Anda di halaman 1dari 20

BAB I

MAGNETIK PARTIKEL INSPEKSI

1.1 Teori Umum MPI


Magnet merupakan suatu logam yang terdapat menarik besi dan selalumemiliki dua
kutub yaitu kutub utara dan kutub selatan. Dimana arah medanmeagnet di setiap titik
bersumber dari kutub utara menuju ke selatan danmengarah dari kutub selatan ke utara di dalam
magnet. Metode magnetic particle (MPI) yaitu pengujian yang di lakukan untukmengetahui
cacat permukaan (surface) dan permukaan bawah (subsurface) suatukomponen dari bahan
ferromagnetik. Dengan menggunakan prinsip memagnetisasi bahan yang akan di uji yaitu
dengan cara mengalirkan arus listrikdalam bahan yang di inspeksi. Ada nya cacat yang tegak
lurus arah medan magnetakan menyebabkan kebocoran medan magnet. Kebocoran medan
magnet ini mengindikasikan adanya cacat pada material. Cara yang digunakan untuk
mendeteksi cacat adanya kebocoran medan magnet adalah dengan menaburkan partikel-
partikel magnetik di permukaan.
Partikel tersebut akan berkumpul pada daerah kebocoran fluks magnetik. Bocoran flu
ks magnetikakan menarik butir-butir ferromagnetik di permukaaan sehingga lokasi cacat dapat
ditunjukan. Inspeksi partikel magnetik (MPI) adalah pengujian Non Destruktif Testing (NDT).
Proses ini menempatkan sebuah medan magnet ke bagian.Potongan bisa magnet oleh arah
kemagnetan langsung atau tidak langsung. Magnetisasi langsung terjadi saat arus listrik di
lewatkan melalui benda uji dan medan magnet terbentuk dalam materi. Magnetisasi tidak
langsung terjadi bilatidak ada arus listrik di lewatkan melalui benda uji, tetapi medan magnet
diterapkan dari sumber luar. Garis-garis gaya magnetik yang tegak lurus terhadaparah arus
listrik yang mungkin baik alternating current ( AC ) atau beberapa bentuk arus searah (DC)
(AC di perbaiki). Adanya diskontinuitas permukaan atau bawah permukaan di material
memungkinkan fluks magnet bocor. Partikel besi-besi di terapkan ke bagiantersebut. Partikel-
partikel mungkin kering atau di suspensi basah. Jika areakebocoran fluks ada partikel akan
tertarik ke daerah ini. Partikel-partikel akan membangun pada daaerah kebocoran dan bentuk
apa yang di kenal sebagai indikasi. Indikasinya kemudian dapat di evaluasi untuk menentukan
apa itu, apayang mungkin telah menyebabkan, dan apa tindakan yang harus di ambil jika ada.
Kelemahan metode ini hanya bisa di terapkan untuk material ferromagnetik. Slain itu, medan
magnet yang di bangkitkan harus tegak lurus atau memotong daerah retak serta di perlukan
demagnetisasi di akhir inspeksi.

1
Gambar 1.1. aliran magnet dan partikel-patikel magnet
Ada beberapa jenis arus listrik yang di gunakan di MPI. Untuk saat yangtepat di pilih
salah satu kebutuhan untuk mempertimbangkan geometri bagian, material, jenis diskontinuitas
yang di cari, dan seberaa jauh medan magnet harusmenembus ke dalam bagian. Alternating
current (AC) yang biasa digunakan untuk mendeteksi diskontinuitas permukaan.
Menggunakan AC untuk mendeteksi diskontinuitas bawah permukaan yang terbatas
karena yang di kenal dengan efek kulit, dimana saat berjalan sepanjang bagian. Karena saat ini
penggatiannya polaritas pada 50 sampai 60 siklus per detik itu tidak menembus banyak massa
lalu permukaan benda uji. Ini berarti domain magnet hanya akan selaras sama dengan penetrasi
AC jarak sekarang menjadi bagian.
rus searah (DC,DC gelombang penuh) digunakan untuk alat sebagian mendeteksi
bawah permukaan diskontinuitas mana AC tidak dapat menembus cukup dalamuntuk menarik
bagian di dalam yang di butuhkan. Jumlah penetrasi magnet tergantung pada jumlah arus
melewati bagian DC juga terbatas pada bagian-bagianyang sangat besar cross sectional
seberapa efektif akan menarik bagian.Setengah gelombang DC bekerja sama dengan DC
gelombang penuhdengan penetrasi kelihatan dari jauh lebih magnetik ke bagian. HDWC di
kenal memiliki kemapuan menembus yang paling dalam partikel magnetik. HWD
menguntungkan untuk proses pemeriksaan karena sebenar nya membantu memindahakn
partikel magnetik di atas benda uji sehingga mereka memiliki kesempatan untuk bertemu
dengan bidang fluks magnetik kebocoran. Peningkatan mobilitas partikel di sebabkan oleh arus
berdenyut yang bergetar pada benda ujidan partikel.Setiap metode magnetisasi memiliki
kelebihan dan kekurangan. AC umumnya selalu terbaik bagi diskontinuitas terbuka ke
permukaan dan beberapa bentuk DC untuk bawah permukaan. Sebuah mesin basah horizontal

2
MPI adalah massa yang paling umumdiginakan mesin produksi inspeksi. Mesin memiliki stok
kepala dan ekor. Diantara kepala dan saham ekor biasanya sebuah kumparan induksi, yang
digunakan untuk mengubah orientasi medan magnet dengan 90 sampai 0 dari stok kepala.
Sebagian besar peralatan disesuaikan dan dibangun untuk aplikasi tertentu. Kemasan daya
mobile. Apakah pasokan listrik yang di bangun khusus magnetizing digunakan dalamaplikasi
kawat pembungkus. Kuk magnetik adalah tangan memegang perangakat yang menginduksime
dan magnet antara dua kutub. Aplikasinya yang umum adalah untuk penggunaan
outdor, lokasi terpencil, dan inspeksi las. Yang menarik belakang belenggu magnetik mereka
han-ya menginduksi medan magnet antara kutubsehingga pemeriksaan memakan waktu pada
bagian. Untuk pemeriksaan yang tepat yoke harus di putar 90 derajat untuk setiaap daerah
pemeriksaan untuk mendeteksi dikontinuitas horizontal dan vertikal. Belenggu deteksi bawah
permukaan yang terbatas. Sistem ini digunakan serbuk magnet kering, sebuk basah, atau
kaleng aerosol.
permukaan yang terbatas. Sistem ini digunakan serbuk magnet kering, sebuk basah, atau
kaleng aerosol.

1.2 Jenis-jenis magnet


1. Magnet Permanen
Magnet permanen merupakan bahan-bahan logam tertentu yang jika
dimagnetisasi maka bahan tersebut akan mampu mempertahankan sifat magnetnya
dalam jangka waktu yang sama (permanen).

2. Elektromagnet/Eleltromagnet

Merupakan magnet yang terbuat dari bahan ferromagnetic jika dialirkan arus
listrik maka bahan tersebut akan menjadi magnet, tetapi jika pemberian arus listrik di
hentikan, maka magnet pada bahan tersebut akan hilang.Dalam proses pengujian
magnetik particle inspection ini, ada yang disebutdengan magnetisasi dan
demagnetisasi. Magnetisai adalah proses yang dilakukan untuk membangkitkan medan
magnet pada benda yang akan di inspeksi.Setelah benda memilki medan magnet,
benda itu harus dimagnetisasi untuk mengembalikan keadaan benda semula, yaitu
tidak mengandung medan magnet. Hal ini memerlukan peralatan khusus yang bekerja
kebalikan dan peralatan magnetizing. Magnetizing biasanya dilakukan dengan pulsa ar
us tinggiyang sangat cepat mencapai puncaknya saat ini dan cepat meninggalkan

3
bagian magnet. Untuk demagnetize bagian saat ini atau magnet yang diperlukan
harus sama atau lebih besar dari arus medan atau magnet yang digunakan untuk
bagian magnet, medan magnet maka saat ini atau secara perlahan di kurangi
menjadi nol meninggalkan bagian kerusakan magnetik.

1.3 Metode Pengujian


Ada beberapa metode dalam magnetisasi suatu benda bekerja yang akan di uji,yaitu :
1. Magnetisasi longitudinal
Magnetisasi longitudinal dimasukan dan arus listrik yang dialirkan dalam yoke
2. Magnetisasi yoke
Magnetisasi dengan menggunakan yoke, dengan cara di tempelkan
padamaterial yang akan dimagnetisasi.
3. Magnetisasi siskular
Magnetisasi sirkular terdiri dari:
a. Magnetisasi tak langsungArus listrik dialirkan ke konduktor sentral. Medan
magnet mengenai bahan dan benda yang dilengkapinya.
b. Magnetisasi langsung Arus listrik dialirkan pada bahan yang akan
dimagnetisasi
c. Prod Megnetisasi dengan cara material ferromagnetic di teliti dengan logam
tembaga kemudia di aliri listrik.

Demagnetisasi adalah proses penghilangan magnet sisa pada benda uji setelah di
lakukan pengujian. Tujuan dilakukan proses demagnetisasi adalah agar setelah pengujian
benda yang di uji tidak mengganggu atau mempengaruhi proses yang berikut nya di lakukan.
Demagnetisasi dapat dilakukan menggunkan arus AC atau DC. Jika arus AC, benda uji
dimasukan kedalam koil tang terdiri arus AC kemudian di turukan dengan perlahan-lahan,
jika menggunakan arus DC maka steo down bolak-balik berulang.

1. Demagnetisasi DC
Setelah bagian telah magnet perlu untuk menjadi mengalami kerusakan magnetik. Hal
inimemerlukan peralatan khusus yang bekerja kebalikan dari peralaatan magnetizing.
Magnetizing biasanya dilakukan dengan pulsa arus tinggi yang sangat cepat mencapai
puncaknya saat ini dan cepat meninggalkan bagian magnet. Untuk demagnetisasi bagian
bidang saat ini atau magnet yang diperlukan, harus sama atau lebih besar dari arus medan atau
4
magnet yang digunakan untu bagian magnet, medan magnet maka saat ini atau secara
perlahan dikurangi menjadi nol meninggalkan bagian memahami kerusakan magnetik.

2. Demagnetisasi AC
AC adalah perangkat bertenaga yang menghasilkan medan magnet tinggi dimana
bagian tersebut secara perlahan ditarik melalui dengan tangan atau padasuatu konveyor.
Tindakan menarik sebagian melalui dan jauh dari medan magnetkoil memperlambat tetes
medan magnet dibagian. Catatan kumparan banyak ACdemagnetisasi memilki siklus kekuatan
beberapa detik, jadi bagian harus melewatikumparan dan beberapa meter pergi sebelum selesai
siklus demagnetisasi atau bagian akan memiliki magnet residu.
AC langkah down demagnetisasi ini dibangun hanya dalam beberapa peralatan MPI,
proses ini dimana bagian terkena AC sama atau lebih besar saat ini,saat ini dikurangi dengan
ampli X di pulsa beberapa sekuensial sampai nol saat ini tercapai. Jumlah langkah yang
diperlukan untuk demagnetizing sebagaimerupakan fungsi dari jumlah arus magnetik bagian.

3. Reversing DC demagnetizing
Metode ini hanya membalikan arus pulsa magnetizing membatalkan aliranmagnetik.
Catatan ini dibangun pada peralatan MPI oleh produsen.

1.4 Prinsip dasar inspeksi partikel magnetik


1. Ketika komponen ferromagnetik adalah magnet, garis fluks yang
didirikan pada komponen itu. Jika diskontinuitas yang melintasi jalur garis fluks,fluks
dialihkan dan baru, tiangtekan dapat diatur pada permukaankomponen.hal ini di kenal
sebagai kebocoran fluks.
2. Jika partikel halus bahan magnetik di terapkan pada permukaan komponenmagnet,
partikel-partikel ini akan tertarik untuk setiap kebocoran fluks danakan berkumpul di
lokasi kutub utara.

1.5 Klasifikasi Metode MPI


pada magnetic particle inspection ini digunakan beberapa metode seperti MPI Dry
visible, MPI Wet Visible dan MPI Wet flouresent. Pada pengujian tidak merusak dengan
metode magnetic particle inspection pada dasarnya yaitu dengan memagnetisasi bahan yang
akan di uji. Adanya cacatyang tegal lurus arah medan magnet akan menyebabkan kebocoran
medanmagnet. kebocoran madan magnet ini mengindikasikan adanya cacat pada material.Cara
5
yang digunakan untuk mendeteksi adanya kebocoran medan magnet adalah dengan
menaburkan partikel magnetik di permukaan. Partikel-partikel tersebutakan berkumpul pada
daerah kebocoran medan magnet.

Gambar 1.5 magnetic field lines

Kelemahan metode ini hanya bisa diterapkan untuk material ferromagnetik.Selain itu,
medan magnet yang di bangkitkan harus tegak lurus atau memotongdaerah retak serta
diperlukan demagnetisasi di akhir inspeksi.
Pada metode magnetik particle inpection (MPI) terdapat tiga metode pengujian< yaitu:

1. Metode Wet Visible.

2. Metode Dry Visible.

3. Metode Wet Flourescent.

Ketiga metode tersebut pada prinsipnya sama, namun sebuk magnet yangdigunakan
pada setiap pengujian berbeda.

1.6 MPI Dry Visible


Dalam proses ini Dry Visble ini, di gunakan serbuk yang kering. Serbuktersebut di
taburkan pada saat magnetisasi benda uji. Tujuan pemberian serbuk aniadalah untuk
mendeteksi adanya cacat pada benda uji, karena jika terjadi cacat, serbuk ini akan menuju
dimana letak cacat tersebut.

6
Gambar 1.6 pengujian logam dengan metode Dry Visible

1.7 MPI Wet Visible


Metode Wet Visible ini dalam prosesnya sam dengan metode Dry Visible.Yang
membedakan adalah serbuk yang digunakan. Jika dry visible menggunakanserbuk magnet
basah tetapi wet visible menggunakan serbuk magnet bertipe basah.Serbuk tersebut ditaburkan
pada saat magnetisasi benda uji. Tujuan pemberian serbuk ini adalah untuk mendeteksi adanya
cacat pada benda uji, karena jika terjadi cacat, serbuk ini akan menunjukan dimana cacat
tersebut.

Gambar 1.7 pengujian logam dengan Wet Visible

7
1.8 MPI Wet Flourescent
Dalam metode Wet Flourescent ini, menggunakan serbuk yang basah. Serbuk tersebut
ditaburkan pada saat megnetisasi benda uji. tujuan pemberian serbuktersebut ini adalah untuk
mendeteksi adanya cacat pada benda uji, karena jikaterjadi cacat, serbuk ini akan menunjukan
dimana letak cacat tersebut.

Gambar 1.8 pengujian logam dengan metode Wet Flourescent

8
BAB II

EDDY CURRENT

2.1 Teori Umum Eddy Current

Eddy current testing mempunyai asal-muasalnya dari Penemuan Michael Faradays


terhadap induksi elektro magnetik ditahun 1831. Pada 1879 Hughes merekam perubahan-
perubahan dalam sifat dari suatu kumparan ketika ditempatkan dalam hubungan dengan logam
dari konduktifitas dan permeabilitas berbeda, tetapi itu tidak sampai perang dunia kedua bahwa
efek ini diajukan untuk penggunaan praktis di dalam pengujian material. Banyak pekerjaan
dilakukan di tahun 1950 dan 60an, terutama sekali pada pesawat terbang dan industri nuklir.
dan Pengujian arus eddy kini merupakan suatu yang teliti, secara luas digunakan dan teknik
inspeksi yang dipahami dengan baik.

Metode arus eddy dipergunakan dalam dua aspek dari Non Destructive Testing.
Pertama-tama sebagai alat temuan pada permukaan dan cacat-cacat di bawah permukaan, dan
yang kedua sebagai alat penentu karakteristik metalurgi yang berbeda sebagai pengganti
metoda destruktif.

Arus eddy dihasilkan dalam setiap material konduksi elektrik dimana satu medan magnetik
yang bertukar-tukar (frekuensi mencakup dari 2KHz sampai 10MHz) sudah dihasilkan. Medan
magnetik yang berubah-ubah ini dapat dihasilkan di dalam benda kerja yang untuk diuji atas
bantuan suatu kumparan lingkaran yang diberi sumber listrik dengan suatu tegangan
AC. Ketika arus bolak balik diberlakukan bagi konduktor, seperti kawat tembaga, suatu medan
magnetik berkembang di dalam dan di sekitar konduktor. Medan magnetik ini memperluas

9
(terekspansi) ketika arus bolak balik naik ke maksimum dan turun (collapses) ketika arus itu
dikurangi menjadi kosong.

Satu arus bolak balik di dalam kumparan menghasilkan suatu medan magnetik yang
diinduksi di dalam material. untuk mengatur medan magnetik kumparan yang utama itu, arus
eddy dihasilkan di dalam material. Arus eddy menghasilkan suatu medan magnetik yang
sekunder HB untuk berlawanan medan magnetik kumparan yang utama itu HB. Ketika
kumparan itu diteliti diatas suatu ketakterusan, medanmagnetik yang sekunder disimpan
dengan demikian mengubah pemuatan di kumparan. Berubah di dalam pemuatan kumparan
secara langsung mempengaruhi impedansi kumparan, perubahan-perubahan ini ditandai di
jejak sebagai suatu (yang mungkin) cacat.

10
Salah satu dari keuntungan-keuntungan yang utama dari arus eddy sebagai satu alat NDT
adalah variasi inspeksi-inspeksi dan pengukuran yang dapat dilaksanakan. Di dalam keadaan
yang tepat, arus eddy dapat digunakan untuk:

2.2 Metode arus Eddy Current

1. Mendeteksi retak

2. Pengukuran-pengukuran ketebalan bahan

3. Pengukuran-pengukuran ketebalan Lapisan

4. Pengukuran-pengukuran konduktifitas (keterhantaran) untuk: s

a). Identifikasi bahan

b). Mendeteksi kerusakan panas

c). Kasus penentuan kedalaman

d). Pemantauan perlakuan panas

Sebagian dari keuntungan dari inspeksi arus eddy termasuk:

1. Sensitive terhadap retak-retak kecil dan cacat-cacat lain

2. Mendeteksi cacat permukaan dan cacat dekat permukaan

3. Inspeksi memberi hasil dengan segera

4. Peralatan sangat portable

5. metoda dapat digunakan lebih banyak dibanding pelacakan cacat

6. Diperlukan persiapan part yang minim

7. Test pemeriksaan tidak perlu kontak langsung dengan part

8. Dapat memeriksa bentuk dan ukuran yang kompleks dari bahan-


bahan yang konduktif

11
Gambar (A) menjukkan retak yang parelel terhadap permukaan yang tidak

dapat dideteksi dan (B) menunjukkan batasan kedalaman penetrasi.

Sebagian dari kekurangan dari inspeksi arus eddy termasuk:

1. Hanya bahan-bahan yang konduktif yang dapat diperiksa

2. Permukaan harus dapat diakses untuk pemeriksaan

3. Ketrampilan dan pelatihan diperlukan lebih luas dibanding teknik-


teknik yang lain

4. Permukaan akhir dan kekasaran dapat mempersulit

5. Baku rujukan diperlu untuk menyusun langkahnya

6. Kedalaman penetrasi dibatasi

7. Cacat-cacat seperti delaminasi yang paralel terhadap kumparann


kumparan pemeriksaan dan arah pemeriksaan scan tidak bisa
mendeteksi

2.3 Definisi Eddy Current

Eddy Current (biasa disebut juga dengan Foucault Current) adalah perputaran dari arus
listrik yang diinduksi di dalam konduktor dengan mengganti medan magnet yang terdapat di
dalam konduktor berdasarkan hukum induksi Faraday.

Eddy Current mengalir didalam loop yang tertutup pada konduktor, dalam bidang yang
tegak lurus dengan medan magnetik. Arus Eddy Current dapat diinduksi di dalam konduktor
yang tidak dapat diubah oleh medan magnet yang bervariasi waktu yang dihasilkan dari sebagai

12
contoh elektromagnetik AC atau trafo, atau dengan pergerakan relative antara magnet dengan
konduktor yang ada didekatnya.

Besaran dari arus yang diberikan oleh perputaran/loop adalah sebanding dengan
kekuatan medan magnet, area perputaran, dan tingkat perubahan arus, serta berbanding terbalik

Dengan resistivitas material.

2.4 Reaksi Eddy Current Terhadap Medan Magnet

Menurut hukum Lenz, Eddy Current menciptakan medan magnet yang menentang
perubahan medan magnet yang diciptakan tersebut, dan dengan demikian Eddy Current
bereaksi kembali kepada sumber medan magnet. Sebagai contoh, permukaan yang konduktif
yang terdekat akan mendesak gaya tarik pada pergerakan magnet yang berlawanan arah
geraknya.

Hal itu disebabkan karena Eddy Current diinduksi oleh permukaan medan magnet yang
bergerak. Efek tersebut bekerja pada sistem pengereman Eddy Current yang mana digunakan
untuk menghentikan perputaran dari peralatan alat listrik secarap cepat pada saat dimatikan.

13
BAB III
DYE PENETRANT

3.1 Pengertian Dye Penetrant

Dye Penetrant (penetran cair) merupakan inspeksi pada cacat yang menggunakan
prinsip kapilaritas pada cairan. Prinsip kerjanya adalah dengan menetrasi cacat terbuka pada
permukaan benda. Uji Tak Rusak dengan menggunakan cairan penetran dapat digunakan pada
benda ferro dan non ferro, konduktor dan non konduktor, magnetik dan non magnetik, serta
semua bahan alloy dan plastik. Kelemahan pengujian tak rusak dengan metode ini adalah
pendeteksian cacat hanya bisa dilakukan pada permukaan benda uji.

Prosedur umum yang dilakukan pada pengujian ini antara lain :

a) Pembersihan awal (pre cleaning)

Permukaan bahan uji harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran yang akan
menghalangi masuknya cairan penetran masuk ke dalam cacat. Permukaan harus bebas dari
cat, kotoran, kerak, pernis, minyak, tambalan, pelumas, oksida, lilin, karat, cairan pemesinan,
dan sisa dari inspeksi penetran sebelumnya.

14
Suatu prosedur pembersihan yang baik akan menghilangkan semua kontaminan dari
benda uji dan tidak meninggalkan sisa-sisa yang dapat mengganggu proses inspeksi. Cara yang
digunakan untuk pre cleaning antara lain:

1. Deterjen (detergent)

2. Uap penghilang lemak (vapor degreasing)

3. Uap pembersih (steam cleaning)

4. Zat pelarut pembersih (solvent cleaning)

5. Pembersih dengan ultrasonic (ultrasonic cleaning)

6. Di etsa (etching)

b) Penggunaan cairan penetran

Setelah permukaan telah dibersihkan dengan seksama dan dikeringkan, bahan penetran
digunakan dengan cara penyemprotan, pengolesan, atau pencelupan benda uji ke suatu bak
berisi penetran.

15
Setelah penggunaan penetran, maka dibutuhkan waktu beberapa saat agar cairan penetran
benar-benar meresap ke dalam cacat. Waktu yang dibutuhkan cairan penetran agar dapat
meresap ke dalam cacat disebut penetrant time/penetrant dwell time. Waktu yang dibutuhkan
biasanya berkisar antara 5-60 menit.

c) Menghilangkan sisa penetran

Kelebihan sisa penetran yang ada di permukaan benda uji, haruslah dihilangkan sampai
sekecil mungkin. Pembersihan dilakukan dengan cara yang berbeda tergantung pada jenis
penetran yang digunakan.

Jenis-jenis penggunaan cairan penetran dapat dikategorikan berdasar pada jenis pembersih
yang digunakan, yaitu yang dapat dibersihkan dengan pelarut dan yang dapat dibersihkan
dengan air. Jenis pembersih penetran diantaranya Water-washable, Solvent-
removable, Lipophilic post-emulsifiable, dan hydrophilic post-emulsifiable.

d) Pengeringan

Setelah proses menghilangkan cairan penetran dilakukan, proses pengeringan harus


dilakukan dengan udara panas yang ditiup dengan blower dimana suhunya tidak boleh melebihi
225º F.

e) Penggunaan zat pengembang (developer)

Untuk menarik cairan penetran agar muncul ke permukaan digunakan cairan


pengembang. Jenis pengembang ada dua jenis yakni bentuk cair dan jenis kering. Pengembang
jenis cair terbuat dari bahan bubuk yang dilarutkan pada air dan volatile solvent. Zat
pengembang harus berwarna putih agar dapat memberikan kontras warna terhadap cairan
penetran, dengan begitu cacat akan terlihat jelas.

16
Zat pengembang jenis kering umumnya digunakan untuk cairan penetran jenis
fluorescent sedangkan pengembang cair digunakan pada cairan penetran kontras warna.
Penggunaan cairan pengembang diperlihatkan pada gambar di bawah ini :

f) Interpretasi cacat

Interpretasi cacat yang timbul harus dilakukan sesegera mungkin setelah terlihat adanya
indikasi pada zat pengembang. Untuk mendapatkan hasil interpretasi yang baik pada
pemeriksaan dengan metode penetran cair jenis fluorescent harus dilakukan pda ruangan yang
gelap dengan bantuan lampu ultraviolet (black light).

17
BAB IV
ULTRASONIK

4.1 Pengertian Ultrasonic Testing


Ultrasonic Testing (UT) Merupakan salah satu metode Non Destructive Testing yang
menggunakan energi suara frekuensi tinggi untuk melakukan proses pengujian atau proses
pengukuran. Metode UT bisa digunakan untuk deteksi cacat, evaluasi material, pengukuran
dimensi, analisis karakteristik material dan lainnya. Sebagai ilustrasi dari prinsip inspeksi
dasar UT, pada gambar 4.1 merupakan konfigurasi jenis puls echo dapat dijadikan sebagai
bahan pembelajaran.
Peralatan UT terdiri dari beberapa bagian yang memiliki fungsi dan perannya maing-
masing seperti Pulser/receiver, tranducer, dan display. Pulser/receiver adalah peralatan
elektronik yang dapat memproduksi pulsa elektrik bertegangan tinggi. Dikendalikan oleh
pulser, tranduser memproduksi energi ultrasonic berfrekuensi tinggi. Energi ultrasonic tersebut
dikeluarkan dan disebarkan melintasi material uji dalam bentuk gelombang. Jika terdapat
discontinuity (seperti crack) pada lintasan gelombang, sebagian energi akan direfleksikan
kembali dari permukaan discontinuity tersebut. Gelombang sinyal yang direfleksikan tersebut
dirubah menjadi sinyal elektrik oleh tranduser dan ditampilkan pada display. Pada ilustrasi
dibawah, kekuatan sinyal yang direfleksikan ditampilkan pada pada grafik display signal
strength versus selisih waktu antara sinyal dipancarkan dan diterima kembali oleh tranduser.
Selisih waktu tersebut juga dapat merepresentasikan jarak perjalanan sinyal melewati material
uji. Dari sinyal tersebut kita dapat mengetahui lokasi dari discontinuity, ukuran, orientasi, dan
lainya.

Gambar 4.1 konfigurasi sederhana puls echo

18
Ultrasonic Inspection adalah salah satu metode NDT yang bermanfaat dan serbaguna.

Beberapa keunggulan dari UT diantaranya:

1. Sensitif terhadap discontinuity yang ada pada surface maupun subsurface dari benda uji
2. Kedalaman jangkauan pendeteksian discontinuity menggunakan UT lebih baik
daripada metode NDT lainya
3. Hanya butuh akses dari satu sisi benda uji saja (metode UT pulse-echo)
4. Tingkat keakuratan yang tinggi dalam menentukan posisi discontiouity, serta estimasi
bentuk dan ukurannya
5. Peralatan yang sederhana
6. Peralatan elektronik yang digunakan pada UT memberikan hasil pengujian secara
instant
7. Gambaran terperinci dari hasil pengujian dapat diperoleh dengan automated system
dapat digunakan untuk penggunaan lainya, seperti pengukuran ketebalan

seperti metode NDT lainya, UT juga punya beberapa batasan dan kelemahan diantaranya:
1. Permukaan benda uji harus dapat diakses untuk mentransmisikan gelombang ultrasonic
2. Skill dan training yang dibutuhkan untuk menjadi UT-Man handal lebih luas disbanding
metode NDT lainnya
3. Membutuhkan media perantara untuk mentransfer energi suara pada material uji
4. Material yang permukaanya kasar, bentuknya itrguler, terlalu kecil, terlalu tipis, atau
tidak homogen, agak susah kalau menggunakan UT
5. Besi tempa dan material yang memiliki butiran kasar sangat sulit diispeksi karena
transmit
6. si suara akan rendah dan banyak terjadi noise
7. Kalau ada defec yang orientasinya parallel dengan arah rambatan gelombang
ultrasoniknya, biasanya sulit terdeteksi
8. Butuh reference standard untuk kalibrasi alat dan analisis karakteristik dari sinyal yang
ditangkap tranducer

19
BAB V
RADIOGRAPHIC

5.1 Radiographic Test


Merupakan metode pengujian tak merusak dengan menggunakan sinar radiasi,
berdasarkan adanya perbedaan absorpsi sinar radiasi yang menembus benda uji, antara
diskontinuiti dengan bahan di sekitarnya.
Pada pemeriksaaan radiografi harus terdapat sumber sinar radiasi dan media perekam
bayangan sinar radiasi (biasanya film)
Sumber sinar radiasi yang digunakan adalah sinar γ (sinar gamma) yang berasal dari
suatu bahan isotop radioaktif, dan sinar X (X-ray).
Pendeteksian adanya diskontinuiti dilakukan dengan mengamati bentuk bayangan.
Dalam menganalisa bayangan, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah: bentuk/ukuran
sumber radiasi, bentuk/ukuran diskontinuiti dan posisi diskontinuiti terhadap sumber radiasi
dan film yang menangkap bayangan tersebut.
Keuntungan dari metode radiographic adalah:
a) Faktor ketebalan benda uji tidak mempengaruhi. Hal ini mengingat daya tembus
sinar γ sangat besar.
b) Mampu menggambarkan bentuk cacat dengan baik
Kekurangan dari metoda pengujian ini adalah:
a) Memerlukan operator yang benar-benar berpengalaman
b) Efek radiasi sinar γ berbahaya bagi manusia dan lingkungan.

20

Anda mungkin juga menyukai