Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KLASIFIKASI PEMBELAJARAN PAI DI SEKOLAH DASAR


Disusun Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah penelitian Tindakan kelas
Dosen Pengampu : Dian Permana S.Pd M.Pd.

Disusun oleh :
Alfah latifatusholiha(2101100
Arlinawati (210110015)

JURUSAN TARBIYAH UNGGULAN SEMESTER 5


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM MIFTAHUL HUDA AL AZHAR
(STAIMA)
KOTA BANJAR

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah penelitian tindakan kelas ini.
makalah ini dibuat sebagai Media untuk menambah wawasan pengetahuan demi tercapainya
tujuan pembelajaran.

Penyusunan makalah ini dimaksudkan agar kedepannya kita tidak mengalami


kesulitan dalam melakukan perkuliahan mata kuliah penelitian tindakan kelas ini. Oleh
karena itu, saya berharap dengan adanya makalah ini, mahasiswa dapat mengetahui penelitian
tindakan kelas

Dalam penyusunan laporan ini, saya menyadari bahwa makalah yang saya buat ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, demi penyempurnaan makalah ini saya
mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak.

Akhir kata saya ucapkan banyak terima kasih kepada Bapak dosen yang telah
membimbing dan mengarahkan saya, serta rekan-rekan dan semua pihak yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini.

Banjar, 03 November 2023

2
Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................1

A. Latar Belakang ...................................................................................2


B. Rumusan Masalah ..............................................................................3
C. Tujuan Penulisan.................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................5
A. Metode pembelajaran berdasarkan fungsinya ......................................6
B. Pemilihan dan penentuan metode..........................................................7
BAB III PENUTUP.........................................................................................8
A. Kesimpulan ..........................................................................................9
B. Saran .....................................................................................................10

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode adalah cara yang fungsinya sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Makin baik metode itu, makin efektif pula pencapaian tujuan. Dengan demikian
tujuan merupakan faktor utama dalam menetapkan baik tidaknya penggunaan suatu
metode. Dalam hal metode mengajar, selain faktor tujuan, murid, situasi, fasilitas dan
faktor guru turut menentukan efektif tidaknya penggunaan suatu metode. Karenanya
metode mengajar itu banyak sekali dan sulit menggolong-golongkannya. Lebih sulit
lagi menetapkan metode mana yang memiliki efektifitas paling tinggi. Sebab metode
yang “kurang baik” di tangan seorang guru dapat menjadi metode yang “baik sekali”
di tangan guru yang lain dan metode yang baik akan gagal di tangan guru yang tidak
menguasai teknik pelaksanaannya. Namun demikian, ada sifat-sifat umum yang
terdapat pada metode yang satu tidak terdapat pada metode yang lain 1. Dengan
mencari ciri-ciri umum itu, menjadi mungkinlah untuk mengenali berbagai macam
metode yang lazim dan praktis untuk dilaksanakan dalam proses belajar
mengajar.Belajar mengajar merupakan kegiatan yang kompleks. Mengingat kegiatan
belajar mengajar merupakan kegiatan yang kompleks, maka tidak mungkin
menunjukan dan menyimpulkan bahwa suatu metode belajar mengajar tertentu lebih
unggul dari pada metode belajar mengajar yang lainnya dalam usaha mencapai semua
pelajaran, dalam situasi dan kondisi, dan untuk selamanya.

B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Mengklasifikasi metode pembelajaran berdasarkan fungsinya
2. Bagaimana Pemilihan dan penentuan metode

C. Tujuan penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1
Strategi Peningkatan Daya Minat Belajar Siswa Belajar Pendidikan Agama Islam, Manaka (Yogyakarta:
Pustaka Ilmu) Akrim, Dr. (2021)

4
1. memahami metode pembelajaran berdasarkan fungsinya
2. mampu mempertimbangkan dalam pemilihan metode
3. dapat menerapkan metode pembelajaran dalam dunia Pendidikan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Metode Pembelajaran Berdasarkan Fungsinya


Metode pembelajaran berarti suatu cara atau prosedur yang teratur dalam
melakukan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan. Tujuan yang dimaksud
adalah sejumlah kompetensi yang harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti
pembelajaran. Agar tujuan (kompetensi) tersebut dapat tercapai dengan baik
dibutuhkan metode pembelajaran yang tepat. Menurut Syaiful Bahri
Djamarah dan Aswan Zain, fungsi metode pembelajaran meliputi:

1. Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik


Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode mempunyai peranan
yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar
mengajar. Tidak ada satupun kegiatan belajar mengajar yang tidak
menggunakan metode pengajaran. Ini berarti guru memahami betul kedudukan
metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar.
Motivasi ekstrinsik menurut Sardiman A.M.(1988:90) adalah motif-motif yang
aktif dan berfungsinya karena adanya rangsangan dari luar 2. Karena itu,
metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan
belajar seseorang dalam penggunaan metode terkadang guru harus
menyesuaikan dengan kondisi suasana kelas. Jumlah anak mempengaruhi
penggunaan metode. Tujuan instruksional adalah pedoman yang mutlak dalam
pemilihan metode. Dalam perumusan tujuan, guru perlu merumuskannya
dengan jelas dan dapat diukur. Dengan begitu mudahlah bagi guru menentukan
2
Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. Cet. Ke-1. (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media). Barnawi,&
Arifin, M. (2012)

5
metode yang bagaimana yang dipilih guna menunjang pencapaian tujuan yang
telah dirumuskan tersebut.

Dalam mengajar, guru jarang sekali menggunakan satu metode, kerena mereka
menyadari bahwa semua metode ada kebaikannya dan kelemahannya.
Penggunaan satu metode lebih cenderung menghasilkan kegiatan belajar
mengajar yang membosankan bagi anak didik. jalan pengajaranpun tampak
kak, anak didik terlihat kurang bergairah belajar, kejenuhan dan kelemasan
menyelimuti kegiatan belajar anak didik. kondisi seperti ini sangat tidak
menguntungkan bagi guru dan anak didi, guru mendapatkan kegagalan dalam
menyampaikan pesan-pesan dalam menyampaikan keilmuan dan anak didik
dirugikan. 3Ini berarti metode tidak dapat difungsikan oleh guru sebagai alat
motivasi ekstrinsik dalam kegiatan bejalar mengajar.akhirnya, dapat dipahami
bahwa penggunaan metode yang tepat dan bervariasi akan dapat dijadikan
sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.

2. Metode sebagai strategi pengajaran

Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu


berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Daya resap anak didik terhadap
bahan yang diberikan juga bermacam-macam, ada yang cepat, ada yang
sedang, dan ada yang lambat. Faktor intelegensi mempengaruhi daya serap
anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Cepat
lambatnya penerimaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan
menghendaki pemberian waktu yang bervariasi, sehingga penguasaan penuh
dapat tercapai. Terhadap perbedaan daya serap anak didik sebagai mana
tersebut diatas, memerlukan strategi pengajaran yang tepat.metodelah salah
satu jawabannya. Untuk sekelompok anak didik boleh jadi mereka mudah
menyerap bahan pelajaran bila guru menggunakan metode tanya jawab, tetapi
untuk sekelompok anak didik yang lain mereka lebih mudah menyerap bahan
pelajaran bila guru menggunakan metode demontrasi atau metode eksperimen.
Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar mengajar menurut Dra Roestiyah N.K
(1989:1), guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara
efektif dan efisien, mengenai pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah
3
Peran Guru dalam Meningkatkan Prestasi Siswa di Sekolah MI 12 Pekanbaru. (Riau, University: Doctoral
Dissertation). Basri, B., & Siregar, N. A (2015)

6
untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian
atau biasanya disebut metode mengajar. Dengan demikian, metode mengajar
adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.

3. Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan

Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan belajar
mengajar. Tujuan adalah pedoman yang memberi arah kemana kegiatan
belajar mengajar akan dibawa. Guru tidak bisa membawa kegiatan belajar
mengajar menurut sekehendak hatinya dan mengabaikan tujuan yang telah
dirumuskan. Itu sama artinya perbuatan yang sia-sia. Kegiatan belajar
mengajar yang tidak mempunyai tujuan sama halnya ke pasar tanpa tujuan,
sehingga sukar untuk menyeleksi mana kegiatan yang harus dilakukan dan
mana yang harus diabaikan dalam upaya untuk mencapai keinginan yang
dicita-citakan.tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah tercapai
selama komponen-komponen lainnya tidak diperlukan. 4Salah satunya adalah
komponen metode.metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan
dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai
tujuan pengajaran. Metode adalah pelicin jalan pengajaran menuju tujuan.
Ketika tujuan dirumuskan agar anak didik memiliki keterampilan tertentu,
maka metode yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan. Antara metode
dan tujuan jangan bertolak belakang. Artinya metode harus menunjang
pencapaian tujuan pengajaran. Bila tidak, maka akan sia-sialah perumusan
tujuan tersebut. Apalah arti kegiatan belajar mengajar yang dilakukan tanpa
mengindahkan tujuan. Jadi, guru sebaiknya menggunakan metode yang dapat
menunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat
yang efektif untuk mencapai tujuan pengajaran.

B. Pemilihan dan Penentuan Metode

Metode mengajar yang guru gunakan dalam setiap kali pertemuan kelas bukanlah asal
pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan perumusan tujuan
4
“Proses Belajar Mengajar”, (Jakarta: PT Bumi Aksara). Hamalik, Oemar. (2003).

7
intruksional khusus. Jarang sekali terlihat guru merumuskan tujuan hanya dengan satu
rumusan, tetapi pasti guru merumuskan lebih dari satu tujuan. Karenanya, gurupun
selalu menggunakan metode yang lebih dari satu. Pemakaian metode yang satu
digunakan untuk mencapai tujuan yang satu, sementara penggunaan metode yang lain,
juga digunakan untuk mencapai tujuan yang lain. begitulah adanya, sesuai dengan
kehendak tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Pembicaraan berikut mencoba
membahas masalah memilih dan penentuan metode dalam kegiatan belajar mengajar,
dengan uraian bertolak dari nilai strategi metode, efektifitas penggunaan metode,
pentingnya pemilihan dan penentuan metode, sehingga faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan metode pengajaran.

a. Nilai strategi metode

Kegiatan belajar mengajar adalah sebuah interaksi yang bernilai pendidikan.


Didalamnya terjadi interaksi edukatif antara guru dan anak didik, ketika guru
menyampaikan bahan pelajaran kepada anak didik dikelas, bahan pelajaran yang guru
berikan itu akan kurang memberikan dorongan (motivasi) kepada anak didik bila
menyampaikannya menggunakan strategi yang kurang tepat. Disinilah kehadiran
metode menempati posisi penting dalam menyampaikan bahan pelajaran.bahan
pelajaran yang disampaikan tanpa memperhatikan pemakaian metode justru akan
mempersulit bagi guru dalam menyampaikan tujuan pengajaran. 5 Pengalaman
membuktikan bahwa kegagalan pengajaran salah satunya disebabkan oleh pemilihan
metode yang kurang tepat. Kelas yang kurang bergairah dan kondisi anak didik yang
kurang kreatif dikarenakan penentuan metode yang kurang sesuai dengan sifat bahan
dan tidak sesuai dengan tujuan pengajaran. Karena itu, dapat dipahami bahwa metode
adalah suatu cara yang memiliki nilai strategis dalam kegiatan belajar mengajar. nilai
strategisnya adalah metode dapat mempengaruhi jalannya kegiatan belajar mengajar.

Karena itu, guru sebaiknya memperhatikan dalam pemilihan dan penentuan metode
sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dikelas.

b. Efektifitas penggunaan metode

Ketika anak didik tidak mampu berkonsentrasi, ketika sebagian besar anak
didik membuat kegaduhan, ketika anak didik menunjukan kelesuan, ketika minat anak

5
Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yangKreatif dan Efektif. (Jakarta: PT. Bumi
Aksara). Hamzah, (2010).

8
didik semakin berkurang dan ketika sebagian besar anak didik tidak menguasai bahan
yang telah guru sampaikan, ketika itulah guru mempertanyakan faktor penyebabnya
dan berusaha mencari jawabannya secara tepat. Karena bila tidak, maka apa yang guru
sampaikan akan sisa-sia. Boleh jadi dari sekian keadaan tersebut, salah satu
penyebabnya adalah faktor metode. Karenanya, efektifitas penggunaan metode patut
dipertanyakan. Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran akan
menjadi kendala dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Cukup banyak bahan
pelajaran yang terbuamg dengan percuma hanya karena penggunaan metode menurut
kehendak guru dan mengabaikan kebutuhan siswa, fasilitas, serta situasi kelas. Guru
yang selalu senang menggunakan metode ceramah sementara tujuan pengajarannya
adalah agar anak didik dapat memperagakan sholat, adalah kegiatan belajar mengajar
yang kurang kondusif. Seharusnya penggunaan metode dapat menunjang pencapaian
tujuan pengajaran, bukannya tujuan yang harus menyesuaikan diri dengan
metode.karena itu, efektifitas penggunaan metode dapat terjadi bila ada kesesuaian
antara metode dengan semua komponen pengajaran yang telah diprogramkan dalam
satuan pelajaran, sebagai persiapan tertulis.

c. Pentingnya pemilihan dan penentuan metode

Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar adalah
tercapainya tujuan pengajaran.apapun yang termasuk perangkat program pengajaran
dituntut secara mutlak untuk menunjang tercapainya tujuan. Guru tidak dibenarkan
mengajar dengan kelemasan. Anak didikpun diwajibkan mempunyai kreatifitas yang
tinggi dalam belajar, bukan selalu menanti perintah guru. Kedua unsur manusiawi ini
juga beraktifitas tidak lain karena ingin mencapai tujuan secara efektif dan
efisien.guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan
belajar yang kteatif bagi kegiatan belajar anak didik dikelas. Salah satu kegiatan yang
harus guru lakukan adalah melakukan pemilihan dan penentuan metode yang
bagaimana yang akan dipilih untuk mencapai tujuan pengajaran. Pemilihan dan
penentuan metode ini disadari adanya metode-metode tertentu yang tidak bisa dipakai
untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya, tujuan pengajaran adalah agar anak didik
dapat menuliskan sebagian dari ayat-ayat dalam surat al-fatihah, maka guru tidak
dapat menggunakan metode diskusi, tetapi yang tepat adalah metode
latihan.kegagalan guru mencapai tujuan pengajaran akan terjadi jika pemilihan dan

9
penentuan metode tidak dilakukan dengan pengenalan terhadap karakteristik dari
masing-masing metode pengajaran. Karena itu, yang terbaik guru lakukan adalah
mengetahui kelebihan dan kelemahan dari beberapa metode pengajaran yang akan
dibahas dalam uraian-uraian selanjutnya.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode

Jangan dikira bahwa pemilihan metode itu sembarangan .jangan diduga bahwa
penentuan metode itu tanpa harus mempertimbangkan faktor –faktor lain. Sebagai
suatu cara, metode tidaklah berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
Maka itu, siapapun yang telah menjadi guru harus mengenal dan memahaminya dan
mempedomaninya ketika akan melaksanakan pemilihan dan penentuan metode. Tanpa
mengindahkan hal ini, metode yang dipergunakannya bisa-bisa tiada arti. ila ada para
ahli yang mengatakan bahwa makin baik metode itu, makin efektif pula
pencapaiannya tujuan adalah pendapat yang mengandung nilai kebenaran. Tapi,
jangan didukung bila ada para ahli lain yang mengatakan bahwa semua metode adalah
baik dan tidak ada kelemahannya, karena pernyataan tersebut adalah pendapat yang
keliru. dalam pandangan yang sudah diakui kebenarannya mengatakan, bahwa setiap
metode mempunyai sifat masing-masing, baik mengenai kebaikan-kebaikannya
maupun mengenai kelemahan-kelemahannya. Guru akan lebih mudah menetapkan
metode yang paling serasi untuk situasi dan kondisi yang khusus dihadapinya, jika
memahami sifat-sifat masing-masing metode tersebut. Winarno Surakhmad
(1990:97 ) mengatakan, bahwa pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh
beberapa faktor,sebagai berikut:

1. Anak didik
Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan. di
sekolah, gurulah yang berkewajiban untuk mendidiknya diruang kelas guru akan
berhadapan dengan sejumlah anak didik dengan latar belakang kehidupan yang
berlainan. status sosial mereka juga bermacam-macam. Demikian juga halnya
mengenai jenis kelamin mereka, ada berjenis kelamin laki-laki dan ada yang
berjenis kelamin perempuan. Postur tubuh mereka ada yang tinggi, sedang dan
ada pula yang rendah. Pendek kata, dari aspek fisik ini selalu ada perbedaan dan
persamaan pada setiap anak didik.Jika pada aspek biologis diatas ada persamaan

10
dan perbedaan, maka pada aspek intelektual juga ada perbedaan. Para ahli
sepakat bahwa secara intelektual, anak didik selalu menunjukan perbedaan. Hal
ini terlihat dari cepatnya tanggapan anak didik terhadap rangsangan yang
diberikan dalam kegiatan belajar mengajar, dan lambatnya tanggapan anak didik
terhadap rangsangan yang diberikan guru. Tinggi atau rendahnya kreatifitas
anak didik dalam mengolah kesan dari bahan pelajaran yang baru diterima bisa
dijadikan tolak ukur dari kecerdasan seorang anak.kecerdasan seorang anak
terlihat seiring dengan meningkatnya kematangan usia anak. Daya fikir anak
bergerak dari cara berfikir konkrit kearah cara berfikir abstrak. Anak-anak usia
SD lebih cenderung berfikir konkrit. Sedangkan anak-anakm SLTP atau SLTA
sudah mulai dapat berfikir abstrak. Berdasarkan IQ anak, ditentukanlah
klasifikasi kecerdasan seorang dengan penghitungan tertentu. Dari IQ ini pula
diketahui persamaan dan perbedaan kecerdasan seseorang.
Dari aspek psikologis sudah diakui ada juga perbedaan disekolah, perilaku
anak didik selalu menunjukan perbedaan, ada yang pendiam, ada yang kreatif,
ada yang suka bicara, ada yang tertutup (introver) ada yang terbuka (ekstrover)
ada yang pemurung, ada yang periang, dan sebagainya. Semua perilaku anak
didik tersebut mewarnai suasana kelas. Dinamika kelas terlihat dengan
banyaknya jumlah anak dalam kegiatan belajar mengajar. Kegaduhan semakin
terasa jika jumlah anak didik dikelas, semakin mudah terjadi konflik dan
cenderung sukar dikelola. Perbedaan individual anak didik pada aspek biologis,
intelektual, dan psikologis sebagaimana disebutkan diatas, mempengaruhi
pemilihan dan penentuan metode yang mana sebaiknya guru ambil untuk
menciptakan lingkuangan belajar yang kreatif dalam sekon yang relatif lama
demi tercapainya tujuan pengajaran yang telah dirumuskan secara operasional.
Dengan demikian jelas, kematangan anak didik yang bervariasi mempengaruhi
pemilihan dan penentuan metode pelajaran.

2. Tujuan

Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar.
Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran berbagai-bagai jenis dan fungsinya.
Secara hierarki tujuan itu bergerak dari yang rendah hingga yang tinggi, yaitu

11
tujuan intuksional atau tujuan pembelajaran, tujuan kurikuler atau tujuan
kurikurum, tujuan institusional, dan tujuan pendidikan nasional. Tujuan
pembelajaran merupakan tujuan intermediet (antara) yang paling langsung
dalam kegiatan belajar mengajar dikelas. Tujuan pembelajaran dikenal ada dua,
yaitu TIU (Tujuan Instruksional Umum) dan TIK (Tujuan Instruksional
Khusus). Perumusan tujuan instruksional khusus, misalnya akan mempengaruhi
kemampuan yang bagaimana yang terjadi pada diri anak didik. Proses
pengajaranpun dipengaruhinya. Demikan juga penyelesaian metode yang harus
guru gunakan dikelas. Metode yang guru pilih harus sejalan dan taraf
kemampuan yang hendak diisi kedalam diri setiapa anak didik. Artinya,
metodelah yang harus tunduk kepada kehendak tujuan dan bukan sebaliknya.
Karena itu, kemampuan yang bagaimana dikehendaki oleh tujuan,maka metode
harus mendukung sepenuhnya.

3. Situasi
Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama
dari hari kehari. Pada suatu waktu boleh jadi guru ingin menciptakan situasi
belajar mengajar dialam terbuka, yaitu diluar ruangan sekolah. maka guru dalam
hal ini tentu memilih metode mengajar yang sesuai situasi yang diciptakan itu,
dilain waktu, sesuai dengan sifat bahan dan kemampuan yang ingin dicapai oleh
tujuan, maka guru menciptakan lingkungan belajar anak didik secara
berkelompok.anak didik dibagi kedalam beberapa kelompok belajar dibawah
pengawasan dan bimbingan guru. Disana semua anak didik dalam kelompok
masing-masing diserahi tugas oleh guru untuk memecahkan suatu masalah,
dalam hal ini tentu saja guru telah memilih metode mengajar untuk
pembelajaran anak didiknya, yaitu metode problem sloving. Demikianlah situasi
yang diciptakan guru mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode
mengajar.

4. Fasilitas

Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode


mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak dididk

12
disekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan
6
metode mengajar. Ketiadaan laboratorium untuk praktek ipa, misalnya kurang
demontrasi.demikian juga halnya ketiadaan mempunyai fasilitas olahraga, tentu
sukar bagi guru menetapkan metode latihan. Justru itu, keampuhan suatu
metode mengajar akan terlihat jika faktor lain mendukungnya.

5. Guru

Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda. Seorang guru misal


kurang suka berbicara, tetapi seorang guru yang lain suka berbicara. Seseorang
guru yang bertitel sarjana pendidikan dan keguruan, berbeda dengan guru yang
sarjana bukan pendidikan dan keguruan dibidang penguasaan ilmu kependidikan
dan keguruan.guru yang sarjana pendidikan dan keguruan barangkali lebih
banyak menguasai metode-metode mengajar, karena memang dia dicetak
sebaagai tenaga ahli dibidang keguruan dan wajar saja dia menjiwai dunia
guru.latar belakang pendidikan guru diakui mempengaruhi kopetensi.
Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala dalam
memilih dan menentukan metode. Itulah yang biasanya dirasakan oleh mereka
yang bukan berlatar belakang pendidikan guru. Apalagi belum memiliki
pengalaman mengajar yang memadai. Sungguhpun begitu, baik dia berlatar
belakang pendidikan guru maupun dia yang berlatar belakang bukan pendidikan
guru, dan sama-sama minim pengalaman mengajar dikelas, cenderung sukar
memilih metode yang tepat. Tetapi ada juga yang tepat memilihnya, namun
dalam pelaksanaannya menemui kendala, disebabkan labilnya kepribadian dan
dangkalnya penguasaan atas metode yang digunakan, dengan demikian,
dapatlah Kesimpulan dipahami bahwa kepribadian, latar belakang pendidikan,
dan pengalaman mengajar adalah permasalahan intern guru yang dapat
mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar.

6
Administrasi Sarana Prasarana, (Yogyakarta : UNY Press ) Purwanto, (2019)

13
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan di atas dapat kami simpulkan :

1. Metode adalah cara yang fungsinya sebagai alat untuk mencapai tujuan.
2. Fungsi metode pembelajaran yaitu: metode sebagai alat motivasi ekstrinsik,
metode sebagai strategi pengajaran, dan metode sebagai alat untuk mencapai
tujuan.
3. Perlu adanya penentuan dalam menerapkan metode pembelajaran.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode yaitu: anak
didik, tujuan, situasi, fasilitas, dan guru.

B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan, kami menyarankan kepada para pembaca agar
dapat meresapi pengetahuan tersebut dan mengpalikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari sebagai pengajar dan pendidik. Banyak macam-macam metode
pembelajaran dan perlu anda sebagai pengajar dan pendidik agar bijak dalam
menentukan metode seperti apa yang sesuai diterapkan dalam pengajaran anda.kami
juga berharap para pembaca dapat memberi kritik dan saran kepada kami agar terus
memperbaiki tulisan kami ini karena tak ada gading yang tak retak begitu pula
tulisan ini jika ada kesalahan mohon masukkan dan saran dari para pembaca.

14
DAFTAR PUSTAKA

Strategi Peningkatan Daya Minat Belajar Siswa Belajar Pendidikan Agama Islam,
Manaka (Yogyakarta: Pustaka Ilmu) Akrim, Dr. (2021)
Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. Cet. Ke-1. (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media).
Barnawi,& Arifin, M. (2012)
Peran Guru dalam Meningkatkan Prestasi Siswa di Sekolah MI 12 Pekanbaru. (Riau,
University: Doctoral Dissertation). Basri, B., & Siregar, N. A (2015)
“Proses Belajar Mengajar”, (Jakarta: PT Bumi Aksara). Hamalik, Oemar. (2003).
Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yangKreatif dan Efektif.
(Jakarta: PT. Bumi Aksara). Hamzah, (2010).
Administrasi Sarana Prasarana, (Yogyakarta : UNY Press ) Purwanto, (2019)

15

Anda mungkin juga menyukai