Anda di halaman 1dari 133

ii

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP


KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP RUMAH
SAKIT BINA KASIH MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah SatuSyarat memperoleh Gelar


Sarjana Ekonomi

Oleh:
LUSIA LENASARI M SITUMORANG
NPM: 160110079

PEMASARAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS
2020
PERSETUJUAN SKRIPSI

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN


PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT BINA KASIH MEDAN

LUSIA LENASARI M SITUMORANG


NPM : 160110079

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Medan,

Disahkan Oleh Disetujui Oleh


Ketua Program Studi Pembimbing

Dr. Kornel Muthe Peran Simanihuruk,


SE,M.Si
NIDN : 0130096702 NIDN : 0109016601

i
ii

PENGESAHAN SKRIPSI

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN


PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT BINA KASIH MEDAN

LUSIA LENASARI M SITUMORANG


NPM :160110079

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Medan,
SUSUNAN TIM PENGUJI

Penguji I Penguji II

Drs. N. Saragih, SE,M.Si D. Tamba,


SE,M.Si
NIDN: 0120045901 NIDN:
0103056601
Ketua Penguji

P. SimanihuruK, SE,M.Si
NIDN : 0109016601

Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Program Studi

Dr. Donalson Silalahi Dr. Kornel Muthe


NIDN: 0128026201 NIDN: 0130096702
iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Lusia Lenasari M Situmorang

NPM : 160110079

Departemen : Manajemen

Program Studi : Manajemen

Jenjang Program : Strata Satu

Judul Skripsi : Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Paien


Rawat Inap Rumah Sakit Bina Kasih Medan

Menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil


karya saya sendiri, bukan plagiat, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau
temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan
kode etik penelitian ilmiah.

Apabila kemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil plagiat dari karya
tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.

Medan, 11 juni 2020


Peneliti,

Lusia Lenasari M
Situmorang
NPM : 160110062
iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Identitas

1. Nama : Lusia Lenasari M situmorang

2. Jenis Kelamin : Perempuan

3. Tempat/ Tanggal Lahir : Siringo Dolok,05 Januari 1998

4. Agama : Katolik

5. Nama Ayah : Surung Situmorang

6. NamaIbu : Berliana Panjaitan

7. Alamat orangtua : Ht. Ginjang

8. Alamat penulis : Jln. Setia Budi,Tj.Sari gg duku

9. Nomor Hp : 0823-9952-2730

II. Riwayat Pendidikan

1. SD 178415 Sigarantung : Tamat Tahun 2010

2. SMP N.1 Simanindo : Tamat Tahun 2013

3. SMAK ST. Thomas Rasul Samosir : Tamat Tahun 2016

4. Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Katolik Santo Thomas

Sumatera Utara Medan Tahun 2020


v

ABSTRAK

LUSIA LENASARI MARINCE SITUMORANG, (2020) “PENGARUH DIMENSI


KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP
PADA RUMAH SAKIT BINA KASIH MEDAN”.

Pembimbing : P. SIMANIHURUK SE.M.Si

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruhdimensi kualitas


pelayanan terhadap kepuasan pasien rawat inap di rumah sakit Bina Kasih Medan.
Pengumpulan data dilakukan melalui cara penyebaran kuesioner yang dilaksanakan pada
96 pasien rawat inap Rumah Sakit Bina Kasih Medan. Analisis data pada penelitian ini
menggunakan SPSS versi 22. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persamaan
regresi berganda adalah Y=2,641+0,103X1+0,131X2+0,305X3+0,203X4+0,108X5.
Secara simultan (uji F) menunjukkan bahwa Kualitas Pelayanan (kehandalan,
Ketanggapan, Keyakinan, Berwujud, Empaty) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Bina Kasih Medan (Fhitung sebesar
19,027 > nilai Ftabel 2,31). Secara parsial (uji t) menunjukkan bahwa Kehandalan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit
Bina Kasih Medan thitung 2,046 > ttabel 1,986 dengan tingkat signifikan sebesar 0,044 <0,05.
Ketanggapan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan pasien rawat inap di
Rumah Sakit Bina Kasih Medan thitung 2,244 > ttabel 1,986 dan tingkat signifikan 0,027 <
0,05. Keyakinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan pasien rawat inap
di Rumah Sakit Bina Kasih Medan, thitung 4,104 ˃ ttabel 1,986 dengan tingkat signifikan
0,000 ˂ 0,05 ). Berwujud berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan pasien
rawat inap di Rumah Sakit Bina Kasih Medansebesar nilai thitung 3,121 > ttabel 1,986 dengan
tingkat signifikan 0,002 ˂ 0,05 ). Empaty berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Bina Kasih Medansebesar thitung 2,260 > ttabel
1,986 dengan tingkat signifikan 0,026 ˂0,05 ), dengan nilai koefisien determinasi (R
square) sebesar 0,514 artinya, kepuasan pasien rawat inap dapat dijelaskan oleh dimensi
kualitas pelayanan (Kehandalan, Ketanggapan, Keyakinan, berwujud dan Empaty)
sebesar 51,4%, sedangkan 48,6% lagi dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dijelaskan
dalam penelitian ini seperti keamanan, Promosi ,komunikasi dan lain-lain.
Dari hasil penelitian dan pembahasan sebaiknyaRumah Sakit Bina Kasih Medan
lebih memperbaiki indikator Kehandalan dan mempertahankan indikator-indikator dari
Berwujud, Empati, Ketanggapan dan Keyakinan yang ada di Rumah Sakit Bina Kasih
Medan.

Kata kunci : Kehandalan, Ketanggapan, Keyakinan, Berwujud, Empaty


danKepuasan Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Bina Kasih Medan.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmat-Nya yang senantiasa menuntun sepanjang waktu sehingga

penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “ PENGARUH

KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT

INAP DI RUMAH SAKIT BINA KASIH MEDAN”. Skripsi ini disusun untuk

memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata satu (S1)

Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Santo Thomas Medan. Penulis menyadari

bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak

baik secara langsung maupun tidak langsung berupa moral maupun material.

Penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, arahan, bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Frietz R. Tambunan (Alm) selaku rector Universitas Katolik

Santo Thomas Medan Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Donalson Silalahi, SE,MS, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Katolik Santo Thomas Medan Sumatera Utara.

3. Bapak Dr. Kornel Munthe, SE,M.Si, selaku Ketua Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Sumatera Utara.

4. Ibu Esli Silalahi, SE, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Santo Thomas Medan.

ii
5. Bapak Peran Simanihuruk, SE, M.Si, selaku dosen Pembimbing Skripsi

saya yang telah meluangkan waktu, dukungan dan bimbingan selama

penulisan skripsi ini.

6. Bapak Nawari Saragih, SE, M.Si, selaku dosen penguji pertama yang telah

memberikan saran, masukan dan dukungan dalam penyelesaian Skripsi ini.

7. Bapak Darwis Tamba, SE, M.Si, selaku dosen penguji kedua yang telah

memberikan saran, masukan dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Bapak Drs.R. Sipahutar, M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik yang

terus memberikan arahan dan dukungan dari awal hingga akhir perkuliahan.

9. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Sumatera Utara yang telah memberikan pengetahuan dan pendidikan kepada

penulis

10. Teristimewa kepada orangtua penulis, ayah S. Situmorang dan ibu B.

Panjaitan yang telah memberika dukungan baik berupa materi, moral dan doa

dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Kepada adek-adekku Bimo, Boy, Sanny, Lilis dan Evi yang memberikan

semangat dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

12. Kepada sahabat SMA saya GS (Masna, Endang, Natalia, Vincensia, Mevi)

yang selalu memberikan dukungan dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi

ini.

13. Kepada sahabat saya Imelda Kolo dan Murni Lahagu yang selalu membantu

dan memberikan dukungan dalam melakukan penyusunan skripsi ini.

iii
14. Terimakasih juga kepada teman-teman Nurli, Marta, Risna, Merdina, Marius

dan seluruh teman-teman Manajemen Group C yang selalu menemani dan

memberi semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih

terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, penulis dengan senang hati

menerima segala kritik dan saran dari seluruh pihak guna penyempurnaan

skripsi ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih dan

mengharapkan agar penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca,

terutama bagi penulis. Tuhan Yesus dan Bunda Maria Memberkati.

Medan, 20 Mei 2020


Penulis

Lusia Situmorang
NPM:160110079

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
HALAMAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABTRAK......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... v
DAFTAR TABEL........................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah........................................................................ 7
1.3 Perumusan Masalah........................................................................ 7
1.4 Tujuan Penelitian............................................................................ 8
1.5 Manfaat Penelitian.......................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pemasaran.................................................................... 9
2.2 Tujuan Dan Fungsi Pemasaran...................................................... 10
2.2.1 Tujuan Pemasaran................................................................. 10
2.2.2 Fungsi Pemasaran................................................................. 11
2.3 Konsep Pemasaran......................................................................... 13
2.4 Bauran Pemasaran.......................................................................... 16
2.5 Pengertian Pemasaran Jasa............................................................ 18
2.6 Karakteristik Jasa........................................................................... 19
2.7 Kualitas Pelayanan......................................................................... 20
2.7.1 Dimensi Kualitas................................................................... 22
2.8 Kepuasan Pelanggan...................................................................... 24
2.9 Faktor-faktor yang Memepengaruhi Kepuasan Pelanggan............ 25
2.10 Strategi Kepuasan Pelanggan....................................................... 27

v
vi

2.11 Mengukur Kepuasan Pelanggan................................................... 29


2.12 Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan..... 31
2.13 Peneliti Terdahulu......................................................................... 32
2.14 Kerangka Berpikir........................................................................ 33
2.14 Hipotesis....................................................................................... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Ruang Lingkup Penelitian.............................................................. 36
3.2 Populasi Dan Sampel..................................................................... 36
3.3 Operasionalisasi Variabel............................................................... 37
3.4 Teknik Pengumpulan Data............................................................. 39
3.5 Teknik Analisis Data...................................................................... 39
3.5.1 Uji Validitas Dan Reliabililitas............................................. 40
3.5.2 Metode Analisis Regresi Berganda....................................... 41
3.5.3 Uji Hipotesis.......................................................................... 42
3.5.4 Uji Asumsi Klasik................................................................. 44
3.5.5 Uji Determinasi..................................................................... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian...............................................
4.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya Rumah Sakit Umum
Bina Kasih Medan................................................................

4.1.2 Ruang Lingkup Kegiatan Rumah Sakit Umum Bina Kasih


Medan. ............................................................................

4.1.3 Fasilitas Layanan...................................................................

4.1.4 Struktur Organisasi................................................................

4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas.........................................................

4.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas secara Simultan.....................

4.2.2 Uji validitas dan Reliabilitas Secara parsial.........................

4.3 Hasil Penelitian...............................................................................

4.3.1 Karakteristik Responden.......................................................

vi
4.4 Tanggapan Responden....................................................................

4.5 Teknik Analisis Data.......................................................................

4.6 Uji Asumsi Klasik...........................................................................


4.7 Pembahasan.....................................................................................
4.7.1 Pengaruh Kehandalan terhadap kepuasan pasien rawat
inap diRumah Sakit Umum Bina Kasih Medan...................

4.7.2 Pengaruh Ketanggapan terhadap Kepuasan pasien Rawat


inap diRumah Sakit Umum Bina Kasih Medan ..................

4.7.3 Pengaruh Keyakinan terhadap Kepuasan Pasien rawat inap


di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan .........................

4.7.4 Pengaruh Berwujud terhadap Kepuasan Pasien Rawat inap


diRumah Sakit Umum Bina Kasih Medan...........................

4.7.5 Pengaruh Empati terhadap Kepuasan Pasien rawat inap


diRumah Sakit Umum Bina Kasih Medan ..........................

4.7.6 Pengaruh Kehandalan, Ketanggapan, Keyakinan,


Berwujud, Empati terhadap Kepuasan Pasien Rawat inap
di Rumah SakitBina Kasih Medan.......................................

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................

5.1 Kesimpulan........................................................................................ 96

5.2 Saran.................................................................................................. 97

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

No Nama Tabel Halaman


Tabel 1.1 Jumlah pasien rawat inap di RSU Bina Kasih 6
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel 37
Tabel 4.1 Jumlah karyawan RSU Bina Kasih 57
Tabel 4.2 Case processing summary secara simultan. 58
Tabel 4.3 Reliability Statistics secara simultan 58
Tabel 4.4 Item Total Statistics secara simultan 59
Tabel 4.5 Case processing summary X1 60
Tabel 4.6 Item total Statistics X1 60
Tabel 4.7 Reliability Statistics X1 60
Tabel 4.8 Case processing summary X2 61
Tabel 4.9 Item total Sptatistics X2 61
Tabel 4.10 Reliability Statistics X2 62
Tabel 4.11 Case processing summary X3 62
Tabel 4.12 Item total Statistics X3 62
Tabel 4.13 Reliability Statistics X3 63
Tabel 4.14 Case processing summary X4 63
Tabel 4.15 Item total Statistics X4 64
Tabel 4.16 Reliability Statistics X4 64
Tabel 4.17 Case processing summary X5 64
Tabel 4.18 Item total Statistics X5 65
Tabel 4.19 Reliability Statistics X5 65
Tabel 4.20 Case processing summary Y 66
Tabel 4.21 Item total Statistics Y 66
Tabel 4.22 Reliability Statistics Y 66
Tabel 4.23 Karakteristik responden berdasarkan umur, jenis 67
kelamin, pendidikan dan pekerjaan
Tabel 4.24 Jumlah persentase jawaban responden mengenai 69
kehandalan
Tabel 4.25 Jumlah persentase jawaban responden mengenai 71
ketanggapan

viii
Tabel 4.26 Jumlah persentase jawaban responden mengenai 74
keyakinan
Tabel 4.27 Jumlah persentase jawaban responden mengenai 76
berwujud
Tabel 4.28 Jumlah persentase jawaban responden mengenai 78
Empaty
Tabel 4.29 Jumlah persentase jawaban responden mengenai 81
kepuasan pasien
Tabel 4.30 Model summary 84
Tabel 4.31 Annova 84
Tabel 4.32 Coefficients 84
Tabel 4.33 Coefficients uji Multikolinearitas 88
Tabel 4.34 Coefficients uji Heterokedastisitas 89
Tabel 4.35 Model Summary uji Autokorelasi 89

ix
DAFTAR GAMBAR

No Nama Tabel Halaman


Gambar 2.1 Kerangka Berpikir 34
Gambar 4.1 Struktur Organisasi RSU Bina Kasih 51

Gambar 4.2 Normal Probability Plot 87

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Nama Lampiran


1 Daftar nama dan pertanyaan kuesioner
2 Surat pengajuan tempat riset
3 Hasil Pengolahan SPSS
4 Formulir pengajuan Judul
5 Suat Keputusan Dekan Fakultas Ekonomi Tentang
Pengangkatan Dosen Pembimbing Dan Dosen Penguji
Skripsi
6 Surta Undangan Seminar Proposal Skripsi
7 Berita Acara Dan Daftar Hadir Seminar
8 Lembar Revisi Seminar Proposal
9 Surat Keterangan Bebas Perpustakaan
10 ACC Pengandaan Skripsi
11 Surat Undangan Meja Hijau
12 Kartu Bimbingan Skripsi
13 Surat Izin Riset
14 Surat Keterangan Bebas Perpustakaan
15 Surat Lembar Revisi

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemasaran merupakan hal yang sangat penting seiring dengan meningkatnya

kebutuhan hidup masyarakat. Jika perusahaan tidak peka terhadap apa yang

dibutuhkan oleh konsumen dan tidak mengetahui bagaimana cara pemasaran yang

tepat, maka kemungkinan perusahaan akan kehilangan banyak kesempatan untuk

dapat menjaring konsumen. Pemasaran merupakan suatu kegiatan usaha yang

mengarahkan aliran barang dan jasa dari produsen kepada konsumen. Pemasaran

sebagai kegiatan manusia diarahkan untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan

konsumen melalui pertukaran. Kegiatan pemasaran perusahaan berusaha untuk

memenuhi kebutuhan konsumen. Tetapi, pemasaran juga dilakukan untuk

mengembangkan, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang

dilakukan oleh organisasi non-laba.jadi tugas manajer pemasaran adalah memilih

dan melaksanakan kegiatan pemasaran yang ,membantu dalam pencapaian tujuan

organisasi.

Menurut Kotler dan Keller dalam Wijaksono (2014:42), kualitas pelayanan

adalah totalitas fitur dan karakteristik produk dan jasa yang tergantung pada

kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat.

Aritonang dalam Nilasari dan islatin (2015:4), kualitas pelayanan adalah

persepsi dan sikap pelanggan terhadap produk sesuai dengan harapan.

Simamora dalam Nilasari dan Islatin (2015:4), kualitas pelayanan adalah

pernyataan perasaan dengan membandingkan antara harapan terhadap produk dan

1
2

kenyataan yang dialami oleh seorang pelanggan.Jadi kualitas pelayanan adalah

segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan atau organisasi guna

memenuhi harapan konsumen.Pelayanan dalam hal ini diartikan sebagai jasa yang

berupa kemudahan, kecepatan, hubungan, kemampuan dan kerramahtamahan

yang ditunjukkan melalui sikap dan sifat dalam memberikan pelayanan untuk

kepuasan konsumen.

Kepuasan menurut kamus bahasa Indonesia adalah, puas, merasa senang,

perihal (hal yang bersifat kesenangan, kelegaan dan sebagainya). Kepuasan dapat

diartikan sebagai rasa senang dan kelegaan seseorang dikarenakan mengkonsumsi

suatu produk atau jasa untuk mendapatkan pelayanan suatu jasa. Kepuasan adalah

sebagai perasaan senang atau kecewa seseorang yang dialami setelah

membandingkan antara persepsi kinerja atau hasil suatu produk dengan harapan-

harapannya menurut Kotler dalam (Indratno 2017:3).

Menurut Howard & Sheth dalam (Tjiptono 2014: 353) Kepuasan Pelanggan

adalah situasi kognitif pembeli berkenaan dengan kesepadanan atau

ketidaksepadanan antara hasil yang didapatkan dibandingkan dengan pengorbanan

yang dilakukan. Pakar pemasaran Kotler dan Keller dalam (Tjiptono 2014: 354)

menandakan bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang

setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan dengan

harapannya.

Kualitas merupakan inti kelangsungan hidup sebuah lembaga.Gerakan

revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan

yang tidak boleh diabaikan jika suatu lembaga ingin hidup dan berkembang,
3

persaingan yang semakin ketat akhir-akhir ini menuntut sebuah lembaga penyedia

jasa untuk selalu memanjakan pelanggan atau konsumen dengan memberikan

pelayanan yang terbaik. Adapun Dimensi Kualitas Pelayanan menurut Tjiptono

dan Diana dalam (Wijaya 2014:65) antara lain:

Kehandalan (reliability) merupakan kemampuan memberikan pelayanan yang

dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan.Di rumah sakit umum Bina

Kasih (RSU Bina Kasih) janji ditepati sesuai jadwal diagnosanya terbukti akurat

dalam juga para medis handal dalam menggunakan peralatan medis yang

disediakan tanpa melakukan kesalahan.

Ketanggapan (responsiveness) adalah keinginan para staf untuk membantu

para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap dan peduli terhadap

keluhan atau harapan pelanggan. Misalnya dalam merespon keluhan penyakit

yang diderita pasien, dan dalam pengurusan biaya administrasi pasien.Di RSU

Bina Kasih daya tanggapnya kurang bagus, kurangnya kecepatan para medis atau

nonmedis dalam menangani permintaan atau keluhan pasien sehingga kadang

membuat keluarga pasien marah.

Keyakinan/jaminan (assurance) merupakan kompetensi yang demikian

sehingga memberikan rasa aman dari bahaya, resiko atau keraguan dan kepastian

mencakup pengetahuan, kesopanan, dan sikap dapat dipercaya yang dimiliki

staf.Di RSU Bina Kasih para tim medis maupun non medis selalu sopan kepada

setiap pengunjung dan mereka juga selalu ramah kepada setiap pengunjung yang

datang kesana dan menanyakan apa yang kita butuhkan serta memberikan rasa

aman aman kepada setiap pengunjung.


4

Berwujud (tangible) merupakan wujud kenyataan secara fisik yang meliputi

fasilitas, peralatan, pegawai, dan sarana informasi atau komunikasi. Di RSU Bina

Kasih peralatan yang disediakan cukup lengkap, ruangan bersih, fasilitas kamar

yang memadai, memiliki gedung yang besar, sehingga RSU Bina Kasih menjadi

tujuan rujukan dari rumah sakit lain yang memiliki fasilitas yang kurang lengkap.

Empati(empathy) merupakan sifat dan kemampuan untuk memberikan

perhatian penuh kepada pelanggan, kemudahan dalam melakukan kontak,

komunikasi yang baik, dan memahami kenutuhan pelanggan secara

individual.Diantaranya mengenal pasien dengan baik, mengingat masalah

(keluhan, penyakit) yang diderita. Di RSU Bina Kasih perawat atau dokternya

terbilang cukup ramah, dimana tim medis masih mau berbaur dengan pasien yang

menjalankan perawatan dirumah sakit tersebut.

Masalah utama sebagai sebuah lembaga jasa pelayanan kesehatan adalah

semakin banyaknya pesaing. Oleh karena itu, rumah sakit dituntut untuk selalu

menjaga kepercayaan konsumen dengan meningkatkan kualitas pelayanan, pihak

rumah sakit perlu memberikan pelayanan sesuai dengan yang diharapkan pasien,

dengan pelayanan yang sesuai maka harapan pasien terhadap pelayanan suatu jasa

dapat terpenuhi atau bahkan melebihi harapannya, sehingga menimbulkan

kepuasan dari dalam diri pasien. Pelayanan jasa telah berorientasi pada pasien

karena ukuran persepsi kualitas bukan berada pada pandangan penyedia jasa

kesehatan namun terletak pada diri pasien.Apabila pelayanan yang diterima oleh

pasien sesuai dengan yang diharapkan maka pelayanan tersebut dapat dikatakan

baik. Dalam mencapai tujuan pelayanan yang baik berorientasi pada kepuasan
5

pasien maka perlu diperhatikan hal yang berperan penting dalam menentukan

persepsi kepuasan pasien antara lain meliputi fasilitas, peranan dokter, lembaga

medis/perawat.

Maya Amelia meneliti tentang Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap

Kepuasan Pasien Rumah Sakit USU, hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa

dimensi pelayanan secara keseluruhan, kesesuaian antara pelayanan yang

diberikan oleh Rumah Sakit USU dengan harapan pasien terdapat gap/atau tingkat

kepuasan sebesar (69,7%), skor ini dikategorikan dalam kelompok sedang,

meskipun belum sepenuhnya memenuhi harapan pasien tetapi pelayanan yang

diberikan sudah cukup baik.

Indahsari dan Wibowo meneliti tentang pengaruh Kualitas Pelayanan

terhadap kepuasan Pasien Rawat Inap di RSUD BANYUMAS. Hasil

penelitiannya dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan Hasil uji validitas pada

skala kualitas pelayanan diperoleh koefisien validitas bergerak dari 0,291 sampai

0,666 untuk skala kepuasan konsumen diperoleh koefisien validitas bergerak dari

0,291 sampai 0,534. Reliabilitas untuk skala kualitas pelayanan sebesar 0,928 dan

untuk skala kepuasan konsumen sebesar 0,890. Dari hasil uji hipotesis diperoleh F

hitung 44,093 (P=0,000) dengan nilai signifikasi (P) < 0,01, berarti terdapat

pengaruh kulitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen. Sumbangan efektif

kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen sebesar 50,1% sedangkan 48,9%

merupakan sumbangan efektif dari faktor lain, seperti kinerja, daya tahan,

kemampuan melayani,estetika.
6

Adapun jumlah pasien rawat inap pada RSU Bina Kasih Medan dari

Tahun 2017 – 2018, yaitu :

Tabel 1.1 Jumlah Pasien Rawat Inap Pada RSU Bina KasihMedan Tahun
2017 -2018
Jumlah Pasien Jumlah Pasien
NO Bulan
tahun 2017 (orang) tahun 2018 (orang)
1 Januari 950 857
2 Februari 914 800
3 Maret 937 840
4 April 941 850
5 Mei 925 835
6 Juni 970 795
7 Juli 1.020 975
8 Agustus 1.035 1.016
9 September 1.059 1.070
10 Oktober 1.075 1.085
11 November 899 750
12 Desember 864 700
Jumlah 11.489 10.573
Sumber: RSU Bina Kasih Medan tahun 2019

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah pasien rawat inap di

Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan dari tahun 2017 - 2018 mengalami

penurunan, yaitu pada tahun 2017 berjumlah 11.489 orang dan tahun 2018

berjumlah 10.573 orang, saya menggunakan data tahun 2017-2018 karena pada

saat saya melakukan penelitian yaitu pada tahun 2019 sehingga data tahun 2019

belum terkumpul. Penurunan jumlah pasien diduga adanya faktor yang

mempengaruhi tingkat kepuasan pasien . Peneliti juga melakukan wawancara

kepada pasien yang berada di RSU Bina Kasih yang hasilnya menunjukkan bahwa

kurang tanggapnya para tenaga medis dalam melayani para pasiennya.


7

Hal inilah yang menarik perhatian penulis untuk meneliti tentang “PENGARUH

KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT

INAP DI RUMAH SAKIT UMUM BINA KASIH MEDAN”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka fenomena masalah yang dapat

diidentifikasikan adalah para pasien merasa tidak dilayani dengan maksimal oleh

para tenaga medis dan kurang tanggap terhadap kebutuhan pasiennya.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan fenomena masalah yang telah diuraikan sebelumnya maka

perumusan masalah dalam penelitian adalah :

1. Apakah kualitas pelayanan yang terdiri dari kehandalan (reliability),

ketanggapan (responsiveness), keyakinan/jaminan (assurance), berwujud

(tangible) empati (empathy) berpengaruh signifikan secara parsial

terhadap kepuasan pasien rawat inap di RSU Bina Kasih Medan?.

2. Apakah kualitas pelayanan yang terdiri dari kehandalan

(reliability),ketanggapan (responsiveness),keyakinan/jaminan

(assurance),berwujud(tangible), empati (empathy) berpengaruh signifikan

secara simultan terhadap kepuasan pasien rawat inap di RSU Bina Kasih

Medan?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

kualitas pelayanan yang terdiri dari kehandalan (reliability), ketanggapan


8

(responsiveness), keyakinan/jaminan (assurance), berwujud (tangible), empati

(empathy) secara parsial dan simultan terhadap kepuasan pasien rawat inap pada

RSU Bina Kasih Medan?.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi Pihak Rumah Sakit

Sebagai masukan bagi RSU Bina Kasih Medan terutama dalam

pengambilan kebijakan dimasa yang akan datang guna meningkatkan

kualitas pelayanan bagi para konsumennya.

2. Bagi Pembaca

Memberi gambaran dan pemahaman yang jelas mengenai kualitas

pelayanan yang dapat digunakan sebagai referensi untuk menambah

pengetahuan tentang kualitas pelayanan serta informasi bagi peneliti yang

sama dimasa yang akan datang.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan

oleh perusahaan baik perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk

mempertahankan kelangsungan hidup usahanya.Hal tersebut disebabkan

karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, dimana

secara langsung berhubungan dengan konsumen. Maka kegiatan

pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang berlangsung

dalam kaitannya dengan pasar.

Menurut Kotler dalam (Tjiptono 2014: 3) Pemasaran adalah proses social

dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai satu

sama lain.

Menurut Doyle dalam (Tjiptono 2014:3) Pemasaran adalah proses

manajemen yang berupaya memaksimumkan laba (Returns) bagi pemenang

saham dengan jaln menjalin relasi dengan pelanggan utama (valued customers)

dan menciptakan keunggulan kompetitif.

Pendapat lain mengatakan bahwa pasar merupakan sistem keseluruhan

dari kegiatan yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,

mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan

kebutuhan kepada pembeli ada maupun pembeli potensial.

9
10

Dari pendapat ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran

merupakan suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok

memenuhi kebutuhan dan keinginannya, melalui penciptaan , penawaran, serta

pertukaran produk dan nilai dan pihak lain, pihak-pihak yang dimaksud adalah

produsen dan konsumen. Produsen menciptakan barang atau jasa sedangkan

konsumen adalah pihak yang memiliki kebutuhan dan keinginan untuk dipenuhi.

2.2 Tujuan dan Fungsi Pemasaran

2.2.1 Tujuan Pemasaran

Sebagaimana telah diketahui pada umumnya perusahaan bertujuan

untuk memaksimalkan laba dari penjualan. Oleh sebab itu, untuk

mencapai tujuan yang diinginkan dari suatu perusahaan maka terlebih

dahulu diketahui bagaimana meyalurkan barang dengan tepat untuk

mencapai laba maksimal. Suatu perusahaan yang menginginkan laba yang

maksimal, maka biasanya perusahaan menggunakan dua cara, yaitu:

1. penjualan yang dilakukan secara langsung kepada konsumen

2. penjualan yang dilakukan dengan menggunakan perantara.

Yang pertama, setiap perusahaan yang memproduksi barang ataupun

jasa, maka perusahaan secara langsung mengadakan penjualan produknya

pada pasar atau konsumen tanpa melalui perantara. Sedangkan yang

kedua, penguasaha didalam mengadakan penjualan produknya kepada

konsumen menggunakan perantara. Jadi dengan demikian penjualan

dilakukan tidak secara langsung. Dari pihak perantara disini mempunyai


11

peranan penting, karena perantaralah yang mengedarkan dan

memperkenalkan produk perusahaan kepada konsumen.Sebuah

perusahaan yang didirikan mempunyai tujuan utama yaitu, mencapai

tingkat keuntungan tertentu, pertumbuhan perusahaan atau peningkatan

share pasar.didalam pandangan konsep pemasaran, tujuan perusahaan ini

dicapai melalui keputusan konsumen.Keputusan konsumen diperoleh

setelah kebutuhan dan keinginan konsumen dipenuhi melalui kegiatan

pemasaran yang terpadu.

Tujuan Pemasaran menurut Hasan dalam Amelia (2018:11) adalah

mencakup maksimalisasi keuntungan, memaksimalkan pangsa pasar,

memaksimalkan penjualan, meningkatkan citra merek, meningkatkan

kepuasan pelanggan, menyediakan value dan memelihara stabilitas harga.

2.2.2 Fungsi Pemasaran

Berdasarkan pengertian diatas dapat dipahami bahwa pemasaran

memiliki posisi dan peran yang strategis dalam memenuhi kebutuhan

konsumen setiap saat dengan mempertimbangkan aspek kemudahan bagi

pembeli untuk mendapatkan barang tersebut, sehingga perusahaan dalam

hal ini akan mendapatkan keuntungan. Selain itu, ada beberapa fungsi

pemasaran lain menurut Basu Swastha, diantaranya:

1. Fungsi pertukaran, meliputi:

a. Fungsi pembelian
12

Sebagai fungsi untuk pemenuhan barang yang tidak tersedia

kemudiaan dibeli sesuai dengan kebutuhan konsumen yang selanjutnya

dijual kepasar. Fungsi ini dilakukan oleh pembeli untuk membeli jenis

barang yang akan dibeli, kualitas yang diinginkan, kualitas yang

memadai dan penyedia yang sesuai.

b. Fungsi penjualan

Sebagai fungsi untuk pemenuhan barang yang tidak tersedia kemudian

dibeli sesuai dengan kebutuhan konsumen yang selanjutnya dijual

kepasar.Meliputi kegiatan-kegiatan untuk mencari pasar dan

mempengaruhi permintaan melalui personal selling dan periklanan.

2. Fungsi penyediaan fisik, meliputi:

a. Fungsi pengangkutan

Sebagai fungsi pemindahan barang dari tempat barang dihasilkan

ketempat barang dikonsumsikan. Fungsi pengangkutan dapat

dilakukan dengan menggunakan kereta api, kapal, pesawat terbang,

dan sebagainya. Selain itu, fungsi ini juga menjadi sarana perluasan

pasar karena menghubungkan berbagai pihak.

b. Fungsi penyimpanan

Sebagai fungsi untuk penyimpanan barang-barang pada saat barang

selesai diproduksi hingga dikonsumsikan. Fungsi ini dapat dilakukan

oleh produsen, pedagang besar, pengecer, dan perusahaan-perusahaan

khusus yang melakukan penyimpanan, seperti gudang umum (public

warehouse).
13

3. Fungsi penunjang, meliputi:

a. Sebagai fungsi untuk mendapatkan modal dari sumber ekstern guna

menyelenggarakan kegiatan pemasaran. Atau bertujuan menyediakan

dana untuk melayani penjualan kredit ataupun untuk melaksanakan

fungsi pemasaran yang lain.

b. Fungsi penanggungan resiko

Sebagai fungsi menghindari dang mengurangi resiko yang terjadi

berkaitam dengan kegiatan pemasaran, seperti menanggung resiko

kerugian perusahaan, merupakan kegiatan yang selalu ada didalam

kegiatan bisnis.

c. Standarisasi barang dan grading

Standarisasi merupakan fungsi yang bertujuan menyederhanakan

keputusan-keputusan pembelian dengan menciptakan golongan barang

tertentu yang didasarkan pada kriteria seperti ukuran, berat, dan

rasa.Sedangkan grading mengidentifikasikan golongan tersebut

kedalam berbagai tingkatan kualitas.Standarisasi dan grading sebagai

fungsi tolak ukur serta filterisasi terhadap barang hasil produksi

sebelum dikonsumsikan.

d. Pengumpulan informasi pasar

Sebagai fungsi untuk mengetahui kondisi pasar serta kebutuhan

konsumen yang selanjutnya ditindak lanjuti oleh perusahaan dalam

melakukan aktivitas produksi.Pengumpulan informasi pasar, bertujuan


14

mengumpulkan berbagai macam informasi pemasaran yang dapat

dipakai oleh manajer pemasaran untuk mengambil keputusan.

2.3 Konsep Pemasaran

Ada falsafah yang sebaiknya digunakan sebagai pedoman usaha

pemasaran ini untuk mencapai pertukaran yang didambakan dengan pasar

sasaran.Pemberian bobot yang harus diberikan pada organisasi, pelanggan

dan masyarakat yang berkepentingan sering kali saling

bertentangan.Sehingga perlu ada landasan dari aktivitas pemasaran

organisasi tersebut.Dalam studi pemasaran adanya perkembangan konsep

pemasaran Kotler dalam (Fandy 2014 : 4) lima konsep bisnis yang

berkembang dan berpengaruh dalam kegiatan pemasaran yaitu:

1) Konsep produksi (The production concept)

Pemasar yang berpegang pada konsep ini berorientasi pada proses

produksi/operasi (internal). Asumsi yang diyakini adalah bahwa konsumen

hanya akan membeli produk-produk yang murah dan gampang diperoleh.

Dengan demikian, kegiatan organisasi harus difokuskan pada efisiensi biaya

(produksi) dan ketersediaan produk (distribusi), agar perusahaan dapat meraih

keuntungan.

2) Konsep produk (The concept product)

Dalam konsep ini, pemasar beranggapan bahwa konsumen lebih menghendaki

produk-produk yang memmiliki kualitas, kinerja, fitur (features), atau

penampilan superior. Konsekuensinya, pencapaian tujuan bisnis perusahaan


15

dilakukan melalui inovasi produk, riset dan pengembangan, dan pengendalian

kualitas secara berkesinambungan.

3) Konsep penjualan (The selling concept)

Konsep ini merupakan konsep yang berorientasi pada tingkat penjualan

(internal), dimana pemasar beranggapan bahwa konsumen harus dipengaruhi

(bilamana perlu dibujuk) agar penjualan dapat meningkat, sehingga tercapai

laba maksimum sebagaimana menjadi tujuan perusahaan. Dengan demikian,

focus kegiaatan pemasaran adalah usaha-usaha memperbaiki teknik-teknik

penjualan dan kegiatan promosi secara intensif dan agresif agar mampu

mempengaruhi dan membujuk konsumen untuk membeli, sehingga pada

gilirannya penjualan dapat meningkat.

4) Konsep pemasaran (The marketing concept)

Berbeda dengan 3 konsep terdahulu yang berorientasi pada lingkungan

internal, konsep pemasaran berorientasi pada pelanggan (lingkungan

eksternal), dengan angggapan bahwa konsumen hanya akan bersedia membeli

produk-produk yang mampu memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Serta

memberikan kepuasan. Implikasinya, focus aktivitas pemasaran dalam rangka

mewujudkan tujuan perusahaan adalah berusaha memuaskan pelanggan

melalui pemahaman perilaku konsumen secara menyeluruh yang dijabarkan

dalam kegiatan pemasaran yang menintegrasikan kegiatan-kegiatan

fungsional lainnya (seperti produksi/operasi, keuangan, personalia, riset dan

pengembangan dan lain-lain) secara lebih efektif dan efisien dibandingkan

para pesaing.
16

5) Konsep pemasaran sosial(the social marketing concept)

Pemasar yang menganut konsep ini beranggapan bahwa konsumen hanya

bersedia membeli produk-produk yang mampu memuaskan kebutuhan dan

keinginannya serta berkontribusi pada kesejahteraan lingkungan social

konsumen.Tujuan aktivitas pemasaran berusaha memenuhi kebutuhan

masyarakat, sekaligus memperbaiki hubungan antara produsen dan

masyarakat dalam peningkatan kesejahteraan pihak-pihak terkait.

Dari kelima hal ini maka dapat disimpulkan bahwa konsep

produksi, produk dan penjualan merupakan filsafat bisnis yang tidak

berorientasi pada konsumen dan permintaan. Sedangkan konsep

pemasaran dan konsep pemasaran sosial berorientasi kepada konsumen.

2.4 Bauran Pemasaran

Kotler & Keller dalam Senjaya (2014: 201) bauran pemasaran

adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus

menerus mencapai tujuan pemasarannya di target pasarnya. Sedangkan

Marketing mix menurut Assauri dalam wowor (2013: 1231) adalah

kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem

pemasaran, variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk

mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen.

Dari pernyataan tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa

Bauran Pemasaran(Marketing Mix) adalah seperangkat alat pemasaran

yang digunakanperusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran dalam

memenuhi target pasarnya.


17

Dalam Tjiptono (2014:41), konsep bauran pemasaran dipopulerkan

pertama kali beberapa dekade yang lalu oleh Jerome McCarthy yang

merumuskannya menjadi 4P (Product, Price, Promotion, Place). Bila

ditinjau dari sudut pandang pelanggan, 4P bisa dirumuskan pula menjadi

4C (Customers’ need and wants, Cost, Communication, dan Convenience).

Hasilnya, 4P tradisional diperluas dan ditambahkan dengan 4 unsur

lainnya, yaitu People, Process, Physical Evidence, dan Customer Service.

1. Product

Produk merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan

untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan dan

keinginan pelanggan.

2. Pricing

Keputusan bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategik dan

taktikal, seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran, dan

tingkat diskriminasi harga di antara berbagai kelompok pelanggan.

3.Promotion

Bauran promosi tradisional meliputi berbagai metode untuk

mengkomunikasikan manfaat jasa kepada pelanggan potensial dan aktual.

Metode-metode tersebut terdiri atas periklanan, promosi, penjualan, direct

marketing, personal selling, dan publik relation.

4.Place

Keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi

para pelanggan potensial. Keputusan ini meliputi keputusan lokasi fisik,

keputusan mengenai penggunaan perantara untuk meningkatkan

aksesibilitas jasa bagi para pelanggan.


18

5. People

Bagi pemasar jasa, orang merupakan unsur vital dalam bauran

pemasaran. Bila produksi dapat dipisahkan dengan konsumsi,

sebagaimana dijumpai dalam kebanyakan kasus pemasaran barang

manufaktur, pihak manajmen biasanya dapat mengurangi pengaruh

langsung sumber daya manusia terhadap output akhir yang diterima

pelanggan.
19

6. physical Evidence

Karakteristik intangible pada jasa menyebabkan pelanggan potensial

tidak bisa menilai suatu jasa sebelum mengkonsumsinya. Ini menyebabkan

resiko yang dipersepsikan konsumen dalam keputusan pembelian semakin

besar.

7. Process

Proses produksi atau operasi merupakan faktor penting bagi konsumen

high-contactservice, yang kerapkali juga berperan sebagai co-producer

jasa bersangkutan.

8. Customer Service

Dalam sektor jasa, layanan pelanggan dapat diartikan sebagai kualitas

total jasa yang dipersepsikan oleh pelanggan.

2.5 Pengertian Pemasaran Jasa

Perkembangan pemasaran berawal dari tukar menukar barang

secara sederhana tanpa menggunakan alat ukur berupa uang ataupun

logam mulia. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan, maka semakin

dibutuhkan sesuatu alat yang berlaku umum dan untuk itulah diciptakan

uang.Dalam pemasaran, produk mempunyai arti luas, yaitu sebagai suatu

kesatuan yang ditawarkan pada pasar baik yang berwujud maupun tidak

berwujud biasa disebut barang (goods) dan produk yang tidak berwujud

disebut jasa (service). Jasa sering dipandang sebagai suatu fenomena yang

rumit. Kata jasa (service) itu sendiri mempunyai banyak arti, mulai dari

pelayanan pribadi (personal service) sampai jasa sebagai suatu produk.


20

Sejauh ini sudah banyak pakar pemasaran jasa yang berusaha

mendefinisikan pengertian jasa.Berikut ini adalah beberapa diantaranya.

Menurut Kotler dan Keller dalam (Tjiptono 2014: 26) jasa adalah

setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak

kepihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik)

dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Sedangkan menurut Menurut

Tjiptono dalam Lukasyanti (2006:10), jasa merupakan aktivitas, manfaat,

atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual.

2.6 Karakteristik Jasa

Produk jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan barang atau

produk fisik. Dalam berbagai riset dan literatur manajemen pemasaran jasa

terungkap bahwa jasa memiliki 4 (empat) karakteristik unik yang

membedakannya dari barang atau produk fisik Kotler dalam (Wijaya 2014:

14)yang sangat mempengaruhi rancangan program pemasaran jasa, antara lain:

1. Tidak berwujud (intangibility)

Jasa bersifat tidak berwujud. Tidak seperti halnya produk fisik, jasa tidak

dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar atau dicium sebelum jasa itu

dikonsumsi. Untuk mengurangi ketidakpastian, para pembeli akan mencari

tanda atau bukti, jaminan akan kualitas jasa.

2. Tidak terpisahkan (inserparability)

Umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan.Jasa tidak

seperti barang fisik yang diproduksi, disimpan dalam persediaan,

didistribusikan melewati berbagai penjual, dan kemudian baru dikonsumsi.


21

3. Bervariasi (variability

jasa sangat bervariasi, tergantung pada siapa yang menyediakan serta

kapan dan dimana jasa itu diberikan.

4. Tidak tahan disimpan (perishability)

Jasa tidak dapat disimpan, tidak tahan lama, tidak dapat dikembalikan,

atau tidaka dapat dijual kembali setelah digunakan.Jasa sangat abstrak

sehingga diperlukan standar kualitas yang jelas.

2.7 Kualitas Pelayanan

Kualitas layanan merupakan pelayanan terbaik yang dilakukan oleh

seseorang, kelompok atau lembaga yang memberi kepuasan bagi

pelanggan atau masyarakat dan pada gilirannya kepuasan itu akan

menciptakan loyalitas pelanggan atau masyarakat kepada

seseorang/kelompok/lembaga yang memberikan pelayanan tersebut. Hal

ini jelas tampak dalam defenisi yang dirumuskan oleh Kotler dan Keller

(2009:143) bahwa kualitas merupakan totalitas fitur dan karakteristik

produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan

kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat.

Pelayananan dapat didefenisikan sebagai segala bentuk

kegiatan/aktivitas yang diberikan oleh satu pihak atau lebih kepihak lain

yang memiliki hubungan dengan tujuan untuk dapat memberikan kepuasan

kepada pihak kedua yang bersangkutan atas barang atau jasa yang
22

diberikan. Pelayanan memiliki pengertian yaitu terdapatnya dua unsur atau

kelompok orang dimana masing-masing saling membutuhkan dan

memiliki keterkaitan, oleh karena itu peranan dan fungsi yang melekat

pada masing-masing unsur tersebut berbeda. Hal-hal yang menyangkut

tentang pelayanan yaitu factor manusia yang melayani, alat atau fasilitas

yang digunakan untuk memberikan pelayanan, mekanisme kerja, yang

digunakan dan bahkan sikap masing-masing orang memberi pelayanan

memiliki berbagai macam defenisi yang berbeda menurut penjelasan para

ahli, namun pada intinya tetap merujuk konsepsi dasar yang sama.

Pengertian kualitas jasa atau pelayanan berpusat apada upaya

pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketetapan

penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan.Menurut

Aritonan dalam (Nilasari dan Istiatin 2015:4) kualitas pelayanan adalah

persepsi dan sikap pelanggan terhadap produk suatu perusahaan sesuai

dengan harapan. Sedangkan menurut Simamora dalam (Nilasari dan

Istiatin 2015:4) kualitas pelayanan adalah pernyataan perasaan dengan

membandingkan antara harapan terhadap produk dan kenyataan yang

dialami oleh seorang pelanggan. Dengan kata lain, faktor utama yang

mempengaruhi kualitas pelayanan yang diharapkan pelanggan dan

persepsi masyarakat terhadap pelayanan tersebut.

Nilai kualitas pelayanan tergantung pada kemampuan perusahaan

stafnya dalam memenuhi harapan pelanggan secara konsisten. Kualitas

pelayanan memberikan suatu dorongan kepada pelanggan atau dalam hal


23

ini pengunjung untuk menjalin ikatan hubungan yang baik akan

memungkinkan lembaga pelayanan jasa untuk memahami dengan seksama

harapan pelanggan serta kebutuhan mereka. Dengan demikian penyedia

layanan jasa dapat meningkatkan kepuasan pengunjung dengan

memaksimalkan pengalaman pengunjung yang menyenangkan dan

meminimumkan pengalaman pengunjung yang kurang menyenangkan.

Apabila layanan yang diterima atau dirasakan sesuai dengan harapan

pelanggan, maka kualitas layanan yang diterima atau dirasakan sesuai

dengan harapan pelanggan, maka kualitas layanan dipersepsikan sebagai

kualitas ideal, tetapi sebaliknya jika layanan yang diterima atau dirasakan

lebih rendah dari yang dirasakan lebih rendah dari yang diharapkan maka

kualitas layanan dipersepsikan rendah.

2.7.1 Dimensi Kualitas pelayanan

Kualitas pelayanan jasa mempunyai beberapa dimensi, walaupun

antara satu bidang jasa dengan jasa lainnya mempunyai sedikit perbedaan

mengenai dimensi yang membentuk suatu kualitas jasa, namun beberapa

penelitian menunjukkan ada kesamaan atau kemiripan dalam dimensi yang

melandasi terbentuknya suatu kualitas jasa. Menurut Parasuraman, et.al

(Tjiptono, 2014:232) ada sepuluh dari dimensi kualitas jasa, setelah

melalui uji statistic yang dikenal dengan factor analisis, sepuluh dimensi

dapat diringkas menjadi lima dimensi kualitas jasa yaitu:

1. Reliabilitas (Reliability
24

Yakni kemampuan memberikan layanan yang dijanjikan dengan segera,

akurat dan memuaskan.

2. Daya Tanggap (Responsiveness)

Yakni keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan

memberikan layanan dengan tanggap.


25

3. Jaminan (Assurance)

Yakni mencakup pengetahuan, kompetensi, kesopanan dan sifat dapat

dipercaya yang dimiliki apara staf : bebas dari bahaya, risiko atau keragu-

raguan.

4. Empati (Empaty)

Yakni meliputi kemudahan dalam menjalin relasi, komunikasi yang baik,

perhatian pribadi dan pemahaman atas kebutuhan individual para

pelanggan.

5. Bukti Fisik ( Tangibels)

Yakni meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana

komunikasi.

Sedangkan menurut Kotler dalam (Lukasyanti 2006) disebutkan tentang

kelima determinan kualitas jasa tersebut yaitu :

1. Kehandalan, yaitu kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan

dengan tepat waktu.

2. Responsive, yaitu kemauan untuk membantu pelanggan dan memberikan

jasa dengan cepat.

3. Keyakinan, yaitu pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan

mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan

4. Empati, yaitu menunjuk pada syarat untuk peduli, memberi perhatian

pribadi kepada pelanggan.

5. Berwujud, yaitu menunjuk pada fasilitas fisik, peralatan, personil dan

media komunikasi.
26

Dengan memandang kualitas jasa dari beberapa dimensi tersebut

maka akan semakin mudah bagi perusahaan untuk terus memonitor

seberapa baik kualitas jasa atau pelayanan yang diberikan kepada

konsumen.

2.8 Kepuasan Pelanggan

Dari seluruh kegiatan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan, pada

akhirnya akan bermuara pada nilai yang akan diberikan oleh pelanggan mengenai

kepuasan yang dirasakan. Kepuasan yang sesungguhnya dirasakan oleh pelanggan

adalah persepsi pelanggan terhadap kualitas produk tersebut. Didalam

mengevaluasi kualitas suatu produk atau jasa, pelanggan akan menilai berbagai

atribut (dimensi kualitas pelayanan dan dimensi kualitas produk). Menurut

Howard & Sheth dalam (Tjiptono 2014: 353) Kepuasan Pelanggan adalah situasi

kognitif pembeli berkenaan dengan kesepadanan atau ketidaksepadanan antara

hasil yang didapatkan dibandingkan dengan pengorbanan yang dilakukan. Pakar

pemasaran Kotler dan Keller dalam (Tjiptono 2014: 354) menandakan bahwa

kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan

kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya.

Ada kesamaan diantara beberapa defenisi diatas yaitu menyangkut

komponen kepuasan pelanggan (harapan dan kinerja/hasil yang dirasakan).

Umumnya harapan pelanggan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan

tentang apa yang diterimanya bila ia membeli atau mengkonsumsi suatu produk

(barang atau jasa). Sedangkan kinerja yang dirasakan adalah persepsi pelanggan

terhadap apa yang ia terima setelah mengkonsumsi produk yang dibeli. Kepuasan
27

pelanggan sangat tergantung pada persepsi dan ekspektasi mereka. Sebagai

distributor produk perlu mengetahui beberapa factor yang mempengaruhi persepsi

dan harapan pelanggan tersebut antara lain sebagai berikut:

a. Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan denganhal-hal yang dirasakan

pelanggan ketika ia sedang mencoba melakukan transaksi dengan

produsen atau pemasok produk. Jika pada saat itu kebutuhan dan

keinginannya besar maka harapan atau ekspektasi pelanggan akan tinggi

demikian pula sebaliknya.

b. Pengalaman masa lalu ketika mengkonsumsi produk dari perusahaan

maupun pesaing-pesaingnya.

c. Pengalaman dari teman-teman dimana mereka akan menceritakan kualitas

produk yang akan dibeli oleh pelanggan itu. Hal ini jelas mempengaruhi

kualitas produk yang akan dibeli oleh pelanggan itu. hal ini jelas akan

mempengaruhi persepsi pelanggan, terutama produk-produk yang

dirasakan beresiko tinggi.

d. Komunikasi melalui iklan dan pemasaran juga mempengaruhi persepsi

pelanggan.

2.9 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan

Sejumlah teori dan model konseptual telah dikemukakan dan digunakan

untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan/ketidakpuasan

pelanggan yaitu:

1. Expectancy Disconfirmation Model


28

Kepuasan pelangggan sebagai evaluasi yang memberikan hasil dimana

pengalaman yang dirasakan setidaknya sama baiknya (sesuai) dengan yang

diharapkan. Berdasarkan konsumsi atau pemakaian produk/merek tertentu

dan juga merek lainnya dalam kelas produk yang sama, pelanggan

membentuk harapannya mengenai kinerja seharusnya dari bersangkutan

2. Equity Theory

Beranggapan bahwa orang menganalisis rasio input dan hasilnya

(outcome) dengan rasio input dan hasil mitra pertukarannya. Beerdasarkan

perspektif equity theory perasaan tidak puas disebabkana keyakinan bahwa

norma social telah dilanggar.

3. Attribution Theory

Proses yang dilakukan seseorang dalam menentukan penyebab

aksi/tindakan dirinya, orang lain, dan obyek tertentu. Atribusi yang

dilakukan seseorang bisa sangat mempengaruhi kepuasan purnabelinya

terhadap produk atau jasa tertentu, karena atribusi memoderasi perasaan

puas atau tidak puas

4. Experientially-based Affective Feelings

Berpandangan bahwa tingkat kepuasan pelanggan dipengaruhi perasaan

positif dan negative yang diasosiasaikan pelanggan dengan barang atau

jasa tertentu setelah pembeliannya. Dengan kata lain, selain pemahaman

kognitif mengenai diskonfirmasi harapan, perasaaan yanmg timbul dalam

proses purnabeli juga mempengaruhi perasaan puas atau tidak puas

terhadap produk yang dibeli.


29
30

5. Assimilation- Contact Theory

Apabila produk atau jasa yang dibeli dan dikonsumsi tidak terlalu berbeda

dengan apa yang diharapkan pelanhggan, maka kinerja produk/jasa

tersebut akan diasimilasi/diterima dan produk/jasa bersangkutan akan

dievaluasi secara positif.

6. Opponent process Theory

7. Model Anteseden dan Konsekuensi Pelanggan

Dalam model anteseden kepuasan pelanggan meliputi:

1. Ekspektasi pelanggan

2. Diskonfirmasi ekspektasi

3. Kinerja

4. Affect

5. Equity

2.10 Strategi Kepuasan Pelanggan

Strategi kepuasan pelanggan menyebabkan para pesaing harus berusaha

keras dan memerlukan biaya tinggi dalam usahanya merebut pelanggan suatu

perusahaan. Satu hal yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa kepuasan

pelanggan merupakan strategi jangka panjang yang membutuhkan komitmen,

baik menyangkut dana maupun sumber daya manusia Schnaars dalam( Tjiptono,

2008:40-45). Ada beberapa strategi yang dapat dipadukan untuk meraih dan

meningkatkan kepuasan pelanggan.


31

1. Strategi relationship marketing

Strategi dimana transaksi pertukaran antara pembeli dan penjual

berkelanjutan, tidak berakhir setelah penjualan selesai. Dengan kata lain,

penjual menjalin kemitraan dengan pembeli secara terus-menerus.

2. Strategi superior customer service

Yaitu menawarkan pelayanan yang lebih baik dari pada pesaing. Hal ini

membutuhkan dana yang lebih besar, , kemampuan sumber daya manusia,

dan usaha gigih agar dapat tercipta suatu pelayanan yang superior.

3. Strategi unconditional guarantees atau extra ordinary guarantees

Strategi ini adalah komitmen untuk memberikan kepuasan pada pelanggan

yang pada gilirannya akan menjadi sumber dinamisme penyempurnaan

mutu produk atau jasa dan kinerja perusahaan. Garansi atau jaminan

dirancang untuk meringankan risiko/kerugian pelanggan, dalam hal

pelanggan tidak puas terhadap barang atau jasa yang telah dibayarnya.

4. Strategi penanganan keluhan yang efisien

Penanganan keluhan memberikan peluang untuk mengubah seorang

pelanggan yang tidak puas menjadi pelanggan produk perusahaan yang

puas.Strategi peningkatan kinerja perusahaan meliputi berbagai upaya

seperti melakukan pemantauan dan pengukuran kepuasan pelanggan

secara berkesinambungan, memberikan pendidikan dan pelatihan

menyangkut komunikasi, salesmanship, memberikan pelatihan karyawan

dan pihak manajemen.


32

5. Strategi peningkatan kinerja perusahaan

Melakukan pemantauan dan pengukuran keputusan pelanggan secara

berkesinambungan, memberikan pendidikan dan pelatihan menyangkut

komunikasi, salesman shipdan public relations kepada pihak manajemen

dan karyawan, memasukkan unsur kemampuan untuk memuaskan

pelangggan kedalam system penilaian prestasi karyawan, dan memberikan

empowerment (mengaktualisasikan potensi yang sudah ada yang lebih

besar kepada para karyawan dalam melaksanakan tugasnya).

6. Menerapkan Quality Function Development (QFD)

Strategi ini untuk merancang proses sebagai tanggapan terhadap

kebutuhan pelanggan, QFD berusaha menerjemahkan apa yang dibutuhkan

pelanggan menjadi apa yang dihasilkan organisasi. Dengan demikian QFD

memungkinkan suatu perusahaan untuk memprioritaskan apa yang

menjadi kebutuhan pelanggan, menemukan tanggapan inovatif terhadap

kebutuhan tersebut, dan memperbaiki proses hinggan mencapai efektifitas

maksimum. Hal ini dilaksanakan dengan melibatkan pelanggan dalam

proses pengembangan produk secepat mungkin.

2.11 Mengukur Kepuasan Pelanggan

Setelah melakukan pembelian, pelanggan akan mengalami tahap purna

beli, dalam tahap ini konsumen merasakan tingkat kepuasan atau tidak kepuasan

tertentu yang akan berpengaruh pada perilaku konsumen berikutnya. Jika

konsumen merasa puas maka akan memperlihatkan perilaku berikutnya yaitu

dengan melakukan pembelian ulang.


33

Menurut Kotler dalam (Tjiptono 2008:34) ada empat metode untuk

mengukur kepuasan pelanggan.

1) System keluhan dan saran

Setiap organisasi ysng berorientasi pada pelanggan (customer- Oriented)

perlu memberikan kesempatan yang luas kepada para pelanggannyauntuk

menyampaikan saran, pendapat, dan keluhan mereka.

2) Ghost Shopping

Salah satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan

pelanggan adalah dengan mempekerjakan beberapa orang (Ghost

Shopper)

Untuk berperan dan bersikap sebagi pelanggan/pembeli potensial produk

perusahaan dan pesaing.Kemudian mereka melaporkan temuan-

temuannyamengenai kekuatan dan kelemahan produk perusahaan dan

pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam pembelian produk-produk

tersebut.

3) Lost Customer Analysis

Perusahaan seyogyanya menghubungi para pelanggan yang telah berhenti

membeli atau yang telah pindah pemasok agar dapat memahami mengapa

hal itu terjadi dan supaya dapat mengambil kebijakan

perbaikan/penyempurnaan selanjutnya.

Konsumen yang merasa tidak puas akan berinteraksi dengan

tindakan yang berbeda, ada yang mendiamkan saja danada pula yang
34

melakukan complain. Berkaitan dengan hal ini, ada tiga kategori

tanggapan atau komplain terhadap ketidakpuasan, yaitu:

a) Voice response

Usaha menyampaikan keluhan secara langsung dan atau meminta ganti

rugi kepada perusahaan yang bersangkutan, maupun kepada

distributornya.

b) Private response

Tindakan yang dilakukan antara lain memperingati atau memberitahu

kolega, teman, atau keluarganya mengenai pengalamannya dengan produk

atau perusahaan yang bersangkutan.

c) Third-party response

Tindakan yang dilakukan meliputi usaha meminta ganti rugi secara

hukum, mengadu melalui media massa, atau secara langsung mendatangi

lembaga konsumen, instasi hukum dan sebagainya. Terciptanya kepuasan

konsumen adalah salah satu upaya dari perusahaan untuk dapat terus

bertahan dan memenangkanpersaingan pasar yang ada. Dengan terciptanya

kepuasan konsumen akan semakin mempererat hubungan antara

perusahaan dengan pelanggan.

2.12 Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen

Pengaruh kualitas jasa terhadap kepuasan pelanggan seperti telah diketahui

sebelumnya bahwa jasa tidak nyata (itangible) dimana jasa tersebut tidak dapat

dirasakan, dilihat, diraba, sebelum membeli. Dengan demikian pelanggan akan

mencari tanda atau bukti dari kualitas jasa tersebut melalui orang lain. Sudah
35

menjadi tugas para penyedia jasa untuk “membuktikan” atau “menyatakan yang

tidak nyata” dari produk yang ditawarkan.Sesuatu yang dapat memberikan bukti

fisik dan citra dari penawaran abstrak mereka, sehingga pelanggan dapat

merasakan jasa-jasa pelayanan yang diberikan perusahaan untuk kemudian

dievaluasi oleh pelanggan apakah jasa tersebut sesuai dengan yang diharapkan,

memberi harapan mereka ataukah berada dibawah harapan mereka.

Kebanyakan pelanggan tidak lagi bersedia menerima atau mentoleransi

kinerja kualitas yang biasa-biasa saja. Dengan demikian akan terdapat hubungan

yang erat antara kualitas jasa dan kepuasan pelanggan.

Apabila merasa puas, maka mereka akan melakukan konsumsi yang sama

dengan yang sebelumnyaatau melakukan konsumsi yang baru atau pemakaian jasa

yang lebih besar lagi, sehingga hubungan dengan pelanggan untuk jangka panjang

dan tahan lama akan tercapai. Apabila pelanggan merasa tidak puas terhadap

kualitas jasa yang ada, maka pelanggan tersebut akan meninggalkan perusahaan

untuk mencari dan mencoba jasa dari perusahaan laindan kemudian

membandingkannya atau mereka benar-benar pergi meninggalkan perusahaan

atau tidak ingin kembali lagi. Suatu hal yang perlu diketahui adalah jika

pelanggan melepas diri karena merasa tidak puas, maka mereka bisa menyebarkan

image buruk yang beredar dari mulut kemuluttentang perusahaan sehingga

berakibat kerugian ekonomi yang besar bagi perusahaan. Oleh karena itu maka

kualitas jasa sangat berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.

2.13 Peneliti Terdahulu


36

Peneliti terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam

rangka penyusunan skripsi ini. Terdapat beberapa penelitian terdahulu

yang akan mengarahkan penelitian ini diantaranya yaitu:

1. Maya Amelia (2018) tesis berjudul pengaruh kualitas pelayanan terhadap

kepuasan Pasien Rumah Sakit USU, Universitas Sumatera Utara. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh kualitas pelayanan terhadap

kepuasan pasien pada Rumah Sakit USU secara positif dan signifikan, dimensi

kualitas pelayanan yang mempunyai pengaruh tertinggi pada kepuasan pasien

di Rumah Sakit USU adalah dimensi assurance (jaminan), kemudian

menyusul responsiveness (ketanggapan), reliability (kehandalan), tangibels

(berwujud), dan empathy (empati).

2. Rachmadi (2014) tesis dengan judul penelitian Pengaruh kualitas pelayanan

terhadap kepuasan pasien rawat inap kelas III di Rumah Sakit Umum daerah

Kabupaten Karimun, Universitas Terbuka, jakarta. Hasil penelitian kualitas

pelayanan Rumah Sakit umum daerah Kabupaten Karimun berhubungan

secara simultan dan signifikan dan menunjukkan hubungan positif serta

cukup kuat terhadap kepuasan pasien Rumah Sakit umum daerah Kabupaten

Karimun.

2.14 Kerangka Berpikir


37

Untuk melihat pengaruh kualitas pelayanan yang terdiri dari

kehandalan (reliability), ketanggapan (responsiveness), keyakinan/jaminan

(assurance), berwujud (tangible) empati (empathy) secara parsial dan

simultan terhadap kepuasan pasien rawat inap di RSU Bina Kasih Medan

dapat dibuat kerangka berpikir sebagai pedoman dalam melaksanakan

penelitian, sebagai berikut :

Kehandalan (K)

(x
(
(

Ketanggapan (Kt)

Keyakinan (Ky) Kepuasan


Pasien (KP)

Berwujud (B)

Empati (E)

Sumber: (Tjiptono, et, al 2008:69)

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

2.14 Hipotesis
38

Hipotesis adalah pernyataan atau asumsi sementara yang dibuat untuk

diuji kebenarannya. Adapun sebagai perumusan hipotesis penelitian yaitu:

1. Kualitas pelayanan yang terdiri dari (kehandalan, ketanggapan

keyakinan/jaminan, berwujud, empati) berpengaruh signifikan secara

parsial terhadap kepuasan pasien rawat inap RSU Bina Kasih Medan.

2. Kualitas pelayanan yang terdiri dari (kehandalan, ketanggapan,

keyakinan/jaminan, berwujud, empati) berpengaruh signifikan secara

simultan terhadap kepuasan pasien Rawat Inap RSU Bina Kasih Medan.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini pada RSU Bina Kasih Medan yang beralamat di Jl.Jend.Tahi

Bonar Simatupang No. 148, Sunggal, Kec. Medan Sunggal, Kota Medan,

Sumatera Utara 20127. Ruang lingkup penelitian adalah pasien rawat inap di RSU

Bina Kasih Medan.

3.2Populasi Dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi, populasi bukan hanya orang

tetapi objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah

yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh

karakteristik/sifat yang dimiliki oleh objek/subjek itu (Sugiyono, 2012:115).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien rawat inap Rumah Sakit Bina

Kasih Medan Jl. Tahi Bonar Simatupang No. 148 Sunggal, Kec.Medan Sunggal.

Menurut Sugiyono (2015:118), sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, bila populasi besar, dan peneliti

tidak mungkin mempelajari semua yang ada populasi. Untuk itu sampel yang

diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili). Adapun jumlah

responden dalam penelitian ini sebanyak 96 responden, dimana responden yang

menjadi objek penelitian ini adalah pasien rawat inap pada RSU Bina Kasih

36
37

Medan . Sampel ditentukan berdasarkan kesalahan (error) maksimum yang

diinginkan, dengan rumus Supranto J (2001:113)

n=

n=

n = 96 orang

Dalam penelitian ini, tingkat keyakinan ditetapkan 95%(α =5% sehingga

Z = 1.96) kesalahan (error) maksimum (ε)= 0,1 dan standar deviasi (σ)=

0,5 maka jumlah sampel yang dibutuhkan (n) = 96,04 dibulatkan menjadi 96

orang. Jadi jumlah pasien yang dijadikan sampel adalah sebanyak 96 orang.

3.3 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel adalah batasan pokok permasalahan yang diteliti

dan diamati sesuai dengan perumusan masalah.

Tabel 3.1 Defenisi Operasionalisasi Variabel Penelitian, Indikator dan Skala


Pengukuran
Indikator
Variabel Penelitian Defenisi Skala
Kualitas Kehandalan Kemampuan untuk 1. Kemampuan mengatasi
pelayanan (Reliability) memberikan permasalahan
(K) pelayanan yang 2. Kemampuan
dijanjikan dengan petugas/aparatur dalam Likert
tepat dan terpercaya. menggunakan alat
bantu dalam proses
pelayanan
3. Ketepatan atau
keakuratan diagnose
4.Memiliki standar
pelayanan yang jelas
Ketanggapa Sikap dalam 1. ketepatan bertindak
38

Indikator
Variabel Penelitian Defenisi Skala
n(Responsiv menanggapi keluhan 2. kesediaan mendengar
eness) serta masalah yang keluh-kesah pasien Likert
( Kt ) dihadapi oleh pasien 3. Petugas melakukan
pelayanan dengan cepat
4. Merespon setiap
pelanggan/pemohon
yang ingin
mendapatkan
pelayanan.
Keyakinan( Pengetahuan yang 1. pengetahuan luas
Assurance) luas, keramahan, dan melayani pasien
( Ky ) kesopanan yang harus 2. pengetahuan dalam Likert
dimiliki dalam menentukan diagnose
memberikan rasa penyakit
percaya serta 3. Pengetahuan dalam
keyakinan kepada mengatasi penyakit
para pasien.. 4. Keramahan dan
kesopanan dalam
melayani pasien
Berwujud Keberadaan fasilitas 1. ruang tunggu pasien
(tangibility) fisik, peralatan, 2. perlengkapan peralatan
(B) karyawan, sarana kerja Likert
komunikasi, gedung 3. Fasilitas kamar rawat
dan alat-alat inap
pendukung yang 4. Sarana komunikasi
berwujud dalam bagi pasien
memberikan
pelayanan kepada para
pasien.
Empati(Em kemampuan untuk 1.mengutamakan
paty) ( E ) memberikan perhatian kepentingan pasien
personal dan 2.memahami keinginan
pemahaman dan kebutuhan pasien
kebutuhan secara 4. Memberikan perhatian Likert
individu kepada para kepada konsumen
pasien 5. Kemudahan dalam
menjalin hubungan
kepada pasien
Kepuasan Pasien (KP) Tingkat perasaan puas 1. Fasilitas ruangan
atau tidak puas yang 2. kualitas pelayanan
dialami setelah medis
membandingkan 3. kualitas pelayanan oleh Likert
harapan dan kinerja. dokter
4. kemampuan dan
39

Indikator
Variabel Penelitian Defenisi Skala
keterampilan tenaga
medis

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu :

1. Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan dengan meneliti dokumen-dokumen dan

bahan tulisan dari perusahaan, data dari buku-buku, jurnal, internet dan

sumber data lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

2. Kuesioner

Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang diperoleh dari

jawaban yang diberikan responden berdasarkan daftar pertanyaan yang

telah disusun sebelumnya.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

 Uji validitas digunakan untuk mengukur sah (valid) atau tidaknya suatu

kuesioner. Uji validitas dihitung dengan membandingkan r hitung dengan nilai

r tabel. Jika rhitung rtabel dengan taraf signifikansi 0,05 maka pernyataan yang

ada di dalam kuesioner dinyatakan valid (ghozali, 2006:45).Kriteria dalam

menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut:

Jika r ≥ 0,30 “maka pernyataan tersebut valid”

Jika r <0,30 “maka pernyataan tersebut tidak valid”


40

 Uji reliabilitas sebenarnya merupakan alat untuk mengukur kehandalan

suatu kuesioner yang mrupakan indikator dari suatu variabel atau

konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban

seseorang terhadap suatu pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari

waktu ke waktu (Ghozali, 2006:32).

Perhitungan reliabilitas pada penelitian ini menggunakan analisis yang

dikembangkan oleh Alpha Cronbach. Kriteria pengujian sebagai berikut:

0,5 artinya instrumen reliabel.

0,5 artinya intrumen tidak reliabel.

SPSS (Statistical Product and Service Solutions) memberikan fasilitas

untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik cronbach alpha ( . Suatu

kontruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbach alpha

0,5 (Ghozali, 2006:41-42).

2. Analisis Regresi Berganda

Teknik analisis data regresi linear berganda (multiple regression analysis)

(Sugiyono, 2005:21) bertujuan untuk mencari pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikatnya. Maka persamaan regresi linear berganda dapat dirumuskan

sebagai berikut:

Y= o +1X1+2X2+3X3+4X4+5X5+ei

Keterangan:

Y= Variabel terikat

X1 ,X2 ,X3,X4,X5= variabel bebas


41

ei= kesalahan dalam estimasi

o= konstanta

1,2, 3,4,5= keofisien regresi

Persamaan regresi linear berganda tersebut diaplikasikan untuk melihat

pengaruh persepsi berwujud, kehandalan, ketanggapan, keyakinan, dan empati

terhadap kepuasan pelanggan yang diaplikasikan, dengan rumus:

KP = o +1K +2Kt +3Ky +4B +5E +ei

Keterangan:
KP= Kepuasan Pasien, K = Kehandalan, Kt= Ketanggapan, Ky = Keyakinan, B

= Berwujud, E = Empati, 1,2, 3,4,5= keofisien regresi, ei= kesalahan dalam

estimasi, o= konstant

Untuk membuktikan hipotesis penelitian digunakan uji t dan uji F,

dengan langkah-langkah pengujian sebagai berikut :

A. Uji Simultan (Uji F)

Langkah-langkah Pengujian Hipotesis

1. Perumusan Hipotesis Nihil dan alternatif

Ho : 1,2, 3,4,5 = 0, artinya variabel kehandalan , ketanggapan ,

keyakinan , bukti fisik, empati tidak berpengaruh

signifikan secara simultan terhadap kepuasan pasien.

H1 : 1,2, 3,4,5 ≠ 0, artinya kehandalan , ketanggapan , keyakinan,

bukti fisik , empati berpengaruh signifikan secara simultan

terhadap kepuasan pasien .

2. Tingkat keyakinan 95% dan jumlah sampel = 96 responden


42

3. Uji statistic F
2
R /K
F= 2
(1−R )/( n−k−1)

Keterangan: k = Jumlah variabel, = koefisien determinan,

n= JumlahSampel

4. Kriteria Pengujian :

H1 diterima jika F hitung ≥ Ftabel pada α = 5%

H0 ditolak jika F hitung ˂ Ftabel pada α = 5%

5. Kesimpulan : Dengan membandingkan langkah 3 dan 4 untuk

menerima atau menolak hipotesis.

B. Uji Parsial (Uji t)

Langkah-langkah Pengujian Hipotesis

1. Perumusan Hipotesis Nihil dan alternatif

Ho : 1,2, 3,4,5 = 0. artinya kehandalan, ketanggapan , keyakinan ,

bukti fisik , emapti tidak berpengaruh signifikansecara

parsial terhadap kepuasan pasien .

H1 : 1,2, 3,4,5≠ 0. Artinya kehandalan , ketanggapan , keyakinan, bukti

fisik, Empati berpengaruh signifikan secara parsial terhadap

kepuasan pasien .

2. Tingkat Keyakinan 95% dan Jumlah sampel =96 responden

3. Uji statistik t :
43

b
t=
s.b

Keterangan: t = thitung, .β= koefisien regresi,

S.[βi] = Standar error koefisien regresi

4. Kriteria pengujian:

H0 diterima jika thitung ≥ ttabel

H1 ditolak jika thitung ˂ ttabel

5. Kesimpulan : Dengan membandingkan langkah 3 dan 4 untuk

menerima atau menolak hipotesis.

C. Uji Asumsi Klasik

Model Regresi Linear dapat disebut sebagai model yang baik jika

memenuhi asumsi klasik.Oleh karena itu, uji asumsi klasik sangat diperlukan

sebelum melakukan uji regresi. Tujuan pemenuhan asumsi klasik ini dimaksudkan

agar variabel-variabel bebas yang digunakan sebagai estimator dapat memberikan

estimamasi secara lebih akurat terhadap variabel terikat dalam penelitian ini

pengujian asumsi klasik menggunakan empat buah alat uji yaitu: (1) Uji

Normalitas, (2) Uji Heteroskedastisitas, (3) Uji Multikolineritas,(4) Uji

Autokorelasi.

1. Uji Normalitas

Distribusi normal merupakan distribusi dari tabel variabel random yang

kontiniu dan merupakan distribusi yang simetris. Sebuah variabel mungkin

mempunyai karakteristik yang tidak diinginkan seperti data tidak normal yang

mengurangi ketepatan pengujian hipotesis atau bias signifikan. Untuk menguji


44

normalitasnya, maka dilakukan dengan menggunakan metode normal probability

plot, yaitu apabila grafik menunjukkan penyebaran data yang berada disekitar arah

garis diagonal, maka model tersebut memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas dilakukan untuk menguji ada tidaknya korelasi

antara variiabel bebas dalam persamaan regresi (Ghozali, 2006:91).Jika variabel

independent saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal.

Nariabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama

variabel independent sama dengan nol. Berdasarkan aturan Variance Inflation

Factor (VIF) dan tolerance dengan kriteria sebagai berikut

1. Apabila VIF melebihi angka 10 atau tolerance kurang dari 0,10 maka

dinyatakan terjadi gejala multikolinearitas.

2. Apabila nilai VIF kurang dari 10 atau tolerance lebih dari 0,10 maka

dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas.

3. Uji Heterokedastisitas

Menurut Ghozali (2011:139) uji heterokedastisitas digunakan untuk menguji

apakah dalam sebuah regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari suatu

pengamatan kepengamatan lain. Prasayarat yang harus terpenuhi dalam model

regresi adalah tidak adanya gejala heterokedastisitas. Pada penelitian ini akan

dilakukan uji heterokedastisitas menggunakan uji glesjer yaitu mengkolerasikan

nilai absolut residual dengan masing-masing variabel. Hasil dari uji


45

glesjermenunjukkan tidak ada heterokedastisitas apabila perhitungan SPSS nilai

probabilitas signifikasinsinya diatas tingkat kepercayaan 5% (Ghozali, 2011: 143)

4 .Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menganalisis apakah dalam model regresi

linear terdapat korelasi antara kesalahan dan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan sebelumnya. Peungujian autokorelasi menguji Durbin Watson (DW

test), dengan kriteria sebagai berikut:

 Bila nilai DW lebih kecil dari -2, maka terdapat autokorelasi positif.

 Bila nilai DW diantara -2 sampai dengan +2, berarti tidak terdapat

autokorelasi.

 Bilai nilai DW lebih besar dari +2, maka terrdapat autokorelasi negative.

Model regresi yang telah memenuhi syarat asumsi klasik tersebut akan

digunakan untuk menganalisis melalui pengujian hipotesis.

Jalan keluar untuk menanggulangi masalah autokorelasi adalah dengan

mentrasformasikan data atau bias juga dengan mengubah model regresi kedalam

bentuk persamaan beda umum (genellized difference aquation). Selain itu juga

bisa dapat dilakukan dengan memasukkan variabel terikatnya menjadi salah satu

variabel bebas, sehingga data observasi menjadi berkurang 1.

D. Uji Determinasi (R²)

Untuk mengetahui berapa besar persentase pengaruh antara variabel bebas

terhadap variabel terikat . Jika (R²) semakin besar (mendekati satu), maka dapat

dikatakan bahwa kemampuan menjelaskan variabel bebas adalah besar terhadap

variabel terikat . Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk
46

menerangkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika

(R²) semakin kecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat semakin kecil. hal ini berarti model yang

digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti

terhadap variabel terikat.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Singkat Berdirinya RSU Bina Kasih Medan

Rumah sakit Umum Bina Kasih diresmikan pada tanggal 17 september

2005, sudah 14 tahun berdiri dan diresmikan oleh Dr. Hj. LindaWardani. Gedung

RSU Bina KasihBina Kasih pada awal berdirinya hanya berkapasitas 75 tempat

tidur dibangunan gedung 5 lantai. Seiring dengan kemajuan dan perkembangan

layanan kesehatan di RSU Bina Kasihmaka telah terjalin kerja sama yang baik

dalam pelayanan kesehatan dengan PT. Askes (Persero), PT. Jamsostek, Pt.

Inhealth, JPK-Medan Sehat, JAMKESMAS, JAMPERSAL, dan perusahaan-

perusahaan.

Adapun Visi, Misi, Tujuan dan Motto RSU Bina Kasihadalah:

a. Visi

Menjadikan rumah sakit umum bina kasih sebagai pusat pelayanan

kesehatan dan rujukan gawat darurat medis dengan pelayanan prima dan

paripurna didukung oleh tenaga ahli yang professional yang mampu mengikuti

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

b. Misi

1. Tersedianya sumber daya manusia yang profesional dan mampu

mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Memiliki tenaga spesialis yang mampu memberikan pelayanan yang

prima dan paripurna.

3. Tersedianya fasilitas dan peralatan medis yang lengkap dan modern.

47
48

4. Terlaksananya pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan guna

meningkatkan sumber daya manusia

c. Tujuan

Tujuan memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik kepada masyarakat

luas dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia secara

maksimal

d. Motto

Motto RSU Bina KasihMedan memberikan pelayanan kesehatan yang

cepat, tepat, murah dan berkualitas tanpa adanya perbedaan pada pasien.

4.1.2 Ruang Lingkup Kegiatan RSU Bina Kasih Medan

RSU Bina KasihMedan memberikan berbagai macam pelayanan

kesehatan, antara lain:

a. Rawat jalan

Bagian rawat jalan ini memberikan berbagai jenis pelayanan antara lain

Gawat Darurat, poliklinik Umum, Poliklinik Gigi, poliklinik Spesialis

yaitu poliklinik kebidanan dan penyakit kandungan, poliklinik penyakit

dalam, poliklinik anak, poliklinik penyakit paru, poliklinik syaraf,

poliklinik bedah poliklinik THT, poliklinik Mata, poliklinik kulit dan

kelamin. Yang mana setiap pasien yang berobat dilayani pada jam praktek

dokter baik pagi maupun sore hari.

b. Rawat inap

Pelayanan rawat inap dikelompokkan dalam ruangan-ruangan rawat inap

mulai dari kelas III, kelas II, kelas I, VIP, super VIP dengan dilakukan
49

pemisahan ruangan antara pasien laki-laki dan perempuan dan

pengelompokan khusus bedah dan nonbedah dan ruang isolasi untuk

penyakit menular.

c. Pelayanan gawat darurat

d. Pelayanan penunjang yang mencakup laboratorium lengkap, radiologi,

farmasi dan apotik, rehabilitas serta nutrisi.

e. Pelayanan imunisasi untuk BCG, DPT, Polio, MMR dan hepatitis A dan B

f. Pelayanan ambulance selama 24 jam

g. Klinik gizi

4.1.3 Fasilitas Layanan

Adapun fasilitas yang ditawarkan oleh rumah sakit umum bina kasih

adalah sebagai berikut:

1. Ruang Operasi

2. ICU/NICU

3. Dokter Spesialis

4. Dokter Umum

5. UGD

6. Poliklinik

7. CT Scan

8. Radiologi

9. USG

10. Laboratorium

11. Fisioterapi
50

12. Instalasi famasi

13. Ruang rawat inap

14. Instalasi Gizi

15. Ambulance

16. Apotek

4.1.4 Struktur Organisasi

Struktur organisasi RSU Bina KasihMedan merupakan struktur organisasi

fungsional. Struktur organisasi fungsional ini memiliki ciri sebagai berikut:

a. Dalam proses organisasi tidaak memerlukan banyak koordinasi

b. Pembagian tugas didasarkan spesialisasi pegawai

c. Para pemimpin mempunyai kewenangan dan tanggungjawab

d. Tidak terjamin adanya kesatuan perintah.


Gambar 4.1 STRUKTUR ORGANISASI RSU BINA KASIH MEDAN

Sumber: Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan

1
5
51
52

Adapun pembagian tugas dari setiap unit atau fungsi dalam struktur

organisasi dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Yayasan

Yayasan merupakan pemilik, dan sekaligus berperan sebagai pimpinan yang

secara langsung membawahi direktur dari setiap cabang dari RSU Bina Kasih .

Pimpinan mempunyai tugas memimpin, menyuun kebiijaksanaan pelaksanaan,

membina pelaksanaan, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas

rumah sakit sesuai dengan peraturan . Pimpinan secara langsung dapat

mengangkat dan memberhentikan direktur dan secara langsung mengevaluasi dan

mengawasi kinerja direktur rumah sakit.

2. Direktur

Direktur berperan sebagai pimpinan langsung RSU Bina Kasihdan sekaligus

bertanggung jawab atas seluruh kegiatan dan operasi yang berlangsung dirumah

sakit . adapun tugas dari direktur rumah sakit adalah:

a. Melaksanakan dan mengevaluasi program kerja dan kegiatan pelayanan

serta anggaran operasional.

b. Menetapkan, melaksanakan, mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan

penerapan standar pelayanan rumah sakit, standar pelayanan medis dan

penerapan etika rumah sakit.

c. Merencanakan, mengorganisasikan dan melaksanakan serta mengarahkan

karyawan dalam melaksanakan tugas

d. Menetapkan anggaran belanja dan pendapatan operasional tahunan


53

e. Menetapkan uraian tugas seluruh karyawan dan melaksankan penilaian

kinerja karyawan

f. Mengambil keputusan dan kebijakan sehubungan dengan pelaksanaan

pelayanan di rumah sakit.

g. Menetapkan pengangkatan ketua setiap satuan funggsional

h. Menyelenggarakan kordinasi dan kerjasama fungsional dengan dinas

kesehatan pemerintah

i. Mengikuti rapat dinas, seminar, cramah dan kegiatan lainnya

j. Melaksanakan dan mengamankan peraturan/perundang-undangan.

3. Manajer

Manajer merupakan pimpinan yang membawahi dan mengkoordinir unit

dan fungsi dalam rumah sakit. Masing-masing manajer bertanggungjawab

terhadap fungsionalnya manajer ditetapkan secara langsung oleh direktur, dan

berada dalam pengawasan direktur. Adapun tugas dari masing-masing general

manajer adalah:

a. Melaksanakan koordinasi tugas masing-masing fungsi yang berbeda

dibawahpengelolaannya sesuai dengan struktur organisasi yang ditetapkan

b. Mengendalikan dan mengevaluasi setiap kegiatan dari fungsional seecara

berkala

c. Mengambil keputusan dan kebijakan terkait arah dan sasaran perusahaan

yang diinginkan.
54

4. Bagian Medis

Bagian medis terdiri dari pelayanan medis dan penunjang medis

mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas direktur dalam melaksanakan

penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasiaan

penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi keuangan,

pengendalian dan pelaporan dibagian pelayanan medis dan penunjang medis.

Bagian pelayanan medis dan penunjang medis mempunyai fungsi:

a. Penyiapan bahan perumusan dan kebijakan teknis, pembinaan,

pengkoordinasian penyelenggaraan tugas, pelaksanaan pelayanan medis,

pengendalian dan pelaporan bagian pelayanan medis.

b. Penginventarisasian permasalahan berhubungan dengan pelaksanaan tugas

dan program kerja bagian pelayanan medis dan penunjang medis serta

penyiapan bahan tindak lanjut penyelesaiannya.

c. Penyusunan laporan pelaksanaan tugas dan program bagian pelayanan

medis dan penunjang medis.

d. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan direktur rumah sakit

sesuai dengan tugas pokok dan fungsi bagian pelayanan medis dan

penunjang medis dipimpin oleh seorang general manajer, yang berada

dibawah dan berranggungjawab kepada direktur.

5. Bagian keuangan

Bagian keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas

direktur dalam penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan,

pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi


55

keuangan, pengendalian dan pelaporan dibagian akuntansi, verifikasi dan

perbendaharaan.

Bagian keuangan mempunyai fungsi:

a. Penyiapan bahan perumusan kebiijakan teknis pembinaan,

pengkoordinasian, penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan

administrasi, pelaksanaan dan pengendalian dibagian perbendaharaan.

b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pembinaan,

pengkoordinasian penyelenggara tugas secara terpadu, pelayanan

administrasi, pelaksanaan dan pengendalian dibagian perbendaharaan.

c. Penginventarisasian permasalahan berhubungan dengan pelaksanaan tugas

dan program kerja bagian pelayanan medis dan penunjang medis serta

penyiapan bahan tindak lanjut penyelesaiannya.

d. Penyusunan laporan pelaksanaan tugas dan program bagian pelayanan

medis dan penunjang medis.

e. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan direktur rumah sakit

sesuai dengan tugas pokok dan fungsi bagian pelayanan medis dan

penunjang medis dipimpin oleh seorang general manajer, yang berada

dibawah dan bertanggungjawab kepada direktur.

6. Bagian Marketing

Bagian marketing mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagaian tugas

direktur dalam penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan,

pengkoordinasian, penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi

keuangan, pengendalian dan pelaporan dibagian marketing.


56

Bagian marketing mempunyai fungsi:

a. Perencanaan, pelaksanaan dan pengembangan ketatalaksanaan organisasi

rumah sakit, serta kebutuhan dalam proses pengembangan organisasi tata

laksana pemasaran.

b. Pengkoordinasian pelaksanaan administrasi rumah sakit meliputi

ketatausahaan dan pemasaran;

c. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pemasaran;

d. Pembinaan terhadap penyelenggaraan administrasi bagian pemasaran

rumah samit serta melakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan

administrasi bagian pemasaran rumah sakit,

e. Perencanaan dan pelaksanaan pemasaran rumah sakit.

Bagian marketing dipimpin oleh seorang manajer, yang berada dibawah

dan bertanggungjawab kepada direktur.

1 Bagian Umum/HRD

Bagian umum/HRD mempunyai tugas merencanakan, membina,

mengkoordinasikan melaksanakan kegiatan dan penyusunan pedoman dan

petunjuk teknis pembinaan ketatausahaan, kearsipan, urusan rumah tangga, serta

melaksanakan tugas teknis kepegawaian dan pengembangan sumber daya manusia

bagian umum/HRDmempunyai fungsi.

a. Melaksanakan tugas-tugas urusan rumah tangga meliputi pemeliharaan

kendaraan dinas, akomodasi, serta memelihara kebersihan dan

perlengkapan.
57

b. Menyusun rencana kebutuhan pengadaan perlengkapan dan peralatan

kantor, dan pemeliharaan barang-barang inventaris,

c. Merencanakan, membina, mengkoordinasikan pelaksanaan kehunasan dan

pemasaran serta rekam medic dan system informasi rumah sakit,

d. Merencanakan pendidikan, menyelenggarakan bimbingan, menyusun dan

mengembangkan standar pelayanan keperawatan,

e. Menyusun rencana, melaksanakan tugas teknis kepegawaian dan

pengembangan sumber daya manusia.

Bagian umum/HRDdipimpin oleh seorang manajer, yang berada dibawah

dan bertanggung jawab kepada direktur.

Tabel 4.1 Jumlah Karyawan RSU Bina Kasih Medan


Karyawan Jumlah (Orang)
Bagian Medis :
a. Dokter Umum 30
b. Dokter Gigi 4
c. Dokter spesialis 14
d. Keperawatan 179
e. Rekam Medis 8
f. Laboratorium 3
g. Farmasi 4
h. Radiologi 6
i. Fisioterapi 5
j. Gizi 10
Bagian Umum/HRD 30
Bagian Keuangan 12
Bagian Marketing 4
Total 309
Sumber :Rumah sakit umum Bina Kasih Medan
58

4.2 Uji Validitaas dan Reliabilitas

1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas secara Simultan

Uji validitas berguna untuk menguji ketepatan hasil kuesioner, sedangkan

uji reliabilitas menguji apakah hasil kuesioner dapat dipercaya atau tidak. Hasil

uji validitas dan reliabilitas sebagai berikut .

Tabel 4.2 Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Sumber: data diolah dengan spss

Tabel diatas,menunjukkan bahwa dari30jawaban responden 100% sudah

valid.Hasil uji reliabilitas secara simultan disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Reliability Statistics


Cronbach's Alpha N of Items

.923 24

Sumber : data diolah dengan spss

Dari tabel diatas, diketahui bahwa 24 (dua puluh empat) pertanyaan dalam

penelitian ini sudah reliable, karena nilai Croanbach’s Alpha 0,923> 0,50.

Selanjutnya, hasil uji validitas dan reliabilitas secara simultan berikut ini.
59

Tabel 4.4 Item-Total Statistics


Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
K.1 101.23 64.323 .401 .924
K.2 101.07 61.789 .675 .918
K.3 100.60 62.731 .688 .918
K.4 101.30 64.355 .405 .924
Kt.1 100.87 63.292 .774 .917
Kt.2 100.70 64.286 .453 .922
Kt.3 100.70 66.286 .327 .924
Kt.4 100.67 66.230 .333 .924
Ky.1 100.70 63.045 .648 .919
Ky.2 100.40 65.972 .442 .922
Ky.3 100.47 66.464 .338 .924
Ky.4 100.87 60.602 .746 .917
B.1 100.87 63.499 .513 .921
B.2 100.67 64.575 .422 .923
B.3 100.27 66.271 .429 .922
B4 101.07 64.271 .473 .922
E.1 100.93 60.961 .807 .916
E.2 101.03 60.861 .689 .918
E.3 100.90 61.266 .756 .916
E.4 100.93 60.961 .807 .916
KP.1 100.83 62.075 .798 .916
KP.2 100.40 65.352 .533 .921
KP.3 100.30 66.424 .480 .922
KP.4 101.07 65.513 .450 .922
Sumber : Data diolah dengan spss

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa, seluruh indikator

pengukuran tabel penelitian sudah valid, karena rata-rata nilai correlation diatas

>0,30. Seluruh variabel penelitian sudah reliable, karena nilai Croanbach’s Alpha

if Item Deleted lebih > 0,50.

2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Secara parsial

Hasil uji validitas dan Reliabilitassecara parsial untuk masing-masing

variabel penelitian dapat ditunjukkan sebagai berikut:


60

a. Kehandalan (K)

Tabel 4.5 Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100.0
Excluded
a 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Sumber: Data diolah dengan SPSS

Tabel diatas,menunjukkan dari30jawaban responden 100% sudah

valid.Hasil uji reliabilitas secara simultan yaitu :

Tabel 4.6 Reliability Statistics


Cronbach's Alpha N of Items
.808 4
Sumber : diolah dengan SPSS

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan, keempat pertanyaan dalam

penelitian ini sudah reliable, karena nilai croanbach’s Alpha 0,808> 0,50.

Selanjutnya, disajikan hasil uji validitas dan reliabilitas secara parsial pada

variabel kehandalan yaitu :

Tabel 4.7 Item-Total Statistics


Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
K.1 12.53 2.602 .558 .794
K.2 12.37 2.516 .654 .746
K.3 11.90 2.921 .557 .791
K.4 12.60 2.317 .745 .698
Sumber : data diolah dengan SPSS
61

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa, seluruh indikator

pengukuranvariabel kehandalan sudah valid, karena rata-rata nilai correlation

diatas > 0,30. Dari tabel tersebut juga, terlihat bahwa seluruh variabel penelitian

sudah reliable karena nilai Croanbach’s Alpha if item Deleted lebih besar >0,50.

b. Ketanggapan (Kt)

Tabel 4.8 Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100.0
Excluded a
0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Sumber : Data di olah dengan SPSS

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari 30 jawaban responden

100% sudah valid.

Hasil uji reliabilitas secara parsial pada variabel ketanggapan, yaitu :

Tabel 4.9 Reliability Statistics


Cronbach's Alpha N of Items
.628 4
Sumber : data diolah dengan SPSS

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa, keempat pertanyaan

dalam penelitian ini sudah reliabel, karena nilai croanbach’s Alpha 0,628> 0,50.

Selanjutnya, hasil uji validitas dan reliabilitas secara parsial pada variabel

Ketanggapan yaitu :
62

Tabel 4.10 Item-Total Statistics


Scale Mean Cronbach's
if Item Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
Kt.1 14.00 1.103 .453 .525
Kt.2 13.67 1.264 .452 .540
Kt.3 13.67 1.264 .452 .540
Kt.4 14.07 1.030 .339 .643
Sumber : diolah dengan SPSS

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa. seluruh indikator

pengukuran variabel ketanggapan sudah valid, karena rata-rata nilai correlation

diatas > 0,30 . Seluruh variabel penelitian sudah reliabel karena nilai croanbach’s

Alpha If Item Deleted lebih > 0,50.

c. Keyakinan (Ky)

Tabel 4.11 Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100.0
Excluded a
0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Sumber : data diolah dengan SPSS

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari 30 jawaban responden

100% sudah valid.

Hasil uji reliabilitas secara parsial pada variabel keyakinan disajikan pada

tabel berikut :

Tabel 4.12 Reliability Statistics


Cronbach's Alpha N of Items
.741 4
Sumber : data diolah dengan SPSS
63

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa , keempat pertanyaan dalam

penelitian ini sudah reliabel, karena nilai Croanbach’s Alpha 0,741> 0,50.

Selanjutnya, disajikan hasil uji validitas dan reliabilitas secara parsial pada

variabel keyakinan berikut ini:

Tabel 4.13 Item-Total Statistics


Scale
Scale Mean if Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
X3.1 13.93 .961 .735 .545
X3.2 13.53 1.568 .489 .717
X3.3 13.53 1.706 .316 .780
X3.4 14.20 .924 .694 .582
Sumber: data diolah dengan SPSS

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa, seluruh indikator

pengukuran variabel keyakinan sudah valid, karena rata-rata nilai correlation

diatas >0,30.

Dari tabel tersebut juga, terlihat bahwa seluruh variabel penelitian sudah reliabel.

Karena nilai croanbach’s Alpha if Item Deleted lebih > 0,50.

d. Berwujud (B)

Tabel 4.14 Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100.0
Excluded a
0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Sumber: data diolah dengan SPSS

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari 30 jawaban responden

100% sudah valid.


64

Hasil uji reliabilitas secara parsial pada variabel berwujud disajikan pada

tabel berikut:

Tabel 4.15 Reliability Statistics


Cronbach's Alpha N of Items
.745 4
Sumber : data diolah dengan SPSS

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa , keempat pertanyaan

dalam penelitian ini sudah reliabel, karena nilai croanbach Alpha 0,745> 50.

Selanjutnya hasil uji validitas dan reliabilitas secara parsial pada variabel

berwujud berikut ini:

Tabel 4.16 Item-Total Statistics


Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted
B.1 13.50 1.638 .600 .651
B.2 13.30 1.528 .731 .562
B.3 12.90 2.300 .491 .724
B.4 13.70 2.010 .396 .767
Sumber: data diolah dengan SPSS

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa seluruh indikator


pengukuran variabel sudah valid, karena diatas rata-rata nilai correlation diatas >
0,30. Dari tabel tersebut juga terlihat bahwa variabel penelitian sudah reliabel,
karena nilai Croanbach’s Alpha if Item Deleted lebih > 0,50.

e. Empati (E)

Tabel 4.17 Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100.0
Excluded a
0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Sumber : data diolah dengan SPSS


65

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari 30 jawaban responden

100% sudah valid.

Hasil uji reliabilitas secara parsial pada variabel empati disajikan pada

tabel berikut :

Tabel 4.18 Reliability Statistics


Cronbach's Alpha N of Items
.898 4
Sumber: data diolah dengan SPSS

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa keempat pertanyaan dalam

penelitian ini sudah reliabel, karena nilai Croanbach’s Alpha 0, 898 > 0,50.

Selanjutnya, disajikan hasil uji validitas dan reliabilitas secara parsial pada

variabel empati berikut ini:

Tabel 4.19 Item-Total Statistics


Scale
Scale Mean if Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
E.1 12.63 2.930 .919 .817
E.2 12.73 3.513 .455 .991
E.3 12.60 2.938 .887 .827
E.4 12.63 2.930 .919 .817
Sumber : data diolah dengan SPSS

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa seluruh indikator

pengukuran variabel Empati sudah valid, karena nilai rata-rata correlation diatas

> 0,30. Dari tabel tersebut juga, terlihat bahwa seluruh variabel penelitian sudah

reliabel, karena nilai Croanbach’s if Item Deleted lebih > 0,50.


66

f. Kepuasan Pasien (KP)

Tabel 4.20 Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100.0
Excluded a
0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Sumber: data diolah dengan SPSS

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari 30 jawaban responden

100% sudah valid.

Hasil uji reliabilitas secara parsial pada variabel kepuasan pasien disajikan

pada tabel berikut:

Tabel 4.21 Reliability Statistics


Cronbach's Alpha N of Items
.686 4
Sumber: data diolah dengan SPSS

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa keempat pertanyaan dalam

penelitian ini sudah reliabel, karena nilai croanbach’s Alpha 0, 686> 0,50.

Selanjutnya, hasil uji validitas dan reliabilitas secara parsial pada variabel

KepuasanPasien sebagai berikut ini :

Tabel 4.22 Item-Total Statistics


Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's Alpha
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
KP.1 13.73 .892 .512 .599
KP.2 13.30 1.114 .463 .625
KP.3 13.20 1.269 .425 .655
KP.4 13.97 .999 .510 .594
Sumber: data diolah dengan SPSS
67

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa seluruh indikator

pengukuran variabel kepuasan pasien sudah valid, karena nilai correlation diatas

> 0,30. Dari tabel tersebut juga, terlihat bahwa seluruh variabel penelitian sudah

reliabel, Karena nilai Croanbach’s if Item Deleted lebih > 0,50.

4.1. Hasil Penelitian

4.3.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden digunakan oleh peneliti untuk memberikan

informasi mengenai data demografi responden ( umur, jenis kelamin, pendidikan,

dan pekerjaan), sedangkan deskriptif variabel penelitian berguna untuk

mendukung hasil analisis data yang menyajikan distribusi hasil jawaban

responden atas pertanyaan-pertanyaan penelitian.

a. Berdasarkan umur

Karakteristik responden berdasarkan umur diperoleh dengan

menyebarkan kuesioner dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.23 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur , Jenis


Kelamin, Pendidikan, dan Pekerjaan

Berdasarkan Umur
Umur Frekuensi (Orang) Presentase %
≤ 20 tahun 13 13,54
21-35 tahun 62 64.58
˃ 36 tahun 21 21,88
Jumlah 96 100

Berdasarkan Jenis Kelamin


Jenis Kelamin Frekuensi (orang) Presentase %
Perempuan 55 57,29
Laki-laki 41 42,71
Jumlah 96 100
68

Berdasarkan Tingkat Pendidikan


Pendidikan Frekuensi Presentase %
SD 3 3,12
SMP 7 7,29
SMA 40 41,67
DIII/S1/S2 46 47,92
JUMLAH 96 100

Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Frekuensi (orang Presentase %
PNS 8 8,33%
Wiraswasta 13 13,54%
Karyawan Swasta 35 36,45%
Pegawai swasta 10 10,41%
Lain-lain 30 31,25%
JUMLAH 96 100%
Sumber : diolah dari lampiran

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa :

1. Berdasarkan umur responden mayoritas berada pada 21-35 tahun yaitu

sebanyak 62 orang (64,58). Hal ini menunjukkan bahwa yang paling

banyak dirawat di RSU Bina Kasih Medan pada umur Produktif.

2. Berdasarkan jenis kelamin bahwa perempuan yang paling banyak dirawat

di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan sebanyak 55 orang (57,29), hal

ini menunjukkan bahwa kecenderungan perempuan lebih sensitive dalam

merasakan sakit dibandingkan laki-laki.

3. Berdasarkan tingkat pendidikan, terdapat (47,92 % ) memiliki tingkat

pendidikan DIII/S1/S2 yang berjumlah 46 orang, sedangkan tingka

pendidikan SMA berjumlah 40 orang ( 41,67) , tingkat pendidikan SMP

berjumlah 7 orang (7,29%) dan tingkat pendidikan SD berjumlah 3 orang

(3,12%).
69

4. Berdasarkan jenis pekerjan, terdapat (8,33 % ) mempunyai pekerjaan

sebagai PNS yang berjumlah 8 orang, sedangkan pekerjaan sebagai

wiraswasta berjumlah 13 orang (13,54%), pekerjaan sebagai karyawan

berjumlah 35 orang (36,45%), pekerjaan sebagai pegawai swasta

berjumlah 10 orang (10,41%), dan pekerjaan lain-lain berjumlah 30 orang

(31,25%).

4.1 Tanggapan Responden

1. Kehandalan

Dari 96 responden jumlah dan prosentase jawaban responden tentang

variabel kehandalan sebagai berikut:

Tabel 4.24 Jumlah dan Presentase Jawaban Responden Mengenai


Kehandalan RSUBina Kasih Medan
Jumlah dan persentase jawaban responden
Indikator Penelitian
SB B CB TB STB
1. Bagaimana tanggapan 2 22% 5 55% 22 23% 0 0% 0 0%
bapak /ibu mengenai 1 3
kemampuan rumah
sakit umum bina kasih
dalam menangani
permasalahan yang
terjadi.
2. Bagaimana tanggapan 2 21% 5 55% 22 23% 1 1% 0 0%
bapak/ibu mengenai 0 3
kemampuan
petugas/aparatur dalam
menggunakan alat bantu
dalam proses pelayanan
pada rumah sakit umum
bina kasih medan
3. Seberapa baikkah 4 51% 4 56% 4 4% 0 0% 0 0%
menurut bapak/ibu 9 5
mengenai ketetapan dan
keakuratan diagnose
yang ditertapkan dokter
di rumah sakit Bina
70

Kasih Medan.
4. Seberapa baikkah 1 17% 5 58% 23 24% 1 1% 0 0%
menurut bapak/ibu 6 6
mengenai penjelasan
dokter yang diberikan
kepada pasien rawat
inap di Rumah Sakit
Umum Bina Kasih
Medan.
Sumber:Diolah dari lampiran
Ket : SB = Sangat Baik, B = Baik, CB = Cukup Baik, TB = Tidak Baik, STB = Sangat Tidak
Baik.

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa responden yang menjawab

mengenai menangani permasalahan yang terjadi adalah sangat baik berjumlah21

orang ( 22%), Baik berjumlah 53 orang (55%) , Cukup Baik berjumlah 22 orang

(23%), Tidak Baik 0 orang (0%), sedangkan sangat tidak baik berjumlah 0 orang

(0%).

Pada pernyataan kedua, yang menyatakan bahwa kemampuan

petugas/aparatur dalam menggunakan alat bantu dalam proses pelayanan Rumah

Sakit Bina Kasih Medan adalah Sangat Baik berjumlah 20 orang (21%), Baik

berjumlah 53 orang (55%), Cukup Baik berjumlah 22 orang (23%), sedangkan

Tidak Baik 1 orang 91%) dan Sangat Tidak Baik berjumlah 0 orang (0%).

Pada pertanyaan ketiga, yang memberikan jawaban bahwa ketepatan dan

keakuratan diagnosa yang ditetapkan dokter di Rumah Sakit Umum Bina Kasih

medan adalah Sangat Baik berjumlah 49 orang (51%), Baik berjumlah 43 orang

(45%), Cukup Baik berjumlah 4 orang (4%), Tidak Baik berjumlah 0 orang (0%) ,

sedangkan Sangat Tidak Baik 0 orang (0%).

Pada pertanyaan ke empat, yang memberikan jawaban mengenai penjelasan

dokter pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan adalah
71

Sangat Baik berjumlah 16 orang (17%), Baik berjumlah 56 orang (58%), Cukup

Baik berjumlah 23 orang (24%), sedangkan Tidak Baik 1 orang (1%) dan Sangat

Tidak Baik berjumlah 0 orang (0%).

Dari total jawaban responden diatas dapat diinterpretasikan bahwa yang paling

banyak dipilih oleh para responden pasien rawat inap adalah jawaban baik dan

sangat baik, artinya pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan

sudah merasa puas atas pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan

kehandalan. Dengan demikian kepuasan terjadi Karena penilaian terhadap

manfaat serta kenikmatan yang diperoleh lebih dari apa yang dibutuhkan atau

diharapkan pasien sehingga pasien akan merasa puas jika kualitas pelayanan

dimensi kehandalan yang diberikan sesuai dengan keinginan dan harapan pasien

itu sendiri.

2. Ketanggapan

Dari 96 responden jumlah dan presentase jawaban responden tentang

variabel ketanggapan sebagai berikut:

Tabel 4.25 Jumlah dan Presentase Jawaban Responden Mengenai


Ketanggapan RSU Bina Kasih Medan
Indikator Penelitian Jumlah dan persentase jawaban responden
SB B CB TB STB
1. Seberapa baikkah 38 40% 56 58% 2 2% 0 0% 0 0%
menurut bapak/ibu
mengenai ketepatan
para medis/petugas
rumah sakit Bina Kasih
Medan dalam berindak
melayani pasien.
2. Bagaimana kesediaan 68 71% 26 27% 2 2% 0 0% 0 0%
para petugas rumah
sakit dalam mendengar
keluh kesah pasien di
Rumah Sakit Umum
72

Bina Kasih Medan


3. Bagaimana tanggapan 73 76% 20 21% 3 3% 0 0% 0 0%
bapak/ibu mengenai
kecepatan petugas
dalam memberikan
pelayanan
4. Bagaimana tanggapan 38 40% 53 55% 5 5% 0 0% 0 0%
bapak/ibu mengenai
respon yang diberikan
dokter/ para medis
terhadap keluhan
pasien
Sumber : diolah dari lampiran
Ket : SB = Sangat Baik, B= Baik, CB = Cukup Baik, TB = Tidak Baik, STB = Sangat Tidak Baik

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa responden yang menjawab

mengenai ketepatan para medis/petugas rumah sakit dalam berrtindak, sangat baik

berjumlah 38 orang (40%), yang memberikan jawaban baik berjumlah 56 orang

(58%), yang memberikan jawaban cukup baik berjumlah 2 orang (2%), yang

memberikan jawaban tidak baik berjumlah 0 orang (0%), sedangkan yang

memberikan jawaban sangat tidak baik berjumlah 0 orang (0%).

Pada pertanyaan kedua, yang memberikan jawaban mengenai kesediaan para

petugas rumah sakit dalam mendengar keluh kesah pasien pada rumah sakit Bina

Kasih Medan adalah, sangat baik berjumlah 68 orang (71%), yang memberikan

jawaban baik berjumlah 26 orang (27%), yang memberikan jawaban cukup baik

berjumlah 2 orang (2%), yang memberikan jawaban tidak baik berjumlah 0 orang

(0%), dan sangat tidak baik berjumlah 0 orang (0%).

Pada pertanyaan ketiga, yang memberikan yang memberikan jawaban

mengenai kecepatan petugas dalam memberikan pelayanan adalah, Sangat baik

berjumlah 31 orang (32%), yang memberikan jawaban baik berjumlah 48 orang


73

(50%), yang memberikan jawaban cukup baik berjumlah 14 orang (15%), yang

memberikan jawaban tidak baik berjumlah 7 orang (7%), dan memberikan

jawaban sangat tidak baik berjumlah 0 orang (0%).

Pada pertanyaan keempat, yang memberikan jawaban mengenai respon yang

diberikan dokter/ para medis terhadap keluhan pasien adalah, yang memberikan

jawaban sangat baik berjumlah 38orang (40%), yang memberikan jawaban baik

berjumlah 53 orang (55%), yang memberikan jawaban cukup baik berjumlah 5

orang (5%), yang memberikan jawaban tidak baik berjumlah 0 orang (0%), dan

yang memberikan jawaban sangat tidak baik berjumlah 0 orang (0%).

Dari total jawaban responden diatas dapat diinterpretasikan bahwa yang paling

banyak dipilih responden adalah jawaban sangat baik, baik dan kurang baik,

artinya pasien ada yang merasa puas dan juga masih ada yang merasa kurang puas

atas ketanggapan yang diberikan oleh rumah sakit Bina Kasih Medan. Dengan

demikian, kualitas pelayanan dimensi ketanggapan yang diberikanpetugas

merupakan salah satu penunjang keberhasilan pelayanan kepada pasien yang

menjalani pengobatan serta perawatan khususnya pasien rawat inap, seperti dokter

harus bersikap sopan, sabar, ramah dan penuh perhatian terhadap pasien.

3. Keyakinan

Dari 96 responden jumlah dan presentase jawaban responden tentang

variabel keyakinan sebagai berikut:


74

Tabel 4.26 Jumlah dan Presentase Jawaban Responden Mengenai


Keyakinan RSU Bina Kasih Medan
Indikator Penelitian Jumlah dan persentase jawaban responden
SB B CB TB STB
1. Seberapa baikkah 49 51% 46 48% 1 1% 0 0% 0 0%
menurut bapak/ibu
mengenai
keterampilan/kemamp
uan tenaga medis di
RSU Bina Kasih
Medan
2. Seberapa baikkah 74 77% 22 23% 0 0% 0 0% 0 0%
menurut bapak ibu
mengenai kemampuan
dokter dalam
menentukan diagnosa
penyakit di RSU Bina
Kasih Medan
3. Seberapa baikkah 82 85% 14 15% 0 0% 0 0% 0 0%
menurut bapak/ ibu
mengenai segala
tindakan yang diambil
dokter dalam
mengatasi penyakit di
RSU Bina Kasih
Medan
4. Seberapa baikkah 29 30% 62 65% 5 5% 0 0% 0 0%
menurut bapak/ibu
mengenai kesopanan
petugas di RSU Bina
Kasih Medan

Sumber : diolah dari lampiran

Ket : SB = Sangat Baik, B= Baik, CB =Cukup Baik, TB = Tidak Baik, STB = Sangat Tidak Baik

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa responden yang menjawab

mengenai kemampuan/keterampilan tenaga medis sangat baik berjumlah 49

orang (51%), yang memberikan jawaban baik berjumlah 46 orang (48%), yang

memberikan jawaban cukup baik berjumlah 1 orang (1%), yang memberikan

jawaban tidak baik berjumlah 0 orang (0%), dan yang memberikan jawaban

sangat tidak baik berjumlah 0 orang (0%).


75

Pada pertanyaan kedua, yang memberikan jawaban mengenai kemampuan

dokter dalam menentukan diagnosa penyakit dirumah sakit bina Kasih medan

adalah, sangat baik berjumlah 74 orang (77%), yang memberikan jawaban baik

berjumlah 22 orang (23%), yang memberikan jawaban cukup baik berjumlah 0

orang (0%), yang memberikan jawaban tidak baik berjumlah 0orang (0%), dan

yang memberikan jawaban sangat tidak baik berjumlah 0 orang (0%).

Pada pertanyaan ketiga, yang memberikan jawaban mengenai segala tindakan

yang diambil dokter dalam mengatasi penyakit dirumah sakit umum Bina Kasih

medan adalah, sangat baik berjumlah 82 orang (85%), yang memberikan jawaban

baik berjumlah 14 orang (15%), yang memberikan jawaban cukup baik berjumlah

0 orang (0%), yang memberikan jawaban jawaban tidak baik berjumlah 0 orang

(0%), dan yang memberikan jawaban sangat tidak baik berjumlah 0 orang (0%).

Pada pertanyaan keempat, yang memberikan jawaban mengenai kesopanan

petugas dirumah sakit Bina Kasih Medan adalah, sangat baik berjumlah 29 orang

(30%), yang memberikan jawaban baik berjumlah 62 orang (65%), yang

memberikan jawaban cukup baik berjumlah 5 orang (5%), yang memberikan

jawaban tidak baik berjumlah 0 orang (0%) dan yang memberikan jawaban sangat

tidak baik berjumlah 0 orang (0%).

Dari total jawaban responden diatas dapat diinterpretasikan bahwa yang paling

banyak dipilih oleh para responden pasien rawat inap mengenai dimensi

keyakinan adalah jawaban sangat baik, baik dan cukup baik, artinya pasien rawat

inap di RSU Bina Kasih Medan merasa puas dan juga masih ada yang belum puas

atas pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan keyakinan. Oleh karena itu


76

baik tidaknya kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien rawat inap akan

bergantung pada kemampuan penyediaan pelayanan dalam memenuhi harapan

pasien secara konsisten.

4. Berwujud

Dari 96 responden jumlah dan presentase jawaban responden tentang

variabel berwujud sebagai berikut:

Tabel 4.27 Jumlah dan Presentase Jawaban Responden Mengenai


Berwujud RSU Bina Kasih Medan
Indikator Penelitian Jumlah dan persentase jawaban responden

SB B CB TB STB

1. Seberapa baikkah 47 49% 41 43% 8 8% 0 0% 0 0%


menurut bapak/ibu
mengenai ruang tunggu
pasien di RSU Bina
Kasih Medan
2. Seberapa baikkah 69 72% 23 24% 4 4% 0 0% 0 0%
menurut bapak/ibu
mengenai perlengkapan
peralatan kerja di RSU
Bina Kasih Medan
3. Seberapa baikkah 80 83% 13 14% 3 3% 0 0% 0 0%
menurut bapak/ibu
mengenai fasilitas
kamar rawat inap di
RSU Bina Kasih Medan
4. Seberapa baikkah 28 29% 50 52% 1 19% 0 0% 0 0%
menurut bapak/ibu 8
mengenai ketersediaan
sarana komunikasi bagi
pasien RSU Bina Kasih
Medan
Sumber : Diolah dari lampiran
Ket : SB = Sangat Baik, B = Baik, CB = Cukup Baik, TB = Tidak Baik, STB = Sangat Tidak Baik

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa responden yang menjawab

mengenai ruang tunggu pasien sangat baik berjumlah 47 orang (49%), yang

memberikan jawaban baik berjumlah 41 orang (43%), yang memberikan jawaban


77

cukup baik berjumlah 8 orang (8%), yang memberikan jawaban tidak baik

berjumlah sebanyak 0 orang (0%), dan yang memberikan jawaban sangat tidak

baik berjumlah 0 orang (0%).

Pada pertanyaan kedua, yang memberikan jawaban mengenai perlengkapan

peralatan kerja pada RSU Bina Kasih Medan adalah, sangat baik berjumlah 69

orang (72%), yang memberikan jawaban baik berjumlah 23 orang (24%), yang

memberikan jawaban cukup baik berjumlah 4 orang (4%), yang memberikan

jawaban tidak baik berjumlah 0 orang (0%), dan yang memberikan jawaban

sangat tidak baik berjumlah 0 orang (0%).

Pada pertanyaan ketiga, yang memberikan jawaban mengenai fasilitas kamar

rawat inap pada RSU Bina Kasih Medan adalah, sangat baik berjumlah 80 orang

(83%), yang memberikan jawaban baik berjumlah 13 (14%), yang memberikan

jawaban cukup baik berjumlah 3 orang (3%), yang memberikan jawaban tidak

baik berjumlah 0 orang (0%), dan yang memberikan jawaban sangat tidak baik

berjumlah 0 orang (0%).

Pada pertanyaan keempat, yang memberikan jawaban mengenai ketersediaan

sarana komunikasi bagi pasien rawat inap RSU Bina Kasih Medan adalah, sangat

baik berjumlah 28 orang (29%), yang memberikan jawaban baik berjumlah 50

orang (52%), yang memeberikan jawaban cukup baik berjumlah 18 orang (19%),

yang memberikan jawaban tidak baik berjumlah 0 orang (0%) dan yang

membwrikan jawaban sangat tidak baik berjumlah 0 orang (0%).

Dari total jawaban responden diatas dapat diinterpretasikan bahwa yang paling

banyak dipilih responden adalah jawaban sangat baik dan baik, artinya pasien
78

merasa puas atas keberwujudan yang diberikan oleh RSU Bina Kasih Medan.

Aspek berwujud merupakan salah satu yang mempengaruhi kepuasan pasien,

dimana berwujud yang baik membuat harapan pasien akan lebih tinggi sehingga

bagi rumah sakit perlu untuk mengetahui aspek ini yang paling tepat memberikan

nilai positif terhadap kualitas pelayanan namun tidak menyebabkan harapan

pasien yang terlalu tinggi.

5. Empati

Berdasarkan pada lampiran, diketahui jumlah dan presentase jawaban

responden tentang variabel Empati RSU Bina Kasih Medan Seperti disajikan pada

tabel berikut:

Tabel 4.28 Jumlah dan Presentase Jawaban Responden Mengenai Empati


RSU Bina Kasih Medan
Indikator Penelitian Jumlah dan persentase jawaban responden
SB B CB TB STB
1. Seberapa baikkah 49 51% 43 45% 4 4% 0 0% 0 0%
menurut bapak/ibu
mengenai sikap
peduli petugas
kepada pasien rawat
inap di RSU Bina
Kasih Medan
2. Seberapa baikkah 52 54% 32% 33% 12 13% 0 0% 0 0%
menurut bapak/ibu
mengenai dokter
da;am meluangkan
waktunya untuk
mendengarkan
keluhan pasien rawat
inap di RSU Bina
Kasih Medan
3. Seberapa baikkah 48 50% 43 45% 5 5% 0 0% 0 0%
menurut bapak/ibu
mengenai sikap
petugas dalam
memahami
kebutuhan pasien
79

rawat inap di RSU


Bina Kasih Medan
4. Seberapa baikkah 43 45% 49 51% 4 4% 0 0% 0 0%
menurut bapak/ibu
mengenai dokter dan
perawat mengenal
identitas pasien yang
sedang dirawat di
RSU Bina Kasih
Medan
Sumber : Diolah dari lampiran
Ket : SB = Sangat Baik, B= Baik, CB = Cukup Baik, TB = Tidak Baik, STB = Sangat Tidak Baik

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa yang memberikan jawaban

mengenai pertanyaan sikap peduli petugas kepada pasien rawat inap di Rumah

Sakit Umum Bina Kasih medan adalah, Sangat Baik berjumlah 49 orang (51%),

yang memberikan jawaban baik berjumlah 43 orang (45%), yang memberikan

jawaban cukup baik berjumlah 4 orang (4%), yang memberikan jawab tidak baik

berjumlah 0 orang (0%), dan yang memberikan jawaban sangat tidak baik

berjumlah 0 orang (0%).

Pada pertanyaan kedua, yang memberikan jawaban mengenai dokter dalam

meluangkan waktu untuk mendengarkan keluhan pasien di rumah sakit Bina

Kasih Medan adalah, Sangat baik berjumlah 52 orang (54%), yang memberikan

jawaban baik berjumlah 32 orang (33%), yang memberikan jawaban cukup baik

berjumlah 12 orang (13%), yang memberikan jawaban tidak baik berjunlah 0

orang (0%), dan yang memberikan jawaban sangat tidak baik berjumlah 0 orang

(0%).

Pada pertanyaan ketiga, yang memberikan jawaban mengenai sikap petugas

dalam memahami kebutuhan pasien rawat inap di rumah sakit Bina Kasih Medan
80

adalah, sangat baik berjumlah 48 orang (50%), yang memberikan jawaban baik

berjumlah 43 orang (45%) yang memberikan jawaban cukup baik berjumlah 5

orang (5%), yang memberikan jawaban tidak baik berjumlah 0 orang (0%), dan

yang memberikan jawaban sangat tidak baik berjumlah 0 orang (0%).

Pada pertanyaan keempat, yang memberikan jawaban mengenai dokter dan

perawat mengenal identitas pasien yang sedang dirawat di rumah sakit umum

Bina Kasih medan adalah, sangat baik berjumlah 43 orang (45%), yang

memberikan jawaban baik berjumlah 49 orang (51%), yang memberikan jawaban

cukup baik berjumlah 4 orang (4%), yang memberikan jawaban tidak baik

berjumlah 0 orang (0%) dan yang memberikan jawaban sangat tidak baik

berjumlah 0 orang (0%).

Dari total jawaban responden diatas dapat diinterpretasikan bahwa pasien

rawat inap di rumah sakit umum Bina Kasih Medan sudah merasa puas atas

pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan empati. Hal ini dapat dilihat

dari jawaban yang banyak dipilih oleh para responden adalah sangat baik dan

baik. Dalam meningkatkan dan mempertahankan kualitas pelayanan, rumah sakit

harus memperhatikan semua aspek kualitas pelayanan termasuk dari perhatian

(empati), aspek ini diukur dengan memperhatikan persepsi pasien terhadap

pelayanan yang diterimanya.

6. Kepuasan Pasien

Berdasarkan pada lampiran, diketahui jumlah dan presentase jawaban

responden tentang variabel Kepuasan pasien RSU Bina Kasih Medan Seperti

disajikan pada tabel berikut:


81

Tabel 4.29 Jumlah dan Presentase Jawaban Responden Mengenai


Kepuasan Pasien RSU Bina Kasih Medan
Indikator Penelitian Jumlah dan persentase jawaban responden
SB B CB TB STB
1. Seberapa baikkah 29 30% 6 66% 4 4% 0 0% 0 0%
menurut bapak/ibu 3
mengenai fasilitas
yang diberikan kepada
pasien rawat inap RSU
Bina Kasih Medan
2. Seberapa baikkah 71 74% 2 26% 0 0% 0 0% 0 0%
menurut bapak/ibu 5
mengenai kualitas
pelayanan pada RSU
Bina Kasih Medan
3. Seberapa baikkah 88 92% 8 8% 0 0% 0 0% 0 0%
menurut bapak/ibu
kualitas yang diberikan
oleh dokter maupun
medis lainnya di RSU
Bina Kasih Medan
4. Seberapa tanggapan 10 10% 7 73% 16 17 0 0% 0 0%
bapak/ibu mengenai 0 %
kemampuan dan
keterampilan tenaga
medis pada RSU Bina
Kasih Medan
Sumber : Diolah dari lampiran
Ket: SB = Sangat Baik, B = Baik, CB = Cukup Baik, TB = Tidak Baik, STB = Sangat Tidak Baik

Berdasarkan tabel diatas, bahwa yang memberikan jawaban mengenai

fasilitas yang diberikan kepada pasien rawat inap RSU Bina Kasih Medan adalah,

sangat baik berjumlah 29 orang (30%), yang memberikan jawaban baik berjumlah

63 orang (66%) alasan menjawab Baik lebih banyak karena pasien yang ada di

Rumah Sakit Bina Kasih Medan sudah puas dan baik akan pelayanan yang

diberikan, yang memberikan jawaban cukup baik berjumlah 4 orang (4%), yang

memberikan jawaban tidak baik 0 orang (0%), yang memberikan jawaban sangat

tidak baik berjumlah 0 orang (0%).


82

Pada pertanyaan kedua yang memberikan jawaban mengenai kualitas

pelayanan pada RSU Bina Kasih Medan adalah, sangat baik berjumlah 71 orang

(74%), yang memberikan jawaban baik berjumlah 25 orang (26%), yang

memberikan jawaban cukup baik berjumlah 0 orang (0%), yang memberikan

jawaban tidak baik berjumlah 0 orang (0%), dan yang memberikan jawaban

sangat tidak baik berjumlah 0 orang (0%).

Pada pertanyaan ketiga yang memberikan jawaban mengenai kualitas

pelayanan yang diberikan oleh dokter maupun medis di rumah sakit bina kasih

medan adalah, sangat baik berjumlah 88 orang (92%), yang memberikan

jawaaban baik berjumlah 8 orang (8%), yang memberikan jawaban cukup baik

berjumlah 0 orang (0%), yang memberikan jawaban tidak baik berjumlah 0 orang

(0%), dan yang memberikan jawaban sangat tidak baik berjumlah 0 orang (0%).

Pada pertanyaan keempat yang memberikan jawaban mengenai

kemampuan dan keterampilan tenaga medis pada rumah sakit bina kasih medan,

sangat baik berjumlah 10 orang (10%), yang memberikan jawaban baik berjumlah

70 orang (73%), yang memberikan jawaban cukup baik berjumlah 17 orang

(17%), dan yang memberikan jawaban tidak baik dan sangat tidak baik berjumlah

0 orang (0%).

Dari total jawaban responden diatas dapat di interpretasikan bahwa

yangpaling banyak dipilih responden adalah jawaban sangat baik dan baik, artinya

pasien merasa puas atas yang diberikan oleh rumah sakit bina kasih medan

mengenai kepuasan pasien. Kepuasan merupakan respon pelanggan terhadap

terpenuhinya kebutuhan, keinginan dan harapan. Hal tersebut merupakan


83

penilaian pelanggan terhadap produk dan pelayanan yang merupakan cerminan

tingkat kepuasan yang didapatkan berkaitan dengan kebutuhan, keinginan dan

harapan termasuk didalamnya tingkat pemenuhan yang kurang atau tingkat

pemenuhan yang melebihi kebutuhan dan harapan.

4.2 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda yang

berguna untuk mengetahui pengaruh kehandalan, ketanggapan, keyakinan,

berwujud dan empati terhadap kepuasan pasien rawat inap di RSUBina Kasih

Medan. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program

SPSS(Statistical Program For Social Science) versi 22 dengan hasil sebagai

berikut :
84

Tabel 4.31 Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
1 .717a .514 .487 .900
a. Predictors: (Constant), TOTALX5, TOTALX3, TOTALX2, TOTALX1, TOTALX4
Sumber: data diolah dengan SPSS

Tabel 4.32 ANOVAa


Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 77.060 5 15.412 19.027 .000b
Residual 72.899 90 .810
Total 149.958 95
a. Dependent Variable: TOTALLY
b. Predictors: (Constant), TOTALX5, TOTALX3, TOTALX2, TOTALX1, TOTALX4
Sumber : diolah dengan SPSS

Tabel 4.33 Coefficientsa


Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2.641 1.606 1.644 .104
K .103 .050 .160 2.046 .044
Kt .131 .058 .172 2.244 .027
Ky .305 .074 .348 4.104 .000
B .203 .065 .269 3.121 .002
E .108 .048 .180 2.260 .026
a. Dependent Variable: TOTALLY
Sumber : diolah dengan SPSS

Berdasarkan tabel 4.33 di atas maka model regresi linear berganda dapat

dirumuskan sebagai berikut:

KP = 2,641 + 0,103K + 0,131Kt + 0,305Ky + 0,203B + 0,108E

1. Nilai 2,641 adalah nilai konstanta yang artinya ketika variabel bebas

( Kehandalan, Ketanggapan, Keyakinan, berwujud, Empaty) dianggap konstan


85

atau tidak ada perubahan maka besarnya variabel (kepuasan pasien rawat

inap) adalah sebesar 2,641.

2. Nilai 0,103 pada variabel kehandalan (K) artinya bila dinaikkan 1 satuan

maka kepuasan pasien rawat inap akan naik sebesar 0, 103.

3. Nilai 0,131 pada variabel ketanggapan (Kt) artinya bila dinaikkan 1 satuan

maka kepuasan pasien rawat inap akan naik sebesar 0,131.

4. Nilai 0,305 pada variabel keyakinan (Ky) artinya bila dinaikkan 1 satuan

maka kepuasan pasien rawat inap akan naik sebesar 0,305.

5. Nilai 0,203 pada variabel berwujud (B) artinya bila naik 1 satuan maka

kepuasan pasien rawat inap akan naik sebesar 0,203.

6. Nilai 0,108 pada variabel empati (E) artinya bila naik 1 satuan maka

kepuasan pasien rawat inap akan naik sebesar 0,108.

7. Variabel kehandalan, ketanggapan, keyakinan, berwujud dan empati

berpengaruh positif terhadap kepuasan pasien rawat inap di RSUBina Kasih

Medan.

Berdasarkan Tabel 4.32 diatas menunjukkan bahwa kehandalan,

ketanggapan, keyakinan, berwujud, empati secara simultan terdapat pengaruh

yang signifikan terhadap kepuasan pasien rawat inap. Pengaruh tersebut

ditunjukkan pada nilai fhitung sebesar 19,027>Ftabel sebesar 2,31 dengan tingkat

signifikansi 0,000< 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ,

kehandalan, ketanggapan, keyakinan, berwujud dan empati berpengaruh secara

simultan dan signifikan terhadap kepuasan pasien rawat inap di RSU Bina Kasih

Medan.
86

Berdasarkan Tabel 4.33 menunjukkan secara parsial pengaruh masing-

masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan α = 5% dan uji dua arah (α

= 0,05) sehingga diperoleh nilai ttabel sebesar 1,986 dengan ketentuan thitung >ttabel dan

untuk menentukan signifikansi variabel bebas dengan variabel terikat maka

dilihat dari nilai signifikan harus lebih kecil dari α= 5%. Maka dari tabel dapat

diketahui bahwa, nilai uji thitung untuk variabel kehandalan sebesar2,046> 1,986 dan

tingkat signifikan sebesar 0,044< 0,05 sehingga dengan memperhatikan nilai t tabel

(dua arah) maka, H0 ditolak H1 diterima . Artinya, kehandalan berpengaruh secara

parsial dan signifikan terhadap kepuasan pasien rawat inap di RSU Bina Kasih

Medan.

Nilai uji thitung untuk variabel Ketanggapan sebesar 2,244> 1,986 dan

tingkat signifikan 0,027 < 0,05 sehingga dengan memperhatikan nilai ttabel (dua

arah) maka, H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, ketanggapan berpengaruh secara

parsial dan signifikan terhadap kepuasan pasien rawat inap di RSU Bina Kasih

Medan.

Nilai uji thitung untuk variabel keyakinan sebesar 4,104 > 1,986 dan tingkat

signifikan 0,000 < 0,05 sehingga dengan demikian nilai ttabel (dua arah) maka, H0

ditolak dan H1 diterima. Artinya, keyakinan berpengaruh secara parsial dan

signifikan terhadap kepuasan pasien rawat inap di RSU Bina Kasih Medan.

Nilai uji thitung untuk variabel berwujud sebesar 3,121 ˃ 1,986 dan tingkat

signifikan 0,002 < 0,05 sehingga dengan demikian nilai ttabel (dua arah) maka, H0

ditolak dan H1 diterima. Artinya, berwujud berpengaruh secara parsial dan

signifikan terhadap kepuasan pasien rawat inap di RSU Bina Kasih Medan.
87

Nilai uji thitung untuk variabel empati sebesar 2,260 ˃ 1,986 dan tingkat

signifikan 0,026 < 0,05 sehingga dengan demikian nilai ttabel (dua arah) maka, H0

ditolak dan H1 diterima. Artinya, berwujud berpengaruh secara parsial dan

signifikan terhadap kepuasan pasien rawat inap di RSU Bina Kasih Medan.

Berdasarkan Tabel 4.31, nilai koefisien korelasi ( r ) sebesar 0,717 artinya

hubungan variabel kehandalan, ketanggapan, keyakinan, berwujud, empati

terhadap kepuasan pasien sangat kuat. Koefisien determinasi (R Square) = 51,4%

artinya variabel kehandalan, ketanggapan, keyakinan, berwujud, empati mampu

menjelaskan terhadap kepuasan pasien sebesar 51,4% sedangkan 48,6 %

dijelaskan oleh faktor –faktor lainnya.

4.3 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Distribusi normal merupakan distribusi dari tabel variabel random yang

kontiniu dan merupakan distribusi yang simetris. Sebuah variabel mungkin

mempunyai karakteristik yang tidak diinginkan seperti data tidak normal yang

mengurangi ketepatan pengujian hipotesis atau bias signifikan.

Gambar 4.2 Normal Probability Plot


88

Sumber: Data diolah dari SPSS


Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa data yang akan diteliti

berada disekitar garis diagonal yang telah ditransformasikan berada disekitar garis

diagonal yang berarti bahwa data tersebut sudah normal dan layak diteliti.

2. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas dilakukan untuk menguji ada tidaknya korelasi

antara variabel bebas dalam persamaan regresi (Ghozali, 2006:91).

Tabel 4.34 Coefficientsa

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF


1 (Constant)

TOTALX1 .879 1.138


TOTALX2 .917 1.091
TOTALX3 .752 1.329
TOTALX4 .725 1.380
TOTALX5 .855 1.170
a. Dependent Variable: TOTALLY
89

Dari tabel di atas diketahui nilai VIF kurang dari 10 atau hanya berada

pada kisaran maksimal 1,000 maka disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas

atau masih bisa ditoleransi. Dengan dapat disimpulkan ada pengaruh antara

variabel independent (kualitas pelayanan) terhadap kepuasan pasien bersifat linear

dalam model regresi.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asumsi

multikolinearitas terpenuhi.

3. Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas terjadi karena perubahan situasi yang tidak

tergambarkan dalam spesifikasi model regresi yang dapat mengakibatkan

terjadinya perubahan tingkat keakuratan data. Dengan kata lain, heterokedastisitas

terjadi jika residual tidak memiliki varian yang konstan. Dalam penelitian ini

digunakan diagram uji gletjer yang menunjukkan bahwa uji tersebut

akanmenunjukkan tidak terjadi heterokedastisitas. Hasil uji heterokedastisitas

dalam penelitian ini disajikan dalam tabel 4.38

Tabel 4.35 Coefficientsa


Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1.319 .955 1.380 .171
TOTALX1 -.039 .030 -.145 -1.310 .193
TOTALX2 .030 .035 .094 .867 .388
TOTALX3 -.023 .044 -.061 -.509 .612
TOTALX4 .001 .039 .004 .036 .972
TOTALX5 -.008 .028 -.032 -.287 .775
a. Dependent Variable: Abs_Res
Sumber: Data diolah dari SPSS

4. Uji Autokorelasi
90

Uji autokorelasi bertujuan untuk menganalisis apakah dalam model regresi

linear terdapat korelasi antara kesalahan dan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan sebelumnya. Peungujian autokorelasi menguji Durbin Watson (DW

test), dengan kriteria sebagai berikut:

 Bila nilai DW lebih kecil dari -2, maka terdapat autokorelasi positif.

 Bila nilai DW diantara -2 sampai dengan +2, berarti tidak terdapat

autokorelasi.

 Bilai nilai DW lebih besar dari +2, maka terrdapat autokorelasi negative.

Tabel 4.36 Model Summaryb

Durbin-Watson
Adjusted Std. Error
R R of the
Model R Square Square Estimate
1
.717a .514 .487 .900 1.681

a. Predictors: (Constant), totale, totalky, totalkt, totalk, totalb


b. Dependent Variable: totalkp

Sumber: Diolah dari SPSS


Dari tabel 4.36 diatas dapat didapatkan nilai Durbin Watson sebesar

1,681 .Pengukuran diatas berdasarkan variabel Y sebagai variabel dependennya.

Karena nilai DW berada diantara 1,000-1,681 maka dapat disimpulkan bahwa

data tersebut tidak memperlihatkan adanya gejala autokorelasi. Dengan demikian

berdasarkan asumsi-asumsi statistic diatas maka alat uji regresi ganda yang

digunakan dalam penelitian ini memenuhi asumsi yang diharapkan.

4.7 Pembahasan

4.7.1 Pengaruh Kehandalan terhadap kepuasan pasien rawat inap di RSU

Bina Kasih Medan


91

Berdasarkan tabel 4.33 bahwa hasil uji t , variabel kehandalan diperoleh

nilai thitung sebesar 2,046 > 1,986 dan tingkat signifikan sebesar 0,044 < 0,05

sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan ditolaknya H0 berarti Kehandalan

berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap kepuasan pasien rawat inap di

RSU Bina Kasih Medan. Hal ini juga dapat dilihat dari koefisien regresi sebesar

0,103 artinya bahwa kehandalan berpengaruh terhadap kepuasan pasien rawat

inap di RSU Bina Kasih Medan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan dimensi

Kehandalan RSU Bina Kasih Medan terhadap kemampuan rumah sakit dalam

menangani masalah, kemampuan petugas/aparatur dalam menggunakan alat bantu

pada proses pelayanan pasien, ketepatan dan keakuratan diagnose penyakit pasien

dan standar pelayanan cukup mempengaruhi tingkat kepuasan pasien rawat inapdi

RSU Bina Kasih Medan. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Yulianti Nona dan Madiawati Putu Nina di RS Dr. Hasan Sadikin Bandung,

bahwa kehandalan (Reliability) berpengaruh terhadap kepuasan pasien rawat inap.

4.7.2 Pengaruh Ketanggapan terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap RSU

Sakit Bina Kasih Medan

Berdasarkan tabel 4.33 bahwa hasil uji t , variabel ketanggapan diperoleh

nilai thitung sebesar 2,244 > ttabel 1,986 dan tingkat signifikan sebesar 0,027 < 0,05

sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan ditolaknya H0 berarti Ketanggapan

berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap kepuasan pasien rawat inap di

RSU Bina Kasih Medan. Hal ini juga dapat di lihat dari koefisien regresi sebesar
92

0,131 artinya bahwa Ketanggapan berpengaruh terhadap kepuasan pasien rawat

inap di RSU Bina Kasih Medan.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kualitaas pelayanan dimensi

Ketanggapan RSU Bina Kasih Medan terhadap Prosedur kecepatan petugas

dalam memberikan pelayanan, ketepatan waktu pelayanan, ketepatan waktu

perawat disaaat pasien membutuhkan pertolongan serta kecepatan petugas

administrasi dalam melayani konsumen mempengaruhi tingkat kepuasan pasien

rawat inap di RSU Bina Kasih Medan. Penelitian ini juga sejalan dengan hasil

penelitian yang dilakukan Yulianti Nona dan Madiawati Putu Nina di RS Dr.

Hasan Sadikin Bandung, yang menyatakan bahwa ketanggapan berpengaruh

terhadap kepuasan pasien.


93

4.7.3 Pengaruh Keyakinan Terhadap Kepuasan pasien rawat inap di RSU

Bina Kasih Medan

Berdasarkan tabel 4.33 bahwa hasil uji t, variabel keyakinan diperoleh

nilai thitung sebesar 4,104 > ttabel 1,986 dan tingkat signifikan sebesar 0,000 < 0,05

sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan ditolaknya H0 Berarti Keyakinan

berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap kepuasan pasien rawat inap di

RSU Bina Kasih Medan. Hal ini juga dapat dilihat koefisien regresi sebesar 0,305

artinya bahwa keyakinan berpengaruh terhadap kepuasan pasien rawat inap di

RSU Bina Kasih Medan.

Hal ini menunjukkan bahwa keyakinan sangat berpengaruh terhadap

kepuasan pasien rawat inap, hal ini dikarenakan kurangnya tindakan yang diambil

dookter dalam mengatasi penyakit, kurangnya kesopanan dan keramahan petugas,

kurangnya kemampuan dokter dalam menentukan diagnose penyakit pasien di

RSU Bina Kasih Medan. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Yulianti Nona dan Madiawati Putu Nina di RS Dr. Hasan Sadikin

Bandung, yang menyatakan keyakinan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kepuasan pasien.

4.7.4 Pengaruh Berwujud Terhadap Kepuasan Pasien Rawat inap di RSU

Bina Kasih Medan

Berdasarkan tabel 4.33 bahwa hasil uji t, variabel berwujud diperoleh nilai

thitung sebesar 3,121 > ttabel 1,986 dan tingkat signifikan 0,002 < 0,05 sehingga H 0

ditolak dan H1 diterima. Dengan ditolaknya H0 berarti Berwujud berpengaruh

secara parsial dan signifikan terhadap kepuasan pasien rawat inap di RSU Bina
94

Kasih Medan. Hal ini juga dapat dilihat dari koefisien regresi sebesar 0,203

artinya bahwa berwujud berpengaruh terhadap kepuasan pasien rawat inap RSU

Bina Kasih Medan .

Dari hasil penelitian ini kualitas pelayanan dimensi Berwujud berpengaruh

terhadap kepuasan pasien rawat inap terhadap berbagai fasilitas yang disediakan

oleh RSU Bina Kasih Medan seperti ruang tunggu pasien, perlengkapan

peralatan kerja, fasilitas kamar rawat inap , ketersediaan sarana informasi dan

komunikasi bagi pasien. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Yulianti Nona dan Madiawati Putu Nina (2015) di Rumah

Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung, yang menyatakan bahwa berwujud

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasaan pasien rawat inap.

4.7.5 Pengaruh Empati Terhadap Kepuasan pasien rawat inap di RSU

Medan

Berdasarkan tabel 4.33 bahwa hasil uji t, variabel empati diperoleh nilai

thitung sebesar 2,260 > ttabel 1,986 dan tingkat signifikan sebesar 0,026 < 0,05

sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan ditolaknya H0 berarti empati

berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap kepuasan pasien rawat inap di

Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan. Hal ini juga dapat dilihat dari koefisien

regresi sebesar 0,108 artinya bahwa empati berpengaruh terhadap kepuasan pasien

rawat inap di RSU Bina Kasih Medan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kualitas pelayanan dimensi Empati RSU Bina Kasih Medan terhadap sikap

peduli petugas dalam memahami kebutuhan pasien, sikap dokter dalam

meluangkan waktunya untuk mendengar keluhan pasien, sikap dokter dan petugas
95

mengenal identitas pasiennya dan sikap dokter memberikan penjelasan kepada

pasiennya pada RSU Bina Kasih Medan, hal ini juga sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh W Ferry Rizky, Sudjiono dan Mohammad Arifin (2018)

meneliti salah satu Rumah Sakit Kusta Kediri.

4.7.6 Pengaruh Kehandalan, Ketanggapan, Keyakinan, Berwujud dan

Empati Terhadap Kepuasan pasien rawat inap di RSU Bina Kasih

Medan.

Berdasarkan hasil analisis data pada tabel 4.32, pada uji simultan (uji F)

diperoleh nilai Fhitung sebesar 19,0275 > Ftabel 2,31 dengan tingkat signifikan

sebesar 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti Kehandalan,

Ketanggapan, Keyakinan, Berwujud dan Empati secara simultan dan signifikan

berpengaruh terhadap kepuasan pasien rawat inap di RSU Bina Kasih Medan.

Berdasarkan hasil uji analisis regresi linier berganda pada tabel 4.33 diatas

dapat dirumuskan sebagai berikut:

KP = 2,641 + 0,103K + 0,131Kt + 0,305Ky + 0,203B + 0,108E.

Dilihat dari persamaan regresi linier berganda diatas dapat disimpulkan

bahwa Kehandalan, Ketanggapan, Keyakinan, Berwujud dan Empati secara

simultan dan signifikan berpengaruh terhadap kepuasan pasien rawat inap di RSU

Bina Kasih Medan. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien regresinya yang

bertanda positif. Dengan kata lain, Jika Kehandalan, Ketanggapan, Keyakinan,

Berwujud dan Empati sesuai dengan yang diharapkan oleh pasien rawat inap,

maka kepuasan yang diberikan oleh RSU Bina Kasih akan terkesan baik dan akan

terus menggunakan jasa rumah sakit tersebut.


96

Berdasarkan tabel 4.31 diatas hasil koefisien korelasi dan determinasi,

nilai koefisien determinasi (R Square) adalah sebesar 0,514 Artinya, kepuasan

pasien rawat inap dapat dijelaskan oleh Kehandalan, Ketanggapan, Keyakinan,

Berwujud dan Empati sebesar 51,4%, sedangkan 48,6% lagi dijelaskan oleh faktor

lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini seperti, promosi, keamanan dan

komunikasi.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa kesimpulkan yaitu :

1. Hasil persamaan regresi linear berganda adalah : KP = 2,641 + 0,103K +

0,131Kt + 0,305Ky + 0,203B + 0,108E. Dilihat dari persamaan regresi

linear berganda diatas dapat disimpulkan bahwa Kehandalan,

Ketanggapan, Keyakinan, Berwujud dan Empati berpengaruh positif

terhadap kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Bina Kasih

Medan dan dimensi Keyakinan mempunyai pengaruh yang lebih besar

terhadap kepuasan pasien rawat inap dibandingkan dengan dimensi

Kehandalan, Ketanggapan, Berwujud dan Empati.

2. Dilihat dari hasil uji F, disimpulkan bahwa Kehandalan, ketanggapan,

keyakinan, berwujud dan empati berpengaruh secara simultan dan

signifikan terhadap kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum

Bina Kasih Medan, hal ini dapat dilihat dari F hitung yaitu 19,027 dan nilai

signifikan 0,000 < 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima

3. Dilihat dari hasil uji t, disimpulkan bahwa kehandalan, ketanggapan,

keyakinan, berwujud dan empati berpengaruh secara parsial dan signifikan

terhadap kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Bina Kasih

Medan, sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.

4. Nilai koefisien determinan (R Square) adalah sebesar 0,514 artinya

kepuasan pasien rawat inap dapat dijelaskan oleh dimensi kualitas


97

pelayanan (Kehandalan, Ketanggapan, Keyakinan, Berwujud dan Empati)

sebesar 51,4% sedangkan 48,6% lagi dijelaskan oleh faktor lain yang tidak

dijelaskan dalam penelitian ini seperti keamanan, promosi dan

komunikasi.

5.2 Saran

1. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan pada RSU Bina Kasih Medan

menyangkut variabel kehandalan, perlu memperbaiki segala kekurangan

seperti keakuratan diagnosa penyakit serta penjelasan dokter yang tidak

berbelit-belit. Dengan adanya hal ini pasien rawat inap akan merasa puas

dan akan percaya terhadap kehandalan yang dimiliki oleh Rumah Sakit

Umum Bina Kasih Medan untuk memuaskan para pengguna jasanya.

2. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan pada RSU Bina Kasih Medan

menyangkut variabel Ketanggapan, perlu memperbaiki atau

meningkatkan kualitas pelayanan seperti ketepatan waktu perawat disaat

pasien membutuhkan pertolongan serta kecepatan petugas administrasi

dalam melayani konsumen dengan dilakukannya perbaikan tersebut maka

otomatis pasien rawat inap akan merasa puas terhadap ketanggapan yang

diberikan oleh Rumah Sakit Umum Bina Kaih medan.

3. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan pada RSU Bina Kasih Medan

menyangkut variabel Keyakinan, perlu memperbaiki/meningkatkan

kualitas pelayanan seperti kepercayaan terhadap kemampuan dan

keterampilan yang dimiliki oleh para medis, kemampuan dokter dalam

menentukan diagnosa penyakit pasien, serta kurangnya kesopanan para


98

petugas dalam melayani para pasien, dengan dilakukannya peningkatan

kualitas pelayanan maka pasien akan yakin dan percaya atas kemampuan

yang dimiliki oleh tenaga medis di Rumah sakit Umum Bina Kasih

Medan.

4. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan pada RSU Bina Kasih Medan

menyangkut variabel Berwujud, perlu memperbaiki segala kekurangan

seperti fasilitas ruang tunggu hingga alat-alat penunjang pemeriksaan.

Dengan adanya hal ini pasien arawat inap akan merasa puas dan akan

merasa senang dengan lengkapnya berbagai fasilitas yang diberikan

kepada para pasien.

5. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan pada RSU Bina Kasih Medan

menyangkut variabel Empati, perlu memperbaiki segala kekurangan

seperti dokter meluangkan waktu mendengarkan keluhan pasien, Dengan

adanya hal ini pasien rawat inap akan merasa puas dan akan percaya

terhadap Empati yang dimiliki oleh Rumah Sakit Umum Bina Kasih

medan untuk memuaskan para pengguna jasanya.

6. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan pada RSU Bina Kasih Medan

menyangkut variabel kepuasan pasien perlu meningkatkan kualitas

pelayanan seperti Kehandalan, ketanggapan, Keyakinan, Berwujud dan

Empati sehingga dengan adanya peningkatan kualitas pelayanan pasien

rawat inap akan merasa puas atas kualitas pelayanan yang diberikan .
99

DAFTAR PUSTAKA

Amelia, Maya. 2018. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien


Rumah Sakit USU. Skripsi. Medan: Program Studi Strata-1 Medan.

Ayuwardani, rizky. Primadita. 2018. Pengaruh informasi keuangan dan non


keuangan terhadap underpricing harga saham pada perusahaan yang
melakukan initial public offering (studi empiris perusahaan go public
yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2011-2015). Jurnal nominal/
volume vii nomor 1/ tahun 2018.

Ghozali, h, imam. 2006. Aplikasi analisis multivariate dengan program ibm spss
25. Edisi sembilan. Badan penerbit universitas diponegoro. Semarang

Kotler, philip dan keller. 2009. Manajemen pemasaran. Jilid i. Edisi ke 13 jakarta:
erlangga

Lukasyanti, dewi.2006. Pengaruh kualitas pelayanan terhadap keputusan


menggunakan jasa pada rumah sakit umum daerah kraton kabupaten
pekalongan, skripsi. Universitas negeri semarang.

Rachmadi. 2008. Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien rawat


inap kelas iii di rsud kabupaten karimun. Tesis. Jakarta: program
pascasarjana universitas terbuka jakarta.

Senjaya, h. Gunawan. 2014. Pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan


pembelian masakan jepang dihayassi teppan (survei terhadap konsumen
hayashi teppan di fppd court bec). E- journal graduate unpar, vol. 1. No. 2
(2014)

Sugiyono, 2015. Metode penelitian pendidikan pendekatan, kuantitatif, kualitatif,


dan r&d. Bandung: alfabeta.

. Statistika untuk penelitian. Alfabeta: bandung.

Tjiptono, fandy. 2008. Strategi pemasaran. Edisi ke iii. Yogyakarta: penerbit andi

Tjiptono, fandy. 2014. Pemasaran jasa. Yogyakarta: cv. Andi offset

W, ferry rizky. Dkk. 2018. Pengaruh kualitas pelaayanan terhadap


kepuasanpasien rawat inap pada rs kusta kediri. Jurnal . Vol 1 (2)
desember 2018.

Wijaya, toni. 2018. Manajemen kualitas jasa desain servqual, qfd, dan kano.
Edisi kedua. Jakarta: pt. Indeks.
100

Wisudaningsi, besse arna, dkk. 2019. Pengaruh kualitas pelayanan dan kualitas
produk terhadap kepuasan konnsumen dengan menggunakan metode
analisis regresi linear berganda. Jurnal statistika dan matematika, vol 1
(1) januari 2019.

Wowor,Valdy Ronal. 2013. Bauran Pemasaran Jasa, Pengaruhnya terhadap


Kepuasan Konsumen Pengguna Mobil Toyota Avanza Veloz PT. Hasjrat
Abadi Manado. Jurnal. EMBA Vol. 1 (4) Desember 2013, hal 1229-1239.

Yulianti, nona dan madiawati. 2015. Pengaruh kualitas pelayanan terhadap


kepuasan pasien pada unit rawat inap rumah sakit dr. Hasan sadikin
bandung. Jurnal e-proceeding of management. Vol 2(2) agustus 2015.
101

Lampiran: 1

KUESIONER

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN

PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT BINA KASIH MEDAN

Yth, Responden penelitian

Pasien Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan

Dengan Hormat,

Saya Mahasiswa Universitas Katolik ST. Sumatera Utara, Fakultas Ekonomi

Jurusan Manajemen S1

Nama: LUSIA LENASARI M. SITUMORANG

Npm : 160110079

Sedang mengadakan penelitian untuk menyusun skiripsi yang berjudul

“Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap Rumah

Sakit Umum Bina Kasih Binjai”

Saya memohon kesediaan Bapak/Ibu saudara/I untuk meluangkan waktu

sejenak mengisi kuesioner penelitian ini. Dan sebelumnya saya mengucapkan

terimakasih atas kesediaan Bapak/Ibu, Saudara/I mengisi kuesioner penelitian ini.

Hormat saya,

Lusia Lenasari Situmorang


102

A. DATA RESPONDEN
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan
Pendidikan :
Pekerjaan :

B. Tanggapan tentang Kualitas pelayanan rawat inap di Rumah Sakit


Bina Kasih Medan
NO Kriteria Keterangan
1 Sangat Baik SB
2 Baik B
3 Kurang Baik KB
4 Tidak Baik TB
5 Sangat Tidak Baik STB
103

Berwujud (Tangible)
No Pertanyaan SB B CB TB STB
1 Seberapa baiklah menurut bapak/ibu mengenai
ruang tunggu pasien di Rumah sakit Bina Kasih
Medan?
2 Seberapa baiklah menurut bapak/ibu mengenai
keadaan kamar rawat inap di Rumah sakit Bina
Kasih Medan?
3 Seberapa baikkah menurut Bapak/Ibu
mengenai fasilitas pelengkap kamar rawat inap
di Rumah Sakit Bina kasih Medan?
4 Seberapa baikkah menurut Bapak/Ibu
mengenai ketersediaan sarana komunikasi bagi
pasien rumah sakit Bina Kaish Medan?

Kehandalan (Reliability)
No Pertanyaan SB B CB TB STB
1 Seberapa baikkah menurut Bapak/Ibu
mengenai prosedur pelayanan Rumah Sakit
Bina Kasih Medan?
2 Seberapa baikkah menurut, Bapak/Ibu
mengenai keterampilan dan pengetahuan yang
dimiliki dokter dalam pemeriksaan pasien
Rawat inap Rumah sakit Bina Kasih Medan?
3 Seberapa baikkah menurut Bapak/Ibu
mengenai ketepatan dan keakuratan diagnosa
yang ditetapkan dokter dirumah sakit Bina
Kasih Medan
5 Seberapa baikkah menurut Bapak/Ibu
mengenai penjelasan dokter yang diberikan
kepada pasien rawat inap di Rumah sakit Bina
Kasih Medan?

Ketanggapan (Responsiveness)
104

No Pertanyaan SB B CB TB STB
1 Seberapa baikkah menurut Bapak/ibu
mengenai ketepatan para medis/petugas
rumah sakit dalam bertindak melayani pasien?
2 Bagaimana kesediaan para petugas rumah
sakit dalam mendengar keluh kesah pasien di
rumah sakit umum Bina Kasih Medan?
3 Bagaimana tanggapan Bapak/ibu mengenai
kecepatan petugas dalam memberikan
pelayanan?
4 Bagaimana tanggapan bapak/ibu mengenai
respon yang diberikan dokter/para medis
terhadap keluhan pasien ?

Keyakinan ( confidence)
No Pertanyaan SB B CB TB STB
1 Seberapa baikkah menurut Bapak/ibu
mengenai kemampuan /keterampilan tenaga
medis di Rumah Sakit Bina Kasih Medan?
2 Seberapa baikkah menurut Bapak/Ibu
mengenai kemampuan dokter dalam
menentukan diagnose penyakit dirumah Sakit
Bina Kasih Medan?
3 Seberapa baikkah menurut Bapak/ibu
mengenai segala tindakan yang diambil
dokter dalam mengatasi penyakit di Rumah
Sakit Bina Kasih Medan?
4 Seberapa baikkah menurut Bapak/Ibu
mengenai kesopanan petugas di Rumah Sakit
Bina Kasih Medan?

Empati (Empathy)
No Pertanyaan SB B CB TB STB
1 Seberapa baikkah menurut Bapak/Ibu
mengenai sikap peduli petugas kepada pasien
rawat inap di Rumah Sakit Bina Kasih Binjai?
2 Seberapa baikkah menurut Bapak/Ibu
105

mengenai dokter dalam meluangkan


waktunya untuk mendengarkan keluhan
pasien rawat inap di Rumah Sakit Bina Kasih
Medan?
3 Seberapa baikkah menurut Bapak/Ibu
mengenai sikap petugas dalam memahami
kebutuhan pasien rawat inap di Rumah Sakit
Bina Kasih Medan?
4 Seberapa baikkah menurut Bapak/Ibu
mengenai dokter dan perawat mengenal
identitas pasien yang sedang dirawat di
Rumah Sakit Bina Kasih Medan?

Kepuasan Pasien (Y)


No Pertanyaan SB B CB TB STB
1 Seberapa baikkah menurut Bapak/Ibu
mengenai kebersihan ruangan pasien rawat
inap di Rumah Sakit Bina Kasih Medan?
2 Seberapa baikkah menurut Bapak/Ibu
mengenai fasilitas yang diberikan kepada
pasien rawat inap Rumah Sakit Bina Kasih
Medan?
3 Seberapa baikkah menurut Bapak/Ibu kualitas
pelayanan yang diberikan oleh dokter maupun
medis lainnya di Rumah Sakit Bina Kasih
Medan?
4 Seberapa baikkah meurut Bapak/ibu kerapian
para medis maupun nonmedis di Rumah Sakit
Bina Kasih Medan?
106

Lampiran: 2

Tabel Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Sumber: data diolah dengan spss

Tabel Reliability Statistics


Cronbach's Alpha N of Items

.923 24

Sumber : data diolah dengan spss

Tabel Item-Total Statistics


Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
K.1 101.23 64.323 .401 .924
K.2 101.07 61.789 .675 .918
K.3 100.60 62.731 .688 .918
K.4 101.30 64.355 .405 .924
Kt.1 100.87 63.292 .774 .917
Kt.2 100.70 64.286 .453 .922
Kt.3 100.70 66.286 .327 .924
Kt.4 100.67 66.230 .333 .924
Ky.1 100.70 63.045 .648 .919
Ky.2 100.40 65.972 .442 .922
Ky.3 100.47 66.464 .338 .924
Ky.4 100.87 60.602 .746 .917
B.1 100.87 63.499 .513 .921
B.2 100.67 64.575 .422 .923
B.3 100.27 66.271 .429 .922
B4 101.07 64.271 .473 .922
E.1 100.93 60.961 .807 .916
E.2 101.03 60.861 .689 .918
E.3 100.90 61.266 .756 .916
E.4 100.93 60.961 .807 .916
KP.1 100.83 62.075 .798 .916
KP.2 100.40 65.352 .533 .921
KP.3 100.30 66.424 .480 .922
KP.4 101.07 65.513 .450 .922
Sumber : Data diolah dengan spss
107

a. Kehandalan (K)

Tabel Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100.0
Excluded
a 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Sumber: Data diolah dengan SPSS

Tabel Reliability Statistics


Cronbach's Alpha N of Items
.808 4
Sumber : diolah dengan SPSS

Tabel Item-Total Statistics


Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
K.1 12.53 2.602 .558 .794
K.2 12.37 2.516 .654 .746
K.3 11.90 2.921 .557 .791
K.4 12.60 2.317 .745 .698
Sumber : data diolah dengan SPSS

b. Ketanggapan (Kt)

Tabel 4.8 Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Sumber : Data diolah dengan SPSS


108

Tabel Reliability Statistics


Cronbach's Alpha N of Items
.628 4
Sumber : data diolah dengan SPSS

Tabel Item-Total Statistics


Scale Mean Cronbach's
if Item Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
Kt.1 14.00 1.103 .453 .525
Kt.2 13.67 1.264 .452 .540
Kt.3 13.67 1.264 .452 .540
Kt.4 14.07 1.030 .339 .643
Sumber : diolah dengan SPSS

c. Keyakinan (Ky)

Tabel Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100.0
Excluded a
0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Sumber : data diolah dengan SPSS

Tabel Reliability Statistics


Cronbach's Alpha N of Items
.741 4
Sumber : data diolah dengan SPSS

Tabel Item-Total Statistics


Scale
Scale Mean if Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
X3.1 13.93 .961 .735 .545
X3.2 13.53 1.568 .489 .717
X3.3 13.53 1.706 .316 .780
X3.4 14.20 .924 .694 .582
Sumber: data diolah dengan SPSS
109

d. Berwujud (B)

Tabel Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100.0
Excluded a
0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Sumber: data diolah dengan SPSS

Tabel 4.15 Reliability Statistics


Cronbach's Alpha N of Items
.745 4
Sumber : data diolah dengan SPSS

Tabel Item-Total Statistics


Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted
B.1 13.50 1.638 .600 .651
B.2 13.30 1.528 .731 .562
B.3 12.90 2.300 .491 .724
B.4 13.70 2.010 .396 .767
Sumber: data diolah dengan SPSS

e. Empati (E)

Tabel 4.17 Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100.0
Excluded a
0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Sumber : data diolah dengan SPSS


110

Tabel Reliability Statistics


Cronbach's Alpha N of Items
.898 4
Sumber: data diolah dengan SPSS

Tabel Item-Total Statistics


Scale
Scale Mean if Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
E.1 12.63 2.930 .919 .817
E.2 12.73 3.513 .455 .991
E.3 12.60 2.938 .887 .827
E.4 12.63 2.930 .919 .817
Sumber : data diolah dengan SPSS

f. Kepuasan Pasien (KP)

Tabel Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100.0
Excluded a
0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Sumber: data diolah dengan SPSS

Tabel 4.21 Reliability Statistics


Cronbach's Alpha N of Items
.686 4
Sumber: data diolah dengan SPSS

Tabel Item-Total Statistics


Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's Alpha
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
KP.1 13.73 .892 .512 .599
KP.2 13.30 1.114 .463 .625
KP.3 13.20 1.269 .425 .655
KP.4 13.97 .999 .510 .594

4.4 Uji Asumsi Klasik


111

Uji Normalitas

Gambar 4.2 Normal Probability Plot

Sumber: Data diolah dari SPSS

Uji Multikolinearitas

Tabel 4.34 Coefficientsa

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF


1 (Constant)

TOTALX1 .879 1.138


TOTALX2 .917 1.091
TOTALX3 .752 1.329
TOTALX4 .725 1.380
TOTALX5 .855 1.170
b. Dependent Variable: TOTALLY

Uji Heterokedastisitas

Tabel 4.35 Coefficientsa


112

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1.319 .955 1.380 .171
TOTALX1 -.039 .030 -.145 -1.310 .193
TOTALX2 .030 .035 .094 .867 .388
TOTALX3 -.023 .044 -.061 -.509 .612
TOTALX4 .001 .039 .004 .036 .972
TOTALX5 -.008 .028 -.032 -.287 .775
a. Dependent Variable: Abs_Res
Sumber: Data diolah dari SPSS

Uji Autokorelasi

Tabel 4.36 Model Summaryb

Durbin-Watson
Adjusted Std. Error
R R of the
Model R Square Square Estimate
1
.717a .514 .487 .900 1.681

a. Predictors: (Constant), totale, totalky, totalkt, totalk, totalb


b. Dependent Variable: totalkp

Sumber: Diolah dari SPSS

Anda mungkin juga menyukai