Praktek anti emansipasi masih sering didengungkan atas dasar doktrin agama.
Perempuan masih sering dianggap tidak “sejajar” dengan laki-laki. Kalaupun ada perempuan
yang bereperan aktif dan menempati posisi yang cukup strategis ditengah masyarakat baik
dalam struktur politik ataupun social masih sering terbersit rasa bersalah,rasa menyimpang
dan bukan muslimah yang baik. Feminism masih sering diidentikan dengan rasa rendah diri,
dan kelembutan yang lebih beraksentuasi sebagai objek yang menjadi sasaran dari sesuatu
yang lebih superior. Feminisme yang demikian melahirkan sikap inferiority complex atau
ketergantungan pada laki-laki. Tingginya prestasi seorang perempuan seakan dinilai dari
tingkat keridoan daripada laki-laki.
Pandangan teologis yang demikian itu terlahir dari doktrin agama yang menganggap
bahwa perempuan tercipta dari “tulang rusuk bengkok laki-laki” serta penyebab langsung
tergelincirnya adam dari surga. Doktrin ini melahirkan sikap androsentrisme yang
menempatkan laki-laki sebagai titik sentral dalam kehidupan di masyarakat. Bahkan yang
lebih parah lagi doktrin ini terkadang melahirkan sikap missogini atau rasa benci dan
pelecehan pada perempuan.
1 Disampaikan pada Latihan khusus KOHATI HMI Cabang Ciamis 28 oktober 2016
2 Kader HMI yang tumbuh dan berkembang di lingkungan HMI Komisariat Tarbiyah Cabang Kabupaten
Bandung
3 Lihat QS.Albaqorah : 30
seutuhnya dan memiliki kepribadian yang sempurna, dalam artian dia memiliki dirinya
sendiri “self assertive”.4
Alqur’an tidak merinci secara jelas mengenai penciptaan Hawa “wanita” . hawa yang
selama ini sering dipersefsikan sebagai istrinya adam sama sekali belum pernah disinggung
dalam alquran, istilah “adam wa hawa” hanya ditemukan dalam hadis . sedangkan alquran
hanya menggunakan istilah “Adam Wa Jauz” . padahal dalam kajian ilmu nahwu atau tata
bahasa arab kata yang tepat adalah “zauzah” jika adam diartikan sebagai “mudzakar” laki-
laki atau suami dari hawa.5
Kata zauz dalam alquran tidak selamanya berarti “suami” atau “istri” tapi bisa juga
berarti pasangan berbagai makhluk seperti hewan,tumbuh-tumbuhan ataupun buah-buahan. 6
oleh sebab itu kata jauz sebagai kata sesudah adam boleh jadi artinya bukan istri, sebagimana
pemahaman masyarakat pada umumnya bahwa adam adalah manusia pertama yang
diciptakan Allah dan Hawa adalah istrinya dan hawa diasumsikan sebagai perempuan,
padahal dalam alquran tidak ada penegasan bahwa adam adalah manusia pertama dan hawa
adalah istrinya. Kisah itu tergambar dalam jelas pada hikayat-hikayat bani israil.
Ayat-ayat yang mengungkapkan eksistensi adam adalah sebagai berikut :
QS. Albaqarah 35
Kata “Adam” dalam alquran terulang sebANYAk 25X dan tidak ada satupun yang
mengisyaratkan bahwa ia manusia pertama dan berjenis kelamin laki-laki. Dari teks-teks
bible_lah orang memahami bahwa adam adalah manusia pertama yang diciptakan Tuhan
kemudian menyusul Hawan “eve” yang diciptakan semata-mata sebagai pembantu dari
adama. Dari segi inilah , Sheila Collins berpendapat bahwa cikal bakal dari sikap tunduk
perempuan adalah warisan budaya yahudi dan Kristen.7
4 Nasarudin umar dalam buku “Kajian tematik alquran tentang kemasyarakatan” hlmn 232
5 Ibid , 232
7 Lihat Rifat hasan; Theologi perempuan dalam Tradisi Islam.Dalam jurnal ulumul Quran vol.
1.I.1990M/1410H, Hlmn 51.
Islam menempatkan perempuan dalam posisi yang paling mulia bahkan dalam
beberapa asfek perempuan adalah puncak ciptaan Tuhan sebagaiamana yang dinyatakan oleh
Paulo Coelho. Ada tiga hak preogatif Tuhan yang dalam diri makhluk hanya terdapat dalam
diri perempuan. Yaitu : penciptaan,pemeliharaan dan mematikan. Ketiga hal ini secara rutin
dan berkala ada dalam priode satu bulan di mana fase penciptaan terjadi dan terdapat dalam
Rahim seorang perempuan. Fase pemeliharaan adalah masa di mana seorang perempuan
dalam keadaan suci dan diharuskan menjaga rahimnya untuk senantiasa bersih dan terjaga
dari gangguan atau apapun yang bukan haknya dan yang ketiga adalah fase mematikan, yaitu
fase ketiga perempuan mengalami menstruasi.
Perempuan adalah wujud inkarnasi Tuhan disemesta raya,ia berdaya cipta bahkan kita
bisa mengatakan ia bukan sekedar ciptaan. Fitrah perempuan sebagai pemelihara dan
penyanga peradaban hal ini Nampak pada peran ia di dalam rumah tangga peradaban yang
disyariatkan oleh rasululoh SAW. Sebagaimana rasululoh SAW bersabda “al-mar’atu imadul
bilad” yang artinya perempuan adalah pondasi negeri.
Manusia adalah citra Tuhan dan alam semesta. Manusia adalah teofani terbesar bagi
keindahan Tuhan,terlebih perempuan. Perempuan adalah citra yang mencakup secara
keseluruhan citra alam semesta,Manusia dan Tuhan. Hal ini terlihat pada citra bentuk fisik
dari perempuan sebagai produk inovatif dan eksotis dari Tuhan. 8 Sifat kemaha indahan Tuhan
termanifestasikan dalam lekuk tubuhnya yang gemulai. Sementara sifat kemaha lembutan
Tuhan termanifestasikan dalam hatinya yang penuh kasih sayang
B. Dimensi Perempuan
1. Perempuan Dalam Ranah Domestik
Pernikahan atau perkawinan merupakan peristiwa yang penting dalam sejarah
kehidupan manusia. Kehendak untuk menyatukan dua tubuh secara sosial diakui sebagai
sebuah naluri dan pikiran yang sehat. Secara definitif perkawinan adalah akad antara laki-laki
dan perempuan sehingga menjadikan hubungan seksual menjadi sesuatu yang dihalalkan
bahkan bernilai ibadah. Menurut UU perkawinan no 1 tahun 1974 perkawinan adalah ikatan
lahir bathin antara laki-laki dengan perempuan dengan tujuan membentuk keluarga yang
kekal berdasarkan ketuhanan yang maha esa.
Ada tiga alasan mengapa pernikahan dianggap sesuatu yang penting menurut imam
ghazali. Pertama, perkawinan adalah cara manusia untuk berkembang biak dan berregenarasi.
Kedua untuk menyalurkan dan menjaga hasrat seksual dan yang ketiga perkawinan
14. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-
bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun[1180]. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
[1180] Maksudnya: Selambat-lambat waktu menyapih ialah setelah anak berumur dua
tahun.
Ayat ini terkait dengan kesehatam reproduksi perempuan yang merupaka bagian dari
hak perempuan sebagaimana hak perempuan merupakan bagian dari hak azasi manusia.
Kesehatan reproduksi perempuan merupakan hal yang penting untuk diperhatikan dan
dipriritaskan karena dengan kesehatan reproduksi yang dimiliki oleh perempuan maka akan
terlahir generasi yang sehat pula. Islam sangat memperhatikan kesehatan sebagaimana hal itu
tercermin dalam ayat alquran hadis dan pendapat ulama yang menempatakan kesehatan
sebagai sesuatu yang harus diperhatikan.
5) Hak menikmati hubungan seksual
Manusia disamping makhluk berakal ia juga makhluk seksual,diama seks adalah
naluri dan ada dalam diri setiap manusia. Nikah atau kawin pada dasarnya adalah hubungan
seksual. Dalam pandangan yang salah kesenangan dan hak atas kenimatan seksual
sepenuhnya adalah milik laki-laki. Islam hadir untuk menyelamatkan perempuan dari
kehidupan yang menyiksa. Alquran memberikan hak kepada perempuan setara dengan laki-
laki. Berdasarkan asas keadilan dan kesetaraan perempuan berhak atas laki-laki sebagaimana
laki-laki berhak ats perempuan. Suami dan istri perlu saling memberi dan menerima dalam
suasana hati yang menggairahkan.
6) Hak menolak kehamilan
Hamil pada satu sisi adalah hal yang menggembirakan meskipun disisi lain hamil bisa
jadi adalah sesuatu yang tidak dikehendaki. Melahirkan bagi perempuan adalah saat-saat
yang kritis dimana ia mempertaruhkan nyawanya demi kelhiran sibuah hati.bahkan islam
memandang perempuan yang meninggal dalam proses sedang melahirkan adalah mati syahid.
Mengingat hal ini sanga masuk akal jika kehamilan haruslah menerima pendapat dari
semua pihak dimana perempuan memiliki hak untuk memilih hamil atau tidak demikian pula
perempuan berhak memilih jumlah anak yang diinginkan
7) Hak aborsi
Pada hakikatnya islam mengharamkan pengrusakan,pelukaan dan pembunuhan
terhadap manusia.akan tetapi terkadang kehidupan seringkali dihadapkan pada pilihan yang
sulit seperti dalam hal pengguguran kandungan. Misalnya jika janin terus dibiarkan hidup
maka memnbahayakan ibu yang mengandungnya dan jika mengugurkan janin yang ada
dalam kandungan berarti membunuh kehidupan yang ada didalamnya.Dalam hal ini fiqih
menawarkan berbagi alternatif boleh melakukan aborsi jika janin belum berusia 120 hari
karena ketika sudah 120 hari dia sudah berwujud manusia sempurna dan memiliki kehidupan.
Karena kematian janin memiliki resiko yang lebih ringan daripada kematian seorang ibu.
8) Khitan perempuan
Khitan dalam definisi literal berarti memotong.sedangkan menurut sayid sabiq khitan
adalah memotong kulit hasafah agar mudah dibersihkan dan tidak menyimpan kotoran.
Khitan bagi laki-laki menurut madzhab hanafi dan maliki adalah sunnas muakad dan bagi
perempuan adalah kemuliaan asal tidak memotong bagian bibir vagina supaya perempuan
dapat merasakan kenimatan ketika berhubungan seksual. Sementara madzhab syafi’i khitan
bagi laki-laki dan perempuan adalah wajib. Madzhab hambali khitan bagi laki-laki wajib dan
bagi perempuan adalah kemuliaan teruatam diddaerah yang beriklim panas.
Dalam permasalahan khitan perempuan para ulama berbeda pendapat. Menurut syaikh
yusuf qardawi “ apabila pemotongan bagian tubuh perempuan menyakitkan secara fisik atau
psikologis dan perempuan akan terhalang hak fitrahnya berupa kenikmatan seksual maka
khitan perempuan adalah haram karena hal ini berarti melukai perempuan sebagaimana
kaidah fikih tidak boleh melukai diri sendiri dan orang lain.”
9) Pekerja rumah tangga
Mayoritas dari pekerja rumah tangga (PRT) adalah perempuan. Dalam realita
dimasyarakat PRT tak jarang mendapatkan perlakuan yang tidak etid dari kekerasan
fisik,psikologis sampai pelecehan seksual. Dalam pandangan islam manusia apapun jenis
kelaminnya dan apapun pekerjaannya adalah ciptaan yang terhormat dibandingkan ciptaan
Tuhan yang lainnya. Islam memandang bekerja adalah hak azasi manusia. Bekerja adalah
proses mengabdi kepada Allah oleh karena itu bekerja bernilai ibadah,apapun pekerjaan
tersebut asalkan membuat eksis dan dilakukan dengan cara yang baik maka ia bernilai ibadah.
Perempuan sebagaimana laki-laki dituntut untuk bekerja untuk mendapat kehidupan
yang layak dan memenuhi kebutuhannya. Profesi PRT terkadang dianggap rendah namun
dalam banyak hal memiliki peran dan jasa yang begitu besar. Islam memandang PRT dan
majikan pada posisi yang sama jika PRT salah maka dia wajib meminta maaf begitupula jika
majikan melakukan kesalahan.
Nabi muhammad mengajarkan upah harus dibayarkan sebelum keringat yang bekerja
kering. PRT adalah manusia dengan kafasitas fisiknya memelikin hak yang sama dengan
manusia yang lain. Dia berhak untuk makan,minum dan istirahat yang cukup.
Deklarasi tersebut sikap dan langkah progresif masyarakat muslim dunia sekaligus
memberikan harapan untuk masa depan yang lebih baik tidak hanya bagi perempuan tetapi
juga masyarakat dan umat isalm secara keseluruhan.
2) Ulama perempuan
Istilah ulama dalam konteks kebudayaan indonesia memiliki makna khusus,istilah ini
diberikan kepada orang yang dipandang mengerti dan memahami ilmu agama. Dalam bacaan
antropologis meski tidak selamanya tepat orang yang diberikan gelar ulama identik dengan
pakaian koko,memakai peci dan sarung. Terminologi ini sesungguhnya telah mereduksi
makna genuin dari ulama. Dalam bahasa arab ulama adalah kata jama’ atau plural dari kata
‘alim yang berarti sseseorang yang mengerti,tahu atau pandai.dalam kehidupan dimasyarakat
ulama memiliki peran dan kedudukan yang istimewa. Dalam alquran ulama didefinisikan
sebagai seseorang yang paling takut dan dekat dengan Tuhan. Dalam memori umat islam
secara kolektif ulama berperan sebagai pewaris para nabi al-ulama warasyatul anbiya.
Sebutan ulama dalam beberapa komunitas muslim hanya untuk laki-laki bukan untuk
perempuan. Pemakaian kata ulama bagi perempuan harus dibarengi kata “perempuan”
misalnya “ulama perempuan” atau “perempuan ulama”,kenyataan ini dengan jelan
menunjukan bahwa perempuan belum pantas diberikan gelar ulama. Keadaan ini
sesungguhnya diciptakan oleh orang-orang yang tidak percaya diri.banyak sekali ulama dan
ahli hadis perempuan yang ada dalam sejarah umat islam namun semuanya ada semacam
pengingkaran terhadap peran dan kapasitas ulama perempuan dalam sejarah umat islam.
Namun khazanah islam klasik telah menempatkan perempuan sebatas pada kafasitas sebagai
ulama dan cendekiawan. Bahkan beberapa nama perempuan disinyalir sebagai nabi. Seperti
siti Hawa,siti maryam dan siti asiah istri dari fir’aun. Meski mayoritas ulama laki-laki tidak
mengakui mereka sebagai nabi. Sejak awal abad 20 sampai sekarang banyak ulama
perempuan yang kembali tampil kedalam panggung sejarah diantaranya Huda Sya’rawi,
Batsinah,Nabawiyah Musa,Aminah Wadud,Zahirah Zainudin.
3) UKHUWAH NISA’IYAH
Ada tiga kategori ukhuwah dalam kamus kebudayaan indonesia Ukhuwah
Islamiyyah,Ukhuwah Wathaniyah Dan Ukhuwah Basyariyyah. Ukhuwah islamiyyah adalah
kesatuan yang didasarkan pada kesamaan agama, ukhuwah wathaniyah adalah persatuan
yang didasarkan pada kesamaan bangsa dan negara, serta ukhuwah basyariyyah adalah
ukhuwah atas dasar kemanusiaan.bagi penulis ketiga ukhuwah diatas hanya untuk
menunjukan realitas kebudayaan yang muncul ditengah masyrakat indonesia.
Islam adalah agama kebangsaan dan agama kemanusiaan. Oleh sebab itu kehidupan
berbangsa dan bernegara haruslah mencerminkan juga nilai-nilai kemanusiaan dimana
nasionalisme tidak lagi bertentangan dengan universalisme. Dimana nilai-nilai universal
menjadikan ukhuwah insaniyah sebagai pijakannya. Dengan dasar ini kehidupan manusia
dimanapun haruslah dibangun dengan dasar kesetaraan tanpa diskriminasi sebagaimana
dicontohkan Muhammad SAW ketika memimpin madinah.
Ukhuwah nisa’iyah memang terdengar masih asing dalam khazanah kebudayaan
indonesia. Secara literal ukhuwah nisaiyah berarti persaudaran atas dasar kesamaan jenis
kelamin perempuan. Namun lebih dari itu ukhuwah nisaiyah adalah persaudaraan yang
didasari adanya solidaritas terhadap nasib dan perjuangan perempuan untuk menemukan
kembali hak hak yang dicabut oleh sistem sosial yang diciptakan oleh manusia.
Ukhuwah Nisa’iyah sejatinya telah mendapatkan dasar legitimasi agama dalam
bentuknya yang paling mendasar dan paling genuine sebagaimana alquran beberapa kali
menyatakan tentang kesetaraan derajat antara laki-laki dan perempuan. Dengan begitu
gerakan ukhuwah nisaiyah menjadi sangat signifikan untuk mkenjadi bagian dari gerakan
ukhuwah wathaniyah,ukhuwah basyariyah dan ukhuwah islamiyah.
6) PEREMPUAN BEKERJA
Seandainya ajaran islam diperas maka islam adalah imaan dan kerja sosial atau amal
saleh. Asfek-asfek kerja dalam islam mengandung bentuk yang sangat luas bisa bersifat
fisik,inteletual ataupun spiritual. Kewajiban dalam islam adalah bekerja untuk mencapai
puncakkebaikan dengan cara yang baik. Sementara itu kerja dalam tradisi indonesia tidak
memiliki makna yang seluas itu. Amal dalam taradisi indonesia hanya dioartikan sebagai
tindakan atau kerja kebaikan seperti sodaqoh dan infak. Bentuk kerja sendiri difahami
bermacam-macam adan pedagang,karyawan,guru dll. Sedangkan pekerjaan istri dengan
mengurus anak di rumah,menyusui bayi tidak dianggap bekerja. Bekerja dalam islam
bernilai ibadah jika diniatkan untuk menjaga martabat diri dalam menjalani kehidupannya
Alquran dalam beberapa ayat mewajibkan dan menegaskan bahwa semua manusia
wajib bekerja baik laki-laki ataupun perempuan. Perempuan adalah manusia dengan
kehormatan dirinya berhak untuk memenuhi segala kebutuhan dirinya,menghidupi anaknya
atau bersedekah bagi ia yang membutuhkan. Mereka adalah pribadi yang mandiri dan
dituntut untuk mandiri meski mereka memiliki suami. Sebagaimana zainab binti zahsy
adalah seoarang perempuan yang sukses dalam bekerja dan menjalankan usahanya sendiri
dan sebagian keuntungannya diperuntukan untuk perjuangan islam.
Masyarakat indonesia hampir sama dengan yang lain yakni meyakini bahwa ruang
gerak dan kerja perempuan harus dibatasi hanya pada ruang domestik (rumah tangga)
sedanhgkan laki-laki di ruang publik. Kerja perempuan diluar rumah sering dianggap sebagi
penyimpangan dari karakter mereka. Sewasa ini dunia mulai terbuka dimana perempuan dan
laki-laki memiliki kesempatan yang sama di ruang publik. Meski pekerjaan perempuan
selama ini hanya pada hal-hal yang bersifat feminim.
Dalam kasus di indonesia akibat ketidakmampuan laki-laki dalam bekerja dan
ekonomi tak jarang banyak perempuan yang menjadi tenaga kerja wanita (TKW) menjadi
buruh di negeri orang. Realitas buruh perempuan menunjukan ketidak adilan sekaligus
penindasan manusia atas manusia. Hal itu ditandai dengan kekerasan yang dialami
perempuan yang menjadi pekerja. Tentu semua itu melanggar prinsif islam dan
kemanusiaan,dimana islam menentang prilaku eksploitasi yang kuat terhadap golongan
manusia yang lemah.
7) Perempuan,dakwah dan kebudayaan
Manusia adalah eksistensi yang dibentuk oleh kebudayaan. Kebudayaan biasanya
didefinisikan sebagai kompleksitas akal budi,rasa,kreatifitas manusia dalam kehidupan.
Dengan begitu kebudayaan adalah aktualisasi seluruh potensi yang dimiliki oleh
manusia,tanpa memandang jenis kelamin dan pengalaman dalam menjalani kehidupan.
Ekspresi kerinduan dan kretifitas tersebut pada akhirnya melahirkan norma,nilai,gagasan,adat
istiadat,tradisi,kesenian dan sebagainya. Secara naluriyah manusia menginginkan pengalaman
kebudayaan diterima dan diikuti orang lain.
Agama terlahir dan hadir untuk manusia bukan untuk Tuhan. Manusia telah hadir
dan terlahir diruang waktu kebudayaan. Dengan kata lain sebelum agama diturunkan manusia
telah berkebudayaan. Kehadiran agama guna mengarahkan dan memberikan petunjuk tentang
apa yang baik,apa yang dilakukan,difikirkan, diekspresikan oleh manusia baik secara
kepentingan kolektif atau personal.
Norma universal adalah nilai yang berlaku mondial serta melampaui ruang dan waktu.
Nilai universal merupakan kehendak nurani asal semua orang dimanapun dan kapanpun.
Sementara itu norma kontekstual adalah pandangan,tradisi dan aturaqn tertentu yang dibuat
untuk memenuhi kehendak sosial dan kebudayaan dalam ruang dan waktu tertentu.
Dalam banyak kebudayaan perempuan seringkali dicitrakan rendah bahkan
disejajarkan dengan syetan. Perempuan dinarasikan sebagai pembawa sial seperti pada
peristiwa diusirnya nabi adam dari syurga. Pada saat yang sama perempuan ditempatkan
sebagai objek pemuas hasrat seksual kaum laki-laki. Hal tersebut tentu saja jauh dan tidak
sesuai dengan ajaran islam,alquran mengisyarakan dan mentransformasikan citra dan
perlakuan perempuan dari perempuan yang dipandang rendah pada peradaban jahiliyah arab
pada waktu itu kepada posisi perempuan yang jauh lebih mulya.
Kemulyaan perempuan akan Nampak dengan begitu nyata kala perempuan bisa sesuai
dengan fitrahnya. Fitrah perempuan sebagai pencipta dan ciptaan,fitrah peremppuan sebagai
sosok pemelihara dan perempuan luar biasa penyangga peradaban dan firah perempuan
sebagai sosok yang menjaga kesinambungan alam semesta supaya sesuai dengan fitrahnya.
10 Ibid,…..376
Wallahu a’lam bilmurodihi
Yakin usaha sampai