Anda di halaman 1dari 26

i

ASPEK TEKNIS/OPERASI
(Makalah)

Disusun Oleh:
Amatasya Rizki Agustin 1653031006
Bila Anggraini 1613031004
Letty Meisitha 1613031042
Suci Hijrotul Awwaliyah 1653031004

Mata kuliah : Studi Kelayakan Bisnis


Dosen Pengampu : Albet Maydiantoro, S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019

i
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Aspek Teknis atau Operasi” ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan di dalamnya, dan juga kami berterima kasih pada Bapak Albet
Maydiantoro, S.Pd., M.Pd selaku dosen mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis yang
telah memberikan bimbingan serta arahan dalam pembuatan makalah.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka


menambah wawasan serta pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa
di dalam pembuatan makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu kami mengharapkan kritik, saran dan usulan dalam
rangka penyempurnaan untuk pembuatan makalah selanjutnya.

Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,


petunjuk, maupun pedoman bagi pembaca.

Bandar Lampung, 05 Maret 2019

Kelompok 5

ii
iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................1

1.3 Tujuan Pembelajaran ..........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teknis/Operasi .................................................................................3

2.2 Tujuan Aspek Teknis/Oprasi..............................................................................4

2.3 Penentuan Lokasi Usaha ....................................................................................4

2.4 Metode Penilaian Lokasi ....................................................................................6

2.5 Luas Produksi .....................................................................................................9

2.6 Tata Letak (layout) ...........................................................................................10

2.7 Pemilihan Teknologi ........................................................................................12

2.8 Economic Order Quantity (EOQ) ....................................................................13

2.9 Safety Stock (SS) ..............................................................................................16

2.10 Reorder Point (ROP)......................................................................................17

2.11 Soal Untuk Diskusi; .......................................................................................17

iii
iv

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................21

3.2 Saran .................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA

iv
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aspek teknis dan operasi merupakan suatu yang berkenaan dengan proses
pembangunan suatu perusahaan secara teknis dan pengoperasiannya setelah
perusahaan tersebut dibangun.
Berdasarkan analisa ini dapat diketahui rancangan awal penaksiran biaya
investasi termasuk biaya eksploitasinya. Pelaksanaan dari evaluasi aspek ini
sering kali tidak dapat memberikan suatu keputusan baku atau dengan kata lain
masih tersedia alternative jawaban. Karenannya perlu diperhatikan suatu atau
beberapa pengalaman pada perusahaan lain yang serupa dilokasi lain yang
mengunakan teknik dan operasi serupa. Keberhasilan penggunaan teknologi
sejenis ditempat lain sangat membantu dalam pengambilan keputusan akhir,
setidaknya memperhatikan pengalaman ditempat lain tidak bisa dikesampingkan.
Berbeda dengan aspek teknis, aspek operasi umumnya kurang mendapat perhatian
dalam pembuatan studi kelayakan bisnis, karena kebanyakan studi kelayakan
bisnis berpusat pada tiga aspek yaitu pasar, teknik dan keuangan. Kebanyakan
pembuat studi kelayakan bisnis merasa bahwa ketiga aspek sudah baik maka
pihak yang menjalankan proyeksi tersebut akan senang.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian aspek teknis/operasi ?


2. Apa tujuan aspek teknis/operasi?
3. Bagaimana penentuan lokasi usaha ?
4. Jelaskan metode penilaian lokasi usaha !
5. Apa itu luas produksi?
6. Apa itu tata letak (layout)?

1
2

7. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam pemilihan teknologi?


8. Apa yang dimaksud dengan Economic Order Quantity (EOQ)?
9. Apa yang dimaksud dengan Safety Stock (SS)?
10. Apa yang dimaksud dengan Reorder Point (ROP)?
11. Bagaimana bentuk soal untuk diskusi?

1.3 Tujuan Pembelajaran

1. Untuk mengetahui pengertian aspek teknis/operasi


2. Untuk mengetahui tujuan aspek teknis/operasi
3. Untuk mengetahui cara penentuan lokasi usaha
4. Untuk mengetahui metode-metode penilaian lokasi usaha
5. Untuk mengetahui luas produksi
6. Untuk mengetahui tata letak (layout)
7. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan
teknologi
8. Untuk mengetahui Economic Order Quantity (EOQ)
9. Untuk mengetahui Safety Stock (SS)
10. Untuk mengetahui Reorder Point (ROP)
11. Untuk mengetahui bentuk soal untuk diskusi

2
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aspek Teknis/Operasi


Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkaitan dengan proses
pembangunan fisik usaha secara teknis dan pengoperasiannya setelah bangunan
fisik selesai dibangun” (Kamaluddin, 2004:27). Pembahasan dalam aspek teknis
meliputi penentuan lokasi proyek, perolehan bahan baku produksi, serta pemilihan
mesin dan jenis teknologi yang digunakan untuk menunjang proses produksi.

Aspek teknis atau operasi juga dikenal sebagai aspek produksi. Jadi, aspek
teknis/operasi adalah untuk menilai kesiagaan perusahaan dalam menjalankan
usahanya. Penilaian terhadap aspek ini sangat penting karena menyangkut hal-hal
seperti masalah penentuan lokasi, luas produksi, tata letak ( layout ), penyusunan
peralatan pabrik dan proses produksinya termasuk pemilihan teknologi.
Kelengkapan kajian aspek operasi sangat tergantung dari jenis usaha yang akan
dijalankan, karena setiap jenis usaha memiliki prioritas tersendiri.
Langkah selanjutnya dalam penentuan kelayakan suatu rencana bisnis adalah
menganalisis aspek teknis dan teknologi. Evaluasi aspek teknis ini mempelajari
kebutuhan-kebutuhan teknis bisnis, seperti penentuan kapasitas produksi, jenis
teknologi yang dipakai, pemakaian peralatan dan mesin, lokasi bisnis dan letak
perusahaan yang paling menguntungkan. Lalu dari kesimpulannya dapat dibuat
rencana jumlah biaya pengadaan harta tetapnya.

3
4

2.2 Tujuan Aspek Teknis/Operasi


Secara umum ada beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam penilaian aspek
teknis/operasi yaitu:
1. Agar perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat, baik untuk lokasi
pabrik, gudang, cabang maupun kantor pusat.
2. Agar perusahaan dapat menentukan layout yang sesuai dengan proses
produksi yang dipilih, sehingga dapat memberikan efisiensi.
3. Agar perusahaan dapat menentukan teknologi yang paling tepat dalam
menjalankan produksinya.
4. Agar perusahaan dapat menentukan metode persediaan yang paling baik
untuk dijalankan sesuai dengan bidang usahanya.
5. Agar dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan sekarang
dan dimasa yang akan datang.

2.3 Penentuan Lokasi Usaha


Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa prioritas utama aspek teknis/
operasi adalah menganalisis masalah penentuan lokasi. Pemilihan lokasi sangat
penting mengingat apabila salah dalam menganalisis akan berakibat
meningkatnya biaya yang akan dikeluarkan nantinya.
Dalam memilih lokasi tergantung dari jenis usaha atau investasi yang
dijalankan. Terdapat paling tidak empat lokasi yang dipertimbangkan sesuai
keperluan perusahaan yaitu antara lain :
1. Lokasi untuk kantor pusat
2. Lokasi untuk pabrik
3. Lokasi untuk gudang
4. Kantor cabang
Secara umum pertimbangan dalam menentukan letak suatu lokasi adalah
sebagai berikut :
1. Jenis usaha yang dijalankan
2. Apakah dekat dengan pasar atau konsumen
3. Apakah dekat dengan bahan baku

4
5

4. Apakah tersedia tenaga kerja


5. Tersedia sarana dan prasarana (transportasi, listrik dan air)
6. Apakah dekat dengan pusat pemerintahan
7. Apakah dekat lembaga keuangan
8. Apakah berada di kawasan industri
9. Kemudahan untuk melakukan ekspansi/ perluasan
10. Kondisi adat istiadat/ budaya/ sikap masyarakat setempat
11. Hukum yang berlaku di wilayah setempat
Khusus untuk lokasi pabrik paling tidak ada 2 faktor yang menjadi
pertimbangan, yaitu :
1. Faktor Utama (Primer)
Pertimbangan utama dalam penentuan lokasi pabrik adalah :
a. Dekat dengan pasar
b. Dekat dengan bahan baku
c. Tersedia tenaga kerja, baik jumlah maupun kualifikasi yang diinginkan
d. Terdapat fasilitas pengangkutan seperti jalan raya atau kereta api atau
pelabuhan laut atau pelabuhan udara
e. Tersedia sarana dan prasarana seperti listrik
f. Sikap masyarakat
2. Faktor Sekunder
Pertimbangan sekunder dalam penentuan lokasi pabrik adalah :
a. Biaya untuk investasi di lokasi seperti biaya pembelian tanah atau
pembangunan gedung
b. Prospek perkembangan harga atau kemajuan di lokasi tersebut di masa
yang akan dating
c. Kemungkinan untuk perluasan lokasi
d. Terdapat fasilitas penunjang lain seperti pusat perbelanjaan atau
perumahanan
e. Iklim dan tanah
f. Masalah pajak dan peraturan perburuhan di daerah setempat
Kemudian pertimbangan untuk menentukan lokasi kantor pusat yang
umum dilakukan adalah sebagai berikut :

5
6

1. Dekat pemerintahan
2. Dekat lembaga keuangan
3. Dekat dengan pasar
4. Tersedia saran dan prasarana
Sedangkan pertimbangan untuk lokasi gudang yang umum dilakukan
adalah sebagai berikut :
1. Di kawasan industri
2. Dekat dengan pasar
3. Dekat dengan bahan baku
4. Tersedianya sarana dan prasarana
Penilaian lokasi yang tepat akan memberikan berbagai keuntungan bagi
perusahaan, baik dari segi finansial maupun non-finansial. Keuntungan yang
diperoleh dengan mendapatkan lokasi yang tepat antara lain adalah :
1. Pelayanan yang diberikan kepada konsumen dapat lebih memuaskan
2. Kemudahan dalam memperoleh tenaga kerja yang diinginkan baik jumlah
maupun kualifikasinya
3. Kemudahan dalam memperoleh bahan baku atau bahan penolong dalam
jumlah yang diinginkan secara terus–menerus
4. Kemudahan untuk memperluas lokasi usaha, karena biasanya sudah
diperhitungkan untuk usaha perluasan lokasi sewaktu–waktu
5. Memiliki nilai atau harga ekonomis yang lebih tinggi di masa yang akan
datang
6. Meminimalkan terjadinya konflik terutama dengan masyarakat dan
pemerintah setempat

2.4 Metode Penilaian Lokasi Usaha


Paling tidak ada 3 metode yang dapat digunakan dalam menilai sesuatu lokasi
sebelum diputuskan, yakni :
1. Metode penilaian hasil value
Faktor – faktor yang menjadi pertimbangan: pasar, bahan baku, transportasi,
tenaga kerja, pertimbanan lainnya.

6
7

2. Metode perbandingan biaya ( cost comparison method )


Faktor – faktor yang menjadi pertimbangan: bahan baku, bahan bakar dan listrik,
biaya oprasi, biaya umum, biaya lainnya.

3. Metode analisis ekonomi ( economic analysis method )


Faktor – faktor yang menjadi pertimbangan: biaya sewa, biaya tenaga kerja, biaya
pengangkutan, biaya bahan bakar dan listrik, pajak, perumahan, sikap masyarakat,
dan lainnya.

Berikut ini contohnya penggunaan ketiga metode di atas.


Metode Penilaian Hasil Value
PT Sinar Layang bermaksud mendirikan pabrik tekstil. Pilihan lokasi yang
diinginkan adalah di Serang, Cirebon dan bandung. Pertimbangannya adalah
berdasarkan metode penilaian hasil value.
Tabel 5.1 Penilaian Lokasi dengan Metode Penilaian Hasil Value
Nilai
No. Kebutuhan lokasi Cirebon Bandung Serang
yang Ideal

1 Pasar 40 25 35 20

2 Bahan Baku 30 20 25 15

3 Transportasi 15 7 13 8

4 Tenaga Kerja 10 10 9 11

5 Lainnya 5 4 5 4

Jumlah 100 66 87 58

Berdasarkan metode penilaian hasil value maka lokasi yang tertinggi yang
dipilih yaitu kota Bandung dengan nilai 87.

7
8

Metode Perbandingan Biaya (Cost Comparison Method)


Metode perbandingan biaya didasarkan kepada kebutuhan biaya–biaya
utama seperti ; biaya bahan baku, biaya operasi (pengolahan), biaya distribusi,
biaya umum dan biaya lainnya.
Tabel 5.2 Penilaian Lokasi dengan Metode Perbandingan Biaya
Lokasi
No. Kebutuhan
Cirebon Bandung Serang

1 Bahan Baku 150 160 140

Bahan Bakar dan


2 40 45 40
Listrik

3 Biaya Operasi 60 65 55

4 Biaya Umum 70 75 65

5 Biaya Lainnya 10 10 5

Jumlah 330 355 305

Berdasarkan metode perbandingan biaya maka lokasi yang dipilih adalah


Bandung dengan biaya termurah, yaitu hanya Rp 305 per unit.

Metode Analisis Ekonomi (Economic Analysis Method)


Penilaian dengna metode analisis ekonomi didasarkan pada berbagai jenis
biaya yang akan menjadi beban usaha termasuk biaya perumahan dan biaya sosial
seperti sikap masyarakat.
Tabel 5.3 Penilaian Lokasi dengan Metode Analisis Ekonomi
Lokasi
No. Kebutuhan
Cirebon Bandung Serang

1 Biaya Sewa 200.000 150.000 175.000

2 Biaya Tenaga Kerja 900.000 1.000.000 850.000

3 Biaya Pengangkutan 300.000 400.000 350.000

8
9

Biaya Bahan Bakar


180.000 180.000 180.000
4 Dan Listrik

5 Pajak 50.000 60.000 50.000

Total Biaya Operasi 1.630.000 1.790.000 1.605.000

6 Perumahan Baik Cukup Baik

7 Sikap Masyarakt Cukup Sedang Baik

Lokasi yang dipilih dengn metode economic analysis adalah Bandung.

2.5 Luas Produksi


Penentuan luas produksi adalah berkaitan dengan berapa jumlah produksi
yang dihasilkan dalam waktu tertentu dengan mempertimbangkan kapasitas teknis
dan peralatan yang dimiliki serta biaya yang paling efisien. Luas produksi dapat
dilihat dari segi ekonomis dan segi teknis. Dari segi ekonomis yang dilihat adalah
berapa yang paling efisien. Sedangkan, dari segi teknisnya yang dilihat adalah
jumlah produk yang dihasilkan atas dasar kemampuan mesin dan peralatan serta
persyaratan teknis.
Secara umum luas produksi ekonomis ditentukan antara lain oleh :
1. Kecenderungan permintaan yang akan datang
2. Kemungkinan pengadaan bahan baku, bahan pembantu, tenaga kerja, dan
lain-lain
3. Tersedianya teknologi, mesin dan peralatan di pasar
4. Daur hidup produk dan produk subtitusi dari produk tersebut
Kemudian untuk menentukan jumlah produksi yang menghasilkan
keuntungan yang maksimal dapat dilakukan dengan salah satu pendekatan berikut
:
1. Pendekatan konsep marginal cost dan marginal revenue
2. Pendekatan break event point
3. Metode linier programming

9
10

2.6 Tata Letak (Layout)


Layout merupakan suatu proses dalam penentuan bentuk dan penempatan
fasilitas yang dapat menentukan efisiensi produksi/ operasi. Layout dirancang
berkenaan dengan produk, proses, sumber daya manusia dan lokasi sehingga
dapat tercapai efisiensi operasi.
Dengan adanya layout akan diperoleh berbagai keuntungan antara lain
sebagai berikut :
1. Memberikan ruang gerak yang memadai untuk beraktivitas dan
pemeliharaan
2. Pemakaian ruangan yang efisien
3. Mengurangi biaya produksi maupun investasi
4. Aliran material menjadi lancer
5. Pengangkutan material dan barang jadi yang rendah
6. Kebutuhan persediaan yang rendah
7. Memberikan kenyaman, kesehatan dan keselamatan kerja yang lebih baik
Pada umumnya jenis layout didasarkan pada situasi sebagai berikut :
a. Posisi Tetap (Fixed Position)
Layout jenis ini ditujukan pada proyek yang karena ukuran, bentuk tau
hal–hal lain yang menyebabkan tak mungkin untuk memindahkan produknya.
Jadi produk tetap di tempat, sedangkan peralatan dan tenaga kerja yang
mendatangi produk. Contohnya, gedung pembuatan kapal.
b. Orientasi Proses (Process Oriented)
Layout orientasi proses didarkan pada proses produksi barang atau
pelayanan jasa. Biasanya layout jenis ini dapat secara bersamaan menangani
suatu produk atau jasa yang berbeda. Contohnya, rumah sakit. Process layout
(functional layout), merupakan jenis layout dengan menempatkan mesin–
mesin atau peralatan yang sejenis atau memiliki fungsi yang sama dalam suatu
kelompok atau satu ruangan. Contohnya, untuk industri tekstil, semua mesin
pemotong dikelompokkan dalam satu area atau semua mesin jahit
dikelompokkan dalam satu area. Jenis layout ini biasanya untuk usaha job
order (sesuai pesanan).

10
11

c. Tata Letak Kantor (Office Layout)


Layout jenis ini berkaitan dengan layout posisi pekerja, peralatan kerja,
tempat yang diperuntukan untuk perpindahan informasi. Jika, perpindahan
informasi semuanya diselesaikan dengan telepon/ alat telekomunikasi,
masalah layout akan sangat mudah, jika perpindahan orang dan dokumen
dilakukan secara alamiah layout perlu dipertimbangkan dengan matang.
d. Tata Letak Pedagang Eceran/ Pelayanan (Retail And Service Layout)
Yaitu layout yang berkenaan dengan pengaturan dan alokasi tempat
serta arus bermacam produk atau barang agar lebih banyak barang yang dapat
dipajang sehingga lebih besar penjualannya.
e. Tata Letak Gudang (Warehouse Layout)
Layout ini lebih ditujukan pada efisiensi biaya penanganan gudang dan
memaksimalkan pemanfaatan ruangan gudang. Jadi, tujuan dari layout ini
adalah untuk memperoleh optimum trade- off antara biaya penanganan dan
ruang gudang.
f. Tata Letak Produk (Product Layout)
Layout jenis ini mencari pemanfaatan personal dan mesin yang terbaik
dalam produksi yang berulang – ulang dan berlanjut atau kontinu. Biasanya
layout ini cocok apabila proses produksinya telah distandarisasikaan serta
diproduksi dalam jumlah yang benar. Setiap produk akan melewati tahapan
operasi yang sama dari awal sampai akhir. Contohnya, perakitan mobil.
Untuk memperoleh layout yang baik maka perusahaan perlu menentukan
hal–hal berikut :
1. Kapasitas dan tempat yang dibutuhkan
Dengan mengetahui tentang pekerja, mesin dan peralatan yang
dibutuhkan maka, kita dapat menentukan layout dan penyediaan tempat atau
ruangan untuk setiap komponen tersebut.
2. Peralatan untuk menangani material atau bahan
Alat yang digunakan juga sangat tergantung pada jenis material atau
bahan yang dipakai, misalnya ; derek dan kereta otomatis untuk memindahkan
bahan.

11
12

3. Lingkungan dan estetika


Keleluasaan dan kenyamanan tempat kerja juga mendasari keputusan
tentang layout, seperti ; jendela, sirkulasi ruang udara.
4. Arus informasi
Pertimbangan tentang cara terbaik untuk memindahkan informasi atau
melakukan komunikasi perlu juga dibuat.
5. Biaya perpindahan antara tempat kerja yang berbeda
Pertimbangan di sini lebih ditekankan pada tingkat kesulitan
pemindahan alat dan bahan.
Contohnya untuk layout peralatan pabrik, faktor–faktor yang menjadi
pertimbangan adalah sebaagai berikut :
1. Produk yang dihasilkan
2. Kebutuhan terhadap ruangan
3. Urutan produksi
4. Jenis dan berat peralatan / mesin
5. Aliran bahan baku
6. Udara dan cahaya di ruangan
7. Pemeliharaan
8. Fleksibelitas (kemudahan berpindah–pindah)

2.7 Pemilihan Teknologi


Yang menjadi perhatian di sini adalah seberapa jauh derajat mekanisasi
yang diinginkan dan manfaat ekonomi yang dikerjakan. Jadi, yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan teknologi adalah :
1. Ketepatan teknologi dengan bahan bakunya
2. Keberhasilan teknologi di tempat lain
3. Pertimbangan teknologi lanjutan
4. Besarnya biaya investasi dan biaya pemeliharaan
5. Kemampuan tenaga kerja dan kemungkinan pengembangannya
6. Pertimbangan pemerintah dalam hal tenaga kerja
7. Dan pertimbangan lainnya

12
13

2.8 Economic Order Quantity (EOQ)


Untuk jenis usaha tertentu, permasalahan persediaan sangat penting untuk
dipertimbangkan dan dianalisis. Salah satu teknik persediaan yang sering
digunakan adalah metode Economic Order Quantity (EOQ).
EOQ merupakan jumlah pembelian bahan mentah pada setiap kali pesan
dengan biaya yang paling rendah. Artinya, setipa kali memesan bahan mentah
perusahaan dapat menghemat biaya yang akan dikeluarkan.
Hal – hal yang berkaitan dengan EOQ dan sangat perlu untuk diperhatikan
adalah masalah klasifikasi biaya. Pentingnya klasifikasi biaya akan memudahkan
kita dalam melakukan analisis, sehingga hasil yang akan diperoleh dapat diakui
kebenarannya.
Secara umum klasifikasi biaya yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Biaya angkut/ penyimpanan atau Carrying Cost (CC)
b. Biaya pemesanan atau Orderign Cost (OC)
c. Biaya total atau Total Cost (TC)
Kemudian formula untuk menghitung atau mencari EOQ bias dilakukan
sesuai keadaan. Paling tidak ada tujuh keadaan yang bias digunkan untuk
menghitung EOQ. Pembahasan ini hanya digunakan untuk dua formula, yaitu
pertama menghitung EOQ dengan kebutuhan tetap dan yang kedua untuk
menghitung EOQ dengan kapasitas lebih.
1. EOQ dengan Kebutuhan Tetap
Rumus yang digunkan untuk mencari EOQ dengan kebutuhan tetap adalah
sebagai berikut :

2. 𝐷. 𝑂𝐶
𝑄= √
𝐶𝐶

Dimana :
D = demand
Q = quantity
D/Q = jumlah pemesanan selama setahun
Q/2 = rata – rata persediaan
OC = ordering cost (biaya pemesanan)
CC = carrying cost (biaya penyimpanan)

13
14

Dan rumusan selanjutnya adalah :


𝑄
𝐶𝑐 = biaya penyimpanan/ tahun
2

𝐷𝑄
𝐶𝑐 = biaya pemesanan/ tahun
𝑄
Dengan demikian total biaya/ tahun adalah
𝑄 𝐷
𝑇𝐶 = 𝐶𝑐 + 𝐶𝑐
2 𝑄
Jadi:

2. 𝐷. 𝑂𝐶
𝑄= √
𝐶𝐶

Contoh soal
PT. Ie Alang menginginkan barang 6000 unit/ tahun dengan biaya pemesanan Rp.
5,-/ unit sedangkan biaya penyimpanan Rp. 6,-/ unit. Ada diminta untuk
menghitung pesanan paling ekonomis dengan EOQ.
Jawab :
D/ Th = 6.000 unit
CC = Rp. 6/ unit/ tahun
OC = Rp. 5/ pesan

2. 𝐷. 𝑂𝐶
𝑄= √
𝐶𝐶

2𝑥6.000𝑥5
𝑄= √
6

𝑄 = √10.000
Q = 100 unit
Jadi, pesanan yang paling ekonomis adalah 100 unit
𝑄 𝐷
𝑇𝐶 = 𝐶𝑐 + 𝐶𝑐
2 𝑄
100 6.000
𝑇𝐶 = 6+ 5
2 100

TC = Rp. 600,-

14
15

Jumlah biaya yang dikeluarkan untuk pesanan 100 unit adalah Rp. 600,-

Jika D diukur dengan rupiah, maka CC dan Q juga diukur dengan rupiah, dengan
menggunakan rumusdi atas maka diperoleh hasilnya sebagai berikut :
Harga per unit Rp. 15,-
D/ Tahun = 15 x 6.000 = Rp. 90.000,-
Cc = 6 / 15 = 600

2𝑥90.000𝑥5
𝑄(𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑟𝑢𝑝𝑖𝑎ℎ) = √
40

Q (dalam rupiah) = Rp. 1.500,-


Jadi, optimal order adalah Rp. 1.500,-

2. Kasus EOQ dengan Kapasitas Lebih


PT. Marras bergerak dalam bidang usaha supermaket, bermaksud
mengubah metode persediaannya, mengingat selama ini sering kali terjadi
keterlambatan dan tidak efisiennya biaya yang telah dikeluarkan.
Metode yang digunakan adalah untuk menentukan berapa biaya yang
paling ekonomis untuk setiap kali pesan serta tidak akan terjadi keterlambatan
seperti masa lalu.
Data yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Demand = 1.000 unit setiap hari
Kemapuan produksi (P) = 2.000 unit
Ordering Cost = Rp. 12.000,-
Carrying Cost = Rp. 16,-
Pertanyaan :
1. Berapa EOQ dalam unit dan rupiah
2. Berapa safety stock yang harus disediakan
Jawaban :
2.D.P OC
Qo = √(P−D) x CC

15
16

2.1000.2000.12000
Qo = √
(2000 − 1000)16

𝑄𝑜 = √3.000.000
Qo = 1.732 Unit
𝑄𝑜 (𝑃 − 𝐷) 𝐷
𝑇𝑐 = 𝐶𝐶 + 𝑂𝐶
2𝑃 𝑄
1732 (2000 − 1000) 1000
TC = (16) + (12000)
2 (2000) 2000
TaR= Rp. 12.928,-

Apabila dibandingkan dengan Q = 2.000 unit, maka :


2000 (2000 − 1000) 1000
TC = (16) + (12000)
2 (2000) 2000
TaR= Rp. 14.000,-
Kesimpulan bandingkan TaR Qo = 1. 732 dengan Q = 2.000 dapat emnnghemat
14.000 – 12. 928 = Rp. 1.072,-

2.9 Safety Stock (SS)


Merupakan persediaan pengaman atau persediaan tambahan yang
dilakukan perusahaan agar tidak terjadi kekurangan bahan. Safety stock sangat
diperlukan guna mengantisipasi membludaknya permintaan akibat dari
permintaan yang tak terduga.
Terdapat beberarapa faktor penentu dalam menghitung besarnya safety
stock, yaitu antara lain :
1. Penggunaan bahan baku rata- rata
2. Faktor waktu
3. Biaya yang digunakan
Di samping faktor penentu di atas dalam memenuhi safety stock
diperlukan standar kuantitas yang harus dipenuhi, yaitu :
1. Persediaan minimum
2. Besarnya pesanan standar
3. Persediaan maksimum

16
17

4. Tingkat pemesanan kembali


5. Administrasi persediaan

2.10 Reorder Point (ROP)


ROP merupakan waktu perusahaan akan memesan kembali atau batas
waktu pemesanan kembali dengan melihat jumlah minimal persediaaan yang ada.
Hal ini penting agar supaya jangan sampai terjadi kekurangan bahan pada saat
dibutuhkan. Jumlah pemesanan kembali dihitung dengan probabilitas atau
kemungkinan terjadinya kekurangan stock dan dihitung selama tenggang waktu.
3 Terdapat banyak model reorder point yang dapat digunakan sesuai dengan
kondisi perusahaan. Dalam buku ini hanya akan dibahas model jumlah
permintaan maupun masa tenggang waktu konstan (constant demand rate,
constant lead time). Rumus yang digunakan sebagai berikut :
ROP = D yang diharapkan + SS selama tenggang waktu (leadtime)
Contoh soal :
Tn. Roy Akase setiap hari minum 2 botol susu yang dikirim oleh pengantar 3 hari setelah Tn. Roy
menelepon.
Pertanyaan : kapan Tn. Roy akan menelepon untuk melakukan pemesanan kembali ?
Jawab :
Diketahui : Demand = 2 botol susu sehari
Lead time = 3 hari
Maka : ROP = 2 X 3 = 6 susu
Tn. Roy harus menelepon kembali apabila minimal stock susu tinggal 6 botol

2.11 Soal Untuk Diskusi


1. Anda diminta untuk menjelaskan hal–hal apa saja yang perlu dilakukan
dalam aspek teknis/ operasi dan jelaskan pula alasannya
2. Dalam aspek ini terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai. Coba anda
jelaskan tujuan yang dimaksud
3. Uraikan pertimbangan dalam menentukan suatu lokasi, baik untuk
kantor pusat, gudang maupun pabrik
4. Paling tidak ada tiga metode yang sering digunakan untuk menentukan
lokasi pabrik. Anda diminta untuk menjelaskan ketiga metode tersebut

17
18

5. Disamping masalah lokasi, aspek teknis juga menganalisis masalah


layout. Anda diminta untuk menjelaskan keuntungan dengan penentuan
layout yang tepat
6. Uraikan jenis- jenis layout yang anda ketahui secara lengkap

A. JAWABAN
1. Hal – hal yang perlu dilakukan dalam aspek teknis/ operasi ;
a) Penentuan lokasi
b) Luas produksi
c) Tata letak (layout)
d) Penyusunan peralatan pabrik
e) Proses peralatan pabrik
f) Proses produksinya
g) Pemilihan teknologi

2. Tujuan yang ingin dicapai dalam penilaian aspek teknis ;


a) Agar perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat, baik untuk lokasi
pabrik, gidang, cabang maupun kantor pusat
b) Agar perusahaan dapat menentukan layout yang sesuai dengan proses
produksi yang dipilih, sehingga dapat memberikan efisiensi
c) Agar perusahaan bisa menentukan teknologi yang paling tepat dalam
menjalankan produksinya
d) Agar perusahaan bisa menentukan metode persediaan yang palign baik
untuk dijalankan sesuai bidang usahanya
e) Agar dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan sekarang
dan di masa yang akan datang

3. Pertimbangan dalam menentukan suatu lokasi, baik untuk kantor pusat,


gudang maupun pabrik, meliputi ;
a) Jenis usaha yang dijalankan
b) Apakah dekat dengan pasar atau konsumen
c) Apakah dekat dengan bahan baku

18
19

d) Apakah tersedia tenaga kerja


e) Tersedia sarana dan prasarana (transportasi, listrik dan air)
f) Apakah dekat dengan pusat pemerintahan
g) Apakah dekat lembaga keuangan
h) Apakah berada di kawasan industri
i) Kemudahan untuk melakukan ekspansi/ perluasan
j) Kondisi adat istiadat/ budaya/ sikap masyarakat setempat
k) Hukum yang berlaku di wilayah setempat

4. Tiga metode yang sering digunakan untuk menentukan lokasi pabrik ;


a) Metode penilaian hasil value
b) Metode perbandingan biaya (cost comparison method)
c) Metode analisis ekonomi (economic analysis method)

5. Keuntungan dengan penentuan layout yang tepat, yaitu ;


a) Memberikan ruang gerak yang memadai untuk beraktivitas dan
pemeliharaan
b) Pemakaian ruangan yang efisien
c) Mengurangi biaya produksi maupun investasi
d) Aliran material menjadi lancar
e) Pengangkutan material dan barang jadi yang rendah
f) Kebutuhan persediaan yang rendah
g) Memberikan kenyaman, kesehatan dan keselamatan kerja yang lebih baik

6. Jenis- jenis layout ;


a) Posisi Tetap (Fixed Position)
Layout jenis ini ditujukan pada proyek yang karena ukuran, bentuk tau
hal – hal lain yang menyebabkan tak mungkin untuk memindahkan
produknya. Jadi produk tetap di tempat, sedangkan peralatan dan tenaga kerja
yang mendatangi produk. Contohnya, gedung pembuatan kapal.

19
20

b) Orientasi Proses (Process Oriented)


Layout orientasi proses didarkan pada proses produksi barang atau
pelayanan jasa. Biasanya layout jenis ini dapat secara bersamaan menangani
suatu produk atau jasa yang berbeda. Contohnya, rumah sakit. Process layout
(functional layout), merupakan jenis layout dengan menempatkan mesin –
mesin atau peralatan yang sejenis atau memiliki fungsi yang sama dalam
suatu kelompok atau satu ruangan. Contohnya, untuk industri tekstil, semua
mesin pemotong dikelompokkan dalam satu area atau semua mesin jahit
dikelompokkan dalam satu area. Jenis layout ini biasanya untuk usaha job
order (sesuai pesanan).
c) Tata Letak Kantor (Office Layout)
Layout jenis ini berkaitan dengan layout posisi pekerja, peralatan
kerja, tempat yang diperuntukan untuk perpindahan informasi. Jika,
perpindahan informasi semuanya diselesaikan dengan telepon/ alat
telekomunikasi, masalah layout akan sangat mudah, jika perpindahan orang
dan dokumen dilakukan secara alamiah layout perlu dipertimbangkan dengan
matang.
d) Tata Letak Pedagang Eceran/ Pelayanan (Retail And Service Layout)
Yaitu layout yang berkenaan dengan pengaturan dan alokasi tempat
serta arus bermacam produk atau barang agar lebih banyak barang yang dapat
dipajang sehingga lebih besar penjualannya.
e) Tata Letak Gudang (Warehouse Layout)
Layout ini lebih ditujukan pada efisiensi biaya penanganan gudang
dan memaksimalkan pemanfaatan ruangan gudang. Jadi, tujuan dari layout ini
adalah untuk memperoleh optimum trade- off antara biaya penanganan dan
ruang gudang.
f) Tata Letak Produk (Product Layout)
Layout jenis ini mencari pemanfaatan personal dan mesin yang terbaik
dalam produksi yang berulang – ulang dan berlanjut atau kontinu. Biasanya
layout ini cocok apabila proses produksinya telah distandarisasikaan serta
diproduksi dalam jumlah yang benar. Setiap produk akan melewati tahapan
operasi yang sama dari awal sampai akhir. Contohnya, perakitan mobil.

20
21

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam mendirikan sebuah usaha perlu adanya sistem teknis dan operasi
yang mendukung proses kegiatan perusahaan mulai dari penentuan lokasi usaha
yang dekat dengan bahan baku, tata letak pabrik yang aman dari lingkungan
sekitar.
Menyediakan pembuangan limbah pabrik supaya tidak mencemari udara
dan daerah sekitar perusahaan. Pemilihan teknologi yang bagus dan mendukung
proses produksi dan persediaan bahan baku. Maka dalam hal ini perlu ada
peninjauan lokasi usaha serta kenyamanan, keamanan, fasilitas perusahaan yang
mendukung proses kegiatan perusahaan.

3.2 Saran

Mungkin inilah yang diwacanakan dalam penulisan makalah ini meskipun


penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna. Mohon maaf bila masih banyak
kekurangan dalam pengerjaan tugas ini, semoga saran dan kritik anda bisa
menjadi motifasi untuk masa depan yang lebih baik dari sebelumnya.

21
22

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, Arys. 2014. “Konsumsi Tumbuh 20%, Bisnis Hilir Kakao Makin Cerah”,
diakses pada tanggal 26 September 2014 dari http://industri.bisnis.com/
read/20140324/99/213442/konsumsi-tumbuh-20-bisnis-hilir-kakao-makin-cerah
Anonim, 2014. “Koperasi dan UMKM dalam Angka”, diakses pada tanggal 3
Februari 2015 dari http://www.neraca.co.id/article/ 39432/Koperasi-dan-UMKM-
Dalam-Angka
Jumingan, 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Bumi Aksara
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 23 No. 1 Juni 2015|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Hussen Umar “Studi Kelayakan Bisnis” Jakarta PT Gramedia Utama, November
2009, cetakan kesepuluh
Dr. Kasmir, S.E.,M.M dan Jakfar, S.E.,M.M “Studi Kelayakan Bisnis” Jakarta
Kencana Prenada Media Group, April 2013, cetakan kesembilan edisi revisi
Jurnal PASTI Volume VIII No 1, 122 – 141
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 6, No. 10, 2017: 5489-5523 ISSN : 2302-8912
Reka Integra ISSN: 2338-5081 © Jurusan Teknik Industri Itenas | No.03 | Vol.01
Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2014
Reka Integra ISSN:2338-5081 ©Jurusan Teknik Industri Itenas | No.04 | Vol. 01
Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2014

22

Anda mungkin juga menyukai