Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

GURU KALBU
MATA KULIAH TEORITIS

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 11:


1. SOFIANA AMELIA JIHUNG
2. MARIA NATALIA ENEM
3. YOHANA HILDA SEMI
4. MARSELINA LASTRIANI ALDINA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENIDIKAN
UNIVERSITAS KATOLIK RUTENG
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas tentang Kinematika.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa Makalah Kinematika ini masih jauh dari kesempurnaan
baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Ruteng, 08 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
COVER...............................................................................................................................
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
2.1 Empat (4) Modal Guru ..................................................................................... 2
2.2 Softskill Yang Dimiliki Seorang Guru ............................................................ 5
2.3 Prinsip-Perinsip Menjadi Guru ........................................................................ 5
2.4 Cara Menjadi Guru Kalbu ................................................................................ 6
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 9
3.2 Saran ................................................................................................................ 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Guru atau pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan peserta didiknya dengan upaya mengembangkan berbagai potensi yang
dimiliki peserta didik tersebut. Guru adalah orang yang paling berpengaruh terhadap
peserta didiknya, di sekolah guru akan menjadi panutan atau contoh bagi peserta
didiknya. Menurut Kunandar, salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah
guru. Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar dan strategis. Hal
ini disebabkan gurulah yang berada di barisan terdepan dalam pelaksanaan pendidikan.
Gurulah yang langsung berhadapan dengan peserta didik untuk mentransfer ilmu
pengetahuan dan teknologi sekaligus mendidik dengan nilai-nilai positif melalui
bimbingan dan keteladanan.1 Dari hal di atas Kunandar juga menjelaskan bahwa guru
mempunyai misi dan tugas yang berat, namun mulai dalam mengantarkan tunas-tunas
bangsa ke puncak cita-cita. Oleh karena itu, sudah selayaknya guru mempunyai berbagai
kompetensi yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya. Dengan kompetensi
tersebut, maka akan menjadi guru yang profesional, baik secara akademis maupun
nonakademis.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja modal yang diperlukan untuk menjadi seorang guru?
2. Apa saja softskill yang perlu dimiliki seorang guru?
3. Apa saja prinsip-prinsip menjadi guru?
4. Apa saja cara untuk menjadi guru kalbu?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui modal yang diperlukan untuk menjadi seorang guru
2. Mengetahui softskill yang perlu dimiliki seorang guru
3. Mengetahui prinsip-prinsip menjadi guru
4. Mengetahui cara untuk menjadi guru kalbu.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Empat (4) Modal Guru


1. Dekat dengan Anak Didik
Modal utama agar menjadi guru favorit atau dicintai oleh peserta didiknya
yaitu hubungan yang dekat dengan mereka. Kedekatan dengan anak didik ini bisa
dibangun dengan kedekatan secara lahir maupun secara batin. Kedekatan antara guru
dan anak didiknya mutlak diperlukan. Hal ini dianggap penting karena proses
pembelajaran diyakini tidak akan berjalan dengan lancar dan berhasil secara
maksimal tanpa adanya kedekatan antara yang mendidik dengan yang dididik.
Dengan adanya kedekatan ini, diharapkan anak didik dapat mengikuti pelajaran yang
disampaikan oleh gurunya dengan perasaan yang santai dan pikiran yang tenang.
Lain halnya bila guru dan anak didiknya tidak ada jalinan hubungan kedekatan,
biasanya proses pembelajaran akan berjalan dengan ketegangan, dengan demikian
yang mudah pun bisa menjadi sulit dicerna. Kedekatan antara g guru dan peserta
didik diperlukan agar peserta didik dapat belajar dengan baik, terutama ketika
menghadapi materi pelajarannya yang sulit dipahami. Maka, peserta didik dapat
bertanya tanpa rasa malu kepada gurunya. Tidak adanya peserta didik yang bertanya
ketika proses pembelajaran berlangsung bukan selalu berarti semua peserta didik
sudah memahami pelajaran yang dimaksud. Bisa jadi mereka enggan bertanya karena
tidak adanya kedekatan dengan sang guru. Demikan pula dengan adanya kedekatan
seorang guru dapat membantu masalah yang dihadapi oleh peserta didiknya sehingga
proses pembelajaran pun tetap berjalan dengan lancar sesuai dengan apa yang
diharapkan, yaitu tujuan pendidikan dapat tercapai dengan maksimal. Kedekatan
secara lahir dapat dibangun dengan bentuk perhatian yang diperlihatkan kepada
peserta didiknya.
Meski diperlihatkan, hal penting yang tidak boleh diabaikan hendaknya
dilakukan dengan hati yang ikhlas karena setiap tindakan yang dimulai dari hati yang
ikhlas akan menimbulkan energi positif yang luar biasa. Bentuk perhatian secara
lahir, misalnya menyapa dengan ramah ketika betemu. Di samping seorang guru
membangun kedekatan secara lahir, juga tidak kalah pentingnya untuk membangun
kedekatan secara batin kepada anak didiknya. Kedekatan ini dapat dilakukan dengan
mendokan secara khusus kepada peserta didiknya agar diberi kemudahan dalam
belajar dan mencapai kesuksesan. Sungguh, cara ini sangat pening untuk dilakukan
oleh seoang guru kepada peserta didiknya. Mendoakan tidak hanya dialakukan hanya
sekali saja, tetapi bisa secara istiqamah/berkala, misalnya dilakukan setiap selesai
shalat lima waktu dan di tengah malam ketika selesai shalat tahajud.
2. Membangun Suasana yang Menyenangkan
Orang yang pandai membangun suasana yang menyenangkan dalam sebuah
hubungan, juga pasti akan disenangi oleh banyak orang. Demikian pula dengan guru
hendaknya pandai membawa suasana yang menyenangkan dalam proses
pembelajaran, sehingga disenangi oleh peserta didiknya. Penulis sering mengamati
bahwa guru favorit adalah seorang guru yang menyenangkan. Siapa saja akan merasa

2
senang bila berada dalam suasana yang menyenangkan, termasuk peserta didik ketika
mengikuti proses pembelajaran yang menyenangkan, mereka akan merasa senang.
Seorang guru yang menyenangkan adalah seorang yang mempunyai kepribadian
sebagai berikut:
a. Memahami Kebutuhan Peserta Didik
Guru yang dicintai oleh peserta didiknya adalah guru yang bisa memahami
kebutuhan anak didinya dengan sangat baik. Orang yang demikian biasanya
senantiasa mengedepankan dialog yang dianggap penting atau musyawarah
terbuka, artinya tidak ada sesuatu yang disembunyikan. Dalam hal ini guru
tersebut berusaha untuk mendengarkan apa yng menjadi kebutuhan peserta
didiknya (Akhmad Muhaimin Azzet, 2011, p.32)
b. Memberikan Penghargaan
Seorang guru yang dicintai oleh peserta didiknya adalah yang bisa memberikan
penghargaan kepada peserta didiknya. Penghargaan bisa diberikan dengan kata-
kata yang baik dan bermanfaat. Misalnya, pada saat seorang peserta didik
berhasil mengerjakan pekerjaannya, seorang guru berkomentar, "bagus sekali."
Sudah tentu, sang anak didik akan merasa senang dan memuaskan karena
mendapat penghargaan dari gurunya.
c. Dapat Mengontrol Emosi dengan Baik
Menjadi guru tidak selalu menghadapi peserta didik yang baik, sopan, taat, tertib,
dan tepat waktu. Ada saja dari peserta didik yang justru sikapnya memancing
kemarahan gurunya. Maka, guru yang tidak bisa mengontrol emosinya dengan
baik, terpancing untuk memarahi peserta didiknya. Berbeda dengan seorang guru
yang dapat mengontrol emosinya dengan baik. Jika ada di antara peserta didik
yang melakukan perbuatan yang melanggar dari aturan sekolah, ia mencoba
untuk memahami mengapa anak tersebut melakukan perbuatan tersebut. Sang
guru akan dengan lembut memanggil anak tersebut lantas menanyainya dengan
baik. sayang sebagaimana orangtua kepada anaknya. Karena seorang guru
bukanlah orangtua kandung bagi nak didiknya, sudah tentu ekspresi dan
bentuknya berbeda dengan orangtua kandung mereka dalam memberikan rasa
kasih sayang. Rasa ksih sayang yang bersumber dari dalam hati tetaplah perlu
dibangun dengan sebaik-baiknya oleh seorang guru yang ingin dicintai oleh anak
didiknya, sebagaimana anak mencintai oarng tuanya sendiri.
3. Bisa Berperan sebagai Orangtua Kedua
Guru yang bisa berperan sebgai orangtua kedua bagi anak didiknya ketika
berada di sekolah, maka guru tersebut akan dicintai oleh anak didiknya. Seorang guru
yang dicintai oleh anak didiknya, menjadi modal untuk dapat dikatakan sebagai guru
favorit. Anak didik adalah pribadi yang sesungguhnya masih membutuhkan kasih
sayang dan teladan yang baik dalam masa perkembangan jiwanya. Di sinilah mereka
sangat membutuhkan dari kedua orang tuanya dalam kehidupan sehari-harinya ketika
berada di rumah. Selain di rumah, lingkungan kedua bagi anak didik adalah berada
disekolah, disinilah anak didik juga membutuhkan orang yang bisa memberikan
kasih sayang dan teladan yang baik, yaitu dari gurunya.
a. Membangun Rasa Kasih Sayang

3
Rasa kasih sayang yang perlu dibangun adalah rasa kasih sayang sebagaimana
orangtua kepada anaknya. Karena seorang guru bukanlah orangtua kandung bagi
nak didiknya, sudah tentu ekspresi dan bentuknya berbeda dengan orangtua
kandung mereka dalam memberikan rasa kasih sayang. Rasa ksih sayang yang
bersumber dari dalam hati tetaplah perlu dibangun dengan sebaik-baiknya oleh
seorang guru yang ingin dicintai oleh anak didiknya, sebagaimana anak mencintai
oarng tuanya sendiri.
b. Memberiakan yang Terbaik.
Setiap orangtua ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Untuk
memberikan yang terbaik ini, orangtua bekerja dan berusaha dengan sekuat
tenaga. Semua ini dilakukan agar anaknya tumbuh dan berkembang dalam asuhan
yang menyenangkan dan dapat meraih keberhasilan dalam dunia pendidikan, baik
pendidikan dalam keluarga maupun pendidikan di lembaga sekolah. Disinilah
alasan orangtua dicintai dan dihormati denagn setulusnya oleh anakanaknya.
Guru sebagai orangtua kedua bagi anak didik ketika berada di lingkungan
sekolah, maka ia harus senantiasa membangun kesadarannya untuk bisa
memberikan yang terbaik kepada anak didiknya, sebagaimana orangtua
memberikan yang terbaik kepada anaknya sendiri.
c. Mendampingi dengan Senang Hati.
Salah satu kelebihan orangtua terhadap anak-anaknya adalah mendampingi
dengan senang hati dalam proses tumbuh dan berkembangnya. Oleh karena itu,
anak merasakan nyaman dan damai ketika berada di samping orang tuanya.
Meski bukan orangtua kandung, apabila seorang guru dapat membangun
kepedulian yang kuat dalam hatinya untuk bisa senantiasa mendampingi anak
didiknya dengan senang hati. Maka, seoarng guru tersebut akan disenangi oleh
anak didiknya, karena ia mendampingi mereka dengan senang hati
4. Menjadi Sahabat dalam Belajar
Guru yang dicintai oleh anak didiknya adalah yang bisa menjadi sahabat
dalam belajar. Guru yang menjadi sahabat ini adalah hal baru dan penting untuk
diperhatikan. Peran seorang guru adalah memberikan ilmu kepada anak didiknya.
Oleh karena itu, seorang guru akhirnya juga menjadi penguasa tunggal di dalam
kelas. Sebagai penguasa tunggal di dalam kelas, seorang guru di zaman dahulu bebas
melakukan apa saja, termasuk dalam memberikan hukuman kepada peserta didiknya.
Sang anak pun enggan mengadukan perlakuan sang guru tersebut ke orangtuanya.
Sebab orangtuanya pun biasanya malah menyalakan anak sendiri yang dituduh tidak
patuh pada gurunya (Akhmad Muhaimin Azzet, 2011, p.50). Di zaman sekarang,
sangat mudahnnya akses ilmu pengetahuan, seorang guru yang disenangi peserta
didik adalah guru yang dapat menjadi sahabat dalam belajar dan memahami
kehidupan yang terus berkembang. Guru yang menempatkan diri sebagai seorang
sahabat akan membuat peserta didik merasa dekat dan nyaman. Kedekatan dan rasa
nyaman ini sungguh penting kaitannya dengan motivasi dan semangat peserta didik
dalam proses pembelajarannya. Peserta didik yang merasakan hubungan dengan
gurunya yang tidak kaku, dekat dan penuh persahabatan akan merasakan bahwa
belajar di sekolah itu hal yang menyenangkan.

4
Bila peserta didik telah merasakan kesenangan dalam belajar, tentu ia akan
bersemangat ketika berada di sekolah. Demikian pula ketika belajar di rumah yang
biasanya dilakukan untuk membaca kembali pelajaran di sekolah atau mengerjakan
PR dari gurunya di sekolah. Bila hal ini telah terjadi, tujuan proses pembelajaran
akan lebih mudah tercapai. Di zaman sekarang, seorang guru bukanlah satusatunya
sumber ilmu pengetahuan, bahkan ada sumber pengetahuan yang lebih mudah di
akses. Oleh karena itu, menjadikan peserta didik sebagai sahabat adalah pilihan
cerdas bagi seorang guru yang ingin dicintai oleh anak didiknya. Seorang guru yang
tampil sebagai sahabat bagi peserta didiknya tentu akan menjadikan pribadinya
hangat dan penuh keakraban dengan anak didiknya. Seorang guru yang tampil penuh
persahabatan dengan anak didiknya tentu bukan guru yang begitu mudah
menjatuhkan hukuman bagi anak didik yang melanggar. Apalagi, langsung
memberikan hukuman tanpa bertanya sebelumnya kepada anak didiknya mengapa
melakukan hal yang tidak baik. Akan tetapi bukan berarti seorang guru tidak boleh
memberikan hukuman, jika ada di antara peserta didiknya melakukan pelanggaran,
tentu tidak boleh dibiyarkan begitu saja.
2.2 Softskill Yang Dimiliki Seorang Guru
Sofskil yaitu keterampilan yang berkaitan dengan aspek emosional, sosial dan
personal dari seseorang. Lalu, apa saja soft skill yang harus dimiliki Bapak/Ibu? Simak
penjelasan berikut.
1. Kesabaran
Bapak/Ibu harus memahami bahwa di suatu kelas terdapat banyak keberagaman latar
belakang budaya, gaya belajar, kepribadian dan kemampuan intelektual. Bapak/Ibu
akan berada di situasi ketika beberapa siswa mungkin menghadirkan tantangan lain,
seperti terlambat mengerjakan tugas, sulit memahami pelajaran, perilaku yang
menganggu dan sebagainya. Untuk mengatasi hal tersebut, Bapak/Ibu perlu
manajemen emosi yang baik dan memiliki tingkat kesabaran yang tinggi dalam
menghadapi siswa.
2. Komunikasi
Komunikasi menjadi kemampuan dasar yang harus dimiliki Bapak/Ibu.
Keterampilan komunikasi yang baik dapat meningkatkan efektivitas pengajaran,
karena ketika Bapak/Ibu dapat menyampaikan materi pelajaran dengan baik, maka
siswa pun bisa menerima informasi tersebut lebih maksimal. Selain itu, komunikasi
juga dapat membangun hubungan yang baik dengan siswa ataupun orang tua siswa.
3. Kepemimpinan
Dengan memiliki keterampilan kepemimpinan, Bapak/Ibu dapat menciptakan
lingkungan kelas yang kondusif dalam rangka mencapai tujuan akademik dan
meningkatkan kolaborasi dalam kelas, sehingga dapat mendorong siswa untuk
bekerja sama dan mengembangkan keterampilan sosial mereka.
4. Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah
Salah satu tanggung jawab Bapak/Ibu menjadi guru yaitu mengelola adanya
perbedaan pendapat yang terjadi di antara siswa. Jika terjadi suatu masalah,
Bapak/Ibu harus dapat mendengarkan secara aktif serta mempertimbangkan setiap

5
sudut pandang. Dengan memiliki keterampilan ini, Bapak/Ibu juga perlu mengasah
cara berpikir kritis agar mencapai pemecahan masalah yang terbaik.

2.3 Prinsip-Perinsip Menjadi Guru


1. Prinsip pertama yang harus dimiliki seorang guru dalam mendidik
adalah ORIENTASI PADA DAKWAH. Karena jika guru selalu memiliki orientasi
dakwah dalam mendidik akan memiliki nafas dan misi yang panjang dan jauh
kedepan. Dalam mendidik tidak akan berfikir hari ini, tapi mau dicetak menjadi apa
pada masa yang akan datang.
2. Kata Hikmah secara bahasa yang berarti bijaksana, pikiran yang baik, pengetahuan.
Secara istilah hikmah adalah nasihat atau pelajaran baik yang diambil dari sebuah
peristiwa, kejadian, kisah yang terinspirasi dari sumber-sumber tertentu. Hikmah
bisa disampaikan melalui kisah-kisah keteladanan kepada peserta didik. Untuk dapat
tersampaikannya hikmah tersebut dapat dilakukan dengan penularan kebaikan.
Artinya teryata bahwa dalam menyampaikan dakwah
dibutuhkan KETELADANAN, karena pada hakekatnya KETELADANAN lebih
kuat dari pada ucapan yang disampaikan
3. Pengajaran yang baik. pengajaran yang baik adalah bagian dari strategi dan metode
dalam menyampaikan pembelajaran artinya adalah STRATEGI
PENGAJARAN perlu diterapkan dengan baik sesuai dengan kondisi peserta didik.
Sebagaimana perkataan yang disampaikan oleh sahabat Ali bin Abi Thalib "Didiklah
anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup bukan dijamanmu"
4. Mengajak diskusi dengan sopan, lembut, tutur kata yang baik dan bijak. maksudnya
adalah setelah kita mendidik dengan orientasi dakwah, penularan hikmah, strategi
pembelajaran, maka selanjutnya jika diantara murid-murid/peserta didik ada yang
membantah, tidak suka dengan yang kita sampaikan maka ajaklah DISKUSI
dengan SOPAN, LEMBUT dan BIJA
2.4 Cara Menjadi Guru Kalbu
1. Kecerdasan spiritva/ yang memadai.
Guru digugu dan ditiru. Sebuah idiom yang melambangkan belapa agungnya profesi
seorang guru. Kemuliaan itulah yang tidak bisa diterima masyarakat kelika ada
oknum guru yang mencemarkan nama baiknya. Karena tingginya penghormatan yang
diberikan kepadanya, maka guru harus berhati — hati dalam berbuat dan bertindak,
baik dilingkungan sekolah maupun dilingkungan masyarakal. Masyarakat berharap
seorang guru itu merupakan sosok yang berada di atas rata- rala, sehingga ia bukan
saja menjadi guru bagi peserta didiknya di sekolah, telapi yang paling penting adalah
dia mampu menjadi guru buat dirinya sendiri.
2. Kecerdasan Emosinya Cukup.
Kemampuan emosional merujuk pada kecakapan untuk mengelola batinnya sendiri
dan batin peserta didiknya serla kemampuan untuk memberikan motivasi, baik
kepada dirinya, maupun kepada peserta didiknya. Fokus utamanya adalah bagaimana
seorang guru mampu mengelola emosinya sendiri. Kemampuan mengelola emosi ini
sangat penting agar ia bisa tampil di depan peserta didiknya sebagai guru yang

6
bijaksana. Kita tahu mendidik ilu bukan saja berarti mengajar anak- anak untuk
memiliki kecerdasan intelektual, lelapi juga kecerdasan spiritual dan emosional.
Disamping olaknya pandai dan mampu mengendalikan diri, seorang guru juga harus
memiliki keimanan dan kelakwaan yang kuat kepada Allah SWT. Pada prinspnya
mendidik itu adalah mencetak generasi muda penerus bangsa menjadi manusia yang
utuh baik lahir maupun batinnya. Ada seorang guru yang cukup cerdas baik spiritual
maupun intelektualnya, namun ia tidak memiliki keterampilan untuk mengelola batin
peserta didiknya dengan baik, sehingga yang terlonlar dari mulutnya adalah keluhan
keluhan lentang peserta didiknya. Seorang guru yang memiliki kecerdasan emosional
yang cukup akan terlihat jelas dari cara dia menghadapi peserta didiknya, yakni sabar
dan bijaksana.
3. Kecerdasan intelektualnya lumayan
Seorang guru harus mampu menguasai bidang yang diampunya, dan selalu tanggap
terhadap perkembangan baru terutama yang berkaitan dengan bidangnya. Mendidik
itu adalah seni, seni itu dinamis bukan statis. Seorang guru seharusnya selalu
berusaha mengembangkan kemampuannya agar menemukan kreasi dan inovasi baru
demi peserta didiknya. Seorang guru tidak boleh cepat merasa puas dengan apa yang
lelah ia lakukan dan terhadap prestasi yang dia capai. Dia harus memilki gagasan-
gagasan baru demi meningkatkan kecerdasan peserla didiknya. Kecerdasan
intelektual ini akan menempatkan dirinya sebagai sosok yang punya daya tarik
tersendiri bagi peserta didiknya. Peserta didik merasa senang mengikuti apa yang
diajarkannya, karena ia dianggap mampu dan menguasai bidangnya.
4. Memiliki Kemampuan Berbicara.
Kemampuan berbicara adalah salah satu keahlian yang harus dimiliki oleh seorang
guru. Seorang guru lidak hanya sekedar pandai, tetapi juga harus mampu
memberikan pembelajaran kepada peserta didiknya dengan baik di depana kelas.
Banyak guru yang pandai, namun lidak disukai oleh peserta didiknya, lantaran cara
dia menyampaikan pelajaran yang lidak berkenan di hali mereka. Ada guru yang
lerlalu cepat berbicara, sehingga peserta didiknya hanya mendengar sepolong-
sepolong. Ada pula guru yang mengajarnya bertele- tele, sehingga membosankan.
Peserla didik banyak yang menganluk, tidak focus dan berharap pembelajaran
66cepat berakhir dan gurunya keluar ruangan. Ada lagi guru yang terlalu santai,
sehingga terkesan lebih banyak melawaknya daripada mengajar.
5. Sabar Menghadapi Peserta Didiknya
Peserla didik datang ke sekolah dengan bermacam- macam karakterislik. Mereka
datang ke sekolah dari berbagai latar belakang keluarga, yang tidak mungkin sanna
antara satu dengan yang lainnya. Ada peserta didik yang perilakunya menyimpang, di
sisi lain ada pula peserta didik yang daya tangkapnya lemah, ada juga yang lerlalu
kritis dan lain- lain. Semua ini merupakan masal ah sehari- hari bagi seorang guru
yang harus dihadapi dengan penuh kesabaran. Untuk itu, maka seorang guru harus
mempunyai jiwa yang matang. Mampu berpikir dewasa dan sabar dalam menghadapi
kendala apapun yang menghalangi tugas- tugasnya.
6. Memiliki kedisiplinan Yang Tinggi.

7
Disiplin merupakan factor penting dalam pembentukan karakter peserta didik.
Profesionalisme seorang guru bisa diukur dari tingkal kedisiplinannya dalam
menjalani profesinya. Disiplin bukan hanya terbatas kepada waktu saja, namun juga
menyangkut perilaku yang lain seperti kerapihan dalam berpakaian, memarkir
kendaraannya di tempal parkir yang telah ditentukan dan sebagai guru yang memiliki
disiplin tinggi akan berupaya dalang ke sekolah tepal waktu. Disiplin merupakan
suatu keniscayaan, yang harus melekat pada diri seorang guru. Menjalani profesi
sebagai seorang guru harus memiliki tanggungjawab yang linggi. Betapa besar
kerugian yang harus ditanggung oleh Negara dan peserta didik kal au ada guru yang
mangkir dari tugasnya tanpa alasan yang jelas? Seorang guru sebaiknya mengajari
dirinya sendiri untuk berdisiplin linggi sebelum menyampaikan tentang kedisiplinan
kepada peserta didiknya.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi guru/pendidik
untuk menghasilkan peserta didik yang baik dan berkualitas, guru harus memiliki modal
serta softskill yang memadai selain itu harus memiliki prinsip-prinsip untuk menjadi
guru.
3.2 Saran
Dengan adanya pembahasan guru kalbu serta penerapannya dalam kehidupan,
diharapkan ada tindak lanjut dalam penerapan selanjutnya. Demikian yang dapat kami
paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya
masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan
penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini
berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai