PEMBELAJARAN MIKRO
KETERAMPILAN MEMBUKA PEMBELAJARAN
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN SEJARAH
2023
i
DAFTAR ISI
Daftar Isi.......................................................................................................................................i
Bab I Pendahuluan.......................................................................................................................1
Bab II Pembahasan.......................................................................................................................3
A. Kesimpulan......................................................................................................................10
Daftar Pustaka..............................................................................................................................11
[Type text]
BAB I
PENDAHULUAN
Motivasi belajar sangatlah berperan penting dalam kesuksesan belajar sebab tanpa adanya
motivasi yang melekat dibenak akan sulit mewujudkan segala tindakan ke arah lebih baik.
Motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong
oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin. Siswa yang diajar dengan
ketermpilan membuka pelajaran memiliki hasil belajar yang tinggi karena siswa lebih
termotivasi mengikuti pelajaran. Sebaliknya pembelajaran tanpa keterampilan membuka
pelajaran tidak membangkitkan motivasi belajar sebagaimana yang terlihat pada siswa mengajar
tanpa memperhatikan aspek-aspek keterampilan mengajar termasuk tidak melakukan
keterampilan membuka pelajaran sehingga siswa kurang memiliki kesiapan dalam belajar.
Jika Guru tidak menimbulkan motivasi siswa serta tidak memberi acuan bagaimana
jalannya proses pembelajaran yang akan dilakukan sehingga siswa cenderung pasif tanpa ada
keinginan untuk berpartisipasi dalam pembelajaran. Dalam artian Siswa mendengar penjelasan
guru lalu mengerjakan tugas yang diberikan, bahkan terkadang siswa memperhatikan hal lain
yang tidak ada hubungannya dengan pembelajaran. Siswa kurang aktif dalam mengerjakan tugas
tugas yang diberikan.
Adapun beberapa keterampilan dasar mengajar terdiri dari: Keterampilan bertanya (dasar,
lanjut), keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan
menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan memimpin diskusi
kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, dan keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan.
i
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk menjelaskan pengertian dan
tujuan dari keterampilan membuka pembelajaran, menguraikan keterampilan dasar dan manfaat
dari keterampilan membuka pembelajaran, serta memberikan pemahaman dari prinsip-prinsip
dan komponen dari keterampilan membuka pembelajaran.
[Type text]
BAB II
PEMBAHASAN
Keterampilan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam
kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi peserta didik agar minat dan
perhatiannya terpusat pada apa yang akan dipelajarinya. Kegiatan membuka pelajaran
dilakukan pada awal proses pembelajaran. Pada saat ini tenaga pendidik mengemukakan
tujuan yang akan dicapai, menarik perhatian peserta didik, memberi acuan, dan membuat
kaitan antara materi yang telah dikuasai oleh peserta didik dengan bahan yang akan
dipelajarinya. Guru dikatakan telah membuka pelajaran apabila telah berhasil membuka
konflik psikis pada diri siswa siswa.
Hal ini senada dengan Rustaman (2012) yang mengemukakan bahwa keterampilan
membuka pelajaran adalah prinsip yang harus diperhatikan guru. Kegiatan membuka
pelajaran berhasil memusatkan perhatian siswa, memotivasi siswa, dan menumbuhkan minat
dan rasa ingin tahu. Terpusatnya perhatian siswa, termotivasinya siswa, dan tumbuhnya
minat dan rasa ingin tahu siswa menentukan proses selanjutnya.
1. Membantu mempersiapkan diri agar sejak semula sudah dapat membayangkan pelajaran
yang akan dipelajari;
2. Menimbulkan minat dan perhatian peserta didik pada apa yang akan dipelajari;
3. Membantu peserta didik untuk mengetahui batas-batas tugas yang akan dikerjakan;
i
1. Keterampilan Bertanya
Ada yang mengatakan bahwa “berpikir itu sendiri adalah bertanya”. Bertanya merupakan
ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal. Respon yang di berikan
dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi
bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir. Dalam proses
belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun
dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif.
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun
non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku
siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feedback) bagi si penerima
atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan respon
terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali
tingkah laku tersebut. Penggunaan penguatan dalam kelas dapat mencapai atau mempunyai
pengaruh sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan untuk meningkatkan
perhatian siswa terhadap pelajaran, merangsang dan meningkatkan motivasi belajar dan
meningkatkan kegiatan belajar serta membina tingkah laku siswa yang produktif.
3. Keterampilan Menjelaskan
Pemberian penjelasan merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam kegiatan
seorang guru. Interaksi di dalam kelas cenderung dipenuhi oleh kegiatan pembicaraan baik
oleh tenaga pendidik sendiri, oleh tenaga pendidik dan peserta didik, maupun antar peserta
didik.
[Type text]
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang
dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi,
pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi
yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui
satu proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih
bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa,
serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya keterampilan berbahasa.
Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3-8
orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Pengajaran kelompok kecil
dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta
terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa dengan siswa.
1. Timbulnya perhatian dan motivasi siswa untuk menghadapi tugas-tugas yang akan
dikerjakan.
2. Siswa mengetahui dengan pasti batas-batas tugas yang akan dikerjakan.
3. Siswa mempunyai gambaran yang jelas tentang pendekatan-pendekatan yang mungkin
diambil dalam mempelajari bagian-bagian dari suatu mata pelajaran.
i
a. Bermakna
Dalam usaha menarik perhatian atau memotivasi siswa, guru hendaknya memilih cara
yang relevan dengan isi dan tujuan pelajaran. Cara atau usaha yang sifatnya dicari-cari atau
dibuat-buat hendaknya dihindarkan. Cerita singkat atau lawakan yang tidak ada hubungannya
dengan pelajaran mungkin sementara bisa memikat siswa tetapi akan gagal dalam
mewujudkan kelangsungan penguasaan pelajaran.
Aktivitas yang ditempuh oleh guru dalam memperkenalkan dan merangkum kembali
pokok-pokok penting pelajaran hendaknya merupakan bagian dari kesatuan yang utuh.
Dalam mewujudkan prinsip berurutan dan berkesinambungan ini perlu diusahakan suatu
susunan yang tepat, berhubungan dengan minat siswa, ada kaitannya yang jelas antara satu
bagian dengan bagian lainnya, atau ada kaitannya dengan pengalaman dan pengetahuan yang
telah dimilki siswa.
Variasi pola interaksi guru siswa yang biasa, seperti guru menerangkan siswa
mendengarkan, atau guru bertanya siswa menjawab, hanya dapat menimbulkan rangsangan
permulaan saja. Siswa belum sepenuhnya dapat memusatkan perhatiannya kepada hal-hal
yang akan dipelajari. Oleh karena itu, agar siswa dapat tertarik perhatiannya, guru hendaknya
mengadakan pola interaksi yang bervariasi dalam menyelenggarakan pembelajaran.
2. Menimbulkan Motivasi
Salah satu tujuan dari prosedur membuka pelajaran adalah memilih secara hati-hati hal-
hal yang menjadi perhatian siswa. Hal-hal yang menjadi perhatian siswa itu hendaknya dapat
digunakan untuk menimbulkan motivasi. Dengan adanya motivasi itu, pembelajaran menjadi
dipermudah. Oleh karena itu, guru hendaknya melakukan berbagai cara untuk menimbulkan
motivasi itu. Sedikitnya ada 4 (empat) cara untuk menimbulkan motivasi, yaitu:
Guru hendaknya bersikap ramah, antusias, bersahabat, dan hangat. Sebab sikap yang
demikian itu dapat menimbulkan faktor-faktor dari dalam yang mendorong tingkah laku dan
kesenangan dalam mengerjakan tugas. Siswa akan timbul motivasinya untuk belajar.
Guru dapat membangkitkan motivasi siswa dengan cara menimbulkan rasa ingin tahu dan
keheranan pada siswa.
Untuk menimbulkan motivasi siswa, guru dapat melontarkan ide-ide yang bertentangan
dengan mengajukan masalah atau kondisi-kondisi dari kenyataan sehari-hari.
Memberi acuan diartikan sebagai usaha mengemukakan secara spesifik dan singkat
serangkaian alternatif yang memungkinkan siswa memperoleh gambaran yang jelas
mengenai hal-hal yang akan dipelajari dan cara yang hendak ditempuh dalam mempelajari
materi pelajaran. Untuk itu usaha dan cara yang dapat dilakukan oleh guru adalah:
Guru hendaknya terlebih dahulu mengemukakan tujuan pelajaran dan batas-batas tugas
yang harus dikerjakan oleh siswa, agar mereka memperoleh gambaran yang jelas tentang
ruang lingkup materi pelajaran yang akan dipelajari serta tugas-tugas yang harus dikerjakan.
Pada permulaan atau pada saat-saat tertentu selama penyajian pelajaran, siswa akan
terarah usahanya dalam mempelajari materi pelajaran jika guru dapat memberi saran-saran
tentang langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk mengingatkan masalah pokok yang
akan dibahas. Misalnya dengan mengingatkan siswa untuk menemukan hal-hal positif dari
sifat-sifat tentang sesuatu konsep, manusia, benda, gambar-gambar, dan sebagainya. Di
samping hal-hal positif, kemudian siswa perlu pula diingatkan untuk menemukan hal-hal
yang negatif, yang hilang atau yang kurang lengkap.
d) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan
4. Membuat Kaitan
Jika guru akan mengajarkan materi pelajaran yang baru, guru perlu menghubungkannya
dengan hal-hal yang telah dikenal siswa atau dengan pengalaman-pengalaman, minat, dan
kebutuhan-kebutuhan siswa. Hal itulah yang disebut bahan pengait. Contoh usaha-usaha guru
untuk membuat kaitan:
1) Membuat kaitan antar aspek-aspek yang relevan dari bidang studi yang telah dikenal
siswa. Dalam permulaan pelajaran guru meninjau kembali sampai seberapa jauh
pelajaran yang diberikan sebelumnya telah dipahami. Caranya, guru dapat mengajukan
pertanyaan-pertanyaan pada siswa, tetapi dapat pula merangkum isi materi pelajaran
terdahulu secara singkat.
2) Guru membandingkan atau mempertentangkan pengetahuan baru dengan pengetahuan
yang telah diketahui. Hal ini dilakukan jika bahan baru itu erat kaitannya dengan bahan
pelajaran yang telah dikuasai.
3) Guru menjelaskan konsep atau pengertiannya lebih dahulu sebelum menyajikan bahan
secara terperinci. Hal ini dilakukan karena bahan pelajaran yang akan dijelaskan sama
sekali baru.
BAB III
PENUTUP
i
A. Kesimpulan
Keterampilan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam
kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi peserta didik agar minat dan
perhatiannya terpusat pada apa yang akan dipelajarinya. Kegiatan membuka pelajaran
dilakukan pada awal proses pembelajaran. Pada saat ini tenaga pendidik mengemukakan
tujuan yang akan dicapai, menarik perhatian peserta didik, memberi acuan, dan membuat
kaitan antara materi yang telah dikuasai oleh peserta didik dengan bahan yang akan
dipelajarinya.
Salah satu tujuan dari keterampilan membuka pembelajaran ini adalah membantu peserta
didik untuk mengetahui hubungan antara pengalaman-pengalaman yang telah dikuasainya
dengan hal-hal baru yang akan dipelajari atau yang belum dipelajari dan yang belum
dikenalnya. Keterampilan dasar yang ada pada keterampilan membuka pembelajaran ini
yaitu keterampilan bertanya, memberikan penguatan, keterampilan menjelaskan, memimpin
diskusi kelompok kecil, dan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Adapun juga manfaat yang ada pada keterampilan membuka pembelajaran ini yaitu siswa
mempunyai gambaran yang jelas tentang pendekatan-pendekatan yang mungkin diambil
dalam mempelajari bagian-bagian dari suatu mata pelajaran, siswa mengetahui hubungan
antara pengalaman-pengalaman yang telah dikuasai dengan hal-hal baru yang akan dipelajari
atau yang masih asing baginya, dan siswa dapat menggabungkan fakta-fakta, keterampilan-
keterampilan atau konsep-konsep yang tercakup dalam suatu peristiwa.
Sedangan prinsip yang terdapat pada keterampilan ini adalah bermakna dan berurutan
serta memiliki kesinambungan. Dan komponen-komponen yang dimiliki keterampilan
membuka pembelajaran yaitu menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberi
acuan, dan membuat kaitan.
DAFTAR PUSTAKA
[Type text]
Nashar, H. 2004. Peranan Motivasi & Kemampuan Awal. Jakarta: Delia Press
Sardiman. 2007. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Hasibuan dkk. 1991. Prinsip Belajar Mengajar: Keterampilan Dasar Pengajaran Mikro.
Bandung: Remaja Rosda Jaya.