Class: 6A FB
NPM: 1861201001759
Essay Question
1. Jelaskan perbedaan antara supply chain dan supply chain management!
2. Jelaskan apa tujuan dari supply chain management!
3. Jelaskan konflik kepentingan yang bisa terjadi pada suatu supply chain!
4. Apa saja contoh yang dapat diklasifikasikan sebagai aktivitas mediasi pasar!
5. Jelaskan bagaimana ketidakpastian memengaruhi efektivitas dari kegiatan supply
chain!
6. Jelaskan bagaimana mengukur performance supply chain!
7. Jelaskan efek kinerja supply chain apabila kurang koordinasi!
Answer
1. Jika supply chain adalah jaringan fisiknya, yaitu perusahaan-perusahaan yang terlibat
dalam memasok bahan baku, memproduksi barang, maupun mengirimnya ke pemakai
akhir, maka SCM adalah metode, alat atau pendekatan pengelolaannya. Supply chain
adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk
menciptakan dan mengantarkan suatu produk sampai ke tangan end user. Artinya,
sebuah sistem organisasi yang di dalamnya ada masing-masing peran untuk
melakukan berbagai kegiatan, bisa meliput informasi yang dibutuhkan, kemudian
dana/pengeluaran modalnya ataupun juga sumber daya lainnya yang memang saling
berkaitan dalam pergerakan produk dan jasa dari supplier to end user. Sedangkan
SCM, yakni rangkaian kegiatan yang diperlukan untuk merencanakan,
mengendalikan, dan menjalankan arus produk. Jadi ada proses memanage dan
menghandle jaringan supply menjadi lebih terkoodinir dan lebih akurat, yakni dengan
koordinasi dan kolaborasi yang baik antar perusahaan-perusahaan supply chain.
2. The main goal of SCM adalah mengkoordinasi penawaran (supply) dan permintaan
(demand) secara efisien dan efektif dalam menghadapi masalah-masalah yang ada.
Artinya, memperkirakan harga yang akan berfungsi sebagai penyeimbang atau berada
di titik ekuilibrium, antara kuantitas yang diminta dan kuantitas yang ditawarkan
dalam pasar yang kompetitif. Selain itu, untuk meningkatkan kinerja perusahaan-
perusahaan yang terlibat aktivitas SCM, sehingga bisa tampil lebih kompetitif dipasar
dan bisa memaksimalkan customer valuenya.
3. Adanya konflik kepentingan merupakan salah satu bentuk tantangan yang dihadapi
dalam aktivitas supply chain. Supply chain melibatkan sangat banyak pihak di dalam
maupun diluar sebuah perusahaan, serta menangani cakupan kegiatan yang sangat
luas, sehingga pihak-pihak tersebut sering kali memiliki kepentingan yang berbeda-
beda, bahkan tidak jarang bertentangan antara yang satu dengan yang lainnya. Seperti
contohnya, bagian departemen pemasaran yang ingin memuaskan pelanggan,
sehingga sering membuat kesepakatan dengan pelanggan tanpa mengecek secara
baik-baik kemampuan bagian produksi. Perubahan jadwal produksi secara tiba-tiba
harus sering terjadi karena bagian pemasaran menyepakati perubahan order pesanan
dari pelanggan. Di sisi lain, bagian produksi biasanya cukup resistant terhadap
perubahan-perubahan mendadak seperti itu karena akan berakibat pada rendahnya
utilitas mesin dan seringnya pengadaan bahan baku yang harus dimajukan atau
dirubah, sehingga hal ini yang membuat kinerja bagian produksi kelihatan kurang
bagus.
5. Salah satu isu penting yang berdampak pada efektivitas dalam supply chain adalah
ketidakpastian. Ketidakpastian dapat muncul di kedua sisi permintaan dan pemesanan,
dan sebagai akibatnya akan mempengaruhi fungsi produksi perusahaan.
Ketidakpastian permintaan sebuah toko tidak akan pernah bisa memiliki informasi
yang pasti berapa suatu produk yang akan terjual pada waktu tertentu. Sama halnya
pesanan dari sebuah retailer/toko ke distributor juga tidak pernah pasti karena
berbagai faktor, termasuk adanya kesalahan administrasi persediaan, adanya syarat
jumlah pengiriman minimum dari pabrik, ataupun keharusan untuk
mengakomodasikan ketidakpastian pelanggannya. Kemudian ketidakpastian yang
berasal dari supplier berupa ketidakpastian pada lead time pengiriman, harga bahan
baku atau komponen, ketidakpastian kualitas, serta kuantitas material yang dikirim.
Disamping itu, adanya ketidakpastian internal yang bisa saja diakibatkan oleh
kerusakan mesin, kinerja mesin yang tidak sempurna, ketidakhadiran tenaga kerja,
ataupun ketidakpastian waktu maupun kualitas produksi. Sehingga, faktor-faktor
tersebut yang secara langsung mempengaruhi efektivitas dalam supply chain.
6. Performance suatu supply chain apakah efektif atau tidak dapat diukur dengan
menggunakan suatu indikator. Indikator yang digunakan dalam mengukur
performance tersebut dikenal dengan Key Performance Indicator (KPI). KPI biasanya
diperoleh dari hasil benchmarking terhadap literatur, artikel, jurnal, annual report
suatu perusahaan publik dan sebagainya. Penggunaan KPI sebagai pengukur Supply
Chain menjadi efektif karena KPI berisi kriteria-kriteria yang diharapkan terhadap
output dari supply chain yang ada.