Disusun Oleh:
Ane Nurcahya 210110063
Ilham Riyadi 210110049
Rizki Citra Hairunisa 210110048
Usep Samsul Fuadi 210110006
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas taufik dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Pemikiran
Filsafat Pendidikan Islam Al-Ghazali”
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ini masih jauh dari
sempurna dikarenaan terbatasnya ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Oleh,
karena itu penulis membutuhan kritik dan saran bagi pembaca yang bersifat
membangun untuk lebih meningkatkan kualitas di kemudian hari. Penulis
berharap makalah ini dapat memberi manfaat bagi segenap pembaca terutama
bagi perkembangan pendidikan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................ 1
BAB II. PEMBAHASAN................................................................................ 3
2.1 Biografi Al-Ghazali.................................................................................... 3
2.2 Karya-karya Al-Ghazali.............................................................................. 5
2.3 Konsep Pemikiran Pendidikan Islam Al-Ghazali....................................... 6
2.4 Relevansi Pendidikan Islam Al-Ghazali dengan Pendidikan Masa Kini.... 9
BAB III. PENUTUP........................................................................................ 12
3.1 Kesimpulan................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Studi tentang kebudayaan islam yang berkaitan dengan pemikiran islam klasik
memperoleh perhatian yang cukup besar bagi kalangan akademisi pada dekade
terakhir. Buku-buku yang ditulis pada bidang ini nampak semakin banyak, baik
yang merupakan karya sendiri yang merupakan hasil dari penelitian mendalam
maupun yang merupakan hasil dari terjemahan buku-buku klasik, baik yang
berbahasa arab maupun bahasa inggris.
1
1. Untuk Mengetahui biografi Al-Ghazali.
2. Untuk Mengetahui apa saja karya-karya al-Ghazali.
3. Untuk Mengetahui bagaimana konsep pemikiran pendidikan islam Al-
Ghazali.
4. Untuk mengetahui bagaimana relevansi pendidikan Islam Al-Ghazali
dengan Pendidikan Masa Kini?
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Imam Al-Ghazali, Mukhsar Ihya'Ulumudin Terj. Ahmad Sunarto dengan judul :
Mutiara ilya' Ulumudin, (Surabaya : PT Bina Ilmu 2014), hal.Nama gelarnya hujjatul
Islam (bukti kebenaran agama).
2
Ahmad Daudy, kuliah filsafat islam (jakarta: Bulan Bintang.186), hal.155
3
M Solihin dan Rosihon Anwar, Ilmu Tasawuf, (Bandung :Pustaka setia 2014)
hal.135
4
Abidin Ibnu Rusn, Pemikiran Al-Ghaali tentang Pendidikan (Yogyakarta :
Pustaka Pelajar 2009) Hal.10
3
ilmu manthiq, ilmu kalam, fiqih-ushul fiqih, filsafat, tasawuf dan retorika dalam
debat.
Hanya 4 tahun menjadi rektor. Setelah ini mulai mengalami krisis rohani,
krisis keraguan yang meliputi akidah dan seua jenis ma’rifat. Diam-diam al-
Ghazali meninggalkan Baghdad dan menuju ke Syam. Supaya tidak ada yang
menghalangi kepergiannya dia berdalih akan pergi ke Mekkah untuk berhaji.
5
Abd Karim Usman, Sirat al-Ghazali, (Mesir : Maqtabah an-Nahdhah, 1964), hal.20
4
Allah yang betul-betul mampu mengendalikan gejoak hawa nafsunya. Dan
menghabiskan waktunya untuk Berkhalwat, ibdah dan i’tikaf di masjid di
Damaskus. Lalu al-Ghazali pindah ke Baitul Maqdis, dan disinilah dia tergera
hatinya untuk menunaikan ibadah haji. Dan setelah itu al-Ghazali pergi ke Hijaz.
6
Abidin Ibnu Rusn, pemikiran al-Ghazali tentang pendidikan, hal.12-13
7
Rosihon Anwar, Akhlak tasawuf (Bandung : Pustaka Setia, 2010 ),
5
buku ini merupakan karyanya yang terbesar yang dikarangnya selama
beberapa tahun dalam keadaan berpindah-pindah antara Damaskus,
Yerussalem, Hijaz, dan Thus yang berisi paduan antara fikih, tasawuf, dan
filsafat;
e. Al-Munqids min al-Dhalal (Penyelamat Dari Kesesatan),
buku ini merupakan sejarah perkembangan alam pikiran Al-Ghazali
sendiri dan merefleksikan sikapnya terhadap beberapa macam ilmu serta
jalan mencapai Tuhan;
f. Al-Ma’arif al-‘Aqliah (Pengetahuan Yang Rasional);
g. Misykat al-Anwar (Lampu Yang Bersinar Banyak), buku ini berisi
pembahasan tentang akhlak dan tasawuf;
h. Minhaj al-‘Abidin (Jalan Mengabdikan Diri Kepada Tuhan);
i. Al-Iqtishad fi al-‘Itiqad (Moderasi Dalam Akidah);
j. Ayyuha al-Walad;
k. Al-Mustashfa;
l. Iljam al-‘Awwam ‘an ‘Ilm al-Kalam;
m. Mizan al-‘Amal.
n. Mahakk al-Nazhar (Hasyimsyah, 2005)
6
B. Kurikulum Pendidikan Islam
a. Ilmu-ilmu Tercela
Ilmu tercela atau terkutuk adalah ragam ilmu pengetahuan yang tidak
bermanfaat bagi kehidupan manusia di dunia dan akhirat. Ilmu ini
mengundnag kemelaratan, kesengsaraan, dan kerugian bagi pemiliknya serta
umat manusia. Namun ada ilmu ini terdapat ilmu nujum yang berfungsi untuk
menghitung hisab yang berdasarkan istidaly yaitu semacam astronologi.
Contoh ilmu tercela ialah ilmu sihir, ilmu nujum dan ilmu ramal.
b. Ilmu-ilmu Terpuji
Ilmu terpuji yang berpanfaat bagi manusia, baik dalam kehidupan dunia
atau pun diakhrat. Ilmu ini terbagi menjadi dua :
Ilmu ini adalah ilmu yang hanya sekadar saja, tidak secara mendalami
niscaya akan memberi manfaat bagi pemiliknya. Seperti dalam mempelajari
ilmu filsafat apabila terlalu mendalami dikhawatkan mengunggulkan rasio dan
melenceng ragu akan wujud Allah Swt.
7
a. Metode Nasihat, agar selalu mengamalkan ilmu yang dimiliki,
menghidupkan sunnah rosul, dan memberikan akhlak budinya dan
memerangi hawa nafsu.
b. Metode Pembiasaan, yang ditekankan oleh al-Ghazali ialah pentinngnya
riyadhah (jalan latihan) dan mujahadah (jalan ketekunan).
c. Metode Keteladanan
Seperti dalam karyanya, ayyuhal walad. Al-Ghazali berkata ;”barang
siapa berharap bertemu rahmad Allah Swt., maka hendaknya ia beramal
shalih’. Nasihat ini yang memotivasi peserta didiknya.
D. Pendidik Menurut Al-Ghazali
Menurut al-Ghazali peseta didik atau murid adalah makhluk yang telah
diberikan potensi atau fitrah untuk beriman kepada Allah Swt. Fitrah itu
sengaja disiapkan Allah Swt sesuai dengan kejadian manusia yang tabi’at
dasarnya adalah cenderung pada agama tauhid (islam). Oleh karena itu peserta
didik harus tumbuh dan berkembang sesuai dengan tujuan penciptaannya
sebagai manusia. Etika peserta didik menurut al-Ghazali, yaitu :
8
Al-Ghazali, ihya’ ‘ulumuddin; menghidupkan ilmu-ilmu Agama, Jilid 1
( Medan : Imballo, 1964), Hal.212-223
8
1) Mendahulukan kesucian jiwa dari pada kejelekan akhlak.
2) Mengurangi hubungan keluarga dan menjauhi kampung halamannya
sehingga hatinya akan terikat pada ilmu
3) Tidak bersikap sombong terhadap ilmu dan menghindari sikap tercela pada
guru, bahkkan ia harus menyerahkan urusannya kepadanya.
4) Menjaga diri dari mendengarkan perselihan diantara manusia.
5) Mencurahkan perhatian terhadap ilmu
6) Mempelajari ilmu dan memahami hakikatnya
7) Menghiasi batinnya untuk memperoleh ridho Allah Swt. (Arifin, 2018)
9
Dari problem tersebut salah satu komponen pendidikan yang dapat
dijadikan sebagai solusi yang paling tepat adalah seorang pendidik atau guru
yang mau memperjuangkan pendidikan dengan tulus dan ikhlas. Guru
merupakan unsur terpenting dalam sebuah pendidikan. Guru menjadi factor
penting dalam sebuah keberhasilan pendidikan.
Menurut Al-Ghozali mengajar dan mendidik adalah perbuatan sangat
mulia, karena secara naluri orang yang berilmu itu dimuliakan dan dihormati
oleh orang lain. Dan ilmu pengetahuan itu sendiri adalah mulia, maka
mengajarkannya adalah memberikan kemuliaan. Jika seorang pendidik dan
anak didiknya mampu saling menghormati dan saling menghargai diantara
mereka, maka ilmu yang diberikan pendidik akan mudah merasuk kedalam
otak anak didiknya dan lubuk hati yang paling dalam. Dan nantinya anak
didik akan menjadi manusia yang terhormat dan sekaligus dihormati.
Disinilah letak kemuliaan seorang pengajar yang yang diungkapkan oleh
Imam Al-Ghazali.
Guru adalah garda terdepan dalam memajukan pendidikan, karena banyak
sekali pengaruh intern ataupun ekstern anak-anak didik saat ini, seiring
dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih dan informasi yang cepat
sehingga harus pandai-pandai menfilter informasi scara tepat.
Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang
dewasa dengan segala kemampuan yang dimilikinya untuk dapat mengubah
psikis dan pola pikir anak didiknya dari tidak tahu menjadi tahu serta
mendewasakan anak didiknya. Salah satu hal yang harus dilakukan oleh guru
adalah dengan mengajar di kelas. Salah satu yang paling penting adalah
performance guru di kelas. Bagaimana seorang guru dapat menguasai keadaan
kelas sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan. Dengan
demikian guru harus menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik peserta didiknya.
Dari pemaparan diatas karakter dewan guru tersebut diatas semua relevan
ketika kita implementasikan zaman sekarang. Tuntutan kompetensi Guru saat
ini sangat detail yang mana seorang guru minimal harus memiliki gelar
Sarjana Pendidikan.
10
Seorang guru yang baik menurut al-Ghazali yaitu guru yang tidak hanya
memahami tingkat kecerdasan anak akan tetapi juga guru yang dapat
memahami watak, bakat, dan juga kejiwaan muridnya. Guru harus bisa
memperlakukan muridnya menurut kemampuannya. Al-Ghazali benar-benar
memperhatikan professional guru dalam mendidik anak. Guru harus
professional terhadap semua sisi pendidikan anak.
Program Revolusi mental yang digadang gadang pemerintah saat ini juga
merupakan bukti dari penyerapan konsep yang dikemukakan oleh Al-Ghozali,
yaitu Guru harus mempunyai sifat Akhlaqul Karimah karena dengan akal
yang cerdas dan ilmu pengetahuan yang mendalam tidak cukup saat ini.
Dengan akhlak yang sempurna maka guru akan menjadi teladan yang baik
terhadap peserta didiknya dan secara otomatis peserta didik akan mencontoh
perilaku gurunya.
BAB III
11
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
12
Ali, D. (2021). Tasawuf Al-Ghazali Perspektif pendidikan Islam. Jakarta:
Guepedia.
Arifin, Y. (2018). PEMIKIRAN EMAS PARA TOKOH PENDIDIKAN ISLAM.
Yogyakarta: ISCiSoD.
Hasyimsyah, N. (2005). Filsafat Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama.
13