Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KETERAMPILAN MEMBUKA

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Mikro

Dosen Pengampu :

Chumi Zahroul Fitriyah, S.Pd.,M.Pd.

Oleh:

Kelompok 2

Putri Aulia Bilqis 210210204049

Salsabila Urfani 210210204068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmatnya kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dan tanpa adanya kendala. Terima kasih tak lupa
kami ucapkan kepada ibu Chumi Zahroul Fitriah S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu mata
kuliah Pembelajaran Mikro yang telah memberikan arahan untuk membuat laporan ini.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Kritik
dan saran kami terima untuk membangun kesempurnaan pada lapora ini agar lebih baik lagi
kedepannya

Jember, 24 Februari 2024

Penyusun

i
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i


DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Permasalahan ............................................................................................... 1
BAB II .................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN................................................................................................................... 3
2.1. Pengertian Keterampilan Membuka ......................................................................... 3
2.2. Tujuan Keterampilan Membuka ................................................................................ 4
2.3. Prinsip-prinsip Penggunaan Keterampilan Membuka ............................................... 5
2.4. Manajemen Latihan Keterampilan Membuka Pembelajaran ..................................... 6
BAB 3 ................................................................................................................................. 11
PENUTUP .......................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keterampilan membuka dan menutup pelajaran merupakan keterampilan pokok
yang harus dikuasai oleh calon guru sebelum melakukan praktek mengajar dan benar-benar
menjadi guru yang profesional. Berdasarkan pengamatan pada saat melakukan praktek
mengajar Kampus Mengajar, bahwa dalam proses pembelajaran sering kali guru tidak
melakukan usaha membuka pelajaran dengan baik. Setelah melakukan tugas rutinitas
dalam kelas, seperti mengisi daftar hadir siswa, menenangkan kelas, dan meminta siswa
menyiapkan alat-alat pelajaran, guru langsung masuk pada Kegiatan Pembelajaran inti
pelajaran. Misalnya guru berkata "anak-anak hari ini bu guru akan menjelaskan kalimat
majemuk, coba kalian buka Buku paket pelajaran Bahasa Indonesia halaman 50....".
Kegiatan mengajar seperti contoh di atas menunjukkan proses pembelajaran yang
kurang efektif, sebab tidak didahului dengan kegiatan membuka pelajaran. Proses
pembelajaran yang demikian itu dapat mengakibatkan: (1) mental siswa tidak siap
menerima pelajaran, (2) perhatian siswa belum terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari,
dan (3) pelajaran sukar dipahami, tidak bermakna dan membosankan. Mengingat
pentingnya fungsi membuka pelajaran tersebut dalam proses pembelajaran, maka guru dan
calon guru perlu menguasai kompetensi cara membuka pelajaran dengan baik.
Membuka pelajaran di sini diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh
guru untuk menciptaan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat
pada hal-hal yang akan dipelajari. Kegiatan membuka pelajaran tidak saja harus dilakukan
guru pada awal jam pelajaran, akan tetapi juga pada awal setiap penggal kegiatan pelajaran.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah tersebut yaitu meliputi:
a) Bagaimana pengertian keterampilan membuka?
b) Bagaimana tujuan keterampilan membuka?
c) Bagaimana prinsip-prinsip penggunaan keterampilan membuka?
d) Bagaimana manajemen latihan keterampilan membuka pembelajaran?

1.3 Tujuan Permasalahan

1
Adapun tujuan ditulisnya makalah tersebut yaitu dengan tujuan sebagai berikut:
a) Mengetahui pengertian keterampilan membuka
b) Mengetahui tujuan keterampilan membuka
c) Mengetahui prinsip-prinsip penggunaan keterampilan membuka
d) Mengetahui manajemen latihan keterampilan membuka pembelajaran

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Keterampilan Membuka


Keterampilan membuka pelajaran adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh
guru termask guru Sekolah Dasar dalam melakukan kegiatan belajar mengajar demi
terbentuknya situasi dimana peserta didik memiliki motivasi dalam belajar serta fokus
terhadap materi yang akan dipelajai. Kegiatan ini dilaksanakan saat awal proses
pembelajaran. Isi kegiatan ini adalah tenaga pendidik memberikan tujuan yang akan
dicapai, menarik fokus siswa, menetapkan acuan, serta menghubungkan antara
pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh siswa dengan materi yang akan diajarkan.
Seorang guru disebut telah membuka kelas dengan baik apabila telah berhasil
membuka kesadaran belajar dalam diri peserta didik. Pembukaan kegiatan belajar yang
dapat menarik perhatian siswa mampu memberikan pengaruh terhadap semangat
siswa dalam mengikuti kelas. Guru yang menguasai keterampilan membuka pelajaran
akan dapat memberikan motivasi terhadap siswa untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran. Peserta didik termotivasi belajar akan terfokus dalam materi yang akan
dipelajari, dan tujuan pembelajaran pun dapat terlaksana dengan maksimal. Pernyataan
ini sesuai oleh pendapat dari Usman (2013, hlm 91) yang berisi “Membuka pelajaran
adalah usaha yang dilaksanakan guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan
prakondisi peserta didik yang memiliki mental dan fokus yang terpusat pada apa yang
akan dipelajari sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap
kegiatan belajar”. Pada umumnya apabila guru tampak bersemangat dalam mengajar,
maka siswa juga akan mengikuti guru dalam semangat belajar. Namun sebaliknya,
apabila guru tampak lesu dan tidak semangat mengajar, maka kegiatan belajar akan
menjadi membosankan.
Guru memiliki tugas yang cukup penting untuk memberi semangat kepada para
peserta didik supaya proses pembelajaran mampu berjalan dengan baik dan mampu
mengembalikan konsentrasi belajar yang terpecah-belah Keterampilan membuka harus
dimiliki oleh pendidik karena tidak semua peserta didik mempunyai mental yang siap
dan tertarik untuk belajar. Tugas guru adalah memberikan motivasi dan semangat
supaya kegiatan belajar mengajar mampu terlaksana. Keterampilan membuka
diharapkan dapat dikemas oleh guru secara efektif, efisien, menarik dan

3
menyenangkan. Meski terlihat remeh, namun fakta di lapangan ditemukan bahwa tidak
semua tenaga pendidik mampu melakukan proses kegiatan membuka dengan baik.
Padahal kondisi ini mampu berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan belajar serta
memunculkan fokus dan semangat siswa dalam belajar. Apabila siswa tidak siap untuk
berproses dalam pembelajaran, hasil belajar siswa dikhawatirkan dapat tidak maksimal
serta tujuan kegiatan belajar mengajar tidak dapat dicapai.
Dalam membuka pembelajaran guru harus mampu menghubungkan materi
yang telah dikuasai siswa dengan materi yang akan disampaikan, sebagai acuan dan
pondasi dalam memulai kegiatan pembelajaran yang baru. Cara yang dapat dilakukan
adalah melalui kegiatan apersepsi yang dikemas dalam bentuk pertanyaan. Misalnya:
“pada pertemuan sebelumnya kita telah membahas tentang macam macam bangun
datar, coba sebutkan kembali apa saja nama bangun datar tersebut”. Tujuan dari
melaksanakan apersepsi adalah memberi gambaran yang jelas mengenai ruang lingkup
materi pelajaran yang akan disampaikan. Acuan tersebut diberikan agar peserta didik
dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif yang dapat dikenali dengan ketepatan
langkah-langkah belajar yang dilakukannya.

2.2. Tujuan Keterampilan Membuka


Tujuan keterampilan membuka pelajaran menurut Nurhasnawati dan Afriza,
tujuan keterampilan membuka pelajaran adalah:
1. Menyiapkan mental peserta didik terhadap materi yang akan dipelajari.
2. Menumbuhkan motivasi belajar kepada pelajaran yang akan diberikan.
3. Timbulnya fokus siswa untuk menghadapi tugas-tugas yang akan dikerjakan.
4. Siswa mengetahui acuan belajar dan batas-batas tugas yang akan dikerjakan
5. Siswa mempunyai gambaran yang jelas tentang pendekatan pendekatan yang
mungkin akan digunakan dalam pembelajaran.
6. Siswa mengetahui hubungan antara pembelajaran yang telah dikuasai dengan
hal-hal yang baru yang akan dipelajari.

Syaiful Bahri Djamarah mengungkapkan bahwa keterampilan membuka


pelajaran berguna untuk:

1. Mendorong peserta didik supaya siap menghadapi tugas yang segera akan
diterima, dengan cara menarik perhatian dan menimbulkan motivasinya.

4
2. Menunjukkan pada peserta didik batas-batas tugasnya dan tetap terus
mengerjakan tugasnya apabila diperlukan.
3. Menyarankan siswa agar dapat menggunakan pendekatan dalam mempelajari
bahan-bahan pelajaran.
4. Menunjukkan pada siswa agar dapat menggunakan pendekatan dalam
mempelajari bahan-bahan pelajaran.
5. Menunjukkan pada siswa hubungan antara aspek-aspek dalam topik yang
sedang dipelajari
Jadi tujuan dari keterampilan membuka pelajaran adalah mengarahkan siswa
kepada aspek yang berkaitan dengan inti pelajaran. Sehingga siswa benar-benar siap
untuk belajar. Selain itu, juga akan memfokuskan perhatian dalam mempelajari materi
pelajaran yang akan dipelajari. Dengan membuka kelas dengan baik, guru dapat
menciptakan fondasi yang kuat untuk pembelajaran yang efektif dan positif bagi semua
siswa.

2.3. Prinsip-prinsip Penggunaan Keterampilan Membuka


Agar guru dapat menggunakan keterampilan membuka dan secara efektif, lebih
bermakna dan dapat memberikan kontribusi yang optimal dalam pencapaian tujuan
pembelajaran, maka guru perlu memperhatikan prinsip-prinsip yang mendasari penggunan
keterampilan tersebut. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
a) Prinsip relevan dan bermakna. Setiap kegiatan membuka pembelajaran seperti
menarik perhatian, membangkitkan motivasi, memberi acuan, membuat kaitan, gaya
mengajar, penggunaan multi metoda dan media pembelajaran, semuanya harus
memenuhi unsur kebermaknaan. Bermakna artinya setiap unsur yang digunakan sesuai
dengan upaya pencapaian tujuan atau kompetensi pembelajaran, sifat materi,
memperhatikan karakteristik siswa, maupun situasi dan kondisi pada saat
berlangsungnya proses pembelajaran. Artinya, dalam usaha menarik perhatian atau
memotivasi siswa sebelum memasuki pembelajaran inti, guru hendaknya memilih cara-
cara yang relevan dengan isi dan tujuan pembelajaran. Cara atau usaha yang sifatnya
dicari-cari atau dibuat-buat akan dapat berdampak negatif dalam pembelajaran, oleh
karena itu hendaknya dihindarkan. Seperti ceritera, intermezo atau lawakan yang tidak
ada hubungannya dengan pelajaran yang akan disampaikan mungkin sementara dapat

5
memikat siswa, tetapi akan gagal dalam mewujudkan kelangsungan penguasaan
pembelajaran.
b) Prinsip logis dan berkesinambungan. Penerapan setiap unsur kegiatan membuka
pembelajaran harus direncanakan. Dengan perencanaan yang matang, maka
penggunaan unsur-unsur membuka pembelajaran tidak terkesan seperti dibuat-buat
atau dipaksakan. Melalui perencanaan yang matang, penerapan unsur-unsur membuka
pembelajaran akan berjalan secara logis dan sistematis, sehingga akan mampu
mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran. Aktivitas yang ditempuh
oleh guru dalam memperkenalkan dan merangkum kembali pokok-pokok penting
pelajaran hendaknya merupakan bagian dari kesatuan yang utuh. Dalam mewujudkan
prinsip berurutan dan berkesinambungan ini perlu diusahakan suatu susunan yang tepat,
berhubungan dengan minat siswa, ada kaitannya yang jelas antara satu bagian dengan
bagian lainnya atau ada kaitannya dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah
dimiliki siswa.
c) Prinsip kehangatan dan mendidik. Dalam melakukan kegiatan memulai pelajaran
guru harus memperhatikan kehangatan atau menunjukkan semangat/antusiasme agar
para siswa dapat "tertular" antusiasmenya pula. Perlu diingat, bahwa emosi akan
menular secara halus dan tidak terasa kepada orang lain yang kita hadapi, oleh karena
itu dalam melakukan membuka pelajaran hendaknya menunjukkan sikap kehangatan
kepada siswa. Di samping itu, kegiatan membuka pelajaran ini juga harus mengandung
undur-unsur pendidikan. Guru tidak hanya mengharapkan sikap sesaat saja dari siswa
dan yang penting memiliki semangat belajar, akan tetapi guru juga harus menanamkan
nilai-nilai pendidikan, seperti memilih kata-kata yang baik, gerak-gerik yang baik atau
model-model pembelajaran yang baik atau sesuai.
d) Prinsip kontekstualitas. Artinya, dalam melakukan pembukaan pelajaran kita harus
menggunakan cara-cara dan pendekatan yang kontekstual. Kontekstual tersebut juga
dalam pengertian bahwa materi atau bahan dan cara-cara yang digunakan dalam
pembukaan pelajaran harus sesuai dengan konteks pengetahuan dan pengalaman anak,
lingkungan dan budaya anak, serta waktu dan tempat dilaksanakan kegiatan
pembelajaran.

2.4. Manajemen Latihan Keterampilan Membuka Pembelajaran

6
Keterampilan membuka pelajaran, penerapannya di dalam kegiatan latihan
pembelajaran harus memiliki acuan yang jelas. Para ahli pembelajaran mikro telah
menguraikan beberapa keterampilan membuka pembelajaran ini menjadi beberapa
kategori atau komponen keterampilan. Namun demikian, untuk mendapatkan hasil
latihan keterampilan membuka pelajaran secara efektif, maka sebelum latihan sebaiknya
para mahasiswa menonton cuplikan vidio keterampilan membuka pelajaran yang disertai
dengan analisis dan diskusi tentang keterampilan tersebut, dengan tujuan agar
mendapatkan gambaran awal. Setelah selesai menonton vidio dan analisis serta diskusi
baru dilakukan praktik membuka pelajaran secara bergiliran.
Ada 5 kategori keterampilan utama yang seharusnya dikuasai guru dalam
membuka pelajaran. Keterampilan-keterampilan tersebut dapat hanya dilakukan satu
jenis keterampilan saja atau beberapa keterampilan sekaligus. Kelima macam
keterampilan dalam membuka pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut: :
1) Menarik perhatian siswa. Pembukaan pembelajaran yang baik dapat dilakukan
dengan menyapa siswa dengan penuh semangat. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan
untuk membangun semangat siswa memulai pembelajaran dengan semangat.
Sebaliknya jika guru membuka pebelajaran dengan lesu, maka siswa akan tertular
energi tidak semangat untuk memulai pembelajaran. Hal yang dapat diperhatikan
seorang guru untuk membuka pembelajaran yaitu dapat dengan menerapkan ice
breaking yang tentunya diperlukan kreatifitas dari masing-masing guru atau pendidik.
Banyak cara yang dapat digunakan untuk menarik perhatian siswa, antara lain adalah
sebagai berikut:
a. gaya mengajar guru, dalam hal ini guru bisa variasi gerak, variasi posisi atau
gaya suaranya. Pembelajaran adalah suatu proses komunikasi, komunikasi
pembelajaran yang dikembangkan secara interaktif akan menarik perhatian
siswa, sehingga tidak akan menimbulkan kejenuhan;
b. menggunakan multi metoda, media dan sumber pembelajaran, yaitu
penggunaan metoda, media dan sumber pembelajaran secara bervariasi yang
sesuai dengan tujuan atau kompetensi, karaktersitik siswa, kelengkapan saran
dan fasilitas (visual, audio, atau gabungan audiovisual);
c. membuat kaitan, yaitu menimbulkan motivasi dengan mengkaitkan antara hal
yang diketahui dengan hal-hal baru yang akan dipelajari seperti contoh
pelajaran pertemuan sebelumnya dengan pertemuan yang akan dibahas.

7
d. tempat belajar, misalnya selain belajar di dalam kelas, maka untuk menarik
perhatian siswa, guru dapat merancang kapan pembelajaran dilakukan di luar
kelas, laboratorium, perpustakaan atau ditempat belajar lainnya yang
memungkinkan pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
2) Menimbulkan motivasi belajar siswa. Motivasi adalah suatu kekuatan (energi) yang
mendorong seseorang untuk berkativitas. Pembukaan kegiatan pembelajaran sebaiknya
haruslah dapat memberikan motivasi dan membangun semangat siswa. Hal ini
dilakukan dengan tujuan agar siswa lebih antusias dalam belajar dan siswa merasa
bahwa gurunya memberikan dukungan untuk mencapai tujuan pembelajaran pada
waktu yang ditentukan atau pada saat pembelajaran hari tersebut. Kegiatan yang dapat
dilakukan untuk menimbulkan motivasi siswa yaitu sebagai berikut:
a. dengan kehangatan dan keantusiasan. Sikap bersahabat dan mendidik yang
ditunjukkan guru terhadap siswa, akan mendorong semangat (motivasi) belajar
siswa. Kehangatan dan antusias, rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap
profesi yang direfleksikan dalam setiap btindakan pembelajaran, akan
berdampak positif untuk membangkitkan semangat belajar siswa. Di sini guru
harus menunjukkan sikap yang semangat, hangat, dan tidak loyo, sebab sikap
guru akan dapat mempengaruhi sikap dan semangat siswanya. Jika guru
semangat, murid akan semangat juga, sebaliknya jika guru loyo, siswa akan
loyo juga.
b. dengan menimbulkan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu pada diri siswa dapat
memupuk semangat belajar siswa. Oleh karena itu, pada awal pembelajaran
para siswa perlu digiring agar semangat ingin tahu mereka tumbuh.
Penumbuhan rasa ingin tahu ini misalnya dapat dilakukan dengan
mengemukakan hal terkini yang siswa belum banyak tahu, menggunakan media
atau video yang menarik perhatian siswa. Namun perlu diingat bahwa semuanya
harus terkait dengan materi yang akan dibahas.
c. mengemukakan ide yang bertentangan. Siswa akan terdorong untuk
mengemukakan pertanyaan atau pendapatnya terhadap sesuatu ide atau topik
yang mengandung unsur bertentangan “pro dan kontra”, apalagi terkait dengan
kehidupan nyata sehari-hari. Selama untuk kepentingan pembelajaran, guru
harus kreatif memunculkan permasalahan yang dikemas dalam suatu ide atau
topik yang mengandung unsur “pro dan kontra” sehingga menggugah semangat
belajar siswa. Misalnya: menghadapi bahaya bermain HP bagi kesehatan mata.

8
Karena berkembangnya fitur teknologi atau aplikasi sosial media maupun game
(3D) yang semakin canggih, ketertarikan bermain HP pun sampai lupa waktu
yang membuat radiasi HP merusak kesehatan mata. Ada sebagian siswa yang
menyikapi hal tersebut dengan santai dan adapula yang berargumen untuk
menjaga kesehatan mata. Hal sederhana tersebut dapat memancing argumentasi
siswa, sehingga menimbulkan motivasi tinggi untuk belajar.
d. dengan memperhatikan minat siswa. Maksudnya kita memulai pembelajaran
disesuaikan dengan minat siswa. Misalnya sebagaian besar siswa suka sepak
bola, maka minat tersebut kita gunakan untuk membuka pembelajaran untuk
matapelajaran yang sesuai. Contoh: tayangan tim sepak bola semalam (misal
pertandingan antara: Indonesia Vs Brazil), lalu kita tanyakan, mengapa tim
Indonesia bisa menang melawan tim dari Brazil, pada hal Brazilia lebih
diunggulkan? Jika topik yang kita ajarkan adalah masalah gotong royong, maka
dapat dijelaskan bahwa tin dari Indonesia dapat menang karena kebersamaan
tim Indnesia lebih kuat dibanding tim pemain dari Brazil yang lebih
individualis.
3) Mengembangkan kesiapan mental anak. Membangun kesiapan mental anak untuk
menerima pelajaran merupakan hal penting untuk dilakukan oleh guru pada awal
pelajaran akan dimulai. Membangun kesiapan mental ini dapat dilakukan guru antara
lain melalui tanya jawab yang dimulai dari hal-hal yang menjadi minat anak, atau dapat
juga dilakukan dengan menyanyi bersama, kemudian diarahkan pada materi pokok
pembelajaran.
4) Memberikan acuan. Acuan dalam pembelajaran adalah gambaran singkat atau
deskripsi yang mengiformasikan ruang lingkup materi dan kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan. Dalam membuka pembelajaran, memberikan acuan sangat penting,
karena dengan acuan yang disampaikan guru, siswa sejak awal telah memiliki
gambaran singkat mengenai apa yang akan dipelajari, aktivitas apa yang harus
dilakukan untuk mempelajarinya. Hal ini dapat dilakukan dengan kegiatan sebagai
berikut:
a. mengemukakan tujuan dankmpetensi yang akan dicapai.
b. menginfokan tahap-tahap yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran,
c. mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas, dan
d. mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

9
5) Membuat kaitan. membuat kaitan pada saat memulai pembelajaran tidak hanya
mengaitkan antara tujuan atau materi yang akan dipelajarinya dengan materi-materi
sebelumnya yang telah dikuasai siswa. Akan tetapi keterkaitan dengan tugas-tugas atau
permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian materi yang akan
dipelajari siswa memiliki nilai fungsional, yaitu bermanfaat dan terkait dengan
kehidupan yang dihadapi. Dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
a. membuat kaitan antar aspek-aspek yang relevan dari mata pelajaran yang telah
dikenal siswa;
b. membandingkan atau mempertentangkan pengetahuan baru dengan
pengetahuan yang telah diketahui, dan
c. menjelaskan konsepnya atau pengertiannya terlebih dahulu sebelum
menyajikan bahan secara terperinci.

Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan supaya sisa mengetahui alur pelajaran, sehingga
siswa memahami makna isi materi dan mencapai tujuan pelajaran yang telah ditentukan

Dari dua substansi pokok yang ingin dicapai dari kegiatan membuka pembelajaran,
yaitu menciptakan pra-pembelajaran untuk mempersiapkan kondisi siap mental,
memusatkan perhatian dan membangkitkan motivasi, Wina Sanjaya mengemukakan
beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh guru, yaitu:

1) Menarik perhatian siswa dilakukan dengan cara: a) meyakinkan siswa bahwa bahwa
materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan berguna untuk dirinya, b)
melakukan hal-hal yang dianggap baru, misalnya dengan menggunakan alat bantu
dan media pembelajaran, c) melakukan interaksi yang menyenangkan.
2) Menumbuhkan motivasi belajar, dapat dilakukan dengan cara: a) membangun
suasana akrab sehingga siswa merasa dekat, b) menimbulkan rasa ingin tahu,
sehingga siswa terdorong untuk belajar, c) mengaitkan materi atau pengalaman
belajar yang akan dilakukan dengan kebutuhan siswa.
3) Memberikan acuan atau rambu-rambu, dapat dilakukan dengan cara: a)
mengemukakan tujuan yang ingin dicapai berikut tugas-tugas yang harus dikerjakan
siswa, b) menjelaskan langkah-langkah atau tahapan pembelajaran sehingga siswa
memahami apa yang harus dikerjakan, c) menjelaskan target atau kemampuan yang
harus dimiliki.

10
BAB 3

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Keterampilan membuka pembelajaran adalah kemampuan yang esensial bagi


seorang guru, terutama di tingkat Sekolah Dasar, untuk menciptakan kondisi yang
memotivasi dan memusatkan perhatian siswa pada materi pembelajaran. Ini melibatkan
berbagai langkah seperti menetapkan tujuan pembelajaran, menarik perhatian siswa,
memberikan acuan yang jelas, dan mengaitkan materi baru dengan pembelajaran
sebelumnya. Tujuan utamanya adalah menciptakan kesadaran belajar dan semangat
belajar yang berkelanjutan, mempersiapkan mental siswa, menumbuhkan motivasi,
fokus, dan pemahaman tentang materi yang akan dipelajari. Dalam menggunakan
keterampilan ini, guru perlu memperhatikan prinsip-prinsip seperti relevansi, logika,
kehangatan, dan kontekstualitas agar proses pembelajaran efektif dan bermakna.
Latihan keterampilan membuka pembelajaran melibatkan berbagai aspek seperti
menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi, mengembangkan kesiapan mental
siswa, memberikan acuan, dan mengaitkan materi dengan pengalaman siswa.

3.2. Saran

Harapan kedepannya sebagai calon guru dapat lebih mendalami dan memahami
Keterampilan Membuka pembelajaran dengan baik ketika terjun di lapangan.
Kelompok menyadari dengan kekurangan dalam menguraikan maupun bahasan dalam
materi yang telah diuraikan. Oleh karena itu, kelompok mengajak pembaca untuk
melakukan kajian lebih lanjut terkait dengan topik ini agar dapat memperoleh wawasan
yang lebih. Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan dalam
penyusunan makalah berikutnya. Segala masukan sangat berharga untuk
pengembangan pengetahuan bersama.

11
DAFTAR PUSTAKA

Azis, A. (2016). Pengaruh Keterampilan Membuka Pelajaran Terhadap Motivasi Siswa Dalam
Belajar Bahasa Indonesia Sekolah Dasar. Journal of Educational Science and
Technology, 2(2), 65-73.

Masyhud, M. Sulthon dan Zaliyah Tasnim; 2023. Manajemen Pembelajaran Mikro


(Mikroteaching Management), Menuju Pembentukan Kompetensi Pembelajaran Guru
Profesional Jember: Badan Penerbitan Universitas Jember

Sukirman, Dadang. 2012. Pembelajaran Micro Teaching. (Ed Revisi) Cetakan ke-2, Juli 2012

Oktifa, Nita; 2023. Pentingnya Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran dengan
Menarik di Kelas. Diakses 24 Februari 2024 dari https://akupintar.id/info-pintar/-
/blogs/keterampilan-membuka-dan-menutup-
pelajaran#:~:text=Prinsip%2Dprinsip%20yang%20harus%20dipegang,serta%20dapat%
20meningkatkan%20perhatian%20siswa.

12

Anda mungkin juga menyukai