A. JENIS-JENIS RISIKO
Ketidakpastian menyebabkan munculnya risiko (Hanafi, 2014). Fahmi (2013)
menyatakan bahwa risiko merupakan bentuk keadaan ketidakpastian tentang suatu keadaan
yang akan terjadi nantinya dengan keputusan yang diambil berdasarkan berbagai
pertimbangan pada saat ini. Dalam kehidupan semua kemungkinan bisa terjadi, baik itu
kemungkinan positif maupun negatif yang datangnya tidak terduga. Hal ini bisa dialami oleh
kita sebagai manusia dan harta benda yang kita miliki. Kemungkinan negatif bisa berasal dari
dalam diri manusia itu sendiri dan faktor lingkungan sekitar yang disebabkan oleh bencana
dan bahaya sekitar yang akan menimbulkan kerugian secara materi dan non materi. Banyak
manusia yang tidak mempersiapkan segala hal untuk mengurangi risiko disebabkan oleh
minimnya pengatahuan tentang jenis-jenis risiko potensial yang mengancam keberlangsungan
hidup manusia secara pribadi maupun secara organisasi (perusahaan). Dengan demikian
risiko dapat diartikan sebagai sebuah kondisi yang tidak pasti diluar kendali manusia
sehingga mengakibatkan kerugian materi dan non materi.
Bagi perusahaan ketidakpastian usahan yang dihadapi berbeda-beda sesuai dengan
bidang usaha yang dijalankan. Sebuah perusahaan pelayaran mungkin menghadapi risiko
badai ditengah laut dan mengakibatkan kapal tenggelam, sebuah perusahaan yang bergerak
dibidang pembangunan yang sedang melaksanakan beberapa proyek akan berbeda dengan
perusahaan yang hanya mengerjakan satu pryek saja. Bagi perusahaan besar pada umumnya
mereka memiliki tenaga ahli yang menangani proyek-proyek secara detail dan spesifik
sehingga dapat mengurangi risiko potensial.
Secara umum risiko yang sering terjadi dalam kehidupan dapat dibedakan menjadi 2
(dua) kelompok :
1. Berasal dari manusia itu sendiri, yang dilihat dari sisi :
a) Sisi Psikologis
b) Sisi Hubungan sosial
Contoh : kelalaian, Kesehatan jasmani dan rohani, kecelakaan diri, kegagalan
usaha, kegagalan dalam membina rumah tangga, kegagalan karir dan terorisme.
2. Berasal dari lingkunan sekitar
Contoh : bencana alam, wabah penyakit yang melanda suatu kawasan, kecelakaan
kerja dilokasi kerja.
Ketidakpastian keadaan
Manusia dan kehidupan pada sifat aslinya selalu dalam bayang-bayang ketidakpastian,
ada pasang surut yang dialami karena tidak ada yang kekal dan abadi, sungguh yang abadi itu
adalah perubahan itu sendiri. Artinya manusia terkadang merasa senang sedih, suka, duka,
optimis, pesimis, lalai, konsisten dan sifat psikologis lainnya. Ada waktunya manusia
mendapatkan keuntungan dari perbuatan dan usaha yang dilakukan, ada masanya mengalami
kerugian akibat kecerobohan atau karena kondisi ekonomi yang memang sedang tidak
menentu akibat krisis ekonomi dan nilai tukar rupiah melemah terhadap mata uang asing,
pada akhirnya meningkatkan biaya usaha sementara inflasi terjadi tanpa bisa dihindari.
Risiko yang terjadi adalah hukum pasti, karena tidak ada satupun dalam hidup ini bisa
lari dari risiko, tetapi risiko bisa dihindari dan diminimalisir. Adanya risiko yang belum dapat
dipastikan, dan adanya pelimpahan tanggung jawab memikul beban risiko tersebut kepada
pihak lain yang sanggup mengambil alih tanggung jawab tersebut sebagai kontra prestasi dari
pihak lain yang melimpahkan tanggung jawab ini. Ia diwajibkan membayar beban kepada
pihak yang menerima pelimpahan tanggung jawab (Tarmudji, 2000)
Dengan kata lain bahwa adanya pengalihan risiko dari tertanggung (individu atau
organisasi) kepada penanggung (perusahaan asuransi) dengan membayar sejumlah premi.
Segala kekwatiran akan efek dari risiko yang dihadapi membuat individu, organisasi ataupun
perusahaan memilih untuk mengalihkan risiko kepada pihak asuransi. Berbagai kondisi
ketidak pastian yang rentan dihadapi berupa bencana alam, banjir, perang, wabah penyakit,
PHK karena situasi ekonomi yang sulit, kerusuhan, huru-hara, sabotase dan lainnya.
Kerugian yang dialami memang terkadang telah diperhitungkan secara matang-matang
namun ada faktor lain yang membuat perhitungan tersebut tidak sesuai dengan harapan,
sehingga hal inilah yang menimbulkan rasa kuatir akan efek negatif yang akan menimpa
individu, organisasi maupun perusahaan.
B. KONSEP RISIKO
Penanggulangan risiko harus secara komprehensif dan tidak bisa dilakukan secara
parsial, menurut Djojosoedarso (2003) terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan untuk
meminimalkan risiko kerugian, yaitu :
1. Melakukan pencegahan dan pengurangan terhadap kemungkinan terjadinya
peristiwa yang menimbulkan kerugian seperti membangun gedung dengan
material yang anti terbakar agar mencegah terjadinya bahaya kebakaran,
memagari mesin-mesin untuk menghindari kecelakaan kerja, melakukan
pemeliharaan dan penyimpanan yang baik terhadap bahan dan hasil produksi
untuk menghindari risiko pencurian, pendekatan persuasif terhadap karyawan
untuk menghindari pemogokan kerja.
2. Melakukan retensi, yaitu mentolerir membiarkan terjadinya kerugian dan untuk
mencegah terganggunya operasi perusahaan akibat kerugian tersebut disediakan
sejumlah dana untuk menanggulangin seperti, pos biaya lain-lain dan biaya tak
terduga dalam anggaran perusahaan.
3. Melakukan pengendalian terhadap risiko,seperti melakukn hedging(perdagangan
berjangka) untuk menanggulangi risiko kelangkaan dan fluktuasi harga bahan
baku/pembantu yang diperlukan.
4. Mengalihkan atau memindahkan risiko kepada pihak lain, yaitu dengan cara
mengadakan kontrak pertanggungan dengan perusahaan asuransi terhadap risiko
tertentu, dengan cara membayar sejumlah premi asuransi yang telah ditetapkan .
agar nantinya perusahaan asruansi yang akan mengganti kerugian jika suatu saat
terjadi kerugian sesuai dengan perjanjian yang disepakati.
Seorang manajer risiko mempunyai tugas yang berkaitan atau berhubungan dengan
segala upaya untuk menentukan cara-cara yang terbaik dalam menanggulangi kerugian
seminimal mungkin.
Tentunya dalam mempelajari manajemen risiko dapat dilihat dalam dua sisi seperi yang
dikemukakan oleh Djojosoedarso (2003) :
1. Seseorang sebagai anggota organisasi atau perusahaan, terutama sebagai manajer
akan dapat mengetahui cara-cara yang tepat untuk menghindari atau mengurangi
besarnya kerugian yag dialami perusahaan, sebagai akibat dari ketidakpastian
terjadinya suatu peristiwa yang merugikan (peril).
2. Seseorang sebagai pribadi :
a) Dapat menjadi seorang manajer risiko yang profesional dalam jangka waktu
yang relatif lebih cepat daripada yang belum pernah mempelajarinya
b) Dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi manajer risiko dari
perusahaan dimana yang bersangkutan menjadi anggota
c) Dapat menjadi konsultan manajemen risiko, agen asuransi, pedagang
perantara, penasihat penanaman modal, konsultan perusahaan yang tidak
mempunyai manajer risiko dan sebagainya
d) Dapat menjadi manajer risiko yang profesional dari perusahaan asuransi,
sehingga akan lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program
asuransi yang disusun secara tepat
e) Dapat lebih berhati-hati dalam mengatur kehidupan pribadinya sehari-hari.
2. Perusahaan
Banyak perusahaan menugaskan secara khusus seorang manajer risiko untuk
menangangi masalah yang berhubungan dengan kemungkinan-kemungkinan potensial
terhadap risiko, adapun manfaat tersebut yaitu :
a) Evaluasi dan program penanggulangan risiko
b) Pelaksanaan program penanggulangan risiko dapat memberikan sumbangan
langsung kepada upaya peningkatan keuntungan perusahaan.
c) Pelaksanaan program penanggulangan risiko yang berhasil dapat
menyumbangnkan secara tidak langsung terhadap pencapaian keuntungan
perusahaan melalui :
1) Keberhasilan dalam mengelola sebuah risiko murni akan memberikan
keyakinan dan ketenangan hati kepada pimpinan, pengurus, pemegang
saham dan pihak internal didalam perusahaan, sehingga dapat
membantu meningkatkan kemampuan untuk menganalisa dan
menyimpulkan risiko spekulatif yang tidak bisa dihindari sehingga efek
dari risiko spekulatif ini bisa dikurangi.
2) Adanya kondisi yang lebih baik dan kesempatan yang memungkinkan
yang memungkinan akan mendorong segenap pihak internal
perusahaan untuk memperbaiki kualitas keputusan, dengan lebih
memperhatikan pekerjaan, terutama yang sifatnya spekulatif.
3) Berdasarkan hasil evaluasi pengelolaan risiko maka asumsi yang
digunakan dalam menangani pekerjaan yang sifatnya spekulatif akan
lebih bijaksana dan lebih efisien.
4) Karena masalah ketidakpastian sudah tertangani dengan baik oleh
manajer risiko maka akan dapat mengurangi keragu-raguan dalam
pengambilan keputusan yang dapat mendatangkan keuntungan.
5) Melalui perencanaan yang matang terutama yang menyangkut tentang
pengelolaan risiko, maka akan dapat melindungi timbulnya hal-hal
yang dapat menganggu kelancaran operasi perusahaan seperti
kegagalan pembayaran kepada pemasok bahan baku, sehingga pasokan
terganggu untuk proses produksi.
6) Dengan diperhatikan unsur ketidakpastian, maka perusahaan akan
mampu menyediakan sumber daya lainnya yang bisa membantu
perusahaan untuk tumbuh dan berkembang.
7) Akan mendapatkan kepercayaan yang lebih besar lagi dari berbagai
pihak yang terkait dengan operasional perusahaan seperti : perbankan,
pemasok bahan baku, supplier dan semua pihak eksternal yang
berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan.
d) Kesuksesan mengelola risiko murni juga dapat membantun pihak lain seperti
karyawan perusahaan, memberikan tanggung jawab sosial kepada masyarakat
yang pada akhirnya masyarakat juga ikut menjaga perusahaan tersebut karena
telah terjalinnya rasa kenyamanan antara kedua pihak. Fahmi (2015)
menyebutkan bahwa dalam mengelola risiko dapat dilakukan 4 (empat) cara
yaitu memperkecil risiko, mengalihkan risiko, mengontrol risiko dan
pendanaan risiko.
3. Masyarakat
Masyarakat sangat awam terhadap manajemen risiko, tentunya ini dibantu oleh
perusahaan yang ada disekitar masyarakat, karena secara tidak langsung perusahaan
yang menerapkan penanggulangan risiko dapat memberikan manfaat bagi masyarakat
seperti :
a) Pencegahan yang maksimal terhadap segala kemungkinan pemogokan masal
para buruh akan menghindarkan masyarakat dari huru-hara sosial akibat
pemogokan tersebut.
b) Penangan limbah sesuai dengan AMDAL (Analisa Mengenal Dampak
Lingkungan) dapat melindungi lingkungan dari pencemaran limbah dari
kegiatan operasional perusahaan, sehingga kehidupan masyarakat tidak
terganggu.
Contoh :
Dengan perkiraan seperti 1 : 1000 artinya dengan mengumpulkan premi dari 1000
nasabah x Rp 1.000.000,- (premi) maka terkumpul Rp 1.000.000.000,- (satu milyar
rupiah), kemudian diperkirakan 1 orang nasabah mengalami kerugian sebesar Rp
100.000.000,- (seratus juta rupiah). Maka masih bisa dibayarkan oleh pihak asuransi
dengan dana yang terkumpul tersebut. Diluar pengeluaran dari pihak asuransi untuk
biaya operasional mereka seperti gaji karyawan, biaya pemasaran, listrik, bangunan
dan lainnya.
Bahan baku,Selain itu terdapat kesalahan yang berhubungan dengan bahan baku,
bahan pembantu, bahan pendukung dalam jumlah tertentu dan untuk periode tertentu.
Maka jauh sebelumnya perlu diperkirakan kemungkinan pengadaan bahan tersebut
yang meliputi, Harga, kualitas, jangka waktu pengiriman, metode pembayaran, dan
jaminan ketersedian bahan.
Peralatan, hal ini juga berperan penting dan membutuhkan ketelitian dalam proses
produksi dan harus ada pengelompokan :
a) Mesin utama pabrik
b) Peralatan mekanik
c) Peralatan elektonik
d) Peralatan angkutan
e) Peralatan manual
2. Lingkungan masyarakat
Kejadian yang terjadi didalam perusahaan ataupun pabrik otomatis berimbas kepada
masyarakata, karyawan yang melaksanakan demonstrasi dengan melakukan sweping-
sweping keberbagai pabrik untuk mencari karyawan yang masih bekerja pada demo
berlangsung, menimbulkan kegaduhan sosial, kemacetan, sentra-sentra usaha disekitar
demo akan memilih untuk menutup tempat usaha mereka demi menghindari efek
yang lebih besar.
Ditambah lagi jika selama ini perusahaan juga kurang memperhatikan masyarakat
sekitar seperti kurang memberikan program CSR, kebanyakan tenaga kerja diambil
dari luar daerah, bukan masyarakat sekitar atau putra daerah. Maka dengan
demonstrasi tadi malahan masyarakat dan LSM juga ikut menuntut perusahaan.
Hal ini akan semakin parah jika limbah-limbah sisa produksi pabrik yang tidak
dikelola dengan baik karena dibuang begitu saja kesaluran pembuangan bahkan
ditumpuk tidak jauh dari areal pemukiman warga. Dari satu hal saja yang terjadi
dilingkungan masyarakat maka akan dengan mudah menular kepada permasalahan
yang selama ini diabaikan oleh perusahaan. Perlu diingat bahwa dampak sosial
kemarahan masyarakat akan sulit diatasi dan butuh waktu untuk mengembalikan
kepercayaan mereka.
3. Lingkungan bisnis
Biaya, dibutuhkan biaya yang cukup besar untuk operasional perusahan, maka dari itu
dibutuhkan penyusunan anggaran yang tersistematis.
Perubahan politik, merupakan dampak dari peralihan kekuasaan dari masa ke masa,
setiap penguasaha akan mengeluarkan kebijakan yang banyak sedikitnya
mempermudah atau memberikan kepada pengusaha penyuplai selama kampanye. Hal
ini berupa kebijakan tarif pajak, izin membuka usaha, mekanisme pasar dan lainnya.
Pertumbuhan otomatisasi, ini tidak akan bisa dihindari ataupun ditahan karena
faktor-faktor pekerjaan manusia untuk mempermudah dan mempercepat proses yang
dilalui, melalui sistem otomatis dan komputerisasi tentunya akan mengurangi
penggunaan tenaga kerja, waktu yang efekti dan efisien dalam penggunaan dana
untuk jangka panjang karena diawalnya memang dibutuhkan dana besar untuk
investasi namun manfaatnya akan dirasakan untuk jangka waktu kedepan.
Keterbatasan bahan baku, tidak selamanya adanya jaminan tersedianya bahan baku
karena bahan baku yang sifatnya mineral akan habis pada masa tertentu seperti
batubara, batu kapur untuk bahan semen. Jika tidak segera dibuatkan rencana supply
bahan baku dari sumber lainnya hal ini akan menimbulkan gangguan financial dimasa
depan.
Perubahan ekonomi, sebuah negara tidak akan terlepas dari permasalahan krisis
ekonomi, bahkan negara sebesar Amerika saja bisa dilanda krisis ekonomi. Lemahnya
nilai tukar dan inflasi adalah hal yang menakutkan karena ini sepertinya paket krisis
ekonomi yang selalu menghantui. Terutama jika bahan baku bersumber dari luar
negeri maka akan mempengaruhi biaya produksi.
Bencana alam, adalah faktor yang diluar kendali manusia yang datang tidak bisa
diprediksi. Seperti Tsunami yang terjadi di aceh tahun 2004 mengakibatkan kerugian
materi yang cukup besar, butuh waktu berbulan-bulan untuk mengembalikan kondisi
ekonomi seperti semua. Kemudian jika terjadi banjir yang menimpa perusahaan bisa
merusak inventaris perusahaan seperti : mobil, komputer, meja dan lainnya. Untuk
bahan baku produksi yang terbuat dari bahan mudah rusak terkena air seperti bahan
MDF, triplek, papan kayu, kardus-kardus dan lainnya.