= 242,085379928
B. For 2017
= 233,680804343
= 14,132993153
= 12,3206694783
Siklus konversi kas = Dio + Dso – Dpo
= 124.607.102.713
4. Dengan informasi berikut untuk FGH Co., temukan WACC. Asumsikan tarif
pajak perusahaan adalah 35%.
Utang : 8.000 obligasi kupon 6,5 persen yang beredar, nilai nominal $1.000,
25 tahun hingga jatuh tempo, dijual dengan nilai nominal 106 persen; obligasi
melakukan pembayaran setengah tahunan.
Saham biasa : 310.000 saham beredar, dijual seharga $57 per saham; betanya
adalah 1,05. Saham preferen :15.000 lembar saham preferen 4 persen yang
beredar, saat ini dijual seharga $72 per lembar.
Pasar : Premi risiko pasar 7 persen dan tarif bebas risiko 4,5 persen
(25%)
Jawaban :
5. Jelaskan perbedaan merger dan konsolidasi! Sebutkan dan jelaskan dua kasus
aksi korporasi konsolidasi Indonesia di bidang perbankan! (15%)
Jawaban :
konsolidasi merupakan proses peleburan dua atau lebih perusahaan menjadi
satu perusahaan dengan nama baru. Perusahaan-perusahaan yang
berkonsolidasi masingmasing menghentikan seluruh aktivitas bisnis atau
operasionalnya dan melebur menjadi satu dalam naungan kepemimpinan satu
manajemen. Jadi, konsolidasi tidak menyisakan bagian dari perusahaan mana
pun yang saling meleburkan diri.
Sedangkan, merger adalah penggabungan. Proses penggabungan dua atau
lebih perusahaan menjadi satu.Perusahaan yang di-merger sebagian atau
seluruh aset dan utangnya akan dikuasai atau diambil oleh perusahaan yang
me-merger. Sederhananya, perusahaan yang me-merger membeli sebagian
atau seluruh aset termasuk utang perusahaan yang di-merger dengan
kepemilikan saham setidaknya 50%.
Berbeda dengan konsolidasi, proses merger tidak melahirkan perusahaan
baru.
Perusahaan yang di-merger menghentikan kegiatan bisnis atau
operasionalnya, dan pemegang sahamnya akan memperoleh pembagian laba
hasil usaha (dividen) dari perusahaan yang me-merger.
Ketiga, BRI menambah modal lewat hak memesan efek terlebih dahulu
(PMHMETD) atau right issue dalam rangka pembentukan ekosistem
ultramikro. Total nilai right issue BRI mencapai Rp95,9 triliun, yang terdiri
atas Rp54,7 triliun dalam bentuk partisipasi nontunai pemerintah berupa
inbreng saham Pegadaian dan PNM, serta Rp41,2 triliun dalam bentuk cash
proceed dari pemegang saham publik. Pencapaian tersebut menjadikan BRI
menorehkan sejarah sebagai pe-right issue terbesar di kawasan Asia Tenggara,
peringkat ketiga right issue di Asia, dan nomor tujuh di seluruh dunia.