Anda di halaman 1dari 28

MANAJEMEN STRATEGIK

“STRATEGI PERTUMBUHAN”

Dosen Pengampu: I Komang Suryadnya Diputra, SE., M.M

Disusun Oleh:

1. Ni Putu Wahyuni (2102612010479 / 01)


2. Ni Putu Sri Cintya Wulandari (2102612010489 / 10)
3. Ni Komang Wina Sutrina (2102612010497 / 18
4. Agus Delta Pandita (2102612010510 / 31)
5. Ni Komang Sri Lestari (2102612010511 / 32)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MAHASARASWATI


PRODI S1 MANAJEMEN

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok
untuk mata kuliah “Manajemen Strategik” yang berjudul “Strategi Pertumbuhan”.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, sehingga makalah ini dapat
diselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa, makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Senin, 03 Juli 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 3

1.1 Latar Belakang...................................................................................................... 3

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................. 4

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 5

2.1 Pengertian & Jenis Strategi Pertumbuhan ...........................................................5

2.2 Konsentrasi Strategi Pertumbuhan ......................................................................8

2.3 Perluasan Pasar ................................................................................................ 11

2.4 Pengembangan Produk Strategi pertumbuhan ................................................... 12

2.5 Integrasi Vertikal & Horizontal ........................................................................ 17

2.6 Diversifikasi Konsentrik & Konglomerasi ........................................................ 21

2.7 Akuisisi dalam Strategi Pertumbuhan ............................................................... 22

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 26

Kesimpulan ................................................................................................................. 26

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 27

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Thompson, Strickland dan Gamble (2008), strategi perusahaan terdiri


dari langkah kompetitif dan pendekatan bisnis yang digunakan seorang manajer dalam
rangka mengembangkan bisnis perusahaan, menarik pelanggan, bersaing dengan
sukses, beroperasi secara efisien dan mencapai target organisasi. Sebuah perusahaan
mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan apabila pembeli dengan jumlah
yang cukup banyak lebih tertarik kepada produk yang perusahaan tawarkan
dibandingkan produk pesaing serta produk tersebut memiliki basis operasi yang kuat
dan memiliki ketahanan yang baik.
Strategi bukanlah sebuah output, strategi adalah karya yang berkelanjutan,
dengan proses yang terus menerus berulang, dan harus sesuai dengan kebutuhan
perusahaan untuk mencapai keunggulan jangka panjang. Strategi yang unggul harus
disesuaikan dengan situasi eksternal dan internal perusahaan, membangun keunggulan
kompetitif yang berkelanjutan, dan meningkatkan kinerja perusahaan dengan tingkat
kinerja di atas rata-rata.
Semua tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keunggulan jangka panjang
yang hanya bisa dicapai dengan memperoleh Above Average Performance (AAP) atau
kinerja di atas rata-rata dan Sustainable Competitive Advantage (SCA) atau
Keunggulan Kompetitif Berkelanjutan, dan akan dicapai melalui penerapan strategi
yang tepat.
Perusahaan melakukan langkah strategis dan pendekatan hisnis biasanya
distimulasi oleh lingkungan kompetisi haru. Kompetisi baru dibangun oleh kedatangan
pemain baru, dikeluarkannya pesaing produk baru, peningkatan teknologi baru,
penyerahan peraturan baru, dan lain-lain. Semua faktor-faktor tersebut adalah
penyebab persaingan baru. Jika faktor-faktor muncul, biasanya perusahaan akan

3
mengalami gejala penurunan tren, seperti penurunan penjualan, target yang belum
terealisasi, dan lain sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Strategi pertumbuhan dan Jenis pertumbuhan


tersebut?
2. Bagaimanakah konsentrasi dalam Strategi Pertumbuhan tersebut?
3. Bagaimana perluasan Pasar dalam Strategi Pertumbuhan?
4. Bagaimana Pengembangan produk dalam Strategi Pertumbuhan?
5. Apa sajakah yang menjadi Integrasi Vertikal Dan Horizontal dalam Strategi
Pertumbuhan?
6. Bagaimanakah Diversifikasi Konsentrik dan Konglomerasi dalam Strategi
Pertumbuhan?
7. Bagaimana Akuisisi dalam Strategi Pertumbuhan tersebut?

1.3 Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan masalah ini antara lain :
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengertian dan jenis dari strategi
pertumbuhan.
2. Untuk mengetahui bagaimana konsentrasi dalam strategi pertumbuhan tersebut.
3. Untuk mengetahui bagaimana perluasan pasar didalam strategi pertumbuhan
tersebut.
4. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan produk didalam strategi
pertumbuhan.
5. Untuk mengetahui integrasi vertikal dan horizontalnya.
6. Untuk mengetahui bagaimana divesifikasi konsentrik dan konglomersi di dalam
strategi pertumbuhan.
7. Untuk mengetahui bagaimana akuisisi didalam strategi pertumbuhan tersebut.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian & Jenis Strategi Pertumbuhan

2.1.1 Pengertian Strategi Pertumbuhan

Strategi pertumbuhan atau growth strategy adalah metode yang harus


perusahaan terapkan untuk menangkap pangsa pasar yang lebih besar. Fungsinya
adalah untuk mendapatkan posisi di pasar (market positioning) dan menopang bisnis
dalam jangka panjang. Ada sejumlah faktor yang memiliki pengaruh besar untuk
strategi pertumbuhan. Antara lain target pasar dan lead yang belum tersentuh,
persaingan dengan kompetitor di pasar, saluran distribusi, marketing strategy, kondisi
pasar, serta lingkungan bisnis.
Strategi pertumbuhan dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja keuangan
perusahaan, seperti pendapatan atau laba. Dengan menggunakan strategi pertumbuhan,
sebuah perusahaan dapat memperluas usahanya melalui inovasi produk, ekspansi
pasar, peluncuran lini produk baru, dan lain-lain.
Dalam strategi ini, bisnis bertujuan untuk menang dalam kompetisi yang
berlangsung di pasar, lengkap dengan berbagai cara yang dianggap paling efisien untuk
mencapai tujuan tersebut. Cara-cara ini akan diterapkan di berbagai area pemasaran.
Dapat juga diterapkan pada departemen lainnya, misalnya penjualan dan
pengembangan produk.

2.1.2 Jenis - jenis Strategi Pertumbuhan

Berikut merupakan beberapa jenis dari strategi pertumbuhan ialah sebagai berikut:
1. Market Penetration (Penetrasi Pasar)
Jenis yang pertama ini dianggap sebagai strategi dengan risiko rendah. Sebuah
perusahaan menggunakan strategi market penetration atau penetrasi pasar untuk
mengembangkan volume bisnisnya dengan produk yang mereka miliki saat ini dan

5
sudah dipasarkan. Jadi tujuannya adalah untuk meningkatkan total penjualan produk
tersebut. Penetrasi pasar sering tertukar dengan pengembangan pasar.
Pada dasarnya, penetrasi pasar fokus pada loyalitas brand dan
mempertahankan konsumen. Caranya adalah menggunakan material pemasaran agar
dapat terhubung dengan konsumen. Produk maupun jasa yang digunakan adalah yang
sudah beredar di pasar. Misalnya dengan cara memberlakukan harga diskon atau
pembelian bundle. Dengan begitu, konsumen jadi lebih tertarik membeli produk Anda
daripada produk kompetitor atau pesaing.
Cara lainnya adalah menyediakan kemasan yang lebih berkualitas. Bisa juga
menyediakan konten kreatif berkualitas tinggi untuk makin meningkatkan brand
awareness. Penawaran produk dan servis baru ke pelanggan setia juga termasuk di
dalamnya.

2. Market Development (Pengembangan Pasar)


Berbeda dengan penetrasi pasar, market development atau pengembangan
pasar adalah strategi yang dianggap berisiko tinggi. Tentunya, kalau dijalankan dengan
tepat, maka hasil yang didapat pun sangat signifikan. Yang perlu diperhatikan adalah
pastikan menerapkan strategi pengembangan pasar hanya jika bisnis Anda sudah
memiliki modal dan sumber yang penuh.
Pengembangan pasar adalah berekspansi dan menargetkan ulang konsumen
bisnis Anda. Ini termasuk menawarkan produk yang sudah beredar ke calon konsumen
yang sama sekali baru atau ke pasar yang baru. Bisa juga melakukan perubahan pada
produk yang sudah ada untuk fokus ke calon konsumen baru.

3. Product Development (Pengembangan Produk)


Product Development atau pengembangan produk adalah pendekatan strategis
untuk mengembangkan bisnis yang terfokus pada menciptakan dan mempromosikan
produk baru. Jadi strategi ini bukan tentang pengembangan basis konsumen. Melainkan
meningkatkan jenis produk untuk menarik lebih banyak konsumen yang ada di segmen
pasar perusahaan Anda.

6
4. Diversification (Diversifikasi)
Jenis strategi pertumbuhan yang terakhir ini sekaligus menjadi yang paling
berisiko. Strategi ini termasuk memperkenalkan produk baru ke pasar yang sama sekali
baru, di mana pengalaman bisnis Anda masih sangat minim di sana. Contohnya adalah
menawarkan produk ke area yang secara geografis sama sekali baru dan
memperkenalkan benefit produk Anda ke populasi lokal.
Tanpa ada dukungan dari ahli pengembangan pemasaran, strategi diversifikasi
berpeluang gagal. Tapi, jika bisa menjalankan strategi ini dengan baik dan sukses,
hasilnya akan sangat signifikan untuk kemajuan bisnis. Mengimplementasikan strategi
diversifikasi ini dapat membuat perusahaan mengalami penurunan finansial yang
ekstrem. Strategi ini hanya disarankan bagi bisnis yang sudah memiliki biaya dan
modal cukup.

Strategi diversifikasi memiliki 4 jenis yaitu:

1. Horizontal Diversification

Strategi ini melibatkan pengembangan produk baru yang tujuannya adalah


menjualnya ke pelanggan yang sudah ada. Sering kali produk baru ini tidak terkait
dengan produk bisnis Anda yang sudah ada saat ini, baik secara teknologi maupun
promosinya. Tapi tentu harus mampu menarik konsumen dan dibutuhkan oleh
konsumen.

Contohnya adalah perusahaan yang awalnya hanya memproduksi buku tulis


dan buku gambar, lalu ingin mengembangkan produk lainnya yaitu bolpoin dan pensil.
Kegunaan produk baru ini berbeda dari produk yang sudah ada, tapi masih
berhubungan. Jadi ada kemungkinan besar, konsumin akan tertarik untuk membeli
produk barunya.

2. Vertical Diversification

7
Sebuah perusahaan memasuki sektor yang dikelola pemasok atau
pelanggannya. Misalnya perusahaan yang berhubungan dengan rekonstruksi rumah
dan perkantoran. Perusahaan lalu memasuki sektor yang berhubungan, yaitu mulai
menjual cat tembok dan material bangunan lainnya agar dapat ditawarkan dalam bisnis.

3. Concentric Diversification

Diversifikasi konsentris adalah pengembangan lini produk atau layanan baru


dengan teknik dan promosi yang sama dengan rangkaian produk yang sudah beredar di
pasar. Biasanya strategi diversifikasi yang satu ini digunakan oleh produsen yang
berskala kecil, utamanya consumer goods.

Misalnya perusahaan atau toko roti yang awalnya hanya menjual roti saja dengan
masa pakai yang pendek. Lalu toko roti ini mulai mengembangkan usaha dengan cara
memproduksi kue kering atau bahan-bahan untuk membuat adonan roti dan kue.

4. Conglomerate Diversification

Terakhir adalah diversifikasi yang menyediakan produk atau jasa baru yang tak
ada hubungannya dengan teknologi dan promosi produk hingga peralatan yang
digunakan produk yang sudah ada saat ini. Tetapi tentunya harus yang berpeluang bisa
memikat pelanggan baru.

Tujuan utama dari diversifikasi konglomerat adalah untuk mendapat


pengembalian investasi yang tinggi di industri yang sama sekali baru. Sesuai namanya,
jenis growth strategy ini sering digunakan oleh perusahaan besar atau konglomerat.

2.2 Konsentrasi Strategi Pertumbuhan

Strategi konsentrasi adalah jenis strategi pertumbuhan dan merupakan strategi


yang paling umum dijumpai pada berbagai perusahaan dimana perusahaan hanya

8
memfokuskan pada satu lini bisnis utamanya dengan menonjolkan prinsip melakukan
satu hal dengan sangat baik.

Strategi konsentrasi digunakan bagi perusahaan yang memiliki bisnis tunggal


untuk mengejar pertumbuhannya. Fokus strategi konsentrasi adalah bagaimana
meningkatkan pertumbuhan perusahaan dengan mengonsentrasikan pada bisnis
intinya. Perusahaan yang menerapkan strategi konsentrasi dapat memilih salah satu
strategi konsentrasi berikut ini:

1. Perusahaan berusaha meningkatkan tingkat penggunaan barang dari konsumen


yang sudah dimiliki.
2. Perusahaan berusaha menarik pelanggan yang dimiliki pesaing dan dialihkan
menjadi calon konsumen perusahaan.
3. Perusahaan dapat mencoba menarik calon pembeli baru yang selama ini belum
menjadi konsumen perusahaan dan belum menjadi pelanggan pesaing.

2.2.1 Strategi Pertumbuhan Terkonsentrasi


Pertumbuhan terkonsentrasi adalah strategi perusahaan yang mengarahkan sumber
dayanya ke pertumbuhan yang menguntungkan dari satu produk, dalam satu pasar, dengan
satu dominan. teknologi. Alasan utama untuk pendekatan ini, kadang-kadang disebut pasar.
Dalam strategi konsentrasi, ada tiga sub-strategi: (1) penetrasi pasar, (2)
pengembangan pasar, dan (3) pengembangan produk (Gambar 8.2 “Strategi
Konsentrasi”). Menariknya, sebuah perusahaan dapat menggunakan satu, dua, atau
aspek dari ketiga strategi dalam usahanya untuk unggul dalam suatu industri (Ansoff,
1957).

Dalam strategi konsentrasi ada tiga sub strategi konsentrasi yaitu:


1. Penetrasi pasar

Market penetration atau penetrasi pasar adalah cara sebuah bisnis mengukur
seberapa banyak sebuah produk atau jasa digunakan oleh para konsumen dibanding
jumlah total pasar untuk produk yang ditawarkan tersebut.

9
a. Manfaat dan pentingnya penetrasi pasar:

b. meningkatkan penjualan

c. meningkatkan brand equity

d. product positioning yang lebih baik

2. Pengembangan pasar

Pengembangan pasar adalah strategi yang mengidentifikasi segmen pasar baru


dan mengembangkannya untuk produk saat ini
Keuntungan dari pengembangan pasar:

a. Merek dapat memperluas basis pelanggan mereka


b. Ketika dilakukan secara strategis, perusahaan mengalami pertumbuhan
c. Bisnis mendapatkan keunggulan yang menentukan atas pesaing
d. Pendapatan meningkat

3. Pengembangan produk.

Pengembangan pasar merupakan sebuah usaha yang dilakukan dalam


meningkatkan penjualan dari hasil produk yang dihasilkan. Dengan ini, perusahaan
mencari segmen pasar baru untuk produk tersebut. Kegiatan ini merupakan salah satu
alternatif untuk meningkatkan perusahaan.
Kuantitas penjualan dapat ditingkatkan ketika wilayah pemasaran diperluas
dengan pasar yang baru. Pengembangan pasar tidak melibatkan suatu produk
dikarenakan perusahaan hanya menjual produk ke segmen yang baru.
Keuntungan melakukan pengembangan produk:
a. Kelebihan strategi pengembangan pasar yaitu mendapat pelanggan baru yang
meningkatkan penjualan dan pertumbuhan perusahaan tersebut.

10
Sebuah perusahaan dapat menggunakan satu, dua, atau ketiganya sebagai bagian dari
upaya mereka untuk unggul dalam suatu industri. Ansoff menggambarkan strategi ini
dalam sebuah matriks.

2.3 Perluasan Pasar

Strategi perluasan pasar yaitu berusaha menambah jangkauan pemasaran dari


jenis barangyang sekarang telah diproduksi. dengan cara menambah pasar
sasaran, memodifikasi( me mper banyak) saluran dist r ibusi, me mper baik i
( menambah) int ens it as pro mos i. Perusahaan dapat memperluas wilayah
pemasaran secara bertahapsejakdari pasar lokal, regional, nasionalsampaipasar
internasional.
Perluasan Pasar atau Penetrasi pasar adalah nama yang diberikan kepada suatu
strategi pertumbuhan dimana perusahaanberfokus pada penjualan produk–produk yang
ada di pasar–pasar yang telah ada sebelumnya.
1. Mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar produk ini. Hal ini
dapat dicapai olehkombinasi dari strategi harga yang kompetitif, iklan,
promosi penjualan, dan mungkin lebihbanyak sumber daya pribadi yang
dimanfaatkan untuk menjual.
2. Aman dari dominasi pertumbuhan pasar.
3. Restrukrusasi pasar yang matang oleh manuver dari kompetior, ini
memerlukan kapanyepromosi, didukung oleh sebuah strategi harga yang
dirancang untuk membut pasar kurang menarik bagi kompetitor.
4. Meningkatkan penggunaan oleh pelanggan yang ada. Contohnya,
memperkenalkan programloyalitas konsumen implementasi penetrasi pasar
sebagai strategi pemasaran dikondisikan sebagai“bisnis seperti biasa”.
Penetrasi pasar haruslah dieksekusi pada bisnis yang berfokus hanya
padapasar dan produk. Hal yang diperlukan adalah kepintaran pemasaran

11
untuk mendapatkan informasitentang kompetitor dan kebutuhan
pelanggan. Oleh karena itu, strategi ini akan memerlukanbanyak investasi
baru dalam penerapannya, sebab harus didahului oleh riset pasar.

Kegiatan perluasan pasar dapat dilakuka melalui dua cara, yaitu sebagai berikut.
1. Pengembangan Pasar (Market Development)Pengembangan pasar adalah
nama yang diberikan kepada suatu strategi pertumuhan unit bisnisyan
berusaha untuk menjual produk–produk yang telah ada di pasar–pasar
yang baru. Terdapatbanyak cara untuk mengaplikasikan strategi ini, antara
lain sebagai berikut.
- Geografis pasar baru, misalnya produk ekspor ke negara yang baru
- Dimensi atau kemasan produk yang baru
- Saluran distribusi yang baru
- Menerapkan kebijakan harga yang berbeda untuk menarik pelanggan
baru atau membuat segmen pasar yang baru.
2. Pengembangan Produk (Product Depelopment)
Pengembangan produk adalah nama yang diberikan kepada suatu strategi
pertumbuhan sebuahunit bisnis untuk memperkenalkan produk baru ke
pasar–pasar yang telah ada. Hal ini mungkinmemerlukan strategi
pengembangan kompetensi baru dan memerlukan program pemasaran
yangbaru pula untuk mengembangkan produk yang dapat diubah /
dikembangkan kepasar yang telah ada.

2.4 Pengembangan Produk Strategi pertumbuhan

Pengembangan produk adalah strategi dan proses yang dilakukan oleh


perusahaan dalam mengembangkan produk, memperbaiki produk lama atau
memperbanyak kegunaan produk ke segmen pasar yang ada dengan asumsi pelanggan
menginginkan unsur-unsur baru mengenai produk.
Pengembangan produk adalah proses perubahan yang dilakukan terhadap
produk yang sudah ada sekaligus proses pencarian inovasi untuk menambah nilai

12
terhadap barang lama dengan mengkonversikannya ke dalam produk tersebut. Dengan
adanya pengembangan produk berarti perusahaan sudah memahami tentang kebutuhan
dan keinginan pasar.
Menurut Tjiptono (2008), pengembangan produk adalah strategi untuk produk
baru meliputi produk orisinil, produk yang disempurnakan, produk yang dimodifikasi,
dan merek baru yang dikembangkan melalui usaha riset dan pengembangan.
Menurut Kotler dan Amstrong (2008), pengembangan produk strategi untuk
pertumbuhan perusahaan dengan menawarkan produk memodifikasi atau produk baru
ke segmen pasar yang ada sekarang pengembangan konsep produk menjadi produk
fisik dalam upaya memastikan bahwa ide produk bisa diubah menjadi produk yang bisa
diwujudkan secara efektif.
2.4.1 Tujuan Pengembangan Produk

Tujuan pengembangan produk adalah untuk memberikan nilai maksimal bagi


konsumen, memenangkan persaingan perusahaan dengan memilih produk yang
inovatif, produk yang dimodifikasi serta mempunyai nilai yang tinggi baik dalam
desain warna, ukuran, kemasan, merek, dan ciri-ciri lain.
Menurut Kotler dan Keller (2008), umumnya tujuan pengembangan produk baru
adalah:
1. Untuk memenuhi kebutuhan baru dan memperkuat reputasi perusahaan sebagai
investor, yaitu dengan menawarkan produk yang lebih baru dari pada produk
sebelumnya.
2. Untuk mempertahankan daya saing terhadap produk yang sudah ada, yaitu
dengan jalan menawarkan produk yang dapat memberikan jenis kepuasan yang
baru. Bentuknya bisa bertambah terhadap lini produk yang sudah ada maupun
revisi terhadap produk yang telah ada.

2.4.2 Jenis-Jenis Pengembangan Produk

Setiap perusahaan harus mempunyai strategi dalam melakukan pengembangan


produk. Hal ini bertujuan agar produk yang akan dikembangkan dapat sesuai dengan

13
kebutuhan perusahaan dan konsumen yang sudah ada tetap tertarik dengan penawaran
yang diberikan oleh suatu perusahaan serta menarik konsumen baru.
Menurut Kotler dan Keller (2008), strategi pengembangan produk terdapat
beberapa jenis, yaitu:
1. Memperbaiki yang sudah ada.
Dalam hal ini perusahaan menggunakan teknologi dan fasilitas yang ada untuk
membuat variasi dan memperbaiki produk yang ada. Dalam menggunakan cara
ini perusahaan tidak memiliki resiko besar, karena hanya akan melakukan
perubahan yang menyeluruh.
2. Memperluas lini produk.
Jenis pengembangan produk dilakukan perusahaan dengan cara menambah
item pada lini produk yang sudah ada atau menambah lini produk baru.
3. Menambah produk yang ada.
Perusahaan dalam hal ini menambah atau memberikan variasi pada produk
yang telah ada dan juga memperluas segmen pasar dengan melayani berbagai
macam konsumen atau pembeli yang memiliki selera yang berbeda-beda.
4. Meniru strategi pesaing.
Pada cara ini perusahaan meniru kebijakan pesaing yang dianggap
menguntungkan, seperti halnya penetapan harga.
5. Menambah lini produk.
Biasanya perusahaan memerlukan dana besar dalam penambahan produk baru
yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan lini produk yang telah ada. Karena
produk yang belum pernah diproduksi sebelumnya, serta dalam hal penggunaan
fasilitas-fasilitas untuk mempromosikannya memerlukan proses yang baru
pula.

2.4.3 Tahapan Proses Pengembangan Produk

Pengembangan produk baru bukan merupakan hal yang mudah bagi perusahaan
yang menjalankannya. Proses pengembangan produk untuk setiap perusahaan juga

14
berbeda, tergantung produk serta tingkat kompleksitasnya, dan umumnya kegiatan-
kegiatan ini lebih membutuhkan daya analisis intelektual dan manajemen organisasi.
Menurut Simamora (2000), terdapat delapan tahap yang harus dilalui dalam
pengembangan produk baru, yaitu:
1. Analisis Kebutuhan Pelanggan

Kebutuhan konsumen merupakan titik pendahuluan untuk pengembangan


produk, baik untuk pasar domestik ataupun global. Produk-produk baru merangsang
perusahaan untuk mencapai sasaran unit bisnis dan korporat. Untuk menentukan
lingkup produk baru yang akan dipertimbangkan, manajemen sering merumuskan
garis-garis besar perencanaan produk baru. Keputusan ini menjadi garis-garis besar
penting untuk proses perencanaan produk baru. Analisis kepuasan pelanggan
menentukan peluang untuk produk dan proses baru.
2. Pemunculan gagasan

Pencarian macam-macam gagasan yang menjanjikan merupakan titik pangkal


dalam proses pengembangan produk baru. Penggalian gagasan terentang mulai dari
perbaikan tambahan atas produk yang ada sekarang sampai ke produk yang sama sekali
baru bagi dunia. Beraneka gagasan produk berasal dari banyak sumber. Membatasi
pencarian gagasan-gagasan produk baru hanya pada aktivitas litbang interval
merupakan pendekatan yang sangat sempit. Sumber gagasan produk baru meliputi para
personalia perusahaan, pelanggan, pesaing, investor luar, akuisis dan anggota saluran.
3. Penyaringan Ide dan Evaluasi

Pengevaluasian ide-ide baru merupakan bagian penting dari perencanaan


produk baru. Produk yang berhasil adalah produk yang memuaskan kriteria manajemen
untuk keberhasilan komersial. Manajemen memerlukan suatu prosedur penyaringan
dan evaluasi yang akan menghapus ide-ide yang tidak akan menjanjikan sesegera
mungkin. Tujuannya adalah untuk mengeliminasi ide-ide yang paling tidak
menjanjikan sebelum terlalu banyak waktu dan dana yang dikucurkan ke dalamnya.
4. Analisis Bisnis

15
Analisis bisnis mengestimasi kinerja komersial produk yang diusulkan.
Perolehan suatu proyeksi finansial yang akurat tergantung pada mutu ramalan
pendapatan dan biaya. Analisis bisnis normalnya dipecahkan pada beberapa tahap dan
proses perencanaan produk baru. Setelah manajemen memutuskan konsep produk dan
strategi pemasarannya, manajemen dapat mengevaluasi daya tarik bisnis proposal
tersebut. Untuk memperkirakan penjualan, perusahaan dapat melihat angka penjualan
historis produk sejenis dan melakukan survei untuk mengetahui opini pasar.
Perusahaan tersebut dapat memperkirakan penjualan minimum dan maksimum untuk
memperkirakan jangkauan risiko. Setelah mempersiapkan ramalan penjualan,
manajemen dapat memperkirakan biaya dan laba yang di harapkan dari produk
tersebut, yang memasukkan biaya-biaya pemasaran, penelitian, pengembangan,
akuntansi, dan keuangan.
5. Pengembangan Strategi Pemasaran

Tujuan pengembangan strategi pemasaran adalah penyempurnaan rencana


lebih lanjut pada tahap-tahap berikutnya yaitu bagaimana strategi pemasaran untuk
mengenalkan produk baru ke pasar. Dalam tahap ini perusahaan melakukan
pengembangan rencana strategi, dimana strategi pemasaran lebih dulu mengalami
penyaringan. Dalam melakukan pengembangan strategi pemasaran ada 3 bagian
pokok, yaitu:
- Menjelaskan ukuran struktur, perilaku pasar sasaran, posisi produk yang
direncanakan, penjualan, pangsa pasar, dan laba yang diinginkan dari lima
tahun pertama.
- Menggambarkan harga, strategi distribusi, dan anggaran perusahaan yang
di rencanakan untuk produk tersebut dalam tahun pertama.
- Menjelaskan jumlah penjualan, sasaran laba, dan strategi pemasaran
selanjutnya.
6. Pengembangan Produk

Setelah berhasil merampungkan tahap analisis bisnis, perencanaan produk


bergerak menuju tahap pengembangan dan pengujian (development and testing).

16
Pengembangan dan pengujian berkenaan dengan pembuatan karakteristik fisik barang
dan jasa baru yang dapat diterima bagi para pelanggan. Tujuannya adalah
mengkonversikan gagasan ke dalam produk aktual yang aman, memberikan manfaat
bagi para pelanggan, dan dapat diproduksi secara ekonomis oleh perusahaan.
7. Pengujian Produk dan Pasar

Pada tahapan ini, pengujian produk merupakan kelanjutan dari tahapan


pengembangan produk. Tahapan-tahapan pengujian produk diantaranya:
- Pengujian tentang konsep produk.
- Pengujian desain produk.
- Pengujian kesukaan konsumen terhadap produk.
- Pengujian laboratorium terhadap produk.
- Pengujian operasi pabrik dan tes penggunaan produk.

Setelah manajemen perusahaan merasa puas dengan produknya (setelah


melakukan perubahan) maka untuk lebih lanjut adalah pengujian pada tujuannya yaitu
untuk mengetahui reaksi konsumen.
8. Komersialisasi

Pada tahapan ini, semua fasilitas sudah disiapkan sedemikian rupa, baik fasilitas
produksi maupun pemasarannya. Perusahaan yang sudah memasuki tahapan ini, harus
sudah mempersiapkan strategi penetapan harga dan keuntungan yang diharapkannya.
Di dalam tahapan ini, perusahaan sudah melaksanakan riset pemasaran terlebih dahulu,
terutama yang menyangkut kebutuhan, keinginan, selera, kepuasan para konsumen
yang akan dituju.

2.5 Integrasi Vertikal & Horizontal

Strategi integrasi berarti menyatukan beberapa rentang bisnis mulai dari hulu,
jaringan pemasok hingga hilir, jaringan distributor serta secara horizontal kearah
pesaing. Strategi integrasi ada 3 bentuk yaitu: strategi integrasi ke depan: strategi

17
integrasi ke belakang: strategi integrasi horizontal. Seringkali secara keseluruhan
strategi ini disebut sebagai strategi integrasi vertical yang dijalankan untuk
memperoleh kendali atas distributor, pemasok, dan pesaing.
2.5.1 Integrasi Vertikal

Integrasi Vertikal melihat Industri secara keseluruhan dan berkonsentrasi pada


segmen fungsional industri yang berbeda. Integrasi vertikal dapat dibagi jadi dua yakni
forward integration dan backward integration. Tujuan utama integrasi vertikal
menekankan pada efisiensi operasional dan diikuti dengan ekspansi margin. Dalam
proses ini, perusahaan memperoleh tahapan produksi yang berbeda atau segmen
fungsional yang berbeda dari proses produksi dan karenanya profitabilitas dari saluran
yang berbeda dihilangkan dan margin keuntungan meningkat. Jenis keahlian yang
dibutuhkan lebih kompleks daripada integrasi horizontal.

Misalnya Google menyediakan sistem operasi untuk smartphone yang


diakuisisi Motorola sebelum Lenovo, untuk menandai masuknya ke dalam pasar
smartphone dan merupakan kasus forward integration. Perusahaan berusaha untuk
mengontrol semua tahapan dalam rantai pasokan, mulai dari ekstraksi bahan baku
hingga penjualan produk akhir. Contoh integrasi vertikal adalah sebuah perusahaan
manufaktur yang mengakuisisi distributor atau pemasok bahan bakunya.

Tujuan integrasi vertikal adalah mengamankan rantai pasokan dan menangkap


penciptaan nilai dan keuntungan di setiap rantai nilai. Strategi ini memungkinkan
perusahaan untuk memiliki kendali yang lebih tinggi terhadap pasokan dan penjualan,
sehingga mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi. Secara umum, integrasi
vertikal terbagi ke dalam dua jenis berdasarkan pada posisi perusahaan dalam urutan
rantai pasokan:

1. Strategi Integrasi Ke Depan (Forward Integration Strategy)

Strategi integrasi ke depan adalah strategi yang dijalankan dengan meraih


kendali atas jalur distribusi, mulai dari distributor hingga retailer. Wujud dari
kendali atas jalur distribusi adalah mendirikan sendiri jalur distribusi, memperoleh
kepemilikan atas jalur distribusi, atau memperoleh kendali. Semakin
meningkatnya jumlah manufaktur, atau dalam hal ini pemasok menyebabkan
semakin meningkatnya penggunaan strategi integrasi ke depan oleh manufaktur.
E-commerce, franchise, factory outlet adalah bentuk pengembangan strateg
integrasi ke depan yang sedang tren saat ini. Beberapa pedoman yang
mempengaruhi efektifitas strategi integrasi ke depan antara lain:

18
- Distributor saat ini berbiaya mahal atau tidak andal Ketersediaan
distributor yang berkualitas terbatas Perusahaan berada dalam industri
yang tumbuh pesat

- Perusahaan memiliki modal dan sumber daya manusia yang mampu


mengelola usaha baru dibidang distribusi - Distributor saat ini
menikmati profit margin yang terlampau tinggi.

Contohnya: Perusahaan PT. Kimia farma membangun jaringan apotiknya sendiri


yaitu Apotik Kimia farma, 2. PT Astra internasional menguasau saluran distribusi
sampai hilirnya dengan mempunyai outlet shop and drive yg memberikan
pelayanan service dan menjual suku cadang.

2. Strategi Integrasi Ke Belakang (Backward Integration Strategy)

Strategi integrasi ke belakang digunakan dengan memperoleh kepemilikan


atau meningkatkan kendali atas perusahaan pemasok. Baik manufaktur maupun
retailer membutuhkan bahan baku dari pemasok. Berkut pedoman yang diikuti
agar strategi integrasi ke belakang efektif:

- Jika perusahaan perlu memperoleh sumber daya yang dibutuhkan secara


cepat
- Pemasok saat ini mahal dan tidak andal
- Jumlah pemasok terbatas, tetapi jumlah pesaing banyak
- Pertumbuhan tinggi di sector industry
- Perusahaan memiliki modal dan SDM untuk mengelola bisnis baru
- Pentingnya stabilitas harga pasokan.
- Pemasak yang ada menikmati profit margin yang tinggi

Contoh: Kelompok Kompas Gramedia memiliki bnyk anak perusahaan media


termasuk penerbitan, 2) Pt. Gudang Garam Internasional memiliki pabrik kertas
rokok di afrika selain juga memiliki pabrik kertas rokok di Kediri dgn nama PT
Surya Zig Zag.

Tiga alternatif untuk integrasi vertikal adalah:

1. Merger
2. Akuisisi, atau
3. Pengembangan internal.

Di bawah pertumbuhan internal, perusahaan masuk sebagai pemain baru di


pasar distribusi atau input. Perusahaan mendirikan anak usaha baru, membangun

19
fasilitas produksi, dan merekrut tenaga kerja secara sendiri. Itu biasanya lambat dan
membutuhkan sumber daya yang signifikan. Alternatif yang lebih cepat adalah dengan
mengakuisisi pemasok atau distributor. Strategi ini juga untuk menghindari
pembalasan dan reaksi kompetitif pesaing di pasar target. Ketika perusahaan masuk
sebagai pemain baru, itu menambah pasokan di pasar dan menekan harga dan
keuntungan.

Oleh karena itu, petahana berkepentingan untuk mencegahnya. Selanjutnya,


merger melibatkan penggabungan dua perusahaan dan menyisakan satu entitas yang
bertahan. Katakanlah, pemanufaktur merger dengan distributornya dan meninggalkan
pemanufaktur sebagai entitas yang bertahan. Dalam hal ini, manajemen dan karyawan
melebur ke pemanufaktur dan di bawah satu manajemen. Berbeda dengan merger,
dalam akuisisi, pengakuisisi dan perusahaan target masih menjadi dua entitas yang
bertahan dengan manajemen yang independen. Paska akuisisi, perusahaan target
menjadi anak usaha pengakuisisi.

2.5.2 Integrasi Horizontal


Integrasi horizontal (horizontal integration) berarti mengkombinasikan
beberapa bisnis dalam rantai produksi yang sama di bawah satu koordinasi atau
kendali. Misalnya dua produsen mobil memutuskan untuk merger dan meninggalkan
satu entitas yang bertahan. Itu meningkatkan ukuran bisnis sehingga mendukung
pencapaian keunggulan kompetitif dan kekuatan pasar yang lebih tinggi. Integrasi
tidak hanya melalui merger. Ini mungkin melalui akuisisi. Perusahaan yang diakuisisi
mungkin merupakan pesaing langsung.
Misalnya, misalnya akuisisi Bank OCBC NISP oleh OCBC Bank.
Alternatifnya, kedua perusahaan mungkin fokus pada segmen pasar yang berbeda.
Perusahaan target memiliki memiliki irisan dengan bisnis non-inti perusahaan
pengakuisisi. Dalam hal ini, anak perusahaan akan fokus pada bisnis non-inti tersebut.
Opsi integrasi selanjutnya adalah membentuk anak usaha atau usaha patungan
di negara lain dengan bisnis yang sama. Misalnya, pembuat mobil Jepang mendirikan
fasilitas produksi dan anak usaha di Indonesia.

Beberapa contoh lain integrasi horizontal adalah:

1. Facebook mengakuisisi Instagram pada tahun 2012 dengan nilai $1 miliar.


Keduanya fokus di bisnis jejaring sosial.

20
2. Heinz dan Kraft Foods merger pada 25 Maret 2015 dan menggarap pasar
makanan olahan

3. Marriott International pembeli Starwood Hotels seharga $13,6 miliar pada 16


November 2015, membuatnya menjadi salah satu jaringan hotel terbesar di
dunia.

4. Walt Disney Company mengakuisisi 21st Century Fox senilai $52,4 miliar pada
14 Desember 2017.

2.6 Diversifikasi Konsentrik & Konglomerasi

2.6.1 Strategi Diversifikasi Konsentris (Concentric Diversification Strategy)

Diversifikasi konsentris, yaitu strategi yang menjalankan dengan menambah


produk baru yang masih terkait dengan produkyang ada saat ini. Keterkaitan dalam hal
: kesamaan teknologi, pemanfaatan fasilitas bersama, ataupun jaringan pemasaranyang
sama. Enam hal yang bisa menjadi pedoman kapan diversifikasi konsentris tepat
dilakukan, yaitu :
1. Ketika organisasi bersaing dalam industri yang tidak tumbuh atau
pertumbuhannya lambat.
2. Ketika menambah produk baru, namun masih terkait, akan meningkatkan
penjualan produk yang ada saat ini secara signifikan.
3. Ketika produk baru, namun masih terkait, dapat di tawarkan dengan harga
yang sangat bersaing.
4. Ketika produk baru, namun masih terkait mempunyai fluktuasi penjualan
musiman yang menyeimbangkan fluktuasi penjualan perusahaan tersebut saat
ini.
5. Ketika produk-produk organisasi saat ini dalam tahap daur hidup produk yang
menurun.
6. Ketika organisasi mempunyai tim manajemen yang kuat.

21
2.6.2 Diversifikasi konglomerat (Conglomerate Diversification)

Diversifikasi konglomerat, yaitu penambahan produk baru dan dipasarkan pada


pasar baru yang tidak terkait dengan yang ada saat ini. Ide dasar strategi ini terutama
pertimbangan profit.
Menurut Purwanto (2008:120) “Strategi ini dilakukan dengan cara
mengakuisisi perusahaan lain yang memiliki line of business yang sama sekali
berbeda”. Strategi ini dilakukan untuk beberapa alasan, di antaranya:
1. Perusahaan di dalam industri yang pertumbuhannya lambat mengakuisisi
perusahaan yang berada dalam industri yang berkembang cepat dengan tujuan
untuk meningkatkan pertumbuhan total.
2. Perusahaan yang memiliki kelebihan uang cash sering mendapatkan bahwa
investasi dalam industri yang berbeda merupakan strategi yang sangat
menguntungkan.
3. Perusahaan yang mengakuisisi memiliki kemampuan manajemen, finansial
dan teknik serta pemasaran yang bisa diaplikasikan kepada perusahaan yang
lebih lemah sehingga dapat meningkatkan kemampuan laba perusahaan yang
lemah tersebut.
4. Perusahaan melakukan diversifikasi dengan maksud membagi-bagi risiko ke
dalam beberapa industri.

2.7 Akuisisi dalam Strategi Pertumbuhan


Dalam melakukan suatu pengambilalihan perusahaan, terdapat
beberapa hal utama yang harus diperhitungkan akuisitor seperti pemilihan bentuk
akusisi yang akan dilakukan dengan melihat karakteristik-karakteristik akuisisi yang
ada, pemilihan bentuk dan sumber pembelanjaan akuisisi, penilaian perusahaan target
dan juga aspek hukum. dari rencana tersebut.

Bentuk-Bentuk Akuisisi
1. Sebagai Salah Satu Bentuk Kombinasi Bisnis

22
Akuisisi sebagai salah satu bentuk kombinasi bisnis dapat dibedakan dalam dua
tipe yaitu Akuisisi Finansial dan Akuisisi Strategis. Pemilihan antara kedua
bentuk akuisisi ini adalah sangat penting dapat memberikan gambaran yang
jelas tentang latar belakang dan tujuan akuisisi.
2.7.1 Akuisisi Finansial
Akuisisi finansial merupakan suatu tindakan akuisisi terhadap satu atau
beberapa perusahaan tertentu dilaksanakan dengan tujuan yang untuk mencapai
keuntungan finansial. Kecenderungannya adalah usaha membeli perusahaan
target dengan harga semurah mungkin untuk dijual kembali dengan harga jual
yang lebih tinggi. Namun demikian apabila transaksi tersebut dilaksanakan
antar perusahaan yang berada dalam satu grup atau kepemilikan yang sama,
harga yang dibeli dapat menjadi lebih mahal atau pun lebih murah, tergantung
pada kepentingan dan keuntungan yang akan diperoleh pemilik mayoritas
bersangkutan. Motif utama akuisisi ini adalah untuk mengeruk keuntungan
finansial sebesar-besarnya.
2.7.2 Akuisisi Strategis
Akuisisi strategis merupakan suatu akuisisi yang dilaksanakan dengan
tujuan untuk menciptakan sinergi dengan didasarkan pada pertimbangan-
pertimbangan jangka panjang. Sinergi ini tidak hanya berupa sinergi finansial
tetapi juga mencakup sinergi produksi, sinergi distribusi, sinergi pengembangan
teknologi dan gabungan dari sinergi-sinergi tersebut.
Dalam rangka mewujudkan sinergi tersebut maka perusahaan pertama
mengakuisisi perusahaan kedua sehingga dapat menutup kelemahan-kelemahan
mereka yang sekaligus meningkatkan penjualan dan menampilkan kekuatan
yang lebih besar. Sinergi ini mencerminkan penggabungan dua yang akan
menghasilkan keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan jumlah
keuntungan yang dihasilkan apabila masing-masing faktor tersebut bekerja
sendiri-sendiri.
2. Segi Aplikasi Penjabaran.
a) Asset Acquisition

23
Asset acquisition merupakan suatu transaksi pembelian perusahaan untuk
mendapatkan sebagian atau seluruh aktiva perusahaan target. Pengalihan aktiva
tersebut direalisasikan melalui instrumen khusus untuk tiap aktiva perusahaan.
Dalam hal kewajiban (liabilities) tidak secara otomatis dialihkan kepada
pembeli. Pembeli dapat mengambil alih kewajiban tersebut bilamana telah ada
persetujuan sebelumnya dalam kontrak akuisisi.
b) Stock Acquisition
Stock acquisition merupakan suatu transaksi pembelian sebagian atau seluruh
saham perusahaan target. Apabila penjual hanya dimiliki oleh segelintir orang
dan bukan merupakan perusahaan publik maka proses akuisisi saham ini adalah
yang mudah. Sebaliknya apabila perusahaan target merupakan perusahaan
publik yang sahamnya dimiliki oleh banyak orang maka proses akuisisinya
bukanlah merupakan hal yang mudah dan membutuhkan waktu. yang relatif
lama. Penjualan saham ini lebih sering terjadi dibandingkan dengan penjualan
aktiva yang aktiva yang mana hal ini seringkali lebih dikarenakan penjual
tersebut masih terikat pada kontrak-kontrak tertentu seperti leases, franchises
atau perijinan lainnya yang tidak dapat dialihkan kepada pembeli.
c) Statutory Mergers
Statutory mergers merupakan kombinasi antara dua perusahaan atau lebih
sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan dalam undang-undang. Konsekuensi
dari merger ini adalah salah satu perusahaan secara hukum masih tetap berdiri
sedangkan perusahaan lainnya. harus dilikuidasi. Perusahaan yang
dipertahankan tersebut tidak hanya mewarisi aktiva dan kewajibannya tetapi
juga mewarisi aktiva dan kewajiban perusahaan yang dilikuidasi.
Kemungkinan. lainnya adalah dipertahankannya perusahaan penjual sedangkan
perusahaan pembeli yang dilikuidasi. Hal ini terjadi apabila penjual memiliki
aktiva yang lebih berharga dan tidak dapat dialihkan karena pertimbangan akan
faktor legal dan faktor- faktor lainnya. Penggabungan tersebut sering disebut
"reverse merger".
d) Statutory Consolidation

24
Statutory consolidation juga merupakan kombinasi dua perusahaan atau
lebih yang tunduk pada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dan
membutuhkan persetujuan terlebih dahulu dari stockholders dan board of
directors.
3. Sumber-Sumber Pembelanjaan Akuisisi Dalam beberapa tahun belakangan ini
pasar uang uang telah berkembang cukup siknifikan. Sumber pembiayaan
untuk suatu akuisisi menjadi lebih beraneka ragam, yaitu:
a) Private Placement Pemeran utamanya adalah commercial banks,
perusahaan asuransi, dana pensiun dan modal ventura. Kemampuan suatu
lembaga tertentu untuk turut berpartisipasi dalam sebagian atau seluruh
private placement tersebut pada prinsipnya tergantung pada masalah
peraturan dan hukum yang berlaku.
b) Public Markets
Pelaksanaan go public melalui pasar modal merupakan salah satu alternatif
yang cukup layak.
c) Sellers
Pembelanjaan penjual selalu diterapkan karena penjual seringkali
memperoleh keuntungan melalui partisipasi tersebut.
d) Buyers
Kesempatan pembeli untuk mendapatkan dana lewat suatu penawaran
saham atau penerbitan obligasi yang sesuai dengan perjanjian dan pada
suatu saat yang ditentukan, obligasi tersebut dikonversikan menjadi equity
(convertible bonds).

25
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan


pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu
Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema,
mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan
gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai
tujuan secara efektif.

Strategi dibedakan dengan taktik yang memiliki ruang lingkup yang lebih
sempit dan waktu yang lebih singkat, walaupun pada umumnya orang sering kali
mencampuradukkan ke dua kata tersebut. Strategi sering dikaitkan dengan Visi dan
Misi, walaupun strategi biasanya lebih terkait dengan jangka pendek dan jangka
panjang. Strategi konsentrasi adalah jenis strategi pertumbuhan dan merupakan strategi
yang paling umum dijumpai pada berbagai perusahaan dimana perusahaan hanya
memfokuskan pada satu lini bisnis utamanya dengan menonjolkan prinsip melakukan
satu hal dengan sangat baik.

26
DAFTAR PUSTAKA

Eddy, Yunus. "Manajemen Starategi." (2016).


KAMAL, IRFAN. Analisis Strategi Pertumbuhan PT Perwita Karya Group. 2014.
PhD Thesis. Universitas Gadjah Mada.
Strategi pertumbuhan..., Pradi Wigianto Saheman. FE UI, 2010.
Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: ANDI.
Kotler, Philip dan Armstrong, Gary. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta:
Erlangga.
Alma, Buchari. 2002. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung:
Alfabeta.
Kotler, Philip dan Keller, Kevin. 2008. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Prenhallindo.

27

Anda mungkin juga menyukai