oleh:
Muhammad Syukroniam
NIM.1500770
1
2
1.4.2. Mengetahui torsi aktual pada engine tipe JF02E pada rancang
bangun engine cutting sepeda motor
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini akan menjelaskan tentang analisis perhitungan engine tipe
JF02E berkaitan dengan performa yakni daya dan torsi sepeda motor.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi simpulan, implikasi dan rekomendasi, jawaban dari
tujuan tugas akhir dan saran dari hasil analisis untuk pengembangan lebih
lanjut.
BAB II
KAJIAN TEORI
panas menjadi energi mekanik.“ Proses pembakaran adalah secara fisik terjadi di
252)
satu jenis mesin penggerak yang banyak dipakai dengan memanfaatkan energi
kalor dari proses pembakaran menjadi energi mekanik.Motor bakar adalah suatu
mesin yang mengkonversi energi dari energi kimia yang terkandung pada bahan
bakar menjadi energi mekanik pada poros motor bakar, jadi daya yang berguna
macam bahan bakar selalu membutuhkan sejumlah udara tertentu agar bahan
bakar tadi dapat terbakar sempurna. Ini dapat ditelusuri dari persamaan reaksi
7
8
Pembakaran diawali dengan loncatan bunga api dari busi pada akhir
langkah kompresi. Loncatan bunga api terjadi sebelum torak mencapai titik mati
atas (TMA) sewaktu langkah kompresi. Saat loncatan bunga api biasanya
dinyatakan dalam derajat sudut engkol sebelum torak mencapai titik mati atas
Ada dua kemungkinan yang terjadi pada pembakaran motor bensin yaitu :
a. Pembakaran normal
pada saat dan keadaan yang dikehendaki. Mekanisme pembakaran normal dalam
motor bensin dimulai pada saat terjadinya loncatan bunga api pada busi beberapa
derajat sebelum TMA, kemudian api membakar gas bakar yang berada di
panas, maka tekanan dan temperatur naik secara mendadak, sehingga piston
dahulu sebelum saat yang ditentukan. Pada pembakaran tidak normal ini maka
akan timbul ledakan yang menghasilkan gelombang kejutan berupa suara ketukan
pembakaran pada motor bensin. Detonasi terjadi apabila bahan bakar terbakar
sebelum penyalaan percikan api dari busi karena tekanan dan temperatur pada
mesin yang sangat tinggi sehingga menjadikan suhu ruang bakar menjadi sangat
tinggi yang akan membuat bahan bakar mudah sekali untuk terbakar.
Detonasi yang berulang-ulang dalam jangka waktu yang panjang dapat
motor bensin sangat merugikan karena hal ini dapat mengurangi daya dan
digambarkan dalam sebuah grafik dengan hubungan antara tekanan dan perjalanan
tersebut adalah :
Periode keterlambatan pembakaran dimulai dari titik (1-2) yaitu mulai memerciknya busi.
Selama periode ini campuran bahan bakar dan udara belum terbakar karena setiap benda
yang bisa terbakar (dalam hal ini bahan bakal bensin), memiliki sifat tidak langsung
terbakar jika dinyalakan melainkan akan terbakar beberapa saat setelah benda tersebut
diberikan penyalaan.
1. Penyebaran api
Periode penyebaran api ditunjukkan pada titik (2-3) adalah saat dimana
campuran bahan bakar dan udara mulai terbakar. Pada fase ini tekanan dalam
dan udara didalam silinder dan gerakan piston yang semakin mendekati TMA.
2. Puncak pembakaran (pembakaran akhir)
pada titik (3-4) Tekanan pembakaran puncak terjadi pada titik fase
nilai oktan dari bahan bakar. Semakin maju saat pengapian maka
puncak pembakarannya pun akan terjadi semakin maju pula dan bila
juga dengan nilai oktan bahan bakar, semakin tinggi nilai oktan pada
(Suyanto, 1989:252-265)
` 1
0
Arismunandar (1998:12) menyatakan bahwa motor empat langkah
adalah motor bakar yang memerlukan 4 langkah torak atau 2 putaran poros
engkol untuk menghasilkan satu kali usaha. Adapun langkah-langkah torak
yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Piston bergerak turun dari TMA (Titik mati atas) ke TMB (Titik
mati bawah)
Campuran udara dan bahan bakar akan masuk kedalam ruang bakar
dalam silinder
Pada langkah hisap ini katup hisap dalam kondisi membuka, dan
torak bergerak turun sehingga campuran udara dan bahan bakar akan
terhisap yang kemudian masuk kedalam ruang bakar (silinder mesin).
Kenapa udara dan bahan bakar bisa masuk kedalam ruang bakar? Alasannya
adalah ketika kondisi katup terbuka dan piston atau torak ini bergerak turun
maka ruangan yang berada di atas piston menjadi vakum (tekanannya
` 1
1
rendah/dibawah 1 atm) sehingga campuran udara dan bahan bakar yang
memiliki tekanan lebih tinggi (kurang lebih 1 atmosfir) akan masuk
kedalam silinder. Ada juga yang mengatakan terhisap masuk ke dalam
silinder. Ini juga sesuai dengan hukum alam bahwa udara akan berhembus
dari tekanan rendah ke tekanan tinggi. Logikanya hampir sama dengan pada
saat anda minum air dengan sedotan.
Poros engkol sudah berputar satu kali (360 derajat) untuk melakukan 2
langkah (langkah hisap dan langkah kompresi).
` 1
2
Di dalam kendaraan teruama pada sistem pengisian dikenal
komponen yang namanya busi. Busi atau spark plug ini berfungsi untuk
memercikkan bunga api guna membakar campuran udara dan bahan bakar
yang telah dikompresi. Busi akan memercikkan bunga api sesaat beberapa
derajat sebelum piston mencapai TMA (sebelum akhir langkah kompresi).
Setelah busi meloncatkan bunga api, maka campuran udara dan
bahan bakar akan meledak dan menghasilkan usaha yang besar, piston pun
bergerak turun. Dari langkah usaha ini tenaga yang dihasilkan akan dirubah
sedemikian rupa untuk menggerakkan kendaraan. Tenaga yang dihasilkan
juga membuat piston dapat bergerak naik turun untuk menyelesaikan satu
siklusnya (artinya dalam langkah hisap, langkah kompresi, langkah buang
piston bergerak karena adanya tenaga yang dihasilkan pada saat langkah
usaha).
2.1.4 Langkah buang
Setelah melakukan langkah usaha maka selanjutnya adalah langkah
buang. Langkah ini bertujuan untuk membuang sisa-sisa gas hasil
pembakaran. Dalam langkah ini yang terjadi adalah :
Gas buang sisa hasil pembakaran akan keluar dan dibuang melalui
knalpot.
Dalam langkah ini gas sisa hasil pembakaran akan disalurkan melalui
exhaust manifold dan akhirnya akan keluar ke udara bebas melalui knalpot.
(sumber: https://www.bisaotomotif.com)
2.2 Jenis-Jenis Camshaft
Camshaft dibagi menjadi dua jenis yaitu SOHC dan DOHC. Berikut
pengertiannya:
2.2.1 SOHC
` 1
3
bisa dikenal dengan noken as, jadi setiap silinder terdapat satu noken
as dengan 2 katup, yaitu katup isap (intake valves) yang mempunyai
fungsi sebagai menghisap campuran udara dan bahan bakar kedalam
ruang bakar dan katup buang (exhaust valves) yang berfungsi
sebagai mengisap sisa pembakaran ke knalpot.
2.2.2 DOHC
` 1
4
Proses terakhir yaitu piston bergerak dari titik mati bawah
dan titik mati atas, posisi katup masuk tertutup dan katup keluar
terbuka, mendorong sisa gas pembakaran menuju ke katup keluar
yang sedang terbuka untuk diteruskan ke lubang pembuangan.
Gambar 2.2
(Sumber: https://www.hondacengkareng.com)
` 1
5
horse power” (Bhp). Tenaga total yang dapat dihasilkan dari piston
mesin disebut “indicated horse power” (Ihp). Sebagian dari indicated
horse power ini hilang akibat gesekan dan energi kelembaban dari
massa yang bergerak dan disebut friction horse power.
` 1
6
17
Dimana=
P =daya poros(hp)
T =torsi(N.m)
N =putaran mesin (rpm)
1/75 = factor konversi satuan kgf.m menjadi hp
1/60 = factor konversi satuan rpm menjadi kecepatan traslasi (m/s)
1hp = 0,7355KW dan 1 KW =1,36 hp
Roller dapat dibebani dengan sejumlah variasi sehingga daya engine dapat
dibebani dengan sejumlah variasi sehingga daya engine dapat diukur.
Penggunaan chasis dyno meter menjadi umum pada bengkel servis
otomotif. Alat ini dapat memberikan laporan yang sangat cepat pada kondisi
engine (dengan mengukur daya pada sejumlah kecepatan beban). Jenis dyno
meter ini juga digunakan untuk menguji transmisi otomatis dalam bengkel
dimana pengujian jalan tidak dijalankan.
Daya gesekan (friction horse power/fhp) adalah daya yang dibutuhkan untuk
mengatasi gesekan bagian yang bergerak dalam engine. Salah satu penyebab
utama kerugian gesekan (fhp) adalah gesekan cincin torak. Pada beberapa
kondisi, gesekan yang bergerak pada dinding silinder sekitar 75% dari
semua kerugian gesekan di dalam engine. Salah satu tantangannya
(solusinya) adalah langkah pendek (short-stroke), engine oversquer. Dengan
langkah pendek, cincin torak bergerak tidak terlalu panjang. Oleh karena itu,
gesekan torak lebih rendah.
Pengertian torsi menurut Hendri (2012:8) adalah “gaya putar”. Ketika torak
bergerak ke bawah pada langkah usaha, akan menerapkan torsi pada poros engkol engine
(melalui batang torak). Dorongan yang lebih besar pada torak, torsi yang lebih besar
diterapkan. Oleh karena itu, tekanan pembakaran yang lebih tinggi, akan menghasilkan
jumlah torsi yang lebih besar. Dyno meter biasanya digunakan untuk mengukur torsi
mesin. Torsi dapat diukur pada saat yang sama dengan daya dyno meter.
Adapun rumus untuk torsi:
20
T=Nx
r
(TAM, 1995:1-8)
Dimana:
T = Torsi (kgf.m, N.m, lbf.ft)
N = Gaya (N, kgf, lbf)
r = Panjang lengan (m, ft)
1 kgf.m = 9,807 N.m = 7,233 lbf.ft.
1m = 3,281 ft
Torsi pada sebuah engine dapat berkembang berubah dengan kecepatan engine
(gambar 2.3.). Selama kecepatan menengah, efisiensi volumetrik cukup tinggi. Ada
banyak waktu untuk mengisi silinder dengan baik. Ini artinya, bahwa pengisian penuh
dengan campuran bahan bakar. Tekanan pembakaran yang lebih tinggi, torsi engine
menjadi tinggi. Tetapi, pada kecepatan tinggi, efisiensi volumetrik menurun. Silinder
tidak memiliki cukup waktu untuk mengisi penuh campuran udara dan bahan bakar.
Ketika campuran udara dan bahan bakar miskin dibakar, tekanan pembakaran tidak
maksimal. Ada penurunan dorongan pada torak. Oleh karena itu, torsi engine menjadi
rendah. Gambar 2.3. menunjukkan bagaimana torsi menurun pada saat kecepatan mesin
ditingkatkan. Grafik bhp pada engine sangat berbeda dengan grafik torsi. Gambar
tersebut membandingkan bhp pada engine yang sama dengan grafik torsi. Grafik bhp
(brake horse power) mulai dari rendah dan terus meningkat sampai kecepatan tinggi.
Penurunan bhp terjadi karena torsi berkurang pada kecepatan tinggi. Di sisi lain fhp
Catatan bahwa grafik pada gambar 2.3. hanya untuk mesin particular. Setiap mesin
memiliki grafik torsi, bhp, dan fhp yang berbeda-beda. Titik puncak pada kecepatan
rendah dan tinggi tidak ditunjukkan pada gambar 2.16.
22
BAB III
RANCANG BANGUN
Start
Ide pembuatan
Finish
23
pengerjaan engine cutting sepeda motor ini dilakukan setiap hari Senin –
Jumat jam 08.00 WIB – 16.00 WIB.
2.2.1. Prosedur Pembuatan Engine Cutting Sepeda Motor Tipe
JF02E Sepeda Motor Honda Spacy Tahun 2010
Ketentuan yang harus diperhatikan dalam pembuatan engine cutting, yaitu
kesehatan dan keselamatan kerja, alat dan bahan yang digunakan, dan proses
pembuatan engine cutting sepeda motor. Pembuatan rangka simulator harus
disesuaikan dengan fungsi dari simulator itu sendiri yaitu media pembelajaran
baik untuk praktik pengenalan komponen ataupun fungsi komponen. Prosedur
pembutan engine cutting sepeda motor tipe JF02E sepeda motor honda spacy
tahun 2010 adalah sebagai berikut:
2.2.9. Pengecatan
Setelah proses pengelasan dan pendempulan, selanjutnya dilakukan
proses pengecatan. Pengecatan dilakukan agar rangka terlihat rapi dan
mencegah rangka berkarat.
BAB IV
PERHITUNGAN
Tabel 4.1 Berat Jenis Bahan Bakar Premium, Pertalite, dan Pertamax
30
Bahan bakar bensin atau dalam bahasa Inggris gasoline adalah bahan
bakar yang digunakan untuk motor bakar bensin atau spark ignition engine.
Menurut Winarno dan Karnowo (2008: 43) “Bensin adalah hasil pemurnian
neptha yang komposisinya dapat digunakan untuk bahan bakar pada motor
bakar.Yang disebut neptha adalah semua minyak ringan dengan komposisi karbon
yang sedang yaitu 5 sampai 11 ikatan tak jenuh”.Lalu untuk senyawanya “Bensin
pada dasarnya adalah persenyawaan jenuh dari hidro karbon, dan merupakan
komposisi isooctane dan normal-heptana.Serta senyawa molekulnya tergolong
dalam kelompok senyawa hidrokarbon alkana”. Seperti yang telah dijelaskan pada
pembahasan sebelumnya kualitas bensin dilihat dari bilangan oktan yang dimiliki
oleh varian bahan bakar teresebut. “Angka oktan adalah prosentase volume
isooctane di dalam campuran antara isooctane dengan normal heptane yang
menghasilkan intensitas knocking atau daya ketokan dalam proses pembakaran
ledakan dari bahan bakar yang sama dengan bensin yang bersangkutan”(Winarno
dan Karnowo, 2008: 44). Jadi dapat di simpulkan bahwa semakin tinggi bilangan
oktan maka kualitas bahan bakar tersebut akan lebih baik, karena bahan bakar
tersebut akan lebih tahan terhadap knocking yang merugikan bagi mesin. Sifat-
sifat dari Bensin dijelaskan sebagai berikut:
“Bensin mengandung hidrokarbon hasil sulingan dari produksi minyak
mentah.Bensin mengandung gas yang mudah terbakar, umumnya bahan
bakar ini dipergunakan untuk mesin dengan pengapian busi. Sifat yang
dimiliki bensin antara lain : (1) Mudah menguap pada temperatur normal,
(2) Titik nyala rendah (-10º sampai-15º C), (3) Berat jenis rendah (0,60 s/d
0,78), (4)Dapat melarutkan oli dan karet, (5) Menghasilkan jumlah panas
yang besar (9,500 s/d 10,500 kcal/kg), dan (6) Setelah dibakar sedikit
meninggalkan karbon. (Supraptono, 2004:19)”.
31
Untuk di Indonesia varian bahan bakar bensin yang dijual di masyarakat cukup
banyak. Produsen yang memproduksi bahan bakar jenis ini ada 3 yaitu Shell,
Total, dan Pertamina. Indonesia produsen bahan bakar yang sering kita temui
adalah Pertamina karena produsen ini adalah perushaan milik bangsa. Sehingga
sangat umum digunakan oleh masyarakat Indonesia. Untuk itu pada penelitian ini
peneliti menggunakan bahan bakar Pertmax 92 dan Pertamax Plus95.
b. Pertamax Plus
Pertamax Plus adalah bahan bakar jenis bensin dengan nilai oktan 95
berwarna merah yang diproduksi oleh Pertamina.Pertamina merekomendasikan
bahan bakar tipe ini untuk kendaraan dengan perbandingan campuran bahan bakar
dan udara lebih dari 10:1.Menurut peraturan Direktorat Jendral Minyak dan Gas
(Ditjen Migas) No.3674.K/24/DJM/2006, tanggal 17Maret 2006 tentang
c. Pertamax
Pertamax adalah bahan bakar jenis bensin dengan nilai oktan 92 berwarna
biru yang diproduksi oleh Pertamina. Pertamina merekomendasikan bahan bakar
tipe ini untuk kendaraan dengan perbandingan campuran bahan bakar dan udara
9:1 hingga 10:1.Menurut peraturan Direktorat Jendral Minyak dan Gas (Ditjen
Migas) No.3674.K/24/DJM/2006, tanggal 17Maret 2006 tentang spesifikasi bahan
bakar minyak jenis bensin 92 adalah sebagai berikut :
a. Daya
Daya adalah besarnya kerja motor persatuan waktu. (Arends dan
Berenschot, 1980:18). Satuan daya yaitu hp (horse power). Daya pada sepeda
motor dapat diukur dengan menggunakan alat dynamometer, sehingga untuk
menghitung daya poros dapat diketahui dengan menggunakan rumus :
2x π N xT
P=
4500
Dimana =
2x π x N xT
P=
4500
2 x 3,14 x 8500 x 1,121
= 4500
= 13,3 HP
b. Torsi
Gaya tekan putar pada bagian yang berputar disebut torsi, sepeda motor
digerakkan oleh torsi dari crankshaft. (Jama, 2008 : 23). Torsi adalah ukuran
kemampuan mesin untuk melakukan kerja. Besaran torsi adalah besaran
turunan yang biasa digunakan untuk menghitung energi yang dihasilkan dari
benda yang berputar pada porosnya. (Raharjo dan Karnowo, 2008 : 98).
Satuan torsi biasanya dinyatakan dalam N.m (Newton meter). Adapun
perumusannya adalah sebagai berikut :
P x 4500
T = 2 πN
13,3 x 4500
=
2 x 3,14 x 8500
59850
= 53380
33
= 1,121 Kg-m
c. Konsumsi bahan bakar.
Konsumsi bahan bakaradalah jumlah bahan bakar per waktunya untuk
menghasilkan daya sebesar 1 HP. Jadi Konsumsi bahan bakaradalah ukuran
ekonomi pemakaian bahan bakar (Winarno dan Karnowo, 2008 : 115). Untuk
konsumsi bahan bakar hanya volume bahan bakar per satuan waktu (kg/jam).
Mf
SFC =
Ne
v x p bahan bakar
Mf = t
Dimana:
SFC = Konsumsi bahan bakar spesifik (kg/jam.kW)
Mf = Jumlah bahan bakar persatuan waktu (kg/jam)
V = volume bahan bakar yang digunakan
P = berat jenis bahan bakar yang digunakan
t = waktu yang diperlukan untuk konsumsi bahan bakar
Ne = daya yang dihasilkan (kW)
Perhitungan :
v x p baha n bakar
Mf = t
0,9 x 0,723
Mf = 1
= 0,65 (kg/jam.kw)
Mf
SFC di Rpm 1000 =
Ne
0,65
= 1,147
= 0,566 Kg/jam.kw
Mf
SFC di Rpm 2000 =
Ne
0,65
=
2,29
34
= 0,283 Kg/jam.kw
Mf
SFC di Rpm 3000 =
Ne
0,65
=
3,44
= 0,188 Kg/jam.kw
Mf
SFC di Rpm 4000 =
Ne
0,65
= 4,59
= 0,141 Kg/jam.kw
Mf
SFC di Rpm 5000 =
Ne
0,65
= 5,75
= 0,113 Kg/jam.kw
Mf
SFC di Rpm 6000 =
Ne
0,65
= 6,89
= 0,094 Kg/jam.kw
Mf
SFC di Rpm 7000 = N
e
0,65
= 8,05
= 0,08 Kg/jam.kw
Mf
SFC di Rpm 8500 = N
e
0,65
= 9,782
= 0,066 Kg/jam.kw
35