Anda di halaman 1dari 5

EVALUASI PEMBELAJARAN SAINS

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Asesmen dan Evaluasi yang dibina oleh Ibu Sunarmi

oleh
Kelompok 2
1. Nailul Minnah (150341601078)
2. Tia Kusniawati (150341604924)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Februari 2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembelajaran merupakan suatu proses terjadinya belajar. Di dalam suatu
pembelajaran evaluasi sangat dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana tujuan
pembelajaran tercapai. Sesuai dengan pernyataan Arikunto (2011) bahwa evaluasi
serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mengukur keberhasilan program
pendidikan. Dengan tercapainya tujuan pembelajaran maka suatu program dapat
dikatakan berhasil. Keberhasilan suatu program menunjukkan peningkatan
kualitas sumber daya manusia.
Secara harafiah sains berarti ilmu yang mempelajari mengenai alam atau
mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Di dalam pembelajaran
sains siswa dituntut untuk berpikir dan melakukan investigasi terhadap fenomena
ataupun objek yang ditemukan, selanjutnya peserta didik menemukan fakta dari
investigasi yang dilakukan sehingga konsep dapat dikembangkan. Masyarakat dan
teknologi berperan penting dalam kegiatan investigasi. Dalam pembelajaran sains
pun juga diperlukan kegiatan evaluasi untuk mengetahui seberapa jauh
pemahaman siswa mengenai materi-materi sains yang menunjukkan tercapainya
suatu tujuan. Berkaitan dengan uraian di atas, dalam makalah ini akan dibahas
kekhususan evaluasi pembelajaran sains.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kekhususan evaluasi dalam pembelajaran sains?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui kekhususan evaluasi dalam pembelajaran sains.

BAB II
ISI

2.1 Evaluasi
Evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mengukur
keberhasilan program pendidikan (Arikunto, 2011). Menurut Djaali dan Pudji
(2008), evaluasi diartikan sebagai proses menilai sesuatu berdasarkan kriteria atau
tujuan yang telah ditetapkan yang selanjutnya diikuti dengan pengambilan
keputusan atas obyek yang dievaluasi. Dalam konteks pendidikan, evaluasi
merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana,
dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai dan jika belum
tercapai, bagaimana yang belum dan apa sebabnya yang digunakan untuk
membuat keputusan (Tyler, Cronbach dan Stufflebeam dalam Arikunto, 2011).
Dengan demikian, evaluasi pembelajaran adalah suatu proses penetapan kualitas
(nilai dan arti) pembelajaran terhadap berbagai komponen pembelajaran
berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu untuk mengetahui tercapaimya
tujuan pendidikan.
Untuk lebih memperjelas pengertian evaluasi dapat melalui contoh berikut
ini. Pak Suwito ingin mengetahui apakah peserta didiknya sudah menguasai
kompetensi dasar dalam mata pelajaran Biologi melalui tes. Hasil tes tersebut
diperoleh skor 25, 36, 44, 47, dan seterusnya. Kemudian, skor tersebut diolah
dalam skala 0-10. Hasilnya menunjukkan bahwa skor 25 memperoleh nilai 5, skor
36 memperoleh nilai 6, skor 44 memperoleh nilai 8, dan skor 47 memperoleh nilai
9. Kegiatan evaluasinya yaitu ketika nilainya dibawah 7 maka tidak lulus.

2.2 Penilaian
Ditinjau dari sudut bahasa penilaian diartikan sebagai proses menentukan
nilai suatu objek menggunakan ukuran atau kriteria. Dengan demikian, penilaian
adalah proses memberikan atau menentukn nilai kepada objek tertentu
berdasarkan suatu kriteria tertentu (Sudjana, 2011). Selanjutnya, Gronlund
mengartikan penilaian adalah suatu proses yang sistematis dari pengumpulan,
analisis, dan interpretasi informasi atau data untuk menentukan sejauh mana
peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran. Sementara itu, Anthony J.
Nitko (1996), menjelaskan “assessment is a broad term defined as a process for
obtaining information that is used for making decicions about studens”. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa penilaian adalah suatu proses atau kegiatan
yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang
proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan-keputusan
berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu (Arifin, 2013).
Untuk memahami lebih lanjut mengenai penilaian dan evaluasi dapat
melalui contoh berikut. Bu Susi menilai portofolio seorang siswa. hasil skornya
yaitu 424. Skor tersebut diakumulasikan dalam nilai A-D, jika A skor 401-500, B
skor 301-400, C skor 201-300, D skor 0-200. Jadi nilai anak tersebut adalah A.

2.3 Asesmen
Dalam proses pembelajaran, asesmen atau penilaian merupakan proses
untuk mendapatkan informasi mengenai apa saja yang telah dipelajari oleh siswa
dan bagaimana tingkat keberhasilan siswa mempelajarinya (Abidin, 2014).
Tingkat keberhasilan atau hasil pembelajaran ini akan menjadi bahan pengambilan
keputusan untuk memperbaiki proses belajar. Asesmen dilakukan untuk
memberikan gambaran mengenai hasil belajar peserta didik dalam mencapai
sebuah kompetensi dasar (Uno dan Koni, 2012). Asesmen dalam pembelajaran
ditegaskan dalam Standart Nasional Pendidikan. Asesmen menurut Peraturan
Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standart Nasional Pendidikan Pasal 64
(Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 2005) merupakan kegiatan yang dilakukan
secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil
belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asesmen merupakan istilah
yang tepat untuk penilaian proses belajar siswa. Meskipun demikian, proses
belajar siswa merupakan hal penting yang dinilai dalam asesmen, faktor hasil
belajar juga tetap tidak dikesampingkan.
Untuk lebih memahami mengenai asesmen dapat melalui contoh berikut.
Misalnya dalam pelajaran sains, tujuannya adalah belajar menggambar berbagai
fenomena alam di kertas. Asesmennya adalah meminta siswa menggambar
diagram-diagram yang menjelaskan fotosintesis.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses penetapan kualitas (nilai dan
arti) pembelajaran terhadap berbagai komponen pembelajaran berdasarkan
pertimbangan dan kriteria tertentu untuk mengetahui tercapaimya tujuan
pendidikan. Penilaian adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan
berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil
belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan-keputusan berdasarkan
kriteria dan pertimbangan tertentu. Asesmen merupakan istilah yang tepat untuk
penilaian proses belajar siswa. Pak Suwito ingin mengetahui apakah peserta
didiknya sudah menguasai kompetensi dasar dalam mata pelajaran Biologi
melalui tes. Hasil tes tersebut diperoleh skor 25, 36, 44, 47, dan seterusnya.
Kemudian, Pak Suwito mengolah skor tersebut dengan pendekatan tertentu. Hasil
pengolahan dan penafsiran dalam skala 0-10 menunjukkan bahwa skor 25
memperoleh nilai 5 (berarti tidak menguasai), skor 36 memperoleh nilai 6 (berarti
cukup), skor 44 memperoleh nilai 8 (berarti menguasai), dan skor 47 memperoleh
nilai 9 (berarti sangat menguasai). Penafsiran skor menjadi nilai inilah merupakan
proses penilaian. Ketika Pak Suwito menilai seluruh komponen pembelajaran,
maka berarti terjadi evaluasi. Contoh asesmen yaitu pada pembelajaran Biologi
materi fungi siswa diberikan ciri-ciri tentang salah satu divisi fungsi kemudian
diminta siswa untuk menyimpulkan divisi apa yang cocok dengan ciri-ciri yang
diberikan.

3.2. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan dengan sumber - sumber
yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Sran untuk
penulisan selanjutnya adalah lebih banyak lagi menggunakan referensi dari jurnal
atau textbook dan juga kelengkapan makalah lebih ditekankan lagi.

Anda mungkin juga menyukai