UNIVERSITAS TERBUKA 1. Jawaban : Karakteristik jasa menurut Kotler dan Keller (2009: 227) adalah sebagai berikut: Intangibility (tidak berwujud) Berbeda dari produk fisik, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau bahkan dicium sebelum dibeli. Inseparability (tidak terpisahkan) Biasanya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Hal tersebut tidak berlaku bagi barang-barang fisik yang diproduksi, disimpan sebagai persediaan, didistribusikan melalui banyak penjual, dan dikonsumsi kemudian. Jika seseorang memberikan jasa tersebut, penyedianya adalah bagian dari jasa itu. Karena klien tersebut juga hadir pada saat jasa itu dihasilkan, interaksi penyediaan klien merupakan ciri khusus pemasaran jasa. Variability (bervariasi) Karena bergantung pada siapa memberikannya serta kapan dan di mana diberikan, jasa sangat bervariasi. Persihability (tidak tahan lama) Jasa tidak dapat disimpan. Sifat jasa yang tidak tahan lama tersebut tidak akan menjadi masalah apabila permintaan tetap berjalan lancar. 2. Jawaban : Pada jaman modern sekarang ini, banyak manusia yang membutuhkan suatu alat bantu praktis, untuk mempermudah manusia melakukan berbagai kegiatannya. Teknologi mempunyai peranan yang sangat penting untuk menunjang kemudahan itu. Sudah banyak teknologi yang diciptakan oleh manusia untuk mewujudkan keinginan manusia itu sendiri. Dengan demikian dapat dipahami bahwa adanya teknologi, manusia sangat banyak terbantu untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Saat sekarang ini jarak dan waktu bukanlah sebagai masalah yang berarti untuk mendukung perusahaan yang menawari jasa. Banyak berbagai aplikasi tercipta untuk memfasilitasinya. Perkembangan perusahan jasa dapat dilihat dari perkembangan teknologi informasi dan komunikai tersebut. 3. Jawaban : Menurut Vargo dan Lusch (2004) marketing sudah mulai beranjak dari goods dominant logic (tangible output and discrete transactions) menuju service dominant logic (intangibility, exchange processes, and relationship). Sebuah service-centered dominant logic mengimplikasikan bahwa value didefinisikan sebagai cocreated dari konsumen yang sudah menjadi suatu kesatuan didalam output Pertukaran Unit Utama (Primary unit of exchange) Pertukaran guna memperoleh keuntungan dari specialized competences (pengetahuan dan keahlian) atau jasa yang ditawarkan. Pengetahuan dan keahlian dalam optimaliasai jasa ini disebut operant resources. Role Of Goods Barang merupakan transmitter dari operand resources; Sehingga barang tersebut adalah “intermediate Product” yang dipakai sebagai alat utilisasi didalam value creation processes. Role od Customer Konsumen sebagai coproducer dari jasa. Pengertian Value Value dianggap dan ditentukan oleh konsumen berdasarkan value in use Interaksi PerusahaanKonsumen Konsumen sebagai primarily dalam operand resource. Konsumen aktif berpartisipasi dalam relational exchange dan coproduction. Sumber pertumbuhan ekonomi Kekayaan diperoleh melalui application dan pertukaran dari specialized knowledge dan keahlian. Hal ini merepresentasi penggunaan operant resources. 4. Jawaban : Positioning adalah strategi manajemen dalam membangun citra atau identitas dengan cara penempatan sebuah produk, merek atau nama perusahaan untuk menciptakan sebuah sambutan atau kesan yang jelas, berbeda dan positif dibandingkan dengan produk, merek atau perusahaan pesaing. Positioning merupakan cara pemasar menanamkan citra, persepsi dan imajinasi atas produk yang ditawarkan kepada konsumen melalui proses komunikasi. Positioning tidak sama dengan segmentasi baik diferensiasi ataupun konsentrasi. Dengan perkataan lain, positioning bukan menempatkan produk untuk kelompok tertentu tetapi berusaha menanamkan citra produk di benak konsumen pada segmen yang telah dipilih. Menurut Hasan (2008), prosedur atau langkah-langkah yang dijalankan dalam melakukan penempatan posisi (positioning) adalah sebagai berikut: Menentukan produk/pasar yang relevan. Suatu produk umumnya dimaksudkan untuk memenuhi lebih dari satu keinginan atau kebutuhan. Pendataan kebutuhan pelanggan. Untuk melakukan positioning dengan tepat, maka marketer perlu mendata semua kebutuhan dan keinginan yang mungkin dapat dipenuhi oleh semua produk. Mengidentifikasi pesaing. Baik pesaing primer maupun pesaing sekunder. Pesaing primer adalah pesaing-pesaing yang bersaing untuk memenuhi kebutuhan inti, sedangkan pesaing sekunder adalah pesaing- pesaing tak langsung, yakni mereka yang tidak langsung muncul di pikiran bilamana seseorang sedang berpikir mengenai keinginan atau kebutuhan konsumen. Menentukan standar evaluasi Menentukan cara dan standar yang digunakan konsumen dalam mengevaluasi pilihan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Biasanya seseorang akan mengevaluasi berbagai alternatif pemecahan masalah yang dihadapinya dengan cara dan berdasarkan standar-standar tertentu. Dalam hal ini perusahaan perlu melakukan riset pemasaran agar dapat memahami cara dan standar yang digunakan konsumen dalam evaluasi keputusan pembelian. Membuat perceptual map. Mengetahui bagaimana persepsi konsumen terhadap posisi pesaing (dengan membuat perceptual map). Pemasar perlu mengidentifikasi posisi yang ditempati pesaing dengan menggunakan perceptual map yang didasarkan pada atribut produk, situasi pemakai, atau kelompok pemakai. Mengidentifikasi kesenjangan posisi Mengidentifikasi senjang atau gap pada posisi yang ditempati. Melalui analisis terhadap posisi berbagai produk yang saling bersaing, maka dapat ditentukan daerah-daerah atau aspek-aspek yang belum tergarap maupun yang telah digarap banyak pesaing. Merencanakan dan melaksanakan strategi positioning. Setelah pasar sasaran ditentukan dan posisi yang dikehendaki ditetapkan, maka pemasar harus merancang program pemasaran yang dapat memastikan bahwa semua informasi mengenai produk atau merek yang disampaikan kepada pasar akan menciptakan persepsi yang diinginkan dalam benak konsumen. Jantung dari strategi positioning ini adalah kampanye promosi. Memantau posisi Posisi aktual suatu produk atau merek perlu dipantau setiap saat guna melakukan penyesuaian terhadap setiap kemungkinan perubahan lingkungan. 5. Jawaban : Jasa adalah suatu aktivitas ekonomi yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lainnya, bercirikan antara lain tidak berpindah kepemilikan, mendapat “value” dari menyewa atau akses suatu barang, pekerja, keahlian professional, fasilitas, jaringan, atau kombinasinya. Flower of Service adalah konsep yang menggambarkan produk utama perusahaan jasa yang dikelilingin oleh jasa tambahan (supplementary services) yang digambarkan seperti bunga dimana walaupun core product perusahaan (digambarkan dengan inti bunga) bagus tetapi saat jasa tambahan yang diberikan (digambarkan dengan kelopak) tidak bagus, maka keseluruhan akan terlihat tidak indah (Lovelock & Wirtz, 2011). Supplementary services di dalam konsep Flower of Service dibagi menjadi dua peran yaitu facilitating services dan enhancing services: Facilitating services adalah jasa untuk menyokong jasa utama perusahaan, bagaimana cara jasa utama diberikan kepada pelanggan. Enhancing services adalah jasa yang dapat meningkatkan nilai tambahan untuk pelanggan.
Pendekatan sederhana untuk marketing: Panduan praktis untuk dasar-dasar marketing profesional dan strategi terbaik untuk menargetkan bisnis Anda ke pasar