Anda di halaman 1dari 15

POSISI DEVISA NETO

(PDN)

Poppy Puspitasari
Sabilarosyad
Umi Hani
Yachinda Alma

BS 7B

DEFINISI
Posisi Devisa Neto (PDN) adalah Selisih bersih antara
Aktiva dan Pasiva dalam Neraca untuk setiap valuta
asing, ditambah selisih bersih tagihan dan Kewajiban,
baik yang meupakan komitmen maupun kontijensi dalam
Rekening Administratif untuk setiap valas.

JENIS-JENIS PDN
1. Posisi Long
posisi dimana jumlah aset bank dalam valuta asing lebih besar dari
pasiva bank dalam valuta asing setelah memperhitungkan Rekening
Administtrasi bank.
2. Posisi Short
posisi dimana jumlah aset bank dalam valuta asing lebih kecil dari pasiva
bank dalam valuta asing setelah memperhitungkan Rekening Administtrasi
bank.
3. Posisi Square
posisi dimana jumlah aset bank dalam valuta asing sama dengan pasiva
bank dalam valuta asing setelah memperhitungkan Rekening Administtrasi
bank.

Aktiva dalam valas :


Kas, emas, giro, deposit on call (DOC), deposit berjangka, sertifikat
deposito,margin deposit, surat berharga, kredit yang diberikan sebesar
nilai buku, nilai bersih wesel ekspor yang telah diambil alih, RAK, dan
tagihan lainnya dalam valas

Pasiva dalam valas :


Giro, deposit on call, deposit berjangka, sertifikat deposito, margin
deposito, pinjaman yang diterima, jaminan impor, RAK pasiva, dan
kewajiban lainnya dalam valas.

Rekening Administratif dalam Valas :


Rekening yang dapat menimbulkan tagihan dan/atau
kewajiban dimasa yang akan datang yang merupakan Komitmen
dan Kontijensi melalui transaksi valas yang meliputi transaksi
Spot, Forward, Swap dan Option.

Latar Belakang Ditetapkannya PDN :


1.

Deregulasi perbankan tahun 1990 yang mengizinkan


perbankan untuk mengoptimalkan keuntungan dengan
berbagai macam transaksi.

2.

Kerugian yang dialami salah satu Bank Devisa akibat


melakukan transaksi forex pada forex market dengan
bank diluar negeri

3.

Sehubungan dengan kasus tersebut, maka BI


mengeluarkan ketentuan mengenai pengelolaan PDN

PENYEBAB TIMBULNYA PDN:


1.

Tidak sinkronnya Sumber Dana dan


Penggunaan Dana

2.

Sumber Dana dalam USD digunakan dalam


IDR

3.

Memenuhi kehidupan nasabah

4.

Adanya perdagangan luar negeri

5.

Perdagangan Valas

6.

Pinjaman luar negeri

KETENTUAN PDN:
1.

Besarnya PDN
a. Maksimal 20% dari modal bank yang terdiri dari modal inti (tier
I dan tier II)
b. Bagi bank yang telah memperhitungkan risiko pasar dan telah
memenuhi KPMM maka maksimal 30% dari modal

2.

c. Bagi bank yang belum memperhitungkan risiko pasar tetapi


sudah memenuhi KPMM maka maksimal 20% dari modal
Modal Inti

terdiri dari modal disetor, agio saham, penambahan modal


disetor,
cadangan umum, cadangan khusus, retainer
earning setelah pajak, laba tahun lalu setelah pajak, rugi tahun
lalu (mengurangi), laba t ahun berjalan setelah
pajak (50%),
rugi tahun berjalan (mengurangi), goodwill (mengurangi) dan
kekurangan cadangan yang disyaratkan
3. Modal Pelengkap
terdiri dari reavaluasi aktiva tetap, cadangan atas aset produktif
(hanya dari
cadangan umum dan maximum 1,25% dari aktiva
tertimbang menurut risiko),
pinjaman modal, pinjaman
subordanasi (maximum 50% dari modal inti)

KEWAJIBAN BANK TERHADAP BANK


INDONESIA
PDN yang dikelola Bank harus dipelihara dengan btas
maksimal 20% atau 30% dari modal bank dan dihitung harian
secara konsolidasi, yait mencakup seluruh kantor cabang
didalam dan luar negeri.
Masa Laporan

Periode Tanggal Laporan

Tanggal 1 s.d tanggal 7 bulan terkait

II

Tanggal 8 s.d tanggal 15 bulan terkait

III

Tanggal 16 s.d tanggal 23 bulan terkait

IV

Tanggal 24 s.d akhir bulan yang bersangkutan

Batas Waktu Penyampaian


Laporan PDN
Sejak tanggal 1 Juni 2005 penyampaian Laporan
PDN secara on line dapat dilakukan pada hari
yang sama, dan selambat-lambatnya 2 (dua) hari
kerja

setelah

tanggal

pencatatan

data

non

transaksional mengenai PDN tersebut dilakukan.

PERHITUNGAN POSISI DEVISA NETO (PDN) ATAU NET


OPEN POSITION

Besarnya Maksimal PDN atau NOP yang dapat dikelola


oleh suatu Bank sangat dipengaruhi oleh besarnya
Modal yang dimiliki Bank tersebut.
Kurs yang digunakan untuk perhitungan PDN adalah
Kurs Tengah, jika Kurs Penutupan untuk Valuta Asing
tertentu tidak tersedia (Kurs Tengah, yaitu Kurs Beli dan
Kurs Jual rata-rata), maka bank dapat menggunakan
Crossing Rate pada waktu yang sama dengan Kurs
Penutupan yang terjadi.
Contoh, berdasarkan Neraca yang disusun oleh Bank
Budi Luhur memiliki Modal sebagai berikut:
Modal Inti (Tier I)
IDR. 2.500M
Modal Pelengkap (Tier II) IDR. 3.500M

Untuk perhitungan PDN besarnya Modal Bank Budi Luhur


menjadi IDR. 5.000 miliar.
Modal Inti + Modal Pelengkap = (IDR. 2.500 miliar + IDR. 2.500
miliar = IDR 5000 miliar )
Besarnya Modal Pelengkap Maksimal 100% dari besarnya
Modal Inti.
Jika pada periode Laporan Kurs Tengah yang berlaku IDR.
8.000,00 per USD 1, maka besarnya PDN Maksimal yang dapat
dikelola oleh Bank Budi Luhur adalah sebagai berikut:
Jumlah Modal dalam USD = IDR 5.000M : 8.000 = USD
625.000.000
Makimal PDN = USD. 625.000.000,00 X 20% = USD
125.000.000
Tetapi, jika Bank Budi Luhur dalam pemenuhan Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum (KPMM) telah memperhitungkan
Risiko Pasar, maka PDN yang dapat dikelola ditetapkan
setinggi-tingginya menjadi sebesar 30% dari Modal, yaitu
USD. 625,000,000 X 30% = USD. 187,500,000

PENGARUH PDN TERHADAP LABA/RUGI BANK


LONG POSITION
Jika Posisi Bank Budi Luhur, Long sebesar USD. 200.000.000,00
dengan kurs rata-rata USD. 1.00 = IDR. 7.000,00 sementara kurs
pasar yang berlaku pada saat itu adalah USD. 1 = IDR. 7.500,00
maka keuntungan selisih kurs dari posisi Long tersebut adalah:
USD. 200.000.000,00 X (7.500,00 - 7.000,00) = IDR.
100.000.000.000,00
Tetapi jika pada saat itu kurs USD terhadap IDR kecenderungannya
adalah USD. melemah terhadap IDR, misalnya menjadi USD. 1 =
IDR. 6.750,00. Dalam posisi seperti ini maka akan menderita Rugi
sebesar:
USD. 200.000.000,00 x (7.000,00 - 6.6750,00) =
IDR.50.000.000.000,00
Dalam posisi long, maka bank akan menderita rugi jika
terjadi kecenderungan IDR menguat terhadap USD, tetapi
akan laba bila USD menguat terhadap IDR.

SHORT POSITION
Berdasarkan contoh di atas, misalnya Posisi dalam keadaan Short sebesar
USD.200.000.000,00 dengan kurs rata-rata USD. 1 = 1DR. 7.000,00 jika kondisi
kurs yang berlaku di Interbank Forex Market pada saat dilakukan revaluasi adalah
IDR. 7.500,00 per USD. 1 maka besarnya kerugian yang diderita adalah sebagai
berikut:
USD. 200.000.000,00 X (7.500,00 - 7.000,00) = IDR. 100.000.000.000,00
Sedangkan bila kurs yang berlaku mengalami penurunan, yaitu dari [DR. 7.000,00
per USD. 1,00 menjadi IDR. 6.500,00 per USD. 1,00 maka bank tersebut akan
mengalami keuntungan sebesar:
USD. 200.000.000,00 X (7.000,00 - 6.500,00) = 1DR. 100.000.000.000.00.
Dengan demikian maka dalam Posisi NOP yang Short bank akan menderita
rugi jika kurs mengalami kenaikan, dalam arti IDR melemah terhadap USD,
misalnya dari IDR. 7.000,00 menjadi 1DR. 7.500,00 per US Dollarnya. Dan akan
terjadi sebaliknya jika kurs mengalami penurunan, di mana IDR menguat
terhadap USD, misalnya dari IDR. 7.000,00 menjadi IDR. 6.500,00 per US
Dollarnya.

LANJUTAN
Agar pengelolaan Posisi Devisa Neto menjadi optimal dalam arti tidak akan

mengalami kerugian baik dalam kondisi kurs menguat atau melemah, maka
perlu dilakukan monitoring secara terus-menerus mengenai pergerakan kurs
dan faktor-faktor yang mempengaruhi naik turunnya kurs setiap saat. Jadi kita
harus dapat menentukan kapan harus Long dan kapan harus Short.

Untuk dapat melakukan hal tersebut secara cermat dan akurat, maka

diperlukan dukungan Sistem Informasi Manajemen (SIM) yang terkoordinasi


antara unit-unit kerja yang berhubungan dengan pergerakan Posisi Devisa Neto
dengan Treasury melalui jaringan komputer yang terpadu. Sehingga bila terjadi
perubahan Posisi Devisa Neto atau terdapat transaksi yang mempengaruhi
besarnya Posisi Devisa Neto dapat diketahui secara tepat dan akurat.

Anda mungkin juga menyukai