Anda di halaman 1dari 23

Kementerian Keuangan RI

Direktorat Jenderal Pajak

PJ.091/PPh/S/005/2014-00
Dasar Hukum

Pemotong PPh Pasal 23

Objek PPh Pasal 23


PPh Pasal 23
Tarif

Pengecualian

2
1. Pasal 23 Undang-Undang Pajak Penghasilan

2. PMK Nomor 251/PMK.03/2008 tentang Penghasilan atas Jasa Keuangan yang


Dilakukan oleh Badan Usaha yang Berfungsi sebagai Penyalur Pinjaman dan/atau
Pembiayaan yang tidak Dilakukan Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23

3. PMK Nomor 141/PMK.03/2015 tentang Jenis Jasa Lain sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 23 Ayat (1) huruf c angka 2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983
tentang Pajak Penghasilan s.t.b.d.t.d. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008

4. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-53/PJ/2009 tentang Jumlah Bruto
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 Ayat (1) Huruf c angka 2 Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan s.t.d.t.d. Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2008

5. Surat Edara Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-35/PJ/2010 tentang Pengertian Sewa
dan Penghasilan Lain Sehubungan dengan Penggunaan Harta, Jasa Teknik, Jasa
Manajemen, dan Jasa Konsultan Sebagaimana Dimaksud Dalam Pasal 23 ayat (1)
Huruf C Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008

6. Kep Dirjen Pajak Nomor KEP-395/PJ./2001 tentang Pengenaan Pajak Penghasilan


atas Hadiah dan Penghargaan  Pasal 2 ayat (2) huruf c  Pasal 23 ayat (1) huruf a
angka 4)
3
1. Badan Pemerintah;
2. Subjek Pajak Badan Dalam Negeri;
3. Penyelenggara Kegiatan;
4. Bentuk Usaha Tetap;
5. Perwakilan Perusahaan Luar Negeri Lainnya;
6. Orang Pribadi yang Ditunjuk sebagai Pemotong.

4
1. Dividen (kecuali dividen yg 1. Sewa dan penghasilan lain
diterima orang pribadi); sehubungan dengan
penggunaan harta ( exc .
2. Bunga;
sewa Pasal 4 ayat 2 )
3. Royalti;
2. Jasa teknik, jasa
4. Hadiah, penghargaan, manajemen, jasa
bonus, dan sejenisnya (exc. konsultan, jasa lain ( exc.
Pasal 21) Pasal 21)

15 % 2%

Jumlah bruto tidak termasuk PPN (Dalam hal penerima penghasilan tidak
ber-NPWP, dikenakan tarif 100 (seratus persen) lebih tinggi

5
1. Jumlah Bruto atas Penghasilan dari Jasa:
seluruh jumlah penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang
dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya
oleh badan pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri, penyelenggara
kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya
kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha tetap, tidak termasuk :
a. pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain sebagai
imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dibayarkan oleh Wajib Pajak
penyedia tenaga kerja kepada tenaga kerja yang melakukan pekerjaan,
berdasarkan kontrak dengan pengguna jasa; (dibuktikan dgn kontrak kerja dan
daftar pembayaran);
b. pembayaran atas pengadaan/pembelian barang atau material (dibuktikan dgn
faktur pembelian barang atau material);
c. pembayaran kepada pihak kedua (sebagai perantara) untuk selanjutnya
dibayarkan kepada pihak ketiga (dibuktikan dgn faktur tagihan dari pihak
ketiga disertai dengan perjanjian tertulis);
d. pembayaran penggantian biaya (reimbursement) yaitu penggantian
pembayaran sebesar jumlah yang nyata-nyata telah dibayarkan oleh pihak
kedua kepada pihak ketiga (dibuktikan dgn faktur tagihan atau bukti
pembayaran yang telah dibayarkan oleh pihak kedua kepada pihak ketiga).

Tidak berlaku untuk:


atas penghasilan yang dibayarkan sehubungan dengan jasa katering
6
2. Sewa dan Penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta:
penghasilan yang diterima atau diperoleh sehubungan dengan kesepakatan untuk
memberikan hak menggunakan harta selama jangka waktu tertentu baik dengan
perjanjian tertulis maupun tidak tertulis sehingga harta tersebut hanya dapat
digunakan oleh penerima hak selama jangka waktu yang telah disepakati.

3. Jasa Teknik:
pemberian jasa dalam bentuk pemberian informasi yang berkenaan dengan
pengalaman dalam bidang industri, perdagangan dan ilmu pengetahuan yang
dapat meliputi :
a. pemberian informasi dalam pelaksanaan suatu proyek tertentu, seperti
pemetaan dan/atau pencarian dengan bantuan gelombang seismik;
b. pemberian informasi dalam pembuatan suatu jenis produk tertentu, seperti
pemberian informasi dalam bentuk gambar-gambar, petunjuk produksi,
perhitungan-perhitungan dan sebagainya; atau
c. pemberian informasi yang berkaitan dengan pengalaman di bidang
manajemen, seperti pemberian informasi melalui pelatihan atau seminar
dengan peserta dan materi yang telah ditentukan oleh pengguna jasa.

7
4. Jasa Manajemen:
pemberian jasa dengan ikut serta secara langsung dalam pelaksanaan atau
pengelolaan manajemen.

5. Jasa Konsultan:
pemberian advice (petunjuk, pertimbangan, atau nasihat) profesional dalam
suatu bidang usaha, kegiatan, atau pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga ahli
atau perkumpulan tenaga ahli, yang tidak disertai dengan keterlibatan
langsung para tenaga ahli tersebut dalam pelaksanaannya.

8
a) Jasa penilai (appraisal);
b) Jasa aktuaris;
c) Jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan;
d) Jasa hukum;
e) Jasa arsitektur;
f) Jasa perencanaan kota dan arsitektur landscape;
g) Jasa perancang (design);
h) Jasa pengeboran di bidang penambangan migas, kecuali yang dilakukan oleh
BUT;
i) Jasa penunjang di bidang penambangan migas;
j) Jasa penambangan dan jasa penunjang selain di bidang usaha panas bumi
dan penambangan migas;
k) Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara;
l) Jasa penebangan hutan;
m) Jasa pengolahan limbah;
n) Jasa penyedia tenaga kerja (outsourcing services)
o) Jasa perantara dan/atau keagenan;

9
.
p. Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali yang dilakukan oleh
Bursa Efek, KSEI dan KPEI;
q. Jasa kustodian/penyimpanan/penitipan, kecuali yang dilakukan oleh KSEI
r. Jasa pengisian suara (dubbing) dan/atau sulih suara;
s. Jasa mixing film;
t. Jasa pembuatan saranan promosi film, iklan, poster, photo, slide, klise, banner,
pamphlet, baliho dan folder;
u. Jasa sehubungan dengan software atau hardware atau sistem komputer,
termasuk perawatan, pemeliharaan dan perbaikan;
v. Jasa pembuatan dan/ atau pengelolaan website;
w. Jasa internet termasuk sambungannya;
x. Jasa penyimpanan, pengolahan, dan/atau penyaluran data, informasi, dan/
atau program;
y. Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC,
dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang
lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi
sebagai pengusaha konstruksi; 10
z. Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan, listrik, telepon,
air, gas, AC, TV kabel, alat transportasi/kendaraan dan/ atau bangunan,
selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang
konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha
konstruksi;
aa. Jasa perawatan kendaraan dan/ atau alat transportasi darat, laut dan udara;
ab. jasa maklon;
ac. jasa penyelidikan dan keamanan;
ad. jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer;
ae. jasa penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media masa, media luar
ruang atau media lain untuk penyampaian informasi;
af. jasa pembasmian hama;
ag. jasa kebersihan atau cleaning service;
ah. jasa sedot septic tank;
ai. jasa pemeliharaan kolam;
aj. jasa katering atau tata boga;
ak. jasa freight forwarding; 11
al. Jasa logistik;
am. Jasa pengurusan dokumen;
an. Jasa pengepakan;
ao. Jasa loading dan unloading;
ap. Jasa laboratorium dan/ atau pengujian kecuali yang dilakukan oleh lembaga
atau insitusi pendidikan dalam rangka perielitian akademis;
aq. Jasa pengelolaan parkir;
ar. Jasa penyondiran tanah;
as. Jasa penyiapan dan/ atau pengolahan lahan;
at. Jasa pembibitan dan/ atau penanaman bibit;
au. Jasa pemeliharaan tanaman;
av. Jasa pemanenan;
aw. Jasa pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, dan/
atau perhutanan;
ax. Jasa dekorasi;
12
ay. Jasa pencetakan/penerbitan;
az. Jasa penerjemahan;
ba. Jasa pengangkutan/ekspedisi kecuali yang telah diatur dalam Pasal 15
Undang-Undang Pajak Penghasilan
bb. Jasa pelayanan kepelabuhanan;
bc. Jasa pengangkutan melalui jalur pipa;
bd. Jasa pengelolaan penitipan anak;
be. Jasa pelatihan dan/ atau kursus;
bf. Jasa pengiriman dan pengisian uang ke ATM;
bg. Jasa sertifikasi;
bh. Jasa survey;
bi. Jasa tester, dan
bj. Jasa selain jasa-jasa tersebut di atas yang pembayarannya dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah
13
1. penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank;
2. sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan leasing dengan hak
opsi;
3. dividen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf f UU PPh dan
dividen yang diterima oleh orang pribadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
17 ayat (2c) UU PPh;
4. bagian laba sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf I UU PPh;
5. sisa hasil usaha koperasi yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya;
6. penghasilan yang dibayar atau terutang kepada badan usaha atas jasa
keuangan yang berfungsi sebagai penyalur pinjaman dan/atau pembiayaan

14
Contoh 1 :
Untuk acara rapat koordinasi daerah, PT Sumber Rejeki (01.875.469.0-614.000)
menunjuk CV Sedap (02.425.743.2-611.000) yang bergerak di bidang jasa catering
untuk menyediakan konsumsi rapat tersebut. Kontrak yang disepakati untuk jasa
catering tersebut adalah Rp3.500.000,- Bagian Keuangan membayar tagihan
catering tersebut pada tanggal 25 Februari 2013. Bagaimanakah perlakuan PPh
Pasal 23 nya?

PPh Pasal 23 yang harus dipotong : = 2% x Rp 3.500.000,- = Rp 70.000,-

Kewajiban PT Sumber Rejeki adalah:


1. memotong PPh Pasal 23 atas jasa catering sebesar Rp70.000,-;
2. menyetorkan PPh Pasal 23 yang dipotong paling lambat tanggal 10 Maret 2013
menggunakan SSP ke Kas Negara melalui Bank Persepsi /Kantor Pos dan Giro;
3. melaporkan SPT Masa PPh Pasal 23 paling lambat tanggal 20 Maret 2013 ke
KPP;
4. memberikan bukti pemotongan PPh pasal 23 kepada CV. Sedap
Contoh 2 :
PT Sumber Rejeki membuat baju seragam dengan corak batik untuk seluruh
pegawainya sejumlah 2000 potong. Pada tanggal 5 Januari 2013 telah disepakati
kontrak pengerjaan tersebut dengan PT.Garmindo (02.425.347.2-609.000) yang
ditandatangani oleh direktur PT.Garmindo, Sdr. Budiman dengan biaya Rp. 60 juta
dan biaya bahan tambahan Rp. 10 juta. Spesifikasi, model, bahan baku ditentukan
oleh PT Sumber Rejeki .
Rincian tagihan PT.Garmindo kepada PT Sumber Rejeki :
Biaya untuk bahan tambahan ……………Rp10.000.000,-
Biaya pembuatan baju seragam ….......Rp60.000.000,-
Muizzul Umam, Kasir PT Sumber Rejeki (NPWP 01.875.469.0-609.000), menerima
tagihan atas pengerjaan tersebut pada tanggal 21 Februari 2013 dan melunasi
pembayarannya pada tanggal 23 Februari 2013. Bagaimana PPh Pasal 23 nya?
Besarnya PPh Pasal 23 yang harus dipotong ke PT. Garmindo :
= 2% x Rp 60.000.000,- = Rp 1.200.000,-

Jika tidak ada bukti pendukung atas rincian tagihan terkait biaya bahan
tambahan, maka jumlah bruto sebagai dasar pemotongan PPh Pasal 23 adalah
Rp.70.000.000,- shg PPh Pasal 23 yang harus dipotong kepada PT Garmindo:
= 2% x Rp70.000.000,- = Rp1.400.000,-
Contoh 3 :
PT Sumber Rejeki (01.875.469.0-614.000) menunjuk CV. Rapih (01.234.789.5-
608.000) yang bergerak di bidang jasa perbaikan AC, untuk men-service semua AC
di seluruh gedung. Kontrak service disepakati sebesar Rp5.000.000,- (tidak
termasuk PPN). Bagian Keuangan membayar tagihan tersebut pada tanggal 26
Februari 2013. Bagaimanakah perlakuan PPh Pasal 23 nya?

Besarnya PPh Pasal 23 yang harus dipotong :


= 2% x Rp 5.000.000,- = Rp 100.000,-

Kewajiban PT Sumber Rejeki adalah:


1. memotong PPh Pasal 23 atas jasa perbaikan sebesar Rp100.000,-;
2. menyetorkan PPh Pasal 23 yang dipotong paling lambat tanggal 10 Maret 2013
menggunakan SSP ke Kas Negara melalui Bank Persepsi /Kantor Pos dan Giro;
3. melaporkan SPT Masa PPh Pasal 23 paling lambat tanggal 20 Maret 2013 ke
KPP;
4. memberikan bukti pemotongan PPh pasal 23 kepada CV. Rapih
Contoh 4 :
PT Sumber Rejeki (01.875.469.0-614.000) menunjuk “Smart HRD” suatu lembaga
konsultant dari Slovakia untuk memberikan konsultasi pengembangan kapasitas
pegawai dengan biaya yang disepakati & disetujui sebesar Rp. 50.000.000,-
Bendahara membayar tagihan tersebut tanggal 27 Februari 2013. Bagaimana
perlakuan PPh nya?

Besarnya PPh Pasal 26 (WP LN) yang harus dipotong (asumsi tidak ada SKD)
= 20% x Rp 50.000.000,- = Rp 10.00.000,-
Jika terdapat P3B Indonesia – Slovakia, mk tarif yang dipergunakan adalah tarif
berdasarkan tarif P3B  menunjukkan SKD dari Otorita Slovakia

Kewajiban PT Sumber Rejeki adalah:


1. memotong PPh Pasal 26 atas jasa konsultan sebesar Rp10.00.000,-;
2. menyetorkan PPh Pasal 26 yang dipotong paling lambat tanggal 10 Maret 2013
menggunakan SSP ke Kas Negara melalui Bank Persepsi /Kantor Pos dan Giro;
3. melaporkan SPT Masa PPh Pasal 23/26 paling lambat tanggal 20 Maret 2013
ke KPP;
4. memberikan bukti pemotongan PPh pasal 26 kepada “Smart HRD” Slovakia
Contoh 5 :
PT Sumber Rejeki (01.875.469.0-614.000) dalam rangka acara family gathering
karyawannya di Malang, menyewa 3 (tiga) buah bus dari PT Rahmat Lancar
(01.234.567.8-910.000) sebuah perusahaan jasa transportasi darat untuk jangka
waktu 3 hari mulai tanggal 16 Juli s.d. 18 Juli 2013. PT Bangun Pagi membayar
biaya sewa tiga bus selama tiga hari sebesar Rp20.000.000,00 pada tanggal 18 Juli
2013.. Bagaimana perlakuan PPh nya?

Besarnya pemotongan PPh Pasal 23 sebesar:


2% x Rp20.000.000 = Rp400.000,00

Kewajiban PT Sumber Rejeki adalah:


1. melakukan pemotongan PPh Pasal 23 sebesar Rp400.000,00 dan memberikan
Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 kepada PT Rahmat Lancar;
2. melakukan penyetoran PPh Pasal 23 tersebut paling lambat tanggal 12 Agustus
2013;
3. melaporkan pemotongan PPh Pasal 23 atas transaksi tersebutdalam SPT Masa
PPh Pasal 23 masa pajak Juli 2013 paling lambat tanggal 20 Agustus 2013.
Contoh 6 :
Contoh 6 :
Contoh 7 :

Anda mungkin juga menyukai