang paling gampang untuk merebut pelanggan baru. Walaupun
demikian, customer value akan terus berubah dan bergerak. Salah satunya adalah
karena reaksi dari para pesaing. Bila kemudian mereka juga menurunkan harga,
maka terjadilah keseimbangan yang baru lagi. Pada akhirnya, perusahaan terjebak
dalam perang harga.
10 | P a g e
Peningkatan customer value berbasis penurunan harga ini bisa menjadi
bumerang. Bukan hanya perang harga yang terjadi, tetapi tingkat profitabilitas
perusahaan akan memburuk. Pelanggan yang direbut karena harga adalah
pelanggan yang mudah pindah ke merek lain juga. Pelanggan yang pindah karena
harga adalah pelanggan yang sensitif terhadap harga dan tidak akan rela
membayar harga premium untuk sebuah kualitas. Akhirnya, perusahaan sulit
menjaga tingkat profitabilitasnya.
Industri seluler memang agak unik. Industri ini sangat sensitif terhadap skala
ekonomi. Investasi dan fixed costyang besar dan variable cost yang rendah
membuat pemain-pemain baru tidak punya pilihan selain harus merebut pelanggan
baru dengan senjata “harga”. Di samping itu, industri ini membutuhkan jumlah
pelanggan tertentu yang memungkinkan komunikasi on-net atau komunikasi
antarpelanggan bisa terjadi. Jadi, walaupun banyak pelanggan yang tidak
menguntungkan karena penggunaannya sangat kecil, mereka dibutuhkan untuk
menciptakan penggunaan pulsa bagi pelanggan lain. Inilah industri yang
bersifat network.
Pilihan selain perang terhadap harga adalah dengan terus meningkatkan
kualitas, baik dalam hal produk, pelayanan maupun faktor emosional. Telkomsel
berada di posisi yang sungguh kuat. Secara kualitas produk seperti coverage,
kekuatan sinyal, kejernihan suara, dan fiturnya sudah berada di atas para pesaing.
Jumlah customer base-nya yang paling besar pun menjadi pertahanan tersendiri
dari serangan pesaing.
Bagi Telkomsel, sungguh masuk akal kalau mereka memecah komponen
kualitas dari sisi kualitas pelayanan dan faktor emosional kepada pelanggannya.
Ini jelas merupakan sumber customer value yang sulit ditiru. Alasannya,
Telkomsel sudah memiliki pelanggan yang lebih tepat. Segmen premium, heavy
user, dan mereka yang tidak price sensitive, sebagian besar sudah menjadi
pelanggan dari operator ini. Sebagian dari mereka tidak akan goyah dengan
tawaran harga murah. Melihat segmen pelanggannya, sangatlah tepat kalau
Telkomsel bertumpu kepada pelayanan sebagai sumber untuk
menciptakan customer value.
Ketika perang harga ini mulai mereda, maka sebagian pemain baru akan
memperbaiki kualitas produk seperti jaringan, coverage, dan kekuatan sinyalnya.
11 | P a g e
Bagi Telkomsel, dengan meningkatkan kualitas pelayanan, sudah pasti posisinya
akan semakin sulit dikejar.
Tentunya, sang market leader akan mempunyai berbagai macam permasalahan.
Salah satunya adalah perlu menentukan dengan tepat, atribut pelayanan apa yang
perlu difokuskan saat ini. Dalam customer value selalu terjadi migrasi. Apa yang
dahulu dinilai bagus oleh pelanggan, dalam beberapa tahun akan menjadi hal yang
biasa karena semua pesaing dapat menyediakan hal serupa.
Ditambah lagi, industri seluler merupakan industri yang bergerak cepat.
Era internet segera akan mengubah wajah industri ini. Oleh karena itu, bagi setiap
perusahaan, satu hal yang vital adalah melihat proses bisnis dan value chain.
Perubahan-perubahan customer value akan sangat mudah diadaptasi oleh
perusahaan yang sudah memiliki organisasi, sumber daya manusia, serta sistem
dan teknologi yang tepat. Bila demikian, pandangan bahwa customer value adalah
konsep yang sederhana memang terbukti. Yang kompleks adalah bagaimana
membangun suatu perusahaan yang mampu secara terus-menerus melakukan
inovasi customer value yang baru. (www.marketing.co.id)
Perencanaan Strategis untuk korporasi dan divisi
Posted on 05/09/2009 | Leave a comment
12 | P a g e
tersebut, sehingga SBU tersebut dapat survive dan memberikan kontribusi
bagi korporasi usaha.
Merencanakan usaha baru, dimana terdapat tiga pilihan diantaranya adalah
pertama, dengan mengidentifikasi peluang yang tumbuh dalam bisnis
perusahaan saat ini (peluang pertumbuhan intensif), kedua, dengan
mengidentifikasi peluang untuk membangun atau memperoleh bisnis yang
berkaitan dengan bisnis perusahaan saat ini (peluang pertumbuhan
integratif), ketiga, dengan mengidentifikasi peluang untuk menambah bisnis
menarik yang tidak ada kaitannya dengan bisnis perusahaan saat ini
(peluang pertumbuhan diversifikasi)
13 | P a g e
1. Strategi ini dapat dicapai dengan syarat perlu pencari secara kontinyu
pengurangan harga dari seluruh aspekbisnis. Ini terkait dengan strategi distribusi
yang mampu menyediakan distribusi produk seluas mungkin.
2. Strategi promosi yang sering digunakan meliputi upaya menyembunyikan fitur-
fitur produk yang berbiaya rendah
Strategi fokus juga dapat dengan dua strategi lainya antara lain :
Fokus Biaya
Fokus differensiasi
Fokus biaya adalah strategi bersaing yang berfokus pada kelompok pembeli atau
pasar geografis tertentu. Jika perusahaan menjalankan fokus biaya maka
perusahaan harus dapat menciptakan harga rendah pada segmen pasar yang
dilayaninya.Strategi tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa perusahaan atau
unit bisnis yang mengkonsentrasikan upaya-upayanya dapat melayani target
strategis yang sempit dengan lebih effisien dibandingkan dengan para pesaingnya.
Fokus differensiasi lebih mudah untuk dijalankan, karena dengan pasar yang
sempit perusahaan dapat mengambil margin yang cukup besar dibandingkan para
pesaing.
14 | P a g e
Taktik merupakan penjabaran operasional jangka pendek dari strategi agar strategi
tersebut dapat diterapkan.
Beberapa taktik yang tersedia untuk melaksanakan strategi bersaing antara lain:
Taktik Waktu
Taktik Menyerang
Taktik Defensif
SBU (strategic business unit) adalah suatu kesatuan organisasi yang memiliki
batasan tujuan strategi bisnis dan mempunyai seorang manajer dibantu tenaga
penjualan dan menjadi pengumpul kekayaan/keuntungan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Strategi bersaing generik berfungsi untuk mengungguli perusahaan lain dalam
industri tertentu dgn biaya rendah dan diferensiasi. Biaya rendah adalah
kemampuan perusahaan atau sebuah unit bisnis untuk merancang, membuat dan
memasarkan sebuah produk disbanding dengan cara yang lebih efisien dari
pesaingnya.
Taktik bersaing adalah sebuah rencana opresional khusus yang menjelaskan
bagaimana, kapan, dan dimana sebuah strategi diimplementasikan. Dibanding
strategi, taktik bersifat lebih sempit lingkupnya. Oleh karena itu taktik dipandang
sebagai hubungan antara perumusan dan implementasi strategi.
15 | P a g e
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas dapatlah kita mengambil kesimpulan bahwa
sudah layaknyalah perusahaan memiliki Strategi Pemasarannya sendiri sebelum
mereka menjalankan ataupun memasarkan produk/jasanya.
Strategi pemasaran yang dibuat hendaknya haruslah mempertimbangkan
situasi dan keadaan perusahaan baik keadaan intern perusahaan itu sendiri atau
lingkungan mikro perusahaan, maupun keadaan ekstern perusahaan atau yang
dikenal dengan lingkungan makro perusahaan.
Perusahaan yang berjaya dan mampu mempertahankan serta meningkatkan
lagi penjulannya ditengah-tengah pesaingnya adalah perusahaan yang telah
berhasil menetapkan strategi pemasarannya serta strategi bersaingnya dengan
tepat.
Adapun penentuan strategi bersaing hendaknya dilakukan dengan
mempertimbangkan kepada besar dan posisi masing-masing perusahaan dalam
pasar. Karena perusahaan yang besar mungkin dapat menerapkan stretegi tertentu
yang jelas tidak bisa dilakukan oleh perusahaan kecil. Demikian pula sebaliknya,
bukanlah menjadi sesuatu hal yang jarang terjadi bahwa perusahaan kecil dengan
strateginya sendiri mampu menghasilkan tingkat keuntungan yang sama atau
bahkan lebih baik daripada perusahaan besar.
16 | P a g e
Dengan memperhatikan dan mempertimbangkan semua hal diatas, maka
dapat dipastikan perusahaan akan dapat menentukan dengan baik strategi
pemasarannya serta strategi bersaingnya, untuk tetap maju dan berkembang di
tengah-tengah persaingannya.
DAFTAR PUSTAKA
vmardiw.files.wordpress.com/2006/12/marketing.pdf
Basu Swastha D.H. MBA, Manajemen pemasaran Modern, Liberty, Yogyakarta,
1990 Gitosudanno, Indriyo, Manajemen Pemasaran, BPFE Yogyakarta, 1994
Jauch, lawrence R, Manajemen Strategis Dan Kebijakan Perusahaan, Erlangga,
Jakarta, 1993
Sofjian, Assauri, Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi Rajawali,
Jakarta,1992
17 | P a g e
18 | P a g e
19 | P a g e
20 | P a g e
21 | P a g e