Josep Nye menjelaskan bahwa Soft power dalam suatu negara tergantung dari : Pertama,
budaya. Ketika budaya ini menarik bagi orang lain, maka negara yang mengembangkannya dapat
membentuk “aturan” internasional yang konsisten dengan nilai dari budaya tersebut. Keefektifan
dari budaya ini tergantung dari konteks dimana dia diterapkan. Misalnya, film Amerika yang
membuat kebudayaan Amerika menjadi menarik di Amerika Latin atau di Cina bisa berakibat
sebaliknya jika film tersebut ditampilkan di Saudi Arabia atau Pakistan, dan ini mengakibatkan
melemahnya soft power. Budaya tidak bisa disederhanakan menjadi budaya populer dan konsumsi
massa saja, tetapi lebih kepada budaya yang mempunyai perangkat nilai dan praktek yang
menciptakan makna terhadap masyarakat.
Kedua, nilai politis. Ketika sesuai dengan ketentuan nilai politis yang sudah dipegang oleh
suatu negara. Misalnya, kebijakan pemerintah yang terkesan munafik, sombong dan berdasarkan
pendekatan nasionalisme yang sempit juga bisa “melemahkan” soft power. Misalnya, keputusan
Amerika menyerang Iraq pada tahun 2003, banyak masyarakat Amerika yang menolak keputusan
Presiden Bush ini. Mereka menentang kebijakan yang dilakukan oleh administrasi Bush bukan
menentang Amerika secara keseluruhan. Publik bisa membedakan masyarakat dan budaya
Amerika dengan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintahnya.
Ketiga, kebijakan luar negeri. Ketika hal ini dilihat sebagai suatu legitimasi dan
mempunyai otoritas moral. Kebijakan luar negri ini misalnya adalah dengan mempromosikan
perdamaian dan HAM. Hal ini dapat memberikan preferensi bagi negara lain. Adapun hal-hal yang
bisa melemahkan soft power dalam hal ini adalah ketika antara kebijakan yang dikeluarkan tidak
sesuai dengan praktek yang dilakukan oleh warga negaranya. Misalnya : film Hollywood yang
menampilkan kelompok Kristen fundamental yang menilai Islam sebagai agama setan, hal ini
diluar kontrol pemerintah di dalam masyarakat liberal, tetapi hal ini telah melemahkan soft power
dan merubah hubungan dengan Negara Islam.
Soft power tidak sama dengan pengaruh (influence), pengaruh bisa bergantung kepada hard
power melalui ancaman (merujuk kepada tindakan militer) dan ekonomi (payment). Soft power
lebih dari sekedar bujukan atau kemampuan menggerakkan seseorang melalui argumen. Soft
power juga dapat dilihat sebagai kekuatan untuk menarik. Perbedaan yang jelas antara hard power
dan soft power adalah pertimbangan berbagai cara yang dapat kita raih melalui hasil yang kita
inginkan. Amerika Serikat telah lama mempraktekkan soft powernya.