Anda di halaman 1dari 20

CRITICAL BOOK REVIEW

KEWIRAUSAHAAN

DOSEN PENGAMPU : DITA EKA PERTIWI SIRAIT, SE, M.Si.

DISUSUN OLEH :

DEBRINA TAMARA LUMBAN GAOL 7193210006

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan
rahmat Nya kami masih diberi kesempatan dan kesehatan untuk menyelesaikan Critical
Book Review ini. Critical Book Review ini kami perbuat guna memenuhi penyelesaian tugas
pada mata kuliah Kewirausahaan .

Dalam penulisan Critical Book Review ini kami tentu saja tidak dapat
menyelesaikannya tanpa pihak lain. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih
kepada:

1. Kedua orangtua yang selalu mendukung dan mendoakan kami


2. Kepada dosen pengampu,Ibu Dita Eka Pertiwi Sirait, SE, M.Si.

Dalam pembuatan Critical Book Review ini, kami menyadari banyak kekurangan
serta jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami dengan segala kerendahan hati meminta
maaf serta berharap menerima kritikan atau saran yang membangun guna perbaikan
kedepannya.

Akhir kata kami mengucapkan selamat membaca dan semoga Critical Book Review ini
dapat bermanfaat dan menambah wawasan para pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..........................................................................................


1.2 Tujuan.......................................................................................................
1.3 Manfaat.....................................................................................................

BAB II. IDENTITAS BUKU.........................................................................

BAB III. RINGKASAN BUKU.....................................................................

BAB IV. PEMBAHASAN

4.1 Kelemahan Buku......................................................................................


4.2 Kelebihan Buku........................................................................................

BAB IV. PENUTUP

5.1 Kesimpulan. ..............................................................................................


5.2 Saran..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari hari kita sering kali menemukan buku yang bisa kita baca.

Namun banyak diantara kita yang tidak tertarik membaca buku. Ada pula yang tertarik

membaca tetapi merasa tidak puas dengan isi dari buku tersebut karena banyak hal. Seperti isi

dari buku yang kurang memberi informasi ataupun isi buku yang sulit dipahami. Karena hal

tersebut, dalam memilih buku bacaan sering kali kita meminta orang lain yang sudah

membaca buku yang ingin kita baca agar kita tahu apakah buku tersebut akan cocok dengan

kita atau tidak.

Oleh karena itu, penulis membuat Critical Book Review ini agar mempermudah

pembaca untuk mempertimbangkan buku referensi. Tak hanya itu, penulis menulis Critical

Book Review ini agar kita dapat berpikir kritis dan mengetahui kelebihan dan kekurangan

buku.

1.2 Tujuan

a. Mengulas isi dari sebuah buku

b. Mencari dan menggali isi buku

c. Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi dari buku

1.3 Manfaat

a. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kewirausahaan

b. Menambah pengetahuan pembaca

c. Mempermudah pembaca memahami isi buku

d. Menambah wawasan penulis

e. Melatih penulis berpikir kritis.


BAB II
IDENTITAS BUKU

2.1 IDENTITAS BUKU UTAMA

Judul Buku : PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Judul Bab : Bab 1. Konsep Kewirausahaan

Pengarang : Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd dan Drs. Dadang Mulyana, M.Pd

Tahun Terbit : Juli 2018

Penerbit : Kelompok Penerbit Perdana Mulya Sarana

Cetakan : Cetakan pertama

ISBN : 978-602-5674-36-5

Jumlah halaman bab : 22 halaman ( Hal 1-22)

2.2 IDENTITAS BUKU PEMBANDING 1

Judul Buku : PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN (Rekayasa Akademik Melahirkan

Enterpreneurship)

Pengarang : Rusydi Ananda, M.Pd, Dr.Tien Rafida, M.Hum

Tahun terbit : Agustus 2016

Penerbit : Perdana Publishing

Cetakan : Cetakan pertama

ISBN : 978-602-6970-91-6

Halaman : 262 (Hal 1-38)

2.3 IDENTITAS BUKU PEMBANDING 2


Judul Buku : Pengantar Kewirausahaan

Judul Bab : Sifat, Kepribadian, dan Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan


Wirausaha

Pengarang : Raja Bongsu Hutagalung, Syafrizal Helmi Situmorang

Tahun Terbit : 2008

Jumlah halaman bab : 12 halaman


BAB III

RINGKASAN ISI BUKU

3.1 RINGKASAN BUKU UTAMA

A. Pengertian Kewirausahaan

Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup
mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau hidupnya. Sedangkan
kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. Menurut Dan Steinhoff
dan John F. Burgess (1993:35) wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola dan
berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha. Dari segi
karakteristik perilaku, wirausaha (entepreneur) adalah mereka yang mendirikan, mengelola,
mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri. Berwirausaha melibatkan
dua unsur pokok (1) peluang dan, (2) kemampuan menanggapi peluang, Berdasarkan hal
tersebut maka definisi kewirausahaan adalah “tanggapan terhadap peluang usaha yang
terungkap dalam seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang
melembaga, produktif dan inovatif.”

B. Faktor-Faktor Keberhasilan Dan Kegagalan Usaha

1. Motif Berprestasi Tinggi

Menurut Gede Anggan Suhanda (dalam Suryana, 2003 : 32) motif ber-prestasi ialah
suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai
kepuasan secara pribadi. Faktor dasarnya adalah kebutuhan yang harus dipenuhi. Wirausaha
yang memiliki motif berprestasi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Suryana,
2003 : 33-34)

1) Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya.
2) Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan kegagalan.
3) Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.
4) Berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan.
5) Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang (fiftyfifty).
2. Selalu Perspektif

Seorang wirausahawan hendaknya seorang yang mampu menatap masa dengan


dengan lebih optimis. Melihat ke depan dengan berfikir dan berusaha. Usaha memanfaatkan
peluang dengan penuh perhitungan. Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang
yang memiliki persepktif dan pandangan kemasa depan. Karena memiliki pandangan jauh ke
masa depan maka ia akan selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya (Suryana, 2003 : 23).
3. Memiliki Kreatifitas Tinggi

Menurut Teodore Levit, kreativitas adalah kemampuan untuk berfikir yang baru dan
berbeda. Menurut Zimmerer dalam buku yang ditulis Suryana (2003 : 24) dengan judul buku
“Entrepreneurship and The New Venture Formation”, mengungkapkan bahwa ide-ide
kreativitas sering muncul ketika wirausaha melihat sesuatu yang lama dan berfikir sesuatu
yang baru dan berbeda. Menurut Zimmerer ada tujuh langkah proses berpikir kreatif dalam
kewirausahaan, yaitu Persiapan (Preparation), Penyelidikan (Investigation), Transformasi
(Transpormation), Penetasan (Incubation), Penerangan (Illumination), Pengujian
(Verification), Implementasi (Implementation).

4. Memiliki Perilaku Inovatif Tinggi

Menurut Poppy King, wirausaha muda dari Australia yang terjun ke bisnis sejak
berusia 18 tahun, ada tiga hal yang selalu dihadapi seorang wirausaha di bidang apapun,
yakni: obstacle (hambatan); hardship (kesulitan); very rewarding life (imbalan atau hasil bagi
kehidupan yang memukau). Menelusuri sejarah pribadi di masa lalu dapat memberikan
gambaran mengenai kekuatan dan kelemahan seseorang. Di dalamnya terdapat sejumlah
pengalaman hidup: hambatan dan kesulitan yang pernah kita hadapi dan bagaimana kita
mengatasinya, kegagalan dan keberhasilan, kesenangan dan keperihan, dan lain sebagainya.

5. Selalu Komitmen dalam Pekerjaan, Memiliki Etos Kerja dan Tanggung Jawab

Seorang wirausaha harus memiliki jiwa komitmen dalam usahanya dan tekad yang
bulat didalam mencurahkan semua perhatianya pada usaha yang akan digelutinya, didalam
menjalankan usaha tersebut seorang wirausaha yang sukses terus memiliki tekad yang
mengebu-gebu dan menyala-nyala (semangat tinggi) dalam mengembangkan usahanya, ia
tidak setengah-setengah hati dalam berusaha, berani menanggung resiko, bekerja keras, dan
tidak takut menghadapi peluang-peluang yang ada dipasar.

6. Mandiri atau Tidak Ketergantuangan

Melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam
menghadapi tantangan hidup, maka seorang wirausaha harus mempunyai kemampuan kreatif
didalam mengembangkangkan ide dan pikiranya terutama didalam menciptakan peluang
usaha di dalam dirinya, dia dapat mandiri menjalankan usaha yang digelutinya tanpa harus
bergantung pada orang lain, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang
baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara
baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.

7. Berani Menghadapi Risiko

Wirausaha dalam mengambil tindakan hendaknya tidak didasari oleh spekulasi,


melainkan perhitungan yang matang. Ia berani mengambil risiko terhadap pekerjaannya
karena sudah diperhitungkan. Oleh sebab itu, wirausaha selalu berani mengambil risiko yang
moderat, artinya risiko yang diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Pilihan
terhadap risiko ini sangat tergantung pada Daya tarik setiap alternatif, Kesediaan untuk rugi,
Kemungkinan relatif untuk sukses atau gagal.

8. Selalu Mencari Peluang

Esensi kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif terhadap peluang untuk


memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada
pelanggan dan masyarakat, cara yang etis dan produktif untuk mencapai tujuan, serta sikap
mental untuk merealisasikan tanggapan yang positif tersebut.

9. Memiliki Jiwa Kepemimpinan

Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan


dan keteladanan. Ia selalu ingin tampil berbeda, lebih dahulu, lebih menonjol. Dengan
menggunakan kemampuan kreativitas dan inovasi, ia selalu menampilkan barang dan jasa-
jasa yang dihasilkanya lebih cepat, lebih dahulu dan segera berada dipasar. Ia selalu
menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda sehingga ia menjadi pelopor yang baik
dalam proses produksi maupun permasaran.

10. Memiliki Kemampuan Manajerial

Salah satu jiwa kewirausahaan yang harus dimiliki seorang wirausaha adalah
kemampuan untuk memanagerial (mengelola) usaha yang sedang digelutinya, seorang
wirausaha harus memiliki kemampuan perencanaan usaha, mengorganisasikan usaha,
visualisasikan usaha, mengelola usaha dan sumber daya manusia, mengontrol usaha, maupun
kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaanya yang kesemuanya itu adalah merupakan
kemampuan managerial yang wajib dimiliki seorang wirausaha, tanpa itu semua maka bukan
keberhasilan yang diperoleh tetapi kegagalan uasaha yang diperoleh.

C. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Kegagalan Wirausaha

Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003 : 44) ada beberapa faktor yang
menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya:

a. Tidak kompeten dalam manajerial.


b. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan
mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.
c. Kurang dapat mengendalikan keuangan.
d. Gagal dalam perencanaan.
e. Lokasi yang kurang memadai.
f. Kurangnya pengawasan peralatan.
g. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha.
h. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.
Steinhoff dan John F Burgess (dalam Suryana, 2003: 16) mengemukakan bahwa
kewirausahaan yang berhasil pada umumnya memiliki sifat-sifat kepribadian (entrepreunerial
personality) sebagai berikut:

a. Kepercayaan diri,
b. Kemampuan mengorganisir,
c. Kreativitas,
d. Suka tantangan.
Kelemahan wirausaha Indonesia menurut Heidjrachman Ranu Pandojo yang perlu
diperbaiki adalah :

a. Sifat mentalitet yang meremehkan mutu


b. Sifat mentalitet yang suka menerabas
c. Sifat tidak percaya pada diri sendiri
d. Sifat tidak berdisiplin murni
e. Sifat mentalitet yang suka mengabaikan tanggunjawab yang kokoh.

3.2 RINGKASAN BUKU PEMBANDING 1

A. Pengertian Wirausaha dan Kewirausahaan

Secara terminologis, wirausaha adalah kemampuan untuk menciptakan, mencari, dan


memanfaatkan peluang dalam menuju apa yang diinginkan sesuai dengan yang diidealkan.
Istilah wirausaha berdekatan dengan istilah wiraswasta, meski terdapat perbedaan.
Wiraswasta lebih fokus pada objek, sedangkan wirausaha lebih menekankan pada jiwa dan
semangat kemudian diaplikasikan dalam segala aspek kehidupan. Jadi perbedaan seorang
wiraswasta dengan seorang wirausaha adalah wirausaha cenderung bermain dengan risiko
dan tantangan.

Dalam bahasa Perancis, kata wirausaha adalah entrepreneur. Entre berarti antara,
prendre berarti mengambil. Kata ini pada dasarnya digunakan untuk menggambarkan orang-
orang yang berani mengambil resiko dan memulai sesuatu yang baru. Frank Knight (1921)
menjelaskan seorang entrepreneur mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan
pasar. Definisi ini menekankan pada peranan entrepreneur dalam menghadapi ketidakpastian
pada dinamika pasar. Seorang entrepreneur disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi
manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan. Faktor-faktor yang menjadi sumber
kemungkinan menjadi entrepreneur adalah sebagai berikut:

1. The unexpected (hal tak terduga).


2. Ketidaksesuaian dalam kenyataan.
3. Invensi berdasarkan kebutuhan.
4. Perubahan di dalam struktur industri.
5. Perubahan di dalam demokrasi.
6. Perubahan persepsi dan arti.
7. Ilmu pengetahuan baru.

Berdasarkan uraian-uraian di atas maka dapat dimaknai bahwa entrepreneur adalah:

1. Seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri


dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau hidupnya.
2. Seseorang yang bebas merancang, menentukan mengelola, mengendalikan
semua usahanya.
3. yang terampil memanfaatkan peluang dalam mengembangkan usahanya
dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupannya.

Sedangkan makna kewirausahaan dipahami sebagai:

1. Sikap jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat
bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain.
2. Sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarsa
dan bersahaja dalam berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam
kegaitan usahanya atau kiprahnya.
3. Usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumbersumber
melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah
tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru,
menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang
dan jasa yang baru yang lebih efektif dan efisien, memperbaiki produk dan jasa
yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada
konsumen.
4. Suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan sesuatu yang
berbeda (inovative) yang bermanfaat bagi konsumen dan memberi nilai lebih.

B. Pendekatan dan Teori Kewirausahaan.

Terkait dengan entrepreneurship atau kewirausahaan terdapat 2 (dua) pendekatan


sebagaimana dijelaskan Barringer dan Ireland (2008) yaitu:

1. Pendekatan Makro.
Pendekatan makro menjabarkan faktor-faktor yang mempengaruhi sukses
gagalnya suatu entrepreneurship. Faktor-faktor ini umumnya merupakan kondisi
eksternal yang berada di luar kontrol seorang entrepreneur. Dalam hal ini terdapat
3 (tiga) aliran dalam pendekatan makro yaitu:
a. Aliran pemikiran lingkungan. Aliran pemikiran lingkungan ini berkaitan
dengan faktor eksternal yang mempengaruhi gaya hidup entrepreneur.
b. Aliran pemikiran finansial/kapital. Dasar dan fokus dari aliran pemikiran
pemikiran finansial/kapital ini adalah proses pencarian kapital/modal.
c. Aliran pemikiran displacement. Aliran pemikiran displacemen ini berfokus
pada fenomena kelompok. Seorang individu dipandang tidak akan
mendirikan usaha kecuali individu tersebut dihambat untuk melakukan
aktivitas lain.
2. Pendekatan Mikro.
Terdapat 3 (tiga) aliran pemikiran pada pendekatan mikro yaitu:
a. Aliran pemikiran trait entrepreneurial. Terdapat ciri-ciri umum dari
entrepreneur sukses seperti kreatif, rasa percaya diri tinggi, keinginan
untuk maju dan berani menempuh resiko.
b. Aliran pemikiran peluang usaha. Aliran pemikiran peluang usaha ini
berfokus pada aspek peluang dari pengembangan suatu usaha.
c. Aliran pemikiran formulasi strategis. Aliran pemikiran ini berpendapat
bahwa proses perencanaan merupakan bagian terpenting dalam
pengembangan suatu usaha.

Selanjutnya terkait dengan teori-teori kewirausahaan diantaranya yang dapat dicatat


adalah:

1. Teori ekonomi.
Teori ini menyatakan bahwa entrepreneur akan muncul dan berkembang kalau ada
peluang ekonomi, maka dalam mengembangkan usaha dapat berwujud pada
tindakan yaitu:
a. Secara sengaja menciptakan peluang ekonomi.
b. Menyebarluaskan informasi tentang peluang ekonomi.
c. Menawarkan insentif agar orang mau menanggung resiko
d. Menjadi inovator dan membangun organisasi.
2. Teori sosial.
Teori ini menyatakan bahwa warisan sosial merupakan salah satu penentu utama
dalam kewirausahaan maka dalam mengembangkan usaha suatu masyarakat
tertentu harus dipertimbangkan ketimpangan-ketimpangan sosial yang
mempengaruhi serta harus melakukan rekayasa-rekayasa sosial untuk
meluruskannya.
3. Teori psikologi. Teori ini menyatakan bahwa suksesnya seorang entrepreneur
tidak tergantung pada keadaan lingkungan, tetapi pada faktor kepribadian. Dalam
teori ini dikatakan bahwa hubungan antara prilaku kewirausahaan dengan
kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement) sangat erat.
4. Teori prilaku. Teori ini menyatakan bahwa prilaku seorang entrepreneur adalah
hasil dari sebuah kerja yang berlandasakan pada konsep dan teori bukan karena
sifat kepribadian seseorang atau berdasarkan intuisi.

C. Keunggulan dan Kelemahan Menjadi Entrepreneur.

Kelebihan-kelebihan yang diperoleh dengan menjadi seorang entrepreneur yaitu:

1. Tidak bergantung orang lain.


2. Mengambil keputusan sendiri.
3. Kreativitas dan ide untuk maju berkembang terus.
4. Loyalitas terhadap pekerjaan.
5. Pendapatan dirancang sendiri (besarnya pendapatan diatur sendiri).
6. Bebas dalam mengatur irama pekerjaan.
7. Mengendalikan orang lain.
8. Fleksibel dalam waktu dan tempat.
9. Aturan sederhana.
10. Birokrasi pendek dan mudah.
11. Prestasi pegawai dihargai (misalnya bonus tahunan, tunjangan prestasi, ddan
lain-lain).
12. Berpeluang besar menjadi kaya (Kementerian Pendidikan Nasional, 2010)

Kelemahan menjadi seorang entrepreneur menurut Suryana (2003) adalah:

1. Pengorbanan personal. Pada awalnya entrepreneur harus bekerja dengan waktu


yang lama dan sibuk. Sedikit sekali waktu untuk kepentingan keluarga, rekreasi.
Hampir semua waktu dihabiskan untuk kegiatan bisnis.
2. Beban tanggung jawab. Entrepreneur harus mengelola semua fungsi bisnis, baik
pada bidang produksi atau jasa, pemasaran, keuangan, personil maupun
pengadaan bahan dan pelatihan staf/karyawan.
3. Kecilnya marjin keuntungan dan kemungkinan gagal.

D. Karakteristik Wirausahawan

Miner (1996) mengajukan sebuah pandangan baru tentang tipe kepribadian


entrepreneur dikaitkan dengan kemungkinan keberhasilan dalam mengelola usaha. Tipe
kepribadian yang dimaksudkan yaitu:

1. Tipe personal achiever, dengan ciri-ciri sebagai berikut:


a. Memiliki kebutuhan berprestasi.
b. Memiliki kebutuhan akan umpan balik.
c. Memiliki kebutuhan perencanaan dan penetapan tujuan.
d. Memiliki inisiatif pribadi yang kuat.
e. Memiliki komitmen pribadi yang kuat untuk organisasi.
f. Percaya bahwa satu orang dapat memainkan peran penting.
g. Percaya bahwa pekerjaan seharusnya dituntun oleh tujuan pribadi
bukan oleh hal lain.
2. Tipe super sales person, dengan ciri ciri-ciri sebagai berikut:
a. Memiliki kemampuan memahami dan mengerti orang lain.
b. Memiliki keinginan untuk membantu orang lain.
c. Percaya bahwa proses-proses sosial sangat penting.
d. Kebutuhan memiliki hubungan positif yang kuat dengan orang lain.
e. Percaya bahwa bagian penjualan sangat penting untuk melaksanakan
strategi perusahaan.
3. Tipe real managers, dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Keinginan untuk menjadi pemimpin perusahaan.
b. Ketegasan.
c. Sikap positif terhadap pemimpin.
d. Keinginan untuk bersaing.
e. Keinginan berkuasa.
f. Keinginan untuk menonjol di antara orang lain.
4. Tipe expert idea generador, degan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Keinginan untuk melakukan inovasi.
b. Menyukai gagasan-gagasan.
c. Percaya bahwa pengembangan produk baru sangat penting untuk
menjalankan strategi organisasi.
d. Inteligensi yang tinggi.
e. Ingin menghindari resiko dalam arti sifat kehati-hatian.

Dari ke empat tipe tersebut, menurut Miner (1996), tipe kepribadian tersebut akan
menentukan bidang usaha apa yang akan membawanya kepada keberhasilan yaitu:

1) Tipe personal achiever, akan sukses apabila terus menerus menghadapi


rintangan, tantangan dan menghadapi krisis, dan dalam menghadapi
segala hal berusaha sedapat mungkin bersikap positif.
2) Tipe super sales person, mereka akan berhasil kalau memanfaatkan
banyak waktunya untuk menjual/memasarkan dan minta orang lain
mengelola bisnisnya.
3) Tipe real managers, mereka akan berhasil kalau ia memulai usaha baru
dan mengelola sendiri usaha tersebut.
4) Tipe expert idea generator, mereka akan berhasil kalau terjun ke bisnis
dengan menggunakan teknologi tinggi.

3.3 RINGKASAN BUKU PEMBANDING 2

Sifat-Sifat Wirausaha :
Kita akan membahas satu per satu dari keenam sifat tersebut;

1. Percaya Diri, seorang entrepreneur haruslah memiliki sifat percaya diri yang tercermin
dari: „ Yakin dan optimisme: ia harus yakin dan optimis bahwa usahanya akan maju dan
berkembang untuk itu Seorang wirausaha harus mampu menyusun rencana keberhasilan
perusahaannya. Mandiri: Tidak mengandalkan dan bergantung orang lain atau keluarga. „
Kepemimpinan, dan dinamis: Seorang wirausaha harus mampu Bertanggung jawab terhadap
segala aktivitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun yang akan datang. Tanggung
jawab seorang pengusaha tidak hanya pada material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.

2. Originalitas: seorang entrepreneur haruslah memiliki sifat orginalitas yang tercermin dari:
„ Kreatif: mampu mengembangkan ide-ide baru dan menemukan cara-cara baru dalam
memecahkan persoalan „ Inovatif: mampu melakukan sesuatu yang baru yang belum
dilakukan banyak orang sebagai nilai tambah keungulan bersaing. „ Inisiatif/proaktif, mampu
mengerjakan banyak hal dengan baik, dan memiliki pengetahuan. Inisiatif dan selalu proaktif.
Ini merupakan ciri mendasar dimana pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetap
terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.

3. Berorientasi Manusia, terdiri dari: „ Sifat suka bergaul dengan orang lain berarti anda
harus mampu mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik
yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak. Hubungan baik
yang perlu dijalankan antara lain kepada para pelanggan, pemerintah pemasok, serta
masyarakat luas „ Komitmen, Komitnen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus
dipegang teguh dan harus ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu memang merupakan
kewajiban untuk segera ditepati dan direalisasikan. „ Responsive terhadap saran/kritik.
Menganggap saran dan kritik adalah dasar untuk mencapai kemajuan. Saran dan kritik yang
masuk di respon dengan baik untuk memperbaiki pelayanan kepada pelanggan, proses bisnis
dan efesiensi perusahaan.

4. Berorientasi Hasil Kerja, terdiri dari sifat: „ Ingin berprestasi, kemauan untuk terus maju
dan mengembangkan usaha. IQ dan EQ tidak cukup untuk memprediksi keberhasilan.
Dibutuhkan AQ (Adversity quotient) yaitu tingkat ketahanan terhadap hambatanhambatan
yang ditemuinya dalam mencapai keberhasilan. Dalam AQ ada tiga tipe pendaki puncak
keberhasilan, yaitu quitter, champer, dan climber. Tipe quitter adalah mereka yang langsung
menyerah atau tidak mau memanfaatkan peluang. Tipe champer adalah mereka yang cepat
puas dengan apa yang sudah dicapai walaupun bisa mencapai keberhasilan yang lebih tinggi
kalau mereka mau. Tipe climber adalah orang yang terus mendaki tangga keberhasilan
hingga mencapai puncak tertinggi meski menemui berbagai hambatan atau rintangan.

5. Berorientasi masa depan: terdiri dari sifat pandangan ke depan, ketajaman persepsi. Untuk
itu anda harus Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana
langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui apa yang akan dilakukan oleh
pengusaha tersebut Beorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi
yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta
kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktivitas usaha yang
dijalankan selalu dievalusi dan harus lebih baik dibanding sebelumnya.
6. Berani ambil risiko: terdiri dari sifat mampu ambil risiko, suka tantangan. Berani
mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapan pun
dan di mana pun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.

Kepribadian Wirausaha

Menurut Miner (1996) tipe kepribadian wirausaha dapat menentukan bidang usaha
yang akan membawanya kepada keberhasilan. Berdasarkan penelitiannya, ia menemukan
bahwa seorang wirausaha akan berhasil bila ia mengikuti achieving route tertentu sesuai tipe
kepribadiannya.

1. Personal achiever akan sukses bila terus-menerus mengatasi rintangan dan menghadapi
krisis, dan dalam menghadapi segalanya berusaha sedapat mungkin bersikap positif.

2. Supersalesperson akan berhasil kalau memanfaatkan banyak waktunya untuk menjual dan
minta mengelola bisnisnya.

3. Real managers akan berhasil kalau ia memulai usaha baru dan mengelola sendiri usaha
tersebut.

4. Expert idea generation akan berhasil kalau terjun ke bisnis teknologi tinggi.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha

a. Motivasi: Hasil penelitian yang dilakukan oleh Center for Entrepreneurial Research (dalam
Zimmerer & Scarborough; 1998) menemukan 69% siswa menengah atas ingin mulai
menjalankan usaha mereka sendiri. Motivasi utamanya adalah be their own bosses.

b. Usia: Menurut National Federation of Independent Businesess, Washington, usia saat


seseorang memulai usaha sendiri adalah sebagai berikut (dalam Zimmerer & Scarborough,
1998). Usia Kronologis bervariasi. Ronstandt (dalam Staw1991) menyatakan bahwa
kebanyakan wirausaha memulai usahanya antara usia 25-30 tahun. Sementara Staw (1991),
mengungkapkan bahwa umumnya pria memulai usaha sendiri ketika berumur 30 tahun dan
wanita pada usia 35 tahun. Hurlock (1991)berpendapat bahwa perkembangan karier berjalan
seiring dengan perkembangan manusia. Setiap kelompok manusia memiliki cirri-ciri khas
bila dikaitkan dengan perkembangan karier.

c. Pengalaman: Staw (1991) berpendapat bahwa pengalaman dalam menjalankan usaha


merupakan predictor terbaik bagi keberhasilan, terutama bila bisnis baru itu berkaitan dengan
pengalaman bisnis sebelumya. Menurut Hisrich & Brush (dalam Staw, 1991) wirausaha yang
memiliki usaha maju saat ini bukanlah usaha pertama kali yang dimiliki. Pengalaman
mengelola usaha bisa diperoleh sejak kecil karena pengasuhan yang diberikan oleh orang tua
yang berprofesi sebagai wirausaha.

d. Pendidikan: Pendidikan merupakan syarat keberhasilan bagi seorang wirausaha. Dalam


penelitiannya terhadap sejumlah wirausaha, Bowen & Robert (dalam Staw, 1991)
merangkum hasil penelitian tentang tingkat pendidikan wirausaha. Menurut penelitian Kim
(dalam Meng & Liang,1996)pada para wirausaha di Singapura, bahwa wirausaha yang
berhasil memiliki tingkat pendidikan yang lebih baik daripada wirausaha yang kurang
berhasil. Berdasarkan pendapat para ahli di atas,dapat disimpulkan bahwa pendidikan
merupakan salah satu factor yang menunjang keberhasilan usaha skala kecil,dengan asumsi
bahwa pendidikan yang lebih baik akan memberikan pengetahuan yang lebih baik dalam
mengelola usaha.

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Kelebihan dan Kelemahan Buku Utama


4.1.1 Kelebihan Buku Utama

Dalam buku utama ini penulis menjelaskan secara detail dan simple apa dan
bagaimana itu konsep kewirausahaan. Menjabarkan pengertian wirausaha dari para ahli
dalam maupun luar negeri yang menambahkan bahan kajian bagi mahasiswa. Penulis
menggunakan bahasa yang mudah dipahami, tidak bertele-tele dan mengacu langsung pada
materi.

4.1.2 Kelemahan Buku Utama

Seperti yang kita tahu bahwa dalam satu bab terdapat beberapa sub bab untuk
mendukung bab yang sedang dibahas, namun dalam buku ini penulis hanya membahas satu
sub bab saja. Dimana kebanyakan membahas tentang factor kegagalan dan kesuksesan
wirausaha.

4.1 Kelebihan dan Kelemahan Buku Pembanding 1

4.2.1 Kelebihan Buku Pembanding 1

Dari tata bahasa, bahasa yang digunakan dalam buku ini menggunakan bahasa yang
ringan dan tidak berbelit-belit sehingga memudahkan pembaca untuk memahami
penyampaian-penyampaian materinya, ukuran tulisan yang digunakan sudah tepat dan bisa
dibaca jelas oleh pembacanya. Tanda-tanda bacanya sudah dibubuhkan sesuai dengan yang
diharapkan. 

Dari aspek isi buku, buku ini sudah dilengkapi dengan identitas-identitasnya sehingga
tidak menyulitkan pembaca jika hendak meresensi buku ini, isi dan penyampaian pada materi
ini disampaikan dengan jelas dan rinci. Isi dari buku ini banyak memaparkan suatu definisi-
definisi para ahli sehingga menambah pengetahuan kita berdasarkan definisi tersebut, penulis
juga memaparkan beberapa contoh yang konkret dan seakan-akan mengajak pembaca untuk
ikut dalam keadaan yang sebenarnya

4.2.2 Kekurangan Buku Pembanding 1


Mungkin buku ini tidak akan cocok untuk orang-orang yang kurang menyukai
penjelasan yang terlalu panjang dan mengambil berbagai perspektive dari setiap penjelasan
pada buku ini.

4.1 Kelebihan dan Kelemahan Buku Pembanding 2

4.3.1 Kelebihan Buku Pembanding 2

Buku ini lebih to the point dalam menjelaskan setiap materi yang dicantumkan. Yang
lebih menarik lagi, buku ini dilengkapi tabel perbandingan dari setiap ahli dalam analisisnya
dan penyampaian pengertian. Sehingga pembaca mampu merasakan secara langsung praktek
dari materi di dalam buku ini.

Dari aspek tata bahasa, bahasa yang digunakan dalam buku ini menggunakan bahasa
yang ringan dan tidak berbelit-belit sehingga memudahkan pembaca untuk memahami
penyampaian-penyampaian materinya. Ditambah lagi dengan buku ini langsung to the poin
menjelaskan setiap poin-poin yang di jelaskan.

Dari aspek isi buku, buku ini sudah dilengkapi dengan identitas-identitasnya sehingga
tidak menyulitkan pembaca jika hendak meresensi buku ini, isi dan penyampaian pada materi
ini disampaikan dengan jelas dan rinci.

4.3.2 Kekurangan Buku Pembanding 2

Mungkin buku ini tidak akan cocok bagi orang-orang yang menyukai penjelasan
materi yang memgambil dari berbagai perspektif karena isi buku ini to the point dan cocok
untuk pembaca pemula yang ingin memahami kewirausahaan.

Penulis terlalu menekan point-point utama dalam buku ini. Dimana hanya terdapat
sedikit penjelasan atau materi dari setiap poin yang diberikan. Para pembaca mungkin kurang
memahami isi materi.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah hal-hal atau upaya-upaya yang
berkaitan dengan penciptaan atau usaha atau aktifitas bisnis atas dasar kemauan sendiri dan
atau kemampuan sendiri. Menurut Roopke dikutip Suryana (2001) profil wirausaha yaitu;
Kewirausahaan Rutin (Wirt), Kewirausahaan Arbitrase, dan Kewirausahaan Inovatif. Perilaku
kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor itu adalah hak
kepemilikan (propertyright, PR), kemampuan/kompetensi (competency/ability, Q, dan
insentif (incentive), sedangkan faktor eksternalnya meliputi lingkungan (environment, E). 

Bygrave (1996:3), mengemukakan bahwa proses kewirausahaan didasarkan pada


urutan langkah sebagai berikut: 1) innovation, 2)Triggering Event, 3) Implementation, dan
4)Growth. Keberhasilan seorang wirausaha ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu;
1) Kemampuan dan kemauan, 2) Tekad yang kuat dan kerja keras, dan 3) Mengenal peluang
yang ada dan berusaha meraihnya ketika ada kesempatan. Zimmerer (1996: 14-15)
mengemukakan beberapa faktor-faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam
menjalankan usaha barunya yaitu: 1) Tidak kompeten dalam manajerial, 2) Kurang
berpengalaman baik dalam kemampuan teknik, kemampuan memvisualisasikan usaha,
kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun
kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan, 3) Kurang dapat mengendalikan
keuangan, 4) Gagal dalam perencanaan, 5) Lokasi yang kurang memadai, 6) Kurangnya
pengawasan peralatan, 7) Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha, dan
8) Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.

5.2 Saran

Saran yang dapat disampaikan adalah mengenai tentang isi buku semoga dapat
menjadi motivasi dan buku yang dapat bermanfaat bagi pembacanya, namun alangkah
baiknya juga pembaca dapat memberi saran dan kritis yang baik.

Anda mungkin juga menyukai