Anda di halaman 1dari 22

Bimbingan Konseling Pendidikan Dasar (A)

Syaifullah Nur, S.Pd., M.Pd.

PERENCANAAN PROGRAM BIMBINGAN KONSELING


PENDIDIKAN DASAR

DOSEN PENGAMPUH :
SYAIFULLAH NUR S.Pd,.M.Pd

Kelompok 6
Andi Arsin (105281100420)
Husnul Khatimah (105281101920)
Mursyidah (105281101220)

BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2022/2023

i
Bimbingan Konseling Pendidikan Dasar (A)
Syaifullah Nur, S.Pd., M.Pd.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-
Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”PERENCANAAN
PROGRAM BK PENDIDIKAN DASAR “ tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada Mata kuliah BK
PENDIDIKAN DASAR di Univ Muhammadiyyah Makassar Selain itu, penulis juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang yang
kita ketahui .
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak dosen
SYAIFULLAH NUR S.Pd,.M.Pd selaku dosen BK PENDIDIKAN DASAR di Univ
Muhammadiyyah Makassar. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.

Makassar , 3 Oktober 2022

Kelompok 6

ii
Bimbingan Konseling Pendidikan Dasar (A)
Syaifullah Nur, S.Pd., M.Pd.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................1
C. Tujuan Makalah...........................................................................................................1
D. Manfaat Makalah.........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................2
A. Persiapan dalam perencanaan bimbingan konseling..................................................2
1. Perencanaan.................................................................................................................3
2. Pelaksanaan..................................................................................................................5
3. Analisis data.................................................................................................................6
4. Interpretasi data............................................................................................................6
5. Tindak Lanjut...............................................................................................................7
B. Tahap Perancangan Dalam Program Bimbingan Konseling......................................9
1. Penyusunan Program Tahunan.....................................................................................9
2. Penyusunan Program Tahunan...................................................................................15
BAB III PENUTUP....................................................................................................................17
A. KESIMPULAN.............................................................................................................17
B. SARAN..........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................18

iii
Bimbingan Konseling Pendidikan Dasar (A)
Syaifullah Nur, S.Pd., M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara umum program bimbingan merupakan suatu rancangan atau rencana
kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan,
program bimbingan dan konseling ialah suatu rangkaian kegiatan bimbingan dan
konseling yang tersusun secara sistematis, terencana, terorganisasi, dan
terkoordinasi selama periode waktu tertentu.

Perlu diperhatikan, dalam merencanakan program-program layanan


bimbingan konseling, perlu melibatkan pihak-pihak yang dapat menunjang
keberhasilan layanan bimbingan dan konseling. Koordinasi dan kerja sama
dengan berbagai pihak yang terkait sangat diperlukan untuk menyusun rencana
program BK. Dengan demikian, diharapkan hasil dari program yang telah
disusun dapat memenuhi kebutuhan berbagai pihak di sekolah dan madrasah
yang bersangkutan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Persiapan dalam perencanaan bimbingan konseling?
2. Apa sajakah Tahap perencangan dalam program bimbingan konseling?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui persiapan dalam perencanaan bimbingan konseling.
2. Mengetahui apa saja tahap perencangan dalam program bimbingan
konseling.

D. Manfaat Makalah
Agar pembaca mengetahui dan memahami isi yang berkaitan dalam
perencanaan program BK pendidikan dasar

1
Bimbingan Konseling Pendidikan Dasar (A)
Syaifullah Nur, S.Pd., M.Pd.

BAB II PEMBAHASAN

A. Persiapan dalam perencanaan bimbingan konseling


Struktur program bimbingan dan konseling menurut Permendikbud Nomor
111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah, terdiri atas rasional, visi dan misi, deskripsi kebutuhan,
tujuan, komponen program, bidang layanan, rencana operasional, pengembangan
tema/topik, rencana evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut, dan anggaran biaya.
Struktur program bimbingan dan konseling merupakan komponenkomponen
yang harus ada namun bukan sebagai sebuah tahapan. Dalam perencanaan
program bimbingan dan konseling, terdapat dua tahapan, yaitu (1) Tahap
persiapan (preparing) dan (2) tahap perancangan (designing),. Tahap persiapan
(preparing) terdiri dari (1) melakukan need assesment, (2) aktivitas mendapatkan
dukungan unsur lingkungan sekolah, dan (3) menetapkan dasar perencanaan.
Tahap perancangan (designing) terdiri atas (1) menyusun rencana kerja, (2)
menyusun program tahunan, dan (3) menyusun program semesteran.
Tahapan persiapan dalam penyusunan program bimbingan dan konseling di
sekolah adalah serangkaian kegiatan dalam mengumpulkan berbagai hal yang
dibutuhkan dalam penyusunan program bimbingan dan konseling. Sukardi
(2008: 36)menyebutkan bahwa persiapan penyusunan program bimbingan dan
konseling di sekolah merupakan seperangkat kegiatan yang dilakukan melalui
berbagai bentuk survei untuk menginterventarisasi tujuan, kebutuhan,
kemampuan sekolah, serta persiapan sekolah untuk melaksanakan program
bimbingan dan konseling. Tahap Persiapan (Preparing) dalam Perencanaan
Program Tahap persiapan (preparing) terdiri atas beberapa kegiatan yaitu;
melakukan asesmen kebutuhan, mendapatkan dukungan pimpinan dan staf
sekolah, menetapkan dasar.

2
Bimbingan Konseling Pendidikan Dasar (A)
Syaifullah Nur, S.Pd., M.Pd.

Perencanaan layanan bimbingan dan konseling. Melakukan asesmen


kebutuhan Asesmen kebutuhan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
menemukan kondisi nyata peserta didik yang akan dijadikan dasar dalam
merencanakan program bimbingan dan konseling. Hasil asesmen kebutuhan
peserta didik/konseli dijabarkan dalam bentuk narasi sebagai dasar empirik bagi
konselor atau guru bimbingan dan konseling dalam merencanakan program
bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan asesmen:

1. Perencanaan
Aspek yang harus ada dalam perencanaan asesmen adalah:
 Memilih fokus asesmen pada aspek tertentu dari diri klien
Salah satu penentu keberhasilan konseling adalah kemauan dan
kemampuan klien itu sendiri. Dalam konseling, keputusan akhir untuk
pemecahan masalah yang dihadapi ada pada diri klien. Konselor/ guru
BK bukan pemberi nasihat, bukan pengambil keputusan mengenai apa
yang harus dilakukan klien dalam memecahkan masalah yang
dihadapinya.
Karena itu, untuk keberhasilan konseling, klien dapat bekerjasama
dengan guru BK/konselor, dan dengan bantuan guru BK maka klien
diharapkan mampu memunculkan ide-ide pemecahan masalah, dan klien
memiliki keberanian serta kemampuan untuk mengambil keputusan,
mampu memahami diri sendiri, dan mampu menerima dirinya sendiri.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka konselor menentukan akan
melakukan asesmen dengan memfokuskan pada salah satu aspek dalam
diri klien saja.
 Memilih instrumen yang akan digunakan

3
Bimbingan Konseling Pendidikan Dasar (A)
Syaifullah Nur, S.Pd., M.Pd.

Setelah ditentukan fokus area asesmen, Anda dapat merencanakan


instrumen yang akan digunakan dalam asesmen. Banyak instrumen yang
dapat digunakan dalam asesmen seperti tes psikologis, observasi,
inventori, dan sebagainya. Tetapi untuk menentukan instrumen sangat
tergantung pada aspek apa yang akan diasesmen. Misalnya Anda akan
melihat kerjasama klien dalam konseling, maka instrumen dapat
menggunakan checklist, tetapi apabila Anda memfokuskan asesmen
tentang kemampuan klien dalam memecahkan masalah, maka Anda dapat
mempergunakan tes psikologis.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih instrumen dalam
asesmen diantaranya yaitu: (1) kemampuan guru BK sendiri, (2)
kewenangan guru BK (baik dalam mengadministrasikan maupun dalam
interpretasi hasilnya), (3) ketersediaan instrumen, (4) waktu yang
tersedia, dan (5) dana yang tersedia.
 Penepatan waktu
Perencanaan waktu yang dimaksud adalah kapan asesmen akan
dilakukan. Penetapan waktu ini sangat erat berhubungan dengan
persiapan pelaksanaan asesmen. Persiapan akan banyak menentukan
keberhasilan suatu asesmen, misalnya mempersiapkan instrumen, tempat,
dan peralatan lain yang diperlukan dalam pelaksanaan asesmen. Apalagi
jika pelaksana asesmen tersebut bukan guru BK itu sendiri, misalnya
karena instrumen yang digunakan untuk asesmen adalah tes psikologis
(tes intelegensi, inventori kepribadian, tes minat jabatan, dan sebagainya).
Dalam hal ini apabila guru BK tidak memiliki kewenangan, maka guru
BK dapat minta bantuan orang yang memiliki kewenangan, misalnya
psikolog atau orang yang telah memiliki sertifikasi yang memberikan
kewenangan untuk mengadministrasikan tes dimaksud.

4
Bimbingan Konseling Pendidikan Dasar (A)
Syaifullah Nur, S.Pd., M.Pd.

Interpretasi hasil analisis data Interpretasi berarti menilai objek


asesmen dan menentukan dampak asesmen tersebut. Pandangan
evaluator juga mempengaruhi penafsiran/ interpretasi data. Untuk
asesmen yang akan digunakan untuk membantu fungsi pendidikan,
maka hasil asesmen harus diinterpretasikan sebagai sarana untuk
mengetahui kebaikan klien, dan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
tindakan berikutnya bagi orang-orang lain yang berkepentingan/
berwenang (Cronbach dalam Ratna Widiastuti, 2010)).
 Validasi dan reliabilitas
Apabila instrumen yang kita gunakan adalah buatan sendiri atau
dikembangkan sendiri, maka instrumen itu perlu diuji validitas dan
reliabilitasnya. Karena validitas dan reliabilitas merupakan suatu syarat
mutlak suatu instrumen asesmen. Namun apabila kita menggunakan
instrumen yang sudah terstandar, Anda tidak perlu mencari validitas dan
reliabilitas karena instrumen tersebut sudah jelas memenuhi persyaratan
sebagai suatu instrumen.
2. Pelaksanaan
Setelah perencanaan asesmen selesai, selanjutnya adalah bagaimana
melaksanakan rencana yang telah dibuat tersebut. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam melaksanakan asesmen adalah pelaksanaannya harus
sesuai dengan manual masing-masing instrumen. Manual suatu instrumen
biasanya memuat:
 Cara mengerjakan
 Waktu yang digunakan untuk mengerjakan asesmen
 Kunci jawaban
 Cara analisis
 Interpretasi
 Petunjuk untuk menafsirkan data

5
Bimbingan Konseling Pendidikan Dasar (A)
Syaifullah Nur, S.Pd., M.Pd.

3. Analisis data
Langkah selanjutnya adalah analisis data, yaitu melakukan analisis
terhadap data yang diperoleh melalui instrumen yang digunakan untuk
mengambil data. Analisis dilakukan dengan mengikuti petunjuk yang ada
dalam manual masing-masing instrumen. Metode analisis data dalam
asesmen konseling sangat tergantung data yang diperoleh. Misal data yang
diperoleh berbentuk kualitatif atau data kuantitatif.
Apabila data bersifat kualitatif, maka kita melakukan analisis data
kualitatif. Metode analisis data kualitatif misalnya deskriptif naratif. Wilcox
(dalam Ratna Widiastuti, 2010) misalnya menggunakan pendekatan ”key
incident” dalam analisis deskripsi kualitatif tentang kegiatan pendidikan.
Pendekatan key incident memungkinkan bagi kita untuk memasukkan
sejumlah besar kesimpulan dari bermacam-macam data yang berasal dari
berbagai sumber, misalnya dari catatan lapangan, dokumen informasi
demografi, atau wawancara.Apabila banyak data kualitatif yang dianalisis
sementara asesmen masih berlangsung maka beberapa analisis dapat ditunda
pelaksanaannya sampai evaluator selesai melakukan asesmen. Saat
melakukan analisis data kualitatif, perlu dilakukan beberapa langkah sebagai
berikut: a) yakinkan semua data telah tersedia, b) buatlah salinan data untuk
berjaga-jaga kalau ada yang hilang, c) aturlah data dalam judul dan
masukkan dalam file, d) gunakan sistemkartu-kartu dalam map, e) periksa
kebenaran hasil asesmen.Apabila data bersifat kuantitatif maka analisis data
dilakukan dengan menggunakan statistik. Dalam bimbingan konseling,
statistik biasa digunakan untuk analisis data hasil tes psikologis, misalnya tes
inteligensi, tes bakat, dan sebagainya. Dewasa ini, program statistik dapat
dengan mudah dilakukan dengan bantuan komputer.
4. Interpretasi data
Interpretasi diartikan sebagai upaya mengatur dan menilai fakta, menafsirkan
pandangan, dan merumuskan kesimpulan yang mendukung. Penafsiran harus

6
Bimbingan Konseling Pendidikan Dasar (A)
Syaifullah Nur, S.Pd., M.Pd.

dirumuskan dengan hati-hati, jujur, dan terbuka. Berikut ini adalah hal-hal
yang harus ada dalam interpretasi, yaitu:
 Komponen untuk menafsirkan / interpretasi hasil analisis data
Interpretasi berarti menilai objek asesmen dan menentukan dampak
asesmen tersebut. Pandangan evaluator juga mempengaruhi penafsiran/
interpretasi data. Untuk asesmen yang akan digunakan untuk membantu
fungsi pendidikan, maka hasil asesmen harus diinterpretasikan sebagai
sarana untuk mengetahui kebaikan klien, dan dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam tindakan berikutnya bagi orang-orang lain yang
berkepentingan/ berwenang (Cronbach dalam Ratna Widiastuti, 2010).
 Petunjuk untuk menafsirkan analisis data
Worthen dkk. dalam Ratna Widiastuti, 2010) menyatakan bahwa para
evaluator telah mengembangkan metode yang sistematik untuk melakukan
interpretasi. Diantara metode-metode tersebut yang sering dipakai akhir-
akhir ini adalah: (1) menentukan apakah tujuan telah dicapai, (2)
menentukna apakah hukum, norma-norma, demokrasi aturan, dan prinsip-
prinsip etik tidak dilupakan, (3) menentukan apakah analisis kebutuhan
telah dikurangi, (4) menentukan nilai pencapaian, (5) bertanya kepada
kelompok penilai, melihat kembali data, menilai keberhasilan dan
kegagalan, menilai kelebihan dan kelemahan penafsiran, (6)
membandingkan variabel-variabel penting dengan hasil yang diharapkan,
(7) membandingkan analisis yang dilaporkan oleh program yang usahanya
sama, dan (8) menafsirkan hasil analisis dengan prosedur yang
menghasilkannya. Namun demikian, menginterpretasikan data bukan
hanya pekerjaan evaluator saja, akan tetapi evaluator hanya memberikan
pandangan saja dari sekian banyak pandangan.
5. Tindak Lanjut

7
Bimbingan Konseling Pendidikan Dasar (A)
Syaifullah Nur, S.Pd., M.Pd.

Tindak lanjut adalah menindak lanjuti hasil asesmen atau penggunaan


hasil asesmen dalam konseling. Beberapa kegiatan tindak lanjut diantaranya
adalah apakah konselee perlu melakukan konseling yang memfokuskan pada
aspek yang berbeda lainnya, apakah klien perlu mendapatkan tritmen tertentu,
atau bahkan bisa jadi konselee perlu mendapatkan rujukan (refferal) kepada
pihak ketiga. Rujukan diperlukan jika guru pembimbing/ konselor tidak
mempunyai kewenangan atau tidak mempunyai kemampuan untuk menangani
masalah yang dihadapi klien. Misalnya jika klien sudah mengalami gangguan
psikotik, maka klien perlu dirujuk ke psikiater; jika klien mengalami gangguan
dislesia maka perlu dirujuk ke terapis khusus yang menangani gangguan
tersebut.
Untuk konseling yang berbasis individu, maka langkah-langkah khusus
peerlu dilakukan, yaitu dengan cara: menentukan fokus yang akan dinilai (misal
cara klien dalam merespon, ide-ide pemecahan masalah, pengambilan
keputusan, dan sebagainya) menentukan teknik untuk penilaian (misal dengan
observasi, konferensi kasus, atau wawancara) menggunakan teknik penilaian
yang telah ditentukan melakukan analisis data yang diperoleh dan
membicarakan hasilnya dengan klien menanggapi data dengan cermat, dan
melaporkan data yang telah diolah (laporan hasil konseling)
 Menentukan fokus yang akan dinilai (misal cara klien dalam merespon,
ide-ide pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan sebagainya).
 Menentukan teknik untuk penilaian (misal dengan observasi, konferensi
kasus, atau wawancara).
 Menggunakan teknik penilaian yang telah ditentukan.
 Melakukan analisis data yang diperoleh dan membicarakan hasilnya
dengan klien.
 Menanggapi data dengan cermat, dan,
 Melaporkan data yang telah diolah (laporan hasil konseling).

8
Bimbingan Konseling Pendidikan Dasar (A)
Syaifullah Nur, S.Pd., M.Pd.

B. Tahap Perancangan Dalam Program Bimbingan Konseling

Tahap Perancangan (Designing) dalam Perencanaan Program Tahap


perancangan (designing) terdiri atas dua kegiatan utama yaitu (1) penyusunan
program tahunan, (2) penyusunan program semesteran. Setiap kegiatan diuraikan
sebagai berikut.

1. Penyusunan Program Tahunan


Struktur program tahunan bimbingan dan konseling terdiri atas: (a) rasional,
(b) dasar hukum, (c) visi dan misi, (d) deskripsi kebutuhan, (e) tujuan, (f)
komponen program, (g) bidang layanan, (h) rencana operasional, (i)
pengembangan tema/topik, (j) rencana valuasi, pelaporan dan tindak lanjut,
(k) sarana prasarana, dan (l) anggaran biaya.

Masing-masing diuraikan sebagai berikut.

a) Merumuskan Rasional
Uraian dalam rasional merupakan latar belakang yang melandasi
program bimbingan dan konseling yang akan diselenggarakan. Beberapa
aspek yang perlu diuraikan dalam rasional meliputi : 1) urgensi layanan
bimbingan dan konseling di Sekolah Menengah Atas; 2) kondisi objektif
di sekolah masing-masing berupa permasalahan, hambatan, kebutuhan,
budaya sekolah sekaligus potensi-potensi keunggulan yang dimiliki oleh
peserta didik; 3) kondisi objektif yang ada di lingkungan masyarakat
yang menunjukkan daya dukung lingkungan dan ancaman-ancaman
yang mungkin berpengaruh terhadap perkembangan peserta
didik/konseli; dan 4) harapan yang ingin dicapai dari layanan bimbingan
dan konseling. Sebagai alternatif contoh hasil penelusuran kebutuhan
dan masalah di suatu sekolah tertentu ditemukan berbagai fakta sebagai
berikut;

9
Bimbingan Konseling Pendidikan Dasar (A)
Syaifullah Nur, S.Pd., M.Pd.

 Sebagian besar guru kelas belum memahami fungsi dan arti penting
bimbingan dan konseling di sekolah yang bersumber dari kesalahan
persepsi mereka tentang bimbingan dan konseling.
 Sekolah memiliki fasilitas berupa sarana dan prasarana yang
memadai untuk mendukung optimalisasi perkembangan peserta
didik melalui kegiatan intrakurikuler, kokurikuler dan ekstra
kurikuler.
 Sebagian besar peserta didik perlu menggali potensi diri yang
memadai untuk berhasil dalam belajar, namun demikian potensi
tersebut belum dimanfaatkan secara optimal.
 Lebih dari 50 orang tua peserta didik memiliki profesi beragam dan
bersedia membantu sekolah dengan menggunakan kemampuan
profesionalnya namun mereka belum memahami bentuk konkrit
dukungan yang dapat disumbangkan.
 Sekolah menyepakati target peningkatan rerata nilai Ujian Akhir
Sekolah yang realtif meningkat dari tahun ke tahun.
b) Menentukan dasar hukum
Hukum Dasar hukum yang dicantumkan adalah dasar hukum yang
menjadi landasan penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah
yang meliputi dasar hukum tingkat pemerintah pusat dan daerah serta
satuan pendidikan. Penulisan dasar hukum mengikuti kaidah urutan dari
perundangan tertinggi yang relevan sampai aturan yang ditetapkan oleh
satuan pendidikan. Misalnya: Undang-undang, Peraturan Pemerintah,
Peraturan Menteri, Peraturan Daerah, dan Surat Keputusan Kepala
Sekolah.
c) Merumuskan Visi dan Misi
Rumusan visi dan misi bimbingan dan konseling harus sesuai dengan
visi dan misi sekolah. Oleh karena itu, sebelum menetapkan visi dan

10
Bimbingan Konseling Pendidikan Dasar (A)
Syaifullah Nur, S.Pd., M.Pd.

misi program layanan bimbingan dan konseling, perlu terlebih dahulu


menelaah visi dan misi sekolah. Visi adalah gambaran yang ingin
diwujudkan melalui program bimbingan dan konseling pada periode
tertentu. Misi adalah upaya untuk mencapai visi yang telah ditetapkan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penetapan visi dan misi:
 Visi dan misi bimbingan dan konseling disusun dengan
memperhatikan tujuan dan dan kebijakan pendidikan yang telah
ditetapkan pemerintah baik ditingkat pusat dan daerah masing-
masing.
 Visi dan misi bimbingan dan konseling hendaknya selaras dengan
visi dan misi yang ditetapkan oleh sekolah.
 Rumusan visi dan misi bimbingan dan konseling yang termuat
dalam program tahunan tidak harus diubah setiap tahun, (tergantung
pada pencapaian visi dalam kurun waktu tertentu).
d) Mendeskripsikan Kebutuhan
Kebutuhan peserta didik/konseli dapat diidentifikasi berdasarkan asumsi
teoretik dan hasil asesmen kebutuhan yang dilakukan. Kebutuhan
peserta didik/konseli dirumuskan ke dalam rumusan perilaku-perilaku
yang diharapkan dikuasai peserta didik/konseli yang disesuaikan dengan
rumusan tugas-tugas perkembangan, yang tertuang dalam Standar
Kompetensi Kemandirian Peserta Didik dan Kompetensi Dasar Sekolah
Dasar/SKKPD. Contoh 1: Deskripsi kebutuhan Berdasarkan tabulasi,,
permasalahan tertinggi yang dialami oleh siswa kelas IV SD X terdapat
pada bidang sosial sebesar 34.75%, diikuti oleh bidang pribadi sebesar
27.12%, bidang akademik sebesar 23.73 dan dan bidang karir sebesar
14.41%. Adapun butir masalah yang paling tinggi adalah pada bullying
yang dipilih oleh 17 orang, diikuti oleh tidak dapat mengekspresikan
emosi sebanyak 15 orang, tidak percaya diri sebanyak 14 orang.

11
Bimbingan Konseling Pendidikan Dasar (A)
Syaifullah Nur, S.Pd., M.Pd.

Sementara peserta didik yang paling banyak memilih item masalah


adalah Eni (11 butir) dan dodi (10 butir).
e) Merumuskan Tujuan
Rumusan tujuan dibuat berdasarkan hasil asesmen yang dilakukan.
Tujuan dirumuskan merujuk pada tataran tujuan dalam SKKPD, yaitu:
 Pengenalan, untuk membangun pengetahuan dan pemahaman
peserta didik/konseli terhadap perilaku atau standar kompetensi
yang harus dipelajari dan dikuasai
 Akomodasi, untuk membangun pemaknaan, internalisasi, dan
menjadikan perilaku atau kompetensi baru sebagai bagian dari
kemampuan dirinya, dan
 Tindakan, yaitu mendorong peserta didik/konseli untuk
mewujudkan perilaku dankompetensi baru itu dalam tindakan nyata
sehari-hari. Berdasarkan standar kompetensi kemandirian peserta
didik/konseli dan hasil asesmen kebutuhan yang telah dilakukan,
konselor atau guru bimbingan dan konseling merumuskan tujuan
layanan. Berikut diberikan contoh penggalan hasil deskripsi
kebutuhan berdasarkan bidang bimbingan dan konseling.
Berdasarkan hasil rumusan perilaku di tabel 6 dirumuskan tujuan
layanan bimbingan dan konseling yang diklasifikasikan dalam
aspek tugas perkembangan berdasarkan SKKPD. Berikut
ditampilkan contoh perumusan tujuan layanan.
f) Menentukan Komponen, Komponen program meliputi adalah layanan
dasar, layanan responsif, layanan peminatan dan perencanaan individual
dan dukungan sistem yang disesuai dengan hasil asesmen kebutuhan
peserta didik. Bagi guru bimbingan dan konseling atau konselor yang
bertugas di satu sekolah, maka pada umumnya semua komponen dan
bidang layanan dapat dilaksanakan. Untuk guru bimbingan dan

12
Bimbingan Konseling Pendidikan Dasar (A)
Syaifullah Nur, S.Pd., M.Pd.

konseling atau konselor yang bertugas di gugus, komponen dan bidang


layanan dipilih sesuai prioritas kebutuhan peserta didik/konseli. Guru
kelas yang menjalankan fungsi sebagai guru bimbingan dan konseling,
maka komponen program disesuaikan dengan pembelajaran pada kelas
masing-masing.

Berikut penjelasan mengenai masing-masing komponen:

 Layanan dasar : Layanan dasar sangat berperan di sekolah untuk


membantu peserta didik dalam mengembangkan potensinya
seoptimal mungkin dan membantu seluruh siswa dalam
mengembangkan keterampilan dasar untuk kehidupan. Layanan
dasar Bimbingan dan Konseling komprehensif memiliki cakupan
dan urutan bagi pengembangan kompetensi siswa. Layanan yang
diberikan dapat berupa bimbingan kelas dan bimbingan kelompok.
Harapan dari pelakanaan layanan dasar disekolah adalah untuk
membantu semua peserta didik mencapai perkembangan normal,
memiliki mental yang sehat, dan memperoleh keterampilan dasar
untuk hidup secara mandiri. Dengan kata lain bertujuan untuk
membantu menumbuh kembangkan identitas diri serta
menumbuhkan kepedulian dan tanggung jawab sosial peserta didik.
 Layanan Perencanaan Individual Peserta Didik: Layanan peminatan
dan perencanaan individual berfungsi untuk membantu semua
peserta didik guna merencanakan, memantau, dan mengelola
pengembangan akademis, karir, dan pribadi /sosial mereka. Guru
bimbingan dan konseling atau guru BK memimpin pelaksanaan
kolaborasi dengan pendidik pada satuan pendidikan, berperan
mengkoordinasikan layanan peminatan dan memberikan informasi
yang luas dan mendalam tentang kelanjutan studi dan dunia kerja,

13
Bimbingan Konseling Pendidikan Dasar (A)
Syaifullah Nur, S.Pd., M.Pd.

sampai penetapan dan pemilihan studi lanjut (Kemendikbud, 2016:


33). Dalam Nurihsan (2014: 46) mendefinisikan layanan peminatan
dan perencanaan individual merupakan suatu pemberian bantuan
yang ditujukan untuk seluruh peserta didik agar mampu membuat
dan mengimplementasikan serta memaksimalkan rencana-rencanan
pendidikan, karier, dan kehidupan sosial pribadinya.
 Layanan Responsif, Pengertian dari layanan responsif itu sendiri
yaitu pemberian bantuan kepada siswa yang sedang mengalami
masalah dan dipandang perlu pertolongan segera agar tidak
memunculkan gangguan dalam proses pencapaian tugas-tugas
perkembangannya. Adapun tujuan dari layanan responsif ini adalah
mengintervensi permasalahan sedang dialami siswa pada saat itu,
yang berkenaan dengan masalah pengembangan pendidikan, pribadi-
sosial, maupun masalah karir.
 Dukungan sistem, kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan
untuk memantapkan, memelihara, serta meningkatkan program
bimbingan. Program ini memberikan dukungan kepada konselor
dalam memperlancar penyelenggaraan pelayaan di atas. Sedangkan
bagi personil pendidik lainnya adalah untuk memperlancar
penyelenggaraan program pendidikan di sekolah/madrasah.
g) Mengidentifikasi Bidang Layanan
Bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan mencakup empat
bidang layanan, yaitu bidang layanan yang memfasilitasi perkembangan
pribadi, sosial, belajar, dan karir yang merupakan satu kesatuan utuh
dapat dipisahkan dalam setiap diri individu peserta didik/konseli.
h) Menyusun Rencana Operasional
Dalam membantu guru bimbingan dan konseling atau konselor mencapai
tujuan bimbingan dan konseling selama satu tahun, diperlukan rencana

14
Bimbingan Konseling Pendidikan Dasar (A)
Syaifullah Nur, S.Pd., M.Pd.

operasional yang memberikan panduan untuk penyusunan program


tahunan dan semesteran. Rencana operasional bimbingan dan konseling
merupakan rencana detail yang menguraikan tindakan-tindakan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan.
i) Mengembangkan Tema/Topik Layanan Bimbingan dan Konseling,
Tema/topik merupakan rincian lanjut dari identifikasi deskripsi kebutuhan
peserta didik/konseli dalam aspek perkembangan pribadi, sosial, belajar
dan karier yang dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Layanan
Bimbingan dan Konseling (RP bimbingan dan konseling).
j) Rencana Evaluasi, Pelaporan dan Tindak Lanjut.
Evaluasi program didasarkan pada rumusan tujuan yang ingin dicapai dari
layanan yang dilakukan. Rencana evaluasi program dan hasil layanan
bimbingan dan konseling dibuat berdasarkan tujuan layanan bimbingan
dan konseling yang telah dikembangkan sebelumnya.
k) Menyusun Anggaran Biaya Layanan Bimbingan dan Konseling
Dalam perencanaan program Bimbingan dan konseling, guru bimbingan
dan konseling atau konselor perlu merencanakan biaya yang dibutuhkan
untuk pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling selama satu tahun.

2. Penyusunan Program Tahunan

Setelah serangkaian isian rencana operasional diselesaikan, kemudian


konselor menyusun program semester yang diarahkan untuk menerjemahkan
rencana operasional ke dalam rencana urutan waktu implementasi program
Bimbingan dan Konseling. Format program semester lebih menegaskan garis
besar tema kegiatan dari setiap komponen layanan dan urutan waktu (bulan
dan minggu) pengimplementasiannya. Dalam Panduan Operasional
Penyelenggaraan Bimbingan Konseling (Kemendikbud, 2016) dijelaskan
bahwa terdapat dua komponen dalam tabel program semesteran, yakni

15
Bimbingan Konseling Pendidikan Dasar (A)
Syaifullah Nur, S.Pd., M.Pd.

komponen dan kegiatan layanan, serta bulan. Kolom ‘Komponen dan kegiatan
layanan’ diisi tahapan manajemen kegiatan Bimbingan dan Konseling selama
satu semester dan rincian tentang komponen layanan dan strategi atau
kegiatan layanan. Tema dari setiap strategi atau kegiatan layanan juga
dituliskan dalam program semesteran. Pada kolom ‘Bulan’ dituliskan urutan
bulan selama 6 bulan, misalnya pada program semester I maka dituliskan
bulan Juli sampai Desember. Kemudian di bawah bulan dituliskan jumlah
minggu yang memungkinkan diselenggarakannya layanan Bimbingan dan
Konseling.

16
Bimbingan Konseling Pendidikan Dasar (A)
Syaifullah Nur, S.Pd., M.Pd.

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN
Perencanaan dan perancangan merupakan dua unsur penting
yang mengawali penyusunan program, termasuk penyusunan program
layanan BK di lingkungan pendidikan. Mempersiapkan program BK yang
optimal dapat dengan menyusun rencana dan rancangan yang jelas. Dengan
rencana dan rancangan tersebut, guru BK memiliki panduan yang lebih
rinci dan menolong untuk menyiapkan diri dalam memberikan layanan
BK yang optimal.
B. SARAN
Tentunya penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di
atas masih banyak kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Penulis sangat
berkenan jika pembaca memiliki kritik serta saran agar penulis bisa
melakukan perbaikan susunan makalah dengan menggunakan pedoman dari
beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.

17
Bimbingan Konseling Pendidikan Dasar (A)
Syaifullah Nur, S.Pd., M.Pd.

DAFTAR PUSTAKA
http://dinisetyawati26071997.blogspot.com/2017/12/makalah-bimbingan-dan-
konseling.html

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://
onique1103.blogspot.com/2016/09/langkah-langkah-assesmen.html%3Fm
%3D1&ved=2ahUKEwj1xdbLg8j6AhXgTWwGHbmWCnY4ChAWegQIBR
AB&usg=AOvVaw24_eV9EkrKcDbJ49w7Z-cv

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://
edolestari.wordpress.com/2016/03/16/program-bimbingan-dan-konseling/
&ved=2ahUKEwiB5o6Kkcj6AhWC0HMBHc_LBnYQFnoECCIQAQ&usg=
AOvVaw1S4l9r3Mm5wbi89FAC-45G

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://
ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-bk-unesa/article/view/
23567/21542%23:~:text%3DLayanan%2520peminatan%2520dan
%2520perencanaan%2520individual%2520merupakan%2520proses
%2520bantuan%2520yang%2520diberikan,sosial%252C%2520belajar
%252C%2520dan
%2520karir.&ved=2ahUKEwjl9N36mMj6AhXiSWwGHTdYBtwQFnoECAk
QBg&usg=AOvVaw3cQz8Ojvq-rODpxjwEWDuM

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://jurnal.untan.ac.id/
index.php/jpdpb/article/download/
33832/75676581916&ved=2ahUKEwjZvvuul8j6AhXRwTgGHak5CzgQFno
ECA0QAQ&usg=AOvVaw3Hm1AdLg_SogtOsMsbMrgB

https://www.kompasiana.com/zelmasetyakasih8709/62a5fa6ff5f3295b4f03e462/apa-
itu-layanan-responsif-bk

18
Bimbingan Konseling Pendidikan Dasar (A)
Syaifullah Nur, S.Pd., M.Pd.

Kementrian pendidikan dan kebudayaan, (2016). Paduan operasional


penyelenggaraaan bimbingan dan konseling sekolah dasar.hal 24, 25, 29, 30-
36 , 40-46

19

Anda mungkin juga menyukai