Tugas Ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Hermeneutika
Al-Qur`an Pada Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuludin dan
Dakwah IAIN Bone
Oleh:
Alfhi Syahar
762312019003
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah swt. yang telah
menyelesaikan makalah ini sesuai dengan apa yang telah diharapkan. Shalawat
menyertai salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad saw.
Serta ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
ayat aqidah. Semoga apa yang saya sampaikan melalui makalah ini dapat
menambah pengetahuan serta wawasan kita serta dapat bernilai ibadah di sisi
Allah swt.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam tugas kami ini, oleh
karena itu kami sangat mengharap adanya kritik dan saran yang bersifat
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN....................................................................................................3
A. Latar Belakang..............................................................................................3
B. Rumusan Masalah.........................................................................................4
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................4
BAB II................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................5
BAB III............................................................................................................19
A. Kesimpulan..................................................................................................19
B. Saran............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang menghebohkan dunia Islam pada saat itu, bahkan hingga saat ini. Namanya
adalah Amina Wadud Muhsin. Ia seorang Profesor Islamic Studies yang pernah
dan perempuan. Sejak 1400 tahun lebih Islam di sebarkan oleh Nabi Muhammad,
baru Amina Wadud-lah orang yang berani menjadi imam shalat Jum‟at. Amina
Wadud melakukan hal tersebut tentu bukan asal-asalan, namun juga memiliki
dasar. Dasar yang di pakai olehnya adalah hermeneutika tauhid. Dalam hal
ibadah, seseorang tidak boleh di halangi hanya karena jenis kemanin, asalkan
bertauhid, ia boleh beribadah. Selain itu, factor kondisi geografis dimana Amina
Wadud tinggal juga menjadi alasan utmanya untuk melakukan hal itu.
Yang menjadi janggal adalah ketika metode dari Bibel (hermenutika) ini
diaplikasikan kedalam al-Qur‟an perbedaan kevalidan data dan sejarah. Untuk itu
wajar, jika memang umat Islam menilainya berbeda-beda, ada yang menolak
ataupun menerima. Dalam hal ini, penulis akan mencoba memaparkan tentang
B. Rumusan Masalah
3
2. Bagaimana corak pemikiran Amina Wadud Muhsin?
wanita?
C. Tujuan
Muhsin
3. Untuk mengetahui penafsiran Amina Wadud Muhsin terkait hak dan peran
wanita
4
BAB II
PEMBAHASAN
Pennsylvania tempat ia belajar sampai dia menerima gelar BS pada tahun 1975
yang sebelumnya menjadi praktisi Buddish dalam waktu yang cukup singkat yaitu
satu tahun. Pada tahun 1974 namanya resmi diubah menjadi Amina Wadud, yang
Dia mendapat gelar MA dalam Studi Timur Dekat, gelar Ph.D dalam
bahasa Arab, serta studi Islam dari University of Michigan pada tahun 1988.
Selama studi, ia juga aktif belajar bahasa Arab di Universitas Amerika Kairo,
kemudian dilanjutkan dengan studi al-Qur’an dan tafsir di Universitas Kairo, serta
mengambil kursus filsafat di Universitas al-Azhar. Sebelum menjadi profesor
dan Lybia.
Setelah menulis buku “Qur’an and Women, Rereading The Sacred Text
seluruh dunia. Diantara prestasi Wadud yang lain adalah sebagai anggota
5
Muslim yang peduli dengan penindasan yang dihadapi perempuan. Sehingga pada
tahun 2001, ia diundang oleh Colin Powel untuk menghadiri jamuan makan
Sejak muda, Amina Wadud dikenal sebagai tokoh yang aktif di non
dan relasi-relasi yang lain. Keterlibatannya yang intensif dan kepeduliannya yang
jauh tersebut, telah membawa dampak pada dirinya, yaitu penokohan dan
yang bertujuan untuk menghidupkan kembali kajian Islam yang bersifat meta-
modern, yang dipimpin oleh Naquib Alatas. Organisasi ini kemudian dijadikan
master plan oleh organisasi Konferensi Islam Alternatif (KIA). Selain itu ia juga
America) yang didanai oleh Kecia Ali, sebuah asosiasi penelitian tentang program
bahwa al-Quran merupakan sumber nilai tertinggi yang secara adil mendudukkan
laki-laki dan perempuan setara (equal). Salah satu contoh adalah tindakan
Imam sekaligus khatib dalam shalat Jum’at di Synod House at the Cathedral of St.
John the Divine, salah satu gereja di Manhattan, New York, dan diikuti oleh
1
Labibul Wildan, “Hermeneutika Komunikatif Amina Wadud Muhsin” Indonesian Journal
of Islamic Communication, Vol. 1, No. 2, Desember 2018, h. 38-39.
6
Adapun karya Amina Wadud yang merupakan master piecenya adalah
Quran And Woman; Rereading the Sacred Text from a Woman’s Perspective.
dukungan antusias kecuali dukungan dari Dr. Alton Becker (Pete). Kedua, ketika
ia datang ke Malaysia pada tahun 1989. Di sini, ia bertemu dengan Dr. Chandra
Selain karya tersebut, ada juga artikel-artikelnya yang lain, semisal Quran
And Woman yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan judul Al-Quran
Dan Perempuan. Artikel tersebut merupakan entery point dari karya master
Hermeneutics. Artikel ini ditulis Amina Wadud dengan dua tujuan, yaitu pertama,
Islam yang selalu memarjinalkan atau menolak manfaat dan keuntungan dari
2
Khozainul Ulum,”Amina Wadud Muhsin dan Pemikirannya Tentang Poligami” Al-
Hikmah Jurnal Studi Keislaman, Vol. 7, No. 1, Maret 2017, h. 11-12
7
B. Corak Pemikiran Amina Wadud Muhsin3
bahwa model tafsir yang dipakai oleh Amina Wadud adalah tafsir tematik-
holistik atau yang disebut oleh Fazlur Rahman dengan teori hermeneutik
Quran dengan cara mencari korelasi ayat-ayat yang setema dan yang
dalam karyanya Quran And Woman; Rereading the Sacred Text from a
3 dengan surat yang sama, yaitu Q.S. an-Nisâ' ayat 2 dan 129, juga dengan
Q.S. al-Baqarah ayat 187 dan Q.S. ar-Rûm ayat 21. Selanjutnya, ia juga
3
Khozainul Ulum,”Amina Wadud Muhsin dan Pemikirannya Tentang Poligami” Al-
Hikmah Jurnal Studi Keislaman, Vol. 7, No. 1, Maret 2017, h. 18-20
8
intelektual sebagai bagian dari perlakuan adil terhadap para isteri. Bukti
feminis ini berangkat dari keyakinan bahwa karena Allah maha adil, maka
agama dan jenis kelamin. Menurut mazhab ini, al-Quran hadir dengan
keras asumsi yang meyakini bahwa perempuan lebih rendah atau tidak
9
Al-Quran sendiri tidak menafikan perbedaan antara laki-laki dan
penafsiran Amina Wadud dengan model hermeneutikanya tekait masalah hak dan
kata ini, tersirat anggapan bahwa wanita hanya bisa menjadi ibu. Al-
4
Aniqoh, “Hermeneutika Al-Qur`an Amina Wadud Muhsin” Revelatia: Jurnal Ilmu Al-
Qur’an dan Tafsir Vol. 2, No. 2, November 2021, h. 132-138
10
utama wanita. Fungsi itu menjadi utama bila dilihat dari kesinambungan
ras manusia.
Terlepas dari itu, Amina mengutip sebuah ayat yang membedakan derajat
hendaknya menahan diri (menunggu) tiga kali quru`. Tidak boleh mereka
suaminya berhak rujuk padanya dalam masa iddah tersebut, jika mereka
Ayat ini menunjukkan bahwa derajat yang dimaksud di atas adalah hak
menyatakan cerai kepada istri. Sebenarnya wanita bisa saja minta cerai,
tetapi hal ini dikabulkan setelah adanya campur tangan pihak yang
bahwa makna derajat dalam ayat ini sama dengan kebolehan kesewenang-
terlebih dahulu. Dengan demikian, hak dan tanggung jawab wanita dan
menafsirkan kata qawwam dan fadhdhala yang terdapat dalam surah an-
Nisâ` ayat 34. Menurutnya, dua kata tersebut erat kaitannya dengan kata
11
atau isi sebelum kata bi adalah ditentukan berdasarkan apa-apa yang
diuraikan setelah kata bi. Dalam ayat tersebut, pria-pria qawwamuuna ‘ala
kedua kondisi ini tidak dipenuhi, maka pria bukanlah pemimpin bagi
wanita.
laki-laki, yakni warisan), dan nafkah yang dia berikan kepada istrinya.
masih dalam perdebatan. Dimana bagian warisan absolute pria tidak selalu
pada kekayaan milik keluarga yang akan diwariskan. Lebih jauh, Amina
bahwa wanita tidak perlu dibebani dengan tanggung jawab tambahan yang
Dalam hal ini, Amina Wadud membahas surah an-Nisâ` ayat 3, yang
artinya: “Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-
nikahilah wanita-wanita lain yang kamu senangi : dua, tiga atau empat.
12
kemudian jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil, maka nikahilah
seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu
adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.” Ayat ini tentang
dengan menikahi anak yatim tersebut. Menurut Amina Wadud ada tiga
finansial hendaknya mengurus lebih dari satu istri. Lagi-lagi, pola pikir ini
oleh seorang istri, dia harus mempunyai istri lebih dari satu. Alasan ini
jelas tidak Qur’ani karena berusaha menyatujui nafsu laki-laki yang tidak
terkendali.
Qur`an- yaitu pria memiliki hak talak. Tidak seperti wanita, kaum pria bisa
saja berkata “saya ceraikan kamu” untuk memulai tata cara perceraian. Al-
13
talak dari suaminya, sehingga kenyataan ini digunakan untuk mengambil
bahwa seluruh kewenangan talak ini harus direnggut dari kaum wanita.
Yang lebih penting lagi menurutnya, hendaknya persoalan rujuk atau cerai
ada aqad pernikahan yang dilaksanakan diantara keduanya. Hal ini tidak
terutama suami istri. Bahkan Poligami dan perceraian adalah pintu darurat
yang bisa dibuka apabila ada problem yang tidak bisa diselesaikan diantara
cara talak (perceraian). Sebab menurut asalnya hukum talak itu makruh,
berdasarkan hadis Nabi Muhammad SAW berikut ini: Dari Ibnu Umar
bersabda: "Perbuatan halal yang paling dibenci Allah ialah cerai.( Riwayat
Abu Dawud dan Ibnu Majah. Hadits shahih menurut Hakim. Abu Hatim
14
Teori kesetaraan laki-laki dan perempuan dilawan dengan pendapat, yaitu
sama, bahkan dua banding satu. Ketentuan ini dianggap sebagai hal yang
lama yang menganggap bahwa dua banding satu (laki-laki dan perempuan)
tidak benar, sebab ketika diteliti ayat-ayat tentang waris satu persatu,
ternyata rumusan dua banding satu hanya merupakan salah satu ragam dari
Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari lakilaki diantara kalian .
15
Jika tidak ada dua orang laki-laki maka boleh seorang laki-laki dan dua
orang perempuan. dari saksi-saksi yang kamu ridhoi, supaya jika yang
situasi sosio-historis yang melingkupi ketika ayat itu turun. Para ulama
kontekstual. Dalam hal ini Fazlur Rahman, nampaknya salah seorang yang
laki.
waktu itu, perempuan mudah dipaksa. Jika saksi yang dihadirkan hanya
Berbeda jika ada dua perempuan, mereka bisa saling mendukung, saling
kesatuan guna mengadapi saksi yang lain. Jadi, dengan kata lain adanya
lebih disebabkan oleh adanya hambatan sosial pada waktu turunnya ayat,
16
memandang perempuan sebagai saksi yang potensial. Implikasi teoritis
dari pemikiran tersebut adalah bahwa ketika kondisi zaman sudah berubah,
cukup dalam persoalan transaksi atau muamalah, apalagi hal itu memang
dan kapabilitas ketika diserahi untuk menjadi saksi dalam kasus apa pun
muamalah bukan ibadah magdoh atau ibadah yang sudah ditentukan syarat
bahwa keadilan lebih dekat kepada ketakwaan. Jadi dasar hukum yang ada
di dalam Alquran adalah keadilan karena adil itu lebih dekat kepada
takwa.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metodis. Pada tahun 1974 namanya resmi diubah menjadi Amina Wadud, yang
Model tafsir yang dipakai oleh Amina Wadud adalah tafsir tematik-
holistik atau yang disebut oleh Fazlur Rahman dengan teori hermeneutik
dengan cara mencari korelasi ayat-ayat yang setema dan yang terpencar di
pelbagai ayat, sehingga dapat dipahami ajarannya secara utuh dan jelas.
Sedangkan tafsir holistik (kulliy) adalah tafsir yang menggunakan seluruh metode
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan. Maka
demikian kami penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak
kekurangan dan tidak menutup kemungkinan adanya kesalahan, maka dari itu
kami menginginkan agar pembaca dapat mencari tahu kebenaran suatu ilmu yang
kami paparkan jika yang ada dalam makalah ini didapati suatu kesalahan.
18
DAFTAR PUSTAKA
19