PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
Rahmania asyira
XII IPS 2
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Pengaruh
teman sebaya terhadap aturan sekolah di kelas xii ips2.” dengan baik. Adapun tujuan
dari penyusunan proposal penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pengaruh teman sebaya dalam menaati aturan sekolah.
Berbagai hambatan saya temui dalam proses penyusunan proposal ini. Akan
tetapi, berkat dukungan berbagai pihak, terutama Ibu Rafidah Zahra selaku Walikelas
saya, akhirnya saya dapat menyelesaikan proposal ini. Melalui kesempatan ini saya
ucapkan terima kasih atas dukungan baik moril maupun materil yang telah semua
pihak berikan.
Saya menyadari bahwa hasil proposal ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, saya selaku penulis mengharapkan segala bentuk saran dan kritik yang
membangun guna memperbaiki dan menyempurnakan dari semua pihak. Harapan
penulis, semoga proposal ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi pembaca
serta pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................5
A.Teman Sebaya.....................................................................................................10
3
BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................................20
3.6.1 Angket......................................................................................................24
A. Hasil Penelitian...............................................................................................17
B. Pembahasan.....................................................................................................19
BAB V PENUTUP......................................................................................................22
A. Kesimpulan..........................................................................................................22
B. Saran....................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................23
DOKUMENTASI........................................................................................................27
4
BAB Ι
PENDAHULUAN
5
sekolah juga harus menetapkan peraturan-peraturan untuk membiasakan
peserta didik menjadi insan yang mulia.
Teman sebaya terdiri atas beberapa orang dengan usia yang sama
dan sering terlibat melakukan tindakan bersama-sama. Di dalam
kelompok teman sebaya itulah seseorang mulai menerapkan prinsip
hidup bersama di luar lingkungan keluarganya. Mereka juga dapat
bekerja sama dengan teman-teman sebaya dalam berbagai hal. Jalinan
antarindividu antara teman sebaya ini sangat kuat di mana perilaku
kelompok tersebut akan mempengaruhi perilaku serta nilai-nilai individu yang
menjadi anggotanya sehingga individu tersebut akan membentuk pola perilaku dan
nilai-nilai yang baru, kemudian lahirlah nilai dan norma tertentu yang dijunjung
tinggi dalam pergaulan mereka. Tidak jarang mereka menggunakan
simbol-simbol tertentu sebagai identitas kelompok.
6
sebaya akan menghabiskan lebih banyak waktu bersama dan
terbangunlah suatu hubungan akrab. Hubungan akrab itu akan
memberikan kenyamanan bagi individu, di mana mereka dapat terbuka
dan bercerita dengan teman sebayanya mulai dari masalah pribadi,
pengalaman, hingga mendiskusikan masalah lainnya. Kenyamanan yang
mereka rasakan saat bersama teman-temannya itu didasarkan pada
pandangan atau pemikiran yang sama karena orang dengan kesamaan
usia biasanya mengalami tingkat perkembangan atau tingkat
kedewasaan yang tidak jauh beda. Kemudian memungkinkan timbulnya
pemikiran bahwa mereka adalah satu kesatuan yang terkait dan saling
mendukung. Hal itu memberikan pengaruh yang cukup kuat dalam
menentukan perilaku karena kelompok teman sebaya dianggap sebagai
referensi utama dalam hal persepsi dan sikap yang berkaitan dengan
gaya hidup seperti contohnya persoalan penampilan.
7
itu, perilaku yang dihasilkannya merupakan perilaku yang jauh dari
harapan masyarakat.
8
1.2 Identifikasi Masalah
1. Kasus pelanggaran tata tertib oleh siswa-siswi.
2. Kurangnya kepekaan siswa-siswi terhadap pengaruh negatif
dari pergaulan teman sebaya.
9
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 TEORI
A. TEMAN SEBAYA
a. Pengertian Teman Sebaya
John. W. Santrock (2007), mengartikan teman sebaya
sebagai orang dengan tingkat usia, pola pikir, dan tingkat
kematangan yang sama. Menurut Hurlock (1997), teman
sebaya adalah suatu kumpulan orang yang kurang lebih
berusia sama dan bertindak bersama-sama. Menurut
Damsar (2011), teman sebaya adalah suatu kelompok dari
orang-orang yang seusia dan memiliki status yang sama,
dengan siapa umumya seseorang berhubungan atau
bergaul. Sedangkan menurut Stelf, teman sebaya
merupakan suatu interaksi yang terjadi oleh sekelompok
orang dan memiliki kecenderungan untuk meniru satu
sama lain.
10
1. Tidak mempunyai struktur organisasi yang jelas.
Teman sebaya terbentuk secara spontan dan tidak
mempunyai struktur organisasi yang jelas karena
semua anggota mempunyai kedudukan dan fungsi
yang sama, tetapi umumnya tetap ada satu orang di
antara anggota yang dianggap sebagai seorang
pemimpin yaitu anak yang paling disegani dan
paling mendominasi dalam kelompok.
11
4. Anggotanya adalah individu yang sebaya. Teman
sebaya yang terbentuk secara spontan in
beranggotakan individu-individu dengan kesamaan
usia dan posisi sosial.
12
3. Sahabat. Sahabat adalah orang yang tidak hanya
bermain dengan anak, tetapi juga berkomunikasi
melalui pertukaran ide, rasa percaya, permintaan
nasehat dan kritik. Anak yang mempunyai usia, jenis
kelamin dan taraf perkembangan sama lebih dipilih
menjadi sahabat. Papalia (2014) menjelaskan bahwa
persahabatan yang kuat melibatkan komitmen yang
sama dan perhatian saling memberi dan menerima.
13
5. Anak-anak kontroversial, yaitu anak yang sering
dicalonkan baik sebagai sahabat terbaik maupun
yang tidak disukai.
14
bersama-sama dengan teman sebayanya. Sebagai
contoh, jika mereka berada dalam lapangan terbuka,
mereka akan terdorong untuk menggunakan
permainan yang bersifat kooperatif dan tak luput
dari penggunaan simbol atau orang. Saat anak
berada dengan temannya dengan jumlah yang cukup
banyak, anak akan lebih terdorong dengan
melakukan permainan yang kompetitif, dibandingkan
permainan kooperatif.
15
kognitif yang dimiliki anak, yang berarti semakin
pandai seorang anak dalam membantu anak lain
dalam memecahkan permasalahan dalam kelompok
teman sebaya, maka persepsi anak lain kepadanya
akan semakin positif. Dengan demikian mereka
cenderung menunjuk anak tersebut sebagai
pemimpin dalam kelompok.
16
1) Mengontrol impuls-impuls agresif. Melalui teman
sebaya, anak belajar bagaimana memecahkan
berbagai pertentangan dengan cara lain selain
dengan tindakan agresif.
2. Negatif
1) Anak yang ditolak atau diabaikan oleh teman
sebayanya akan memunculkan rasa kesepian atau
bahkan permusuhan.
17
2) Budaya dari teman sebaya bisa jadi merupakan suatu
bentuk kejahatan yang merusak nilai dan kontrol
orang tua.
18
tata ruang, tata kerja, tata pergaulan, dan lain
sebagainya di lingkungan sekolah.
3. Untuk membina hubungan yang baik di antara para
siswa, guru, dan warga sekolah lainnya yang
mencerminkan sikap saling menghormati dan tenggang
rasa.
19
Tata tertib sekolah dapat menjadi pedoman bagi para
siswa untuk dapat berperilaku atau bertindak sesuai
dengan harapan sosial.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
20
Beberapa teknik yang dapat digunakan dalam
pengumpulkan data antara lain adalah observasi (pengamatan),
kuesioner (angket), interview (wawancara), dan studi dokumen.
Pada penelitian ini, kami memilih teknik kuesioner yang menurut
Dewa Ktut Sukardi (1983) merupakan metode penelitian dengan
tidak perlu/wajib memerlukan kedatangan langsung dari sumber
data, dan menurut Bimo Walgito (1987) merupakan daftar
pertanyaan dalam penelitian yang diharuskan untuk dijawab oleh
responden atau informan. Kuesioner dibedakan menjadi 3 jenis,
yaitu :
1. Kuesioner tertutup ( closed questionnaire )
Menurut Arikunto (2010), arti kuesioner tertutup adalah
daftar pertanyaan dalam jenis angket yang dibuat untuk
menyediakan pilihan jawaban dari responden dengan
menyediakan opsi jawabannya. Sementara menurut Suharsini
(1995), angkat tertutup adalah kuesioner yang disajikan dalam
bentuk tidak ada opsi jawaban lain selain memberikan centang
(√) pada kolom atau tempat yang sesuai.
21
3. Kuesioner campuran ( closed and open questionnaire )
Kuesioner campuran menurut Arikunto (2010) adalah adanya
perpaduan antara jenis kuesioner terbuka dan tertutup yang
disusun sesuai dengan topik penelitian mendalam guna
mendapatkan serangkaian data-data penelitian berupa angka
dan wawancara secara verbal.
22
1. Editing
Editing merupakan suatu proses yang dilakukan peneliti untuk
memeriksa kembali data yang telah terkumpul. Hal-hal yang
harus dicermati pada saat melakukan proses editing data yaitu
kelengkapan, kejelasan, kecocokan, dan kesesuaian jawaban
responden terkait dengan pertanyaan dalam kuesioner. Pada
tahap ini, peneliti tidak diperbolehkan untuk mengganti,
memperbaiki, dan mengubah apapun dalam kuesioner baik itu
pertanyaan maupun jawaban yang diberikan responden dengan
maksud dan tujuan tertentu.
2. Coding
Coding atau pengkodean adalah kegiatan menggolongkan dan
mengklasifikasikan jawaban responden menurut kategori yang
sudah ditentukan oleh peneliti. Tujuannya adalah untuk
menyederhanakan jawaban responden sehingga dapat
dianalisis dan diterjemahkan dengan mudah. Coding
dilakukan dengan memberikan simbol berupa angka pada
setiap data atau jawaban responden yang telah terkumpul.
23
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah sebuah tes yang dimiliki karakteristik
mengukur informan dengan sejumlah pertanyaan dan pernyataan dalam
penelitian yang bisa dilakukan dengan membuat garis besar tujuan penelitian
(Sukmadinata, 2010). Instrumen penelitian akan digunakan dalam penelitian
ini terlampir dalam Lampiran 1.
24
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri
maupun orang lain (Sugiyono, 2014:244).
Data yang diperoleh dari penyebaran angket akan dirangkum dan diseleksi
berdasarkan pokok masalah yang telah dirumuskan dan ditetapkan, sekaligus proses
penyusunan data. Selanjutnya data dianalisis kembali dengan penyusunan atau
penyajian dalam bentuk uraian yang sistematis. Hasil pengolahan data dan proses
penyajian data, secara langsung akan dapat dipahami pengolahan bahan penelitian
yang sudah disajikan sehingga dapat ditarik kesimpulan dan mencapai tujuan
penelitian melalui poin-poin penting hasil analisis tersebut.
No Frekuensi Persentase
1. Ya = 16 42,1%
Tidak = 22 57,9%
1. Tabulating
Setelah melalui proses editing dan coding, tahap selanjutnya
adalah mengorganisasikan data melalui tabulasi. Tabulating
adalah kegiatan memasukkan dan menyusun data yang
diperoleh ke dalam bentuk tabel. Kegiatan ini dilakukan agar
tampak lebih sederhana, ringkas, dan mudah dipahami.
25
No Pertanyaan Ya Tidak
BAB IV
1. Kurikulum
Kurikulum yang digunakan untuk sistem pembelajaran
dii SMAS Perguruan Rakyat 2 adalah K13 Revisi
tetapi sudah melakukan uji penyesuaian agar dapat
berpindah menjadi Kurikulum Merdeka.
26
4.2 Deskripsi Lokasi Penelitian
Hasil penelitian diperoleh berdasarkan pengisian angket oleh siswa kelas dua
belas ips dua SMAS Budi Mulia Utama Jakarta dengan total 10 butir
pertanyaan dalam bentuk angket. Hasil dari penelitian ini sebagai berikut
27
1. Laki Laki 10 36%
2. Perempuan 16 64%
2. Angket
No. Pernyataan S TS
28
saya
10. Teman memiliki peran positif dalam 21 4
proses belajar saya
KET:
TP= Tidak Setuju , S= Setuju
Berdasarkan jumlah responden yang tertera dalam tabel di atas, persentase setiap
jawaban dari setiap pertanyaan yang diajukan adalah sebagai berikut.
No. Pernyataan S TS
1. Teman adalah tempat untuk saya cerita 84% 16%
sedih maupun senang
2. Jika teman saya melakukan kesalahan saya 12% 88%
akan mengikutinya
3. Solidaritas dengan teman bagi saya sangat 88% 12%
penting
4. Jika tidak ada teman hidup saya akan 88% 12%
merasa kekurangan
5. Teman adalah segala galanya bagi saya 48% 52%
29
10. Teman memiliki peran positif dalam 84 % 16%
proses belajar saya
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disajikan, maka dilakukan
pembahasan hasil penelitian yang dipaparkan sebagai berikut.
30
2. Pandangan Siswa SMAS Budi Mulia Utama Jakarta Tentang
Teman Sebaya Sangat Berpengaruh Dalam Menaati Aturan
Sekolah
Sebanyak 64% responden sangat menyukai menghabiskan
waktu Bersama teman di banding menghabiska waktu untuk belajar.
Opsi tidak setuju juga mendapatkan hasil sebesar 36%. Hal ini
menunjukkan bahwa responden suka menghabiskan waktunya
Bersama teman sebayanya.
Peran teman sendiri berbeda di tiap orang, seperti hasil yang
didapat dari pernyataan nomor 10. Sebesar 84% responden merasa
bahwa Teman memiliki peran positif dalam proses belajarya. Bukti
dari peran positif yang dihadirkan oleh teman ditunjukkan pada
pernyataan nomor 3. Solidaritas dengan teman sangat penting
menunjukkan hasil setuju sebesar 88%.
Meski begitu, fakta lain didapatkan bahwa teman tetap
memiliki efek bagi setiap orang. Seperti yang tertera pada pernyataan
nomor 9 mengenai efek negatif teman dapat memperlambat kinerja
belajar menunjukkan bahwa responden merasa sulit berkonsentrasi
saat belajar sebesar 36%. Hal ini dapat diartikan bahwa meskipun
siswa merasa senang serta lebih semangat saat mempunyai teman,
konsentrasi belajar mereka juga mudah buyar oleh adanya teman yang
tidak dapat di tangani .
31
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Bagi Penulis
Kegiatan penyusunan karya ilmiah ini hendaknya dijadikan sumber
wawasan dan sarana dalam meningkatkan kreativitas.
2. Bagi Siswa
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan hendaknya siswa
mengetahui dan memahami bahwa teman memiliki peran yang cukup
besar dalam kegiatan belajar ataupun menaati aturan sekolah.
32
3. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini perlu disempurnakan untuk memperoleh hasil yang
maksimal. Oleh sebab itu, penulisan karya tulis ilmiah ini dapat
membantu peneliti lain dalam melaksanakan penelitian lanjutan yang
memerlukan atau melibatkan data yang diperoleh dalam penelitian ini.
33
DAFTAR PUSTAKA
34
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Afabeta.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sukmadinata. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
T. Suhertin, S. (2020). Modul Pembelajaran Siswa Mata Pelajaran Seni Budaya
Kelas XI. Cirebon: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Wahyuni, B. d. (2009). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
J. D. Heckert, W. d. (1996). Controllership. Edisi ke-3. Jakarta: Erlangga.
Yusi, Alfadina Devi, dkk. 2017.Pengaruh Pergaulan Teman Seabaya Terhadap
Sikap Materialistis dan Sikap Hedonisme Remaja. Lampung: Jurnal Fkip
Unila
Yusuf, Syamsu. 2015. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Zuchdi, Darmiyati. 1995. Pembentukan Sikap: Jurnal Cakrawala Pendidikan no 3
Arikunto, S. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka
Cipta..
Budianti, A. (2018). Pembentukan Sikap Sosial Remaja Melalui Rutinan Mujahadah
Usbuiyah Di Madrasah Diniyah Sholihul Huda DEsa Tangjungsari
Boyolangu Tulungagung. Jurnal IAIN TULUNGAGUNG
Desmita. 2014. Psikologi Perkembangan Peserta Didik: Panduan bagi Orang Tua
dan Guru dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD, SMP, dan SMA.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Eko A Meinarno (2009).Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humnika
Gerungan, W. A. (2004). Psikologi Sosial. Bandung: PT Refika Aditama
Sjakarwi. 2006. Pembentukan Kepribadian Anak: Peran Moral Intelektual,
Emosional, dan Sosial Sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri.
Jakarta: Bumi Aksara
35
Surahman, Edy dan Mukminan. 2017. Peran Guru IPS Sebagai Pendidik dan Pengajar
dalam Meningkatkan Sikap Sosial dan Tanggung Jawab Sosial Siswa SMP:
Jurnal Pendidikan IPS Vol 4, No 1.
LAMPIRAN 1
INSTRUMEN PENELITIAN
B. Identitas Responden
Alamat e-mail :
Nama :
C.Angket
No. Pernyataan S TS
36
2. Jika teman saya melakukan kesalahan
saya akan mengikutinya
3. Solidaritas dengan teman bagi saya
sangat penting
4. Jika tidak ada teman hidup saya akan
merasa kekurangan
5. Teman adalah segala galanya bagi saya
37
DOKUMENTASI
38
39
40
41
42
43