MUHAMMAD TALBI
Tugas Ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Hermeneutika
Al-Qur`an Pada Program Studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir Fakultas Ushuludin dan
Dakwah IAIN Bone
Oleh:
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah swt. yang telah
menyelesaikan makalah ini sesuai dengan apa yang telah diharapkan. Shalawat
menyertai salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad saw.
Serta ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
ayat aqidah. Semoga apa yang saya sampaikan melalui makalah ini dapat
menambah pengetahuan serta wawasan kita serta dapat bernilai ibadah di sisi
Allah swt.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam tugas kami ini, oleh
karena itu kami sangat mengharap adanya kritik dan saran yang bersifat
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
BAB II ........................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 19
B. Saran ................................................................................................................. 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Quran adalah kitab petunjuk yang sangat kaya dengan aneka rupa nilai
dan ajaran yang direkam dalam teks-teks yang indah (sastrawi) walau terkesan
tidak sistematis. Oleh karena itu al-Quran tidak akan selesai dipahami dalam suatu
definisi tunggal yang semata bersifat tekstual. Sentralitas teks dalam tradisi tafsir
al-Quran tidak semata memunculkan implikasi metodis bagi mufassir tetapi juga
jaman yang terus beranjak dan tak pernah jenak, mengajak umat Islam terus
berlari. Kenyataannya menjadi tidak pernah mudah karena umat Islam tidak dapat
jauh ke mana-mana. Elit-elit agama membatasi ruang gerak umat dengan tafsir-
umat Islam tidak sanggup menghadapi masa depan tetapi disebabkan oleh ikatan-
ikatan kusut masa lalu terhadap sentimen keagamaan umat Islam itu sendiri.
stagnasi dan kejumudan yang membuat umat Islam menjadi kehilangan daya
1
kompleks. Salah satu pemikiran yang dianggap paling polemis dan kontroversial
sebagai gantinya. Hal ini jelas dianggap melawan arus pemahaman mainstream.
doktrin-doktrin otentik Islam itu sendiri, yaitu al Qur‟an dan hadis plus pendapat
sampai saat ini, ia tetaplah dianggap sebagai pemikir yang paling memiliki
B. Rumusan Masalah
al-Qur‟an?
C. Tujuan
Madjid
3. Untuk mengetahui pandangan Nurcholis Madjid terhadap Pluralisme
Agama
2
BAB II
PEMBAHASAN
berasal dari keluarga yang berlatar belakang budaya pesantren, ayahnya bernama
hubungan dekat dengan KH. Hasyim Asy‟ari, salah seorang pendiri NU. Ibunya
juga berasal dari kalangan NU, adik dari Rais Akbar NU, dari ayah seorang
1
aktivis Serikat Dagang Islam (SDI) di Kediri, Jawa Timur. Nurcholish,
merupakan salah seorang yang menjadi saksi dari berbagai ketegangan kultural
yang mewarnai Jombang kala itu. Seperti kita tahu, Jombang secara geografis
berada di bawah jantung Islam Jawa.2 Sebagai jantung Islam, ia menyerap dan
kala itu, “yang menjadi sumber kebencian saya terhadap komunitas lain, demikian
pada tahun 1948 dan Nurcholish Madjid adalah salah seorang murid di madrasah
tersebut. Selain itu, Ayah Nurcholish Madjid secara bersamaan aktif dalam
1
Miftakhul Munir, “Modernisasi Pendidikan Islam dalam Perspektif Nurcholish
Madjid,”Jurnal Evaluasi 1, no. 2. (2017).
2 Tasrif, Muh. "Indonesia Modern Sebagai Konteks Penafsiran: Telaah Metodologi
Penafsiran Alquran Nurcholish Madjid (1939-2005)." Nun: Jurnal Studi Alquran dan Tafsir di
Nusantara 2.2 (2016).
3
organisasi tradisional Islam NU dan partai politik di bawah pengaruh modernisasi
Islam, Masyumi.
merasa begitu cocok belajar di Gontor. Di pesantren ini pula Nurcholish Madjid
sehingga dari kelas I ia bisa loncat ke kelas III SMP.10 Nurcholish Madjid
KH. Zarkasyi sebagai seorang pimpinan pesantren, sehingga pada tahun 1960,
di Universitas Al-Azhar, Kairo. Karena Mesir saat itu sedang terjadi krisis
Terusan Suez yang cukup kontroversial, keberangkatan Nurcholish Madjid tidak
3
Safitri, Lis, and Fadlil Munawwar Manshur. "Tujuan Pendidikan Islam dalam
Pandangan Nurcholish Madjid." Tsamratul Fikri 10.1 (2016): 1-8.
4
gelar philosophy Doctoral (Ph.D) di Universitas Chicago dengan nilai cumlaude
ia mengangkat pemikiran Ibnu Taymiah dengan judul “Ibn Taymiyah dalam ilmu
kalam dan filsafat: masalah akal dan wahyu dalam Islam” (Ibn Taymiyah in
doktoral yang dilakukan ini menunjukkan atas kekaguman dirinya terhadap tokoh
tersebut.
Islam modern pada akhir abad 20 M. tak terelakkan bahwa pemikiran dan
pegang untuk melakukan penafsiran, metode yang beliau gunakan hingga hasil
dari gabungan prinsip dan metode yang ia gunakan. Yang pertama ada prinsip
4
Darmaji, Agus. KEBAHAGIAAN DAN KESENGSARAAN MENURUT NURCHOLISH
MADJID. BS thesis.
5
Penyelesaian yang diberikan atas persoalan bangsa Indonesia ini, dalam
tidak sama dengan penyelesaian yang diberikan oleh bangsa Muslim lain.
masalah mereka, karena itu juga tidak dapat ditiru, meskipun bertitik tolak
Yang Maha Esa dan Mahamutlak dan ide tentang kelemahan manusia.
Berdasarkan (Q.S. al-Ikhlas (112): 4), “Tidak seorang pun setara dengan-
5
HS, Muhammad Alwi, and Iin Parninsih. "MENYOAL KONSISTENSI METODE
PENAFSIRAN BINT SYATHI TENTANG MANUSIA DALAM AL-QUR‟AN (Studi Kitab
Maqāl Fī Al-Insān: Dirasah Qur‟aniyyah)." Al-Bayan: Jurnal Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir 4.2
(2019): 82-92.
6
Mursyid, Ali. "Penafsiran Ayat tentang Pluralisme Perspektif Nurcholish Madjid (1939-
2005) dan Farid Esack (L. 1959)(Studi Komparatif)." (2021).
6
yang lemah (antara lain, berpandangan pendek, cenderung tertarik kepada
untuk salah, karena “tergoda” oleh hal-hal menarik dalam jangka pendek.
Dengan kata lain, manusia sering gagal melihat akibat jangka panjang dari
Madjid, kata kunci untuk memahami al-Quran yang termasuk juga kedalam
prinsip penafsiran Nurcholis Madjid yaitu, Tafsir, al-„itibar, Tadabbur dan Ta‟wil.
1. Tafsir
2. Al-„itibar
tersebut.
3. Ta‟wil
7
Sukron, Mokhamad. "DIALEKTIKA PENAFSIRAN AYAT PLURALISME AGAMA
NURCHOLISH MADJID DAN MUHAMMAD MUTAWALLI AL-SYA‟RAWI." Jurnal El-
Hamra: Kependidikan dan Kemasyarakatan 7.1 (2022): 15-35.
7
fakta-fakta tekstual dari sumber suci yakni al-Quran dan as-sunnah
4. Tadabbur
Selain itu ada beberapa prinsip lain yang dipegang Nurcholis Madjid
terhadap penafsiran al-Qur‟an. Yakni prinsip yang kuat terhadap Teks al-
Quran.
kitab suci yang diturunkan dengan maksud sebagai sumber petunjuk dan
8
Syarif, Ahmad. KONSEP TA‟WIL MENURUT NURCHOLIS MADJID DALAM
PENAFSIRAN AL-QUR‟ĀN. Diss. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, 2019.
8
2. Kesatuan antar Bagian al-Quran
sebagai sebuah keutuhan: satu bagian terkait dengan bagian yang lain
kalangan umat Islam berkaitan dengan adanya ayat-ayat suci Alquran yang
terhadap ayat-ayat tertentu. Hal ini terbersit jelas dalam al-Quran Surah
tidak dalam gambaran rumah, dan tidak dalam gambaran apa saja. Dengan
demikian, hal itu menjadi rahasia Tuhan. Berkenaan dengan ayat tersebut,
9
Safitri, Lis, and Fadlil Munawwar Manshur. "Tujuan Pendidikan Islam dalam
Pandangan Nurcholish Madjid." Tsamratul Fikri 10.1 (2016): 1-8.
9
Nabi menyatakan dalam sebuah hadis qudsi bahwa Allah itu menyediakan
sesuatu untuk mereka yang bertakwa yang tidak pernah dilihat oleh mata,
tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak pernah terbetik dalam hati
alegoris.
pendekatan tematik atau topikal yang biasa disebut dengan istilah tafsir
10
Sulbi, Sulbi. "Islam Kemodernan dan Keadilan Sosial dalam Pandangan Nurcholish
Madjid." Palita: Journal of Social Religion Research 6.1 (2021): 1-24.
10
perkataan perempuan, tetapi semua ayat yang berkaitan dengan
taḥlīlī pembahasannya tidak terfokus pada suatu masalah pada satu tempat,
masalah harus dicari di berbagai tempat dalam tafsir itu. Hal ini
sejarah, yakni kehidupan sosial dan kultural manusia dalam konteks ruang
dan waktu. Untuk itulah, jika dilihat dari pandangan beliau terhadap
bersifat analitis.
11
Selain itu Gambaran tentang bangunan intelektual yang utuh dan
yang baik adalah yang mempunyai pangkal yang kukuh, yang akarnya
diperlukan suatu bangunan yang memiliki pangkal dan akar dalam tradisi
keilmuan masa lalu peradaban sendiri. Justru, adanya pangkal yang kukuh
kepada diri sendiri, dan kemantapan itu adalah pangkal daya cipta dan
11
Muslim, Abu. Nurcholis Madjid dan Politik Muslim. IRCISOD, 2021.
12
petunjuk agama sendiri dalam hal sikap terhadap hikmah atau ilmu
Telah dijelaskan diatas bahwa ada beberapa prinsip yang dipegang erat
oleh Nurcholis Madjid terhadap penafsiran al-Quran, metode dan analitis yang
dilakukan oleh beliau. Pluralisme merupakan buah dari hasil pemikiran dan
hanya itu pluralisme juga merupakan hasil dari penafsiran Nurcholis Madjid
terhadap al-Quran.
dapat dilihat dari dua sisi yakni tataran praktis dan tataran idiologis. Dalam tataran
realitas dan saling menghormati antara pihak-pihak yang berbeda, kita sering
mendengar istilah toleransi. Kalau dalam Islam kita mengenal istilah tasammuh
„alal ikhtilāf (sikap lapang dada dalam perbedaan pendapat). Sementara dalam
tataran idiologis pluralisme adalah sebuah gagasan yang berasumsi bahwa semua
agama benar dan sama, yang membedakannya hanya pada masalah interpretatif
sikap toleransi antar umat beragama yang satu dengan agama yang
lainnya, tidak saling mempengaruhi serta tetap menjunjung tinggi tali
13
persaudaraan sebatas yang dibenarkan oleh agama masing-masing.
Terlebih dalam konteks keindonesiaan ini bukan hal baru tetapi sudah
menjadi sunnatullah yang tidak bias diubah apa lagi untuk dihindari.
arti apa pun bentuknya) bukanlah sesuatu yang unik dan diherankan, terlebih lagi
di zaman modern, sebab secara sosiologis pun realitas kemajemukan selalu ada.
itu tidak berarti kesatuan atau ketunggalan tidak bisa diwujudkan, meskipun
keadaan menjadi satu (being united) tersebut sifatnya relatif dan tentatif.
maknanya dalam Al-Qur‟an) dari Tuhan. Oleh karena itu, menurutnya, yang
kemajemukan agama itu sendiri. Sikap yang sehat itu adalah dengan
12
Mursyid, Ali. "Penafsiran Ayat tentang Pluralisme Perspektif Nurcholish Madjid
(1939-2005) dan Farid Esack (L. 1959)(Studi Komparatif)." (2021).
14
memandang agama-agama sebelum agama Islam untuk didudukkan sebagai
agama yang patut dihormati. Salah satu bentuk penghargaan itu adalah adanya
konsep Ahl al-Kitab dalam doktrin Islam, sebuah konsep yang menunjukan
tuntutan agar kaum muslim bersikap toleran terhadap penganut agama lain.
yang kemudian dikenal dengan konsep Ahl al-Kitab itu, maka kitab suci AlQur‟an
plurality).
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan. Maka
demikian kami penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak
kekurangan dan tidak menutup kemungkinan adanya kesalahan, maka dari itu
kami menginginkan agar pembaca dapat mencari tahu kebenaran suatu ilmu yang
kami paparkan jika yang ada dalam makalah ini didapati suatu kesalahan.
16
DAFTAR PUSTAKA
12 Nomor 01 2018.
2010).
Muslim dalam Konteks Indonesia), Jurnal Al Irfani, Vol. 01, No. 02,
Desember 2020.
17