Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Proses Strategi dan Perencanaan Kapasitas


Diajukan untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Umum
MANAJEMEN OPERASIONAL

Dosen Pengampu :
M. Dliyaul Muflihin, M.E.

Oleh :
1. Nabila Amalia ( G92219104 )
2. Rizky Rizaldi Al-Mubarak ( G92219118 )

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang atas limpahan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Proses Strategi dan Perencanaan
Kapasitas” ini dengan sebaik-baiknya. Makalah ini dibuat dalam rangka untuk
memenuhi tugas mata kuliah umum Manajemen Operasional.
Shalawat serta salam senantiasa saya limpahkan kepada junjungan kami,
Nabi besar Muhammad SAW. Karena berkat kehadiran beliau telah menimbulkan
pencerahaan pada alam semesta. Bersama dengan agamanya, yakni agama islam
yang senantiasa menerangkan mana yang hak dan mana yang batil, sehingga
membawa umat manusia dari kegelapan menuju jalan yang terang benderang.
Dalam penulisan makalah ini, kami merasa masih terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan, mengingat kemampuan yang kami miliki masih sangat
terbatas. Oleh karena itu, kritik sekaligus saran dari semua pihak sangat
diharapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Surabaya, 06 November 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 4
C. Tujuan .................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 6
1. Strategi Proses ....................................................................................................... 6
2. Analisis dan Desain Proses ................................................................................... 8
3. Desain Proses pada Sektor Jasa......................................................................... 10
4. Penggunaan Teknologi ....................................................................................... 10
5. Mempertimbangkan Perencanaan Kapasitas .................................................. 12
6. Studi Kasus .......................................................................................................... 15
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 16
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 16
B. Saran .................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 18

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan meningkatnya persaingan usaha, dalam mencapai tujuan
utama yaitu memperoleh keuntungan. Perusahaan adanya pengharapan akan
berumur panjang dan selalu berkembang mencapai kemajuan yang paling
maksimal. Oleh karena itu semua perusahaan di tuntut untuk selalu dapat
memenuhi semua kebutuhan konsumen sesuai dengan bidang usahanya
masing-masing terutama dalam hal kualitas barang yang baik serta waktu
penyelesaian produksi yang cepat. Dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan
konsumen tersebut,seringkali perusahaan dihadapkan oleh berbagai masalah s
eperti terbatasnya faktor-faktor produksi.

Untuk itu faktor produksi itu harus dikelola melalui manajemen perusahaan y
ang baik yaitu perencanaan,pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.S
ehingga dalam suatu produksi di butuhkan keperhatian terhadap ketersediaan
kapasitas yang ada. Perencanaan kapasitas dan proses strategi di anggap
sebagai suatu halyang penting dalam menentukan hal yang harus di butuhkan
dalam suatu perusahaan tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan strategi proses?
2. Apa yang dimaksud analisis dan desain proses?
3. Bagaimana desain proses pada sektor jasa?
4. Bagaimana penggunaan teknologi dalam proses strategi dan
perencanaan kapasitas?
5. Bagaimana mempertimbangkan perencanaan kapasitas?

4
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan strategi proses.
2. Untuk mengetahui analisis dan desain proses.
3. Untuk mengetahui desain proses pada sektor jasa
4. Untuk mengetahui cara penggunaan teknologi dalam proses
strategi dan perencanaan kapasitas.
5. Untuk mengetahui pertimbangan perencanaan kapasitas.

5
BAB II

PEMBAHASAN
1. Strategi Proses
Strategi proses atau transformasi adalah pendekatan organisasi
untuk mengubah sumber daya menjadi barang atau jasa. Tujuan strategi
proses adalah untuk menemukan suatu cara memproduksi barang atau jasa
yang memenuhi persyaratan pelanggan dan spesifikasi produk yang berada
dalam batasan biaya dan manajerial lain. Didalam strategi proses pastinya
terdapat proses produksi yang digunakan suatu perusahaan untuk
menjalankan produksinya. Proses produksi sendiri merupakan suatu
kegiatan dengan melibatkan tenaga manusia, bahan, serta peralatan untuk
menghasilkan produk yang berguna (Yamit, 2002). Produk yang
dihasilkan dapat berupa benda ataupun jasa tergantung dalam bidang apa
perusahaan itu dijalankan.
Proses yang dipilih akan mempunyai dampak jangka panjang pada
efisiensi dan produksi, begitu juga pada fleksibilitas, biaya dan kualitas
barang yang diproduksi. Oleh karena itu, banyak strategi perusahaan
ditentukan pada saat keputusan proses ini. Pilihan proses tersedia untuk
barang dan jasa. Keputusan proses yang diambil mengikat manajemen
akan teknologi, kualitas, penggunaan sumber daya manusia, dan
pemeliharaan yang spesifik. Komitmen pengeluaran dan modal ini akan
menentukan struktur biaya dasar perusahaan. Terdapat empat strategi
proses, yaitu fokus pada proses, fokus berulang, fokus pada produk, dan
masa customization.
a. Fokus pada Proses
Di sebuah pabrik, proses yang ada mungkin berupa departemen
yang menangani pengelasan, penghalusan, dan pengecatan. Di sebuah
kantor, proses yang ada dapat berupa penanganan utang, penjualan, dan
pembayaran. Fasilitas yang ada terfokus pada proses, yaitu peralatan,
tata letak, dan pengawasan. Fleksibilitas produk yang tinggi karena
produk berpindah di antara proses secara intermittent. Setiap proses

6
didesain untuk melaksanakan beragam aktivitas dan menghadapi
seringnya perubahan.
b. Fokus Berulang
Fokus berulang adalah proses produksi yang berorientasi pada
produk yang menggunakan modul. Modul adalah bagian atau
komponen yang telah dipersiapkan sebelumnya, yang sering berada
dalam proses kontinu, lini proses berulang (repetitive process) sama
dengan lini perakitan klasik.
Lini yang secara luas digunakan hampir di seluruh perakitan mobil
dan peralatan rumah tangga, lebih terstruktur dan menjadi 76
Manajemen Operasi lebih tidak fleksibel dibandingkan dengan fasilitas
yang terfokus pada proses.
Perusahaan makanan cepat saji adalah suatu contoh fokus berulang
yang menggunakan modul. Produksi jenis ini memungkinkan adanya
customizing yang lebih dibandingkan dengan proses kontinu, modul
(contoh, daging, keju, saus, buah tomat, bawang) dirakit untuk
mendapatkan suatu quasi-custom produk, yaitu roti lapis keju.
Dengan cara ini, perusahaan memperoleh keunggulan ekonomis
dari model yang kontinu dan keunggulan umum modul, yaitu volume
rendah dengan banyak variasi.
c. Fokus pada Produk
Proses yang memiliki volume tinggi dan variasi yang rendah
adalah proses fokus pada produk. Fasilitas diatur di sekeliling produk.
Proses ini disebut juga dengan proses continue. Produk seperti kaca,
kertas, lembaran timah, dan batu dibuat melalui proses yang kontinu.
Sebuah organisasi memiliki kemampuan yang tidak bisa
dipisahkan untuk menetapkan standar dan menjaga kualitas tertentu,
yang berbanding terbalik dengan organisasi yang memproduksi produk
unik tiap hari, seperti percetakan atau rumah sakit umum.
Sebuah fasilitas yang berfokus pada produk menghasilkan dengan
volume tinggi dan variasi rendah. Fasilitas seperti ini biasanya

7
membutuhkan biaya tetap yang tinggi, tetapi biaya variabel yang
rendah, sebagai imbalan atas utilitas fasilitas yang tinggi.
d. Fokus Mass Customization
Mass customization merupakan pembuatan produk dan jasa yang
dapat memenuhi keinginan pelanggan yang semakin unik, secara
cermat, dan murah. Mass customization memberikan variasi produk
yang disediakan oleh manufaktur yang bervolume rendah (berfokus
pada proses) dengan biaya seperti manufaktur yang berfokus tinggi dan
terstandardisasi (berfokus pada produk). Untuk mencapai mass
customization membutuhkan peningkatan kemampuan operasional.
Para manajer operasi harus menggunakan sumber daya organisasi yang
imajinatif dan agresif untuk membentuk yang gesit, yang memproduksi
produk tertentu dengan cepat dan murah.1
2. Analisis dan Desain Proses
Alat analisis adalah sejumlah perangkat yang dapat membantu
memahami kompleksitas dalam mengimplementasikan desain proses.
Perangkat-perangkat tersebut merupakan cara sederhana untuk memahami
apa yang terjadi atau apa yang harus terjadi dalam proses produksi. Ada
lima perangkat yang dapat digunakan dalam aliran dan desain proses
produksi (Heizer dan Render, 2015).
a. Diagram Alur (flow diagram)
Perangkat pertama untuk analisis proses adalah diagram alur (flow
diagram). Diagram alur bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi dalam proses produksi. Diagram alur merupakan sebuah skema
atau gambar dari pemindahan bahan materi, produk atau orang.
Diagram ini bisa membantu pemahaman, analisis, dan komunikasi dari
sebuah proses produksi (Heizer dan Render, 2015).
b. Pemetaan Fungsi Waktu
Perangkat kedua untuk analisis proses adalah sebuah diagram alur
tetapi dengan ditambahkan waktu pada sumbu horizontalnya. Diagram
ini biasa disebut dengan pemetaan fungsi waktu (time-function

1
H.A. Rusdiana., Manajemen Operasi (Bandung: CV Pustaka Setia, 2014), hlm. 74-78

8
mapping) atau pemetaan proses (process mapping) .dengan pemetaan
fungsi waktu, simpul mengindikasikan aktivitas dan tanda panah
mengindikasikan arah, dengan waktu pada sumbu horizontal.
Jenis alat ini memungkinkan pengguna untuk mengidentifikasi dan
mengeliminasi hal-hal yang tidak diperlukan, dalam hal langkah
tambahan, pengulangan, dan keterlambatan yang tidak perlu (Heizer
dan Render, 2015).
c. Pemetaan Arus Nilai
Perangkat ketiga dalam analisis desain proses adalah pemetaan arus
nilai. Dimana merupakan variasi dari pemetaan fungsi waktu, yaitu
pemetaan arus nilai (value stream mapping, VSM) . Pemetaan arus nilai
perlu untuk melihat secara luas dimana nilai ditambahkan dalam
keseluruhan proses produksi, termasuk rantai 14 pasokan. Seperti
halnya pemetaan fungsi waktu, untuk memulai dengan pelanggan dan
memahami proses produksi (Heizer dan Render, 2015).
d. Grafik Proses
Perangkat keempat dalam analisis desain proses adalah grafik
proses (process charts). Menggunakan simbol waktu, dan jarak untuk
memberikann sebuah cara yang objektif dan terstruktur untuk
menganalisis dan mencatat ektivitas yang membentuk sebuah proses
memungkinkan untuk fokus pada aktivitas penambahan nilai (Heizer
dan Render, 2015).
e. Perencanaan Layanan
Perangkat kelima dalam analisis proses adalah perencanaan
layanan. Dalam usaha memberikan pelayanan memuaskan kepada
pelanggan, maka sebagai penyedia jasa layanan perlu membuat cetak
biru dari layanan yang dimaksud. Dalam perencanaan layanan, selain
mengemukakan kegiatan yang dilaksanakan, juga diperlihatkan standar
waktunya. lain mengemukakan kegiatan yang dilaksanakan, juga
diperlihatkan standar waktu layanan serta waktu paling lama yang
ditoleransi dalam usaha memuaskan pelanggan

9
Perencanaan pelayanan (blueprinting service) merupakan teknik
analisis proses yang menitikberatkan kepada pelanggan dan hubungan
yang terjadi dengan pelanggan (Heizer dan Render, 2015).2
3. Desain Proses pada Sektor Jasa
Interaksi dengan pelanggan sering memberikan pengaruh buruk
pada kinerja proses. Tetapi sebuah jasa, secara alamiah menyiratkan
adanya kebutuhan interaksi dan kustomisasi. Mengenali keinginan unik
pelanggan cenderung menjadi malapetaka bagi sebuah proses, semakin
seorang manajer mendesain prosesnya untuk memenuhi persyaratan
khusus pelanggan, maka sebuah proses akan menjadi semakin efektif dan
efisien.ada 2 cara untuk meningkatkan peluang dalam proses jasa, yaitu:
a. Tata Letak
Desain tata letak merupakan satu kesatuan dalam banyak
proses jasa, terutama pada toko eceran, restoran, dan perbankan. Pada
toko retail, tata letak tidak hanya memamerkan produk, tetapi juga
mendidik pelanggan dan meningkatkan nilai produk. Karena tata letak
merupakan satu kesatuan dari banyak jasa, penyajian tata letak yang
baik menghasilkan peluang yang kontinu untuk mendatangkan
pesanan.
b. Sumber Daya Manusia
Karena mencakup interaksi langsung dengan pelanggan,
permasalahan sumber daya manusia dari segi perekrutan dan pelatihan
merupakan hal penting dalam proses jasa. Sebagai tambahan, tenaga
kerja yang berkomitmen yang mempunyai fleksibelitas ketika jadwal
dibuat dan dilatih-silang untuk mengisi kekosongan ketika suatu proses
membutuhkan karyawan dapat berpengaruh sangat besar terhadap
kinerja keseluruhan proses.3

4. Penggunaan Teknologi

2
Liqba Saru Abdillah, Skripsi: “Analisis Proses Produksi pada UD Inti Busana” (Malang: UMM,
2017), Hlm. 12-15.
3
Diakses dari http://dosen.stiepena.ac.id/STRATEGI-PROSES.pdf pada tanggal 11 november
2020

10
Keputusan mengenai proses tertentu membutuhkan keputusan
mengenai peralatan dan teknologi yang akan digunakan. Keputusan ini
bisa menjadi begitu rumit, karena terdapat begitu banyak me tode produksi
alternatif pada semua fungsi operasi. Memilih peralatan yang terbaik
berarti memahami industri secara spesifik serta proses dan teknologi yang
tersedia.
Teknologi modern juga memungkinkan manajer operasi meluaskan
cakupan proses mereka. Sebagai hasilnya, atribut penting yang harus
dicari dalam pemilihan peralatan dan proses baru adalah peralatan yang
fleksibel. Fleksibilitas (Flexibility) adalah kemampuan untuk merespons
dengan sedikit pengorbanan dalam hal waktu, biaya, atau nilai pelanggan.4
Perkembangan teknologi diperlukan untuk meningkatkan
produktifitas dan dapat diterapkan disemua sektor yang menghasilkan
barang maupun jasa. Terdapat sembilan area teknologi, antara lain:
a. Teknologi Mesin
Dalam era komputerisasi, diciptakan cara pengendalian mesin yang
baru dengan menggunakan CHIP computer seperti CNC (Computer
Numerical Control) yaitu permesinan yang memiliki computer dan memori
sendiri.
b. AIS (Automaatic Identification System)
Peralatan baru dari CNC hingga ATM (Automatic Teller Machine)
dikendalikan dengan sinyal elektronik digital. Pembuatan data secara
digital dilakukan melalui komputerisasi diantaranya dengan AIS
(Automatic Identification System) yang membantu memindahkan data
menjadi bentuk elektronik yang mudah untuk dimanipulasi.
c. Pengendalian Proses
Penggunaan teknologi informasi untuk mengendalikan proses fisik.
d. Robot
Sebuah mesin yang fleksibel, memiliki kemampuan untuk mengganti
tenaga manusia bekerja melalui syaraf ektronk yang menjalankan sejumlah
motor dan saklar.

4
Diakses dari https://www.academia.edu.com pada tanggal 07 November 2020

11
e. Sistem Visi
Penggunaan kamera, video dan teknologi dalam peran pemeriksaan
f. ASRS (Automated Storage and Retrieval System)
Gudang yang dikendalikan computer yang menempatkan komponen
secara otomatis dari dan menuju tempat tertentu dalam gudang.
g. AGV (Automated Guided Vehicle)
Kereta yang dipandu dan dikendalikan secara elektronik yang
digunakan untuk memindahkan bahan.
h. FMS (Flexible Manufacturing System)
Sebuah sistem yang menggunakan sebuah sel kerja otomatis yang
dikendalikan oleh sinyal elektronik dari sebuah computer induk. FMS
mempunyai kelebihan; (Meningkatkan pemanfaatan modal, menurunkan
biaya tenaga kerja langsung, mengurangi persediaan, kualitas menjadi
konsisten.) dan mempunyai kekurangan; (Terbatasnya kemampuan para
perubahan produk, perlu perencanaan dan modal besar, membutuhkan
persyaratan peralatan dan alat bantu.)
i. CIM (Computer Integrated Manufacturing)
Sebuah sistem manufaktur dimana CAD, FMS, pengendalian
persediaan, gudang dan pengiriman dipadukan. Merupakan perluasan dari
FMS (Flexible Manufacturing System). FMS dan CIM mengurangi
perbedaan antara produksi dengan volume rendah variasi tinggi dengan
produksi dengan volume tinggi variasi rendah. Teknologi Informasi
menjadikan FMS dan CIM mengatasi meningkatnya variasi yang
bersamaan dengan meningkatnya volume.5
5. Mempertimbangkan Perencanaan Kapasitas
Ada dua padangan dalam memaknai “kapasitas”. Pertama, apabila
dilihat dari pandangan bisnis, kapasitas merupakan jumlah output yang
dapat dicapai oleh sebuah sistem selama periode waktu tertentu. Kedua,
dilihat dari sudut industri jasa, kapasitas dimaknai sebagai jumlah
konsumen yang dapat ditangani selama beberapa waktu.

5
Diakses dari http://bsulistyo.staff.gunadarma.ac.id/ pada tanggal 07 November 2020

12
Pada hakikatnya, kapasitas dapat memengaruhi sebagian besar
biaya tetap. Kapasitas juga berfungsi untuk menetukan bahwa permintaan
dapat dipenuhi atau tidak, fasilitas yang ada akan berlebih atau tidak. Jika
fasilitas terlalu besar, sebagian fasilitas akan menganggur dan
membutuhkan biaya tambahan yang dibebankan pada produksi atau
menjadi beban pelanggan. Hal itu berdampak pada kenaikan biaya.
Dalam praktiknya, perencanaan kapasitas adalah penentuan
kebutuhan kapasitas masa depan yang sebagian besar didasarkan pada
permintaan pada masa yang akan datang. Jika permintaan barang dan jasa
dapat diramalkan dengan tingkat ketepatan yang memadai, penentuan
kapasitas dapat langsung dilakukan.
Taylor (2000) membedakan strategi perencanaan kapasitas dalam
tiga tipe, yaitu sebagai berikut.
 Capacity Lead Strategy
Suatu strategi pengembangan kapasitas yang bersifat agresif dan
dimaksudkan untuk mengantisipasi pertumbuhan permintaan pada masa
yang akan datang.
 Capacity Lag Strategy
Suatu strategi pengembangan kapasitas yang bersifat konservatif,
peningkatan kapasitas dilakukan setelah terjadi peningkatan pasar.
Strategi ini bermaksud untuk memaksimumkan maslahat ekonomi
investasi, namun dapat berakibat jelek terhadap pelayanan kepada
pelanggan.
 Average Capacity Strategy
strategi kapasitas rata-rata, suatu strategi pengembangan kapasitas yang
diselaraskan dengan rata-rata peningkatan estimasi permintaan
Berdasarkan dimensi waktu, menurut Brown (2001: 184), strategi
untuk perencanaan kapasitas secara umum dibagi menjadi tiga dimensi
waktu.
 Perencanaan Jangka Panjang
Perencanaan ini memerlukan waktu lebih dari 1 tahun. Sumber daya
produktif (seperti gedung, peralatan atau fasilitas) membutuhkan waktu

13
yang lama untuk diperoleh atau dibuang. Perencanaan kapasitas jangka
panjang membutuhkan partisipasi dari manajemen puncak karena
keputusan yang diambil berkenaan dengan fungsi penambahan fasilitas
dan peralatan yang memiliki lead time panjang.
 Perencanaan Jangka Menengah
Perencanaan ini memerlukan waktu bulanan atau kwartalan untuk 3
hingga 18 bulan ke depan. Dengan demikian, kapasitas dapat
divariasikan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia, yaitu
dengan menggunakan alternatif seperti penambahan jumlah karyawan
atau jumlah shif, atau dapat dilakukan subkontrak dan menggunakan
persediaan.
 Perencanaan Jangka Pendek
Perencanaan ini memerlukan waktu kurang dari 1 bulan. Hal ini terikat
dengan proses penjadwalan tugas dan karyawan secara harian atau
mingguan atau pengalokasian mesin, dan membutuhkan penyesuaian
untuk mengeliminasi perbedaan antara output aktual dengan yang
direncanakan.
Dalam Yamit (2003), metode perencanaan kapasitas produksi
terdiri atas metode break even point (BEP) dan metode linier programing
(LP). Metode BEP dapat digunakan untuk menentukan kapasitas produksi.
BEP diartikan sebagai suatu keadaan ketika total pendapatan besarnya
sama dengan total biaya (TR=TC) atau laba = 0.
Metode linier programing dalam penentuan kapasitas produksi
optimum menggunakan formulasi model matematik dengan langkah-
langkah sebagai berikut.
 Tentukan variabel keputusan dan buat dalam notasi matematik.
 Tentukan fungsi tujuan yang ingin dicapai degan memaksimumkan
keuntungan atau meminimumkan biaya, adalah sama dengan biaya
variabel per unit.
 Tentukan fungsi kendala.6

6
H.A. Rusdiana., Manajemen Operasi (Bandung: CV Pustaka Setia, 2014), hlm. 132-143

14
6. Studi Kasus
Apple dikenal sebagai salah satu perusahaan teknologi papan atas dunia.
Mereka dikenal akan produknya yang revolusioner, elegan, dan memiliki
tingkat ekslusifitas yang tinggi. Produk-produk tersebut antara lain :Mac, ipad,
iPhone, Watch, TV, Music, AirPods, iPod Touch dan beberapa layanan yang
ada pada produk Apple. Apple lebih menekankan pada kualitas produk,
sehingga penentuan harga ditetapkan berdasarkan pada tingkat kualitas
masing-masing produk tersebut.
Untuk meningkatkan demand, Apple membuat diferensiasi produk agar
tampil beda dengan kompetitornya. Dengan membuat sebuah produk yang
eksklusif dan kualitas premium, Apple mampu menciptakan sebuah tembok
yang memisahkan antara mereka dengan pesaingnya.
Agar tidak kalah dengan para pesaing produk Apple tidak hanya
menekankan pada teknologi baru, Apple juga menggunakan bahan-bahan
berkualitas tinggi serta memperhatikan kinerjanya agar memberikan
sebuah gadget yang mudah digunakan. Ini membutuhkan strategi inovasi yang
dapat menghasilkan produk-produk yang baru dan menarik. Dengan strategi
memposisikan produk yang terbatas namun berkualitas, maka akan semakin
mudah untuk memasarkan kepada segmen yang tepat.

15
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Strategi proses merupakan pendekatan organisasi secara keseluruhan
untuk menghasilkan barang dan jasa.
2. Alat analisis adalah sejumlah perangkat yang dapat membantu memahami
kompleksitas dalam mengimplementasikan desain proses Ada lima
perangkat yang dapat digunakan dalam aliran dan desain proses produksi
yaitu agram Alur (flow diagram), Pemetaan Fungsi Waktu, Pemetaan Arus
Nilai, Grafik Proses, Perencanaan Layanan.
3. Desain Proses pada Sektor Jasa, usaha pada bidang jasa pada dasarnya
memerlukan Interaksi dengan pelanggan namun interaksi ini sering
memberikan pengaruh buruk pada kinerja proses. Tetapi sebuah jasa,
secara alamiah menyiratkan adanya kebutuhan interaksidan kustomisasi.
ada 2 cara untuk meningkatkan peluang dalam proses jasa, yaitu dengan
Tata Letak danSumber Daya Manusia
4. Perkembangan teknologi diperlukan untuk meningkatkan produktifitas dan
dapat diterapkan disemua sektor yang menghasilkan barang maupun jasa.
Terdapat sembilan area teknologi, antara lain: Teknologi Mesin, AIS
(Automaatic Identification System), Pengendalian Proses, Robot, Sistem
Visi, ASRS (Automated Storage and Retrieval System), AGV (Automated
Guided Vehicle), FMS (Flexible Manufacturing System), CIM (Computer
Integrated Manufacturing).
5. Perencanaan kapasitas adalah keputusan strategi jangka panjang
untukmembangun sumber daya perusahaan secara
keseluruhan.Berdasarkan jangka waktunya perencanaan kapasitas
terbagi menjadi
tiga yaitu:· Perencanaan kapasitas jangka pendek,· Perencanaan kapasitas j
angka sedang, dan· Perencanaan kapasitas jangka panjang.
6. Perencanaan kapasitas berusaha untuk mengintegrasikan faktor
– faktor produksiuntuk meminimasi ongkos fasilitas produksi.
Dengan kata lain, keputusan

16
– keputusan yang menyangkut kapasitas produksi harus
mempertimbangkan faktor
– faktor ekonomis fasilitas prosduksi tersebut, termasuknya di
dalamnya efisiensi danutilisasinya.

B. Saran
Perencanaan digunkan pada setiap perusahaan, tetapi perencanaan
yangdigunakan harus sesuai dengan jenis produk yang diproduksi.
Perencanaantergantung pada keputusan manajer di setiap perusahaan.
Sebaiknya dalammengambil keputusan dan tindakan dalam berbagai
bentuk organisasimenggunakan proses dasar manajemen berupa
perencanaan

17
DAFTAR PUSTAKA
 Rusdiana. 2014. “Manajemen Operasi”. Bandung: CV Puja Setia.
 Liqna Sari Abdillah. 2017. “Analisis Proses Produksi pada UD Inti
Busana”. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnsi. Universitas
Muhammadiyah Malang.
 Ruhendi. “Strategi Proses dan Strategi Letak”
 Sulistyo, Budi. “Proses Strategi dan Perencanaan Proses”, diakses dari
http://bsulistyo.staff.gunadarma.ac.id/ pada tanggal 07 November 2020

18

Anda mungkin juga menyukai