DISUSUN OLEH:
JAMBI 2023
KATA PENGANTAR
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami tentunya berharap isi makalah ini tidak meninggalkan celah, berupa
kesalahan atau kekurangan. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan
yang Kami miliki. Oleh karena itu, Kami mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan .............................................................................. 15
B. Saran......................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana keterampilan membuka & menutup pelajaran?
2. Bagaimana keterampilan bertanya dasar & lanjut?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Untuk mengetahui Bagaimana keterampilan membuka & menutup
pelajaran.
2. Untuk mengetahui Bagaimana keterampilan bertanya dasar &
lanjut.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
diinginkan dan untuk mengetahui tingkat ketercapaian keberhasilan guru
dalam proses pembelajaran.1
1
Eka Supriatna dan Muhammad Arif Wahyupurnomo, Keterampilan Guru Dalam Membuka Dan
Menutup Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan, Jurnal Pendidikan Jasmani
Indonesia, Vol.11, No.1, 2015, Hal. 67-68
2
Aqram Madjid, Kompetensi Profesional Guru: Keterampilan Dasar Mengajar, Journal
Peqguruang: Converence Series, Vol.1, No.2, 2019, Hal. 2
4
b) Memilih sumber pengajaran yang tepat3
b. Menumbuhkan motivasi belajar siswa.
Menimbulkan motivasi siswa diawal pelajaran merupakan
hal yang harus dilakukan oleh guru. Karena jika siswa telah
termotivasi terhadap materi pelajaran maka pembelajaran akan
menjadi lebih mudah untuk dilakukan. Siswa akan lebih antusias
terhadap pelajaran sehingga pembelajaran akan berpusat kepada
siswa. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru
dalam membangkitkan motivasi siswa. Seperti:
1) Bersikap hangat dan antusias ketika mulai berbicara atau pada
saat masuk kedalam kelas. Misalnya melalui sikap bersahabat,
tersenyum, hangat dan antusias namun tetap harus tegas
terhadap hal-hal yang berpotensi menggangu jalannya
pembelajaran. Dengan sikap yang seperti itu diharapkan dapat
menimbulkan tingkah laku dan perasaan senang dari dalam diri
siswa sehingga siswa dengan sendirinya akan termotivasi
terhadap pelajaran. Hindari sikap yang menimbulkan kesan
sangar, jutek ataupun sikap tidak bersahabat. Karena sikap-
sikap seperti itu dapat menyebabkan siswa merasa tertekan
serta ketakutan dan menjadikan belajar seolah-olah sebagai
suatu paksaan dan tidak menyenangkan.
2) Menimbulkan rasa ingin tahu dalam diri siswa. Terdapat
banyak cara yang dapat dilakukan oleh seorang guru untuk
menimbulkan rasa ingin tahu dalam diri siswa. Misalnya
dengan membawa alat peraga kedalam kelas. Dengan alat
peraga tersebut, maka akan menimbulkan tanda tanya kepada
diri siswa mengenai untuk apa alat peraga tersebut, apa
fungsinya dan apa yang akan dilakukan guru dan apa yang
harus siswa lakukan dengan alat peraga tersebut. Disini alat
peraga tidak harus yang berharga mahal dan sulit didapat.
Tetapi guru dapat memanfaatkan segala sesuatu yang ada
dilingkungan sekitar yang berkaitan dengan materi pelajaran
tentunya. Dalam menimbulkan rasa ingin tahu kepada siswa
guru juga dapat melakukannya dengan cara yang berbeda
seperti memutar video, membawa bingkisan sebagai hadiah
bagi siswa yang berprestasi atau dengan cara lainya tergantung
dari kreatifitas guru masing-masing. Sebaiknya guru
mengkombinasikan berbagai cara untuk menarik siswa agar
tidak terkesan monoton dan mudah ditebak oleh siswa.
3
Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2009 ). Hal. 17
5
3) Melontarkan ide, pandangan ataupun pernyataan yang seolah-
olah bertentangan. Misalnya seperti ini. Dalam setiap diri
siswa pasti berkeinginan untuk dapat sukses dimasa depan
terutama untuk menggapai cita-cita yang diinginkanya. Namun
sering kali banyak dari siswa hanya menjadikan cita-cita hanya
sekedar cita-cita dan tidak melakukan usaha lebih untuk
mewujudkan cita-citanya tersebut, sehingga mereka hanya
menganggap belajar hanya sebagai suatu kewajiban dan hal
lumrah yang dilakukan oleh setiap orang diusia mereka. disini
guru dapat memberikan pandangan yang positif kepada siswa
tentang pentingnya suatu pendidikan sebagai sarana untuk
menggapai cita-cita dan untuk mendapatkan kehidupan yang
lebih baik masa depan. guru dapat menceritakan kisah-kisah
sukses dari tokoh-tokoh terkenal dan usaha luar biasa apa yang
mereka lakukan sebelum mereka sukses. sampaikan bahwa jika
siswa tidak perduli dengan diri mereka sendiri terutama, dalam
hal belajar, belajar dan belajar dan masih terus bermalas-
malasan maka mereka akan sulit nantinya untuk mewujudkan
cita-cita mereka dimasa depan.
4) Memperhatikan dan memanfaatkan hal-hal yang menjadi
perhatian siswa. Guru dapat menggunakan isu-isu yang sedang
hangat-hangatnya dibicarakan oleh masyarakat sebagai bahan
untuk meningkatkan motivasi siswa. Dalam hal ini guru sangat
dituntut untuk selalu mengikuti suatu perkembangan baik
melalui televisi, koran, majalah maupun dari media masa
lainnya.
c. Memberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang
akan dilakukan.
Memberikan acuan merupakan suatu usaha untuk
memberikan gambaran yang jelas mengenai hal-hal apa yang akan
dipelajari dan cara yang akan ditempuh untuk mempelajari materi
pelajaran tersebut.
6
dilaksanakan. Ketiga, menyampaikan bahan-bahan pendalaman yang harus
dipelajari, dan tugas-tugas yang harus dikerjakan (baik tugas individual
maupun tugas kelompok) sesuai dengan pokok bahasan yang telah
dipelajari. Keempat, memberikan post test baik secara lisan, tulisan
maupun perbuatan.4
Sedangkan menurut Hasibuan ada beberapa cara yang dapat
dilakukan guru dalam menutup pelajaran, yaitu meninjau kembali dengan
cara merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan, mengevaluasi
dengan berbagai bentuk evaluasi, misalnya mendemonstrasikan
keterampilan, meminta siswa mengaplikasikan ide baru dalam situasi yang
lain, mengekspresikan pendapat siswa sendiri, dan memberikan soal-soal
tertulis.5
Menutup pelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan
guru untuk mengakhiri pelajaran dengan maksud untuk memberikan
gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa serta
keterkaitannya dengan pengalaman sebelumnya, mengetahui tingkat
keberhasilan siswa, serta keberhasilan guru dalam pelaksanaan proses
pembelajaran. Menutup pelajaran dapat dilakukan dengan cara:
a. Merangkum atau membuat garis-garis besar persoalan yang baru
dibahas, sehingga siswa memperoleh gambaran yang menyeluruh
dan jelas tentang pokok-pokok persoalan.
b. Memusatkan perhatian terhadap hal-hal pokok agar informasi yang
telah diterima dapat membangkitkan minat untuk mempelajari
lebih lanjut.
c. Mengorganisasikan kegiatan yang telah dilakukan untuk
membentuk pemahaman baru tentang materi yang telah
dipelajarinya.
d. Memberikan tindak lanjut serta saran-saran untuk memperluas
wawasan yang berhubungan dengan materi pelajaran yang telah
dibahas.6
4
Mulyasa. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan.
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2010.) Hal.84
5
Hasibuan, J.J, Dkk. Proses Belajar Mengajar. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya.2009) Hal.75
6
Aqram Madjid, op.cit., Hal,.2-3
7
c. Siswa dapat mengetahui pendekatan-pendekatan yang akan
digunakan dalam mempelajari bagian-bagian pelajaran.
d. Memungkinkan siswa mengetahui hubungan antara pengalaman-
pengalaman yang dikuasai dengan hal-hal baru yang akan
dipelajari.7
7
ibid., Hal.3
8
B. KETERAMPILAN BERTANYA DASAR & LANJUT
1. Dasar-dasar keterampilan bertanya
Uzer Usman (2005: 74) mengemukakan bahwa keterampilan
mengajar/membelajarkan sangat berperan dan menentukan kualitas
pembelajaran. Ada orang yang mengatakan bahwa "berpikir itu sendiri
adalah bertanya". Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta
respon dari seseorang yang dikenal. Respon yang diberikan dapat berupa
pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan.
Jadi, bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan
berpikir. Menurut Erna Safiudin (1995: 71), dalam proses belajar
mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang
tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan
dampak positif terhadap siswa, yaitu:
a. Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar-mengajar.
b. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu
masalah yang sedang dihadapi atau dibicarakan.
c. Mengembangkan pola dan cara belajar aktif dari siswa sebab berfikir itu
sendiri sesungguhnya adalah bertanya.
d. Menuntun proses berfikir siswa sebab pertanyaan yang baik akan
membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik.
e. Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.
8
Lia Yuliana, Keterampilan Bertanya Guru Dalam Mengelola Proses Belajar Mengajar, Jurnal
Fondasia, No.10, Vol.11, 2011 Hal., 97-98.
9
2. Jenis-jenis pertanyaan yang baik
Dalam setiap kegiatan belajar mengajar, guru tidak dapat lepas dari
penggunaan teknik bertanya. Oleh karena itu fungsi pertanyaan adalah
sebagai alat mengajar. Pertanyaan yang diajukan guru mempunyai tujuan
bermacam-macam, satu pertanyaan yang diajukan dapat sekaligus
mencapai beberapa tujuan. Oleh karena itu menurut Noorhadi (1999: 32)
bahwa guru harus menguasai jenis-jenis pertanyaan yaitu:
a. Pertanyaan permintaan (compliance question)
b. Pertanyaan retoris (rhetorical question)
c. Pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question,)
d. Pertanyaan menggali (probing question).
e. Pertanyaan pengetahuan (recall question atau knowlagde question).
f. Pertanyaan pemahaman (conprehention question).
g. Pertanyaan penerapan (application question). h. Pertanyaan sintetis
(synthesis question), dan
h. Pertanyaan evaluasi (evaluation question).
10
Guru harus menghindari kebiasaan seperti menjawab pertanyaan
sendiri, mengulang jawaban siswa, mengulang pertanyaan sendiri,
mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak, menentukan
siswa yang harus menjawab sebelum bertanya, dan mengajukan
pertanyaan ganda.
9
ibid., Hal.99-100
11
kamu sebutkan faktor penyebab lain yang mengakibatkan orang
untuk berbelanja ke pasar.
c. Pemindahan giliran
Adakalanya satu pertanyaan perlu dijawab oleh lebih dari
seorang siswa karena jawaban siswa benar atau belum memadai.
d. Penyebaran
Untuk melibatkan siswa sebanyak-banyaknya didalam
pelajaran, guru perlu menyebarkan giliran menjawab pertanyaan
secara acak.Ia hendaknya berusaha semua siswa mendapat giliran
secara merata. Perbedaannya dengan pemindahan giliran adalah
pemindahan giliran, beberapa siswa secara bergilir diminta
menjawab pertanyaan yang sama, sedangkan pada penyebaran
beberapa pertnyaan yang berbeda, disebarkan giliran menjawabnya
kepada siswa yang berbeda pula.
e. Pemberian waktu berpikir
Setelah mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa, guru
perlu memberi waktu beberapa detik untuk berpikir sebelum
menunjuk salah seorang siswa untuk menjawabnya.
f. Pemberian tuntunan
Bila siswa itu menjawab salah satu atau tidak dapat
menjawab, guru hendaknya memberikan tuntunan kepada siswa
agar ia dapat menemukan sendiri jawaban yang benar. 10
10
Moh. User Usman, Menjadi Guru Professional, (Bandung: PT.Rosda Karya 2010),hal.77-78
12
b. Pengaturan urutan pertanyaan
Untuk mengembangkan tingkat kognitif dari yang sifatnya rendah
yang lebih tinggi dan kompleks guru hendaknya dapat mengatur
pertanyaan yang diajukan kepada siswa dari tingkat mengikat,
kemudian pertanyaan pemahaman,penerapan, analisis, sintesis, dan
evaluasi. Usahakan agar jangan memberikan pertanyaan yang tidak
menentu atau yang bolak-balik, misalnya sudah sampai kepada
pertanyaan analisis, kembali lagi kepada pertanyaan ingatan, dan
kemudian melonjak kepada pertanyaan evaluasi. Hal ini akan
mengakibatkan kebingungan kepada siswa dan partisipasi siswa dalam
belajar menurun.
c. Penggunaan pertanyaan pelacak
Jika jawaban yang diberikan oleh siswa dinilai benar oleh guru,
tetaoi masih dapat ditingkatkan menjadi lebih sempurna, guru dapat
mengajukan pertanyaan-pertanyaan pelacak kepada siswa tersebut.
d. Peningkatan terjadinya interaksi
Agar siswa lebih terlibat secara pribadi dan lebih bertanggung
jawab atas kemajuan dan hasil diskusi, guru hendaknya mengurangi
atau menghilangkan peranannya sebagai penanya sentral dengan cara
mencegah pertanyaan dijawab oleh seorang siswa. Jika siswa
mengajukan pertanyaan, guru tidak segera menjawab, tetapi
melotarkannya kembali kepada siswa lainnya.11
13
memang sangat menarik, bukan asal-asalan bertanya. Hal ini dapat kita
buktikan melalui sikap, baik pada waktu mengajukan pertanyaan
maupun ketika menerima jawaban. Sikap dan gaya kita termasuk suara,
eksperesi wajah, gerakan, dan posisi badan menampakkan ada atau
tidaknya kehangan dan antusiasme kita.
b. Kebiasaan yang perlu dihindari:
a. Jangan mengulang-ulang pertanyaan apabila peserta didik tak
mampu menjawabnya. Hal ini dapat menyebabkan menurunnya
perhatian dan partisipasi.
b. Jangan mengulang-ulang jawaban peserta didik.
c. Jangan menjawwab sendiri pertanyaan yang di ajukan sebelum
peserta didik mermperoleh kesempatan untuk menjawabnya.
d. Usahakan agar peserta didik tidak menjawab pertanyaan secara
serempak, sebab kita tidak mengetahui dengan pasti siapa yang
menjawab dengan benar dan siapa yang salah.
e. Menetukan siswa yang harus menjawab sebelum mengajukan
pertanyaan. Oleh karena itu, pertanyaan diajukan lebih terdahulu
kepada seluruh siswa. Baru kemudian guru menunjuk salah seorang
untuk menjawab.
f. Pertanyaan ganda. Guru kadang mengajukan pertanyaan yang
sifatnya ganda. Menghendaki beberapa jawaban atau kegiatan yang
harus dilakukan oleh siswa.
12
Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Asara, 2000), Hal.161
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Materi ini menggali ke dalam elemen kunci pengajaran yang
efektif, membahas keterampilan membuka dan menutup pelajaran, serta
keterampilan bertanya dasar dan lanjut. Keterampilan membuka pelajaran
diungkapkan melalui pertanyaan yang merangsang pikiran, aktivitas
pemanasan yang menarik, dan cerita relevan yang membangun suasana
positif. Sementara itu, keterampilan menutup pelajaran melibatkan
rekapitulasi poin-poin utama, pertanyaan penutup untuk merefleksi, dan
memberikan tugas atau tindak lanjut.
Pentingnya membuka pelajaran dengan baik sebagai fondasi
pembelajaran dan menutup pelajaran sebagai langkah kunci untuk
konsolidasi pemahaman siswa tidak dapat dipandang enteng. Keterampilan
bertanya dasar memainkan peran utama dalam mendorong partisipasi
siswa dan menilai pemahaman awal, sedangkan keterampilan bertanya
lanjut menciptakan kesempatan untuk pemikiran kritis dan diskusi
mendalam.
Melalui penerapan keterampilan-keterampilan ini, guru dapat
menciptakan lingkungan pembelajaran yang memotivasi, mendalam, dan
menggairahkan minat siswa, membawa dampak positif dalam proses
pembelajaran.
B. SARAN
Kami menyadari didalam makalah ini masih terdapat kekurangan
dan kekhilafan, Hal ini karena kurangnya sumber bacaan dan keterbatasan
pemakalah. Oleh karena itu kami sebagai pemakalah berharap akan kritik
dan saran yang berguna bisa menjadikan perbaikan makalah mendatang.
15
DAFTAR PUSTAKA
16