KEWIRAUSAHAAN
DISUSUN OLEH :
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan
rahmat Nya kami masih diberi kesempatan dan kesehatan untuk menyelesaikan Critical
Book Review ini. Critical Book Review ini kami perbuat guna memenuhi penyelesaian tugas
pada mata kuliah Kewirausahaan .
Dalam penulisan Critical Book Review ini kami tentu saja tidak dapat
menyelesaikannya tanpa pihak lain. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih
kepada:
Dalam pembuatan Critical Book Review ini, kami menyadari banyak kekurangan
serta jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami dengan segala kerendahan hati meminta
maaf serta berharap menerima kritikan atau saran yang membangun guna perbaikan
kedepannya.
Akhir kata kami mengucapkan selamat membaca dan semoga Critical Book Review ini
dapat bermanfaat dan menambah wawasan para pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari hari kita sering kali menemukan buku yang bisa kita baca.
Namun banyak diantara kita yang tidak tertarik membaca buku. Ada pula yang tertarik
membaca tetapi merasa tidak puas dengan isi dari buku tersebut karena banyak hal. Seperti isi
dari buku yang kurang memberi informasi ataupun isi buku yang sulit dipahami. Karena hal
tersebut, dalam memilih buku bacaan sering kali kita meminta orang lain yang sudah
membaca buku yang ingin kita baca agar kita tahu apakah buku tersebut akan cocok dengan
Oleh karena itu, penulis membuat Critical Book Review ini agar mempermudah
pembaca untuk mempertimbangkan buku referensi. Tak hanya itu, penulis menulis Critical
Book Review ini agar kita dapat berpikir kritis dan mengetahui kelebihan dan kekurangan
buku.
1.2 Tujuan
c. Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi dari buku
1.3 Manfaat
Pengarang : Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd dan Drs. Dadang Mulyana, M.Pd
ISBN : 978-602-5674-36-5
Enterpreneurship)
ISBN : 978-602-6970-91-6
A. Pengertian Kewirausahaan
Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup
mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau hidupnya. Sedangkan
kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. Menurut Dan Steinhoff
dan John F. Burgess (1993:35) wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola dan
berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha. Dari segi
karakteristik perilaku, wirausaha (entepreneur) adalah mereka yang mendirikan, mengelola,
mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri. Berwirausaha melibatkan
dua unsur pokok (1) peluang dan, (2) kemampuan menanggapi peluang, Berdasarkan hal
tersebut maka definisi kewirausahaan adalah “tanggapan terhadap peluang usaha yang
terungkap dalam seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang
melembaga, produktif dan inovatif.”
Menurut Gede Anggan Suhanda (dalam Suryana, 2003 : 32) motif ber-prestasi ialah
suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai
kepuasan secara pribadi. Faktor dasarnya adalah kebutuhan yang harus dipenuhi. Wirausaha
yang memiliki motif berprestasi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Suryana,
2003 : 33-34)
1) Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya.
2) Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan kegagalan.
3) Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.
4) Berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan.
5) Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang (fiftyfifty).
2. Selalu Perspektif
Menurut Teodore Levit, kreativitas adalah kemampuan untuk berfikir yang baru dan
berbeda. Menurut Zimmerer dalam buku yang ditulis Suryana (2003 : 24) dengan judul buku
“Entrepreneurship and The New Venture Formation”, mengungkapkan bahwa ide-ide
kreativitas sering muncul ketika wirausaha melihat sesuatu yang lama dan berfikir sesuatu
yang baru dan berbeda. Menurut Zimmerer ada tujuh langkah proses berpikir kreatif dalam
kewirausahaan, yaitu Persiapan (Preparation), Penyelidikan (Investigation), Transformasi
(Transpormation), Penetasan (Incubation), Penerangan (Illumination), Pengujian
(Verification), Implementasi (Implementation).
Menurut Poppy King, wirausaha muda dari Australia yang terjun ke bisnis sejak
berusia 18 tahun, ada tiga hal yang selalu dihadapi seorang wirausaha di bidang apapun,
yakni: obstacle (hambatan); hardship (kesulitan); very rewarding life (imbalan atau hasil bagi
kehidupan yang memukau). Menelusuri sejarah pribadi di masa lalu dapat memberikan
gambaran mengenai kekuatan dan kelemahan seseorang. Di dalamnya terdapat sejumlah
pengalaman hidup: hambatan dan kesulitan yang pernah kita hadapi dan bagaimana kita
mengatasinya, kegagalan dan keberhasilan, kesenangan dan keperihan, dan lain sebagainya.
5. Selalu Komitmen dalam Pekerjaan, Memiliki Etos Kerja dan Tanggung Jawab
Seorang wirausaha harus memiliki jiwa komitmen dalam usahanya dan tekad yang
bulat didalam mencurahkan semua perhatianya pada usaha yang akan digelutinya, didalam
menjalankan usaha tersebut seorang wirausaha yang sukses terus memiliki tekad yang
mengebu-gebu dan menyala-nyala (semangat tinggi) dalam mengembangkan usahanya, ia
tidak setengah-setengah hati dalam berusaha, berani menanggung resiko, bekerja keras, dan
tidak takut menghadapi peluang-peluang yang ada dipasar.
Melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam
menghadapi tantangan hidup, maka seorang wirausaha harus mempunyai kemampuan kreatif
didalam mengembangkangkan ide dan pikiranya terutama didalam menciptakan peluang
usaha di dalam dirinya, dia dapat mandiri menjalankan usaha yang digelutinya tanpa harus
bergantung pada orang lain, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang
baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara
baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.
Salah satu jiwa kewirausahaan yang harus dimiliki seorang wirausaha adalah
kemampuan untuk memanagerial (mengelola) usaha yang sedang digelutinya, seorang
wirausaha harus memiliki kemampuan perencanaan usaha, mengorganisasikan usaha,
visualisasikan usaha, mengelola usaha dan sumber daya manusia, mengontrol usaha, maupun
kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaanya yang kesemuanya itu adalah merupakan
kemampuan managerial yang wajib dimiliki seorang wirausaha, tanpa itu semua maka bukan
keberhasilan yang diperoleh tetapi kegagalan uasaha yang diperoleh.
Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003 : 44) ada beberapa faktor yang
menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya:
a. Kepercayaan diri,
b. Kemampuan mengorganisir,
c. Kreativitas,
d. Suka tantangan.
Kelemahan wirausaha Indonesia menurut Heidjrachman Ranu Pandojo yang perlu
diperbaiki adalah :
Dalam bahasa Perancis, kata wirausaha adalah entrepreneur. Entre berarti antara,
prendre berarti mengambil. Kata ini pada dasarnya digunakan untuk menggambarkan orang-
orang yang berani mengambil resiko dan memulai sesuatu yang baru. Frank Knight (1921)
menjelaskan seorang entrepreneur mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan
pasar. Definisi ini menekankan pada peranan entrepreneur dalam menghadapi ketidakpastian
pada dinamika pasar. Seorang entrepreneur disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi
manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan. Faktor-faktor yang menjadi sumber
kemungkinan menjadi entrepreneur adalah sebagai berikut:
1. Sikap jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat
bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain.
2. Sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarsa
dan bersahaja dalam berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam
kegaitan usahanya atau kiprahnya.
3. Usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumbersumber
melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah
tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru,
menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang
dan jasa yang baru yang lebih efektif dan efisien, memperbaiki produk dan jasa
yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada
konsumen.
4. Suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan sesuatu yang
berbeda (inovative) yang bermanfaat bagi konsumen dan memberi nilai lebih.
1. Pendekatan Makro.
Pendekatan makro menjabarkan faktor-faktor yang mempengaruhi sukses
gagalnya suatu entrepreneurship. Faktor-faktor ini umumnya merupakan kondisi
eksternal yang berada di luar kontrol seorang entrepreneur. Dalam hal ini terdapat
3 (tiga) aliran dalam pendekatan makro yaitu:
a. Aliran pemikiran lingkungan. Aliran pemikiran lingkungan ini berkaitan
dengan faktor eksternal yang mempengaruhi gaya hidup entrepreneur.
b. Aliran pemikiran finansial/kapital. Dasar dan fokus dari aliran pemikiran
pemikiran finansial/kapital ini adalah proses pencarian kapital/modal.
c. Aliran pemikiran displacement. Aliran pemikiran displacemen ini berfokus
pada fenomena kelompok. Seorang individu dipandang tidak akan
mendirikan usaha kecuali individu tersebut dihambat untuk melakukan
aktivitas lain.
2. Pendekatan Mikro.
Terdapat 3 (tiga) aliran pemikiran pada pendekatan mikro yaitu:
a. Aliran pemikiran trait entrepreneurial. Terdapat ciri-ciri umum dari
entrepreneur sukses seperti kreatif, rasa percaya diri tinggi, keinginan
untuk maju dan berani menempuh resiko.
b. Aliran pemikiran peluang usaha. Aliran pemikiran peluang usaha ini
berfokus pada aspek peluang dari pengembangan suatu usaha.
c. Aliran pemikiran formulasi strategis. Aliran pemikiran ini berpendapat
bahwa proses perencanaan merupakan bagian terpenting dalam
pengembangan suatu usaha.
1. Teori ekonomi.
Teori ini menyatakan bahwa entrepreneur akan muncul dan berkembang kalau ada
peluang ekonomi, maka dalam mengembangkan usaha dapat berwujud pada
tindakan yaitu:
a. Secara sengaja menciptakan peluang ekonomi.
b. Menyebarluaskan informasi tentang peluang ekonomi.
c. Menawarkan insentif agar orang mau menanggung resiko
d. Menjadi inovator dan membangun organisasi.
2. Teori sosial.
Teori ini menyatakan bahwa warisan sosial merupakan salah satu penentu utama
dalam kewirausahaan maka dalam mengembangkan usaha suatu masyarakat
tertentu harus dipertimbangkan ketimpangan-ketimpangan sosial yang
mempengaruhi serta harus melakukan rekayasa-rekayasa sosial untuk
meluruskannya.
3. Teori psikologi. Teori ini menyatakan bahwa suksesnya seorang entrepreneur
tidak tergantung pada keadaan lingkungan, tetapi pada faktor kepribadian. Dalam
teori ini dikatakan bahwa hubungan antara prilaku kewirausahaan dengan
kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement) sangat erat.
4. Teori prilaku. Teori ini menyatakan bahwa prilaku seorang entrepreneur adalah
hasil dari sebuah kerja yang berlandasakan pada konsep dan teori bukan karena
sifat kepribadian seseorang atau berdasarkan intuisi.
D. Karakteristik Wirausahawan
Dari ke empat tipe tersebut, menurut Miner (1996), tipe kepribadian tersebut akan
menentukan bidang usaha apa yang akan membawanya kepada keberhasilan yaitu:
Sifat-Sifat Wirausaha :
Kita akan membahas satu per satu dari keenam sifat tersebut;
1. Percaya Diri, seorang entrepreneur haruslah memiliki sifat percaya diri yang tercermin
dari: Yakin dan optimisme: ia harus yakin dan optimis bahwa usahanya akan maju dan
berkembang untuk itu Seorang wirausaha harus mampu menyusun rencana keberhasilan
perusahaannya. Mandiri: Tidak mengandalkan dan bergantung orang lain atau keluarga.
Kepemimpinan, dan dinamis: Seorang wirausaha harus mampu Bertanggung jawab terhadap
segala aktivitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun yang akan datang. Tanggung
jawab seorang pengusaha tidak hanya pada material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.
2. Originalitas: seorang entrepreneur haruslah memiliki sifat orginalitas yang tercermin dari:
Kreatif: mampu mengembangkan ide-ide baru dan menemukan cara-cara baru dalam
memecahkan persoalan Inovatif: mampu melakukan sesuatu yang baru yang belum
dilakukan banyak orang sebagai nilai tambah keungulan bersaing. Inisiatif/proaktif, mampu
mengerjakan banyak hal dengan baik, dan memiliki pengetahuan. Inisiatif dan selalu proaktif.
Ini merupakan ciri mendasar dimana pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetap
terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.
3. Berorientasi Manusia, terdiri dari: Sifat suka bergaul dengan orang lain berarti anda
harus mampu mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik
yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak. Hubungan baik
yang perlu dijalankan antara lain kepada para pelanggan, pemerintah pemasok, serta
masyarakat luas Komitmen, Komitnen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus
dipegang teguh dan harus ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu memang merupakan
kewajiban untuk segera ditepati dan direalisasikan. Responsive terhadap saran/kritik.
Menganggap saran dan kritik adalah dasar untuk mencapai kemajuan. Saran dan kritik yang
masuk di respon dengan baik untuk memperbaiki pelayanan kepada pelanggan, proses bisnis
dan efesiensi perusahaan.
4. Berorientasi Hasil Kerja, terdiri dari sifat: Ingin berprestasi, kemauan untuk terus maju
dan mengembangkan usaha. IQ dan EQ tidak cukup untuk memprediksi keberhasilan.
Dibutuhkan AQ (Adversity quotient) yaitu tingkat ketahanan terhadap hambatanhambatan
yang ditemuinya dalam mencapai keberhasilan. Dalam AQ ada tiga tipe pendaki puncak
keberhasilan, yaitu quitter, champer, dan climber. Tipe quitter adalah mereka yang langsung
menyerah atau tidak mau memanfaatkan peluang. Tipe champer adalah mereka yang cepat
puas dengan apa yang sudah dicapai walaupun bisa mencapai keberhasilan yang lebih tinggi
kalau mereka mau. Tipe climber adalah orang yang terus mendaki tangga keberhasilan
hingga mencapai puncak tertinggi meski menemui berbagai hambatan atau rintangan.
5. Berorientasi masa depan: terdiri dari sifat pandangan ke depan, ketajaman persepsi. Untuk
itu anda harus Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana
langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui apa yang akan dilakukan oleh
pengusaha tersebut Beorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi
yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta
kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktivitas usaha yang
dijalankan selalu dievalusi dan harus lebih baik dibanding sebelumnya.
6. Berani ambil risiko: terdiri dari sifat mampu ambil risiko, suka tantangan. Berani
mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapan pun
dan di mana pun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.
Kepribadian Wirausaha
Menurut Miner (1996) tipe kepribadian wirausaha dapat menentukan bidang usaha
yang akan membawanya kepada keberhasilan. Berdasarkan penelitiannya, ia menemukan
bahwa seorang wirausaha akan berhasil bila ia mengikuti achieving route tertentu sesuai tipe
kepribadiannya.
1. Personal achiever akan sukses bila terus-menerus mengatasi rintangan dan menghadapi
krisis, dan dalam menghadapi segalanya berusaha sedapat mungkin bersikap positif.
2. Supersalesperson akan berhasil kalau memanfaatkan banyak waktunya untuk menjual dan
minta mengelola bisnisnya.
3. Real managers akan berhasil kalau ia memulai usaha baru dan mengelola sendiri usaha
tersebut.
4. Expert idea generation akan berhasil kalau terjun ke bisnis teknologi tinggi.
a. Motivasi: Hasil penelitian yang dilakukan oleh Center for Entrepreneurial Research (dalam
Zimmerer & Scarborough; 1998) menemukan 69% siswa menengah atas ingin mulai
menjalankan usaha mereka sendiri. Motivasi utamanya adalah be their own bosses.
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam buku utama ini penulis menjelaskan secara detail dan simple apa dan
bagaimana itu konsep kewirausahaan. Menjabarkan pengertian wirausaha dari para ahli
dalam maupun luar negeri yang menambahkan bahan kajian bagi mahasiswa. Penulis
menggunakan bahasa yang mudah dipahami, tidak bertele-tele dan mengacu langsung pada
materi.
Seperti yang kita tahu bahwa dalam satu bab terdapat beberapa sub bab untuk
mendukung bab yang sedang dibahas, namun dalam buku ini penulis hanya membahas satu
sub bab saja. Dimana kebanyakan membahas tentang factor kegagalan dan kesuksesan
wirausaha.
Dari tata bahasa, bahasa yang digunakan dalam buku ini menggunakan bahasa yang
ringan dan tidak berbelit-belit sehingga memudahkan pembaca untuk memahami
penyampaian-penyampaian materinya, ukuran tulisan yang digunakan sudah tepat dan bisa
dibaca jelas oleh pembacanya. Tanda-tanda bacanya sudah dibubuhkan sesuai dengan yang
diharapkan.
Dari aspek isi buku, buku ini sudah dilengkapi dengan identitas-identitasnya sehingga
tidak menyulitkan pembaca jika hendak meresensi buku ini, isi dan penyampaian pada materi
ini disampaikan dengan jelas dan rinci. Isi dari buku ini banyak memaparkan suatu definisi-
definisi para ahli sehingga menambah pengetahuan kita berdasarkan definisi tersebut, penulis
juga memaparkan beberapa contoh yang konkret dan seakan-akan mengajak pembaca untuk
ikut dalam keadaan yang sebenarnya
Buku ini lebih to the point dalam menjelaskan setiap materi yang dicantumkan. Yang
lebih menarik lagi, buku ini dilengkapi tabel perbandingan dari setiap ahli dalam analisisnya
dan penyampaian pengertian. Sehingga pembaca mampu merasakan secara langsung praktek
dari materi di dalam buku ini.
Dari aspek tata bahasa, bahasa yang digunakan dalam buku ini menggunakan bahasa
yang ringan dan tidak berbelit-belit sehingga memudahkan pembaca untuk memahami
penyampaian-penyampaian materinya. Ditambah lagi dengan buku ini langsung to the poin
menjelaskan setiap poin-poin yang di jelaskan.
Dari aspek isi buku, buku ini sudah dilengkapi dengan identitas-identitasnya sehingga
tidak menyulitkan pembaca jika hendak meresensi buku ini, isi dan penyampaian pada materi
ini disampaikan dengan jelas dan rinci.
Mungkin buku ini tidak akan cocok bagi orang-orang yang menyukai penjelasan
materi yang memgambil dari berbagai perspektif karena isi buku ini to the point dan cocok
untuk pembaca pemula yang ingin memahami kewirausahaan.
Penulis terlalu menekan point-point utama dalam buku ini. Dimana hanya terdapat
sedikit penjelasan atau materi dari setiap poin yang diberikan. Para pembaca mungkin kurang
memahami isi materi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah hal-hal atau upaya-upaya yang
berkaitan dengan penciptaan atau usaha atau aktifitas bisnis atas dasar kemauan sendiri dan
atau kemampuan sendiri. Menurut Roopke dikutip Suryana (2001) profil wirausaha yaitu;
Kewirausahaan Rutin (Wirt), Kewirausahaan Arbitrase, dan Kewirausahaan Inovatif. Perilaku
kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor itu adalah hak
kepemilikan (propertyright, PR), kemampuan/kompetensi (competency/ability, Q, dan
insentif (incentive), sedangkan faktor eksternalnya meliputi lingkungan (environment, E).
5.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan adalah mengenai tentang isi buku semoga dapat
menjadi motivasi dan buku yang dapat bermanfaat bagi pembacanya, namun alangkah
baiknya juga pembaca dapat memberi saran dan kritis yang baik.