OLEH:
KELAS : PTO –A
Eswanto ST.M.eng.IPP
FAKULTAS TEKNIK
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada saya sehingga bisa menyelesaikan makalah ini. Selesainya makalah
ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu saya mengucapkan
terimakasih kepada Bapak Dosen mata kuliah Pindah Panas yang telah memberikan
tugas makalah ini kepada penulis sehingga termotivasi dalam menyelesaikan makalah
ini.
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan,
baik dalam hal sistematika maupun teknik penulisannya. Oleh karena itu, saya sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca makalah ini, sebagai
masukan yang berharga, tentunya untuk meningkatkan kemampuan dalam menyusun
makalah di masa yang akan datang.
Demikianlah makalah ini, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya, bagi pembaca umumnya, dalam memberikan informasi tentang
Perpindahan Panas Konveksi Pada Plat dalam mata kuliah Pindah Panas.
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................2
2.2 Gambar Gambar dari Contoh Perpindahan Panas Pada Konveksi Plat....................6
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................9
3.2 Saran........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.4 Manfaat Penulisan
Diharapkan dengan adanya makalah yang membahas tentang Perpindahan Panas
Konveksi pada Plat ini dapat menambah pengetahuan pembaca dalam memahami isi
materi terkait. Selain menambah ilmu pengetahuan, makalah ini juga dapat memberikan
manfaat kepada pembaca agar dapat mengaplikasikan ilmu yang di dapat di kehidupan
sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
2
Adalah suhu yang dicapai apabila keseluruhan fluida yang mengalir melalui
penampang itu dikeluarkan lalu dicampur secara adiabatic.
3
fluida yang terjadi akibat perbedaan massa jenis. Bagian fluida yang menerima
kalor/dipanasi memuaai dan massa jenisnya menjadi lebih kecil, sehingga bergerak ke
atas. Kemudian tempatnya akan digantikan oleh fluida dingin yang jatuh ke bawah
karena massajenisnya lebih besar. Sedangkan pada konveksi paksa, fluida yang telah
dipanasi akan langsung diarahkan tujuannya oleh sebuah blower atau pompa.
Pada perpindahan kalor secara konveksi, energy kalor ini akan dipindahkan ke
sekelilingnya dengan perantaran aliran fluida. Oleh karena itu pengaliran fluida
melibatkan pengangkutan massa, maka selama pengaliran fluida bersentuhan dengan
permukaan bahan yang panas, suhu fluida akan naik. Gerakan fluida melibatkan
kecepatan yang seterusnya akan menghasilkan aliran momentum. Jadi masa fluida yang
mempunyai energy terma yang lebih tinggi akan mempunyai momentum yang juga
tinggi. Peningkatan momentum ini bukan disebabkan masanya akan bertambah, tapi
masa fluida menjadi berkurang karena kini fluida menerima energy kalor.
Fluida yang panas karena menerima kalor dari permukaan bahan akan naik keatas.
Kekosongan tempat masa bendalir yang telah naik itu diisi pula oleh masa fluida yang
bersuhu rendah. Setelah masa ini juga menerima energi kalor dari permukan bahan
yang kalor dasi, masa ini juga akan naik ke atas permukaan meninggalkan tempat
asalnya. Kekosongan ini diisi pula oleh masa fluida bersuhu renah yang lain. Proses ini
akan berlangsung berulang-ulang. Dalam kedua proses konduksi dan konveksi, factor
yang paling penting yang menjadi penyebab dan pendorong proses tersebut adalah
perbedaan suhu. Apabila perbedaan suhu .terjadi maka keadaan tidak stabil terma akan
terjadi. Keadaan tidak stabil ini perlu diselesaikan melalui proses perpindahan kalor.
Dalam pengamatan proses perpindahan kalor konveksi, masalah yang utama terletak
pada cara mencari metode penentuan nilai h dengan tepat. Nilai koefisien ini
tergantung kepada banyak faktor. Jumlah kalor yang dipindahkan, bergantung pada
nilai h. Jika cepatan medan tetap, artinya tidak ada pengaruh luar yang mendoromg
fluida bergerak, maka proses perpindahan ka1or berlaku. Sedangkan bila kecepatan
medandipengaruhi oleh unsur luar seperti kipas atau peniup, maka proses konveksi
4
yang akan terjadi merupakan proses perpindahan kalor konveksi paksa. Yang
membedakan kedua proses ini adalah dari nilai koefisien h-nya.
Besarnya konveksi dipengaruhi oleh :
1. Luas permukaan benda yang bersinggungan dengan fluida (A).
2. Perbedaan suhu antara permukaan benda dengan fluida ((T).
3. Koefisien konveksi (h), yang tergantung pada :
a. viscositas fluida
b. kecepatan fluida
c. perbedaan temperatur antara permukaan dan fluida
d. kapasitas panas fluida
e. rapat massa fluida
f. bentuk permukaan kontak
Berdasarkan gaya penyebab terjadinya arus aliran fluida, konveksi dapat
diklasifikasikan menjadi konveksi bebas/alamiah dan konveksi paksa.
Konveksi alamiah terjadi karena ada arus yang mengalir akibat gaya apung, sedangkan
gaya apung terjadi karena ada perbedaan densitas fluida tanpa dipengaruhi gaya dari
luar sistem. Perbedaan densitas fluida terjadi karena adanya gradien suhu pada fluida.
Contoh konveksi alamiah antara lain aliran udara yang melintasi radiator panas Pada
perbatasan suatu permukaan dan suatu fluida akan terjadi perpindahan panas secara
konduksi dan konveksi. Biasanya temperatur permukaan itu cukup tinggi untuk
menimbulkan pula radiasi. Tanpa adanya aliran yang dipaksakan terhadap fluida, maka
sekitar permukaan akan terjadi konveksi secara alamiah. Perbedaan temperatur antara
bagian-bagian fluida menyebabkan perbedaan densiti dan karena itu timbul gerakan
dan aliran dalam fluida. Aliran alamiah ini memperbesar perpindahan panas yang
semula sampai tercapai keadaan yang tecap. Cara perpindahan panas semacam ini
disebut konveksi alamiah atau konveksi bebas. Besarnya koefisien perpindahan panas
harus didapat dari hasil percobaan.
5
Banyak penyelidikan telah dilakukan untuk menentukan koefisien pindah panas itu.
Jika
berbagai hasil penyelidikan itu dikumpulkan, ternyata dapat diperoleh persamaan
empiris dalam bilangan-bilangan tanpa dimensi, salah satu di antaranya adalah bilangan
Grashof, yang dibuat untuk menunjukkan sifat- sifat konveksi bebas.
2.2 Gambar Gambar dari Contoh Perpindahan Panas Pada Konveksi Plat
6
2.3 Contoh Soal Perpindahan Panas Pada Konveksi Plat
A. Batang besi panjangnya 2 meter dengan luas penampang 5 cm2 memiliki perbedaan
suhu diantara kedua ujungnya 100 K. Jika konduktivitas termal besi 4,8 J/s.m.K, laju
hantaran kalornya adalah…
L=2m
A = 5 cm2 = 5 x 10-4 m2
ΔT = 100 K
k = 4,8 J/s.m.K
→H=
k . A . ΔT
Jawabannya B.
B. Batang besi homogen salah satu ujungnya dipanasi. Besi itu memiliki luas
penampang 17 cm2 dan konduksivitas termal 4 x 105 J/s.m.°C, panjang batang 1 m dan
7
perbedaan suhu kedua ujungnya 30 °C. Kalor yang merambat dalam batang besi selama
2 sekon adalah…
A. 2,81 x 103 J
B. 4,08 x 104 J
C. 4,08 x 105 J
D. 6,00 x 105 J
E. 7,10 x 106 J
A = 17 cm2 = 17 x 10-4 m2
k = 4 x 105 J/s.m.°C
L=1m
ΔT = 30 °C
t=2s
Kalor yang merambat pada batang besi dihitung dengan rumus dibawah ini:
→ Q,t = k . A . ΔT,.L
→ Q = k . A . ΔT . t,.L
→Q=
1m
→ Q = 4,08 x 104 J
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian unjuk kerja heat exchanger dengan variasi
bukaan valve dan suhu panas yang masuk, dapat ditarik kesimpulan:
1. Proses perpindahan panas yang terjadi pada heat exchanger meliputi:
Konveksi pada sisi shell
Konduksi dari dinding luar ke dinding dalam tube
Konveksi pada sisi tube
2. Dari perhitungan laju perpindahan panas dapat dilihat bahwa dengan laju alir
yang berbeda maka akan berpengaruh pada laju perpindahan panas yang
didapat. Dari praktikum didapat laju alir secara berurut 99,2 lt/mnt, 69,4 lt/mnt,
41,85 lt/mnt, 16,45 lt/mnt. Sedangkan laju perpindahan panas yang didapat
dari perhitungan secara berurut 146338,3724 Btu/jam, 134800,8976 Btu/jam,
123240,7754 Btu/jam, 101137,4897 Btu/jam. Dari tabel perhitungan didapat
bahwa semakin besar laju alir fluida maka semakin besar pula laju
perpindahan panas yang terjadi.
3. Faktor yang mempengaruhi kinerja heat exchanger shell and tube meliputi:
• Desain heat exchanger.
• Laju alir massa fluida.
• Nilai Konduktifitas bahan heat exchanger.
• Kerapatan isolasi dan seal.
• Suhu lingkungan sekitar.
.
9
3.2 Saran
Berdasarkan performa heat exchanger, ada beberapa saran yang dapat diberikan
untuk meningkatkan kinerja heat exchanger tersebut.
1. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan performa dari heat exchanger
yaitu dengan penggantian bahan. Bahan shell dapat diganti dengan stainless steel
yang dilapisi isolator sedangkan bahan tube diganti dengan tembaga. Hal ini
bertujuan untuk meningkatkan nilai koefisien perpindahan kalor.
2. Untuk seal pemisah antara sisi masuk tube dan sisi keluar shell dibuat lebih
rapat, serta diganti dengan bahan yang tahan terhadap tekanan dan suhu tinggi.
3. Penggantian sensor suhu yang ada dengansensor suhu yang memiliki ketilitian
tinggi.
4. Untuk menjaga kestabilan kinerja heat exchanger, fluida didalam shell dan tube
dikeluarkan setelah heat exchanger selesai digunakan. Dan juga pembersihan
heat exchanger secara rutin harus dilakukan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Panas.2008.https://www.academia.edu/10202009/1_07_penukar_panas?auto=d
ownload
Septiani, Mimin.Heat
Exchanger.2012.http://mhimns.blogspot.co.id/2012/11/heatexchanger.html
Sriwulandari.Alat Penukar Kalor Heat Exchanger.
2015.http://sriwulandaritermodinamika.blogspot.co.id/2015/03/alat-penukar-kalorheat-
exchanger.html
11