Disusun Oleh :
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Pengaruh Profesionalisme guru
dan Lingkungan Belajar terhadap Motivasi Belajar Siswa”dengan tepat waktu.
Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk
junjungan nabi kita Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya
diakhirat nanti.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini agar makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Peneliti
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................................2
BAB I........................................................................................................................4
A. Latar Belakang ..............................................................................................4
B. Tujuan Penulisan ...........................................................................................7
C. Metode Penelitian ..........................................................................................7
BAB II.......................................................................................................................8
A. Profil Responden............................................................................................9
1. Jenis Kelamin ..............................................................................................9
2. Instansi Mahasiswa ......................................................................................9
B. Deskripsi Variabel Penelitan........................................................................ 11
1. Profesionalisme Guru ............................................................................... 11
2. Lingkungan Belajar ................................................................................. 15
3. Motivasi Belajar ....................................................................................... 19
PENGUJIAN .......................................................................................................... 23
A. Uji Validitas ................................................................................................. 23
B. Uji Reabilitas ............................................................................................... 24
C. Uji Normalitas.............................................................................................. 24
D. Uji Linearitas ............................................................................................... 24
E. Uji Korelasi.................................................................................................. 25
a. Korelasi Matrix ........................................................................................ 25
b. Korelasi Patrial ........................................................................................ 26
F. Uji Regresi ................................................................................................... 27
a. Regresi Linear.......................................................................................... 27
b. Uji Regresi Berganda ............................................................................... 28
BAB III ................................................................................................................... 30
A. Kesimpulan .................................................................................................. 30
B. Saran ........................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 31
LAMPIRAN............................................................................................................ 32
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Motivasi di dalam kegiatan belajar merupakan kekuatan yang dapat
menjadi tenaga pendorong bagi siswa untuk mendayagunakan potensi-potensi
yang ada pada dirinya dan potensi diluar dirinya untuk mewujudkan tujuan
belajar1 . Siswa perlu memiliki motivasi belajar. Dengan memiliki motivasi
belajar siswa dapat memperoleh hasil yang lebih baik dalam belajar serta dapat
tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang utuh dan berkualitas sehingga
mampu menghadapi tantangan zaman di masa yang akan datang. Siswa tersebut
akan mengalami perasaan senang dalam melakukan kegiatan belajar serta
2
berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan yang ia harapkan.
Siswa yang memiliki motivasi belajar akan menampakkan
kesungguhannya untuk terlibat dalam kegiatan belajar seperti aktif bertanya,
aktif mengemukakan pendapatnya, rajin membuat catatan dalam kegiatan
belajar, kesungguhan dalam menyimak isi materi yang dipelajari, mampu
mempraktikkan sesuatu yang telah ia terima, mengerjalan tugas-tugas yang
diterima dengan kesungguhan hati dan lain sebagainya. 3 Motivasi belajar yang
ada dalam diri siswa, perlu didukung dengan adanya situasi keluarga yang
kondusif yang memberikan kasih sayang, perhatian, cinta dan relasi yang
harmonis dalam keluarga, pendidikan yang ditanamkan oleh orang tua pada
anak, situasi lingkungan sekolah yang kondusif, kondisi tubuh yang sehat agar
anak memiliki gizi yang cukup untuk pertumbuhannya, serta faktor-faktor lain
yang mendukung motivasi belajar siswa sehingga siswa tetap semangat dalam
belajar demi meraih tujuan dan cita-cita yang mereka harapkan. Tetapi pada
2010), hal. 79
3 Aunurrahman, Op.Cit, hal 180
4
kenyataan, tidak semua siswa memiliki motivasi belajar yang besar. Masih
banyak siswa yang bermasalah dan kurangnya perhatian dan fokus tentang
belajar, karena mereka memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Jika dilihat
dari segi ekonomi, tidak semua siswa berasal dari keluarga ekonomi menengah
atas, bahkan banyak siswa yang harus ikut membanting tulang bersama kedua
orang tua untuk bekerja demi mencukupi kebutuhan hidup. Situasi ini membuat
siswa mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sekolah dan sarana
yang ia butuhkan untuk bersekolah. Selain itu terdapat pula siswa dari keluarga
yang ekonomis bahkan cukup secara metri terpenuhi. Namun ia kurang
mendapatkan perhatian, cinta, kasih sayang, dukungan dari kedua orang tuanya,
dikarenakan orang tua sibuk bekerja. Ada pula siswa yang berasal dari keluarga
yang tidak utuh, membuat siswa tidak merasakan kasih sayang sepenuhnya.
Dari semua problem yang terjadi mengakibatkan siswa kurang memiliki
motivasi, kurang semangat belajar, siswa menjadi pribadi yang memiliki
karakter buruk, cuek, tidak peduli sekitar, pasif dalam pembelajaran dan hasil
belajar menjadi sangat rendah.
Maka dari itu, pendidikan membutuhkan tenaga-tenaga yang
profesional dalam dunia pendidikan. Guru yang profesional sangatlah
dibutuhkan untuk menghadapi situasi siswa yang memiliki pergulatan hidup
yang kompleks, baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat. Guru yang
diharapkan adalah guru yang menjadi sumber teladan bagi para siswa yang
mampu menanamkan nilai-nilai yang baik pada siswa, yang riang, gembira dan
humoris, memiliki pribadi yang menyenangkan, mampu menerangkan dengan
jelas. (Alma, 2009 : 150)
Guru sebagai pendidik dan pengajar di sekolah mempunyai peranan
sangat penting dalam meningkatkan motivasi belajar siswa disamping keluarga
atau orang tua. Guru juga berfungsi sebagai motivator, fasilitator, dan evaluator.
Sebagai motivator, guru mampu memotivasi siswa untuk senantiasa belajar
dalam berbagai kesempatan. Lahirnya seorang guru akan dapat memainkan
perannya sebagai pengajar dengan baik bila menguasai daan mampu
melaksanakan keterampilan-keterampilan mengajar. Sebagai fasilitator, guru
5
mampu mengusahakan sumber belajar mengajar, baik yang berupa narasumber,
buku teks, majalah, ataupun surat kabar. Dan berikutnya guru sebagai evaluator,
guru hendaknya mampu dan terampil melaksanakan penilaian, karena dengan
penilaian, karena dengan penilaian guru dapat mengetahui prestasi yang dicapai
oleh siswa dan mempengaruhi hasil belajar yang optimal.
Guru yang professional adalah guru yang cukup mengetahui tentang
hakikat manusia, tentang motivasi manusia, tentang iklim psikologi dan
emosional dari seluruh kelas tentang pengaruh ganjaran dan hukuman,
keberhasilan dan kegagalan, tentang keseluruhan dinamika dari hubungan
interpersonal antara guru dan pembelar yang kesemuanya akan menunjang
keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan. Guru bukan hanya menghabiskan
materi dari A sampai Z, namun harus membimbing anak belajar dengan
menyediakan situasi dan kondisi yang tepat, agar potensi anak dapat
berkembang semaksimal mungkin sehingga tujuan pendidikan akan dapat
tercapai.
Maka dari itu keberhasilan siswa dalam belajar tidak terlepas dari peran
guru dalam mengajar dan mendidik. Seorang guru harus dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa, sehingga anak yang tadinya malas belajar akan menjadi
rajin belajar, yang tadinya tidak suka pada satu pelajaran misalnya, menjadi
suka. Dan guru profesional juga harus mampu menjadi teladan dengan selalu
menerapkan sikap yang baik sebagai patokan untuk para siswanya. Dengan kata
lain Prof. Dr. H. Rama Yulis mengatakan bahwa motivasi sebagai suatu proses
mengantar murid kepada pengalaman yang memungkinkan mereka dapat
belajar4 .
Faktor lain yang dapat mempengaruhi motivasi belajar adalah
Lingkungan Belajar. Kondisi Lingkungan Belajar sangat menentukan
kelancaran proses pembelajaran misalnya kondisi fisik, lingkungan sosial
budaya atau masyarakat dan lingkungan sekolah. Kondisi Lingkungan Belajar
yang kondusif, akan mengakibatkan siswa memiliki semangat dalam proses
4 Prof. Dr. Rama Yulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), hal 34
6
pembelajaran. Namun kadang fakta menunjukkan hal lain, kondisi Lingkungan
Belajar kadang kurang kondusif. Misalnya saja letak Lingkungan Belajar yang
terlalu dekat dengan jalan raya atau pasar, bisa membuat konsentrasi belajar
siswanya menjadi terganggu karena menimbulkan suara bising. Kondisi gedung
sekolah yang sudah usang dan fasilitas yang kurang 5 lengkap, juga bisa
membuat proses belajar mengajar terhambat. Latar belakang keluarga dengan
penghasilan ekonomi menengah ke bawah juga bisa menghambat proses belajar
mengajar karena orang tua cenderung tidak bisa memfasilitasi anaknya untuk
menyediakan Lingkungan Belajar yang memadai (Slameto, 2010: 60).
Kondisi lingkungan belajar siswa diduga kuat menentukan
tinggi/rendahnya motivasi siswa untuk belajar. Kondisi lingkungan belajar yang
dimaksud adalah kondisi tempat anak-anak belajar, bertumbuh dan berkembang
menuju kedewasaan, serta suasana belajar yang menyertai pertumbuhan dan
perkembangan itu. Kondisi lingkungan belajar mencakup keadaan alam,
lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan
(Ngalim Purwanto 2004:141).
Jika dilihat dari uraian diatas terdapat pengaruh antara Profesionalisme
Guru dan Lingkungan Belajar dengan Motivasi Belajar Siswa. Maka penulis
perlu menelitinya dalam suatu penelitian yang berjudul “PENGARUH
PROFESIONALISME GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA”
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan atau pembuatan mini Skripsi ini bertujuan untuk
memenuhi Tugas UAS Pemrosesan Data Elektronik” serta dijadikan sebagai
bahan pembelajaran untuk pembuatan skripsi yang akan datang.
C. Metode Penelitian
Dalam mencari informasi tentang “Pengaruh Profesionalisme guru dan
Lingkungan Belajar terhadap Motivasi belajar siswa” peneliti menggunakan
satu metode penelitian, yaitu:
1. Angket
Pada penelitian ini peneliti menggunakan penelitian kuantitatif,
Metode ini dilaksanakan dengan melakukan penyebaran angket secara
personal melalui akun akun social media yang peneliti miliki. Angket
7
tersebut sebar guna mengetahui Jawaban daripada responden mengenai
profesionalisme guru dan lingkungan belajar serta motivasi belajar siswa,
angket itu sendiri dibagikan terkhusus kepada siswa.
8
BAB II
PEMBAHASAN
A. Profil Responden
Dari hasil pengolahan kuisioner diperoleh profil responden yang menjadi
sampel dalam penelitian ini:
1. Jenis Kelamin
Adapun jenis kelamin responden terdiri dari dua yaitu laki-laki dan
perempuan. Setelah kuisioner disebarkan 30 responden maka dilakukanlah
identifikasi terhadap responden yang menjadi sampel sebagai berikut. Dapat
dilihat pada tabel berikut bahwa jenis kelamin didominasi oleh perempuan
sebanyak 24 orang atau 80% sedangkan Laki-laki sebanyak 6 orang atau
20%. Profil responden menurut jenis kelamin dapat dilihat pada tabel
berikut:
2. Instansi Mahasiswa
Adapun Intansi siswa atau asal sekolah yang terdiri dari 20 sekolah.
Setelah kuisioner disebarkan kepada 30 responden maka dilakukanlah
identifikasi terhadap responden yang menjadi sampel sebagai berikut. Dapat
dilihat pada tabel berikut bahwa Instansi mahasiswa didominasi oleh
SMKN 18 JKT sebanyak 4 orang atau 13,3%, SMK YAPERA sebanyak 3
orang atau 10%, SMK AN-NURMANIYAH sebanyak 3 orang atau 10%,
SMK PRIMA UNGGUL sebanyak 3 orang atau 10%, SMK AL
AMANAH sebanyak 2 orang atau 6,7%, Yapera sebanyak 1 orang atau
3,3%, annurmaniyah sebanyak 1 orang atau 3,3%, SMA An-Nurmaniyah
sebanyak 1 orang atau 3,3%, SMAN 12 Kota Tangerang sebanyak 1 orang
atau 3,3%, SMKN 18 jakarta sebanyak 1 orang atau 3,3%, Budi Mulia
sebanyak 1 orang atau 3,3%, SMAN 10 Tangsel sebanyak 1 orang atau
9
3,3%, MA Al-Itqon sebanyak 1 orang atau 3,3%, MAS AL-ITQON
sebanyak 1 orang atau 3,3%, SMEAN 17 sebanyak 1 orang atau 3,3%, sma
an-nurmaniyah sebanyak 1 orang atau 3,3%, SMAN 12 TANGERANG
sebanyak 1 orang atau 3,3%, SMK Taruna Terpadu 1 sebanyak 1 orang atau
3,3%, SMK Link and Match sebanyak 1 orang atau 3,3%, dan SMAN 1
Tirtayasa sebanyak 1 orang atau 3,3%. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
10
B. Deskripsi Variabel Penelitan
1. Profesionalisme Guru
a. Guru dalam menjelaskan materi pembelajaran mudah dipahami
Dari 30 Responden yang menjadi sampel, memiliki berbagai macam
preferensi terhadap Guru dalam menjelaskan materi pembelajaran yang
mudah dipahami, dikarenakan terdapat beberapa guru dalam
menjelaskan materi masih menggunakan kalimat yang sulit untuk
dipahami. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya responden Sangat
Setuju sebanyak 13 orang atau 43,3%, Setuju sebanyak 16 orang atau
53,3% dan Ragu-ragu sebanyak 1 orang atau 3,3% .
14
2. Lingkungan Belajar
a. Saya merasa nyaman pada saat belajar dikelas
Dari 30 Responden yang menjadi sampel, memiliki berbagai
macam preferensi terhadap Saya merasa nyaman pada saat belajar
dikelas, dikarenakan bagi beberapa peserta didik sekolah lah tempat
yang paling nyaman dan focus untuk belajar. Hal ini ditunjukkan
dengan banyaknya responden Sangat Setuju sebanyak 12 orang atau
40,0%, Setuju sebanyak 14 orang atau 46,7%, Ragu-ragu sebanyak
3 orang atau 10,0% dan Tidak Setuju sebanyak 1 orang atau 3,3%.
Valid Frekuensi Persentase
Sangat Setuju (5) 12 40,0
Setuju (4) 14 46,7
Ragu-ragu (3) 3 10,0
Tidak Setuju (2) 1 3,3
Jumlah 30 100
15
Setuju sebanyak 10 orang atau 33,3%, Setuju sebanyak 16 orang
atau 53,3% dan Ragu-ragu sebanyak 4 orang atau 13,3%.
Valid Frekuensi Persentase
Sangat Setuju (5) 10 33,3
Setuju (4) 16 53,3
Ragu-ragu (3) 4 13,3
Jumlah 30 100
16
f. Orang tua saya mengajarkan kepada saya agar tidak menunda
dalam menyelesaikan tugas sekolah
Dari 30 Responden yang menjadi sampel, memiliki berbagai
macam preferensi terhadap Orang tua saya mengajarkan kepada
saya agar tidak menunda dalam menyelesaikan tugas sekolah,
dikarenakan orang tua mengajarkan hal ini demi kebaikan, dengan
menunda-nunda tugas sekolah membuat semakin malas untuk
mengerjakan. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya responden
Sangat Setuju sebanyak 13 orang atau 43,3%, Setuju sebanyak 15
orang atau 50,0% dan Ragu-ragu sebanyak 3 orang atau 6,7%.
Valid Frekuensi Persentase
Sangat Setuju (5) 13 43,3
Setuju (4) 15 50,0
Ragu-ragu (3) 2 6,7
Jumlah 30 100
17
Sangat Setuju (5) 14 46,7
Setuju (4) 8 26,7
Ragu-ragu (3) 7 23,3
Sangat Tidak Setuju (1) 1 3,3
Jumlah 30 100
b. Jika ada pelajaran yang belum jelas atau sulit dimengerti, saya
menanyakan kembali kepada Bapak/Ibu guru
Dari 30 Responden yang menjadi sampel, memiliki berbagai
macam preferensi terhadap Jika ada pelajaran yang belum jelas atau
sulit dimengerti, saya menanyakan kembali kepada Bapak/Ibu guru,
dikarenakan guru yang menyampaikan matei tersebut dan lebih baik
untuk menanyakan langsung kepadanya. Hal ini ditunjukkan dengan
banyaknya responden Sangat Setuju sebanyak 9 orang atau 30,0%,
Setuju sebanyak 18 orang atau 60,0% dan Ragu-ragu sebanyak 3
orang atau 10,0%.
Valid Frekuensi Persentase
Sangat Setuju (5) 9 30,0
Setuju (4) 18 60,0
Ragu-ragu (3) 3 10,0
Jumlah 30 100
19
dengan banyaknya responden Sangat Setuju sebanyak 6 orang atau
20,0%, Setuju sebanyak 16 orang atau 53,3%, Ragu-ragu sebanyak
6 orang atau 20,0% dan Tidak Setuju sebanyak 2 orang atau 6,7%.
Valid Frekuensi Persentase
Sangat Setuju (5) 6 20,0
Setuju (4) 16 53,3
Ragu-ragu (3) 6 20,0
Tidak Setuju (2) 2 6,7
Jumlah 30 100
20
Sangat Setuju (5) 8 26,7
Setuju (4) 16 53,3
Ragu-ragu (3) 5 16,7
Tidak Setuju (2) 1 3,3
Jumlah 30 100
21
Sangat Setuju (5) 15 46,7
Setuju (4) 14 50,0
Ragu-ragu (3) 1 3,3
Jumlah 30 100
22
PENGUJIAN
A. Uji Validitas
23
B. Uji Reabilitas
Untuk melakukan uji reabilitas instrument penelitia maka digunakan uji
alpha, menyebutkan bahwa uji alpa cronbach digunakan untuk menganalisis
reabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran. Reabilitas instrumen dianggap
handal jika memeiliki koefisien reabilitas >0,5 (lebih besar atau sama dengan
0,5)
C. Uji Normalitas
Pengujian normalitas ini dilakukan untuk menguji apakah data penelitian
berasal dari populasi yang sebenanrnya normal. Pengujian data berdistribusi
normal jika nilai Arsymp sig (2-tailed) yang dihasilkan lebih besar dari nilai
Alpha yaitu sebesar 0.05. Hasil pengujian normalitas data dapat dilihat pada
tabel berikut dibawah ini :
No Variabel Asymp SIG Keterangan
(2-tailed)
1 Profesionalisme Guru 0,156 Normal
D. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengukur derajat keeratan hubungan
memprediksi besarnya arah hubungan itu, serta memprediksi besarnya variabel
dependen jika nilai variabel independen diketahui.
24
Keterangan Sig Kesimpulan
Dari hasil uji yang dilakukan dapat dilihat bahwa nilai sig
0,507 yang berarti lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa hubungan antara variabel Profesionalisme Guru dengan
Motivasi Belajar adalah Linier.
Dari hasil uji yang dilakukan dapat dilihat bahwa nilai sig
0,183 yang berarti lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa hubungan antara variabel Nilai Lingkungan Belajar dengan
Motivasi Belajar adalah Linier.
E. Uji Korelasi
a. Korelasi Matrix
Pengujian Korelasi Matrix, dilakukan menggunakan Uji
Korelasi Matrix dan dapat dikatakan berhubungan Jika N=30/df=28
dalam taraf sig 5% = 0,361 dan taraf 1% = 0,463. Hasil Uji korelasi
matrix adalah sebagai berikut :
1. R hitung Profesionalisme Guru ft Lingkungan Belajar = 0,729 >
0,361 (5%)/ 0,463 (1%); SIG 0,000 < 0,050; Terdapat 2 Bintang
(**)=> Berkolerasi Signifikan.
2. R hitung Profesionalisme Guru ft Motivasi Belajar = 0,735 >
0,361 (5%)/0,463 (1%); SIG 0,000 < 0,050 Terdapat 2 Bintang
(**)=> Berkolerasi Signifikan.
3. R hitung Lingkungan Belajar ft Motivasi Belajar = 0,805 >
0,361 (5%)/0,463 (1%); SIG 0,000 < 0,005; Terdapat 2 bintang
(**) => Berkolerasi Signifikan.
25
b. Korelasi Patrial
26
F. Uji Regresi
a. Regresi Linear
1. Variabel X1 dan Y
2. Variabel X2 dan Y
27
Variabel Lingkungan Belajar berpengaruh signifikan
terhadap Motivasi Belajar. Berdasarkan hasil analisis regresi linier
sederhana pada tabel diatas antara Lingkungan Belajar (X2) terhadap
Motivasi Belajar (Y) diketahui bahwa nilai koefisien regresi adalah
sebesar 0.669 dan nilai konstanta sebesar 12.780. Dengan demikian,
persamaan regresi yang diperoleh adalah Y= 12.780 + 0.669 Dimana
Y adalah Motivasi Belajar, sedangkan X adalah Lingkungan Belajar.
Dari persamaan tersebut dapat dianalisis beberapa hal, antara lain:
a. Nilai konstanta sebesar 12.780 menunjukan bahwa jika tidak ada
variabel Lingkungan Belajar (X2), maka motivasi belajar 12.780.
b. Nilai koefisien sebesar 0.669 menunjukan bahwa jika nilai variabel
Lingkungan Belajar (X2) sebesar 1, maka motivasi belajar akan
bertambah 0.669.
Berdasarkan nilai signifikansi, pada tabel uji regresi diperoleh nilai
signifikansi sebesar 0.003 yang berarti lebih kecil dari tingkat alpha
(0.003 < 0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
Lingkungan Belajar (X2) berpengaruh terhadap variabel Motivasi
Belajar (Y).
28
belajar. (X2) 0,001 < 0,05, regresi signifikan = Lingkungan belajar
berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar.
d) Untuk uji collinearity yaitu fenomena statistic yang ditemui dalam
permodelan regresi linier berganda. Uji multicollinearitas dapat
dilakukan dengan melihat koefisien korelasi. Jika nilai Tolerence < 1,
maka tidak terjadi multicollinearitas atau juga dapat dilakukan dengan
melihat VIF (Varians Inflation Factor) jika nilai VIF > 5 maka terjadi
multicollinearitas dan sebaliknya. Nilai VIF 0,469 < 5 maka tidak terjadi
multicollinearitas.
29
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengaruh profesionalisme guru dan lingkungan belajar sudah cukup
memadai bagi motivasi belajar pada siswa. Sesuai dengan hasil kuisioner
dan tes yang sudah dilakukan, masing-masing variable memiliki pengaruh
dan hubungan. Dengan ini profesionalisme guru sangat dibutuhkan untuk
motivasi belajar pada siswa, maka dari itu diperlukannya peningkatan
kompetensi pada guru untuk lebih mengoptimalkan proses pembelajaran
guna meningkatkan mutu dan motivasi peserta didik. Demikian dengan
lingkungan belajar juga sangat berpengaruh dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa, baik lingkungan keluarga, lingkungan masyarakan dan
lingkungan sekolah.
B. Saran
Dengan terpenuhinya guru yang professional maupun lingkungan
belajar yang baik dan nyaman, diharapkan dapat menumbuhkan motivasi
belajar pada peserta didik secara berkelanjutan. Dengan dukungan dari
orang tua, lingkungan masyarakat maupun guru yang professional menjadi
komponen yang cukup lengkap bagi peserta didik untuk lebih termotivasi
kedepannya.
30
DAFTAR PUSTAKA
31
LAMPIRAN
32
Lingkungan Belajar
33
Motivasi Belajar
UJI REALIBITAS
Profesionalisme Guru
34
Lingkungan Belajar
Motivasi Belajar
UJI NORMALITAS
UJI LINIERITAS
Motivasi Belajar terhadap Profesionalisme Guru
Korelasi Partial
36
UJI REGRESI
Regresi Sederhana : Y*X1
37
Regresi Sederhana : Y*X2
38
Regresi Berganda
39
40
Berikut bukti kuisioner melalui Gform :
41
12/17/21, 2:02 PM Pengaruh Profesionalisme Guru dan Lingkungan Belajar terhadap Motivasi Belajar Siswa
Keterangan :
3 : Ragu-Ragu
4 : Setuju
5 : Sangat Setuju
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
* Wajib
1. Nama *
2. Email *
3. Jenis Kelamin *
https://docs.google.com/forms/d/1MQnLZ1OO04KUI9fWyQ6TNs73-ugdc2ZOxzU5juqFqOs/edit 42/
9
12/17/21, 2:02 PM Pengaruh Profesionalisme Guru dan Lingkungan Belajar terhadap Motivasi Belajar Siswa
4. Asal Sekolah *
Profesionalisme Guru
1. Guru dalam menjelaskan materi pembelajaran mudah dipahami *
1 2 3 4 5
2. Guru mampu memecahkan masalah yang dihadapi para siswa dalam proses
pembelajaran *
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
https://docs.google.com/forms/d/1MQnLZ1OO04KUI9fWyQ6TNs73-ugdc2ZOxzU5juqFqOs/edit 43/
9
12/17/21, 2:02 PM Pengaruh Profesionalisme Guru dan Lingkungan Belajar terhadap Motivasi Belajar Siswa
4. Dalam menyampaikan/menjelaskan materi guru dapat memberikan
contoh/perumpamaan yang jelas *
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
7. Guru memberikan contoh yang baik kepada siswa, misalnya datang tepat waktu
*
1 2 3 4 5
8. Guru selalu mempersiapkan dan merencanakan terlebih dahulu bahan ajar dengan
optimal sebelum proses belajar dimulai *
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
10. Guru selalu mengaitkan pelajaran yang lalu dengan yang akan diajarkan *
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
https://docs.google.com/forms/d/1MQnLZ1OO04KUI9fWyQ6TNs73-ugdc2ZOxzU5juqFqOs/edit 45/
9
12/17/21, 2:02 PM Pengaruh Profesionalisme Guru dan Lingkungan Belajar terhadap Motivasi Belajar Siswa
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
6. Orang tua saya mengajarkan kepada saya agar tidak menunda dalam
menyelesaikan tugas sekolah *
1 2 3 4 5
https://docs.google.com/forms/d/1MQnLZ1OO04KUI9fWyQ6TNs73-ugdc2ZOxzU5juqFqOs/edit 46/
9
12/17/21, 2:02 PM Pengaruh Profesionalisme Guru dan Lingkungan Belajar terhadap Motivasi Belajar Siswa
1 2 3 4 5
8. Teman-teman saya memberikan perhatian pada saat saya sedang mempunyai masalah
*
1 2 3 4 5
9. Masyarakat disekitar tempat tinggal saya selalu memberi contoh yang baik pada anak-
anak usia sekolah untuk tidak melakukan tindakan tercela *
1 2 3 4 5
10. Lingkungan disekitar rumah saya cukup tenang dan tidak menganggu pada saat saya
belajar *
1 2 3 4 5
https://docs.google.com/forms/d/1MQnLZ1OO04KUI9fWyQ6TNs73-ugdc2ZOxzU5juqFqOs/edit 6/9
12/17/21, 2:02 PM Pengaruh Profesionalisme Guru dan Lingkungan Belajar terhadap Motivasi Belajar Siswa
1 2 3 4 5
2. Jika ada pelajaran yang belum jelas atau sulit dimengerti, saya menanyakan
kembali kepada Bapak/Ibu guru *
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
https://docs.google.com/forms/d/1MQnLZ1OO04KUI9fWyQ6TNs73-ugdc2ZOxzU5juqFqOs/edit 7/9
12/17/21, 2:02 PM Pengaruh Profesionalisme Guru dan Lingkungan Belajar terhadap Motivasi Belajar Siswa
5. Pada waktu pelajaran mau dimulai saya mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan
dengan materi pelajaran, seperti buku dan alat tulis *
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
https://docs.google.com/forms/d/1MQnLZ1OO04KUI9fWyQ6TNs73-ugdc2ZOxzU5juqFqOs/edit 8/9
12/17/21, 2:02 PM Pengaruh Profesionalisme Guru dan Lingkungan Belajar terhadap Motivasi Belajar Siswa
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
Formulir
https://docs.google.com/forms/d/1MQnLZ1OO04KUI9fWyQ6TNs73-ugdc2ZOxzU5juqFqOs/edit 9/9