Puji beserta syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan dan rahmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis bisa
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga
tercurah limpahkan kepada Nabi besar yakni Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga dan sahabatnya.
Penulis
2
Daftar Isi
KATA PENGANTAR................................................................................................................................. 2
BAB I
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................4
2.1 Pengertian Analisis Fundamental...................................................................................................4
2.2 Kerangka Analisis Fundamental..............................................................................................5
2.2.1 Analisis Ekonomi/Pasar.....................................................................................................6
2.2.2 Analisis Industry..............................................................................................................10
2.2.3 Analisis Perusahaan.........................................................................................................14
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................22
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................22
3.2 Saran.........................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................24
2
BAB I
PENDAHULUAN
Pada dasarnya, hal palig mempengaruhi perubahan harga saham adalah kekuatan
permintaan dan penawaran. Sesuai dengan hukum nya, harga akan naik jika permintaan
naik dan harga akan turun jika terjadi sebaliknya. Jadi volume yang terjadi sangat
mempengaruhi pergerakan harga saham.
Untuk mengetahui perubahan tersebut, apakah harga akan naik atau turun
diperlukan suatu analisis yang dapat memprediksinya. Salah satunya adalah analisis
fundamental. Analisis ini berhubungan dengan fundamental perusahaan, posisi keuangan
suatu perusahaan. Selain itu juga analisis fundamental melihat kondisi perekonomian dan
politik suatu Negara. Seperti inflasi, ekonomi makro ataupun stabilitas nasional.
Analisis fundamental memperkirakan pergerakan dimasa yang akan datang
dengan melihat laporan keuangan serta kondisi perekonomian suatu Negara. Dalam
membuat model peramalan harga saham, langkah yang penting adalah
mengidentifikasikan faktor-faktor fundamental (seperti penjualan, pertumbuhan
penjualan, biaya, kebijakan dividen, dan sebagainya) yang diperkirakan akan
mempengaruhi harga saham. Setelah itu, bagaimana membuat suatu model dengan
memasukkan faktor-faktor tersebut dalam analisis. Para praktisi cenderung menyukai
penggunaan model yang tidak terlalu rumit, mudah dipahami, dan mendasarkan diri atas
informasi akuntansi.
Menyaring informasi Bursa Belajar Investasi mencakup mempelajari bagaimana
cara menganalisa instrument investasi melalui informasi yang ada. Hal ini juga berlaku
dalam berinvestasi saham. Informasi amat sangatlah penting bagi para calon investor.
Investor yang ingin menanamkan modal atau berinevstasi dalam jangka panjang wajib
melakukan analisis fundamental dengan mencari tahu terlebih dahulu mengenai apa saja
yang berkaitan dengan saham dan perusahaan yang menerbitkannya dan informasi lain
yang sensitive terhadap saham sebagai bahan analisa fundamental saham.
3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud analisis fundamental?
2. Bagaimana kerangka analisis fundamental?
3. Analisis apa saja yang ada didalam kerangka analisis fundamental?
4
BAB II
PEMBAHASAN
Analisis ini memiliki horizon jangka panjang, karena selain menggunakan data historis
berupa laporan keuangan perusahaan, analiis ini juga menggunakan data masa depan berupa
estimasi pertumbuhan perusahaan, estimasi perubahan ekonomi dimasa mendatang dan berbagai
jenis estimasi lainnya yang dianggap akan mempengaruhi kinerja dan kelangsungan usaha.
meskipun menggunakan pendekatan kuantitatif dalam proses analisisnya, banyak variable yang
ditentukan berdasarkan judgement. Misalnya, tingkat pertumbuhan perusahaan dimasa
mendatang. Akibatnya, meskipun beberapa orang menggunakan metode analisis fundamental
dengan cara yang sama, hasilnya bisa jadi berbeda. Tetapi permasalahannya yang sering kali
5
dihadapi oleh investor adalah timing dan informasi. Karena tidak semua investor mendapatkan
informasi yang lengkap sehingga jika hanya mengandalkan analisis fundamental, dapat terjadi
kesahalan investasi akibat kurangnya informasi dan kesalahan timing sehingga bisa jadi saham
yang dibeli harganya sudah mahal.
Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang
dengan cara ;
Jika kita kembali ke pendekatan berdasar atas present value, maka nilai instrinsik suatu
saham merupakan present value dari dividen-dividen yang akan diterima oleh pemodal
dikemudian hari. Dengan demikian, maka dapat diajukan dua pertanyaan, yang pertaa,
berapa tingkat bunga yang akan dipakai untuk menghitung present value dividen-dividen
yang diharapkan, hal ini menyangkut penentuan atau estimasi r. semakin tinggi resiko suatu
saham, semakin besar r yang digunakan. Dan yang kedua, bagaimana menaksir dividen yang
diharapkan akan diterima oleh pemodal yang berarti analis harus memperkirakan
kemampuan perusahaan memperoleh laba.
Karena banyak factor yang mempengaruhi harga saham, maka untuk melakukan analisis
fundamental diperlukan beberapa tahapan analisis, tahapan yang dimulai dengan analisis
dari:
6
Dalam analisis fundamental, penilaian terhadap kondisi ekonomi dan keadaan berbagai
variable utama seperti laba yang diperoleh oleh perusahaan dan tingkat suku bunga.
Variable-variabel tersebut sangat mempengaruhi keputusan-keputusan investasi yang akan
diambil oleh para pemodal. Apabila resesi diperkirakan akan terjadi, atau perekonomian
sedang menuju kesituasi resesi, harga saham-saham akan sangat terpengaruh oleh situasi
tersebut. Kasus gejolak moneter pada semester II tahun 1997 di Indonesia mengilustrasikan
situasi tersebut :
Analisis Fundamental
Penilaian
7
pasar, maka pada gilirannya kondisi pasar akan mempengaruhi para pemodal. Sulit bagi
pemodal untuk mempeoleh hasil investasi yang berkebalikan dengan kecenderungan
pasar. Apaila pasar membaik atau memburuk, umumnya saham juga akan terpengaruh
dengan arah yang sama.
Selain terhadap tingkat keuntungan yang diperoleh oleh pemodal, kondisi pasar
juga mernpengaruhi kemampuan memperoleh laba dari perusahaan. Foster (1986)
menunjukkan bahwa faktor ekonomi mampu menjelaskan sekitar 17 persen perubahan
laba perusahaan. Sedangkan penelitian di Indonesia menunjukkan pengaruh tersebut
tidaklah terlalu signifikan, tetapi positif (Miswanto, 1997).
8
Kondisi ekonomi dan kondisi pasar
Pengenalan pola cyclical dan pasar modal yang bersifat antisipatif akan
membantu dalam rnelakukan perarnalan terhadap kondisi pasar. Harga saharn akan turun
pada saat kondisi ekonomi mengalami resesi. Meskipun demikian, para analis atau
pemodal, perlu memperkirakan kapan resesi tersebut akan berakhir, dan berbalik ke
kondisi yang membaik, sehingga dapat memperairakan kapan harga saham-saham akan
membaik. Dengan demikian tidak mengherankan kalau teramati pola sebagai berikut.
Kondisi perekonomian masih dikatakan resesi, tetapi harga saham mulai meningkat. Hal
tersebut sebenarnya hanya mencerminkan harapan para pemodal bahwa kondisi
ekonomi akan segera membaik.
9
Penggunaan Model-Model Valuasi Untuk Memprakirakan Kondisi Pasar
Berdasarkan atas model-model valuasi yang telah dijelaskan di atas, salah satu
pendekatan berikut ini dapat dipergunakan :
Dengan demikian, apabila kita ingin memprakirakan kondisi pasar, kita perlu
melakukan judgement terhadap kemungkinan perubahan variabel-variabel tersebut.
Karena prakiraan akan dilakukan terhadap kondisi pasar, penggunaan model PER akan
lebih mudah diterapkan dan diinterpretasikan.
Misalkan kita memperoleh data dari sejumlah perusahaan yang bekerja pada
sektor manufaktur pada bulan Oktober 1997 sebagai berikut. Rata-rata PER untuk tahun
1997 adalah sebesar 7,1x, rata-rata pembayaran dividen adalah 40%, dan pertumbuhan
laba sebesar 15%. Dengan demikian maka kita dapat menaksir r sebagai berikut.
PER1997 = (1-b)/(r-g)
7,1 = (1-0,60)/r-0,15
Untuk tahun 1998 misalkan kita memperkirakan bahwa proporsi laba yang
dibagikan sebagai dividen akan berkurang menjadi hanya 0,30 sebagai akibat
diperlukannya pendanaan internal yang makin besar. Apabila kita perkirakan bahwa r
tidak berubah, sedangkan g sedikit mengalami penurunan menjadi 14,5% sebagai refleksi
kondisi perekonomian yang memburuk, maka PER tahun 1998 ditaksir akan sebagai
berikut.
PER1998 = (1-0,7)/(0,207-0,145)
= 4,8x
Diperkirakan PER pada tahun 1998 akan menurun cukup signifikan sebagai
akibat memburuknya kondisi perekonomian, sehingga kemampuan perusahaan.
perusahaan dalam industri tersebut untuk memperoleh laba juga berkurang,
10
Di Indonesia, informasi untuk memprakirakan kondisi pasar dengan
menggunakan model- model valuasi rnungkin harus dikumpulkan sendiri atau paling
tidak diolah lagi dari informasi yang dipublikasikan oleh media bisnis, karena beberapa
perusahaan sekuritas yang menerbitkan informasi tentang kondisi pasar umumnya tidak
mencakup data yang diperlukan untuk menerapkan model-model valuasi tersebut.
Sebagai misal, taksiran tentang pertumbuhan laba untuk suatu sektor ekonomi umumnya
tidak disajikan. Beberapa perusahaan sekuritas, seperti Bahana Securities, BNI Securities,
Exim Securities, termasuk juga PEFINDO, menerbitkan informasi tentang perusahaan-
perusahaan yang terdaftar di BEl, tetapi mungkin informasi tentang pasar secara
keseluruhan, atau suatu industri tertentu, tidak dipublikasikan secara luas. di Amerika
Serikat, lembaga seperti Value Line menerbitkan publikasi, seperti The Value Line
Investment Survey, yang dapat dipergunakan oleh para pemodal dan analisa untuk
melakukan analisis yang diperlukan.
Terlepas dari permasalahan yang dihadapi, analis dan pemodal perlu cara
pengklasifikasian industri. Cara yang sering dipergunakan adalah dengan mendasarkan diri
pada International Standard Industrial Classification (ISIC) system. Sistem ini
menggunakan kode dengan jumlah digit tertentu. Jumlah digit yang sedikit menunjukkan
klasifikasi dengan dasar yang lebih luas, dan makin banyak digitnya makin terinci klasifikasi
yang dilakukan.
Tidak semua klasifikasi industri dilakukan berdasarkan sistem ISIC. Ada juga yang
menggunakan klasifikasi berdasarkan atas mata dagangan (SITC), atau mempergunakan
klasifikasi yang disesuaikan dengan kondisi pasar modal. Contoh yang terakhir dilakukan di
BEl, dimana perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bel diklasifikasikan menjadi sektor-
sektor; (1) pertanian, (2) pertambangan, (3) industry dasar, (4) aneka industri, (5) industri
barang-barang konsumsi, (6) properti, (7) infrastruktur, (8) keuangan, dan (9) perdagangan
dan jasa. Sedangkan di Amerika Serikat, ValueLine Investment Survey mencakup sekitar
1.700 perusahaan dan mengklasifikasikannya ke dalam sekitar 90 industri.
11
Sebelum melakukan analisis industri atau sektor tertentu, kita perlu melihat
perkembangan atau kinerja industri/sektor tersebut, sehingga dapat memberikan gambaran
arah perkembangan industri/sektor tersebut. Seharusnya pengamatan perlu dilakukan untuk
periode yang cukup panjang sehingga barangkali dapat dideteksi pola perkembangannya atau
pengaruh akibat kondisi ekonomi. Sebagai misal, suatu industry mungkin mengalarni
perkembangan yang cukup tinggi pada dua dasawarsa yang lalu, tetapi sekarang mungkin
menunjukkan kondisi yang relatif stabil.
Industri yang lain mungkin nampak sangat erat perkembangannya apabila dibandingkan
dengan siklus perekonomian, sedangkan lainnya lagi mungkin tidak. Suatu industri yang
mempunyai kepekaan lebih tinggi dari pasar mengindikasikan bahwa industri tersebut
mempunyai risiko pasar yang tinggi (artinya lebih tinggi dari rata-rata). Meskipun demikian,
risiko tersebut akan bergerak dalam dua arah, yaitu menjadi lebih buruk dari pasar, atau
sebaliknya. Dengan kata lain, kalau kondisi pasar membaik, maka sektor/industri yang
mempunyai kepekaan tinggi juga akan membaik lebih besar dari pasar.
Untuk melakukan analisis industri, Iangkah pertama yang dapat dilakukan adalah dengan
mengidentifikasikan tahap kehidupan produknya. Tahap ini bermaksud untuk mengenali
apakah industri tempat perusahaan beroperasi merupakan industri yang masih akan
berkembang cepat, sudah stabil, ataukah sudah menurun. Langkah berikutnya adalah
menganalisis industri dalam kaitannya dengan kondisi perekonomian. Langkah ketiga adalah
analisis kualitatif terhadap industri tersebut, yang dimaksudkan untuk membantu pemodal
menilai prospek industri di masa yang akan datang.
Banyak pengamat yang percaya bahwa industri menempuh sikIus kehidupan, yaitu tahap
perkenalan, pertumbuhan, kedewasaan, dan penurunan. Siklus kehidupan tersebut
ditunjukkan pada Gambar Karena umurnnya perusahaan baru go public setelah melewati
masa perkenalan, dalam analisis industri umumnya dikelompokkan menjadi tiga tahap, yaitu
1. tahap pertumbuhan,
2. tahap kedewasaan, dan
3. tahap penurunan.
12
Perlu diperhatikan dalam analisis bahwa hendaknya kita tidak mencampurkan
antara penjualan yang dicapai oleh perusahaan dan yang dicapai oleh industri. Sebab
dapat saja terjadi perusahaan menghasilkan produk yang sudah berada dalam tahap
kedewasaan, tetapi penjualan perusahaan mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi.
Hal tersebut terjadi karena perusahaan mampu merebut pangsa pasar perusahaan-
perusahaan pesaing. Apabila hal ini terjadi untuk jangka waktu yang lama, maka
diperkirakan akan terjadi perubahan dalam struktur industri, yaitu menjadi ke arah
oligopoli (hanya terdapat beberapa perusahaan yang menghasilkan produk tersebut).
Kalaupun terjadi situasi tersebut, bagaimanapun juga akhimya pertumbuhan penjualan
suatu perusahaan akan menurun apabila permintaan pasar, secara keseluruhan, hanya
meningkat dalam persentase yang tidak terlalu besar. Sesuai dengan konsep siklus
kehidupan produk, maka perusahaan yang menghasilkan produk dengan pertumbuhan
yang masih cukup tinggi (berada pada tahap pertumbuhan) akan mempunyai PER yang
lebih besar daripada yang berada pada tahap kedewasaan. Hal tersebut dapat
dihubungkan dengan rumus yang menyatakan bahwa,
PER = (1-b)/(r-g)
13
Cara kedua untuk melakukan analisis industri adalah dengan menganalisis
hubungan antara kemampuan operasi dengan kondisi perekonornian makro. Beberapa
industry mampu beroperasi cukup baik pada waktu resesi, sedangkan yang lain sangat
jelek kinerjanya. Beberapa industri terkait erat dengan siklus bisnis. Pada saat kondisi
ekonomi membaik, industri-industri tersebut menunjukkan kinerja yang jauh lebih baik
daripada kondisi perekonomian, sebaliknya pada saat kondisi ekonorni memburuk,
industri-industri tersebut juga menunjukkan kinerja yang sangat buruk, jauh lebih buruk
dari pada kondisi perekonomian.
14
hendaknya dapat melakukan estimasi sebagaimana yang dilakukan dalam analisis pasar,
yaitu menaksir berapa laba yang diharapkan dalam suatu industri, dan berapa PER untuk
industri tersebut, sehingga dapat memperkirakannilai industritersebut. Karena cara ini
sering sulit dilakukan, maka beberapa cara lainmungkin ditempuh,yaitu dengan mencoba
menjawab serangkaian pertanyaan sebagai berikut.
1. Berdasarkan atas kondisi dan situasi perekonomian saat ini dan di masa yang
akan datang, industri apa yang diharapkan akan menunjukkanpeningkatan
laba?
2. Industri apa yang kemungkinan akan menunjukkan peningkatan PER; atau
bagaimana arah perkembangan tingkat bunga dan industri apa yang
kemungkinan besar paling terpengaruh oleh perubahan tersebut? Perubahan
dalam suku bunga akan mengaki- batkan perubahan dalam discount rate (dan
karenanya, perubahan daIam PER).
3. Industri apa yang kemungkinan besar akan terpengaruh oleh kejadian-
kejadian politik, seperti pergantian pemerintahan, rneningkatnya inflasi,
perkembangan teknologi baru, dan faktor-faktor lain yang dipandang relevan?
1. Industri apa yang jelas akan merupakan (calon) industri yang akan
berkembang dan berhasil pada masa, misalnya, dasawarsa yang akan datang?
2. Industri apa yang akan mengalami kesulitan pada saat suatu Negara
mengalami peru bahan lingkungan perekonomian secara struktural? Misal,
perubahan dari masyarakat pertanian ke masyarakat industri, dari kondisi
yang relatif tertutup ke kondisi yang lebih terbuka terhadap persaingan asing.
15
1. dividend discount model, dan
2. multiplier laba (yaitu PER).
Penggunaan multiplier laba (yaitu PER) dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Nilai intrinsik = Taksiran EPS x PER yang ditaksir Apabila harga di bursa lebih
rendah dari nilai intrinsik yang kita taksir, maka saham tersebut merupakan saham
yang sebaiknya dibeli, dan sebaliknya.
Apabila harga di bursa lebih rendah dari nilai intrinsik yang kita taksir, maka
saham tersebut merupakan saham yang sebaiknya dibeli, dan sebaliknya.
Untuk keperluan pembahasan, dalam Sub Bab ini kita akan berkonsentrasi pada
laba dan PER. Ada dua alasan mengapa dua variabel tersebut yang menjadi perhatian
kita. Pertama, untuk dapat meningkatkan pembayaran dividen, perusahaan harus
mampu meningkatkan laba yang diperoleh. Kedua, umumnya terdapat korelasi yang
kuat antara pertumbuhan laba (EPS) dengan pertumbuhan harga saham (Jones,
p.377).
16
dalam Iaporan rugi laba, dan karenanya sering disebut sebagai bottom line. Angka
EPS diperoleh dari laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan.
Pada level perusahaan, EPS mencerminkan kombinasi dari berbagai faktor yang
mempengaruhinya. Analisis faktor-faktor tersebut dapat dilakukan dengan analisis
rasio keuangan. Untuk itu kita akan menggunakan data PT. Gudang Garam tahun
1995 sebagai ilustrasi.
17
ROE merupakan perkalian antara profitabilitas atas aset yang dirniliki perusahaan
dengan keputusan pendanaannya. Dinyatakan dalam bentuk persamaan, ROE = ROA
x Leverage. Dalam hal ini ROA adalah tingkat keuntungan yang diperoleh dari
penggunaan aset, sedangkan leverage menunjukkan seberapa banyak hutang
dipergunakan oleh perusahaan.
Hal yang sarna juga berlaku apabila perusahaan marnpu mempertahankan ROA
dengan rnenggunakan hutang yang makin besar (leverage-nya meningkat). Kalau
perusahaan mampu mempertahankan ROA dengan penggunaan hutang yang makin
besar, maka hal tersebut berarti bahwa penggunaan hutang tersebut mampu
memberikan keuntungan yang lebih besar dari biayanya. Sebagai akibatnya ROE
meningkat.
= 1,429
Net income margin merupakan fungsi dari dua rasio keuangan, yaitu:
Sisi kanan persamaan tersebut berturut-turut disebut sebagai income ratio dan
operating efficiency.
Income ratio menunjukkan darnpak pembayaran bunga dan pajak pada laba bersih
setelah pajak. Sedangkan operating efficiency menunjukkan kemampuan
menghasilkan laba operasi dari setiap rupiah penjualan (beberapa analis
menggunakan istilah profit margin). Dalarn contoh ini,
19
yang berada dalarn industri yang sarna akan memperjelas kekuatan dan kelemahan
tersebut. Untuk keperluan analisis, kita perlu memperhatikan EPS di masa yang akan
datang, bukan EPS yang telah diperoleh. Hal tersebut disebabkan karena harga saham
hari ini merupakan present value dari penghasilan-penghasilan yang akan diterima
oleh pemodal di masa yang akan datang, dan penghasilan-penghasilan tersebut akan
dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan mernperoleh laba di masa yang akan
datang,
Dengan kata lain, g = b(ROE). Dengan demikian apabila diharapkan bahwa pada
tahun depan PT. Gudang Garam akan menghasilkan ROE sebesar 30%, sedangkan
laba yang dibagi sebesar 40%, maka g akan diperkirakan sebesar (0,6) x 24 % = 18%.
Dengan EPS1995 = Rp761, maka taksiran EPS1996 = Rp761 (l+0,18) = Rp898.
Apabila 40% laba dibagikan sebagai dividen, maka D1996 = 0,4 x Rp898 =
Rp359. Dengan menggunakan model pertumbuhan konstan, maka taksiran harga
untuk awal tahun 1996 adalah, P1996 = 359/ r-0,18
Tergantung pada taksiran kita akan r, maka taksiran harga pada tahun 1996 dapat
diperoleh. Perhatikan juga bahwa penggunaan rumus dengan pertumbuhan konstan
akan menghasilkan harga saham yang sangat peka terhadap taksiran r dan/atau g.
Penggunaan PER
Teknik analisis lainnya adalah dengan menggunakan model kelipatan laba (atau
PER). Teknik ini mungkin dipilih apabila perusahaan tidak mengadopsi kebijakan
payout ratio yang konstan dan/atau analis mengalami kesulitan untuk menggunakan
model berdasar atas cashflow, terutama model dengan pertumbuhan konstan. Sarna
20
seperti analisis dengan menggunakan EPS, analis perlu memahami terlebih dulu
faktor-faktor yang mempengaruhi PER.
PER = (1-b)/(r-g)
Dalam hal ini b adalah proporsi laba yang ditahan. Dengan demikian (1-b) tidak
lain merupakan dividend payout ratio. Sedangkan r dan g berturut-turut adalah
discount rate yang dipandang relevan dan pertumbuhan dividen. Sesuai dengan model
tersebut maka dapat diidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi PER, yaitu:
Berikut ini diberikan suatu contoh model peramalan harga saham yang sederhana,
dengan mengandalkan atas variabel-variabel:
1. Pertumbuhan penjualan
21
2. Nilai penjualan
3. Penghasilan di luar operasi (kalau ada)
4. Net profit margin (yaitu rasio antara laba bersih setelah pajak dengan total
penghasilan)
5. Price Earnings Ratio (PER)
Model diterapkan untuk peramalan harga saham per triwulan (di Bursa
Efek-pun perusahaan yang terdaftar di bursa diharuskan memberikan laporan
keuangan per triwulan). Misalkan laba bersih per lembar saham (EPS) pada
triwulan terakhir (Q0) = Rp310.
22
+ 150), rnaka diharapkan dalam satu tahun tingkat keuntungan yang akan
diperoleh adalah sebesar, r = [(550 + 16.575) - 13.625] / 13.625 = 25,69%
Tentu saja kita dapat memberikan kritik pada model tersebut. Salah satu
kritik yang dengan segera dapat dikemukakan adalah bahwa dengan memegang
konstan nilai PER, maka peningkatan harga saharn akan proporsional dengan
pertumbuhan penjualan.Dalam jangka panjang rnungkin PER rnengalami
perubahan. Karena pertirnbangan itu pulalah yang menyebabkan peramalan hanya
dibatasi selarna empat triwulan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa yang
akan datang dengan (i) mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang
mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, dan (ii) menerapkan
hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham.
Dengan demikian, karena dipergunakan nilai-nilai estimasi, maka taksiran harga
saham dapat saja berbeda antara satu analis dengan analis yang lain, apabila
estimasi yang dipergunakan berbeda. Konsep efisiensi pasar modal diterapkan
dalam analisis ini dalam aspek bahwa informasi yang diterima oleh para analis
akan mempengaruhi estimasi mereka. Dengan kata lain, apabila diperoleh
informasi baru, maka dapat saja informasi tersebut merubah estimasi nilai-nilai
yang dipergunakan untuk memperkirakanharga saham.
Analisis fundamental umumnya dilakukan dengan tahapan melakukan
analisis ekonomi terlebih dulu, diikuti dengan analisis industri dan akhimya
analisis perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Penggunaan pendekatan ini
didasarkan atas pemikiran bahwa kondisi perusahaan tidak hanya dipengaruhi
oleh faktor-faktor internal perusahaan, tetapi faktor-faktor eksternal (yaitu kondisi
23
ekonomi/pasardan industri) juga ikut mempengaruhi kondisi perusahaan.
Karenaitu seringkalidalamanalisisdipergunakanberbagai ahli,seperti ahli ekonomi
makro/moneter, dan ahli industn, bukan hanya ahli keuangan perusahaan saja,
3.2 Saran
Adapun saran kami berikan kepada pembaca adalah bawha dalam mempelajari
Analisis Fundamental ini, maka dibutuhkan pemahaman secara mendalam tentang aturan-
aturan atau hukum yang mengatur pasar modal dan portofolio. Kemudian lebih dari itu,
bahwa setiap dari kita dituntut menjadi seorang yang kritis terhadap sebuah ilmu, oleh
kami selaku penulis berharap ada kritik dan saran yang membangun yang dapat
diberikan, demi perbaikan pembuatan makalah kami selanjutnya.
24
DAFTAR PUSTAKA
Jogiyanto Hartono, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kedelapan, BPFE
Yogyakarta, September 2013
Suad Husnan, Dasar-Dasar Teori Portofolio & Analisis Sekuritas, Edisi Keempat, UPP
STIM YKPN, Agustus 2005
Zvi Bodie, Alex Kane, Alan J. Marcus, Manajemen Portofolio dan Investasi, Edisi 9
Buku 1, Mc Graw Hill Education/Penerbit Salemba Empat, 2014
25