TINJAUAN PUSTAKA
tersebut
dari
luar
negeri.
dengan
mengadakan
spesialisasi
B.
setiap negara dapat menikmati lebih banyak barang dari yang dapat
diproduksi dalam negeri.
3.
4.
2.1.1. merkantilisme
dalam perdagangan internasional terdapat beberapa aliran pemikiran,
diantaranya aliran pemikiran yang dikenal sebagai aliran merkantilisme. secara lebih
spesifik, selama abad ketujuh belas dan delapan belas, sekelompok pria (para
pedagang, bankir, pegawai pemerintah bahkan para filsuf) telah menulis esai dan
pamflet mengenai perdagangan internasional yang disebut dengan merkantilisme.
para penganut merkantilisme itu berpendapat bahwa satu-satunya cara bagi sebuah
negara untuk menjadi kaya dan kuat adalah dengan melakukan sebanyak mungkin
ekspor dan sesedikit mungkin impor. surplus ekspor yang dihasilkannya selanjutnya
akan dibentuk dalam aliran emas lantakan, atau logam-logam mulia, khususnya emas
dan perak. semakin banyak emas dan perak yang dimiliki oleh sebuah negara, maka
semakin kaya dan kuatlah negara tersebut. dengan demikian, pemerintah harus
menggunakan seluruh kekuatannya untuk mendorong ekspor, dan mengurangi serta
membatasi impor (khususnya impor barang-barang mewah). namun, oleh karena
setiap negara tidak secara simultan dapat menghasilkan surplus ekspor, juga karena
jumlah emas dan perak adalah tetap pada satu saat tertentu, maka sebuah negara
hanya dapat memperoleh keuntungan dengan mengorbankan negara lain.
england treasure by foreign trade yang memberikan sumbangan yang sangat besar
terhadap
teori
perdagangan
internasional.
mun
berpendapat
bahwa
untuk
meningkatkan kekayaan negara, cara yang biasa dilakukan adalah lewat perdagangan
dan karena itu pedoman yang harus dipegang teguh oleh suatu negara adalah
mengusahakan agar nilai ekspor ke luar negeri harus lebih besar dibandingkan dengan
yang diimpor oleh negara itu. keuntungan bersih menurutnya akan diperoleh melalui
selisih dari hasil penjualan yaitu ekspor dengan pembelian yaitu impor dan dengan
demikian jumlah uang emas dan perak yang akan diterima akan semakin besar tiap
tahunnya.
mun juga berpendapat jika suatu negara lewat perdagangan memperoleh
banyak uang, jangan sampai modal itu hilang justru karena uang itu tidak
dipergunakan untuk berdagang lagi. dari argumen mun dapatlah ditarik sebuah
kesimpulan bahwa bahkan dalam suatu tata ekonomi perdagangan, uang
barumerupakan kekayaan yang berarti hanya bila uang tersebut digunakan sebagai
alat tukar menukar, dan uang akan menjadi beban suatu negara jika uang hanya
disimpan saja. sumbangan mun yang tidak kalah pentingnya adalah terciptanya suatu
kerangka dasar neraca pembayaran suatu negara pada tahun tertentu. walaupun neraca
pembayaran pada saat itu angka-angka itu memang tidak disusun teliti, namun yang
penting mun telah menunjukkan kerangka dasar neraca pembayaran dengan baik
sekali.
merkantilisme memang tidak semata mendatangkan keuntungan belaka bagi negaranegara yang melakukan perdagangan internasional, namun juga kerugian bahkan
penderitaan bagi para buruh, petani, dan rakyat yang tinggal di daerah koloni sebagai
daerah jajahan. para buruh dipaksa bekerja dengan sekeras-kerasnya dengan upah
yang serendahrendahnya guna mendorong ekspor sebanyak-banyaknya, bahkan
konsumsi untuk dalam negeripun sampai dilupakan. jam kerja pada kenyataannya
sangat tidak terbatas. kondisi buruh sangat memprihatinkan, anak-anak dan para
wanita dengan pakaian yang compang-camping dipaksa untuk bekerja di tambang
batu bara di inggris. pemogokan para pekerja dianggap sebagai suatu kejahatan dan
langsung ditindak tegas. nasib para petani tidak lebih baik dibandingkan dengan
kaum buruh, pada saat itu fungsi pertanian hanya dipandang sebagai penyedia bahan
pangan yang semurah mungkin dengan demikian juga upah buruh dapat ditekan
rendah, dan sebagai sumber bahan mentah untuk industri yang semurah-murahnya.
karena itu mengapa penghasilan para tuan tanah terutama para petani yang bekerja
padanya begitu rendah. belum lagi jika lahan pertanian dipaksa untuk diubah menjadi
lahan industri oleh pemerintah, maka dapatlah dipastikan berapa banyak para petani
yang bakal menganggur. lebih mengenaskan lagi nasib daerah jajahan pada saat itu.
karena didorong motivasi untuk memperoleh daerah koloni baru guna menopang
industri-industri yang baru tumbuh, maka perbudakan menjadi salah satu cara guna
memperoleh sumber daya manusia yang murah bagi industri di negara merkantilis.
pengurasan sumber-sumber daya alam besar-besaran dilakukan di setiap daerah
jajahan
dengan
tujuan
untuk
memperoleh
sumber
daya
alam
dengan
semurahmurahnya seperti kentang, tembakau, kopi, tebu, teh, cengkeh, dan lain-lain
untuk dijual lagi dengan harga yang setinggi-tingginya (limongan, 2001).
bertambah searah dengan peningkatan ketrampilan dan efisiensi para tenaga kerja,
dan sejalan dengan persentase penduduk yang terlibat dalam proses produksi.
kesejahteraan ekonomi setiap individu tergantung pada perbandingan antara produksi
total dengan jumlah penduduk. adam smith juga menganjurkan adanya spesialisasi
kerja dan penggunaan mesin-mesin sebagai sarana utama untuk peningkatan
produksi. ia juga memperkenalkan konsep invisible hand-nya di mana setiap orang
yang melakukan kegiatan di dalam perekonomian dituntun oleh sebuah tangan yang
tidak kelihatan sehingga dengan mengejar kepentingannya sendiri seringkali justru
lebih efektif memajukan kepentingan masyarakat terlebih dahulu.
menurut adam smith, perdagangan antara dua negara didasarkan pada
keunggulan absolut. jika suatu negara menghendaki adanya persaingan, perdagangan
bebas dan spesialisasi di dalam negeri, maka hal yang sama juga dikehendaki dalam
hubungan antarbangsa. sebuah negara lebih efisien daripada (atau memiliki
keunggulan absolut terhadap) negara lain dalam memproduksi sebuah komoditi,
namun kurang efisien dibanding (atau memiliki kerugian absolut terhadap) negara
lain dalam memproduksi komoditi lainnya, maka kedua negara tersebut dapat
memperoleh keuntungan dengan cara masing-masing melakukan spesialisasi dalam
memproduksi komoditi yang memiliki keunggulan absolut, dan menukarkannya
dengan komoditi lain yang memiliki kerugian absolut. melalui proses ini, sumber
daya di kedua negara dapat digunakan dalam cara yang paling efisien. output kedua
komoditi yang diproduksi pun akan meningkat. peningkatan dalam output ini akan
mengukur keuntungan dari spesialisasi produksi untuk kedua negara yang melakukan
perdagangan. keunggulan absolut tersebut dapat diilustrasikan, jika negara a dapat
memproduksi kentang untuk 8 unit per tenaga kerja sedangkan negara b untuk
komoditi yang sama hanya dapat memproduksi 4 unit per tenaga kerja, sedangkan
untuk komoditi lain misalnya gandum, negara a hanya dapat memproduksi 6 unit per
tenaga kerja sedangkan untuk negara b dapat memproduksi 12 unit per tenaga kerja,
maka dapat disimpulkan bahwa negara a mempunyai keunggulan absolut dalam
produksi kentang dibandingkan dengan negara b, sedangkan negara b dapat dikatakan
mempunyai keunggulan absolut dalam produksi gandum dibandingkan negara a.
perdagangan internasional yang saling menguntungkan antara kedua negara tersebut
jika negara a mengekspor kentang dan mengimpor gandum dari negara b, dan
sebaliknya negara b mengekspor gandum dan mengimpor kentang dari negara a.
2.1.3. keunggulan komparatif
teori perdagangan internasional yang lain diperkenalkan oleh david ricardo.
teorinya dikenal dengan nama teori keunggulan komparatif. berbeda dengan teori
keunggulan absolut yang mengutamakan keunggulan absolut dalam produksi tertentu
yang dimiliki oleh suatu negara dibandingkan dengan negara lain, teori ini
berpendapat bahwa perdagangan internasional dapat terjadi walaupun satu negara
tidak mempunyai keunggulan absolut, asalkan harga komparatif di kedua negara
berbeda. ricardo berpendapat sebaiknya semua negara lebih baik berspesialisasi
dalam komoditi-komoditi di mana ia mempunyai keunggulan komparatif dan
mengimpor
saja
komoditi-komoditi lainnya.
teori
ini
menekankan
bahwa
perdagangan internasional dapat saling menguntungkan jika salah satu negara tidak
memiliki keunggulan absolut atas suatu komoditi seperti yang diungkapkan oleh
adam smith, namun cukup memiliki keunggulan komparatif di mana harga untuk
suatu komoditi di negara yang satu dengan negara lainnya relatif berbeda.
menurut hukum keunggulan komparatif, meskipun sebuah negara kurang
efisien dibanding (atau memiliki kerugian absolut terhadap) negara lain dalam
memproduksi kedua komoditi, namun masih tetap terdapat dasar untuk melakukan
perdagangan yang menguntungkan kedua belah pihak. negara pertama harus
melakukan spesialisasi dalam memproduksi dan mengekspor komoditi yang memiliki
kerugian absolut lebih kecil (keunggulan komparatif) dan mengimpor komoditi yang
memiliki kerugian absolut yang lebih besar (kerugian komparatif). dalam konteks dua
negara dan dua komoditi, jika salah satu negara telah ditetapkan memiliki keunggulan
komparatif dalam satu komoditi, maka negara satunya harus dianggap memiliki
keunggulan komparatif dalam komoditi lainnya.
2.1.4. teori heckscher-ohlin (h-o)
teori heckscher-ohlin (h-o) menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan
baik, negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang menggunakan
faktor produksi yang relatif melimpah secara intensif. menurut heckscher-ohlin, suatu
negara akan melakukan perdagangan dengan negara lain disebabkan negara tersebut
B.
adalah kurva isocost yaitu kurva yang menggambarkan total biaya produksi yang
sama. dan kurva isoquant yaitu kurva yang menggambarkan total kuantitas produk
yang sama. menurut teori ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan dengan
kurva isoquant pada suatu titik optimal. jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh
produk yang maksimal atau dengan biaya minimal akan diperoleh sejumlah produk
tertentu. analisis hipotesis h-o dikatakan berikut:
A.
harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau
proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara.
B.
C.
D.
E.
kelemahan dari teori h-o yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang
dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang sejenis
akan sama pula sehingga perdagangan internasional tidak akan terjadi.
teori perdagangan internasional modern dimulai ketika ekonomi swedia yaitu
negara-negara yang memiliki faktor produksi relatif banyak atau murah dalam
memproduksinya akan melakukan spesialisasi produksi untuk kemudian mengekspor
barangnya. sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu jika
negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif langka atau mahal dalam
memproduksinya.
hipotesis teori h-o
sebelum melakukan kritik terhadap teori h-o, di bawah ini akan dikemukakan
hipotesis yang telah dihasilkan oleh teori h-o, antara lain:
A.
produksi barang ekspor di tiap negara naik, sedangkan produksi barang impor
di tiap negara turun.
B.
harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau
proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara.
C.
harga labor di kedua negara cenderung sama, harga barang a di kedua negara
cenderung sama demikian pula harga barang b di kedua negara cenderumg
sama.
D.
perdagangan akan terjadi antara negara yang kaya kapital dengan negara yang
kaya labor.
E.
sedangkan negara kaya labor ekspornya padat karya dan impornya padat
kapital.
kelemahan asumsi teori h-o
untuk lebih memahami kelemahan teori h-o dalam menjelaskan perdagangan
internasional akan dikemukan beberapa asumsi yang kurang valid:
A.
B.
asumsi persaingan sempurna dalam semua pasar produk dan faktor produksi
lebih menjadi masalah. hal ini karena sebagian besar perdagangan adalah
produk negara industri yang bertumpu pada diferensiasi produk dan skala
ekonomi yang belum bisa dijelaskan dengan model faktor endowment h-o.
C.
asumsi tidak ada mobilitas faktor internasional. adanya mobilitas faktor secara
internasional mampu mensubstitusikan perdagangan internasional yang
menghasilkan kesamaan relatif harga produk dan faktor antarnegara.
maknanya adalah hal ini merupakan modifikasi h-o tetapi tidak mengurangi
validitas model h-o.
D.
2.2. impor
perdagangan internasional dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ekspor dan
impor. ekspor adalah penjualan barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara ke
negara lain. sedangkan impor adalah arus kebalikan daripada ekspor yaitu barang dan
jasa yang masuk kesuatu negara. pada hakekatnya perdagangan luar negeri timbul
karena tidak ada satu negarapun yang dapat menghasilkan semua barang dan jasa
untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk.
dalam perekonomian terbuka selain sektor rumah tangga, sektor perusahaan
dan pemerintah juga ada sektor luar negeri karena penduduk di negara bersangkutan
telah melakukan perdagangan dengan negara lain. suatu negara yang memproduksi
lebih dari kebutuhan dalam negeri dapat mengekspor kelebihan produksi tersebut
keluar negeri, sedangkan yang tidak mampu memproduksi sendiri dapat
mengimpornya dari luar negeri.
impor mempunyai sifat yang berlawanan dengan ekspor, dimana semakin
besar impor dari satu sisi baik karena berguna untuk menyediakan kebutuhan akan
barang dan jasa untuk kebutuhan penduduk suatu negara, namun disisi lain bisa
mematikan produk atau jasa sejenis dalam negeri dan yang paling mendasar dapat
menguras pendaptan negara yang bersangkutan.
berdasarkan laporan indikator indonesia komposisi impor menurut golongan
penggunaan barang ekonomi dapat dibedakan atas tiga kelompok, yaitu:
1.
2.
impor bahan baku dan barang penolong, yang meliputi makanan dan minuman
untuk industri, bahan baku untuk industri, bahan bakar dan pelumas, serta
suku cadang dan perlengkapan.
3.
impor barang modal, yang meliputi barang modal selain alat angkut, mobil
penumpang dan alat angkut untuk industri.
besarnya impor suatu negara tergantung pada pendapatan, dimana semakin
tinggi pendapatan maka semakin tinggi impor baik berupa barang maupun jasa
sebagai akibat dari perkembangan aktivitas perekonomian. faktor lain yang
mempengaruhi impor adalah adanya daya saing produksi dalam negeri, selera
masyarakat dan faktor lainnya. misalnya saja inflasi dan perubahan nilai tukar rupiah
yang secara langsung maupun tidak langsung sangat berdampak pada jumlah impor.
jasa yang diproduksi di dalam suatu negara selama periode tertentu biasanya satu
tahun.
2.3.2. hubungan pdb dengan impor
pendapatan nasional sangat mempengaruhi pola konsumsi, biasanya pola
konsumsi penduduk yang meningkat di negara sedang berkembang akan diikuti oleh
kecenderungan meningkatkan impor, hal ini disebabkan produktivitas di negara
tersebut belum mampu untuk memenuhi seluruh kebutuhannya. dalam kenyataan,
amat sulit untuk mencatat jumlah unit barang dan jasa yang dihasilkan selama periode
tertentu. sehingga untuk menaksir perubahan output angka yang digunakan adalah
nilai moneternya (uang) yang tercermin dalam nilai produk domestik bruto (pdb).
realisasi impor juga ditentukan oleh kemampuan masyarakat suatu negara
untuk membeli barang-barang buatan luar negeri, yang berarti besarnya impor
tergantung dari tingkat pendapatan nasional negara tesebut. makin tinggi tingkat
pendapatan, serta makin rendah kemampuan negara dalam menghasilkan barangbarang tersebut, maka impor makin tinggi dan makin banyak terdapat kebocoran
dalam pendapat nasional (deliarnov, 2005).
hubungan antara impor dengan pendapatan nasional dapat dinyatakan dengan:
1.
2.
hubungan antara mpm dengan apm disebut elastisitas pendapatan atas impor,
yaitu perbandingan antara persentase perubahan pendapatan nasional sehingga
apabila terjadi pertambahan pendapatan nasional sebesar y maka akan terjadi
perubahan impor sebesar mpm atau sebesar m/y (sobri, 2001).
M
M
=
.. (2.1)
Y
.. (2.2)
keterangan:
m = jumlah impor
mo = jumlah impor yang nilainya tidak ditentukan oleh pendapatan (y)
m = kecenderungan untuk mengimpor
y = pendapatan nasional
semakin besar pendapatan nasional maka impor akan semakin besar yang ditentukan
oleh marginal propencity to impor.
misalnya antara negara indonesia dan amerika serikat. pengimpor amerika harus
membeli rupiah untuk membeli barang-barang indonesia, sebaliknya pengimpor
indonesia harus membeli dolar amerika untuk menyelesaikan pembayaran terhadap
barang yang dibelinya dari amerika. besarnya jumlah mata uang tertentu yang
diperlukan untuk memperoleh satu unit valuta asing disebut dengan kurs mata uang
asing.
2.4.1. definisi nilai tukar
nilai tukar adalah nilai mata uang suatu negara diukur dari nilai satu unit mata
uang terhadap mata uang negara lain. apabila kondisi ekonomi suatu negara
mengalami perubahan, maka biasanya diikuti oleh perubahan nilai tukar secara
substansional. masalah mata uang muncul saat suatu negara mengadakan transaksi
dengan negara lain, dimana masing-masing negara menggunakan mata uang yang
berbeda. jadi nilai tukar merupakan harga yang harus dibayar oleh mata uang suatu
negara untuk memperoleh mata uang negara lain.
nilai tukar dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tingkat suku bunga dalam
negeri, tingkat inflasi dan investasi bank sentral terhadap pasar uang jika diperlukan.
nilai tukar yang lazim disebut kurs, mempunyai peranan penting dalam rangka
stabilitas moneter dalam mendukung kegiatan ekonomi. nilai tukar yang stabil
diperlukan untuk tercapainya iklim usaha yang kondusif bagi peningkatan dunia
usaha. untuk menjaga stabilitas nilai tukar, bank sentral pada waktu tertentu
melakukan intervensi di pasar-pasar valuta asing, khususnya saat terjadi gejolak yang
berlebihan.
para ekonom membedakan nilai tukar menjadi dua yaitu nilai tukar nominal
dan nilai tukar riil. nilai tukar nominal (nominal exchange rate) adalah harga relatif
dari mata uang dua negara. sebagai contoh, jika antara dolar amerika serikat dan yen
jepang adalah 120 yen per dolar, maka orang amerika serikat bisa menukar 1 dolar
untuk 120 yen di pasar uang. sebaliknya orang jepang yang ingin memiliki dolar akan
membayar 120 yen untuk setiap dolar yang dibeli. ketika orang mengacu pada kurs
dianta kedua negara, mereka biasanya mengartikan kurs nominal (mankiw, 2006).
nilai tukar riil (real exchange rate) adalah harga relatif dari barang-barang
diantara dua negara. nilai tukar riil menyatakan tingkat dimana kita bisa
memperdagangkan barang-barang dari suatu negara untuk barang-barang dari negara
lain. nilai tukar (exchange rate) atau kurs adalah harga suatu mata uang suatu negara
terhadap mata uang negara lain (krugman dan obsfelt, 2000). nilai tukar riil adalah
nilai tukar nominal yang sudah dikoreksi dengan harga relative yaitu harga-harga
didalam negeri dibandingkan dengan harga-harga diluar negeri. nilai tukar dapat
dihitung dengan menggunakan rumus :
Q
SP
P*
dimana q adalah nilai tukar riil, s adalah nilai tukar nominal, p adalah tingkat
harga domestik dan p* adalah tingkat harga di luar negeri.
penentuan sistem nilai tukar sangatlah penting karena merupakan suatu alat
yang dapat digunakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara dari
gejolak perekonomian global. pada dasarnya kebijakan nilai tukar yang ditetapkan
suatu negara mempunyai beberapa fungsi utama.
pertama berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan neraca pembayaran,
dengan sasaran akhir menjaga kecukupan cadangan devisa. oleh karena itu, dalam
menetapkan arah kebijakan nilai tukar tersebut diutamakan untuk mendorong dan
menjaga daya saing ekspor dalam upaya untuk memperkecil defisit current account
atau memperbesar surplus current account.
fungsi kedua adalah untuk menjaga kestabilan pasar domestik. fungsi ini
untuk menjaga agar nilai tukar tidak dijadikan sebagai alat untuk spekulasi, dalam arti
bahwa dalam hal nilai tukar suatu negara mengalami overvalued maka masyarakat
akan mendorong menjual valuta asing. ketidakstabilan pasar domestik yang demikian
dapat menimbulkan kegiatan spekulatif seperti perkembangan akhir-akhir ini, yang
pada gilirannya dapat mengganggu kestabilan makro.
fungsi ketiga sebagai instrument moneter khususnya bagi negara yang
menerapkan suku bunga dan nilai tukar sebagai sasaran operasional kebijakan
moneter. dalam fungsi ini depresiasi dan apresiasi nilai tukar digunakan sebagai alat
untuk sterilisasi dan ekspansi jumlah uang beredar.
fungsi keempat adalah sebagai nominal anchor dalam pengendalian inflasi.
nilai tukar banyak digunakan oleh negara-negara yang mengalami chronic inflation
sebagai nominal anchor baik melalui pengendalian depresiasi nilai tukar. sebagai
gambaran pada akhir tahun 1970-an, orthodox programs dilaksanakan di argentina,
brazil, istrael, dan mexico, selain itu juga pada tahun 1991 covertibility plan
diterapkan di argentina.
kebijakan nilai tukar uang di dunia sangat dipengaruhi oleh sistem bretton
wood yang diformulasikan pada tahun 1994. bretton wood adalah nama tempat di
new hampshire, amerika serikat. dari perjanjian di bretton wood tersebut kemudian
diperkenalkan sebuah konsep mengenai nilai tukar (fixed exchange rate) yang
diyakini oleh para ahli pada waktu itu dapat memberikan kepastian dan stabilitas bagi
kegiatan perdagangan dan investasi dalam bisnis internasional. namun sistem ini
berakhir pada saat pemerintahan presiden nixon pada 15 agustus 1971 mengeluarkan
dekrit dengan dicanangkannya bahwa nilai dolar tidak dikaitkan dan tidak convertible
terhadap seberat tertentu emas. dengan berakhirnya dekrit tersebut maka berakhirlah
system kurs tetap dan dimulailah system kurs mengambang (floating rate system).
ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi tinggi rendahnya nilai tukar
mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing. faktor-faktor tersebut adalah:
1.
3.
4.
kontrol pemerintah
ekspektasi
faktor kelima yang mempengaruhi nilai tukar valuta asing adalah ekspektasi
atau nilai tukar di masa depan. sama seperti pasar keuangan yang lain, pasar
valas bereaksi cepat terhadap setiap berita yang memiliki dampak ke depan.
dan sebagai contoh, berita mengenai bakal melonjaknya inflasi di as mungkin
bisa menyebabkan pedagang valas menjual dollar, karena memperkirakan
nilai dollar akan menurun di masa depan. reaksi langsung akan menekan nilai
tukar dollar dalam pasar.
2.4.2. hubungan nilai tukar internasional dengan impor
nilai tukar mata uang merupakan perbandingan nilai dua mata uang yang
berbeda atau dikenal dengan sebutan kurs. nilai tukar didasari dua konsep, pertama,
konsep nominal, merupakan konsep untuk mengukur perbedaan harga mata uang
yang menyatakan berapa jumlah mata uang suatu negara yang diperlukan guna
memperoleh sejumlah mata uang dari negara lain. kedua, konsep riil yang
dipergunakan untuk mengukur daya saing komoditi ekspor suatu negara di pasaran
internasional.
permintaan dan penawaran akan valuta asing akan membentuk tingkat nilai
tukar suatu mata uang domestik dengan mata uang negara lain. penawaran dan
permintaan terhadap valuta asing timbul karena adanya hubungan internasional dalam
perdagangan barang, jasa, maupun modal. penawaran valuta asing disebabkan adanya
ekspor barang, jasa, transfer atau hibah dari luar negeri maupun kapital masuk.
sedangkan permintaan valuta asing disebabkan adanya impor barang, jasa maupun
kapital, sehingga untuk menyelesaikan transaksi perlu menukarkan suatu mata uang
domestik dengan valuta asing, dan sebaliknya (halwani, 2005).
dalam sistem nilai tukar internasional mengambang, depresiasi atau apresiasi
nilai mata uang akan mengakibatkan perubahan ke atas ekspor maupun impor. jika
nilai tukar internasional mengalami depresiasi, yaitu nilai mata uang dalam negeri
menurun dan berarti nilai mata uang asing bertambah tinggi harganya akan
menyebabkan ekspor meningkat dan impor cenderung menurun. jadi nilai tukar
internasional mempunyai hubungan yang searah dengan volume ekspor. apabila nilai
tukar internasional dalam hal ini dollar meningkat, maka volume ekspor juga akan
meningkat (sukirno, 2009).
2.5. inflasi
2.5.1. definisi inflasi
menurut boediono (2000) inflasi adalah kecenderungan dari kenaikan hargaharga secara umum dan terus-menerus. ini tidak berarti bahwa harga berbagai macam
barang itu naik dengan persentase yang sama. mungkin dapat terjadi kenaikan
tersebut tidaklah bersamaan. yang penting terdapat kenaikan harga umum barang
secara terus menerus selama suatu periode tertentu. kenaikan yang terjadi hanya
sekali saja (meskipun dengan persentase yang cukup besar) bukanlah merupakan
inflasi.
inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan
terus-menerus (sukirno, 2002). akan tetapi bila kenaikan harga hanya dari satu atau
dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas atau
menyebabkan kenaikan sebagian besar dari harga barang-barang lain. kenaikan
harga-harga barang itu tidaklah harus dengan persentase yang sama. inflasi
merupakan kenaikan harga secara terus-menerus dan kenaikan harga yang terjadi
pada seluruh kelompok barang dan jasa, pohan (2008). bahkan mungkin dapat terjadi
kenaikan tersebut tidak bersamaan. yang penting kenaikan harga umum barang secara
terus-menerus selama suatu periode tertentu. kenaikan harga barang yang terjadi
hanya sekali saja, meskipun dalam persentase yang cukup besar, bukanlah merupakan
inflasi, (nopirin, 2000). atau dapat dikatakan, kenaikan harga barang yang hanya
sementara dan sporadis tidak dapat dikatakan akan menyebabkan inflasi.
dari kutipan di atas diketahui bahwa inflasi adalah keadaan di mana terjadi
kelebihan permintaan (excess demand) terhadap barang-barang dalam perekonomian
secara keseluruhan. inflasi sebagai suatu kenaikan harga yang terus menerus dari
barang dan jasa secara umum (bukan satu macam barang saja dan sesaat). menurut
definisi ini, kenaikan harga yang sporadis bukan dikatakan sebagai inflasi.
parsial terhadap nilai impor bahan baku dan penolong indonesia. dengan
menggunakan teknik analisis statistik regresi berganda, yang diuji dengan f-test dan ttest, diperoleh pendapatan nasional dan indeks harga barang impor secara serempak
berpengaruh signifikan terhadap nilai impor bahan baku penolong indonesia periode
1987-2001. pengujian secara parsial terhadap indeks harga barang impor tidak
berpengaruh nyata terhadap nilai impor bahan baku dan penolong.
penelian hartatik tahun 2006, meneliti tentang analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi nilai total impor indonesia tahun 1991-2005. hasil penelitian
menyimpulkan bahwa secara serempak pdb, investasi, kurs dollar amerika serikat dan
tingkat inflasi dalam negeri berpengaruh signifikan terhadap nilai total import
indonesia. secara parsial pdb berpengaruh signifikan terhadap nilai total impor
indonesia, kurs dollar amerika serikat berpengaruh negatif terhadap nilai total impor
indonesia, investasi, dan inflasi tidak berpengaruh terhadap nilai total impor
indonesia tahun 1991-2005.
penelitian lestari 2006 juga melakukan penelitian tentang pengaruh pdb, kurs
dollar amerika dan inflasi dalam negeri terhadap nilai impor migas indonesia. periode
1993-2005. kesimpulan yang diperoleh ternyata produk domestik bruto (pdb), kurs
dollar amerika serikat dan inflasi dalam negeri secara serempak berpengaruh
signifikan terhadap nilai impor migas indonesia. produk domestik bruto (pdb)
berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap nilai impor migas
indonesia. inflasi dalam negeri tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap
nilai impor migas indonesia. sedangkan kurs dollar amerika serikat tidak berpengaruh
signifikan secara parsial terhadap nilai impor migas indonesia periode 1993 2005.
Impor Migas
Total Impor
INFLASI
A. produk domestik bruto (pdb) dan inflasi berpengaruh positif terhadap nilai
total impor indonesia, sementara nilai tukar rupiah berpengaruh negatif
terhadap nilai total impor indonesia.
B. produk domestik bruto (pdb) dan inflasi berpengaruh positif terhadap nilai
impor migas indonesia, sementara nilai tukar rupiah berpengaruh negatif
terhadap nilai impor migas indonesia.
C. produk domestik bruto (pdb) dan inflasi berpengaruh positif terhadap nilai
impor non migas indonesia, sementara nilai tukar rupiah berpengaruh negatif
terhadap nilai impor non migas indonesia.