Anda di halaman 1dari 15

Tugas Kelompok Dosen Pengasuh

Materi Filsafat Pendidikan Islam Rahmat Hidayah, M.Pd

Pemikiran Filsafat Pendidikan Islam Al Ghazali

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Disusun Oleh Kelompok 8 :

Nur Anisa : 220116451

Nur Laila : 220116452

Nurhasanah : 220116453

Nurlaili : 220116454

Nurnailah : 220116455

Nurul Jannah : 220116456

Nurul Ulfah : 220116457

Rafilah : 220116460

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


(STAI) AL JAMI
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BANJARMASIN
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil ‘Alaamiin. Puji dan syukur kami haturkan ke hadirat


Allah SWT.Atas berkat rahmat, hidayah serta bantuan-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Bapak Rahmat Hidayat, M.Pd pada mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam. Selain itu,
untuk menambah wawasan tentang “Pemikiran Filsafat Pendidikan Islam Al Ghazali”
bagi para pembaca dan juga kami sendiri.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rahmat Hidayat, M.Pd.
selaku dosen mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membagi sebagian pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Banjarmasin, 31 Agustus 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................ i
DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 2
C. Tujuan Masalah ...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Biografi Imam Al Ghazali ...................................................................................... 3
B. Karya-Karya Imam Al Ghazali ...............................................................................5
C. Pemikiran Filsafat Pendidikan Islam Menurut Imam Al Ghazali........................... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan sistem Pendidikan Islam memiliki pengaruh yang sangat


kuat dalam kehidupan.baik dari pengetahuan, pemikiran, maupun kebudayaan.
Pada mulanya, Pendidikan Islam tumbuh dan berkembang selaras dengan
dakwah yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW.Namun, seiring
dengan perkembangan zaman, terdapat banyak pembaharuan-pembaharuan
yang terjadi secara pesat.

Pembaharuan-pembaharuan itu mengalami kemajuaan yang sangat


signifikan pada masa dinasti Umayyah dan dinasti Abbasiyah.Daripada itu,
lahirlah pemikiran-pemikiran , pengembangan pengetahuan dan kebudayaan.
Banyak para ilmuwan dan ulama-ulama yang menyiarkan pemikiran dan
pengetahuan mereka.Tujuan daripada hal itu tak lain untuk meningkatkan
kemajuan agama Islam pada seluruh aspek kehidupan.

Namun, kemajuan itu hanya sementara masa, hingga akhirnya kemjuan


dari dunia Baratlah yang menjadi acuan dan kiblat ilmu pengetahuan pada saat
ini.Padahal semua sumber itu berasal dari khazanah ilmu pengetahuan dan
metode berfikir Islam yang rasional pada masa klasik.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan kami uraikan pada makalah ini sebagai
berikut :

1. Biografi dari Imam Al Ghazali ?


2. Apa sajakah karya-karya yang dicetuskan oleh Imam Ghazali ?
3. Apa konsep pemikiran filsafat Pendidikan Islam menurut Imam Al
Ghazali ?

1
C. Tujuan Masalah

Adapun tujuan yang akan didapatkan pada makalah ini sebagai berikut :

1. Mengetahui biografi dari Imam Al Ghazali


2. Mengetahui buah karya dari Imam Al Ghazali
3. Mengetahui konsep pemikiran filsafat pendidikan Islam menurut Imam Al
Ghazali

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Biografi Imam Al-Ghazali


Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali dilahirkan di
Ghazaleh bagian pinggir kota Thus dalam wilayah Khurasan pada tahun 450
H (1058 M) dari keluarga pemintal benang (ghazali shuf), sehingga namanya
pun dinisbahkan orang kepada pekerjaan tersebut atau dinisbahkan kepada
tempat lahimya. Semenjak kecil ia telah kehilangan orang tua, karena itu ia
bernaung di bawah lindungan keluarga seorang sufi sambil menyauk ilmu
darinya. Kemudian setelah agak mampu, ia pun belajar pada Imam Ahmad bin
Muhammad Ar-Razkani di Thus, selanjutnya ia merantau ke Jurjan dan
belajar pada Abu Nashr Al-Ismaili. Kehausan akan ilmu pengetahuan masih
terus dirasakannya, maka ia pun berangkat ke Naisabur, belajar dengan Imam
Al-Haramain Abul-Ma'ali Al-Juwaini. Di sini ia memperdalam
pengetahuannya dalam bidang ilmu kalam, manthiq dan fikih. Kemudian
setelah Imam Al-Haramain meninggal dunia, maka Al-Ghazali berangkat ke
Mu'askar. Di sinilah buat pertama kali ia bertemu dengan Perdana Menteri
Bani Saljuk yang bernama Nizamul-Muluk. Kebetulan ketika itu Nizamul-
Muluk sedang mencari tenaga pengajar untuk universitas yang baru
didirikannya di Baghdad, bemama Universitas Nizamiyah, maka segera
jabatan ini diberikannya kepada Al-Ghazali yang sebelumnya telah dikenal
oleh Nizamul-Muluk dari jauh.
Empat tahun lamanya Al-Ghazali memangku jabatan tersebut,
bergelimang dengan ilmu pengetahuan dan ke mewahan duniawi.Di masa
inilah dia banyak menulis buku buku ilmiah dan filsafat.Tetapi keadaan yang
demikian tidaklah selamanya menenteramkan hatinya.Di dalam hatinya mulai
timbul keraguan, pertanyaan-pertanyaan batinnya sering muncul; inikah ilmu
pengetahuan yang sebenarnya?Inikah kehidupan yang dikasihi Allah? Inikah
cara hidup yang diridhai Tuhan? -mereguk madu dunia sampai ke dasar
gelasnya.Dan bermacam-macam pertanyaan timbul dari
sanubarinya.Keraguan terhadap daya serap indera dan olahan akal betul betul
menyelimuti dirinya. Akhirnya ia menyingkir dari kursi kebesaran ilmiahnya

3
di Baghdad menuju Mekkah, kemudian ke Damaskus dan tinggal di sana
sambil mengisolir diri untuk beribadat dan kontemplatif.
Dari kesunyian khalwat di Damaskus mulailah tampak jalan terang yakni
jalan sufi. Ia tidak lagi mengandalkan akal semata-mata, tetapi di samping
kekuatan akal ada lagi nur yang dilimpahkan Tuhan kepada para hamba-Nya
yang bersungguh sungguh menuntut kebenaran.Dari Damaskus ia kembali ke
Baghdad dan seterusnya kembali ke kampungnya Thus. Di sini ia
menghabiskan hari harinya dalam mengajar dan beribadat sampai ia dipanggil
Tuhan kehadirat-Nya pada tanggal 14 Jumadil Akhir tahun 505 H (1111 M)
dalam usia 55 tahun dengan meninggalkan beberapa anak
perempuan."Umumya yang pendek ini cukup besar manfaatnya bagi dunia
ilmu pengetahuan, meskipun ia telah meninggal dunia namun hasil karyanya
tetap hidup di tengah-tengah dunia ilmiah.1
Al-Ghazali merupakan seorang yang berjiwa besar dalam memberikan
pencerahan-pencarahan dalam Islam.Ia selalu hidup berpindah-pindah untuk
mencari suasana baru, tetapi khususnya untuk mendalami pengetahuan.
Dalam kehidupannya, ia sering menerima jabatan di pemerintahan, mengenai
daerah yang pernah ia singgahi dan terobosan yang ia lakukan antara lain :
1. Ketika ia di Baghdad, ia pernah menjadi guru besar di perguruan
Nidzamiyahselama 4 (empat) tahun.
2. Ia meninggalkan kota Baghdad untuk berangkat keSyam, di Syam ia
menetaphampir 2 (dua)tahun untuk berkhalwat melatih dan berjuang
kerasmembersihkan diri, akhlak, dan menyucikan hati hati dengan
mengingat Tuhandan beri’tikaf di mesjid Damaskus.
3. Kemudian ia menuju ke Palestina untuk mengunjungi kota Hebron
danJerussalem, tempat dimana para Nabi sejak dari Nabi Ibrahim sampai
Nabi Isamendapat wahyu pertama dari Allah.
4. Tidak lama kemudian ia meninggalkan Palestina dikarenakan kota tersebut
dikuasai Tentara Salib, terutama ketika jatuhnya kota Jerussalem pada
tahun 492 H/1099 M, lalu iapun berangkat ke Mesir, yang merupakan pusat
kedua bagikemajuan dan kebesaran Islam sesudah Baghdad.

1
Yunasril Ali, Perkembangan Pemikiran Falsafi Dalam Islam, Jakarta, Bumi Aksara, 1991,
halaman 67-69
4
5. Dari Palestina (Kairo), iapun melanjutkan perjalanannya ke Iskandariyah.
Darisana ia hendak berangkat ke Maroko untuk memenuhi undangan
muridnyayang bernama Muhammad bin Taumart (1087-1130 M), yang
telah merebut kekuasaanya dari tangan kaum Murabithun, dan mendirikan
pemerintahan baru yang bernama Daulah Muwahhidun. Ia mengurungkan
niatnya untuk pergi memenuhi undangan ke Maroko, ia tetap tinggal di
Mekkah, ia beralasan untuk melaksanakan kewajiban yang ke lima dalam
rukun Islam, yakni melaksanakan ibadah haji, kemudian ia menziarahi
kuburan Nabi Ibrahim.
6. Selanjutnya ia kembali ke Naisabur, di sana ia mendirikan Madrasah
Fiqh,madrasah ini khususuntuk mempelajari ilmu hukum, dan membangun
asrama(khanqah) untuk melatih mahasiswa-mahasiswa dalam paham sufi
di tempat kelahirannya.2
Al-Ghazali wafat di kota Thus, di Desanya asalnya, Taberan, pada 14
Jumadil Akhir 505 H bertepatan dengan tanggal 19 Desember 1111 M. Ibn
jauzi menceritakan kisah kematiannya. Ia berkata,” pada senin dini hari
menjelang subuh, dia bangkit dari tempat tidurnya, menunaikan shalat
subuh, lalu menyuruh seorang pria untuk membawakan kain kafan
kepadanya. Selain itu diberikan ia mengangkatnya hingga ke mata lalu
berkata‟perintah Tuhan untuk di taati” ketika mengatakan demikian,
iameluruskan kaki dan menghadap kiblatnya sesaat kemudian ia bernafas
untuk terahir kalinya. Beliau meninggal sebelum langit menguning
(menjelang pagi hari). Sang Imam meninggalakan 3 orang putri dan
seorang putra (Hamid) yang telah meninggalkannya terlebih dahulu.
2. Karya-Karya Imam Al-Ghazali
Beliau seorang yang produktif menulis. Karya ilmiah beliau sangat
banyak sekali, selama hidup hampir 55 tahun dan sudah menulis buku sejak
usia 20 tahun. Buku yang beliau tulis hampir berjumlah 400 judul. Diantara
karyanya yang terkenal ialah :
1. Bidang Teologi
a. Hujjat al-Haq (Proof of the Truth)
b. 1095, al-Iqtisad fi’l-‘ttiqad (The Middle Part in Theology), ed. I.A.
Qubukcu and H. Atay, Ankara: Nur Matbaasi, 1962; Partial trans.
2
Melianna sari, Syusana, Juwariyah. 2021." Makalah Filsafat Islam
Biografi Imam Al-Ghazali",
https://drive.google.com/file/d/1dD44Ha5B88N3wJcGds1C3D6AiZxQZV7K/view?usp=drivesdk,
diakses pada 31 Agustus 2022 pukul 23:13
5
A-R. Abu Zady, Al Ghazali on Divine Predicates and Their
Properties,Lahore: shaykh Muhammad Ashraf, 1970; trans. M.
Asin Palacios, El justo medio en la creencia, Madrid, 1929. (bersisi
tentang penjelasan tentang sistem teologi Asy‟ariyah dari
pemikiran Al-Ghazali).
c. Al- maqsad al- asna fi shara asmara, Allahu al- husna (The best
means in explaining Allah’s Beautiful Names).
d. Jawahir Al- Qur’an wa duraruh (jewels of the Qur’an and its
Pearls).
e. Fayasl al-tafriga bayn al-islam wa-l-zandaqa (The Criterion of
Distinction between Islam and Clandestine Unbelief).
f. (1106-7) Mishkat al-anwar (The Niche of the Light), ed. A. Afifi,
Cairo, 1964; trans. WH.T Gaidner, Al-Ghazzali’s Mishkat al-
Anwar, London: The Royal Asatic Sosiety, 1924; repr. Lahore:
Shaykh Muhammad Ashraf, 1952; R Deladriere, Le Tabbernacle
des Lumiieres, Paris: Editions du Seuil, 1981; A. E. Elschazli, die
Nische der Licter, Hambunrg: Felix Meiner, 198. (berisi
penjelasan Al-Ghazali tentang falsafah mistik dalam fase akhirnya)
g. Tafsir al-yaqut al-ta’wil.
2. Bidang Tasawuf
a. (1095) Mizan al-‘amal (The Balance of Action), ed. S. Dunya,
Cairo: Dar al-Ma’arif, 1964; trans. H Hachem, Ghazali: Critere de
I’action, Paris: Maisonneuve, 1945. (berisi tentang penjelasan teori
etika Al-Ghazali).
b. (1096-7) Ihya’ ‘ulum al-din (The Revival of the Religious
Sciences), Cairo: Matba’ah Lajnah Nashr al-Thaqafah al-
Islamiyyah, 1937-85 vols (karya Al-Ghazali tentang ilmu-ilmu
agama dalam Islam). Buku ini merupakan karya tulis Al-Ghazali
yang paling penting.
c. Bidayat al-hidayah (Beginning of Guidance).
d. Kimiya-yi sa’adat (The AlChemy of Happines) [a resume of
Ihya’ul ulum in Persian].dan lainnya.

3. Bidang Falsafah
a.(1094) Maqasid al falasifa (The Intentions of the Philosophers), ed.
S Dunya, Cairo: Dar al-Ma’arif, 1961. (ringkasan dari falsafah
Islam sebagaimana dipresentasikan oleh Ibn Sina). Buku ini ditulis
di awal kehidupan Al-Ghazali dalam hal falsafah dan
menyatakanteori-teori dasar dalam falsafah, utamanya dipengaruhi
oleh karya tulis Ibn Sina.
b. (1095) Tahafut al falasifa (the Incoherence of the Philosophers),
ed. M. Bouyges, Beirut: Imprimerie Catholique, 1927; trans, S.A.
Kamah, Al-Ghazali’s Tahafut al-Falasifah, Lahore: Pakistan
Philosophical Congress, 1963. (berisi penolakan Al-Ghazali
terhadap falsafah Islam). Dalam buku ini Al-Ghazali menolak
falsafah Yunani dengan merujuk pada Ibn Sina dan al-Farabi,
dimana Ibn Rusyd menulis buku penolakannya yang terkenal yaitu:
Tahafut al-tahafut (The Incoherence of the Incoherence).
c. (1095) Mi’yar al-‘ilm (The Standard Measure of Knowledge), ed. S
Dunya, Cairo: Dar al-Ma‟arif, 1961. (berisi catatan ringkas dari
logika Aritoteles). Dan lainnya.
4. Bidang Fikih
a. Fatawy al- Ghazali (Verdicts of al- Ghazali).
b. Al-Wasit fi al-Mahsab (The medium [digest] in the Jurisprudential
school).
c. Kitab Tahzib al-Isul (Prunning on Legal Theory).
d. (1109) al-Mustafa min „Ilm al-Usul (The Essentials of the Islamic
Legal Theory), Cairo: al- Matba’ah al-Amiriyyah, 1322-4 AH.
(berisi penjelasan dan standar kerja dari ushul fikih mashab
Syafi’i).
e. Asaa al-Qiyas (Foundation of Analogical reasoning).
Lain-lain (Dihimpun dan diterbitkan oleh Dar al-Kutub al-Ilmiyah, Beirut,
2011).
 Al-Hikmah fi Makhluqat Allah ‘Azza wa Jalla.
 Ma’arij al-Salikin.
 Raudlah al-Thalibin wa ‘Umdah al- Salikin.
 Qawa’id al-‘Aqa’id fi Tauhid.

 Minhaj al-‘Arifin.
 Al-Rasalah al-Laduniyah.
 Faishal al-Tafriqah.
 Ayyuha al-Walad.
 Risalah al-Thair.
 Al-Risalah al-Wa’diyah.
 Al-Madlnun bihi ‘Ala Ghairi Ahlihi.
 Al-Ajwibah Al-Ghazaliyah fi al-Masail al-Ukhrawiyah.
 Bidayah al-Hidayah.
 Al-Adab fi al-Din. Al-Qawa’id al-‘Asyrah.
 Al-Kasyf wa al-Tabyin fi ‘urwah al-Khalq Ajma’in.
 Sirr al- Alamin wa Kasyf ma fi al-Daraini.
 Al- Durrah al-Fakhirah fi Kasyfi ‘Ulum al-Akhirah.
 Al-Munqidz min al-Dlalal.
 Qanun al-Ta’wil.
 Al-AHadist Al-Qudsiyah.3
C. Pemikiran Filsafat Pendidikan Islam Menurut Imam Al-Ghazali
Dalam pandangan Al-Ghazali yang dikutip oleh Mahmud dalam bukunya
pemikiran pendidikan islam mengatakan bahwa sentral dalam pendidikan adalah
hati sebab hati adalah esensi dari manusia. Menurutnya subtansi manusia
bukanlah terletak pada unsur-unsur yang ada pada fisiknya melainkan berada
pada hatinya sehingga pendidikan diarahkan pada pembentukan akhlak yang
mulia.Tugas guru tidahhanya mencerdaskan pikiran, melainkan membimbing,
mengarahkan meningkatkan dan menyucikan hati untuk mendekatkan diri kepada
Allah Jadi peranan guru disini tidak hanya mentransfer ilmu melainkan mendidik.
1. Tujuan pendidikan islam
Dari hasil studi terhadap pemikiran Al-Ghazali, diketahui dengan jelas bahwa
tujuan akhir yang ingin dicapai melalui kegiatan pendidikan yaitu: a)
Tercapainya kesempurnaan insan yang bermuara pada pendekatan diri kepada
Allah dan

3
"Deskripsi Pemikiran Imam Al-Ghazali",
https://drive.google.com/file/d/1dE25LGl5lDfgVY3YUkNP-TcbLSje4Xi7/view?usp=drivesdk,
diakses pada 31 Agustus 2022 pukul 23:19

8
b) Kesempurnaan insan yang bermuara pada kebahagiaan dunia akhirat.
Dengan demikian, keberadaan pendidikan bagi manusia yang meliputi
berbagai aspeknya mutlak diperlukan bagi kesempurnaan hidup manusia dalam
upaya membentuk mausia paripurna, berbahagia didunia dan akhirat kelak.Hal
ini berarti bahwa tujuan yang telah ditetapkan oleh imam Al-Ghazali memiliki
koherensi yang dominan denga upaya pendidikan yang melibatkan
pembentukan seluruh aspek pribadi manusia secara utuh.
2. Materi pendidikan islam
Imam Al-Ghazali telah mengklasifikasikan meteri (ilmu) dan menyusunnya
sesuai dengan dengan kebutuhan anak didik juga sesuai dengan nilai yang
diberikan kepadanya.Dengan mempelajari kurikulum tersebut, jelaslah baliwa
ini merupakan kurikulum atau materi yang bersifat universal, yang dapat
dipergunakan untuk segala jenjang pendidikan.Hanya saja Al-Ghazali tidak
merincinya sesuai dengan jenjang dan tingkatan anak didik.Jadi relevansi
pandangan Al-Ghazali dengan kebutuhan pengembangan dunia pendidikan
Islam dewasa ini sangan bertautan dengan tuntutan saat ini, baik dalam
pengertian spesifik maupun secara umum.Secara spesifik misalnya
pengembangan studi akhlak tampak diperlukan dewasa ini.Sangat disayangkan
materi ini telah hilang dilembaga-lembaga pendiidkan.Jangankan disekolah
yang berlabel umum, disekolah yang berlambang Islam saja bidang studi yang
satu ini sudah tidak ada.Dengan demikian pula secara umum, pandangan Al-
Ghazali tentang pendidikan Islam tampak perlu dicermati. Keutuhan
pandangan Al-Ghazali tentang Islam misalnya tampak tidak dikotomi seperti
sekarang ini, ada ilmu agama dan ilmu umum, sehingga dari segi kualitas
intelektual secara umum umat Islam jauh tertinggal dari umat yang lain. Hal ini
barang kali merupakan salah satu akibat sempitnya pandangan umat terhadap
ilmu pengetahuan yang dikotomi seperti itu.
3. Metode pendidikan islam
Pandangan Al-Ghazali secara spesifik berbicara tentang metode barang kali
tidak ditemukan namun secara umum ditemukan dalam karya-karyanya.
Metode pendidikan agama menurut Al-Ghazali pada prinsipnya dimulai
dengan hafalan dan pemahaman, kemudian dilanjutkan dengan keyakinan dan
pembenaran setelah itu penegakkan dalil-dalil dan keterangan yang menunjang
penguatan akidah pendidikan agama kenyataanya lebih sulit dibandingkan
9
dengan pendidikan lainnya karena, pendidikan agama menyangkut masalah
perasaan dan menitik beratkan pada pembentukan kepribadian murid. Oleh
karena itu usaha Al Ghazali untuk menerapkan konsep pendidikannya dalam
bidang agama dengan menanamkan akidah sedini mungkin dinilai
tepat.Menurut Al-Ghazali bahwa kebenaran akal atau rasio bersufat sempurna
maka agama, bagi murid dijadikan pembimbing akal. Dari uraian singkat diatas
dapat dipahami bahwa makna sebenarnya dari metode pendidikan lebih luas
daripada apa yang telah dikemukakan diatas. Aplikasi metode pendidikan
secara tepat guna tidak hanya dilakukan pada saat berlangsungnya proses
pendidikan saja, melainkan lebih dari itu, membina dan melatih fisik dan psikis
guru itu sendin sebagai pelaksana dari penggunaan metode pendidikan. Nana
Sudjana dan Daeng Arifin mengemukakan bahwa proses kependidikan akan
terjalin dengan baik manakala antara pendidik dan anak didik terjalin interaksi
yang komunikatif. Dengan demikian prinsip-prinsip penggunaan yang tepat
sebagaimana diungkapkan oleh imam Al-Ghazali memiliki relevansi dan
koherensi dengan pemikiran nilai-nilai pendidikan kontemporer pada masa
kini.Hal ini berarti bahwa nilai-nilai kependidikan yang digunakan oleh imam
Al-Ghazali dapat diterapkan dalam dunia pendidikan dalam dunia global.4

4
Siti Khairunnisa, Siti Nur Asiya, Siti Rukmayanti, Suwandi. 2018. "Pemikiran Filsafat Pendidikan
Islam Imam Al-Ghazali", lhttps://id.scribd.com/document/491810188/A4-Makalah-PEMIKIRAN-
FILSAFAT-PENDIDIKAN-ISLAM-IMAM-AL-GHAZALI, diakses pada 31 Agustus 2022 pukul
23:23

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Keutuhan pribadi Al-Ghazali dapat diketahui dengan memahami hasil


karyanya disemua bidang dan disiplin ilmu yang telah diselaminya dan bukan
pada satu segi saja misalnya segi tasawuf, dengan demikian kesan Al-Ghazali
hanya sebagai sufi yang skeptis, hanya bergerak dibidang ruhani dan perasaan
jiwa.

Pendidikan Islam menurut imam Al-Ghazali adalah sarana perekayasaan


social bagi umat Islam yang berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah untuk menuju
kesempurnaan hidup manusia hingga mencapai insane kamil yang bertujuan
mendekatkan diri kepada Allah dan kesempurnaan manusia yang bertujuan
meraih kebahagiaan didunia dan diakhirat kelak. Pencapaian lesempurnaan hidup
melalui proses pendidikan juga merupakan tujuan dari pendidikan Islam itu
sendiri.

Materi pendidikan isalam menurut Al-Ghazali yang berdasarkan al-Quran


dan as Sunnah ialah berisiskan berbagai ilmu pengetahuan sebagai sarana yang
menghubungkan hamba dengan Tuhannya, sehingga ia mendekatkan diri secara
kualitatif kepada-Nya. Dan dengan begitu sipenuntut ilmu dapat mencapai
kebahagiaan didunia dan akhirat kelak.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Yunasril. 1991. Perkembangan Pemikiran Falsafi Dalam Islam. Bumi Aksara:
Jakarta

Melianna sari, Syusana, Juwariyah. 2021." Makalah Filsafat IslamBiografi Imam Al-
Gazali",
https://drive.google.com/file/d/1dD44Ha5B88N3wJcGds1C3D6AiZxQZV7K/view?
usp=drivesdk, diakses pada 31 Agustus 2022 pukul 23:13

"Deskripsi Pemikiran Imam Al-Ghazali",


https://drive.google.com/file/d/1dE25LGl5lDfgVY3YUkNP-TcbLSje4Xi7/view?
usp=drivesdk, diakses pada 31 Agustus 2022 pukul 23:19

Siti Khairunnisa, Siti Nur Asiya, Siti Rukmayanti, Suwandi. 2018. "Pemikiran
Filsafat Pendidikan Islam Imam Al-Ghazali",
lhttps://id.scribd.com/document/491810188/A4-Makalah-PEMIKIRAN-FILSAFAT-
PENDIDIKAN-ISLAM-IMAM-AL-GHAZALI, diakses pada 31 Agustus 2022 pukul
23:23

12

Anda mungkin juga menyukai