Anda di halaman 1dari 13

CRITICAL JOURNAL REVIEW

PENDIDIKAN PANCASILA

OLEH :

NAMA MAHASISWA : MUHAMMAD


HAFIZH ZAHRI

NIM : 5211122001
KELAS : PTO A

DOSEN PENGAMPU :D r a .
GartimaSitanggang, M.Si
MATA KULIAH : PENDIDIKAN PANCASILA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN


TEKNIK OTOMOTIF UNIVERSITAS
NEGERI MEDAN MEDAN
2022
KATA PENGATAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nyasehingga
saya dapat menyelesaikan tugas CJR yang berjudul “PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI
UPAYA MEMBENTUK KARAKTER JUJUR.” ini tepat padawaktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas padamata kuliah
Pendidikan Pancasila. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untukmenambah wawasan
tentang pendidikan pancasila sebagai upaya membentuk karakterjujur ini bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Daniel Harapan ParlindunganSimanjuntak selaku
dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Pancasila yang telahmemberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai denganbidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagisebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Olehkarena itu, kritik
dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaanmakalah ini., oktober
2021Penulis Medan

MEDAN, OKTOBER 2022

PENULIAN

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................

Daftar Isi................................................................................................................................

BabPendahuluan1.1

1.1Rasionalisasi Pentingnya CJR.......................................................................................

1.2 Tujuan Penulisan CJR....................................................................................................

1.3 Manfaat Penulisan CJR.................................................................................................

1.4 Identitas Artikel dan Journal yang direview ...............................................................

BabIIRingkasanIsiArtikel

2.1 Pendahuluan....................................................................................................................

2.2 Deskripsi Isi....................................................................................................................

BabIIIPembahasan/Analisis

3.1 Pembahasan Isi Jurnal...................................................................................................

3.2 Kelebihan dan Kekurangan Isi Artikel Jurnal...........................................................

BabIVPenutup4.1
Kesimpulan.....................................................................................................................

4.2 Rekomendasi...................................................................................................................

Daftar Pustaka.....................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUANA

A. Rasionalisasi pentingnya CJRC

ritical Journal Review (CJR) sangat penting bagi mahasiswa maupun mahasiswi karena dengan
mengkritik suatu jurnal maka mahasiswa/mahasiswi ataupun si pengkritik dapat membandingkan dua
jurnal dengan tema yang sama, dapat melihat mana jurnal yang perlu diperbaiki dan mana jurnal yang
sudah baik untuk digunakan berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis
jurnal tersebut, setelah dapat mengkritik jurnal maka diharapkan mahasiswa/i dapat membuat
suatu jurnal karena sudah mengetahui bagaimana kriteria jurnal yang baik dan benar untuk
digunakan dan sudah mengerti bagaimana cara menulis atau langkah-langkah apa saja yang
diperlukan dalam penulisan jurnal tersebut.

B. Tujuan penulisan CJR

1. Memenuhi tugas/penyelesaian tugas perkuliahan Pendidikan Pancasila

2. Menambah pengetahuan/wawasan mengenai topik yang disajikan oleh penulis.

3. Meningkatkan kemampuan dalam menganalisis dan mengevaluasi pembahasan yang disajikan


penulis.

4. Menguatkan pemahaman pola pikir mahasiswa terhadap pembahasan yang disajikan penulis.

C. Manfaat CJR

1. Sebagai rujukan/referensi bagi pembaca dalam mencari sumber bacaan yang relevan (disertai
dengan bukti konkret yakni dilakukannya penelitian terlebih dahulu)

2. Menambah pengetahuan penulis terkait topik yang dianalisis agar lebih terarah dalam
mengkritisi sebuah jurnal.

D. Identitas Artikel dan Journal yang direview

1. Judul Artikel : PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA MEMBENTUK KARAKTER


JUJUR

2. Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha

3. Edisi terbit : 2021

4. Pengarang artikel : T Heru Nurgiansah


5. Penerbit : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Yogyakarta

6. Kota terbit : Yogyakarta

7. Nomor ISSN : P-ISSN : 2599-2694, E-ISSN : 2599-2686

8. Alamat Situs : https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPP/article/view/31424

BAB 2
RINGKASAN ISI ARTIKEL

A. Pendahuluan

Bagi generasi milenial yang terlahir di abad ke 21, perilaku meniru merupakan
hal yanglumrah. Baik melalui tontonan televisi maupun akibat tuntutan teman sebaya terhadap
tokoh idola.Kebiasaan meniru terhadap figur panutan tidak melulu soal ucapan dan penampilan,
akan tetapiterhadap tindakan pula. Tayangan sinetron tertentu lambat laun berhasil
memupuk perilakuindividu. Mulai dari gaya hidup yang glamor, sampai perilaku membangkang
terhadap sosok orangtua. Terlebih di era globalisasi sekarang ini yang ditandai dengan kemajuan
teknologi, sehingganilai-nilai kesopanan dan budi pekerti seakan telah diabaikan (Fauzi et al.,
2013).

Selain faktor meniru, faktor lingkungan juga turut serta dalam membentuk perilaku
seseorang.Lingkungan agamis misalnya akan membentuk perilaku masyarakat yang
religius. Sebaliknyalingkungan barbar akan membentuk perilaku masyarakat yang arogan dan
tak kenal etika. Haltersebut sesuai dengan penelitiannya Daryono dan Lestariningsih
pada tahun 2017 tentangImplementasi Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah, yang
mengatakan bahwa era globalisasimemberikan dampak negatif terhadap cara bergaul siswa yang
menjadi jauh dari nilai-nilai agama.Seperti aksi tawuran, vandalisme, konsumsi minumal
beralkohol, dll. Hanya saja dalam penelitianmereka tidak menyinggung masalah kejujuran.
Sedangkan dalam penelitiannya Nina pada 2017tentang Strategi Penanaman Nilai Karakter
Jujur ditemukan fakta bahwa karakter jujur bisadibentuk melalui proses kegiatan belajar di
Sekolah.

Kegiatan belajar di sekolah secara umum hanya bersifat rutinitas harian saja. Siswa
masukkelas, disusul gurunya, lalu menyampaikan materi, dan selesai. Siklus seperti ini tidak
hanya terjadisehari dan pada satu mata pelajaran saja, akan tetapi hampir semua
mata pelajaran yangdisampaikan kepada siswa hanya sekedar perpindahan pengetahuan. Jarang
sekali ditemukan dalamproses belajar terdapat sisipan pendidikan karakter agar siswa berperilaku
baik

Di sekolah, masalah karakter dapat diatasi dengan pendidikan karakter. Pendidikan


karakterdapat dilaksanakan melalui berbagai jenis mata pelajaran, seperti pelajaran agama dan
pendidikanpancasila (Sayektiningsih et al., 2017). Muatan didalam pendidikan karakter ini
salah satunyaadalah kejujuran (Jailani et al., 2019). Karakter jujur tersebut dapat menjadi
pondasi peserta didikmemiliki karakter yang baik (Nugraha et al., 2019). Dengan pondasi
kejujuran yang melekat padasetiap individu maka karakter lainnya akan mengikuti seperti
karakter disiplin, bertanggung jawabdan lain sebagainya. Karakter jujur berbeda dengan
karakter lainnya karena karakter jujurmerupakan karakter yang bersumber dari olah hati
sedangkan karakter lainnya bersumber dari olahjiwa (Shofiyah & Yonata, 2013). Olah hati berarti
karakter yang keluar berasal dari hati sanubari

masing-masing individu, seperti karakter religius, jujur, tanggung jawab, dan disiplin.
Sedangkankarakter yang berasal dari olah jiwa merupakan karakter tiruan yang muncul karena
pengaruh oraglain seperti peduli lingkungan, dan gemar membaca. Berdasarkan observasi
awal di lokasipenelitian, ditemukan perilaku tidak jujur dari siswa kelas X seperti mencontek saat
pelaksanaanlatihan soal. Praktik mencontek berawal dari sikap tidak jujur siswa (Rochmawati,
2018). Jikakebiasaan mencontek ini tidak dihentikan maka akan menjadi budaya yang sulit untuk
dihilangkandan akan terus melekat pada diri manusia dalam keadaan apapun. Pembentukan karakter
jujurkepada siswa memang tidak dapat dilakukan dalam waktu yang singkat (Nurani, 2016).

Deskripsi Isi

Diperlukan proses yang panjang untuk membentuk karakter jujur siswa diantaranyamelalui
pengasuhan dan Pendidikan Pancasila (Royani, 2014). Pendidikan Pancasilamenanamkan
sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila (Ibda,
2012). Nilai pancasila tersebut terdiri dari nilai ketuhanan, nilaikemanusiaan, nilai
persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan. Secara hierarkipiramidal pun nilainilai
pancasila ini saling menjiwai dan dijiwai antar sila-silanya, sepertisila pertama menjiwai sila kedua,
sila kedua menjiwai sila ketiga dan dijiwai sila pertama,begiitu juga seterusnya. Pancasila juga
mengandung nilai kausa material artinya adahubungan sebab akibat dalam penerapan nilai-
nilanya. Sebagai contoh nilai ketuhananmengatur hubungan manusia dengan sang pencipta, jika
hubungannya dengan tuhan baikmaka hubungannya dengan sesama manusia pun akan baik pula
dalam hal ini tentang nilaikemanusiaan.

Menunjukkan sikap gotong royong sebagai bentuk penerapan nilai-nilai Pancasila dalamkehidupan
berbangsa dan bernegara.Bersikap peduli terhadap penerapan ketentuan Undang-undang Dasar
Negara RepublikIndonesia Tahun 1945 yang mengatur tentang wilayah negara, warga negara dan
penduduk,agama dan kepercayaan, pertahanan dan keamanan

BAB III
PEMBAHASAN/ANALISISA.

A. Pembahasan isi Journal


Jurnal 1 :

Pendidikan Pancasila merupakan mata pelajaran wajib yang diajarkan diseluruh jenjangpendidikan,
mulai pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Karakteristik dari matapelajaran
Pendidikan Pancasila adalah sebagai pendidikan nilai dan moral. Berdasarkanwawancara dengan guru
mata pelajaran tersebut diperoleh informasi bahwa PendidikanPancasila tidak hanya transprormasi
pengetahuan, akan tetapi sebagai media untukmembentuk kepribadian siswa yang sesuai
dengan nilai pancasila, oleh karena itu disetiappembelajarannya selalu disisipkan pesan moral yang
dapat dijadikan contoh bagi siswa.Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas X
dijadwalkan setiap hari selasamulai pukul 07.00 sampai 08.30 WIB. Perilaku siswa di awal-awal
pembelajaran belummenunjukan perilaku jujur. Beberapa siswa masih kedapatan datang terlambat
lebih dari 15menit dengan alasan beragam sampai alasan yang tidak masuk akal seperti
terjebakkemacetan padahal jarak rumah dengan sekolah tidak melewati jalan protokol.
Siswalainnya beralasan sepeda motor yang ditungganginya mengalami ban bocor. Ada
jugaalasan lain seperti mengantar dulu adiknya, antri saat pengisian bahan bakar sampai alasanbangun
kesiangan. Pada saat penelitian ini dilakukan, materi yang disampaikan tentangimplementasi nilai-
nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Guru menyampaikanbeberapa contoh
penerapan nilai pancasila, khususnya nilai kemanusiaan sepertiberperilaku layaknya manusia
sesuai dengan harkat, derajat, dan martabatnya Guru jugamenyinggung masalah keterlambatan siswa
dan alasan yang diberikan. Diakhir pertemuan,disepakati bahwa pembelajaran selanjutnya tidak ada
lagi siswa yang datang terlambat.Pada pertemuan berikunya, siswa yang terlambat pada minggu lalu
sudah bisa datang tepatwaktu meskipun beberapa masih ada yang terlambat. Hal yang perlu
diapresiasi adalahbeberapa siswa sudah hadir di kelas 15 menit sebelum pembelajaran dimulai.
Kebiasaanpositif yang sering dilakukan secara terus menerus akan mampu merubah sikap
dankarakter serta dapat memberikan contoh yang baik bagi siswa lainnya (Dharma & Siregar,2014).

Indikator kejujuran siswa selain dengan perilaku datang tepat waktu, dapat dilihat saatpelaksanaan
ujian. Di pertengahan pembelajaran, guru selalu memberikan evaluasi berupapemberian soal essay
untuk mengukur pemahaman terhadap materi. Pertanyaannya punsekedar meminta jawaban pendapat
pribadi, namun pada pelaksanaannya masih banyaksiswa yang mencontek dan menyalin tugas
temannya demi mendapatkan nilai yang bagus. Untuk mensiasati hal tersebut, guru pun memberikan
soal yang berbeda antara siswa yangsatu dengan siswa lainnya. Namun yang terjadi
selanjutnya adalah siswa membukaHandphone dan mencontek jawaban dari internet.
Dipertemuan berikutnya gurumenerapkan aturan untuk tidak menggunakan alat komunikasi selama
pengerjaan tugas.Dan menekankan pada siswa untuk tetap duduk di kursinya masing-masing
dan tidakberkeliaran kesana kemari mencari jawaban. Pada akhirnya siswa terbiasa mengerjakansoal
sendirisendiri tanpa mencontek. Jujur merupakan nilai penting yang harus dimilikisetiap orang.
Jujur tidak hanya diucapkan, tetapi juga harus tercermin dalam perilakusehari-hari (Arianto,
2017). Perilaku seharihari ini tercermin saat pembelajaran PendidikanPancasila di Kelas, siswa
tidak lagi datang terlambat dan memberikan alasan yangirasional. Siswa juga tidak lagi
mencontek saat menjawab soal.Berdasarkan silabus tersebut, maka Pendidikan Pancasila harus
bisa membuat siswaberperilaku jujur yakni perilaku yang tidak suka berbohong dan
berbuat curang sertamenjaga sportivitas yang akan mewujudkan hubungan harmonis dengan Tuhan
dan dirinyasendiri (Herawan & Sudarsana, 2017). Dari kompetensi inti dalam silabus tersebut, maka
kompetensi dasarnya terdiri dari: 1. Menunjukkan sikap gotong royong sebagai bentuk penerapan
nilai-nilai Pancasila dalamkehidupan berbangsa dan bernegara. Secara teori, semangat gotong
royong ini termuatdalam materi Integrasi Nasional, yakni penyatuan wilayah dan warga negara
Indonesiadalam bingkai Bhineka Tunggal Ika dari segala macam ancaman, tantangan, hambatan,
dangangguan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Sedangkan dalam praktiknya dikelas, sikap
gotong royong siswa terimplementasikan dalam bentuk menjaga kebersihankelas, maka disusunlah
jadwal piket harian sehingga semua siswa mendapat giliran yangsama dalam menjaga kebersihan
kelas. Dengan kebiasaan piket ini, maka siswa akanbersikap jujur jika kedapatan kelasnya
dalam kondisi kotor.

2. Bersikap peduli terhadap penerapan ketentuan Undang-undang Dasar Negara RepublikIndonesia


Tahun 1945 yang mengatur tentang wilayah negara, warga negara dan penduduk,agama dan
kepercayaan, pertahanan dan keamanan. Secara teori, peduli terhadap konstutusi terdapat
pada materi Undang-Undang Dasar 1945. Dalam materi tersebut, siswadiajarkan mulai dari
sejarah pembentukan Undang-Undang dasar sampai denganamandemennya. Sedangkan
dalam praktiknya di sekolah, siswa diharuskan mentaatiperaturan atau tata tertib sekolah,
seperti datang tepat waktu, memakai seragam yang sudahditentukan sesuai harinya, tidak berambut
gondrong, dan lain-lain. Kepatuhan terhadap tatatertib sekolah mencerminkan bahwa siswa sudah
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yangterkandung dalam pancasila.

3. Bersikap peduli terhadap lembaga-lembaga di sekolah sebagai cerminan dari lembaga-lembaga


negara. Secara teori, kompetensi dasar ini termuat dalam materi Lembaga Negaradan fungsinya
seperti badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Demikian juga dalampraktiknya, siswa
dituntut untuk mengetahui organigram sekolah atau strukturorganisasinya dimulai dari kepala
sekolah, wakil kepala sekolah, guru, staf tata usaha, dantenaga kependidikan lainnya. Tidak hanya
sekedar mengetahui orangorangnya saja, akantetapi harus mengetahui tugas dan fungsi masing-
masing jabatan tersebut.karakter jujur dapat dibentuk melalui Pendidikan Pancasila dan
peran gurunya dalammemberi contoh. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurani
pada tahun2016 tentang penanaman perilaku jujur melalui cerita yang menyatakan bahwa
perilakujujur dapat dibentuk melalui pemberian mata pelajaran yang relavan dan secara
khususmemeberikan pengaruhnya bagi siswa untuk berperilaku jujur. Selain dengan pemberianmata
pelajaran, perilaku jujur siswa juga dapat dibentuk melalui keteladanan guru sebagaifigur yang layak
dicontoh baik perkataannya maupun perbuatannya. Walaupun keteladanini dianggap sebagai cara
yang kuno dalam pendidikan namun terbukti keteladan ini sangatefektif terhadap perubahan sikap dan
perilaku siswa di lingkungan sekolah (Aeni, 2014).Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa pun
diperoleh informasi bahwa dengan belajarpendidikan pancasila, siswa tahu perilaku yang sesuai
dengan nilai pancasila dan merekaberusaha untuk mempraktikannya. Demikian pula dengan karakter
jujur, siswa berpendapatbahwa kebiasaan jujur mereka semakin meningkat setelah belajar secara
teori maupunpraktik tentang pendidikan pancasila. Selain pengaruh dari isi materinya, peran
gurunyapun tidak dapat dikesampingkan. Guru berhasil memberikan contoh yang baik
sehinggakarakter jujur siswa dapat terbentuk

Jurnal 2 :
Membangun Sikap Bela Negara Mahasiswa Melalui Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi

Beradasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa bentuk bela negara para warga negaramuda
pada mahasiswa UAD yakni belajar Pendidikan Kewarganegaraan, PendidikanPancasila
mengikuti PEMILU, menghargai dan menghormati pendapat orang lain baikdalam pembelajar di
kelas maupun di luar kelas, karya nyata untuk kemanusia sepertipenggalangan dana untuk korban
gempa di Ambon, peduli lingkungan, dan mengikutikegiatan spritual yang dilakukan universitas
maupun masyarakat guna menangkal ancamanbudaya asing yang tidak sesuai nilai-nilai
ideologi Pancasila. Bela negara mahasiswaPGSD UAD dengan penguatan jati diri menjadi upaya
dalam menyesuaikan konsep belanegara sesuai dengan tuntutan zaman. Sesuai dengan pendapat
Hidayat & Widjanarko(2008) yang berpendapat bahwa pemahaman bela negara berkembang
sesuai denganlingkungan yang dinamis. Mahasiswa PGSD UAD adalah bagian dari
warga negaraIndonesia dan merupakan calon pemimpin bangsa. Adanya bela negara sebagai
wujuddalam menangkal pengaruh negatif paham radikalisme, penyalahgunaan narkoba
dantindakan negatif lainnya yang menyasar pada mahasiswa. Hakikat bela negara
adalahkesediaan berbakti dan berkorban terhadap negara (Rahayu, 2019). Bela negara
bagimahasiswa menjadi usaha dalam mewujudkan persatuan, kemakmuran dan keadilan bagiseluruh
rakyat Indonesia. Untuk mencapai tujuan nasional, hendaknya setiap warga negaraIndonesia
mempunyai tujuan yang sama dalam mewujudkan keamanan nasional.Permasalahan
radikalisme dapat memecah persatan dan kesatuan Bangsa di kalanganmahasiswa
(Yuniwati, 2019). Berkaitan dengan bela pendidikan Pancasila di PerguruanTinggi, Hasil temua
penelitian mengungkap bahwa pendidikan Pancasila di PerguruanTinggi menjadi adendum
dalam memberikan dasar pemahaman mahasiswa terhadapPancasila sebagai dasar negara.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap mahasiswa PGSDUAD yang sedang menempuh mata kuliah
Pendidikan Pancasila semester ganjil 2019/2020peneliti mendapatkan informasi bahwa bela
negara pada mahasiswa PGSD UADmempunyai beberapa landasan yaitu cinta tanah air dan
adanya keinginan dari dalam dirimahasiswa untuk berkorban untuk nusa dan bangsa. “…kami
mencintai tanah air kami,

dengan demikian kami berupaya bersikap dan bertindak sesuai dengan falsafah negara.Walau dalam
prosesnya masih membutuhkan banyak bimbingan… “ (EY, 2020). Belanegara pada mahasiswa
PGSD UAD dimulai dari pemahaman pemahaman sebagai warganegara Indonesia kemudian timbul
kesadaran untuk membina hubungan sesame warganegara. “ di kelas ini kami berasal dari
daerah yang berbeda, namun kami membinakerukunan dan kekompakan dalam kelas”
(FA,2019). Beberapa ahli teori politikberpendapat bahwa patriotisme berbeda dari
nasionalisme karena kompatibel denganliberalisme universal. Teori-teori yang ditawarkan
berkisar dari patriotisme konstitusionalHabermas yang lebih kosmopolitan hingga versi republik yang
lebih berakar (Canovan,2000).

B. Kelebihan dan Kekurangan Isi Artikel Jurnal

1. Dari aspek ruang lingkup isi artikel

.Kelebihan : Jurnal yang direview maupun kedua jurnal pembanding sudah memiliki ruanglingkup
yang bagus dari segi isi jurnal. Kedua jurnal menjelaskan secara detail penelitian yang dilakukan oleh
penulis dengan Pendidikan pancasila sebagai salah satu sikap bela Negara,peduli satu sama lain dan
sikap jujur. Dari kedua jurnal, jurnal pertama, kedua jurnal pertama adalah yang jurnal yang lebih
baik dari kedua jurnal lainnya. Hal tersebut karena jurnal utama mencakup materi yang lebih luas
ruang lingkupnya di bidang pendidikan pancasila dibandingkan dengan jurnal kedua

Kekurangan : Ruang lingkup pada isi artikel jurnal kedua kurang luas dibandingkan ruanglingkup
pada isi artikel jurnal pertama.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam mewujudkan tujuan nasional bangsa Indonesia, salah satu cara adalah memberikan
Pendidikan pancasila merupakan upaya yang dilakukan oleh Pemerintah atau guru dalam rangka
memberi bekal ilmu pengetahuan bagi generasi muda khususnya mahasiswa untuk mampu
melaksanakan pergantian generasi di masa mendatang sebagai generasi yang bertanggungjawab
terhadap negara dan bangsa Indonesia. Untuk mewujudkan pembangunan Negara ini, melalui pola
mencerdaskan kehidupan bangsa, maka Pendidikan pancasila memberikan bekal ilmu pengetahuan
bagi mahasiswa untuk mampu mewujudkan hidup bersatu dalam beraneka ragam budaya dan adat-
istiadat, hidup dalam masyarakat yang beraneka ragam suku-bangsa serta kebiasaan-kebiasaan
baik yang hidup dalam masyarakat, serta mampu menjadikan kebiasaan hidup bersama dalam
keanekaragaman budaya akan mampu menguatkan rasa kebersamaan dalam di Negara Indonesia.
Kejujuran berhasil dibentuk melalui pembelajaran Pendidikan Pancasila. Hal tersebut terlihat dari
beberapa indikator, seperti: siswa tidak lagi mencontek saat pelaksanaan ujian tertulis, siswa
datang tepat waktu, dan siswa rajin mengerjakan tugas pekerjaan rumah tanpa asal menyalin tugas
temannya. Selain itu, kejujuran siswa terbentukkarena figur gurunya yang memberikan teladan
yang baik sehingga setiap perilakunya menjadi contoh bagi siswa.

B. Rekomendasi

Sebaiknya jurnal menggunakan EYD secara keseluruhan untuk seluruh isi jurnal agar hasil
penelitian yang terdapat dalam jurnal mudah untuk dimengerti dan dianalisis.
DAFTAR PUSTAKA

Aeni, A. N. (2014). Pendidikan Karakter Untuk Siswa SD Dalam PerspektifIslam. Jurnal Mimbar
Sekolah Dasar, 1(1), 50–58.Arianto, J. (2017). Pengaruh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
PramukaTerhadap Pembentukan Karakter Jujur Mahasiswa Universitas Riau. JurnalPersfektif
Pendidikan Dan Keguruan, 8(1), 90– 102.Batubara, J. (2015). Pengembangan Karakter Jujur
Melalui Pembiasaan.Jurnal Konseling Dan Pendidikan, 3(1), 1–6.Bar-Tal, D., & Staub, E. (Ed.).
(1997). Patriotism: In the lives of individualsand nations. Patriotism: In the lives of individuals and
nations., hal. xv, 336–xv, 336. Chicago, IL, US: Nelson-Hall Publishers.

Anda mungkin juga menyukai