Anda di halaman 1dari 7

Risiko Pasar (Market Risk)

Risiko Pasar adalah potensi kerugian yang dialami oleh suatu perusahaan yang
disebabkan oleh perubahan kondisi dan situasi pasar di luar dari kendali perusahaan. Risiko
pasar sangat berkaitan dengan harga pasar, suku bunga, nilai tukar mata uang asing, gejolak
pasar, dan likuiditas pasar. Secara umum, Risiko Pasar berawal dari terjadinya gejolak empat
instrumen pasar yang meliputi suku bunga, nilai kekayaan, mata uang asing, dan nilai
komoditas. Risiko Pasar sering disebut juga sebagai risiko yang menyeluruh, karena sifat
umumnya adalah bersifat menyeluruh dan di alami oleh seluruh perusahaan. Contohnya krisis
ekonomi dunia tahun 1930-an, krisis ekonomi Indonesia 1997 dan 1998, Thailand pada saat
Bank Sentral Thailand melakukan devaluasi Bath yang menyebabkan terjadinya kegoncangan
pada ekonomi Thailand secara keseluruhan, perang Teluk yang menyebabkan beberapa Negara
di kawasan Timur Tengah seperti Irak dan Kuwait mengalami kegoncangan ekonomi, dan
berbagai kasus yang menyeluruh lainnya.
Bentuk-Bentuk Risiko Pasar
Risiko pasar secara umum ada 2 (dua) bentuk yaitu :
a. Specific Market Risk (Risiko Pasar Secara Spesifik)
Specific market risk adalah risiko pengaruh buruk bagi perusahaan sebagai akibat
perubahan yang hanya dialami secara khusus pada satu sektor atau peristiwa tertentu tanpa
bersifat menyeluruh. Contohnya :
a) Pengumuman yang dikeluarkan oleh suatu lembaga penilai dimana lembaga
penilai tersebut memiliki reputasi yang baik dan diakui oleh publik. Bahwa
mereka mengumumkan PT. MNO memiliki kinerja yang rendah dan memiliki
utang yang besar serta laporan yang dipublikasikan selama ini kepada publik
tidak sesuai dengan sebenarnya. Sehingga atas berita tersebut saham dan obligasi
perusahaan tersebut langsung jatuh. Dan jatuhnya saham serta obligasi
perusahaan tersebut tidak diikuti oleh perusahaan lain
b) Salah satu perusahaan dimana pihak manajemen atau komisaris perusahaan
terlibat tindak kriminal yang luar biasa dan diekspose oleh berbagai media.
Sehingga opini publik telah terbentuk bahwa perusahaan tersebut tidak baik dan
jelek
c) Produk yang dijual oleh perusahaan tersebut dianggap mengandung bahan yang
berbahaya atau bersifat haram. Contoh suatu produk makanan yang mengandung
lemak babi. Secara Islam makanan yang mengandung lemak babi haram
hukumnya. Ketika hal itu diekspose oleh media massa baik cetak maupun
elektronik akan menyebabkan terjadinya penurunan drastis pada penjualan
produk perusahaan yang berpengaruh pada perusahaan laba perusahaan.
b. General Market Risk (Risiko Pasar Secara Umum)
General market risk adalah risiko terjadinya pengaruh buruk bagi perusahaan sebagai
akibat dari perubahan yang terjadi secara menyeluruh yang dialami oleh seluruh perusahaan
salah satunya disebabkan oleh suatu kebijakan yang dilakukan oleh lembaga terkait yang mana
kebijakan tersebut mampu memberi pengaruh bagi seluruh sektor bisnis. Contohnya pada saat
bank sentral suatu Negara melakukan kebijakan tight money policy(kebijakan uang ketat)
dengan berbagai instrumennya seperti menaikkan suku bunga BI rate. Dimana kebijakan
menaikkan BI rate ini akan membawa pengaruh secara menyeluruh pada seluruh sektor bisnis
yang berhubungan dengan interest rate related instrument(berbagai instrument yang
berhubungan dengan suku bunga). Salah satu pihak yang dianggap langsung berhubungan
dekat dengan interest rate related instrument adalah perbankan.
Dengan begitu mereka mengambil kredit dan mendepositokan sejumlah uangnya ke
bank. Contoh pada saat BI rate dinaikkan maka suku bunga kredit diperbankan akan mengikuti
kondisi tersebut yaitu turut menaikkan suku bunga kredit, terutama jika perbankan tersebut
menerapkan perhitungan bunga secara sliding rate. Perhitungan berupa kredit secara sliding
rate adalah hitungan pada pembebanan bunga terhadap nilai pokok pinjaman akan mengalami
penurunan dari setiap bulan ke bulan berikutnya, yang mana ini disesuaikan dengan
menurunnya besar nilai dari pokok pinjaman sebagai efek dari adanya pembayaran cicilan
pokok pinjaman yang dilakukan oleh seorang debitur.

Jenis General Market Risk


Ada beberapa sebab yang menimbulkan terjadinya general market risk(risiko pasar
secara umum) yaitu :
a. Foreign Exchange Risk
Foreign Exchange Risk adalah risiko terjadinya potensi kerugian sebuah perusahaan
sebagai akibat dari perubahan yang terjadi pada semua jenis produk yang berkaitan dengan
nilai tukar mata uang. Sejarah awal terjadinya foreign exchange ini berangkat dan
diterapkannya floating exchange rate system pada tahun 1970-an. Sehingga sejak saat itu
kondisi mata uang di dunia telah terintegrasi dalam satu bentuk pasar dimana secara khusus
kita dapat melihat bahwa penerapan sistem tersebut memungkinkan banyak pihak bisa ikut
terlibat bermain dalam pasar valas(valuta asing). Jual beli valas ini memberikan keuntungan
dengan konsep pada perolehan angka selisih pada saat harga beli dan harga jual.
Pada pasar valas ini kita dapat menggabungkan mata uang dalam dua bentuk kategori
yaitu :
a) Hard currencies
Hard currencies (mata uang keras) mencakup mata uang yang berasal dari
Negara-negara yang memiliki tingkat kestabilan moneter tinggi atau biasanya
berasal dari Negara maju dan sering berbagai pihak menjadikan mata uang
Negara tersebut sebagai ukuran dalam mengkonversikan dengan mata uang
negaranya.Contohnya USD/JPY atau dollar Amerika dengan Yen Jepang,
USD/EUR atau dollar Amerika dengan Euro, dan sebagainya.
b) Soft curriencies
Soft curriencies ( mata uang yang lembut) adalah jenis mata uang yang
diterbitkan oleh suatu Negara namun jarang dipakai sebagai standar acuan dalam
transaksi pasar bisnis internasional, dengan alasan dianggap belum memiliki
nilai kelayakan.
b. Interest Rate Risk(Risiko Suku Bunga)
Risiko suku bunga adalah risiko yang di alami akibat dari perubahan suku bunga yang
terjadi di pasaran yang mampu memberi pengaruh bagi pendapatan perusahaan.
c. Commodity Position Risk(Risiko Perubahan Nilai Komoditi)
Commodity position risk (risiko perubahan nilai komoditi) adalah suatu situasi dan
kondisi dimana terjadinya kerugian akibat perubahan harga barang komoditi di pasar yang
disebabkan oleh faktor-faktor tertentu, dimana kondisi ini akan semakin parah pada saat barang
komoditi tersebut telah terikat kontrak dalam suatu kontrak perjanjian (commodity contract)
serta informasi tersebut telah sampai ke pasar.
Adapun pengertian commodity position risk dalam perspektif perbankan, Masyhud Ali
mengatakan Commodity position risk adalah risiko terjadinya potensial kerugian bagi bank
sebagai akibat dari perubahan yang memberi pengaruh buruk dari commodity price terhadap
posisi bank yang terkait dengan kontrak komoditas. Lebih jauh Masyud Ali memberi contoh
pada perbankan adalah “dimana kerugian yang diderita oleh investment bank yang melakukan
trading atau commodity derivative product sebagai akibat dari terjadinya volatility atas harga
dari suatu komoditi tertentu.
d. Equity Position Risk(Risiko Perubahan Kekayaan)
Equity position risk(risiko perubahan kekayaan) adalah suatu kondisi dimana kekayaan
perusahaan (stock and share) mengalami perubahan dari biasanya sehingga perubahan tersebut
memberi dampak pada keuntungan dan kerugian karyawan.
e. Politic Risk
Stabilitas politik adalah sesuatu sangat pening bagi suatu Negara. Stabilitas politik
menjanjikan terciptanya pembangunan yang berkelanjutan, namun jika pemimpin dan pihak
terkait di suatu Negara tidak mampu menciptakan iklim kondusif dalam bidang politik maka
artinya seluruh pemimpin dan aparatur di Negara tersebut tidak memiliki semangat
kemimpinan. Jika kondisi ini terus terjadi maka yang terjadi adalah krisis kepemimpinan.
Krisis kepemimpinan akan berakibat pada pencarian kepemimpinan di luar lembaga resmi,
yaitu memungkinkan orang-orang yang berasal dari masyarakat atau oposisi akan muncul
sebagai pemimpin dan berusaha mengambil alih kepemimpinan.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Gejolak Harga Di Pasar
Menurut Masyhud Ali ada 6 (enam) faktor yang mempengaruhi terjadinya gejolak harga
di pasar yaitu :
a. Faktor Fundamental Ekonomi
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam jangka panjang terhadap market price yang
meliputi unsur-unsur yang mencerminkan kinerja perekonomian negara. Contohnya
adalah nilai tukar mata uang antarnegara dipengaruhi oleh perbandingan relatif antara
tingkat inflasi dan kinerja riil perekonomian antaranegara. Perbandingan kemajuan
perekonomian juga ditunjukkan oleh indikator lain, seperti pertumbuhan ekonomi dan
cadangan devisa.
b. Terjadinya Peristiwa Besar Dalam Ekonomi Dan Politik
Peristiwa besar yang terjadi dalam bidang ekonomi dan politik(ditambah dengan
bencana alam) dapat memberi pengaruh jangka pendek pada harga pasar. Walaupun
beberapa hanya berpengaruh pada sebagian harga pasar, namun bisa juga pengaruh
peristiwa tersebut meluas.
c. Campur Tangannya Financial Authorities
Adanya official intervention membentuk pengaruh kuat yang mendadak dalam jangka
pendek terhadap harga pasar. Hal ini bisa berpengaruh positif secara jangka panjang
apabila diikuti dan ditunjang oleh perubahan kebijakan ekonomi yang konsisten.
d. Perimbangan Kekuatan Permintaan Dan Penawaran
Kekuatan-kekuatan permintaan dan penawaran yang terbentuk dalam pasar dalam
jangka pendek secara otomatis akan menentukan harga pasar. Jangka waktu
penyesuaian harga yang terbentuk itu tergantung pada karakteristik pasar.
e. Likuiditas Pasar
f. Suburnya Kegiatan Arbitrage
Pengukuran Risiko Pasar
Risiko pasar muncul karena harga pasar bergerak dalam arah yang merugikan organisasi.
Pada bab ini akan membahas lebih lanjut mengenai teknik pengukuran risiko pasar dengan
menggunakan deviasi standar, diikuti dengan teknik VAR diteruskan dengan teknik stress-
testing.
1) Deviasi Standar
Jika kita membicarakan distribusi normal, maka kita hanya memerlukan dua parameter
yaitu nilai rata- rata (atau disebut juga sebagai nilai yang diharapkan) dan deviasi standarnya.
Konsep deviasi standar, distribusi normal, nilai rata - rata menjadi landasan bagi perhitungan
Value At Risk. Deviasi standar dipakai untuk menghitung penyimpangan dari nilai rata-rata.
Semakin besar deviasi standar, semakin besar penyimpangan. Penyimpangan dipakai sebagai
indikator risiko. Semakin besar penyimpangan, semakin besar risiko.
Perhitungan deviasi standar :
E(R) = SRi / N
sRt = S(Ri – E(R))2 / (N - 1)
sR = ( sR2 )1/2
2) VAR ( VALUE AT RISK )
Misal jika besok adalah hari yang jelek, berapa besar (nilai rupiah) dan berapa besar
kemungkinan (probabilitas) kerugian yang bisa dialami perusahaan besok (atau beberapa hari
mendatang), jawabannya besok ada kemungkinan sebesar 5% bahwa kerugian perusahaan
(karena pergerakan harga pasar yang tidak menguntungkan) sebesar Rp 10 juta atau lebih.
Dalam hal ini VAR menjawab pertanyaan tersebut dengan memberikan nilai uang dari
kerugian tersebut (Rp 10 juta), dan besar kemungkinannya (5%). Teknik perhitungan VAR
bisa menggunakan metode historis, metode analitis dan simulasi Monte-Carlo.
a. VAR Metode Historis ( Back Simulation )
Return dapat dihitung dengan cara
Return = {[P(t+1) – Pt)] / Pt}*100%
Dimana Pt = return pada hari t
Pt+1 = return pada hari t+1
Metode historis mempunyai kelebihan yaitu tidak mengamsumsikan distribusi tertentu
dan sederhana. Namun ada juga kelemahannya seperti asumsi bahwa data masa lalu bisa
digunakan untuk memperediksi masa datang.
VAR portofolio = [ VAR X2 + VAR Y2 + 2 x PXY X VARX VARY] 1/2
VAR x = VAR (value at risk saham X)
VARy = VAR (value at risk saham Y)
Pxy = korelasi return saham X dengan saham Y
b. VAR Metode Modeling (Analytical Metode analitis biasanya mengasumsikan
distribusi tertentu yang mendasari return atau harga). Biasanya distribusi normal (yang
berbentuk bel) yang diasumsikan mendasari pergerakan harga. Kemudian dapat dihtung
nilai yang diharapkan (misal rata-rata) dan penyimpangan dari nilai yang diharapkan.
VAR dapat dihitung dengan parameter yang dideduksi (diambil) dari distribusi (nilai
yang diharapkan dan penyimpangan)

c. VAR dengan simulasi Monte Carlo


Metode simulasi akan terbentuk distribusi tertentu, kemudian melalui distribusi
tersebut VAR dapat dihitung yang memerlukan sumber daya computer yang lebih besar
disbanding kedua metode sebelumnya.

d. Pemodelan VAR
Hubungan antara perubahan tingkat bunga dengan nilai obligasi
dP/P = -D {dR/(1+R)}
Dimana dP = Perubahan harga
P = Harga obligasi
D = Durasi obligasi
dR = Perubahan tingkat bunga
R = tingkat bunga

3) STRESS-TESTING
VAR menjawab beberapa besar kerugian yang bisa dialami dan berapa besar
kemungkinan, tetapi VAR tidak bisa mendektesi peristiwa ekstrim karena probabilitas
sangat kecil.
Secara spesifik, langkah – langkah stress-testing :
1. Mengidentifikasi dan memilih parameter yang diperkirakan akan berubah
2. Menentukan seberapa besar parameter tersebut akan dirubah ( Di-stress )
3. Melihat pengaruh stress-testing tersebut terhadap nilai portopolio
4. Melihat asumsi yang digunakan, merubah asumsi tersebut jika diperlukan ( misal
dalam situasi krisis, asumsi yang biasa berlaku barangkali tidak jalan lagi )
Daftar Pustaka
Saunders, A., & Cornett, M. M. (2006). Financial Institutions Management, A Risk
Management Approach (5th Editio). Boston: McGraw-Hill Irwin.
Saunders, A., & Cornett, M. M. (2006). Financial Institutions Management, A Risk
Management Approach (5th). Boston: McGraw-Hill Irwin.

Anda mungkin juga menyukai