DISUSUN OLEH :
CITRA ANANDA PUTRI HSB ( 2101020084 )
Bismillahirrahmaanirrahim,
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan Rahmat dan nikmat , serta karunianya kepada
seluruh makhluknya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah. Sholawat dan salam kita curahkan
kepada nabi besar Muhammad SAW sebagai teladan umat.
Dengan ini saya telah menyelesaikan tugas saya mata kuliah Metodologi penelitian kualitatif
yang berjudul “upaya guru untuk meningkatkan sikap kesopanan siswa dalam pembelajaran akidah
akhlak di mtss al washliyah simpang marbau”
segala daya dan usaha saya tuliskan untuk mengerjakan tugas ini. Tujuan dari penulisan makalah
ini adalah sebagaimana salah satu syarat untuk memenuhi nilai dan tugas yang diberikan oleh dosen
kami yaitu Bapak Oktrigana Wirian,M.Pd.
Tentunya banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya.kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan atau
menyempurnakan Langkah penulis terhadap makalah kedepan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua,Aamiin.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................
A. LATAR BELAKANG.................................................................................................
B. FOKUS PENELITIAN..............................................................................................
C. RUMUSAN MASALAH.........................................................................................
D. TUJUAN PENELITIAN............................................................................................
E. MANFAAT PENELITIAN.........................................................................................
BAB II KAJIAN TEORI..................................................................................................
1. Upaya Guru....................................................................................................................
a. Pengertian Upaya Guru ...........................................................................................
b. Pengertian Guru .....................................................................................................
c. Pentingnya Upaya Guru dalam Pembelajaran ........................................................
d. Tugas Guru .............................................................................................................
e. Kompetensi Guru ...................................................................................................
f. Peranan Guru .........................................................................................................
g. Jenis Upaya Guru ...................................................................................................
h. Faktor Penghambat dan Pendukung Upaya Guru ..................................................
2. Pengertian Sikap Kesopanan .......................................................................................
3. Pengertian Pembelajaran Akidah Akhlak .....................................................................
BAB III METODE PENELITIAN...............................................................................................
1. Jenis penelitian..................................................................................................
2. Waktu dan tempat penelitian............................................................................
3. Sumber data......................................................................................................
4. Teknik pengumpulan data.................................................................................
5. Teknik analisis data...........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Dampak dari globalisasi yang sering terjadi saat ini yaitu masyarakat Indonesia melupakan
sebuah pendidikan karakter bangsa. Sedangkan pendidikan karakter bangsa merupakan pondasi
bangsa yang amat penting serta perlu untuk ditanamkan pada anakanak sejak dini. Karakter
yang terbentuk sejak dini akan menjadi modal penting bagi kehidupan anak tersebut di masa
yang akan datang, agar tidak tertinggal oleh pesatnya kemajuan zaman globalisasi. Yang
disebabkan oleh kurangnya pendidikan karakter yang diberikan oleh keluarga maupun dari
sekolah.
Selanjutnya, kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah evaluasi materi
pembelajaran yang memberikan suatu pengaruh terhadap karakter para peserta didik.
Kompetensi ini sejalan dengan tugas dan tanggung jawab guru dalam proses pembelajaran, yaitu
untuk mengevaluasi materi pembelajaran. Pendidikan merupakan salah satu lembaga yang
mempunyai tanggung jawab besar dalam melahirkan warga negara Indonesia yang memiliki
karakter kuat sebagai modal dalam membangun peradaban yang lebih baik. Kbangsa yang kuat
dan memiliki sikap kesopanan yang baik merupakan produk dari lembaga pendidikan. Ketika
mayoritas karakter masyarakat kuat, berperilaku sopan dan positif, peradaban yang lebih baik
akan dapat dibangun dengan sukses. Begitu juga sebaliknya, jika mayoritas karakter masyarakat
negatif dan lemah serta tidak memiliki adab yang baik dalam berperilaku dimasyarakat hal
didik dalam rangka menanamkan dasar-dasarkeimanan dan moral keagamaan kepada peserta
seseorangyang merasa diawasi oleh Allah sehingga dapat disiplin dan mengendalikandiri dari
mencerminkansikap yang sesuai dengan akhlakul karimah Dalam proses pendidikan dan
kepribadian anakdidik agar tumbuh dan berkembang menjadi insan kamil, cerdas danterampil
sekaligus bertaqwa kepada Allah SWT, dengan demikian makaakan tercipta masyarakat yang adil
dan makmur.
Dalam mewujudkan tujuan tersebut, guru mata pelajaran akidah akhlaksangat berperan
penting, karena untuk membimbing, mengawasi dan mengarahkan anak agar memiliki sifat dan
karakter yang baik. Misi instruksional yang ada di lembaga pendidikan juga mempunyai tanggung
jawab untuk misi normatif. Misi tersebut lebih diaktualisasikan pada norma atau aturan siswa di
sekolah.
Norma yang menjadi kebiasaan di sekolah atau yang tertulis dalam aturan, norma dan
aturan tersebut mengharuskan peserta didik untuk mematuhi aturan tersebut. Norma yang
mengatur tingkah laku seorang yang berada dalam lingkungan kehidupan tertentu disebut kode
etik. Kode etik peserta didik adalah aturan-aturan atau norma yang ditujukan kepada peserta
didik, yang berisikan pernyataan boleh atau tidak boleh, benar atau tidak benar, layak atau tidak
layak dengan maksud agar aturan tersebut bisa ditaati oleh peserta didik di lingkungan sekolah.
Manusia dalam kehidupannya selalu membutuhkan orang lain sebagai teman hidup, karena
manusia tidak dapat hidup dengan sendiri dan manusia memang diciptakan sebagai mahkluk
sosial.
berbuat dan bertindak sebagai makhluk sosial. Setiap individu berinteraksi antara satu dengan
yang lainnya, baik dalam kelompok atau keluarganya maupun dalam masyarakat dan juga
lingkungan sekolah. Khususnya peserta didik di MTss AL Wasliyah simpang marbau. Hubungan
interaksi ini menyebabkan adanya pergaulan antar individu dalam lingkungan sekolah. Pergaulan
Setiap siswa memiliki sikap yang berbeda-beda, pada umumnya sikap memiliki tiga
komponen, yaitu kognitif, afektif serta tingkah laku. Sikap selalu berkenaan dengan suatu obyek
disertai dengan perasaan positif atau negatif. Secara umum dapat disimpulkan bahwa sikap
adalah kesiapan yang senantiasa cenderung berperilaku atau berinteraksi dengan cara tertentu
jika dihadapkan dengan satu masalah atau objek. Oleh karena itu, banyak sosiolog atau psikolog
memberi batasan bahwa sikap kecenderungan individu untuk merespons dengan cara yang
secara positif ataupun negatif, terhadap orang, objek, atau situasi tertentu. Tentu kecenderungan
Dalam setiap perilaku manusia didasari dengan adanya hubungan timbal balik antar
individu satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu setiap individu memerlukan suatu interaksi
proses sosial yang berlangsung di dalamnya berjalan dengan tertib dan serasi. Setiap Individu memiliki
cara hidupnya masing-masing, dari mulai bertahan hidup, berperilaku dan bergaul dengan masyarakat.
Dalam lingkungan sekolah ada aturan-aturan atau tata tertib yang berlaku, seperti disiplin, tertib,
bertanggungjawab, dan diharuskan memiliki etika yang baik dan sopan antar sesama teman sebaya dan
guru. Seorang siswa pada dasarnya adalah manusia biasa yang pasti mengalami perubahan dalam
tingkah laku. Di usianya yang menginjak remaja, siswa mengalami perubahan pada tingkah lakunya dan
cenderung tergantung pada situasi lingkungan. Seperti di sekolah, lingkungan tempat tinggal dan tempat
bermain.
Di sisi lain pada saat yang sama masyarakat mempertontonkan konflik sosial, seperti: Kenakalan
remaja, kekerasan, pelecehan seksual serta terorisme. Modal sosial bangsa Indonesia yang dipenuhi
dengan nilai-nilai kearifan seolah tidak mendapatkan tempat, sampai menciptakan keprihatinan,
solidaritas, gotong royong, persatuan, keadilan, dan seluruh nilai-nilai yang harusnya ada di lingkungan
Oleh karena itu perkembangan zaman yang begitu pesat pasti akan menggoyangkan tata
kelakuan atau sikap para siswa, di sekolah sudah ada tata tertib atau aturan yang membatasi perilaku
siswa, namun masih ada beberapa siswa yang melanggar aturan tersebut. Khususnya dalam konteks
kesopanan, mayoritas siswa perempuan lebih bisa bersikap sopan santun dari pada siswa laki-laki, dan
siswa kelas IX merupakan siswa yang sangat diperhatikan oleh semua guru dan kepala sekolah, karena
untuk memberikan penilaian hasil belajar selama tiga tahun di sekolah tersebut. Sebagai bahan
pertimbangan juga apakah siswa tersebut bisa lulus dengan baik atau sekolah terpaksa tidak meluluskan
siswa tersebut karena perilaku yang kurang baik. Ketegasan berbagai pihak dalam memberikan berbagai
teguran terhadap siswa yang melakukan kesalahan, membuat mtss al washliyah simpang marbau
memiliki siswa yang sangat baik dalam segi akademik maupun non akademik. Di buktikan dengan
banyaknya siswa yang memperoleh prestasi dari berbagai kegiatan yang diperlombakan.
Tidak mengucilkan niat berbagai pihak sekolah untuk mewujudkan mtss al washliyah simpang
marbau lebih baik lagi. Dan untuk membentengi itu maka diperlukan kajian terkait tata kelakuan /
perilaku siswa kelas IX di mtss al washliyah simpang marbau agar dapat terkendali dengan baik, perlu
adanya upaya pihak sekolah untuk meningkatkan kesopanan siswa di lingkungan sekolah guna
membentuk karakter siswa yang memiliki rasa hormat dan perilaku kesopanan yang tinggi di lingkungan
sekolah. Dan harapannya sikap tersebut menjadi sebuah kebiasaan siswa untuk hidup di tengah
masyarakat. Pada dasarnya perilaku siswa akan terbentuk dengan sendirinya tergantung dengan
lingkungan yang di tinggalinya. Jika lingkungan itu baik maka perilaku siswa tersebut akan baik, begitu
juga sebaliknya. Guru dengan pembelajaran akidah akhlak mempunyai tugas khusus selain
menyampaikan materi namun juga mengajarkan perilaku siswa dgn baik sesuai dengan apa yang
diajarakan di dalam kelas. Para siswa dan siswa khussnya kelas IX mtss al washliyah simpang marbau
adalah salah satu objek penelitian yang diharapkan bisa bermanfaat untuk sekolah dan para siswa
nantinya. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengkaji lebih jauh lagi dalam objek kajian pemenuhan
tugas akhir dengan mengangkat judul “Upaya guru untuk meningkatkan Sikap Kesopanan Siswa dalam
B. FOKUS PENELITIAN
Dari penjelasan latar belakang masalah yang peneliti tulis dan tidak terjadi penyimpangan terhadap
objek penelitian sebagaimana selaras dengan tujuan awal penelitian ini, maka perlu adanya fokus
penelitian.
1. Upaya Guru
2. Kelas IX
C. Rumusan Masalah
2. Apa faktor pendukung dan penghambat upaya guru untuk meningkatkan sikap kesopanan siswa dalam
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk menjelaskan upaya guru dalam meningkatkan sikap kesopanan siswa dalam
meningkatkan sikap kesopanan siswa dalam pembelajaran akidah akhlak di Mtss Al washliyah simpang
marbau.
E. ManfaatPenelitian
Penelitian hendaknya mengandung manfaat atau signifikansi bagi pihak lain (kelompok atau
instansi) dan juga bermanfaat bagi dunia dan ilmu pengetahuan. Dengan berdasarkan persoalan dan
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat menjadi tambahan khazanah keilmuan khususnya
dengan peningkatan sikap kesopanan siswa dalam pembelajaran akidah akhlak di Mtss Al washliyah
simpang marbau.
2. Secara Praktis
a. Bagi Penulis
b. Bagi Guru
Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan informasi yang lebih mendalam tentang bagaimana
upaya guru untuk meningkatkan sikap kesopanan siswa agar siswa memiliki bekal ataupun pondasi
KAJIAN TEORI
1. Upaya guru
a. Pengertian Upaya
Pentingnya suatu upaya adalah untuk mengatur suatu perilaku seseorang pada batasan tertentu,
dapat pula diramalkan perilaku yang lain. “Upaya adalah usaha, syarat untuk mencapai suatu maksud”.
Dari pemaparan tersebut dapat dipahami bahwa upaya adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang
untuk mencari jalan keluar guna memecahkan suatu masalah atau persoalan.
b. Pengertian Guru
Dalam bahasa Arab pengertian guru dikenal dengan al mu’allim atau al ustadz, yaitu orang yang
bertugas memberikan ilmu dalam majelis taklim. Pendapat klasik mengatakan bahwa guru adalah orang
yang pekerjaanya mengajar. Namun dinamika selanjutnya defenisi guru berkembang secara pesat. Guru
disebut sebagai pendidik professional karena guru telah menerima dan memikul beban dari orangtua
Makna pendidik atau guru pada dasarnya tidak hanya mereka yang mempunyai kualifikasi
keguruan secara formal yang diperoleh dari bangku perguruan tinggi. Melainkan yang terpenting ialah
mereka yang mempunyai kompetensi keilmuan tertentu dan dapat menjadik an orang lain pandai dalam
lingkup kognitif, afektif dan juga psikomotorik.16 Dalam pengertian yang sederhana, guru merupakan
seorang yang memberikan llmu kepada anak didik. Dalam pandangan masyarakat, guru adalah orang
yang melaksanakan pembimbingan terhadap anak di temapat-tempat tertentu, tidak harus di suatu
lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di tempat beribadah, di rumah dan di tempat lainnya.
Dengan demikian guru selalu berhadapan dengan peningkatan kualitas pribadi dan sosialnya.
Jika hal tersebut dapat dipenuhi dengan baik maka keberhasilan lebih cepat diperoleh yaitu
mampu melahirkan peserta didik yang berbudi luhur, memiliki karakter sosial dalam bersikap baik itu
sikap sopan santun, displin dan juga tanggung jawab, sejalan dengan tujuan pendidikan itu sendiri.
Karakter pribadi dan sosial seorang guru dapat diwujudkan sebagai berikut:
3. Guru menyakini bahwa apa yang disampaikan itu benar dan bermanfaat bagi peserta didik.
6. Guru harus mempunyai tanggung jawab terhadap kualitas dan kepribadian moral.
Dari penjelasan diatas tentang pengertian Upaya dan Guru dapat disimpulkan bahwa upaya guru
merupakan usaha yang dilakukan guru untuk memecahkan masalah yang dihadapi pada saat meakukan
Guru adalah tenaga professional dan pembimbing dalam proses pembelajaran, sangat penting
agar guru untuk guru memiliki banyak upaya guna meningkatkan kualitas pembelajaran dengan tujuan
dapat mewujudkan pembelajaran yang berkualitas tinggi. Mengingat begitu pentingnya upaya guru,
maka perlu mewujudkan pembelajaran yang efektif dan berkualitas, guru harus melakukan beberapa
1. Guru sebagai model, siswa membutuhkan seorang guru sebagai model yang dapat dicontoh dan
dijadikan suri tauladan bagi siswa, guru harus memiliki kelebihan, baik dari segi pengetahuan,
3. Guru sebagai penilai kemajuan siswa, peran ini berkaitan dengan tugas mengevaluasi hasil belajar
siswa.
4. Guru sebagai pemimpin, guru adalah pemimpin di dalam kelas, banyak tanggungjawab yang harus
dilakukan oleh guru, seperti memelihara ketertiban kelas dan mengatur ruangan.
5. Guru sebagai petunjuk jalan dalam mencari smber-sumber pengetahuan, guru berkewajiban
menunjukan jalan dalam mencari sumber yang cocok untuk membantu proses belajar siswa.17
d. Tugas Guru
Guru adalah figur seorang pemimpin yang mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan
membangun kepribadian anak didik yang berguna bagi Agama, Nusa, dan Bangsa. Jabatan guru sebagai
suatu profesi menuntut kepada guru untuk mengembangkan profesionalitas diri sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mendidik, mengajar, dan melatih anak didik adalah
Tugas guru sebagai pendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada
anak didik tugas guru sebagai pengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi kepada anak didik, selanjutnya tugas guru sebagai pelatih berarti mengembangkan
keterampilan dan menerapkannya dalam kehidupan demi masa depan anak didik.18
e. Kompetensi Guru
Makna kompetensi merupakan salah satu syarat yang harus dimiliki individu dalam
melaksanakan tugas atau membutuhkan pengetahuan, keahlian dan kecakapan. Kenezevich menjelaskan
bahwa kompetensi adalah kemampuan untuk mencapai tujuan organisasi.Kompetensi juga bisa diart
ikan sebagai
kelayakan dalam menjalankan tugas, kemampuan sebagai satu faktor penting bagi guru. Produktivitas
serta kualitas kerja seorang guru harus memperlihatkan seorang profesional yang bermutu agar
penilaian kompetensi atau pun sikap guru terhadap siswa maupun masyarakat juga baik.
keilmuan, teknologi, sosial dan spiritual yang secara jelas membentuk profesi guru yang mencangkup
materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik dan pengembangan pribadi
dan profesionalisme. Kompetensi atau kemampuan guru dapat dibagi dalam tiga bidang, yaikni:
penguasaan materi, pengetahuan cara mengajar, pengetahuan tingkah laku individu, administrasi kelas,
2. Kemampuan dalam bidang sikap, artinya kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal yang
berkenaan dengan tugas dan profesinya. Seperti halnya sikap menghargai pekerjaan, mencintai mata
pelajaran yang di ampunya, toleransi terhadap sesama teman profesinya, memiliki kemauan keras untuk
3. Kemampuan perilaku, kemampuan guru dalam berbagai keterampilan dan perilaku seperti mengajar,
membimbing, menilai, menggunakan alat bantu pembelajaran, bergaul dan berkomunikasi dengan
siswa. Kemampuan ini berbeda dengan kompetensi kognitif, kompetensi kognitif menitik beratkan pada
teori sedangkan kemampuan perilaku menitik beratkan pada praktek kemampuan melaksanakannya.
Keberhasilan seorang pendidik dalam menjalankan proses pembelajaran dilihat dari banyak aspek,
seperti aspek pendidikan, pengetahuan, keterampilan, dan juga sikap. Dari sini dapat diartikan bahwa
kompeten dalam satu bidang tidak cukup untuk menilai hasil kinerja seorang tenaga pendidik. Sikap
(akhlak) juga ikut memiliki peranan yang menentukan dalam mengantarkan keberhasilan peserta didik
masyarakat, sehingga masyarakat tidak meragukan figur guru. Masyarakat yakin bahwa guru yang telah
memberikan didikan kepada anak cucunya sehingga pengetahuan mereka bisa bertambah dengan baik,
dengan kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat inilah yang membuat beban dipundak seorang guru
semakin besar, karena masyarakat menaruh harapan lebih kepada guru agar mampu mencerdaskan
Menurut Sarbindan Allen, teori peranan (Role Theory) dicetuskan pertama kali oleh para ahli
Sosiologi, prespektif dasar yang terdapat pada teori ini adalah tingkah laku dibentuk oleh peranan-
peranan yang telah diberikan oleh masyarakat bagi setiap individu untuk melaksanakan proses
sosialnya.21 Meskipun terdapat kesimpangsiuran terhadap teori peranan ini, namun peranan pada
umumnya didefenisikan sebagai sekumpulan tingkah laku ya ng dihubungkan dengan suatu posisi
tertentu.
Meskipun demikian terdapat beberapa keterbatasan dari Role Teorhy dalam memaparkan jenis
perilaku yang menyimpang atau yang berlawanan dengan norma-norma yang telah ditentukan. Bahkan
pada perilaku menyimpang pada umumnya tidak mau menampilkan perilaku-perilaku yang diharapkan
oleh orang lain. Pada hal ini sekolah memiliki norma yang tertuangkan pada tata tertib atau aturan yang
ada, untuk memberikan arahan ataupun batasan siswa dalam bertingkah laku selama di sekolah. Dengan
adanya aturan tersebut, siswa diharapkan mampu menjalankan proses pembelajaran secara nyaman dan
aman, memang peraturan sifatnya membatasi, namun disini peraturan tersebut bermaksud untuk
memberikan dorongan ataupun pembelajaran secara tidak langsung untuk menata perlaku siswa.
Guru berfungsi sangat besar dalam membentuk perilaku siswa, karena guru sering mendapatkan
kesempatan berinteraksi secara langsung dengan siswa. Maka dari itu, peranan guru disini sangat
diutamakan untuk memberikan perubahan dalam bertingkah laku di sekolah. Siswa biasanya lebih bisa
menjalankan apa yang guru perintahkan, dibandingkan untuk menjalankan peraturan sekolah, siswa
hanya sebatas paham tentang apa yang menjadi peraturan sekolah untuk dirinya, namun ada beberapa
situasi atau faktor yang mempengaruhi siswa untuk tidak melaksanakan aturan tersebut, seperti ketika
dia marah, merasa tidak nyaman di dalam kelas, atau keika mereka memiliki masalah lain di luar sekolah.
Pada saat itulah perilaku menyimpang akan terjadi, siswa lebih terlihat agresif dengan guru
ataupun temannya, dan kesopanan siswa tersebut mulai berkurang dengan sendirinya. Pada situasi
tersebut, guru harus mampu menjadi teman dekat atau bahkan keluarga bagi siswa, agar mampu
1) Strategi pembelajaran
Menurut Meintzberg dan Waters mengemukakan bahwa strategi adalah pola umum tentang
keputusan atau tindakan. Strategi juga dapat diartikan sebagai pola yang direncanakan secara sengaja
untuk melakukan kegiatan atau tindakan, strategi itu sendiri mencangkup tentang tujuan kegiatan, siapa
saja yang terlibat dari kegiatan, isi kegiatan, proses kegiatan, dan juga sarana penunjang kegiatan.
Sedangkan pengertian pembelajaran menurut Corey adalah, suatu proses dimana lingkungan
seseorang secara disengaja untuk dikelola agar memungkinkan seorang individu turut serta berperan di
dalamnya. Pembelajaran merupakan subjek khusus dari pendidikan.23 Prinsipnya adalah pembelajaran
tidak hanya terbatas pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh guru, tetapi mencangkup semua
kegiatan yang memiliki pengaruh langsung terhadap proses belajar. Pada dasarnya pembelajaran
merupakan kegiatan terencana yang merangsang seseorang agar bisa belajar dengan baik agar sesuai
rangkaian proses kegiatan guru untuk memikirkan dan mengupayakan terjadinya konsistensi antara
aspek-aspek dari komponen pembentuk system pembelajaran, dimana untuk menjalankan kegiatan
Guru sebagai tenaga pendidik yang memiliki tugas utama untuk mendidik perlu memiliki
berbagai macam kompetensi, salah satunya adalah kompetensi kepribadian yang memberikan pengaruh
besar terhadap keberhasilah pengembangan sumber daya manusia. Seorang guru harus memiliki sikap
yang mempribadi sehingga dapat dibedakan ia dengan guru yang lain. Kepribadian tersebut sebagai
suatu hal yang abstrak, sukar dilihat secara nyata, hanya dapat diketahui lewat penampilan, tindakan dan
Pembentukan sikap kesopanan siswa tak lepas dari berbagai faktor yang mendukung dan
menghambat upaya yang dilakukan oleh guru. Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi upaya guru
1) Faktor Penghambat
Ada beberapa permasalahan dalam pendidikan karakter di Indonesia yang memiliki tujuan untuk
membentuk karakter anak didik dan generasi bangsa sesuai dengan upaya untuk menjawab kontradiksi-
kontradiksi dan masalah yang terjadi di masyaraka. Di Indonesia pendidikan karakter harus difokuskan
pada usaha untuk mengatasi masalah yang sering berkembang pada saat ini.
2. Faktor Pendukung
Oskhamp menjelaskan terkait sikap yang dipengaruhi oleh proses evaluative yang dilakukan oleh
Sikap sopan santun merupakan sikap yang menjadi sorotan dalam kehidupan sehari-hari. Sikap
sopan santun merupakan sikap terpuji yang akan menunjukkan perilaku yang lain jika sikap sopan santun
selalu diterapkan. Sopan santun ialah suatu tingkah laku yang amat populer dan nilai yang natural. Sopan
santun yang dimaksud adalah suatu sikap atau tingkah laku individu yang menghormati serta ramah
Aqidah Akhlak adalah sub mata pelajaran pada jenjang pendidikan dasar yang membahas ajaran
agama islam yang memberikan bimbingan kepada peserta didik agar memahami, menghayati, meyakini
METODE PENELITIAN
1. Jenis penelitian
penelitian yang akan digunakan penulis dalam skripsi ini adalah penelitian lapangan (field
yang memiliki maksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian, seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik, dan cara deskripsi
dalam bnetu kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
Pendekatan kualitatif menurut pendapat Miles dan Huberman adalah “Pengalaman hidup”
manusia pada tujuannya untuk menemukan arti yang diberikan kepada kejadian, proses, dan
struktur hidup mereka. Penelitian ini cendrung mengambil posisi anti-positivis atau posisi
fenomenologis dan melihat tentang perilaku manusia sebagai pribadi, subyek dan unik. Di
samping itu penelitian kualitatif memiliki kelebihan yaitu menempatkan orang dan peristiwa
Menurut Denzin dan Lincoln mengartikan bahwa penelitian kualitatif sebagai suatu
penelitian yang menggunakan latar belakang alamiah dengan cara menafsirkan fenomena yang
terjadi dan dilakukan dengan cara melibatkan berbagai metode yang ada dalam penelitian
Pendekatan ini dipilih karena dalam pengumpulan data mengenai peningkatan sikap
kesopanan siswa dalam pembelajaran akidah akhlak di mtss al washliyah simpang marbau
dengan menggunakan teknik wawancara. Wawancara adalah proses komunikasi atau interaksi
untuk mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan informan atau
atau in-depth interview, dimana peneliti menggali informasi secara mendalam dengan cara
terlibat langsung dengan kehidupan informan dan bertanya jawab secara bebas tanpa pedoman
Lokasi penelitian yang dilakukan dalam penelitian kualitatif berlokasi di MTSS AL WASHLIYAH
Simpang Marbau, kab. Labura, waktu penelitian yang digunakan di dalam penyusunan
penelitian ini, mulai dari tahap perencanaan, pengumpulan data, penyusunan hingga pada
1. sumber data primer adalah jenis pengumpulan data dari sumber asli(tidak melalui
perantaram). Data primer diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan mengenakan
alat pengukuran atau atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber
informasi yang dicari.ini merupakan data yang dikumpulkan dan merupakan data yang
2. sumber data sekunder disebut juga data tangan kedua.data sekunder merupakan data
yang diperoleh secara tidak langsung atau tidak melalui subjek penelitian. data ini
diperoleh dari berbagi sumber data yang telah tersedia sebelumnya.data-data sekunder
yang digunakan dalam penelitian adalah data yang telah dipublikasikan dalam
1. wawancara
metode wawancara langsung dengan informan penelitian yaitu guru akidah akhlak.
lembaga, sarana dan pasarana, jumlah guru dan siswa di MTs Negeri 6 Ponorogo.
Adapula data khusus yang akan peneliti tanyakan yaitu bagaiamana upaya guru untuk
meningkatkan sikap kesopanan siswa kelas IX dalam pembelajaran akidah akhlak di mtss
2. Dokumentasi
berupa catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah atupun topik yang
sesuai dengan peneliian yang akan dilakukan, sehingga akan diperoleh data yang
lengkap, sah dan juga bukan berdasarkan perkiraan. Metode tersebut sering digunakan
untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia, baik itu berbentuk tulisan, gambar, atau
karya seseorang.
Hasil wawancara dan juga observasi akan lebih kredibel jika didukung dengan
sebuah dokumen berupa foto atau karya tulis akademik. Dokumentasi yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengabadikan kegiatan penelitian di Mtss
Al Washliyah simpang marba dan juga merekam ketika wawancara dengan narasumber.
cukup.
Teknik analisa data merupakan salah satu bagian penting dalam metode ilmiah,
Teknik analisis data dalam khasus ini menggunakan analisis data kualitatif, konsep
Miles dan Huberman mengatakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada setiap tahapan
penelitian sehingga sampai tuntas.Konsep yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman
yang memaparkan dalam tiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian data dan yang
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan kegiatan memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan
pada hal yang diangap penting untuk mencari tema serat polannya. Dalam penelitian ini
maka data yang akan dieduksikan adalah data dari hasil observasi, wawancara, serta
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah
menyajikan data, dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagian, hubungan antar kategori. Menyajikan data selain dengan teks
3. Penarikan Kesimpulan
Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman
temuan baru yang sebelumnya masih belum jelas sehingga setelah selesai diteliti
menjadi jelas. Dapat berupa hubungan kasual atau interaktif, hipotesis atau teori.