Anda di halaman 1dari 24

0519040086 Daffa Ramadian

Indratma

LAPORAN PRAKTIKUM
HYDRANT SYSTEM

NAMA : Daffa Ramadian Indratma


NRP : 0519040086
KELAS : K3-4C

TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2021
0519040086 Daffa Ramadian
Indratma

TUGAS PENDAHULUAN

1. Aba-aba dalam Pelaksanaan Pemadaman Kebakaran

Tabel 5.1. Aba - Aba Dalam Pelaksanaan Pemadaman Kebakaran


No. Aba-aba Aba-aba Tindakan

Peringatan Pelaksanaan
1 Satu baris bersap Kumpul Semua berkumpul membentuk
satu baris bersap.

2 Siap Gerak Bersikap tegak (sikap


sempurna).
3 Setengah Gerak Dengan tangan kanan
lengan, disikukan kekanan dan tengok
lencang kanan ke kanan guna meluruskan
barisan.
4 Tegak Gerak Semua kembali bersikap siap.

5 Hitung Mulai Berhitung dari nomor satu


sampai habis.

6 Kepada Gerak Semua anggota hormat.


instruktur
hormat
Sumber : Modul Praktikum SPPK, 2014

2. Pembagian Regu dan Tugas Tabel 5.2. Pembagian regu dan tugas
No Jabatan Tugas
Persiapan Pemadaman Pembenahan
Pemadaman Kebakaran
1. Kepala Membawa 1. Memimpin 1. Membawa/
regu nozzle dan regunya. mengumpulkan
connection 2. Mengecek nozzle dan
cabang. persiapan connection
pemadaman. cabang.
3. Memerintahkan 2. Membantu
membuka dan membenahi
menutup peralatan.
hydrant.
2. Operator Membawa 1. Memasang 1. Melepaskan
pompa kunci hydrant selang ke selang dari
0519040086 Daffa Ramadian
Indratma

hydrant dan membuka hydrant atau hydrant atau


tutup hydrant. pompa pompa.
2. Membuka atau 2. Mengumpulkan
menutup kunci hydrant
kerangan dan menutup
hydrant atau kembali tutup
fire pump. hydrant.
3. Nozzleman Membawa 1. Menggelar 1. Melepaskan
selang 1,5 in selang 1,5 m. nozzle.
2. Memasang 2. Mengosongan
nozzle. selang.
3. Melaksanakan 3. Menggulung
pemadaman selang.

4. Helper Membawa 1. Menggelar 1. Melepaskan


selang 2,5 in. selang 2,5 m. sambungan 2,5
2. Menyambung in.
selang 2. Mengosongan
dengan selang 2,5 in.
selang 3. Menggulung
berkutnya. selang 2,5 in.

5. Nozzleman Membawa 1. Menggelar 1. Melepaskan


selang 1,5 in. selang 1,5 in. nozzle.
2. Memasang 2. Mengosongan
nozzle. selang.
3. Melaksanakan 3. Menggulung
pemadaman. selang.
6. Helper Membawa 1. Menggelar 1. Melepas
selang 2,5 in. selang 2,5 in. connection
2. Menyambung cabang.
selang 2,5 in 2. Mengosongan
dan 1,5 in selang 2,5 in.
dengan 3. Menggulung
connection selang 2,5 in.
cabang.
3. Meneruskan
perintah
kepala regu.

Sumber : Modul Praktikum SPPK, 2013

BAB I
PENDAHULUAAN
0519040086 Daffa Ramadian
Indratma

1.1 Latar Belakang


Perkembangan struktur bangunan yang semakin kompleks dan
penggunaan bangunan yang semakin beragam serta tuntutan keselamatan
yang semakin tinggi, membuat pihak pemilik atau pengembang bangunan
tinngi baik bangunan komersil maupun perkantoran mestinya menjadi
pelajaran penting dalam penyiapan fire safety management. (Hesna,2009)
Pada saat terjadi kebakaran ada 4 hal yang perlu diperhatikan
berdasarkan bahaya api yaitu penghuni bangunan (manusia), isi bangunan
(harta), struktur bangunan dan bangunan yang letaknya bersebelahan. Tiga
hal utama berkaitan dengan bahaya api yang ada pada bangunan yang
terbakar, sedangkan satu hal yang terakhir adalah pertimbangan bagi
bangunan lainnya dan lingkungan komunitas secara menyeluruh.
(Hesna,2009)
System hydrant merupakan salah satu bentuk proteksi aktif dalam
system jaringan instalasi kebakaran pada beberapa kasus banyak timbul
permasalahan saat sebuah system kebakaran diaktifkan, dalam hal ini
keluhan sering muncul seperti kebocoran pada perlengkapan yang sudah
terpasang. Kejadian tersebut diakibatkan karena kurangnya pengetahuan
mengenai tata cara pemakaian hydrant sehingga kasus tersebut sangan
berbahaya manakala terjadi kebakaran sehingga pananganan kebakarannya
tertunda dan api menjadi semakin besar dan tidak dapat ditangani.
(Annistyaningrum, 2015)
Berdasarkan hal-hal yang sudah dipaparkan, bahwa saran proteksi
pemadam kebakaran berupa system hydrant pada bangunan gedung
memiliki peran penting dalam meminimalisir resiko kebakaran dan
pencegahan terulangnya accident kebakaran. Oleh karena itu perlu dilakukan
praktikum System Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran mengenai
hydrant agar apabila terjadi kebakaran praktikan dapat mempraktikannya dan
mengoprasikannya dalam keadaan darurat.

1.2 Tujuan
0519040086 Daffa Ramadian
Indratma

1. Mampu mengaplikasikan teori pemadaman kebakaran


2. Mampu memahami pemakaian hydrant system
3. Mampu memahami cara memadamkan kebakaran menggunakan hydrant
system
1.3 Manfaat
1. Bagi penulis
Memahami tentang pemakaian dan memadamkan api dengan
menggunakan system hydrant serta memnuhi persyaratan mata kuliah
praktikum Sistem Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran di
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
2. Bagi pembaca
Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai prosedur penggunaan
system hydrant sehingga apabila dalam keadaan darurat sudah mengerti
penggunaannya.
0519040086 Daffa Ramadian
Indratma

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Pengertian Hydrant


Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran
tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan
melalui pipa-pipa dan slang kebakaran. System ini terdiri dari sistem
persediaan air, pompa, perpipaan, coupling outlet dan inlet serta selang dan
nozzle. System instalasi hydrant dibagi menjadi dua macam:

a. System Instalasi Hydrant Kering


System Instalasi Hydrant Kering adalah suatu system hydrant yang
pipa-pipanya tidak berisi air, dan akan berisi air manakala hydrant
tersebut digunakan
b. System Instalasi Hydrant Basah
System Instalasi Hydrant Basah adalah suatu hydrant yang pipa-
pipanya selalu berisi air.

Menurut Departemen Tenaga Kerja dalam bukunya yang berjudul


Training Material K3 Bidang Penanggulangan Kebakaran ( 1996 ), Hydrant
adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media
pemadaman air bertekanan yang dialirkan melalui pipa – pipa dan selang
kebakaran. Sistem ini terdiri dari sistem persediaan air, pompa, perpipaan,
kopling outlet dan inlet serta selang dan nozzle.

2.2 Macam – macam Hydrant


Berdasarkan lokasi sistem hydrant kebakaran dapat dibagi menjadi 3
(tiga) macam, yaitu :
1. Sistem Hydrant Gedung

Hydrant gedung ialah hydrant yang terletak atau dipasang didalam


bangunan dan sistem serta peralatannya disediakan / dipasang oleh pihak
pengelola bangunan / gedung tersebut. Berdasarkan penggunaannya
hydrant jenis ini diklasifikasikan kedalam 3 ( tiga ) kelompok sebagai
berikut :
0519040086 Daffa Ramadian
Indratma

Gambar 2.1 Jenis Hydrant Gedung


(Sumber: https://www.slideshare.net/ekokiswantoslide/materi-
pelatihan-hydrant-2-14245294)
a. Hydrant Kelas I

Hydrant yang dilengkapi dengan selang berdiameter 2,5” yang


penggunaannya diperuntukan secara khusus bagi petugas Pemadam
Kebakaran atau orang yang telah terlatih.
b. Hydrant Kelas II
Hydrant yang dilengkapi dengan selang berdiameter 1,5” yang
penggunaannya diperuntukan bagi penghuni gedung atau para
petugas yang belum terlatih.
c. Hydrant Kelas III
Hydrant yang dilengkapi dengan selang berdiameter gabungan antara
Hydrant Kelas I dan Hydrant Kelas II.

2. Sistem Hydran Halaman

Hydrant Halaman ialah hydrant yang terletak diluar / lingkungan


bangunan instalasi dan peralatan serta sumber air disediakan oleh pihak
pemilik / pengelola bangunan / gedung.
0519040086 Daffa Ramadian
Indratma

Gambar 2.4 Sistem hydrant halaman


(Sumber : https://logamceper.com/hydrant-pemadam-kebakaran/)

3. Sistem Hydrant Kota


Hydrant Kota ialah hydrant yang terpasang ditepi/sepanjang jalan
pada daerah perkotaan yang dipersiapkan sebagai prasarana kota oleh
Pemerintah Daerah setempat guna menanggulangi bahaya kebakaran.
Persediaan air untuk hydrant jenis ini dipasok oleh Perusahaan Air Minum
setempat (PAM).

Gambar 2.5 Sistem hydrant kota


(Sumber : http://jateng.tribunnews.com/2015/05/25/dr-ing-asnawi-manaf-
budayakan-tanggap-kebakaran)

2.3 Komponen-komponen Hydrant System


0519040086 Daffa Ramadian
Indratma

Berikut adalah komponen-komponen yang terdapat pada hydrant system :

Tabel 2.1. Komponen-komponen Hydrant System


Nama Gambar
Pngertian
Komponen
Hydrant pilar Hydrant pilar ialah
bagian peralatan dari
instalasi pipa hydrant
yang terletak di luar
bangunan yang dapat
dihubungkan dengan
Gambar 2.1 Hydrant pilar
selang kebakaran.
(sumber:
https://www.bromindo.com/portfolio/hydrant-
pillar-hooseki-2-ways/ )

Valve Valve atau katup hidran


berfungsi untuk
mengatur aliran suatu
fluida dengan menutup,
membuka atau
menghambat sebagian
jalannya aliran air
Gambar 2.2

(sumber: https://firehydrant.id/fire-hydrant-
valve/ozeki/ )
Landing valve Alat untuk mengatur
keluarnya air dengan
cara membuka atau
menutup tungkai putar
untuk mengatur
Gambar
pasokan aliran air dari
2.3 Landing valve (katup petugas
jaringan hydrant
(sumber: https://firehydrant.id/fire-hydrant-
valve/ozeki/ )
0519040086 Daffa Ramadian
Indratma

Siamese Siamese connection


connection ialah bagian peralatan
dari instalasi pipa
hydrant yang terletak
diluar bangunan dan
digunakan untuk
mennyuplai air dari
Gambar 2.4 Siamese
mobil kebakaran.
connection
(sumber:https://patigeni.com)
Nozzle Nozzle ialah suatu alat
penyemprot yang
terletak pada bagian
ujung dari selang yang
digunakan untuk
pengaturan
pengeluaran air.
Gambar 2.5 Nozzle
(sumber: www.alat-pemadamapi.com)
Selang Selang hydrant ialah
hydrant alat yang digunakan
untuk mengalirkan air
yang bersifat flexible.

Gambar 2.6 Selang Hydrant


(sumber: https://patigeni.com)
Manometer Manometer adalah
alat yang digunakan
untuk membaca
tekanan hydrant
0519040086 Daffa Ramadian
Indratma

Gambar 2.7 Manometer

(www.123RF.com)

Kotak hydrant Kotak hydrant berisi Gambar 2.8


satu set alat pemancar kotak hydrant
dan selang pemadam

(sumber:
https://www.bromindo.com/portfolio/fire-
hydrant-box/ )

2.4 Bagian – Bagian dari Sistem Hydrant ( Hydrant System )


1. Persediaan Air
Sistem persediaan air untuk sistem hydrant ( hydrant system ) adalah
sebagai berikut :

 Sumber air untuk memasok kebutuhan sistem hydrant kebakaran dapat


berasal dari PAM, sumur dalam ( artesis ) atau kedua-duanya.
 Volume Reservoir, sesuai yang diatur dengan ketentuan yang berlaku,
harus diperkirakan berdasarkan waktu pemakaian yang disesuaikan
dengan Klasifikasi Ancaman Bahaya Kebakaran bagi bangunan yang
diproteksi.
 Berdasarkan ancaman bahaya kebakaran, maka banyaknya dapat
digunakan untuk lama waktu seperti ditentukan sebagai berikut :
 Kelas Ancaman Bahaya Kebakaran Ringan : 45
menit
 Kelas Ancaman Bahaya Kebakaran Sedang : 60
menit
 Kelas Ancaman Bahaya Kebakaran Berat : 90
menit
 Bak Penampungan ( reservoir ) untuk persediaan air pada sistem hydrant
dapat berupa reservoir bawah tanah ( ground tank ), tangki bertekanan (
presure tank ) atau reservoir atas ( gravity tank ).

2. Pompa
0519040086 Daffa Ramadian
Indratma

Pompa-pompa yang terpasang dalam sistem hydrant kebakaran


merupakan perangkat alat yang berfungsi untuk memindahkan air dari bak
penampungan ( reservoir ) ke ujung pengeluaran ( pipa pemancar /
nozzle ). Pompa-pompa pada sistem hydrant ini sekurang-kurangnya
terdiri atas 1 unit Pompa Jockey, 1 unit Pompa Utama dengan sumber
daya listrik dan generator serta 1 unit Pompa Cadangan dengan sumber
daya motor diesel.

Gambar 2.6
Pompa pada hydrant

Berikut ini pompa – pompa yang terdapat pada hydrant :

1. Pompa Jockey
Pompa Jockey berfungsi untuk mempertahankan tekanan statis
didalam jaringan sistem hydrant. Pada saat terjadi pengeluaran kecil
sejumlah air didalam jaringan pompa jockey ini akan bekerja guna
mengembalikan tekanan keposisi semula. Karenanya sekaligus pompa
jockey juga akan berfungsi untuk memantau kebocoran - kebocoran
pada jaringan sistem hydrant. Operasi kerja pompa jockey didisain
untuk hidup ( start ) secara otomatis pada saat salah satu katup
pengeluaran dibuka atau terjadi kebocoran pada jaringan dan akan
berhenti bekerja ( stop ) secara otomatis pada saat katup bukaan
ditutup.
0519040086 Daffa Ramadian
Indratma

Gambar 2.7 Pompa jockey

(sumber : https://www.Bromindo.com/pompa-Jockey/)
2. Pompa Utama
Pompa utama ini berfungsi sebagai penggerak utama bekerjanya
sistem hydrant. Pompa Utama akan bekerja setelah kapasitas
maksimal pompa jockey terlampaui. Operasi kerja pompa utama
didisain untuk hidup ( start ) secara otomatis dan berhenti bekerja (
stop ) secara manual, melalui tombol reset pada panel pompa
kebakaran.

Gambar 2.8 Pompa utama hidran


(sumber : https://www.Bromindo.com/pompa-Jockey/)
0519040086 Daffa Ramadian
Indratma

3. Pompa Cadangan

Pompa cadangan berfungsi sebagai penggerak cadangan dari


sistem hydrant, yang titik start bekerjanya setelah pompa utama.
Pompa ini meskipun berfungsi sebagai cadangan, namun tetap dalam
kondisi “siaga operasi”. Dalam kondisi seperti ini pompa cadangan
akan bekerja secara otomatis pada saat kapasitas maksimal pompa
utama terlampaui, mengalami kerusakan atau pada saat sumber daya
utama ( PLN ) padam. Sama halnya dengan pompa utama, operasi
kerja pompa cadangan didisain untuk hidup ( start ) secara otomatis
dan berhenti bekerja ( stop ) secara manual.
Spesifikasi pompa untuk kebutuhan hydrant yaitu :

 Kemampuan pompa dalam liter per menit

 Tempat dimana pompa akan terpasang

 Temperature dan berat jenis zat cair

 Panjang pemipaan, banyaknya belokan, dan banyaknya penutup /


kaca

 Tekanan air pada titik tertinggi / terjauh tidak kurang 4 – 5 kg/cm

 Bekerja secara otomatis dan stop secara otomatis

 Sumber tenaga listrik harus ada dari generator darurat dapat


bekerja secara otomatis dalam waktu kurang dari 10 detik bila sumber
utama padam.

3. Pemipaan

Rangkaian jaringan pemipaan pada sistem hydrant terdiri atas :

a. Pipa Hisap (suction)

Ialah hydrant yang dilengkapi dengan selang berdiameter 2,5” yang


penggunaannya diperuntukan secara khusus bagi petugas pemadam
kebakaran atau orang yang telah terlatih.
b. Pipa Penyalur

Pipa Penyalur adalah pipa yang terentang dari Pipa Header sampai
ke Pipa Tegak atau ke Hydrant Halaman. Diamater pipa berfariasi
0519040086 Daffa Ramadian
Indratma

antara 4, 6 dan 8 inch sesuai dengan besar kecilnya sistem hydrant


yang dipasang
c. Pipa Header

Pipa Header dapat dikatakan sebagai pipa antara yang ukuran


diameternya biasanya lebih besar dari pipa lainnya didalam rangkaian
sistem hydrant. Pipa ini merupakan tempat bertemunya pipa
pengeluaran ( discharge ) dari pompa jockey, Pompa Utama maupun
Pompa Cadangan sebelum kemudian ke pipa penyalur. Diameter pipa
header ini bervariasi antara 6, 8 dan 10 inci, tergantung dari besar
kecilnya sistem hydrant yang dipasang. Dari pipa header ini, selain
berhubungan dengan pipa penyalur, biasanya dihubungkan juga
dengan pipa-pipa yang menuju ke tangki bertekanan ( pressure tank ),
tangki pemancing ( priming tank ), Sirkulasi / by pass ke Reservoir (
safety valve ), pressure switch dan ke manometer indikasi tekanan kerja
pompa.
d. Pipa Tegak ( Riser )

Pipa Tegak adalah pipa yang dipasang vertical dari lantai terbawah
sampai dengan lantai teratas bangunan yang dihubungkan dari Pipa
Penyalur. Diameter pipa bervariasi antara 3, 4 dan 6 inch sesuai
dengan besar kecilnya sistem hydrant yang dipasang. Berikut ini sistem
pada pipa tegak :
 Pipa Tegak Basah (wet riser)
Pipa Tegak sistem basah adalah suatu sistem hydrant dimana
pada jaringan hydrant tersebut telah terisi air dengan tekanan
statis. air akan keluar pada saat katup di lantai-lantai dibuka dan
pompa akan bekerja secara otomatis.
 Pipa Tegak Kering (dry riser)
Pada sistem jaringan Pipa Tegak tidak terisi air. Pasokan dan
tekanan air disediakan oleh mobil unit Pemadam Kebakaran
melalui sambungan siamese connection.
 Pipa Tegak Kering dengan sistem Remote Control

Pada sistem ini jaringan pipa tegak juga kosong, namun aliran
air akan diperoleh dari sistem hydrant itu sendiri melalui operasi
0519040086 Daffa Ramadian
Indratma

manual dengan mengaktifkan tombol manual yang terpasang


pada kotak-kotak hydrant di lantai-lantai.
e. Pipa Cabang
Pipa Cabang adalah pipa yang dihubungkan dari pipa tegak sampai
ke titik pengeluaran (outlet) hydrant pada lantai-lantai bangunan.
Diameter pipa bervariasi antara 3 dan 4 inch.

Dalam merencanakan sistem perpipaan harus memperhatikan hal – hal sebagai


berikut :

 Diameter pipa induk ( pipa suction ) minimum 15 cm ( 6 inchi ) dan diameter


pipa cabang ( pipa discharge ) minimum 10 cm ( 4 inchi ) atau dihitung
secara hydrolis
 Tidak boleh digabungkan dengan instalasi lainnya
 Pipa berdiameter sampai 6,25 cm ( 2,5 inchi ) harus menggunakan
sambungan
 Pipa berdiameter lebih besar 6,25 cm ( 2,5 inchi ) harus menggunakan
sambungan las
 Memasang pipa horizontal
 Diberi penggantung dengan kemampuan 5 x berat piap berisi air
 Harus terpisah dengan penggantung lain
 Jarak antara penggantung maximum 3,5 m
 Pipa yang menembus beton bangunan harus disediakan selongsong dari
besi tuang / pipa baja dengan kelonggaran minimum 25 mm diluar pipa
 Pipa yang dipasang didalam tanah harus memenuhi persyaratan
 Kedalaman minimal 75 cm dari permukaan tanah
 Pipa harus diberi tumpuan pada jarak setiap 3 m
 Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata
 Pipa harus dicat ( flincoote ) minimum 3 ( tiga ) lapis
 Pemasangan pipa didaerah korosi nperlu dilindungi dengan cara yang tepat.

2.5 Teknik Penggunaan Media Pemadam Kebakaran ( Media Pemadam Air )


 Pancaran Jet
0519040086 Daffa Ramadian
Indratma

- Pancaran jet utuh (solid stream) adalah pancaran yang berasal dari
nozzle-nozzle yang dari masukan sampai moncongnya tidak ada
penghalang kecuali penyempitan diameter (play-pipe nozzle).
- Pancaran jet lurus (straight stream) adalah pancaran yang berasal
dari nozzle yang antara lubang masukan dengan keluarannya
terdapat penghalang, umumnya pancaran ini berasal dari nozzle
yang bisa diatur dari spray sampai dengan jet.

Gambar 2.9 Semprotan jet

(sumber: https://patigeni.com/fire-hydrant-nozzle/)

Ciri dari semprotan jet :

 Jumlah air besar.

 Jangkauan semprotan jauh.

 Untuk kebakaran kelas A, seperti pada pemadaman kebakaran,


rumah, hutan atau padang rumput dan lain-lain.
 Untuk kebakaran kelas B, secara idak langsung untuk pendingin
tangki.

 Pancaran utuh mempunyai jumlah air yang lebih banyak dibanding


dengan pancaran lurus.

 Pancaran Tirai (Spray)

- Jumlah air besar.

- Jangkauan semprotan dekat/pendek.


0519040086 Daffa Ramadian
Indratma

- Untuk kebakaran kelas A, (seperti untuk sprinkler).

- Kelas B (untuk pendinginan wadahnya dan dilusi).

- Juga dipakai sebagai perisai air untuk radiasi panas dari api dalam
usaha menutup kerangan, menutup bocoran maupun tugas-tugas
penyelamatan.

 Pancaran Kabut (Fog)

- Jumlah air relatif sedikit.

- Jangkauan semprotan dekat/pendek.


- Untuk kebakaran kelas A, B dan C (dengan teknik khusus), juga
bisa dipakai sebagai perisai air pecahan/pengurang radiasi panas dari
api walaupun tidak sebaik pancaran tirai.

2.6 Prosedur Kerja Pemadaman Kebakaran Hydrant System


Prosedur kerja pemadaman kebakaran hydrant system dibagi menjadi
tiga langkah utama, yaitu langkah persiapan, langkah pemadaman dan posisi
pemadaman.
Langkah Persiapan
1) Setiap regu akan dipanggil oleh instruktur untuk tampil di lapangan pada
lokasi yang telah ditentukan guna melakukan persiapan pemadaman
kebakaran ( beregu ) dengan berbaris sesuai aba - aba.
2) Setelah selesai penghormatan kepada instruktur maka kepala regu
segera laporan sebagai berikut : ”lapor, regu….( dengan menyebutkan
nama atau nomor regu ), jumlah 6 orang dengan peralatan lengkap siap
melaksanakan pemadaman kebakaran.
3) Kemudian instruktur memberikan aba-aba “kerjakan”.

4) Begitu aba-aba dari instruktur selesai, semua anggota regu secara


serempak mengulangi perintah instruktur “kerjakan” dan langsung
bertindak.

Langkah Pemadaman

1) Susunan dan tugas anggota regu tertera pada tabel pembagian regu dan
tugas.
0519040086 Daffa Ramadian
Indratma

2) Setelah api berhasil dipadamkan, setiap anggota melakukan pembenahan


peralatan.
3) Selesai pembenahan regu pemadam kebakaran segera berbaris seperti
semula dan kepala regu pasukan penanggulangan kebakaran segera
lapor sebagai berikut : “regu…( dengan menyebut nama atau nomor
regu ) telah selesai memadamkan kebakaran, anggota selamat, api
padam, peralatan lengkap, laporan selesai”.
4) Instruktur memberikan aba-aba “bubarkan” dan kepala regu menjawab
“bubarkan” diteruskan memimpin penghormatan kepada instruktur dan
selesai instruktur membalas maka regu pasukan pemadam kebakaran
bisa dibubarkan

Posisi Pemadaman

1. Posisi memegang selang, pada saat mulai memegang nozzle bertekanan,


kuda-kuda dan cara memegang nozzle harus mantap.
2. Membuka dan menutup nozzle, arah harus keatas dengan kuda-kuda
yang baik.
3. Sebelum merubah bentuk spray menjadi jet, perhatikan dahulu
kudakudanya ( harus mantap ).
4. Jika tidak kuat menahan tarikan selang ( jet effect ), janganlah nozzle itu
dilepaskan, tetapi rendahkan badan ( untuk mengurangi tarikan tersebut).
5. Jika waktu memegang nozzle bertekanan, ternyata tidak kuat dan jatuh,
jatuhkan bersama-sama nozzle tersebut ( nozzle jangan dilepaskan )

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan untuk Pemegang Nozzle


Adapun hal - hal yang perlu diperhatikan untuk pemegang nozzle adalah sebagai
berikut :
1. Posisi kaki selalu kuda-kuda.

2. Buka/tutup pancaran air harus diarahkan keatas.

3. Saat pancaran jet ( utuh ), sebaiknya nozzleman dalam posisi ditempat


(berhenti, tidak bergerak) dan ingat bahaya tekanan balik dari pemancaran air.
4. Kalau bergerak harus dengan pancaran tirai, kaki tidak melangkah tetapi
bergeser dan selalu membentuk kuda-kuda.
0519040086 Daffa Ramadian
Indratma

5. Pandangan selalu ke depan kearah api dan selalu memperhatikan


kerjasama ( teamwork ).
6. Cara memegang nozzle sesuai prinsip ergonomi yang aman dan
disesuaikan teknik pemadaman yang diinginkan.

Prinsip Cara Meringkas Selang


Prinsip cara meringkas selang akan dijelaskan pada paragraf beikut ini :
1. Luruskan selang sehingga tidak terdapat lekkan dan buang air dalam
selang dari arah air ke arah api.
2. Gulung selang dari arah api ke sumber air.

3. Letakkan coupling dalam gulungan tunggal/ganda, Coupling Draad =


lakilaki didalam, betina disebelah luar. Dan Coupling Instantaneous = betina
didalam, laki-laki disebelah luar, Coupling Storz dan Hemaprodite =
sembarang.
0519040086 Daffa Ramadian
Indratma

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat
1. Instalasi Hydrant Kebakaran
3.2 Prosedur Kerja Pemadaman Kebakaran Hydrant Sistem
1. Langkah Persiapan
a. Setiap regu akan dipanggil oleh dosen/ instruktur untuk tampil pada
lokasi lapangan yang telah ditentukan guna melakukan persiapan
pemadaman kebakaran (beregu) dengan berbaris sesuai aba-aba
b. Setelah selesai penghormatan kepada Instruktur maka kepada regu
segera laporan sebagai beregu: “ lapor, regu (nama/nomor regu)
dengan peralatan lengkap siap melakukan pemadaman kebakaran”
c. Kemudian Instruktur memberikan aba-aba “kerjakan”
d. Begitu aba-aba dari Instruktur selesai semua anggota regu secara
serempak mengulangi perintah Instruktur “kerjakan” dan langsung
bertindak
2. Langkah Pemadaman
a. Menyusun tugas anggota regu sesuai lampiran
b. Setelah api dipadamkan, setiap anggota melakukan pembenahan
peralatan
c. Selesai pembenahan, regu pemadam kebakaran segera berbaris
seperti semula dan pasukan penanggulangan kebakaran segera
lapor sebagai berikut: “regu, (nama/nomor regu) telah selesai
memadamkan kebakaran, anggota selamat, api padam, peralatan
lengkap, laporan selesai”
d. Instruktur memberikan aba-aba “bubarkan” dan kepala regu
menjawab “bubarkan” diteruskan memimpin penghormatan kepada
Instruktur dan selesai Instruktur menjawab, maka regu pasukan
pemadam kebakaran bias di bubarkan
0519040086 Daffa Ramadian
Indratma

3.3 Diagram Alir Praktikum

1. Langkah Persiapan

APAR CO2
STARTSSS
AS

Persiapan pemadaman
kebakaran

Lapor kepada instruktur

Perintah pengerjaan dari


instruktur

END SSS
AS
0519040086 Daffa Ramadian
Indratma

2. Langkah Pemadaman

STARTSSS
AS

Susun anggota sesuai tugas

Susun anggota sesuai tugas

Proses pemadaman

Lapor kepada instruktur

Perintah pembubaran regu

END SSS
AS
0519040086 Daffa Ramadian
Indratma

DAFTAR PUSTAKA

Annistyaningrum, Lanti. Dkk. 2015. Evaluasi Instalasi Sistem Hydrant pada


Gedung. Semarang : FKM UNDIP

Handoko, Lukman.2013.Modul Praktikum Sistem Pencegahan dan


Penanggulangan Kebakaran.Surabaya : Politeknik Perkapalan Negeri
Surabaya.

Hesna, Yervi. Dkk. 2009. Evaluasi Penerapan Sistem Keselamatan Kebakaran


pada Bangunan Gedung. Jurnal Rekayasa Sipil

Pencegahan dan penanggulangan kebakaran ( 1998 ), Petrokimia Gresik

Departemen Tenaga Kerja.1996.Training Material K3 Bidang Penanggulangan


Kebakaran.

Anda mungkin juga menyukai