MOTOR BAKAR
“ENGINE ROOM”
Disusun Oleh :
KELOMPOK : 3 (tiga)
KELAS : K3 IVB
1.3 Tujuan
Tujuan dari Praktikum Kamar Mesin ini adalah:
1. Dapat mengoperasikan mesin diesel secara manual dan mengoperasikan
mesin sesuai dengan tahapan – tahapan yang telah ditentukan.
2. Mengetahui nilai IHP, BHP, Mb, SFOC, Q, Pe, dan ηm setelah dilakukan
analisa hasil praktikum.
3. Memberikan rekomendasi perbaikan kondisi kondisi panas akibat
pengaruh Mesin Diesel di bengkel Motor Bakar PPNS, serta hal – hal apa
saja yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja
pada pengoperasian mesin diesel.
1.4 Manfaat
Dengan disusunnya laporan ini maka diharapkan mampu memberikan manfaat
bagi beberapa pihak, antara lain sebagai berikut :
1. Dapat mengaplikasikan teori pendahuluan yang telah diajarkan pada
pertemuan sebelumnya.
2. Dapat mendalami teori pendahuluan yang telah diberikan sebelumnya
melalui praktikum secara langsung
3. Dapat mengoperasikan mesin diesel secara manual dan mengoperasikan
mesin sesuai dengan tahapan – tahapan yang telah ditentukan.
4. Dapat mengetahui potensi – potensi bahaya yang ditimbulkan dalam
pengoperasian mesin diesel di tempat kerja.
5. Dapat melakukan analisa dan perhitungan mengenai IHP, BHP, Mb,
SFOC, Q, Pe, dan ηm
6. Dapat Memberikan rekomendasi perbaikan kondisi panas akibat pengaruh
Mesin Diesel di bengkel Motor Bakar PPNS, serta hal – hal apa saja yang
harus dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja pada
pengoperasian mesin diesel sebagai calon seorang ahli k3 di perusahaan.
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pada saat piston bergerak dari TMA ke TMB, maka akan menekan ruang
bilas yang berada di bawah piston. Semakin jauh piston meninggalkan
TMA menuju TMB, tekanan di ruang bilas semakin meningkat.
2. Pada titik tertentu, piston (ring piston) akan melewati lubang
pembuangan gas dan lubang pemasukan gas. Posisi masing-masing
lubang tergantung dari desain perancang. Umumnya ring piston akan
melewati lubang pembuangan terlebih dahulu.
3. Pada saat ring piston melewati lubang pembuangan, gas di dalam ruang
bakar keluar melalui lubang pembuangan.
4. Pada saat ring piston melewati lubang pemasukan, gas yang tertekan
dalam ruang bilas akan terpompa masuk dalam ruang bakar sekaligus
mendorong gas yang ada dalam ruang bakar keluar melalui lubang
pembuangan.
5. Piston terus menekan ruang bilas sampai titik TMB, sekaligus
memompa gas dalam ruang bilas masuk ke dalam ruang bakar
Langkah kedua
1. Pada saat piston bergerak TMB ke TMA, maka akan menghisap gas hasil
percampuran udara, bahan bakar dan pelumas masuk ke dalam ruang
bilas. Percampuran ini dilakukan oleh karburator atau sistem injeksi.
(Lihat pula:Sistem bahan bakar)
2. Saat melewati lubang pemasukan dan lubang pembuangan, piston akan
mengkompresi gas yang terjebak dalam ruang bakar.
3. Piston akan terus mengkompresi gas dalam ruang bakar sampai TMA.
4. Beberapa saat sebelum piston sampai di TMA, busi menyala untuk
membakar gas dalam ruang bakar. Waktu nyala busi sebelum piston
sampai TMA dengan tujuan agar puncak tekanan dalam ruang bakar
akibat pembakaran terjadi saat piston mulai bergerak dari TMA ke TMB
karena proses pembakaran sendiri memerlukan waktu dari mulai nyala
busi sampai gas terbakar dengan sempurna.
2.8.4 Pengembangan
Penggunaan teknologi injeksi langsung dengan tujuan menurunkan
emisi gas buang. Pada mesin diesel 2 langkah atau 2 tak biasanya
dipergunakan blower yang khusus menyediakan udara bilas. Blower itu
terdiri dari pasangan sayap yang saling bersinggungan rapat sesamanya
dan berputar dalam satu rumahnya. Salah satu dari sayap digerakkan
oleh motor itu sendiri atau sumber dari luar. Udara yang terdapat
diantara sayap – sayap dibawa dan dipindahkan ke ruang penerima
(kotak udara) yang terdapat pada pinggang silinder. Blower itu berputar
pada putaran beberapa kali lebih tinggi daripada putaran motor. Udara
bilas itu berkumpul pada kotak udara yang terdapat pada pinggang
silinder dimana terdapat saluran – saluran bilas. Pemasukan udara bilas
dilakukan melalui deretan lubang masuk yang terdapat pada sebagian
besar dari pinggang silinder. Lubang – lubang tersebut dibuka dan
ditutup oleh torak. Pada tutup silinder terdapat dua katup buang. Gas
buang dikeluarkan melalui kedua katup tersebut dan muatan bilas
masuk melalui lubang masuk yang ada pada pinggang silinder tadi.
Katup itu terbuka pada saat yang terjadi pada motor 2 langkah dengan
pembilasan engkol.
2.9 Persiapan Awal
Sebelum mesin diaktifkan atau dioperasikan secara manual maka
terlebih dahulu harus dilakukan pemeriksaan dan persiapan pada beberapa hal
yang penting dalam pengoperasian mesin diesel. Hal – hal tersebut adalah,
sebagai berikut :
a. Pemeriksaan dan pengaturan katup – katup pendingin baik air tawar maupun
laut (Sea water).
b. Pengecekan udara yang ada di dalam kompresor, apakah tekanan udaranya
sudah cukup atau belum untuk digunakan sebagai udara start.
c. Apabila belum cukup maka tekanan udara didalam kompresor harus
dinaikkan dengan mengempakan udara yang ada di luar kedalam kompresor
dengan mengaktifkan kompresor hingga tekanan udara yang akan
digunakan sebagai udara start cukup untuk digunakan. Tetapi sebelum
dilakukan pengempaan udara yang ada diluar ke dalam kompresor terlebih
dahulu kompresor harus di drain untuk menghilangkan cairan yang ada di
dalam kompresor akibat udara di dalam kompresor yang mengalami
kondensasi.
d. Pemeriksaan minyak pelumas baik oli mesin maupun oil gear box, apakah
sudah tersedia dalam jumlah yang cukup atau belum. Apabila belum maka
harus dilakukan pengisian minyak pelumas tersebut.
e. Pemeriksaan bahan bakar yang digunakan, apakah sudah tersedia dalam
jumlah yang cukup atau belum. Apabila belum maka bahan bakar tersebut
harus diisikan. Dan pengaturan valve bahan bakar, yaitu dengan
membuka valve bahan bakar yang mengalirkan bahan bakar ke mesin.
f. Pemeriksaan dan penyiapan semua perlengkapan untuk keperluan
praktikum.
g. Pengaktifan (men-start) pompa dan fan pada cooling system.
2.10 Pengoperasian Mesin Secara Manual dan Pengamatan
Setelah persiapan awal dilakukan maka mesin dapat dioperasikan
secara manual, yaitu dengan men-start mesin secara manual. Saat mesin
dioperasikan maka dapat dilakukan pengaturan kecepatan mesin yang harus
dinaikkan secara bertahap. Pada saat mesin beroperasi dan dengan pengaturan
/ kenaikkan kecepatan putaran mesin maka harus diamati beberapa hal, yaitu :
Disusun Oleh :
KELOMPOK : 3 (tiga)
KELAS : K3 4B
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Setelah melakukan praktikum mengenai motor bakar ini, mahasiswa
diharapkan mampu untuk :
1. Mengetahui pengaruh Sea Force yang meliputi Ballast, Half Load dan Full
Load terhadap Propeller Load pada saat kapal beroperasi.
2. Mengetahui pengaruh Wind Force dan posisi datangnya angin yang meliputi
Astern (dari belakang), Beam (dari samping) dan Bow (dari depan) terhadap
Propeller Load
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada sistem mesin diesel kapal ini merupakan mesin 2 tak, dimana
udara masuk (inlet) melalui SCAVENGING sedangkan udara/gas hasil
pembakaran keluar (exhaust) melalui KATUB BUANG. Udara masuk ke
scavenging dengan bantuan blower yang terpasang didalam mesin. Didalam
mesin diesel 2 tak terdapat 2 langkah kerja yaitu admission dengan
compression dan expansion dengan langkah buang. Didalam mesin diesel
kapal terdapat idling gear yang digunakan untuk mengetahui langkah kerja
mesin pada saat kapal tidak sedang berjalan. Alat ini hanya digunakan untuk
mengetahui kerusakan atau adanya error pada mesin sehingga secara cepat
dilakukan perbaikan apabila memang benar terjadi kerusakan. Untuk itu alat
ini digunakan pada saat maintenance. Untuk putaran propeller dapat berubah-
ubah dari ahead menjadi estern ataupun sebaliknya, hal ini dapat terjadi
dikarenakan terdapat reverse gear sebagai pembalik putaran karena arah mesin
tetap.
2.4 Sistem Bahan Bakar
Dalam sistem mesin diesel menggunakan bahan bakar solar, dimana
bahan bakar ditampung dalam tangki bahan bakar. (fuel tank). Pada kondisi
normal tangki bahan bakar akan menyuplai bahan bakar ke masing-masing
silinder. Namun untuk mengetahui fuel comsumption selama pengoperasian
maka bahan bakar dapat diambil dari bureta. Didalam bureta terdapat skala
yang menunjukkan banyaknya bahan bakar yang dikonsumsi. Bahan bakar dari
fuel tank atau bureta dipompa oleh fuel pump ke dalam ruang pembakaran pada
masing-masing silinder sesuai dengan firing order. Bahan bakar disemprotkan
oleh nozzle untuk di atomizing (dikabutkan) sehingga bahan bakar tersebut
mudah terbakar. Di dalam silinder sudah terdapat panas dan udara. Ketika
bahan bakar telah disemprotkan di dalam silinder akan terjadi reaksi
pembakaran. Namun pada saat reaksi pembakaran terjadi, tidak seluruhnya
bahan bakar akan terbakar sempurna atau masih terdapat sisa bahan bakar yang
tidak terbakar. Oleh karena itu, bahan bakar yang tidak terbakar dikeluarkan
dan mengalami pendinginan di dalam heat. Selanjutnya akan digunakan
kembali atau bersikulasi kembali hingga terbakar sempurna. Proses diatas akan
terus terjadi selama ada suplai bahan bakar sehingga mesin tetap bekerja.
Apabila tidak ada konsumsi bahan bakar, maka mesin akan mati atau tidak
bekerja.
2.5 Sistem Pendinginan dengan Air Tawar
Pada system pendingin air tawar, air tawar yang digunakan berasal dari
fresh water fill up tank, dimana dalam system ini air disuplai dari water tower
yang secara gravitasi mengisi tangki air tawar yang akan digunakan sebagai air
pendingin dalam mesin diesel. Dalam system pendingin di dalam mesin diesel
menggunakan air tawar agar komponen mesin tidak korosi. Di dalam fresh
water fill up tank terdapat pelampung yang secara otomatis akan mengisi
apabila suplai air tawar berkurang selama pengoperasian mesin. Letak water
fill up tank berada lebih tinggi dari pada mesin, sehingga air tawar akan secara
gravitasi menyuplai air pendingin ke mesin. Air pendingin ini digunakan untuk
mendinginkan komponen-komponen pada mesin yaitu melalui water jacket
(celah-celah silinder). Setelah digunakan untuk mendinginkan mesin yang
sangat panas, secara otomatis air tersebut akan menjadi panas. Dalam system
pendingin ini, air tawar akan terus bersirkulasi untuk mendinginkan komponen
mesin sehingga air yang menjadi panas setelah digunakan untuk mendinginkan
komponen mesin harus didinginkan kembali di dalam heat exchanger oleh air
laut. Selanjutnya air yang telah kembali dingin akan kembali untuk
mendinginkan komponen mesin. Selama pendinginan, air yang terkena suhu
yang sangat panas sebagian akan menguap akibat panas yang diserap sehingga
volume air yang bersirkulasi akan berkurang. Untuk itu, secara otomastis fresh
water fill up tank mengisi air tawar ke dalam mesin.
2.6 Sistem Pendinginan dengan Air Laut
Di dalam mesin diesel kapal juga terdapat system pendingin air laut.
Dimana air laut yang bersirkulasi dalam system pendingin langsung di ambil
dari laut dan akan langsung dibuang ke laut lagi. System pendingin air laut
tidak digunakan untuk mendinginkan komponen mesin karena air laut
mengandung garam yang akan membuat komonen mesin berkorosi. Aliran air
laut hanya masuk ke dalam heat exchanger, yang digunakan untuk
mendinginkan bahan bakar yang telah digunakan dalam reaksi pembakaran dan
juga untuk mendinginkan air tawar yang telah digunakan dalam system
pendingin komponen mesin. Air laut masuk melalui sea water inlet yang
dipompa masuk ke heat exchanger I yang digunakan untuk mendinginkan
bahan bakar dan akan dipompa oleh sea water pump menuju heat exchanger II
yang digunakan untuk mendinginkan air tawar. Selanjutnya air laut akan
dibuang ke laut melalui sea water drain. Pipa aliran air laut terbuat dari bahan
yang tidak mudah korosi. Air laut dalam system pendingin juga harus di filter
terlebih dahulu dari kotoran-kotoran yang ada agar tidak menghambat aliran
yang kemudian dipompa masuk ke mesin.
2.7 Troubleshooting (Mesin Diesel Masuk Angin)
Penyebab :
Tidak ada bahan bakar di dalam tangki bahan bakar atau kehabisan bahan
bakar sehingga fuel pump memompa angin atau udara ke dalam mesin. Tidak
ada supplai bahan bakar ke dalam mesin sehingga mesin akan mati atau mogok.
Cara :
Dengan mengisi bahan bakar ke tangki bahan bakar dan mengeluarkan
angin atau udara yang berada dalam aliran bahan bakar dengan memompanya
secara manual dengan FEED FUEL PUMP hingga angin atau udara benar-
benar keluar dan terisi kembali oleh bahan bakar kembali.
2.8 Kemudi Propeller (Daun Baling – Baling Propeller)
1. FIRING ORDER.
2. TABLE SEQUENCE
KESIMPULAN
MOTOR BAKAR
Oleh :
Nur Anisah/0518040041/Kelompok 3
PENDAHULUAN
Saat mesin kapal beroperasi, semua sistem dapat dikontrol pada console
room atau yang lebih dikenal dengan ruang kapten. Ruang kapten pada aplikasi
nyatanya berada pada bagian atas kapal yang ditujukan untuk memudahkan
kapten mengontrol, mengetahui dan memeriksa seluruh kinerja pekerja kapal
di ruang mesin maupun ruang kontrol dan situasi sekitar kapal. Sehingga bila
terjadi sesuatu yang tidak sesuai dengan kapal, akan cepat memberikan
instruksi atau tindakan pencegahan. Di dalam ruang kapten dilengkapi dengan
alat yang digunakan untuk mengetahui propeller load suatu kapal terhadap sea
force dan posisi kapal (ballast, half load, full load) serta terhadap wind force
dan posisi datangnya angin (astern, beam, bow) pada saat kapal beroperasi.
Untuk dapat memahami apa saja hal yang dapat mempengaruhi propeler load
pada suatu kapal, maka kami perlu melakukan praktikum mengenai simulasi
laut dan angin ini. Sebagai mahasiswa teknik Keselamatan san Kesehatan
Kerja(K3) Politeknk Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) yang pada dasarnya
adalah bidang perkapalan, maka sangat penting untuk dapat memahami
prosedur maupun bagian bagian pengoperasian pada console room. Maka dari
itu praktikum ini dilaksanakan sebagai upaya pembelajaran jika terdapat
kemungkinan yang tidak sesuai saat mesin kapal beroperasi sehingga dapat
memberi tanggapan secara sigap dan tepat.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini antara lain adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa mengetahui pengaruh propeller load terhadap sea force dan
periode datangnya gelombang
2. Mahasiswa mengetahui pengaruh propeller load terhadap wind force dan
arah datangnya angin.
3. Mahasiswa mengetahui perbandingan antara pengaruh ombak atau sea force
dan angin atau wind force terhadap propeller load
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini antara lain adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh propeller load terhadap sea force dan periode
datangnya gelombang
2. Untuk mengetahui pengaruh propeller load terhadap wind force dan arah
datangnya angin.
3. Untuk mengetahui perbandingan antara pengaruh ombak atau sea force dan
angin atau wind force terhadap propeller load
BAB II
DASAR TEORI
Keterangan :
PEMBAHASAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum motor bakar dengan judul sea force simulation dan
wind force simulation yang telah dilakukan di Politeknik Perkapalan Negeri
Surabaya, dapat disimpulkan bahwa :
1. Banyaknya muatan kapal berbanding lurus dengan load propeller.
Semakin besar muatan kapal, maka load propeller yang dibutuhkan
jugasemakin besar. Namun pada hasil pengamatan menunjukkan
bahwa Semakin banyak muatan kapal, load propeller nya semakin
kecil.Kesalahan yang terjadi tersebut dapat disebabkan karena :
e. Kesalahan dalam membaca besarnya load propeller yang
akanmempengaruhi kurva.
f. Kesalahan ketika melakukan penunjukan alat.
g. Pemberian beban Rpm yang tidak sesuai.
h. Kondisi alat yang kurang baik.
2. Semakin besar sea force, maka semakin besar pula propeller load-nya.
3. Periode sea force tidak terlalu berpengaruh pada besarnya propeller load
hanya saja mempengaruhi timing naiknya propeller load.
4. Besar / kondisi muatan pada kapal mempengaruhi besar propeller load.
5. Kondisi muatan kapal berpengaruh pada besarnya propeller
load.Propeller load pada kondisi ballast lebih rendah dari pada propeller
loadpada kondisi half load, propeller load pada kondisi half load lebih
rendahdari pada propeller load pada kondisi full load (ballast < half load <
fullload).
6. Jika kondisi kapal pada Ballast (tidak bermuatan), maka propeller load –
nya kecil.
7. Jika kondisi kapal pada Half (bermuatan separuh), maka propeller load –
nya sedang.
8. Jika kondisi kapal pada Full (bermuatan penuh), maka propeller load – nya
besar.
9. Semakin besar wind force arah belakang (astern), propeller load semakin
kecil.
10. Semakin besar wind force arah depan (bow) ataupun samping (beam), maka
semakin besar pula propeller load-nya.
11. Arah angin dari depan lebih besar mempengaruhi propeller load dari pada
arah samping ataupun belakang ( depan > samping > belakang ).
5.2 Saran
1.Sebaiknya memahami prosedur dan langkah percobaan sesuai instruksi dosen
atau teknisi
2. Kekompakan tim merupakan suatu kerjasama yang diperlukan dalam
praktikum ini, maka dari ini sebaiknya sebelum melakukan praktikum
hendaknya melakukan pembagian tugas dengan tepat dan benar
DAFTAR PUSTAKA
http://fitrilebeks.wordpress.com/2009/06/03/prinsip-kerja-motor-bensin-2-tak/
http://id.wikipedia.org/wiki/Mesin_dua_tak
http://www.duniaotomotif.net/oto/rumus-dasar-motor-bakar-2-tak.html
LAMPIRAN