Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komponen pertama dalam mengajar adalah keterampilan membuka dan


menutup pelajaran. Dalam keterampilan membuka pelajaran guru harus
memberikan pengantar atau pengarahan terhadap materi yang akan diajarkan
pada peserta didik agar siap mental dan tertarik untuk mengikutinya. Kemampuan
guru dalam membuka dan menutup pelajaran sangat berpengaruh pada
keberhasilan suatu pembelajaran. Keterampilan membuka pelajaran merupakan
kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan suasana agar siswa siap mental
dan terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. Pada awal pelajaran, tidak semua
siswa memiliki kesiapan mental dan tertarik untk mengkuti hal-hal yang akan
dipelajari. Ketika siswa mengikuti pelajaran jam kedua, maka kondisi pikiran dan
perhatian sisa kebanyakan masih pada pelajaran jam pertama. Demikian pula
selama proses pembelajaran berlangsung, kesiapan mental dan perhatian belajar
siswa tidak selalu tertuju pada hal-hal yang dipelajari, sehingga memengaruhi
perolehan hasil belajar siswa. Karena itu, keterampilan membuka pelajaran
merupakan salah satu kunci keberhasilan dari seluruh proses belajar mengajar
yang akan dilalui siswa. Jika pada awal pelajaran seorang guru gagal
mengondisikan mental dan menarik perhatian siswa, maka proses belajar
mengajar yang dinamis tidak dapat tercapai.

1.2 Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu sebagai berikut :

1. Apa pengertian keterampilan membuka pelajaran ?


2. Apa manfaat membuka pelajaran ?
3. Apa saja prinsip-prinsip dalam membuka pelajaran ?
4. Bagaimana komponen-komponen dalam membuka pelajaran ?

1.3 Tujuan

1
Adapun tujuan dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian keterampilan membuka pelajaran


2. Untuk mengetahui Apa manfaat membuka pelajaran
3. Untuk mengetahui Apa saja prinsip-prinsip dalam membuka pelajaran
4. Untuk Mengetahui Bagaimana komponen-komponen dalam membuka
pelajaran

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keterampilan Membuka Pelajaran

Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif (Djamarah,


Syaiful Bahri dan Aswan Zain, 2013). Pada proses belajar mengajar siswa sebagai
pembelajar sangat memerlukan peran guru. Guru dengan sadar merencanakan
kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya
guna kepentingan mengajar. Upaya peningkatan mutu guru dan pendidikan guru
sudah sejak lama menjadi komitmen nasional Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Salah satu sasaran upayanya tersebut adalah meningkatkan
kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran
(Wardani, 2005) Guru memiliki peran penting dalam pembelajaran sebagai
fasilitator,pembuat keputusan pengelolaan kelas dan pemimpin ( Bhargava &
Paty, 2010). Sebagai fasilitator , guru terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran
langsung yang memerlukan kemampuan khusus untuk mengajar. Kemampuan
khusus dalam mengajar tersebut disebut dengan keterampilan dasar mengajar.
Keterampilan dasar mengajar merupakan sejumlah keahlian yang dimiliki guru
dalam mengajar yang dilakukan secara profesional (Wardani, 2005). Pencapaian
sasaran tersebut harus dilihat dari bertambah profesionalnya penampilan guru dan
bertambah optimumnya proses belajar siswa. Akan tetapi, paradigma saat ini guru
belum mampu mengembangkan sikap kreatif dalam membuka pelajaran agar
siswa merasa senang terhadap materi pembelajaran yang akan disampaikan. Ini
merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu
dikarenakan siswa bukan hanya sebagai indivividu dengan segala keunikannya,
tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan.
Paling sedikit ada tiga aspek yang membedakan siswa satu dengan siswa lainnya,
yaitu aspek intelektual,psikologis, dan biologis. Dengan mengetahui tiga aspek
tersebut guru dapat mengaplikasikan keterampilan dasar mengajar yang sesuai
sehingga, siswa bisa termotivasi untuk semangat belajar. Seorang guru yang
kreatif tentu lebih baik daripada guru yang kurang kreatif,apalagi jika
dibandingkan dengan guru yang tidak kreatif sama sekali (Kusumo, 2011).

3
Selain keterampilan yang dilaksanakan guru saat menyampaikan materi pelajaran
kepada siswa, guru harus memiliki keterampilan membuka pelajaran. Jadi proses
belajar mengajar yang maksimal bukan hanya saat menyampaikan materi tetapi
dimulai dari membuka pelajaran hingga menutup pelajaran karena kesiapan dan
hasil juga harus diperhatikan keterampilan membuka dan menutup pelajaran
merupakan komponen pertama yang harus dimiliki guru. Terutama dalam
keterampilan dalam membuka pelajaran. Guru harus memberikan pengantar atau
pengarahan mengenai materi yang akan diajarkan kepada siswa sehingga siswa
siap mental dan tertarik untuk mengikutinya. Keterampilan membuka pelajaran
meruapakan kunci dari seluruh proses belajar mengajar yang hendak
dilakukannya. Karena anak didik adalah makhluk individual. Anak didik adalah
orang yang mempunyai kepribadian dengan ciri-ciri yang khas sesuai dengan
perkembangan dan pertumbuhannya.

Jika pada awal pelajaran seorang guru tidak mampu menarik perhatian
siswa, maka proses belajar mengajar yang dinamis tidak akan tercapai. Salah satu
cara untuk mengurangi kebosanan, menumbuhkan semangat belajar adalah
seorang guru harus mampu melakukan ice breaker. Ice breaker adalah peralihan
situasi dari yang membosankan, membuat ngantuk, menjenuhkan dan tegang
menjadi rileks, bersemangat tidak mudah membuat ngantuk, serta ada perhatian
dan rasa senang untuk mendengarkan atau melihat orang yang berbicara di depan
kelas atau ruangan (Kusumo, 2011). Keterampilan membuka pelajaran adalah
kegiatan yang dilakukan guru / instruktur untuk menciptakan suasana siap mental
dan penuh perhatian pada diri siswa / peserta pelatihan. Menurut pengertian yang
lain keterampilan membuka pelajaran adalah kegiatan guru pada awal pelajaran
untuk menciptakan suasana ‘siap mental’serta menimbulkan perhatian siswa agar
terarah pada hal-hal yang dimaknainnya. Membuka pelajaran hendaknya
dilakukan bukan hanya pada setiap awal pelajaran tetapi juga setiap kali beralih ke
hal atau topik baru. Keterampilan membuka pelajaran memiliki manfaat yang
dapat dirasakan oleh siswa diantaranya yaitu menarik perhatian siswa, memotivasi
siswa,memberi acuan /struktur pelajaran dengan menunjukkan tujuan pelajaran,
pokok persoalan yang akan dibahas,rencana kerja ,pembagian waktu,
mengingatkan antara topik yang sudah dikuasai siswa dengan topik baru (Gilarso

4
dan Suseno, 1986). Motivasi memiliki arti keadaan dalam diri pribadi seseorang
yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu
guna mencapai suatu tujuan (Sobri, 2009).

Sedangkan menurut (Sanjaya, 2006) secara khusus tujuan membuka pelajaran


adalah untuk menarik perhatian siswa, yang bisa dilakukan dengan menyiapkan
siwa bahwa materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan berguna untuk
dirinya. Melakukan hal-hal yang dianggap aneh bagi siswa, misalnya dengan
menggunakan alat bantu. Melakukan interaksi yang menyenangkan.

Menurut (Wardani, 2005) komponen-komponen dalam keterampilan


membuka pelajaran. Hal-hal yang mencakup membuka pelajaran yaitu menarik
perhatian siswa dengan berbagai cara.

Menimbulkan rasa ingin tahu dengan cara:

1) Kehangatan dan keantusiasan,

2) menimbulkan rasa ingin tahu,

3) mengemukakan ide yang bertentangan, dan

4) memperhatikan minat siswa.

Memberikan acuan dengan cara:

1) mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas,

2) menyarankan langkah-langkah yang harus dilakukan,

3) mengingatkan masalah-masalah yang akan dibahas,dan

4) mengajukan pertanyaan.

Membuat kaitan, dengan cara:

1) mengajukan pertanyaan apersepsi,

5
2) merangkum pelajaran yang lalu.

Menurut (Alma Buchari, 2009) komponen dalam keterampilan dalam membuka


pelajaran atau pertemuan meliputi menciptakan kesan respekti, kerapihan
berpakaian, pengakraban yang terkontrol dan simpatik. Penciptaan kondisi
emosional: Pengucapan “salam” secara hangat; Pengakraban diri dan penunjukkan
sikap empati. Penyampaian “prolog” atau apersepsi: Penyampaian ikhtisar bahan
pelajaran yang lalu; Memperkirakan tingkat entry behaviour; Penekanan
pentingnya

Menurut (Udin dan Winataputra, 2004) untuk memahami tentang kegiatan dan
prosedural dalam kegiatan pembukaan pendahuluan yang dilakukan antara lain:

Menciptakan kondisi awal pembelajaran. Proses pembelajaran akan berhasil


dengan baik apabila guru dapat mengkondisikan kegiatan secara efektif. Kondisi
belajar tersebut harus dimulai dari tahap prainstruksional (tahap pendahuluan
pembelajaran) upaya yang dapat dilakukan antara lain:

a) Absensi siswa yaitu guru mengecek kehadiran siswa. Absensi siswa dapat
dilakukan dengan menyebutkan siswa yang tidak hadir, kemudian menanyakan
mengapa yang bersangkutan tidak hadir dan seterusnya secara tidak langsung guru
telah memberikan motivasi terhadap siswa untuk disiplin dalam mengikuti
pelajaran dan membiasakan diri apabila tidak hadir mengikuti pelajaran
memberitahukan secara tertulis dan lisan.

b) Menciptakan kesiapan belajar siswa yaitu kegiatan perlu didasari oleh rasa
semangat belajar dari siswa diantaranya: membantu atau membimbing siswa
dalam mempersiapkan fasilitas sumber belajar, menciptakan kondisi belajar dalam
kelas, guru dalam mengajar harus penuh semangat dan menunjukkan minat
mengajar yang tinggi, dan menggunakan media pembelajaran yang sesuai.

c) Menciptakan suasana belajar yang kondusif bahwa guru membimbing siswa


agar berani menjawab, bertanya, mengeluarkan ide-ide dan berani menampilkan
unjuk kerja.

6
Melakukan kegiatan apersepsi dan atau melaksanakan tes awal. Setelah
mengkondisikan kegiatan awal dalam pembelajaran, guru harus melaksanakan
kegiatan apersepsi dan penilaian terhadap kemampuan awal (entry behaviour)
siswa. Penilaian awal atau pre-test tujuannya adalah untuk mengukur dan
mengetahui sejauh mana meteri atau bahan pelajaran yang akan dipelajari sudah
dimiliki oleh siswa. Cara-cara yang dapat dilakukan pada saat apersepsi di
antaranya: mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipahami
sebelumnya, memberikan komentar terhadap jawaban siswa serta mengulas materi
pelajaran yang akan dibahas, membangkitkan motivasi dan perhatian siswa. Oleh
karena itu guru perlu guru perlu memotivasi dan membangkitkan perhatian siswa.

Pengertian Keterampilan Membuka Pelajaran

Kemampuan guru dalam membuka dan menutup pelajaran sangat


berpengaruh pada keberhasilan suatu pembelajaran. Keterampilan membuka
pelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan suasana
agar siswa siap mental dan terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. Pada awal
pelajaran, tidak semua siswa memiliki kesiapan mental dan tertarik untk mengkuti
hal-hal yang akan dipelajari. Ketika siswa mengikuti pelajaran jam kedua, maka
kondisi pikiran dan perhatian sisa kebanyakan masih pada pelajaran jam pertama.
Demikian pula selama proses pembelajaran berlangsung, kesiapan mental dan
perhatian belajar siswa tidak selalu tertuju pada hal-hal yang dipelajari, sehingga
memengaruhi perolehan hasil belajar siswa. Karena itu, keterampilan membuka
pelajaran merupakan salah satu kunci keberhasilan dari seluruh proses belajar
mengajar yang akan dilalui siswa. Jika pada awal pelajaran seorang guru gagal
mengondisikan mental dan menarik perhatian siswa, maka proses belajar
mengajar yang dinamis tidak dapat tercapai.

Keterampilan membuka pelajaran merupakan upaya guru dalam memberikan


pengantar/pengarahan mengenai materi yang akan dipelajari siswa sehingga siswa
siap mental dan tertarik mengikutinya(Marno & Idris, 2008: 86). Kegiatan
membuka pelajaran yang dilakukan oleh guru dimaksudkan agar siswa dapat
memusatkan perhatian pada hal-hal yang akan dipelajari. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan cara mengemukakan tujuan yang akan dicapai, menarik

7
perhatian siswa, memberi acuan, dan membuat kaitan antara materi pelajaran yang
telah dikuasai oleh siswa dengan bahan yang akan dipelajarinya(Suwarna, 2006:
66).

Siswa disekolah memperoleh pembelajaran tidak hanya satu mata pelajaran, tetapi
semua mata pelajaran. Satu hari siswa belajar dalam dua atau tiga mata pelajaran.
Sehingga apabila guru ingin mengajarkan mata pelajaran dijam kedua atau jam
ketiga, tentu membutuhkan cara khusus. Sebab siswa belum tentu memiliki
kesiapan segera untuk menerima pelajaran. Karena kemungkinan pikiran siswa
masih pada pelajaran yang pertama. Sehingga keterampilan guru dalam membuka
pelajaran akan menentukan keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan
siswa. Sanjaya, 2005: 171 mengemukakan bahwa membuka pelajaran atau set
induction adalah usaha yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran
untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat
pada pengelaman belajar yang disajikan sehingga akan mudah mencaai
kompetensi yang diharapkan.

Beberapa cara yang dapat diusahakan guru dalam membuka pelajaran adalah
dengan menarik perhatian siswa, memotivasi siswa, memberi acuan/struktur
pelajaran dengan menunjukkan tujuan atau kompetensi dasar dan indikator hasil
belajar, serta pokok persoalan yang akan dibahas, rencana kerja, pembagian
waktu, mengaitkan antara topik yang sudah dikuasai dengan topik baru, atau
menanggapi situasi kelas(Marno dan Idris, 2008). Jadi, dapat disimpulkan bahwa
membuka pelajaran adalah kegiatan atau upaya yang dilakukan guru untuk
menciptakan suatu kondisi dimana siswa siap mental, memusatkan perhatian,
mengembangkan motivasi agar terpusat pada apa yang akan dipelajari. Membuka
pelajaran tidak hanya dilakukan pada setiap awal pelajaran, tetapi setiap kali
beralih ke hal atau topik yang baru. Misalnya, dari topik hewan herbivora ke topik
hewan omnivora.

2.2 Tujuan Keterampilan Membuka Pelajaran

8
Kegiatan membuka pelajaran sebagai kegiatan awal sebuah pembelajaran
memiliki tujuan yaitu:

1. Membantu siswa mempersiapkan diri agar sejak semula sudah dapat


membayangkan pelajaran yang akan dipelajarinya.
2. Menimbulkan minat dan perhatian siswa pada apa yang akan dipelajari
dalam kegiatan belajar mengajar.
3. Membantu siswa agar mengetahui batas-batas tugas yang akan dikerjakan.
4. Membantu siswa agar mengetahui hubungan antara pengalaman-
pengalaman yang telah dikuasainya dengan hal-hal baru yang akan
dipelajari atau yang belum dikenalnya

Kegiatan membuka pelajaran selain untuk mempersiapkan hal-hal yang


bersifat teknis adminitratif, terutama harus memfokuskan pada upaya
menkondisikan kesiapan baik fisik dan mental, perhatian dan motivasi siswa
untuk mengikuti kegiatan inti pembelajaran. Membuka pelajaran pada umumnya
dilakukan agar proses dan hasil belajar dapat dicapai secara efektif dan efisien
yaitu langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan dengan tepat sehingga akan
menghasilkan suatu hasil belajar yang maksimal. Hasil belajar tersebut dapat
dilihat dari tingkat penguasaan siswa terhadap apa yang telah dipelajarinya.

2.3 Komponen Keterampilan Membuka Pelajaran

Menurut Marno dan Idris, 2008: 94, komponen keterampilan membuka


pelajaran meliputi dua kategori yaitu kategori yang berpengaruh pada proses
asimilasi dan akomodasi ide, dan kategori yang berpengaruh pada motivasi siswa
belajar. Komponen-komponen tersebut yaitu:

1. Membangkitkan perhatian/minat siswa. Beberapa cara untuk


membangkitkan perhatian dan minat siswa antara lain variasi gaya
mengajar guru, penggunaan alat bantu mengajari, variasi dalam pola
interaksi.
2. Menimbulkan motivasi. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan
mendorong perhatian dan minatnya terkonsentrasi pada hal-hal yang harus
dipelajari, sehingga dapat mencapai tujuan belajar secara maksimal. Cara

9
untuk menimbulkan motivasi belajar pada siswa, antara lain bersemangat
dan antusias, menimbulkan rasa ingin tahu, mengemukakan ide yang
tampaknya bertentangan, memerhatikan dan memanfaatkan hal-hal yang
menjadi perhatian siswa.
3. Memberi acuan atau struktur. Cara memberikan acuan atau struktur dapat
dilakukan guru antara lain mengemukakan kompetensi dasar, indikator
hasil belajar, dan batas-batas tugas, memberi petunjuk atau saran tentang
langkah-langkah kegiatan, mengajukan pertanyaan pengarahan.
4. Menunjukkan kaitan. Apabila guru akan menjelaskan materi baru, maka
harus dikaitkan dengan materi yang telah diketahui sebelumnya. Beberapa
hal yang perlu dilakukan guru adalah mencari batu loncatan,
mengusahakan kesinambungan, membandingkan atau mempertentangkan.

Perhatian siswa dapat ditimbulkan dengan memvariasi sikap dan gaya


mengajar guru. Misalnya, guru memvariasi gaya mengajarnya dengan berdiri
ditengah kemudian berjalan kebelakang atau ke samping, variasi penggunaan
suara, intonasi, cara masuk kelas, gerak tangan, ekspresi muka, dan sebagainya
yang semuanya bermakna. Ketertarikan siswa dapat ditimbulkan dengan
penggunaan alat bantu mengajar seperti gambar, model, skema, surat kabar, dan
sebagainya. Variasi pola interaksi perlu dikembangkan agar siswa tidak merasa
bosan. Karena biasanya guru menerangkan sedangkan siswa mendengarkan. Maka
perlu diadakan pola interaksi yang bervariasi, misalnya guu memberikan tugas
kepada seorang siswa dan siswa lain memberikan tanggapan.

Guru hendaknya bersikap ramah, antusias, dan penuh semangat agar


mendorong siswa ikut aktif dan mau terlibat. Cara yang dapat digunakan guru
yaitu menceritakan suatu peristiwa aktual yang menimbulkan pertanyaan atau
menunjukkan model atau gambar yang merangsang siswa untuk berpikir.
Membuka pelajaran dapat diawali dengan mengungkapkan hal-hal yang sedang
aktual dan relevan dengan materi yang akan dipelajari.

Guru dapat menanyakan sesuatu kepada siswa yang bertujuan


mengarahkan pada topik pelajaran dan membantu siswa memerhatikan hal yang
akan dijelaskan. Bahan pengait atau apersepsi diantaranya adalah hal-hal yang

10
sudah diketahui siswa seperti pengalaman, minat, dan kebutuhan siswa. Sebelum
memulai pelajaran baru, guru dapat meninjau kembali inti pelajaran yang lalu atau
dapat meminta siswa untu meringkas, kemudian baru membuat kaitan dengan
pelajaran baru. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan membandingkan atau
mempertentangkan antara pengetahuan lama dan pengetahuan baru. Kegiatan
membuka pelajaran dapat dilakukan secara efektif dan berhasil dengan
memperhatikan komponen-konponen yang berkaitan dengan karakteristik siswa

2.4 Prinsip-Prinsip Keterampilan Membuka Pelajaran

Prinsip-prinsip penerapan membuka pelajaran menurut Marno dan Idris, 2008


sampai 2009 yaitu:

1. Prinsip bermakna. Penerapan prinsip bermakna adalah mempunyai nilai


tercapainya tujuan penggunaan keterampilan membuka pelajaran. Artinya,
cara guru dalam memilih dan menerapkan komponen keterampilan
membuka pelajaran mempunyai nilai yang sangat tepat bagi siswa dalam
mengondisikan kesiapan dan ketertarikan siswa untuk mengikuti pelajaran.
2. Kontinu(berkesinambungan). Antara gagasan pembukaan dengan pokok
bahasan tidak terjadi garis pemisah. Oleh karena itu, gagasan pembukaan
dengan pokok bahasan dari segi materi harus ada relevansinya. Pengurutan
materi pokok sangat membantu kesinambungan materi pembelajaran dan
terutama kesinambungan membuka pelajaran.
3. Fleksibel(penggunaan secara luwes). Berarti penggunaan yang tidak kaku,
tidak terputus-putus atau lancar. Fluency(kelancaran) dalam susunan
gagasan, ide, atau cerita dapat memudahkan peserta didik dalam
mengonsepsi keutuhan konsep pembuka dan dapat pula dengan mudah
mengantisipasi pokok bahasan yang akan dipelajari.
4. Antusiasme dan kehangatan dalam mengomunikasikan gagasan.
Antusiasme menandai kadar motivasi yang tinggi dan hasil ini akan
berpengaruh pada motivasi yang tinggi pula pada peserta didik. Dengan
antusiasme guru dalam mengomunikasikan gagasan pembuka, mendorong
anak untuk menilai bahwa pokok bahasan yang akan dipelajari
mempunyai arti yang sangat penting. Dengan demikian, peserta didik akan

11
tinggi perhatian dan minatnya, yang paa gilirannya akan memengaruhi
tingginya aktivitas belajar.Selain prinsip penerapan membuka pelajaran,

Terdapat pula prinsip-prinsip teknis dalam membuka pelajaran yaitu


sebagai berikut:
1. Singkat, padat, dan jelas.
2. Keterampilan tidak diulang-ulang atau berbelit-belit.
3. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami anak.
4. Disertai contoh atau ilustrasi seperlunya.
5. Mengikat perhatian anak(Marno dan Idris, 2008: 92).

Mengikat perhatian anak harus sesuai dengan isi dan tujuan pembelajaran
atau bermakna serta diperlukan suatu susunan bahan pelajaran yang tepat dan ada
kaitan antara satu bagian dengan bagian lainnya agar jelas dan tepat. Kegiatan
membuka pelajaran yang diterapkan hendaknya sesuai dengan tujuannya yaitu
melakukan kegiatan yang ada kaitannya dengan materi pelajaran.

Sedangkan menurut Joni (1984), ada dua prinsip, yaitu:

1) Bermakna

Usaha menarik perhatian atau memotivasi siswa, guru harus memilih cara
yang relevan dengan isi dan tujuan pembelajaran.

2) Berurutan dan berkesinambungan

Aktifitas-aktifitas membuka pelajaran yang dilakukan oleh guru akan


bermanfaat sesuai yang diharapkan, apabila dilakukan sesuai hirarkinya. Guru
dalam mengenalkan dan merangkum kembali pokok-pokok pelajaran hendaknya
merupakan bagian yang utuh. Hubungan antara pendahuluan dengan inti pelajaran
serta dengan tugas-tugasnya akan dikerjakan sebagai tindak lanjut Nampak jelas
dan logis.

2.5 Manfaat Membuka Pelajaran

12
1. Untuk menciptakan kondisi kesiapan mental siswa dalam mengikuti
pembelajaran, maka kegiatan membuka pelajaran tidak cukup hanya
dengan melakukan kegiatan yang bersifat adminitrasi seperti : mengecek
kehadiran siswa, menyiapkan alat-alat pelajaran, mempersiapkan buku
sumber dan kegiatan adminitrasi lainnya.
2. Kegiatan atau pemeriksaan yang bersifat adminitrasi saja pada mengawali
pembelajaran, belum tentu akan mencapai sasaran menumbuhkan kesiapan
mental siswa secara optimal. Dengan demikian, kegiatan membuka
pembelajaran selain untuk mempersiapkan hal-hal yang bersifat teknis
adminitratif, terutama harus memfokuskan pada upaya mengkondisikan
kesiapan baik fisik dan mental, perhatian dan motivasi siswa untuk
mengikuti kegiatan inti pembelajaran.

Maka manfaat dari keterampilan membuka pelajaran adalah :


1. Menyiapkan mental siswa untuk memasuki kegiatan inti pelajaran.
2. Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran.
3. Memberikan gambaran yang jelas tentang aktivitas belajar yang akan
dilakukan dan batas-batas tugas yang harus dikerjakan sisws.
4. Menyadarkan siswa akan adanya hubungan antara pengalaman/bahan
yang sudah dimiliki/diketahui dengan yang akan dipelajari.

2.6 Kegiatan Pembelajaran

1. Appersepsi (pembukaan)

2. Kegiatan inti (belajar)

3. Refleksi (penutup)

Contoh kegiatan apersepsi yaitu :

Appersepsi (15 menit)

Guru memberi salam, menyapa dan mengabsen siswa , guru mengecek kesiapan
belajar siswa (classroom management), guru menampilkan kalimat "kemarin

13
adalah sejarah, esok adalah misteri, hari ini adalah anugerah". Semua siswa
diminta untuk berfikir sejenak dan menuliskan makna yang tersirat dari kalimat
tersebut. Setiap siswa menyampaikan hasil pemikiran dan pendapatnya untuk
didengar oleh siswa lain. Lalu guru memberikan penguatan dan guru
menampilakn indikator dan tujuan belajar pertemuan ini.

Jadi pada pertemuan tersebut guru menampilakn sebuah kalimat motivasi


dari salah satu film dan siswa diminta untuk berfikir dan menemukan sendiri
makna yang terkandung dalam kalimat tersebut. Setiap siswa tentunya akan
mendapatkan arti berbeda, dan itu haruslah dihargai satu sama lain. Guru akan
bisa mengukur bagaimana pola berfikir siswa dari kegiatan appersepsi tadi.

BAB III

PENUTUP

14
3.1 Kesimpulan

Keterampilan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh


guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi peserta didik
agar minat dan perhatiannya terpusat pada apa yang akan dipelajarinya. Guru
dikatakan telah membuka pelajaran apabila telah berhasil membuka konflik psikis
pada diri siswa sisw.Tujuan keterampilan membuka pelajaran adalah untuk
membantu mempersiapkan diri, menimbulkan minat dan perhatian dalam
pelajaran, membantu peserta didik untuk mengetahui batas-batas tugas yang akan
dikerjakan, dan membantu peserta didik untuk mengetahui hubungan antara
pengalaman-pengalaman yang telah dikuasainya dengan hal-hal baru yang akan
atau yang belum dipelajari atau yang belum dikenalnya. Sedangkan tujuan
keterampilan menutup pelajaran adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan
peserta didik dalam mempelajari materi pelajaran dan mengetahui tingkat
keberhasilan tenaga pendidik dalam pembelajaran.

15

Anda mungkin juga menyukai