Anda di halaman 1dari 25

BAHAYA

OMNIBUS
LAW
RUU CIPTA LAPANGAN KERJA
(RUU CILAKA)
RUU CILAKA ADALAH
SATU DARI 5 RENCANA
OMNIBUS LAW
Sampai sekarang, semua draft dan update
prosesnya belum dapat diakses publik:
1. Cipta Lapangan Kerja
2. Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan
3. Perpajakan
4. Kefarmasian
5. Ibukota Negara
BAGIAN 1
CACAT PROSEDUR
PENYUSUNAN
RUU CILAKA
#1
PENYUSUNAN
TIDAK PARTISIPATIF,
BAHKAN REPRESIF
Draft dan Update Proses
Tidak Dapat Diakses

• Pelanggaran kewajiban
sesuai Pasal 89 jo 96 UU
12/2011
• BPHN membuka kanal
untuk menghimpun
masukan soal RUU
CILAKA. Namun draft dan
NA tidak dipublikasikan.
• Permohonan draft ke laman
tersebut hanya dibalas
seperti di samping.
• Dengan waktu pembahasan yang singkat dan substansi
yang merambah banyak sektor, tidak mungkin pembahasan
omnibus law bersifat partisipatif.
• Sampai saat pemerintah belum menyebarluaskan substansi
RUU CILAKA kepada masyarakat melalui kanal resmi.
KETIMPANGAN
KEPENTINGAN YANG
DIAKOMODASI DAN
PENDEKATAN YANG
REPRESIF
Susunan keanggotaan Satgas Omnibus
Law dalam kepmenko perekonomian
378/2019 berisikan gabungan
pengusaha (tidak melibatkan
masyarakat dan masyarakat sipil)
Pendekatan represif pemerintah
untuk memuluskan Omnibus
Law. Jokowi memerintahkan BIN
dan POLRI untuk “mendekati”
pihak-pihak yang menolak
omnibus law
PEMASUKAN KEMBALI
PASAL-PASAL
INKONSTITUSIONAL
DAN ATURAN KOLONIAL
#2
Rencana Pengaturan Pasal Bermasalah yang Didaur Ulang

• Pasal 22 UU Penanaman Modal,


Rencana perpanjangan HGU ‘di muka’, dinyatakan inkonstitusional oleh
sehingga total pemberian HGU selama 70 Mahkamah Konstitusi
tahun • Agrarische Wet 1870 yang mengatur hak
erfpacht selama 70 tahun.
Rencana sentralisasi dengan penambahan • Pasal 251 UU Pemerintahan Daerah yang
kewenangan Presiden sehingga Presiden telah dinyatakan inkonstitusional oleh
bisa membatalkan Peraturan Daerah MK.
• RUU Pertambangan Minerba yang ditolak
Rencana keleluasaan memperpanjang
besar-besaran oleh gerakan masyarakat
kontrak karya dan PKP2B tanpa proses
sipil, sampai menyebabkan RUU batal
lelang
disahkan.
BAGIAN 2
RENCANA SUBSTANSI
YANG BERBAHAYA
MEMUDAHKAN BOS,
MENYUSAHKAN PEKERJA #1
FLEKSIBILITAS
TENAGA KERJA
DAN UPAH MURAH
JADI INTENSI
PENGUSAHA DAN
PEMERINTAH
• Fleksibilitas tenaga kerja (rekrutmen mudah,
PHK mudah)
• Upah murah, bahkan per jam. Mengakibatkan
hilangnya hak-hak pekerja terkait istirahat
dan cuti.
• Menurunkan pesangon
• Potensi PHK massal
• Upah minimum sektoral dan upah perdesaan
• Pidana pengusaha terkait hubungan
industrial ditiadakan
MEMUDAHKAN
PERAMPASAN RUANG #2
HIDUP MASYARAKAT
PENIADAAN
BEBERAPA
PERIJINAN
MENGHILANGKAN
INSTRUMEN
KONTROL DAN
UPAYA HUKUM
MASYARAKAT
• Penghilangan ijin lokasi dan IMB
menghilangkan kesempatan partisipasi dan
upaya hukum masyarakat terdampak.
• Nelayan tradisional wajib ijin penangkapan
ikan seperti penangkap ikan besar.
• Penetapan kawasan hutan sepihak
melanggar hak masyarakat adat dan lokal.
• Perpanjangan HGU dan HGB bisa diberikan
“di muka”, merupakan aturan kolonial.
PENCEMARAN,
KERUSAKAN LINGKUNGAN,
BENCANA EKOLOGIS, DAN #3
MAN-MADE DISASTER
• Kendornya instrumen
pencegahan
• Reduksi prinsip pencemar
membayar dan internalisasi
biaya
• Menghilangkan kesempatan
partisipasi publik dan ruang
keberatan masyarakat untuk
menggugat izin lingkungan
• Hilangnya pidana lingkungan
• Penghapusan kewajiban IMB
membahayakan mutu bangunan
TAIPAN TAMBANG
ABADI, LUBANG #4
TAMBANG TAK
TERSENTUH
• Ijin pertambangan minerba
yang terintegrasi dengan
pembangkit listrik atau
smelter dapat diberikan
seumur hidup sampai
tambang terkeruk habis.
• Laju pemberian
kemudahan ijin tidak
dibarengi laju perbaikan
kapasitas pengawasan
pemerintah.
SENTRALISASI
BERTENTANGAN
DENGAN SEMANGAT
REFORMASI DAN
#5
MAKIN MENYULITKAN
PELAYANAN PUBLIK
KETIMPANGAN
SANKSI PIDANA
BAGI MASYARAKAT #6
VS PENGUSAHA
MENINGKATKAN
KETIDAKPASTIAN #7
USAHA
PALING MERUGIKAN
KELOMPOK RENTAN #8

Anda mungkin juga menyukai