Nim : 150597
1. Tanpa adannya kurikulum pengajar tidak akan mempunyai bahan ajar untuk
memberikan materi kepada peserta didik karena setiap pengajar harus mempunyai
pedoman atau bahan ajar yang berisi materi materi yang harus di paparkan yang di
sebut kurikulum
2. 1. Pembelajaranlangsung
PembelajaranKurikulum 2013 mengembangkan proses pendidikan di mana
siswamengembangkanpengetahuan,
kemampuanberpikirdanketerampilanpsikomotorikmelaluiinteraksilangsungdengansu
mberbelajar yang dirancangdalamsilabusdan RPP berupakegiatan-
kegiatanpembelajaran. Kegiatan pembelajarankurikulum 2013
meliputikegiatanbelajar mengamati, menanya, mengumpulkaninformasi,
mengasosiasiataumenganalisis, danmengkomunikasikan apa yang
sudahditemukannyadalamkegiatananalisis. Proses
pembelajaranlangsungmenghasilkanpengetahuandanketerampilanlangsungatau yang
disebutdengan instructional effect.
Hasilnyaadalahbertambahnyapengetahuandanketerampilansiswa yang
bisadiukurdenganinstrumenevaluasi yang sesuai.
2. Pembelajarantidaklangsung
PembelajaranKurikulum 2013 berupapembelajarantidaklangsungterjadiselama proses
pembelajaranlangsungdilakukantetapitidakberwujudkegiatankhusus.
Pembelajarantidaklangsungpada PembelajaranKurikulum
2013 berkenaandenganpengembangannilaidansikapsebagai proses pengembangan
moral danperilaku. PembelajaranKurikulum 2013 yang digunakansebagai media
pengembangan moral
danperilaku dilakukanolehseluruhmatapelajarandandalamsetiapkegiatan yang terjadi
di kelas, sekolah,
danmasyarakat. Pengembangannilaidansikapdalamdirisiswainidilakukandanatauterjadi
melalui interaksiantarsiswadalamkerjakelompok, diskusi siswadengan guru
dansiswadenganlingkunganbelajar.
3. 1. Pembelajaranlangsung
Karena model kurikul yang dipakai pada PembelajaranKurikulum 2013 yaitu
mengembangkan proses pendidikan di mana siswamengembangkanpengetahuan,
kemampuanberpikirdanketerampilanpsikomotorikmelaluiinteraksilangsungdengansu
mberbelajar yang dirancangdalamsilabusdan RPP berupakegiatan-
kegiatanpembelajaran.Kegiatan pembelajarankurikulum 2013
meliputikegiatanbelajar mengamati, menanya, mengumpulkaninformasi,
mengasosiasiataumenganalisis, danmengkomunikasikan apa yang
sudahditemukannyadalamkegiatananalisis. Proses
pembelajaranlangsungmenghasilkanpengetahuandanketerampilanlangsungatau yang
disebutdengan instructional effect.
Hasilnyaadalahbertambahnyapengetahuandanketerampilansiswa yang
bisadiukurdenganinstrumenevaluasi yang sesuai.
4.
5. ALIRAN UNTUK MENJELASKAN KURIKULUM 2013
Aliran yang tepat untuk menjelaskan Kurikulum 2013 adalah aliran konstruktivisme.
Konstruktivisme menekankan perkembangan dan konsep dan pengertian yang lebih
mandalam, pengetahuan sebagai konstruksi aktif yang dibuat siswa. Jika seseorang tidak aktif
membangun pengetahuannya, meskipun usianya tua tetap tidak akan berkembang
pengetahuannya.Penerapan pendidikan dengan pola konstruktivisme diwujudkan dengan
mengajak siswa secara aktif membangun konsep-konsep kognitif. Guru tidak sekedar
memberi, namun siswa mencari secara aktif, dan mengembangkannya.
Pembelajaran konstruktivisme sebaiknya melibatkan guru yang konstruktif pula. Guru tidak
hanya memberi pengetahuan kepada siswa, tetapi guru membantu siswa membangun sendiri
pengetahuan dalam benaknya, dengan memberikan kesempatan siswa untuk menentukan atau
menerapkan ide-ide mereka sendiri. Guru memberikan kepada siswa anak tangga untuk membawa
siswa kepada pemahaman yang lebih tinggi dan siswa harus memanjat sendirianak tangga tersebut.
6.
Hamalik (2011), mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu perubahan energy didalam
pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai
tujuan. Motivasi terkait erat dengan kebutuhan. Semakin besar kebutuhan seseorang akan
sesuatu yang ingin dicapainya maka akan semakin tinggi pula motivasi untuk mencapai
hal tersebut..
Perhatian guru terhadap siswa merupakan faktor utama keberhasilan pembelajaran, apapun
bentuk perhatian guru selama masih dalam situasi pendidikan dapat mendorong dan
meningkatkan motivasi belajar siswa.
2. Prinsip Transfer dan Retensi
Berkaitan dengan proses transfer dan retensi terdapat beberapa prinsip yaitu;
3. Prinsip Keaktifan
Keaktifan dalam belajar merupakan hal yang penting dan mendasar yang harus dipahami,
disadari serta dikembangkan oleh setiap guru dalam proses pembelajaran. Dan hal ini tentu
harus diterapkan kepada siswa agar keterlibatannya dalam pembelajaran menjadi optimal,
baik intelektual, emosional dan fisik jika dibutuhkan.
Implikasi prinsip keaktifan atau aktivitas bagi guru dalam proses pembelajaran adalah;
• Memberi kesempatan, peluang seluas-luasnya kepada siswa untuk berkreativitas
dalam proses pembalajaran.
• Memberi kesempatan melakukan pengamatan atau eksperimen.
• Memberi tugas individual dan kelompok melalui kontrol guru.
• Memberikan pujian verbal dan non verbal terhadap siswa yang memberikan respon
atau tanggapan terhadap pertanyaan yang diajukan.
• Menggunakan multi metode dan multi media dalam proses pembelajaran.
Keterlibatan langsung siswa dalam proses pembelajaran tidak hanya aktif mendengar,
mengamati dan mengikuti, akan tetapi siswa terlibat langsung di dalam melaksanakan
percobaan.
5. Prinsip pengulangan
Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan atau refleksi terhadap materi.
Prinsip ini bermanfaat untuk melatih daya ingat, pengulangan juga berguna untuk membentuk
respons yang benar dan membentuk kebiasaan-kebiasaan.
6. Prinsip tantangan
Siswa akan lebih giat belajar apabila pelajarannya memuaskan, guru ramah dan mereka
memiliki peran dalam pelajaran tersebut. Pembelajaran yang memberikan peran lebih kepada
siswa akan mendorong siswa untuk berbuat lebih pula karena mereka merasa tertantang untuk
memainkan peran selama pembelajaran.
Prinsip belajar yang pada dasarnya memberi penguatan ke siswa. Siswa akan belajar lebih
giat apabila mendapat hasil yang baik. Hasil belajar yang baik merupakan balikan positif.
Namun penguatan bukan hamya positif penguatan negatif juga diperlukan untuk memperkuat
belajar.
Beberapa situasi ini cocok untuk diberi penguatan;
• Pada saat siswa menjawab pertanyaan,atau merespon stimulus guru
• Pada saat siswa mengerjakan PR
• Pada saat siswa mengerjakan tugas tugas latihan.
• Pada saat siswa berani tampil di kelas
• Pada saat siswa mengikuti proses pembelajaran dengan sungguh-sungguh.
Sebelum guru menentukan strategi pembelajaran, metode, dan teknik guru terlebih dahulu
memahami karakteristik siswa dengan baik. Dari keberagaman faktor ,seperti sikap siswa,
kemampuan dan gaya belajar,pengetahuan serta kemampuannya dan konteks pembelajaran
merupakan komponen yang memberikandampak sangat penting terhadap apa yang
sesungguhnya harus siswa pelajari (Killen,1998: 5)
Dalam pandangan DePorter dan Hernacki (2001: 17) terdapat tiga karakteristik atau
modalitas belajar siswa yang perlu diketahui oleh setiap pendidik dalam proses pembelajaran
yaitu:
• Visual, yaitu karakter yang cenderung menyukai belajar media gambar secara
langsung otak akan mentransfer apa yang ada dalam gambar tersebut untuk
diterjemahkan.dan lebih suka melihat peta dari pada mendengar penjelasan.
• Auditorial, yaitu karakter yang cenderung menyukai cara belajar melalui suara atau
melihat orang berbicara dan tidak menyukai membaca buku.
• Kinestetik, yaitu karakter yang cenderung cara belajar melalui gerakan anggota badan,
cara berfikir lebih baik dengan bergerak dan sulit untk diam.
Para prinsip ini, guru didorong untuk menggali keunikan, karakteristik, dan potensi yang
dimiliki oleh siswa dalam rangka menumbuhkembangkan rasa percaya diri dan berperan
selama pembelajaran berlangsung.
9.
Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna,
sehingga seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut
adalah: (1) pendekatan pembelajaran, (2) strategi pembelajaran, (3) metode pembelajaran; (4)
teknik pembelajaran; (5) taktik pembelajaran; dan (6) model pembelajaran. Berikut ini akan
dipaparkan istilah-istilah tersebut, dengan harapan dapat memberikan kejelasaan tentang
penggunaan istilah tersebut.
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan
melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya,
pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi
pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan
empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu :
1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan
sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera
masyarakat yang memerlukannya.
2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling
efektif untuk mencapai sasaran.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh
sejak titik awal sampai dengan sasaran.
4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran
(standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip
pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran
terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat
konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan
pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua
bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning
(Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya,
strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi
pembelajaran deduktif.
Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau
teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-
sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang
digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor
karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi
kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik
karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak
keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman
dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan
menjadi sebuah ilmu sekalkigus juga seni (kiat)
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah
terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model
pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain,
model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran.
Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan dan
A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran,
yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model personal-
humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan
istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran.
10.