Anda di halaman 1dari 25

KEDUDUKAN PENENTUAN DAN PEMILIHAN METODE MENGAJAR

(Tugas Sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti Mata Kuliah Strategi Pembelajran
Sejarah)

Dosen Pengampu : Muhammad Basri, S.Pd., M.Pd.


Nur Indah Lestari, S.Pd., M.Pd

Oleh :
Kelompok 9

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
2

DAFTAR NAMA KELOMPOK


1. Risa Adelia (1713033007)
2. Mia Cindy Lestari (1713033009)
3. Luluq Istiqomah (1713033024)
4. Sarah Pusparini (1713033034)
5. M. Damar Alfin (1713033050)
3

KATA PEGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang,
saya panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “Kedudukan Pemilihan dan Penentuan Metode dalam Mengajar”
sebagai salah satu syarat dalam mengikuti mata kuliah Strategi Pembelajaran
Sejarah. Atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan
makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Orang tua, saudara, dan seluruh keluarga yang telah menncurahkan doa dan
semangat kepada saya
2. Bapak Muhammad Basri, S.Pd., M.Pd. dan Ibu Nur Indah Lestari, S.Pd.,
M.Pd. yang telah memberi arahan kepada kami dalam menyelesaikan makalah
ini.
3. Teman teman yang telah banyak membantu dan memberi dukungan khususnya
teman teman dari Program Studi Pendidikan Sejarah 2017.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dari semua pihak.
Dan apabila kesalahan kata atau penulisan, penulis mohon maaf yang sebesar
besarnya.

Bandarlampung, Agustus 2019

Penyusun
4

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................
DAFTAR NAMA KELOMPOK.........................................ii
KATA PENGANTAR.....................................................iii
DAFTAR ISI...............................................................iv

BAB I PENDAHULUAN................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah..................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................. 2
C. Tujuan Penulisan................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN................................................. 3

A. Kedudukan Metode dalam Belajar Mengajar............................................. 3

B. Pemilihan dan Penentuan Metode....................................... 6


C. Macam-Macam Metode Mengajar.......................................10
D. Praktik Penggunaan Metode Mengajar................................19

BAB III PENUTUP ......................................................21


A. Kesimpulan.........................................................................21

DAFTAR PUSTAKA......................................................22
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pengajaran merupakan suatu cara bagaimana mempersiapkan pengalaman belajar
bagi peserta didik. Dengan kata lain pengajaran adalah suatu proses yang
dilakukan oleh para guru dalam membimbing, membantu, dan mengarahkan
peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar. (A. Majid, 2005:16). Persiapan
pengalaman belajar itu akan sangat memengaruhi lini kehidupan peserta didik
nantinya, apabila persiapan yang dilakukan oleh guru dalm membimbing,
membantu, dan mengarahkan untuk memiliki pengalaman belajar kurang
maksimal maka hasil yang akan diicapai dalam pengalaman belajar itu juga akan
kurang maksimal.

Pengalaman belajar yang maksimal akan dicapai ketika cara atau metode yang
dipilih sesuai atau tepat, metode adalah prosedur atau cara yang ditempuh untuk
mencapai tujuan tertentu. Sudjana (2005: 76) berpendapat bahwa metode
merupakan perencanaan secara menyeluruh untuk menyajikan materi
pembelajaran bahasa secara teratur, tidak ada satu bagian yang bertentangan, dan
semuanya berdasarkan pada suatu pendekatan tertentu.

Guru dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar bergairah bagi
anak didik. Dengan seperangkat teori dan pegalaman yang dimiliki, akan guru
gunakan untuk mempersiapkan program pengajaran yang baik dan sistematis
(Syaiful Bahri dan Anwar Zain 2002 : 72). Mempersiapkan metode agar
lingkungan belajar tercipta lingkungan belajar yang bergirah adalah salah satu kiat
menjadi sosok guru idola. Maka dari itu pemilihan dan penentuan metode
pembelajaran menjadi pengetahuan yang wajib dimiliki oleh seorang guru.
2

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan beberapa
permasalahan berikut.
1. Bagaimana Kedudukan metode dalam belajar mengajar ?
2. Bagaimana pemilihan dan penentuan metode ?
3. Apa saja macam-macam metode pengajaran ?
4. Bagaimana praktik penggunaan metode mengajar ?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagi berikut.
1. Untuk mengetahui kedudukan metode dalam belajar mengajar
2. Untuk mengetahui pemilihan dan penentuan metode
3. Unuk mengetahui macam-macam metode pengajaran
4. Untuk mengetahui praktik penggunaan metode mengajar
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Kedudukan Metode Belajar Mengajar


Salah satu usaha yang tidak mpernah guru tinggalkan adalah, bagaimana
memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil
bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Kerangka berpikir yang
demikian bukanlah suatuhal yang aneh, tapi nyata; dan memang etul-betul
dipikirkan oleh seorang guru. Dari hasil analisis yang dilakukan, lahirlah
pemahaman tentang kedudukan metode sebagai alat motifasi ekstrinsik, sebagai
strategi pengajaran, dan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Berikut adalah
penjelasannya. (Syaiful Bahri Djamarah dan Anwar Zain 2002 : 72).

1. Metode Sebagai Alat Motivasi Ekstrinsik


Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati peranan yang tidak
kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak
ada satupun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode
pengajaran. Ini berarti guru memahami benar kedudukan metode sebagai alat
motifasi ekstrinsik. Motivasi Ekstrinsik menurut (Sadirman A.M 1988: 90) adalah
motif-motif yang aktif dan berfungsinya, karena adanya perangsang dari luar.
Karena itu, Metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat
membangkitkan belajar seseorang.

Dalam penggunaan metode terkadang guru harus menyesuaikan dengan kondisi


dan suasana kelas. Jumlah anak memengaruhi penggunaan metode. Tujuan
instruksional adalah pedoman mutlak dalam pemilihan metoe. Dalam perumusan
tujuan, guru perlu merumuskannya dengan jelas dan dapat diukur. Dengan begitu
4

mudahlah bagi guru menentukan metode yang bagaimana yang dipilih guna
menunjang pencapaian tujuan yang telah dirumuskan

Dalam mengajar, guru jarang sekali menggunakan satu metode, karena mereka
menyadari bahwa semua metode ada kebaikan dan kelemahannhya. Penggunaan
satu metode lebih cenderung menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang
membosankan bagi anak didik. Jalan pengajaranpunn tampak kaku. Anak didik
terlihat kurang bergairah belajar. Kejenuhan dan kemalasan menyelimuti kegiatan
belajar anak didik. Kondisi seperti ini sangat tidak menguntungkan bagi guru dan
anak didik. Guru mendapatkan kegagalan dalam menyampaikan pesanpesan
keilmuan dan anak didik dirugikan. Ini berarti metode tidak dapat difungsikan
oleh guru sebagai alat motifasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar.

Akhirnya, dapat dipahami bahwa menggunakan metode yang tepat dan bervariasi
akan dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar
mengajar disekolah.

2. Metode Sebagai Strategi Pengajaran


Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi
dalam waktu yang relatif lama. Daya serap anak didik terhadap bahan yang
diberikan juga bermacam macam, ada yang cepat, ada yang sedang, dan ada yang
lambat. Faktor intelegensi mempengaruhi daya serap anak didik terhadap bahan
pelajaran yang diberikan oleh guru. Cepat lambatnya penerimaan anak didik
terhadap bahan pelajaran yang diberikan menghendaki pemberian waktu yang
bervariasi, sehingga penguasaan penuh dapat tercapai.

Terhadap perbedaan daya serap anak didik sebagaimana tersebut diatas,


memerlukan strategi pengajaran yang tepat. Metodelah salah satu jawabannya.
Untuk sekelompok anak didik boleh jadi mereka mudah menyerap bahan
pelajaran bila guru menggunakan metode tanya jawab, tetapi untuk sekelompok
anak didik yang lain mereka lebih mudah menyerap bahan pelajaran bila guru
menggunakan metode demonstrasi atau metode eksperimen.
5

Karena itu, dalam kegiatan belajar mengajar, menurut (Roestiyah 1989 : 1) guru
harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efesien,
mengena npada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki
strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasa disebut
metode mengajar. Dengan demikian, metode mengajar adalah strategi pengajaran
sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

3. Metode Sebagai Alat Untuk Mencapai Tujuan


Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar.
Tujuan adalah pedoman yang memberi arah kemana kegiatan belajar mengajar
akan dibawah. Guru tidak bisa membawa kegiatan belajar mengajar menurut
sekehendak hatinya dan mengabaikan tujuan yang telah dirumuskan. Itu sama
artinya perbuatan yang sia-sia. Kegiatan belajar mengajar yang tidak mempunyai
tujuan sama halnya kepasar tanpa tujuan, sehingga sukar untuk menyeleksi mana
kegiatan yang harus dilakukan dan mana yang harus diabaikan dalam upaya untuk
mencapai keinginan yang dicita-citakan.

Tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah tercapai selama
komponen-komponen lainnya tidak diperlukan. Salah satunya adalah komponem
metode. Metode adalah salah satu alat untuk mencapaitujuan. Dengan
memanfaatkan metode sacara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan
pengajaran. Metode adalah pelicin jalan pengajaran menuju tujuan. Ketika tujuan
dirumuskan agar anak didik memiliki keterampilan tertentu, maka metode yang
digunakan harus disesuaikan dengan tujuan. Antara metode dan tujuan jangan
bertolak belakang. Artinya, metode harus menunjang pencapaian tujuan
pengajaran. Bila tidak, maka akan sia-sialah perumusan tujuan tersebut. Apalah
artinya kegiatan belajar mengajar yang dilakukak tanpa mengindahkan tujuan.

Jadi, guru sebaiknaya menggunakan metode yang dapat menunjang kegiatan


belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang efektif untuk
mencapai tujuan pengajaran.
6

B. Pemilihan dan Penentun Metode


Metode mengajar yang guru gunakan dalam setiap kali pertemuan bukanlah asal
pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan perumusan tujuan
intruksional khusus. Jarang sekali terlihat guru merumuskan tujuan hanya dengan
satu rumusan, tetapi pasti guru merumuskan lebih dari satu tujuan. Karenanya,
guru pun selalu menggunakan lebih dari swatu. Pemakaian metode yang satu
digunakan untuk mencapai tujuan yang satu, sementara penggunaan metode yang
lain, juga digunakan untuk mencapai tujuan yangblain. Begitulah adanya, sesuai
dengan nkehendak tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. (Syaiful Bahri
Djamarah dan Anwar Zain 2002 : 75).

Pembicaraan berikut mencoba membahas masalah pemilihan dan penetuan


metode dalam kegiatan belajar mengajar, dengan uraian bertolak dari nilai
strategis metode, efektivitas penggunaan metode, pentingnnya pemilihan dan
penentuan metode, faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode
pengajaran. Dan macam-macam metode mengajar. (Syaiful Bahri Djamarah dan
Anwar Zain 2002 : 75-82).

1. Nilai Strategis Metode


Kegiatan belajar mengajar adalah sebuah interaksi yang bernilai pendidikan. Di
dalamnya terjadi interaksi edukatif antara guru dan anak didik, ketika guru
menyampaikan bahan pelajaran kepada anak didik di kelas. Bahan pelajaran yang
guru berikan itu akan kurang memberikan dorongan (motifasi) kepada anak didik
bila penyampaianya menggunakan strategi yang kurang tepat. Di sinilah
kehadiran metode menempati posisi penting dalam penyampaian bahan pelajaran.

Bahan pelajaran yang disampaikan tanpa memperhatikan pemakaian metode


justru akan mempersulit bagi guru dalam mencapai tujuan pengajaran.
Pengalaman membuktikan bahwa kegagalan pengajaran salah satunya disebabkan
oleh pemilihan metode yang kurang tepat. Kelas yang kurang bergairah dan
kondisi anak didik yang kurang kreatif dikarenakan penentuan metode yang
kurang sesuai dengan sifat bahan dan tidak sesuai dengan tujuan pengajaran.
7

Karena itu, dapat dipahami bahwa metode adalah suatu cara yang memiliki nilai
strategis dalam kegiatan belajar mengajar. Nilai strategisnya adalah metode dapat
mempengaruhi jalannya kegiatan belajar mengajar.

Karena itu, guru sebaiknya memerhatikan pemilihan dan penentuan metode


sebelum mengajar dii kelas.

2. Efektivitas Penggunaan Metode


Ketika anak didik tidak mampu berkonsentrasi, ketika sebagian nbesar anak didik
membuat kegaduan, ketika anak didik mmenunjukkan kelesuan, ketika minat anak
didik semakin berkurang dan ketika sebagian besar anak didik tidak menguasai
bahan yang telah guru sampaikan, ketika itulah guru mempertanyakan faktor
penyebabnya dan mencari jawaban secara tepat. Karena bila tidak, maka apa yang
guru sampaukan akan sia-sia. Boleh jadi dari sekian keadaan tersebut, salah satu
penyebabnya adalah faktor metode. Karenanya, efektivitas penggunaan metode
patut dipertanyakan.

Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran akan menjadi
kendala dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Cukup banyak bahan
pelajaran yang terbuang dengan percuma hanya karena penggunaan metode
menurut kehendak guru dannjengabaikan kebutuhan siswa, fasilitas, serta situasi
kelas. Guru yang selalu menggunakan mertode ceramah sementara tujuan
pengajarannya adalah agar anak didik dapat memperagakan shalat, adalah
kegiatan belajar mengajar yang kurangbkondusif. Seharusnya penggunaan
nmetode dapat menunjang pencapaian tujuan pengajaran, bukannya tujuan yang
harus menyesuaikan diri dengan metode.

Karena itu efektivitas penggunaan metode dapat terjadi bila ada kesesuaian antara
metode dengan semua komponen pengajaran yang telah diprogramkan dalam
satuan pelajaran, sebagai persiapan tertulis.
8

3. Pentingya Pemilihan dan Penetuan Metode


Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar adalah
tercapainya tujuan pengajaran. Apapun yang termasuk perangkat program
pengajaran dituntut secara mutlak untuk menunjang tercapainya tujuan. Guru
tidak dibenarkan mengajar dengan kemalasan. Anak didik pun diwajibkan
mempunyai kreatifitas yang timnggi dalam belajar, bukan bukan selalu menanti
perintah guru. Kedua unsur manusiawi ini juga beraktivitas tidak lain karena ingin
mencapai tujuan secara efektif dan efesien.

Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan


belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didi dikelas. Salah satu yang harus
guru lakukan adalah melakukan pemilihan dan penentuan metode yang
bagaimanan akan dipilih untuk mencapai tujuan pengajaran. Pemilihan dan
penentuan metode ini didasari adanya metode-metode tertentu yang tidak bisa
dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya, tujuan pengajaran adalah agar
anak didik dapat menuliskan sebagian dari ayat-ayat dalam surat Al –fatihah,
maka guru tidak tepat menggunakan metode diskusi, tetapi yang tepat adalah
metode latihan.

Kegagalan guru mencapai tujuan pengajaran akan terjadi jika pemilihan dan
penentuan metode tidak dilakukan dengan pengenalan terhadap karakteristik dari
masingmasing metode pengajaran. Karena itu, yang terbaik guru lakukan adalah
mengetahui kelebihan dan kelemahan dari beberapa metode pengajaran yang akan
dibahas dalam uraian selanjutnya mengetahui kelebihan dan kelemahan dari
beberapa metode pengajaran yang akan dibahas dalam uraian selanjutnya.

4. Faktor-faktor yang memengaruhi Pemilihan Metode


Winarno Surakhmad (1990; 97) mengatakan bahwa pemilihan dan penentuan
metode dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebagai berikut :
a) Anak didik
Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan. Perbedaan
individual anak didik pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis
9

mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode yang mana sebaiknya guru ambil
untuk menciptakan lingkungan belajar yang kreatif dalam waktu yang relative
lama demi tercapainya tujuan pengajaran yang telah dirumuskan secara
operasional. Dengan demikian jelas, kematangan anak didik yang bervariasi
mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pengajaran.

b) Tujuan
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan pembelajaran. Tujuan
dalam pendidikan dan pengajaran berbagai-bagai jenis dan fungsinya. Secara
hierarki tujuan itu bergerak dari yang rendah hingga yang tinggi, yaitu tujuan
intruksional atau tujuan pembelajaran, tujuan kurikuler atau tujuan kurikulum,
tujuan institusional, dan tujuan pendidikan dan nasional.

Metode yang guru pilih harus sejalan dengan taraf kemampuan yang hendak diisi
kedalam diri setiap anak didik. Artinya, metodelah yang harus mengikuti tujuan.
Karena itu, kemempuan yang bagaimana yang dikehendaki oleh tujuan, maka
metode harus mendukung sepenuhnya.

c) Situasi
Situasi kegiatan pembelajaran yang guru ciptakan tidak selamanya. Sama dari ke
hari. Misalnya suatu saat guru ingin menciptakan situasi pembelajaran di alam
terbuka, yaitu diluar ruang sekolah. Maka guru dalam hal in tentu memilih metode
mengajar yang sesuai dengan situasi yang diciptakan. Di lain waktu apabila guru
sesuai dengan sifat dan bahan kemampuan yang ingin dicapai oleh tujuan, maka
guru menciptakan lingkungan belajar anak didik secara berkelompok. Situasi yang
diciptakan guru mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pembelajaran.

d) Fasilitas
Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode
mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar. Anak didik
disekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan
metode mengajar.
10

e) Guru
Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda. Seorang guru yang bertitel
sarjana pendidikan dan keguruan, berbeda dengan guru yang sarjana bukan
pendidikan dan keguruan. Guru yang sarjana pendidikan dan keguruan barangkali
lebih banyak menguasai metode-metode mengajar, karena memang dia dicetak
sebagai tenaga ahli dibidang keguruan dan wajar saja dia menjiwai dunia guru.

Latar belakang pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi. Kurangnya


penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala dalam memilih dan
menentukan metode. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa kepribadian, latar
belakang pendidikan, dan pengalaman mengajar adalah permasalahan intern guru
yang dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar.

C. Macam-Macam Metode Mengajar


Terdapat beberapa macam metode mengajar yang dapat digunakan, bergantung
kepada siapa yang belajar. Macam-macam metode tersebut antara lain : (Syaiful
Bahri Djamarah dan Anwar Zain 2002 : 82-98).

1. Metode Proyek
Metode Proyek adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari suatu
masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga
pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna.

Kelebihan Metode Proyek


a) Dapat memperluas pemikran siswa yang berguna dalam menghadapi masalah
kehidupan.
b) Dapat membina siswa dengan kebiasaan ,enerapkan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan dalam kehidupan sehari-hari secara terpadu.
c) Metode ini sesuai dengan prinsip-prinsip didaktik moderen.

Kelemahan Metode proyek


11

a) Kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini, baik secara vertical ataupun
horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini.
b) Pemilihan topic unit yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa, cukup
fasilitas, dan sumber-sumber belajar yang diperlukan, bukanlah merupakan
pekerjaan yang mudah
c) Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit
yang dibahas.

2. Metode Eksperimen
Metode Eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan
percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
Kelebihan Metode Eksperimen
a) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan
percobaannya
b) Dapat membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan
penemuan dari hasil percobaan dan bermanfaat bagi kehidupan manusia
c) Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran
umat manusia

Kelemahan Metode Eksperimen


a) Metode ini lebih cocok untuk bidang studi science dan teknologi
b) Metode ini memerlukan beberapa fasilitas peralatan dan bahan yabg tidak
selalu mudah didapatkan dan mahal
c) Metode ini memerlukan ketelitian, keuletan dan ketabahan
d) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena
mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada diluar jangkauan kemampuan
dan pengendalian

3. Metode Tugas dan Resitasi


Metode Tugas atau Resitasi adalah metode penyajian bahan dimana guru
memberikan tugas tertentu agar siswa melekukun kegiatan belajar. Masalahnya
tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan dimana saja asal tugas itu
dapat dikerjakan. Metode ini diberikan karena dirasa bahan pelajaran yang
banyak, sementara wakru kurang seimbang. Agar bahan yang dipelajari selesai
sesuai batas waktu makan metode ini yang biasanya digunakan oleh guru untuk
12

mengatasinya.Tugas resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi lebih luas
dari itu. Tugas biasanya bisa dilaksanakan di rumah maupuan di sekolah. Tugas
resitasi merangsang anak untuk aktif belajar, baik secara individual maupun
kelompok.

Dalam penerapan metode Resitasi perlu memperhatikan langkah-langkah sebagai


berikut:
a) Fase Pemberian Tugas
Tugas yang diberikan hendaknya mempertimbangkan :
 Tujuan yang akan dicapai
 Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang
ditugaskan tersebut
 Sesuai dengan kemampuan siswa
 Ada petunjuk yang dapat membantu pekerjaansiswa
 Sediakan waktu untuk siswa mengerjakannya
b) Langkah Pelaksanaan Tugas
 Diberikan bimbingan oleh guru
 Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja
 Diusahakan agar siswa mengerjakan tugasnya sendiri
 Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik
dan sistematik
c) Fase Mempertanggung Jawabkan tugas
 Laporan siswa baik dengan lisan maupun tulisan
 Ada tanya jawab atau diskusi
 Penlaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun lainyya
Fase mempertanggungjawabkan tugas inilah yang disebut resitasi.

Kelebihan Metode Tugas Resitasi


a) Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual ataupun
kelompok.
b) Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan guru
c) Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa
d) Dapat mengembangkan kreativitas siswa

Kelemahan Metode Resitasi (tugas)


a) Siswa sulit di control, apakah mengerjakan tugas atau tidak
13

b) Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan
menyelesaikan adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota lainnya tidak
berpartisipasi dengan baik,
c) Sering memberikan tugas yang monoton dapat membuat siswa bosan

4. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa dihadapkan pada
suatu masalah yang bias berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat
problematic untuk dibahas dan dipecahkan bersama.
Kelebihan Metode Diskusi
a) Merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk ide atau gagasan dan
terobosan yang baru dalam pemecahan suatu masalah
b) Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain
c) Memperluas wawasan
d) Membina untuk terbiasa bermusyawarah untuk mufakat dalam memecahkan
suatu masalah

Kelemahan Metode Diskusi


a) Pembicaraan terkladang menyimpang, kadang memerlukan waktu yang
panjang
b) Tidak dapat dipakai pada kelompok besar
c) Peserta mendapat informasi yang terbatas
d) Mungkin disukai oleh orang-orang yang suka berbicara dan ingin
menonjolkan diri

5. Metode Sosiodrama
Metode sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama artinya, dan dalam
pemakainnya sering disilihgantikan. Sosiodrama pada dasarnya
mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial.
Tujuan yang diharapkan dengan penggunaan metode sosiodrama antara lain
adalah:
a) Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain
b) Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab
c) Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara
spontan
d) Merangsang kelas untuk berfikir dan memecahkan masalah.
14

Beberapa petunjuk yang harus diperhatikan dalam penerapan metode ini yaitu:
a) Tetapkan dahulu masalah-masalah sosial yang menarik perhatian siswa untuk
dibahas
b) Ceritakan kepada kelas (siswa) mengenai isi dari masalah-masalah dalam
konteks cerita tersebut.
c) Tetapkan siswa yang dapat atau yang bersedia untuk memainkan peranannya
di depan kelas.
d) Jelaskan kepada pendengar mengenai peranan mereka pada waktu sosiodrama
sedang berlangsung.
e) Beri kesempatan kepada para pelaku untuk berunding beberapa menit sebelum
mereka memainkan peranannya.
f) Akhiri sosiodrama pada waktu situasi pembicaraan mencapai ketegangan.
g) Akhiri sosiodrama dengan diskusi kelas untuk bersama-sama memecahkan
masalah persoalan yang ada pada sosiodrama tersebut.
h) Jangan lupa menilai hasil sosiodrama tersebut sebagai bahan pertimbangan
lebih lanjut.

Kelebihan Metode Sosiodrama


a) Siswa melatih dirinya untuk melatih, memahami, dan mengingat isi bahan
yang akan didramakan. Sebagai pemain harus memahami, menghayati isi
cerita secara keseluruhan, terutama untuk materi yang harus diperankannya.
Dengan demikian, daya ingatan siswa harus tajam dan tahan lama.
b) Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu main drama
para pemain dituntut untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan waktu
yang tersedia.
c) Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan
muncul atau tumbuh bibit seni drama dari sekolah. Jika seni drama dibina
dengan baik kemungkinan besar mereka akan menjadi pemain yang baik
kelak.
d) Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-baiknya
e) Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab
dengan sesamanya.
f) Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah
dipahami orang lain.
15

Selain itu terdapat pula keunggulan lain yang diperoleh dari metode ini antara
lain:
a) Memberi kesempatan kepada anak-anak untuk berperan aktif
mendramatisasikan sesuatu masalah sosial yang sekaligus melatih keberanian
serta kemampuannya melakukan suatu agenda di muka orang banyak.
b) Suasana kelas sangat hidup karena perhatian para murid semakin tertarik
melihat adegan seperti keadaan yang sesungguhnya.
c) Para murid dapat menghayati seseuatu peristiwa, sehingga mudah memahami,
membanding-banding, menganalisa serta mengambil kesimpulan berdasarkan
penghayatannya sendiri.
d) Anak-anak menjadi terlatih berpikir kritis dan sistematis.

Kelemahan metode Sosiodrama


a) Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama mereka menjadi kurang
kreatif.
b) Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka pemahaman isi
bahan pelajaran maupun pada pelaksanaan pertunjukan.
c) Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit menjadi
kurang bebas.
d) Sering kelas lain terganggu oleh suara pemain dan para penonton yang
kadang-kadang bertepuk tangan, dan sebagainya.
e) Metode ini membutuhkan ketekunan, kecermatan dan waktu cukup lama.
f) Guru yang kurang kreatif biasanya sulit berperan menirukan sesuatu
situasi/tingkah laku sosial yang berarti pula metode ini baginya sangat tidak
efektif.
g) Ada kalanya para murid enggan memerankan suatu adegan karena merasa
rendah diri atau malu.
h) Apabila pelaksanaan dramatisasi gagal, maka guru tidak dapat mengambil
sesuatu kesimpulan apapun yang berarti pula tujuan pengajaran tidak dapat
tercapai.

6. Metode Demonstrasi
Metode Demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memeragakan atau
mempertunjukan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang
16

sedang dipelajari, serta disertai dengan lisan. Dengan metode demonstrasi, proses
penerimaan siswa dalam pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam,
sehingga membentuk penertian dengan baik dan sempurna.siswa juga dapat
mengamati dan memerhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran
berlangsung.
Kelebihan Metode Demonstrasi
a) Dapat membuat pengajaran lebih jelas dan lebih kongkret
b) Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari
c) Proses poengajaran lebih menarik
d) Siswa dirangsan untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan
kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri

Kelemahan Metode Demonstrasi


a) Memerlukan keterampilan guru secara khusus dalam mendemonstrasikan
bahan ajar
b) Fasilitas yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik
c) Memerlukan kesiapan dan perencanaaan yang matang disamping memerlukan
waktu yang cukup panjang.

7. Metode Problem Solving


Metode Problem Solving adalah metode mengajar dan juga merupakan metode
berfikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode
lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
Kelebihan Metode Problem Solving
a) Dapat membuat pendidikan disekolah lebih relevan dengan kehidupan,
khususnya dengan dunia kerja
b) Dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara
termpil.
c) Merangsang perkembangan berfikir siswa secara kreatif dan menyeluruh

Kelemahan Metode Problem Solving


a) Memerlukan keterampilan guru dalam menentukan suatu masalah yang sesuai
dengan tingkat berfikir siswa
b) Memerlukan waktu yang cukup lama dan sering terpaksa mengambil waktu
pelajaran lain.
17

8. Metode Karyawisata
Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih
dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan
bersama dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang
kemudian dibukukan.
Kelebihan metode karyawisata sebagai berikut :
a) Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan
lingkungan nyata dalam pengajaran.
b) Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan
kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat.
c) Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.
Kekurangan metode karyawisata sebagai berikut :
a) Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.
b) Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang.
c) Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan
utama, sedangkan unsur studinya terabaikan.
d) Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak
didik di lapangan.
e) Biayanya cukup mahal.
f) Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata
dan keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh.

9. Metode Tanya Jawab


Metode tanya jawab dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa. Dengan
mengajukan pertanyaan yang terarah, siswa akan tertarik dalam mengembangkan
daya pikir. Kemampuan berpikir siswa dan keruntutan dalam mengemukakan
pokok – pokok pikirannya dapat terdeteksi ketika menjawab pertanyaan. Metode
ini dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk mengadakan penelusuran lebih
lanjut pada berbagai sumber belajar. Metode ini akan lebih efektif dalam
mencapai tujuan apabila sebelum proses pembelajaran siswa ditugasi membaca
materi yang akan dibahas.

10. Metode Latihan


18

merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-


kebiasaan tertentu. Latihan adalah suatu teknik mengajar yang mendorong siswa
untuk melaksanakan kegiatan latihan agar memiliki ketangkasan / keterampilan
yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari. Metode latihan adalah suatu cara
mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu, yang
digunakan untuk memperoleh ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan
keterampilan.

11. Metode Ceramah


Metode ceramah adalah metode penyampaian bahan pelajaran secara lisan.
Metode ini banyak dipilih guru karena mudah dilaksanakan dan tidak
membutuhkan alat bantu khusus serta tidak perlu merancang kegiatan siswa.
Kelebihan metode ceramah
a) Guru mudah menguasai kelas
b) Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas
c) Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar
d) Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya
e) Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik

Kelemahan metode ceramah


a) Mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata)
b) Yang visual menjadi rugi, yang auditif (mendengar) lebih besar menerimanya
c) Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan
d) Guru menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik pada ceramahnya, ini
sukar sekali
e) Menyebabkan siswa menjadi pasif

D. Praktik Penggunaan Metode Mengajar


Dalam praktiknya, metode mengajar tidak hanya digunakan sendiri-sendiri tetapi
merupakan kompinasi dari beberapa metode mengajar. Berikut dikemukakan
kemungkinan kombinasi metode mengajar : (Syaiful Bahri Djamarah dan Anwar
Zain 2002 : 98-104).
1. Ceramah, Tanya Jawab, dan Tugas
2. Ceramah, diskusi, dan tugas
3. Ceramah, demonstrasi dan eksperimen.
4. Ceramah, sosio drama, dan diskusi.
19

5. Ceramah, problem solving dan tugas.


6. Ceramah, demonstrasi dan latihan.
20

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahsan diatas dpat disimpulkan beberapa hal diantranya
1. Kedudukan metode dalam belajar mengajar terdiri atas metode sebagai alat
motivasi ekstrinsik, metode sebagai strategi pengajaran, dan metode sebagai
alat untuk mencapai tujuan.
2. Pemilihan dan penentuan metode dalam kegiatan belajar mengajar, harus
bertolak dari nilai strategis metode, efektivitas penggunaan metode,
pentingnya pemilihan dan penentuan metode, hingga faktor-faktor yang
memengaruhi pemilihan metode pengajaran.
3. Macam-macam metode dalam mengajr diantranya adalah metode proyek,
metode eksperimen, metode tugas dan resitasi, metode diskusi, metode
sosiodrama, metode demonstrasi, metode problem solving, metode
karyawisata, metode tanya jawab, metode latihan, dan metode ceramah.
4. Praktik penggunaan metode mengajar tidak digunakan sendiri-sendiri, tetapi
merupakan kombinasi dari beberapa metode mengajar, diantaranya adalah
kombinasi ceramah, diskusi, dan tugas, kombinasi ceramah, tanya jawab dan
tugas, kombinasi ceramah, demonstrasi dan eksperimen, kombinasi ceramah,
sosiodrama dan diskusi, kombinasi ceramah, problem solving, dan tugas, serta
kombinasi ceramah demonstasi dan latihan.
21

DAFTAR PUSTAKA

Majid, Abdul. 2005. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar


Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sudjana, Nana. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algensindo.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zein. 2002. Stategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta
A.M Sardiman. 1988. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Pers.
Roestiyah, N K. 1989. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
Surakhmad, Winarno. 1990. Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan Teknik.
Bandung: Tarsito

Anda mungkin juga menyukai