Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN OBSERVASI SMA NEGERI 17 BANDAR LAMPUNG

(Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Microteaching)

Dosen Pengampu:

Laila Puspita, M. Pd

Disusun oleh:
Evi Febriana : 1711060180
Fitria Handayani : 1711060188

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dengan segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga mahasiswi semester 6 Prodi Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung dapat menyelesaikan laporan hasil observasi Micro
Teaching di SMA Negeri 17 Bandar Lampung. Laporan ini memuat segala sesuatu yang
penulis dapatkan melalui kegiatan observasi di SMA Negeri 17 Bandar Lampung pada 24
febuari 2020 sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai
pihak. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Laila Puspita, M. Pd selaku dosen pembelajaran mikro.

2. Drs. Apriyanto selaku kepala SMANegeri 17 Bandar Lampung

3. Sigit Sudibyo, S. Si selaku Waka Kuriulum

4. Nita Milinia Fajriani, M. Si selaku guru mata pelajaran biologi di SMA Negeri 17
Bandar Lampung

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.
Akhirnya, semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.

Bandar Lampung, 16 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan penulisan

BAB II DASAR TEORI


2.1 Pengertian pembelajaran Mikroteaching
2.2 Tujuan dalam pembelajaran microteaching?
2.3 Karakteristik pembelajaran mikro?
2.4 Strategi Pembelajaran
2.5 Metode Pembelajaran
2.6 Teknik Pembelajaran
2.7 Model Pembelajaran
2.8 Media Pembelajaran

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil
3.2 Pembahasan
3.3 Masalah dan Solusi

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberhasilan proses pembelajaran dapat ditentukan oleh efektif tidaknya strategi belajar
mengajar yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar. Dalam pelaksanaan proses
belajar mengajar perlu didukung oleh metode pembelajaran yang pada hakikatnya merupakan
penyalur pesan-pesan pembelajaran yang disampaikan oleh sumber pesan kepada penerima
pesan. Metode pembelajaran dapat berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses belajar
mengajar dan dapat mengurangi kejenuhan para siswa, sehingga melalui metode
pembelajaran guru dapat lebih mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran.
Selain itu keberhasilan proses pembelajaran sangat ditentukan oleh rencana yang dibuat
oleh guru. Oleh karena itu komponen-komponen dalam perencanaan pembelajaran harus
dikembangkan dan disusun secara sistematis dan berkesinambungan sehingga semua
komponen saling berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang utuh.
Untuk dapat menguasai suatu pelajaran, seorang siswa harus memiliki motivasi yang
tinggi untuk mempelajarinya. Dalam hubungannya dengan hal tersebut, guru sangat berperan
untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam mempelajari semua mata pelajaran.
Sebagai seorang calon guru teknik elektronika nantinya, harus memahami teori-teori yang
berkaitan dengan bagaimana para siswa belajar dan berpikir. Hal ini dikarenakan teori
tersebut diharapkan dapat diaplikasikan di kelasnya masingmasing, sehingga pembelajaran di
kelas akan menjadi lebih efisien dan efektif.
Seorang guru dapat saja belajar dari pengalamannya. Namun hal seperti itu akan
membutuhkan waktu yang lama, sehingga tidak ada salahnya untuk mempelajarinya dari para
ahli yang telah lama menjadi guru. Maka dari itu observasi ini dilakukan, agar penulis
sebagai seorang calon guru dapat menjalankan tugas, fungsi dan tanggung jawab sebagai
guru, yang harus memiliki berbagai keterampilan yang dapat membantu dan menunjang
pengabdian pada pekerjaannya yaitu sebagai pengajar, pelatih dan pendidik sehingga mampu
melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan efektif, efisien dan optimal. Maka dari itu
penulis mengadakan Observasi di SMAN Negeri 17 Bandar Lampung pada Kegiatan Belajar
Mengajar mata pelajaran Biologi.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari laporan ini yaitu:
1. Apa itu pengertian microteaching?
2. Apa tujuan dalam pembelajaran microteaching?
3. Apa karakteristik pembelajaran mikro?
4. Apa saja strategi pembelajaran?
5. Apa saja metode pembelajaran?
6. Apa saja teknik pembelajaran?
7. Apa saja model pembelajaran?
8. Apa saja media pembelajaran?

1.3 Tujuan penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian microteaching
2. Untuk mengetahui pembelajaran microteaching
3. Untuk mengetahui karakteristik pembelajaran mikro
4. Untuk mengetahui strategi pembelajaran
5. Untuk mengetahui metode pembelajaran
6. Untuk mengetahui teknik pembelajaran
7. Untuk mengetahui model pembelajaran
8. Untuk mengetahui media pembelajaran
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian microteaching

Microteaching berasal dari dua kata yaitu micro yang berarti kecil, terbatas, sempit
dan teaching berarti mengajar. Jadi microteaching adalah suatu kegiatan mengajar yang
dilakukan dengan cara menyederhanakan atau memperkecil jumlah siswa, waktu, bahan
mengajar dan membatasi ketrampilan mengajar tertentu.
Menurut Mc. Laughlin dan Molton (1975) yang menjelaskan bahwa “microteaching
is as performance training method to isolate the component parts of the teaching process, so
that the trainee can master each component one by one in a simplified teaching situation”
(pembelajaran mikro pada intinya adalah suatu pendekatan atau model pembelajaran untuk
melatih penampilan/ ketrampilan mengajar pendidik melalui bagian demi bagian dari tiap
ketrampilan dasar mengajar tersebut, yang dilakukan secara terkontrol dan berkelanjutan
dalam situasi pembelajaran.
Microteaching menurut A. Perlberg (1984) menjelaskan bahwa “microteaching is a
laboratory training procedure aimed at simplifyng the complexities of regular teaching-
learning processing” (pemebelajaran mikro pada adasarnya adalah sebuah laboratorium untuk
lebih menyederhanakan proses latihan kegiatan belajar mengajar/pembelajaran).
Microteaching atau pengajaran mikro adalah pelatihan tahap awal dalam pembentukan
kompetensi mengajar melalui pengaktualisasian kompetensi dasar mengajar (Unit PPL UNY,
2007:3).
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa microteaching adalah kegiatan
mengajar dimana segalanya diperkecil atau disederhanakan seperti jumlah siswa 5-6 orang,
waktu mengajar 5-10 menit, bahan pelajaran hanya mencakup satu atau dua hal yang
sederhana, ketrampilan mengajar difokuskan beberapa ketrampilan khusus (Latief, 2008).
Bagian terpenting microteaching adalah praktik mengajar sebagai bentuk ditampilkan
kompetensi yang telah dibekalkan pada calon pendidik. Umumnya microteaching dilakukan
dengan model peerteaching, karena model ini fkeksibel dilakukan sebelum melakukan real-
teaching dalam kelas yang sesengguhnya. Dalam microteaching calon pendidik dapat berlatih
unjuk kompetensi dasar mengajar secara terbatas dan terpadu dari beberapa kompetensi dasar
mengajar dengan kompetensi (tujuan), materi, peserta didik, dan waktu yang relatif dibatasi
(dimikrokan). Microteaching merupakan sarana untuk berani tampil menghadapi kelas yang
beranekaragam karakternya, mengendalikan emosi, ritme pembicaraan, mengelola kelas agar
kondusif untuk proses transfer ilmu yang dilakukan sampai calon pendidik diamggap mampu
untuk diterjunkan dalam praktik yang sesungguhnya.

2.2 Tujuan dalam pembelajaran microteaching

Secara umum, pembelajaran mikro bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam


proses pembelajaran atau kemampuan profesional mahasiswa calon guru dalam berbagai
ketrampilan yang spesifik. Melalui pembelajaran mikro, mahasiswa calon guru dapat berlatih
ketrampilan mengajar dalam keadaan terkontrol untuk meningkatkan kompetensinya.

Menurut Iskandar (2009), tujuan operasional microteaching adalah sebagai berikut:


a) Mengembangkan kemampuan mawas diri dan menilai orang lain.
b) Memungkinkan adanya perbaikan dalam waktu singkat.
c) Menanamkan rasa percaya diri dan bersifat terbuka dengan kritik orang lain.
d) Mengembangkan sikap kritis.
e) Menanamkan kesadaran akan nilai ketrampilan mengajar dan komponen-
komponenya.
f) Mengenal kelemahan dan kekeliruan dalam penampilan ketrampilan mengajar
dan mengerti penampilan yang baik.
g) Memberi kesempatan pengajar untuk melihat dan mendengar dirinya sendiri.
h) Memberi kesempatan pengajar untuk mengikuti kritik dan diskusi caranya
mengajar berulangkali.
i) Memungkinkan untuk membuat model cara mengajar.
j) Memungkinkan banyak orang yang dapat mengikuti proses belajar dan tidak
tentu waktunya.
k) Merupakan medan untuk mencobakan atau metode baru untuk diteliti sebelum
dikembangkan.
l) Memberi kesempatan pendekatan analistis mengenai ketrampilan dan strategi
mengajar.
2.3 Karakteristik pemebelajaran mikro

Pembelajaran mikro intinya adalah penyederhanaan pembelajaran. Karena penyederhanaan


tidak semua ketrampilan mengajar dipraktikan dalam satu waktu tapi ketrampilan mengajar
dipraktikan sendiri. Berikut ini beberapa hal fundamental berkaitan dengan karakteristik pembelajaran
mikro. Diantara karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:
a) Microteaching is a real teaching
Kegiatan mengajar yang sebenarnya (real teaching), tapi dilaksanakan bukan pada
kelas yang sebenarnya, melainkan dalam suatu kelas, laboratorium atau tenpat khusus
yang dirancang untuk pembelajaran mikro.
b) Microteaching lessons the complexities of normal classroom teaching
Latihan mengajar dilakukan secara mikro atau diserhanakan dalam setiap unsur
atau komponen pembelajaran.
c) Microteaching focuses on training for the accomplishment of specific tasks
Difokuskan pada jenis ketrampilan tertentu secara spesifik, sesuai dengan yang
diinginkan oleh setiap yang berlatih atau dasar saran yang diberikan oleh pihak
supervisor yang bisa berupa ketrampilan membuka pelajaran, maka ketrampilan lain
tidak menjadi fokus latihan.
d) Microteaching allows for the increased control of practise
Untuk meningkatkan kontrol pada tiap ketrampilan yang dilatihkan. Kontrol yang
ketat, cermat dan komprehensif relatif lebih mudah dilakukan dalam pembelajaran
mikro karena tiap peserta yang berlatih hanya memfokuskan diri pada ketrampilan
tertentu.
e) Microteaching greatly expands teh normal knowledge of results or feedback dimension
in teaching
Diharapkan dapat memperluas wawasan dan pemahaman yang terkait dengan
pembelajaran, karena pihak yang berkepentingan dan terlibat didalamnya mendapat
masukan dari pihak lainnya.

2.4 Strategi Pembelajaran


1. Strategi Pembelajaran Ekspositori (SPE)

SPE adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi
secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat
menguasai pelajaran secara optimal. SPE dikenal dengan istilah strategi pembelajaran
langsung, karena dalam strategi ini materi pembelajaran disampaikan langsung oleh guru,
lebih menekankan kepada proses bertutur sehingga metode yang digunakan yaitu identic
dengan ceramah. Materi yang disampaikan sudah jadi yaitu berupa data atau fakta, konsep
yang harus dilafalkan sehingga tidak menuntut siswa untuk berfikir ulang. Sehingga siswa
diharapkan dapat memahami nya dengan benar dengan cara mengungkapkan kembai materi
yang telah diuraikan.
2. Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI)

SPI adalah rangkaian kegiatan pembelajaan yang menekankan pada proses berfiir secara
kiritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan. Proses berfikir dengan tanya jawab antar guru dan siswa. Strategi ini sering
juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari Bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang
artinya saya menemukan.
Strategi inkuiri menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan
menemukan inti dari materi pelajaran itu sendiri (siswa sebagai subjek belajar), seluruh
aktivitas siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang
dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan rasa percaya diri, guru hanya
sebagai fasilitator dan motivator siswa. SPI ini memiliki tujuan untuk mengembangkan
kemampuan berfikir secara sistematis, logis, dan kritis atau mengembangkan kemampuan
intelektual sebagi bagian dari proses mental.
3. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)

Terdapat 3 ciri utama SPBM, yaitu: pertama, SPBM merupakan rangkaian aktivitas
pembelajaran, artinya dalam implementasi SPBM ada sejumlah kegiatan yang harus
dilakukan siswa. Melaui SPBM siswa aktif berfikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah
data, dan akhirnya menyimpulkan. Kedua, Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk
menyelesaikan masalah, artinya tanpa masalah maka tidak mungkin ada proses pembelajaran.
Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berfikir secara
ilmiah. Proses berfikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya berfikir
ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses
penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas. Untuk mengimplemetasikan
SPBM, guru perlu memilih bahan pelajaran yang memiliki permasalahan yang dapat
dipecahkan. Pernasalah tersebut bisa diambil dari buku teks atau dari sumber-sumber lain
misalnya dari peristiwa yang terjadi dilingkungan sekitar, masyarakat, dan lainnya.
4. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir

Sebagai strategi pembelajaran yang diarahkan untuk mengembangkan kemampuan berfikir,


SPPKB memiliki tiga karateristik, yaitu: pertama, proses pembelajaran melalui SPPKB
menekankan kepada proses mental siswa secara maksimal, menghendaki aktivitas siswa
dalam proses berfikir. Kedua, SPPKB dibangun dalam nuansa dialogis dan proses tanya
jawab secara terus-menerus untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir
siswa, yang pada gilirannya kemampuan berfikir itu dapat membantu siswa untuk
memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri. Ketiga, SPPKB adalah model
pembelajaran yang menyandarkan kepada dua sisi yang sama pentingnya, yaitu sisi proses
dan hasil belajar. Proses belajar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berfikir,
sedangkan sisi hasil belajar diarahkan untuk mengkonstruksi pengetahuan atau penguasaan
materi pembelajaran baru.
5. Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK)

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan system


pengelompokkan. SPK mempunyai dua komponen utama, yaitu komponen tugas kooperatif
(berkaitan dengan hal yang menyebabkan anggota bekerja sama dalam menyelesaikan tugas
kelompok) dan komponen struktur intensif kooperatif (sesuatu yang membangkitkan motivasi
individu untuk bekerja sama mencapai tujuan kelompok.
Hal yang menarik dari SPK adalah adanya harapan selain memiliki dampak pembelajaran,
yaitu berupa peningkatan prestasi belajar peserta didik juga mempunyai dampak pengiring
seperti relasi social, penerimaan terhadap peserta didik yang dianggap lemah, harga diri,
norma akademik, penghargaan terhadap waktu, dan suka memberi pertolongan pada yang
lain.
6. Strategi Pembelajaran Kontekstual (CTL)

CTL adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa
secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan
situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam
kehidupan mereka.
7. Strategi Pembelajaran Afektif

Model strategi pembelajaran sikap:


1. Model konsiderasi, ditekankan kepada strategi yang membentuk kepribadian

2. Model pengembangan kognitif ada dua yaitu:

a. Tingkat prakonvensional: pertimbangan moral didasarkan pada pandangannya


secara individual tanpa menghiraukan rumusan dan aturan yang dibuat oleh
masyarakat. Tahap 1 orientasi hukuman dan kepatuhan (perilaku yang benar
itu adalah perilaku yang tidak akan mengakibatkan hukuman dengan demikian
setiap peraturan harus dipatuhi agar tidak menimbulkan konsekuensi kognitif),
tahap 2 orientasi instrumental-relatif (perilaku anak didasarkan pada rasa adil
berdasarkan aturan permainan yang telah disepakati. Adil manakala orang
membalas perilaku kita yang dianggap baik.

b. Tingkat konvensional, anak mendekati masalah didasarkan pada hubungan


individu-masyarakat. Kesadaran anak mulai tumbuh bahwa perilaku harus
sesuai dengan norma-norma dan aturan yang berlaku di masyarakat. Tahap 3
keselarasan interpersonal (perilaku yang ditampilkan individu didorong oleh
keinginan untuk memenuhi harapan orang lain), tahap 4 sistem social dan kata
hati (perilaku individu didasarkan pada tuntutan dan harapan masyarakat).

c. Tingkat postkonvensional, adanya kesadaran sesuai dengan nilai-nilai yang


dimilikinya secara individu. Tahap 5 (perilaku individu didasarkan pada
kebenaran- kebenaran yang diakui oleh masyarakat, kewajiban moral
dipandang sebagai kontrak social yang harus dipatuhi). Tahap 6 prinsip etis
yang universal (perilaku manusia didasarkan pada prinsip-prinsip universal,
segala macam tindakan suatu kewajiban manusia).1

2.5 Metode Pembelajaran


Metode pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis dan teratur yang
dilakukan oleh pendidik dalam penyampaian materi kepada muridnya. Dengan adanya cara
ini maka diharapkan proses belajar mengajar bisa berjalan dengan baik. Oleh karena itu,
pendidik harus bisa mempelajari metode pembelajaran.

1
Sanjaya, wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. 2016.
Seorang guru harus bisa menerapkan metode yang tepat dalam kegiatan belajar-mengajar,
sesuai dengan karakter para siswanya. Dengan begitu, proses belajar-mengajar menjadi lebih
menyenangkan dan siswa dapat menyerap pelajaran dengan lebih mudah.

Metode Pembelajaran Menurut Para Ahli

1. Hasby Ashydiqih
Menurut Hasby Ashydiqih, metode pembelajaran adalah seperangkat cara yang dilakukan
guna mencapai tujuan tertentu dalam proses pembelajaran.

2. Abdurrahman Ginting
Menurut Abdurrahman Ginting, metode pembelajaran adalah cara atau pola yang khas dalam
memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik dan sumber daya
terkait lainnya supaya terjadi proses pembelajaran pada diri siswa.

3. Ahmadi
Menurut Ahmadi, metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang beberapa cara
mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur.

4. Nana Sudjana
Menurut Nana Sudjana, metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru dalam
mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya proses belajar dan mengajar.

5. Sobri Sutikno
Menurut Sobri Sutikno, metode pembelajaran adalah cara-cara dalam menyajikan materi
pelajaran yang diberikan kepada murid agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa
dalam upaya untuk mencapai tujuan.

Macam-macam Metode Pembelajaran


a. Metode ceramah Dalam metode ceramah proses belajar mengajar yang dilaksanakan
oleh guru umumnya didominasi dengan cara ceramah.
b. Metode Diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan penyajian materi
melalui pemecahan masalah, atau analisis sistem produk teknologi yang
pemecahannya sangat terbuka.
c. Metode Pemberian Tugas adalah cara mengajar atau penyajian materi melalui
penugasan siswa untuk melakukan suatu pekerjaan.
d. Metode Eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa
melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu
yang dipelajarinya.
e. Metode Demonstrasi adalah cara pengelolaan pembelajaran dengan memperagakan
atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, benda, atau cara kerja suatu
produk teknologi yang sedang dipelajari.
f. Metode Tutorial/Bimbingan adalah suatu proses pengelolaan pembelajaran yang
dilakukan melalui proses bimbingan yang diberikan/dilakukan oleh guru kepada siswa
baik secara perorangan atau kelompok kecil siswa.

2.6 Teknik Pembelajaran

Teknik pembelajaran menurut T. Raka Joni (dalam Abimanyu, 2008) menunjuk


kepada ragam khas penerapan sesuatu metode dengan latar tertentu, seperti kemampuan dan
kebiasaan guru, ketersediaan peralatan, kesiapan siswa dan sebagainya. Sementara Sanjaya
(2010) mengartikan teknik pembelajaran sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
  Macam-macam Teknik Pembelajaran

Teknik pembelajaran Terdapat beberapa pembagian jenis, diantaranya:


Menurut Femilla, macam-macam teknik pembelajaran meliputi:
1.      Teknik syarahan,
2.      Teknik perbincangan,
3.      Teknik projek,
4.      Teknik penyelesaian masalah,
5.      Teknik dapatan,
6.      Teknik permainan,
7.      Teknik kooperatif.

Menurut Shintiaminandar, jenis teknik pembelajaran terbagi dua, yaitu:

1. Teknik Pembelajaran Teknik Umum (Teknik Umum Mengajar) adalah cara-cara yang
dapat digunakan untuk semua bidang studi.
2.  Teknik Khusus (Teknik Khusus Pengajaran Bidang Studi Tertentu) adalah cara
mengajarkan (menyajikan atau memantapkan) bahan- bahan pelajaran bidang studi tertentu.

2.7 Model Pembelajaran


Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat
digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran. Model pembelajaran
mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode atau prosedur pembelajaran.
Istilah model pembelajaran mempunyai 4 ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau
metode pembelajaran:
1. Rasional teoritis yang logis yang disusun oleh pendidik.
2. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai
3. Langkah-langkah  mengajar yang duperlukan agar model pembelajaran dapat
dilaksanakan secara optimal.
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai.

Fungsi Model Pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi pengajar dan para guru
dalam melaksanakan pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa setiap model yang akan
digunakan dalam pembelajaran menentukan perangkat yang dipakai dalam pembelajaran
tersebut.Selain itu, model pembelajaran juga berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar
mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Ciri-ciri model pembelajaran Istilah model Pembelajaran mempunyai makna yang lebih
luas daripada strategi, metode, atau prosedur. Model pembelajaran mempunyai empat ciri
khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode, atau prosedur. Ciri-ciri tersebut antara lain:

1. Rasional teoritik yang logis, disusun oleh para pencipta atau pengembangnya;
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran
yang akan dicapai);
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan
dengan berhasil;
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai
Macam-macam model pebelajaran  
A. ModelInquiryLearning
Model pembelajaran Inkuiri biasanya lebih cocok digunakan pada pembelajaran
matematika, tetapi mata pelajaran lainpun dapat menggunakan model tersebut asal
sesuai dengan karakteristik KD atau materi pembelajarannya. Langkah-langkah dalam
model inkuiri terdiri atas:
1. Observasi/Mengamati berbagi fenomena alam. Kegiatan ini memberikan pengalaman
belajar kepada peserta didik bagaimana mengamati berbagai fakta atau fenomena
dalam mata pelajaran tertentu.
2. Mengajukan pertanyaan tentang fenomana yang dihadapi. Tahapan ini melatih peserta
didik untuk mengeksplorasi fenomena melalui kegiatan menanya baik terhadap guru,
teman, atau melalui sumber yang lain.
3. Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban. Pada tahapan ini peserta didik dapat
mengasosiasi atau melakukan penalaran terhadap kemungkinan jawaban dari
pertanyaan yang diajukan.
4. Mengumpulkan data yang terakait dengan dugaan atau pertanyaan yang diajukan,
sehingga pada kegiatan tersebut peserta didik dapat memprediksi dugaan atau yang
paling tepat sebagai dasar untuk merumuskan suatu kesimpulan.
5. Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang telah diolah atau
dianalisis, sehingga peserta didik dapat mempresentasikan atau menyajikan hasil
temuannya.

B. Model Discovery Learning.


1. Stimulation (memberi stimulus). Pada kegiatan ini guru memberikan stimulan, dapat
berupa bacaan, atau gambar, atau situasi, sesuai dengan materi
pembelajaran/topik/tema yang akan dibahas, sehingga peserta didik mendapat
pengalaman belajar mengamati pengetahuan konseptual melalui kegiatan membaca,
mengamati situasi atau melihat gambar.
2. Problem Statement (mengidentifikasi masalah). Dari tahapan tersebut, peserta didik
diharuskan menemukan permasalahan apa saja yang dihadapi, sehingga pada kegiatan
ini peserta didik diberikan pengalaman untuk menanya, mencari informasi, dan
merumuskan masalah.
3. Data Collecting (mengumpulkan data). Pada tahapan ini peserta didik diberikan
pengalaman mencari dan mengumpulkan data/informasi yang dapat digunakan untuk
menemukan solusi pemecahan masalah yang dihadapi. Kegiatan ini juga akan melatih
ketelitian, akurasi, dan kejujuran, serta membiasakan peserta didik untuk mencari atau
merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah, jika satu alternatif mengalami
kegagalan.
4. Data Processing (mengolah data). Kegiatan mengolah data akan melatih peserta didik
untuk mencoba dan mengeksplorasi kemampuan pengetahuan konseptualnya untuk
diaplikasikan pada kehidupan nyata, sehingga kegiatan ini juga akan melatih
keterampilan berfikir logis dan aplikatif.
5. Verification (memferifikasi). Tahapan ini mengarahkan peserta didik untuk mengecek
kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data, melalui berbagai kegiatan, antara
lain bertanya kepada teman, berdiskkusi, atau mencari sumber yang relevan baik dari
buku atau media, serta mengasosiasikannya sehingga menjadi suatu kesimpulan.
6. Generalization (menyimpulkan). Pada kegiatan ini peserta didik digiring untuk
menggeneralisasikan hasil simpulannya pada suatu kejadian atau permasalahan yang
serupa, sehingga kegiatan ini juga dapat melatih pengetahuan metakognisi peserta
didik.

C. Problem based learning


Model pembelajaran ini bertujuan merangsang peserta didik untuk belajar melalui
berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari dikaitkan dengan pengetahuan
yang telah atau akan dipelajarinya melalui langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
1. Mengorientasi peserta didik pada masalah. Tahap ini untuk memfokuskan peserta
didik mengamati masalah yang menjadi objek pembelajaran.
2. Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran. Pengorganisasian pembelajaran salah satu
kegiatan agar peserta didik menyampaikan berbagai pertanyaan (atau menanya)
terhadap malasalah kajian.
3. Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok. Pada tahap ini peserta didik
melakukan percobaan (mencoba) untuk memperoleh data dalam rangka menjawab
atau menyelesaikan masalah yang dikaji.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Peserta didik mengasosiasi data yang
ditemukan dari percobaan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.
5. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah. Setelah peserta didik mendapat
jawaban terhadap masalah yang ada, selanjutnya dianalisis dan dievaluasi.

D.projek based learning


Model pembelajaran ini bertujuan untuk pembelajaran yang memfokuskan pada
permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan
memahami pembelajaran melalui investigasi, membimbing peserta didik dalam sebuah
proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum,
memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan
menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara
kolaboratif.
Langkah pembelajaran dalam projectbased learning adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek. Tahap ini sebagai langkah awal agar
peserta didik mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan yang muncul dari fenomena
yang ada.
2. Mendesain perencanaan proyek. Sebagai langkah nyata menjawab pertanyaan yang
ada disusunlah suatu perencanaan proyek bisa melalui percobaan.
3. Menyusun jadwal sebgai langkah nyata dari sebuah proyek. Penjadwalan sangat
penting agar proyek yang dikerjakan sesuai dengan waktu yang tersedia dan sesuai
dengan target.
4. Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek. Guru melakukan monitoring terhadap
pelaksanaan dan perkembangan proyek. Peserta didik mengevaluasi proyek yang
sedang dikerjakan.
5. Menguji hasil. Fakta dan data percobaan atau penelitian dihubungkan dengan
berbagai data lain dari berbagai sumber.
6. Mengevaluasi kegiatan/pengalaman. Tahap ini dilakukan untuk mengevaluasi
kegiatan sebagai acuan perbaikan untuk tugas proyek pada mata pelajaran yang sama
atau mata pelajaran lain.
2.8 Media Pembelajaran

  Pengertian Media Pembelajaran


Kata media merupakan bentuk jamak dari ‘Medium’, yang secara harfiah berarti
perantara atau pengantar. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran.
Schramm mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan
yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.  Secara khusus, kata tersebut dapat
diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa informasi dari satu
sumber kepada penerima.
Menurut Gerlach dan Ely (1971), media apabila dipahami secara garis besar adalah
manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Sehingga guru, buku teks dan lingkungan
sekolah marupakan media.
Media pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang
bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran. Media pembelajaran
meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang
terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar),
foto, gambar, grafik, televisi dan computer.
Kesimpulannya, media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dari pengirim ke penerima. Sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian
dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

Manfaat Media Pembelajaran


1. Menjelaskan materi pembelajaran atau obyek yang abstrak (tidak nyata) menjadi
konkret (nyata).
2.  Memberikan pengalaman nyata dan langsung karena siswa dapat berkomunikasi dan
berinteraksi dengan lingkungan tempat belajarnya.
3.  Mempelajari materi pembelajaran secara berulang-ulang.
4. Memungkinkan adanya persamaan pendapat dan persepsi yang benar terhadap suatu
materi pembelajaran atau obyek.
5.  Menarik perhatian siswa, sehingga membangkitkan minat, motivasi, aktivitas, dan
kreativitas belajar siswa.
6.  Membantu siswa belajar secara individual, kelmpok, atau klasikal.
7.  Materi pembelajaran lebih lama diingat dan mudah untuk diungkapkan kembali
dengan cepat dan tepat.
8.   Mempermudah dan mempercepat guru menyajikan materi pembelajaran sehingga
siswa mudah mengerti.
9. Mengatasi ruang, waktu dan indera.
   

Macam-macam media pembelajaran


Terdapat enam jenis dasar dari media pembelajaran menurut Heinich and Molenda
(2005) (Dadang, 2009) yaitu:
1. Teks.
Merupakan elemen dasar bagi menyampaikan suatu informasi yang mempunyai berbagai
jenis dan bentuk tulisan yang berupaya memberi daya tarik dalam penyampaian informasi.
2. Media Audio.
Membantu menyampaikan maklumat dengan lebih berkesan. Membantu meningkatkan daya
tarikan terhadap sesuatu persembahan. Jenis audio termasuk suara latar, musik, atau rekaman
suara dan lainnya.
3. Media Visual
Media yang dapat memberikan rangsangan-rangsangan visual seperti gambar/foto, sketsa,
diagram, bagan, grafik, kartun, poster, papan buletin dan lainnya.
4. Media Proyeksi Gerak.
Termasuk di dalamnya film gerak, film gelang, program TV, videokaset (CD, VCD, atau
DVD).
5. Benda-bendaTiruan/miniatur
Seperti benda-benda tiga dimensi yang dapat disentuh dan diraba oleh siswa. Media ini dibuat
untuk mengatasi keterbatasan baik obyek maupun situasi sehingga proses pembelajaran tetap
berjalan dengan baik.
6. Manusia.
Termasuk di dalamnya guru, siswa, atau pakar/ahli di bidang/materi tertentu. 
Media-media yang Biasa digunakan dalam Proses Pembelajaran
Dalam buku Arief, dkk yang berjudul Media Pendidikan (Arief Sadiman, dkk, 2009:28)
disebutkan beberapa jenis media yang lazim dipakai dalam proses pembelajaran, yaitu
sebagai berikut:
1. Media Visual
Seperti halnya media yang lain, media visual berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber
ke penerima pesan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol visual.
Selain itu, fungsi media visual adalah untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide,
menggambarkan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan jika tidak
divisualkan. Beberapa media yang termasuk media visual adalah:
a. Gambar atau foto
Kita sering menggunakan gambar atau foto sebagai media pembelajaran karena gambar
merupakan bahasa yang umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana saja oleh siapa
saja. Manfaat atau kelebihan gambar atau foto sebagai media pembelajaran adalah:
a. Memberikan tampilan yang sifatnya konkrit.
b. Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.
c. Gambar atau foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.
d. Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia
berapa saja.
e. Murah harganya dan mudah didapat serta digunakan tanpa memerlukan peralatan
khusus.

b. Sketsa
Sketsa merupakan gambar yang merupakan draft kasar yang menyajikan bagian-bagian
pokoknya saja tanpa detail. Sketsa selain dapat menarik perhatian peserta atau siswa juga
dapat menghindari verbalisme dan dapat memperjelas penyampaian pesan.
c. Diagram
Berfungsi sebagai penyederhana sesuatu yang kompleks sehingga dapat memperjelas
penyajian pesan. Isi diagram pada umumnya berupa petunjuk-petunjuk. Sebagai suatu
gambar sederhana yang menggunakan garis dan simbol, diagram menggambarkan struktur
dari objeknya secara garis besar, menunjukkan hubungan yang ada antar komponennya atau
sifat-sifat proses yang ada.
Ciri-ciri dari sebuah diagram yang baik adalah:
a. benar, digambar rapi, diberi judul, label dan penjelasan penjelasan yang perlu.
b. cukup besar dan ditempatkan strategis penyusunannya disesuaikan dengan pola
membaca yang umum, dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah.

d. Bagan/Chart
Terdapat dua jenis chart yaitu chart yang menyajikan pesannya secara bertahap dan
chart yang menyajikan pesannya sekaligus. Chart yang menyajikan pesannya secara bertahap
misalnya adalah flipchart atau hidden chart, sementara bagan atau chart yang menyajikan
pesannya secara langsung misalnya bagan pohon (tree chart), bagan alir (flow chart), atau
bagan garis waktu (time line chart). Bagan atau chart berfungsi untuk menyajikan ide-ide atau
konsep-konsep yang sulit jika hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual.
Bagan juga mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu presentasi.
Dalam bagan biasanya kita menjumpai jenis media visual lain seperti gambar, diagram, atau
lambang-lambang verbal.
Ciri-ciri bagan sebagai media yang baik adalah:
a. dapat dimengerti oleh pembaca.
b. sederhana dan lugas tidak rumit atau berbelit-belit.
c. diganti pada waktu-waktu tertentu agar selain tetap mengikuti. perkembangan jaman
juga tidak kehilangan daya tarik.

e. Grafik
Disusun berdasarkan prinsip matematik dan menggunakan data-data komparatif, grafik
merupakan gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau simbol-simbol verbal
yang berfungsi untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan
perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan
secara singkat dan jelas. Dengan menggunakan grafik kita dapat melakukan analisis dengan
cepat, interpretasi dan perbandingan data-data yang disajikan baik dalam hal ukuran, jumlah,
pertumbuhan dan arah. Terdapat beberapa macam grafik diantaranya adalah grafik garis,
grafik batang, grafik lingkaran, dan grafik gambar.
f. Kartun
Suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan suatu
pesan secara cepat dan ringkas atau suatu sikap terhadap orang, situasi atau kejadian-kejadian
tertentu. Kartun biasanya hanya menangkap esensi pesan yang harus disampaikan dan
menuangkannya ke dalam gambar sederhana dengan menggunakan simbol-simbol serta
karakter yang mudah dikenal dan diingat serta dimengerti dengan cepat.
g. Poster
Poster dapat dibuat di atas kertas, kain, batang kayu, seng dan sebagainya. Poster tidak saja
penting untuk menyampaikan pesan atau kesan tertentu akan tetapi mampu pula untuk
mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya. Ciri-ciri poster yang
baik adalah:
a. Sederhana.
b. menyajikan satu ide dan untuk mencapai satu tujuan pokok.
c. Berwarna.
d. slogan yang ringkas dan jitu.
e. ulasannya jelas.
f. motif dan desain bervariasi.
g. Peta dan Globe

Berfungsi untuk menyajikan data-data yang berhubungan dengan lokasi suatu daerah baik
berupa keadaan alam, hasil bumi, hasil tambang atau lain sebagainya. Secara khusus petadan
globe dapat memberikan informasi tentang:
keadaan permukaan bumi, daratan, sungai, gunung, lautan dan bentuk daratan serta perairan
lainnya. tempat-tempat serta arah dan jarak dengan tempat yang lain, data-data budaya dan
kemasyarakatan. data-data ekonomi, hasil pertanian, industri dan perdagangan.
i. Papan planel
Papan berlapis kain planel ini dapat berisi gambar atau huruf yang dapat ditempel dan dilepas
sesuai kebutuhan, gambar atau huruf tadi dapat melekat pada kain planel karena di bagian
bawahnya dilapisi kertas amplas. Papan planel merupakan media visual yang efektif dan
mudah untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula.
j. Papan Buletin.
Papan ini tidak dilapisi oleh kain planel, tetapi langsung ditempeli gambar atau tulisan. Papan
ini berfungsi untuk memberitahukan kejadian dalam waktu tertentu. Media visual lainnya
seperti gambar, poster, sketsa atau diagram dapat dipakai sebagai bahan pembuatan papan
buletin.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Observasi


KARAKERISTIK YA TIDAK HASIL
PERENCANAAN
Tersedianya silabus dan RPP √ Tersedia silabus dan RPP dalam
bentuk hard copy dan soft copy
RPP mencerminkan √
pembelajaran aktif
Rumusan indikator atau √
tujuan pembelajaran yang
sesuai dengan rumusan
SK/KD
Indikator pembelajaran √
pengarah pada
pengembangan berfikir
tingkat tinggi (c3,c4,c5,c6)
Pembelajaran
Guru menggunakan √ Menggunakan metode ceramah, tanya
model/pendekatan jawab, pendekatan saintifik, model
/metode/strategi dalam proses pembelajaran yang digunakan
belajar mengajar. Discoverry Learning
Penerapan √
model/pendekatan/metode/
strategi yang diterapkan
Guru menggunakan media/ √
sumber belajar dengan tepat
Tersedianya alat peraga/ √
media pembelajaran
Guru menggunakan √ Karena materi yang digunakan system
lingkungan untuk kegiatan saraf dan contohnya susah di dapat
pembelajaran diluar kelas pada lingkungan alam
Murid terlibat aktif dalam √ Murid mengajukan pertanyaan (hanya
kegiatan pembelajaran beberapa)
Pembelajaran mendorong √
anak berfikir kritis dan
kreatif
Pembelajaran mendorong √ Adanya umpan balik antara siswa dan
anak berinteraksi antar guru
siswa-guru siswa-siswa
Pembelajaran berkaitan √ Guru memberi contoh dalam kegiatan
dengan kehidupan nyata kehidupan sehari-hari
Pembelajaran memberikan √
kesempatan anak
mengemukakan pendapat
Pembelajaran mendorong √
siswa menggunakan berbagai
indra
Pembelajaran melayani √
perbedaan individu siswa
Manajemen kelas
Ada aturan atau tata tertib √ Seperti piket kelas dan membawa
kelas yang diberlakukan dan proyektor ke kelas dan terlambat
sudah disetujui oleh siswa tidak boleh masuk
atau siswa serta wali kelas.
Penataan kelas mendorong √
siswa atau siswi untuk
melakukan kegiatan.
Terdapat pembagian √ Tercermin dari kegiatan tugas
pearan,tugas serta tanggung berbentuk proyek membuat komik
jawab dalam kegiatan tentang system saraf
belajar.
Penggunaan alat dan sumber √
belajar diatur dengan baik.
Penilaian
Guru memantau √
perkembangan belajar siswa
Guru memberikan umpan √ Guru memberiakan balik terhadap
balik terhadap perkembangan siswa tapi rata-rata siswanya tidak
belajar siswa memberikan respon
Guru memberikan √ Ketika tanya ajwab ada jawabannya
pengahrgaan (misalnya benar diberikan tepuk tangan dan
pujian) pujian
Guru memajang hasil karya √
siswa (jika ada)

3.2 Pembahasan
Kelompok kami melakukan observasi ke SMA NEGERI 17 BANDAR LAMPUNG yang
beralamat di Jalan Soekarno Hatta, Pidada, Kecamatan Panjang, Kota Bandar Lampung.
SMAN 17 ini masih termasuk sekolah baru sehingga dalam hal fasilitas masih terbatas. Guru
biologi yang kami temui yaitu Nita Milinia Fajriani, S. Si salah satu tamatan UNPAD jurusan
MIPA BIOLOGI. Observasi dilakukan dengan cara pengamatan dari belakang terhadap guru
dan murid. Murid yang diajar ketika kami melakukan observasi yaitu kelas XI IPA 1 dengan
materi yang diajarkan yaitu Sistem Saraf.
Ketika kami melakukan observasi, guru menjelaskan dengan sangat jelas dengan bantuan
menggunakan proyektor dan powerpoint, sehingga murid menyimak guru ketika guru sedang
menjelaskan. Guru bisa mengaitkannya dengankehidupan sehari-hari sebagai contoh dalam
materi, agar murid dapat cepat mengerti dan juga terkadang menggunakan seperti spidol
untuk mengumpamakan sesuatu. Bisa dikatakan metode yang digunakan yaitu metode
ceramah, kemampuan Ibu Nita dalam menyampaikan materi sangat baik, ia mengontrol
kelasnya agar tidak ada siswa yang tertidur ataupun tidak mendengarkan materi yang dia
sampaikan. Di sela-sela menjelaskan terkadang guru memberikan pertanyan-pertanyaan
kepada murid (metode tanya-jawab) terlihat siswa aktif dan tanggap. Tetapi tidak 100% siswa
tanggap dalam menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh guru tersebut.
Walaupun siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru, tetapi disini guru menuntut
agar siswa dapat mengingat kembali apa yang disampaikan oleh gurunya (disini terlihat
kemampuan kognitif nya di uji) dengan cara merangkum ulang materi yang telah
disampaikan dengan cara membuat peta konsep atau mind mapping, disini tidak hanya
mengingat materi yang telah disampaikan tetapi juga menuntut siswa agar lebih kreatif dan
disinilah terlihat aktivitas menulis (menyajikan) yang mana mencerminkan kemampuan
keterampilan.
Powerpoint yang disajikan gurunya cukup menarik, guru ridak monoton, dan cara
penyampaian nya cukup ringkas jelas dan menarik siswa untuk mendengarkannya. Dalam
kegiatan belajar mengajar, guru tidak terlalu membuat suasana menjadi tegang sehingga
membuat siswa cukup nyaman dengan materi yang disampaikan, dan ketika itu ada waktu
untuk siswa mencatat atau merangkum materi, dengan suara Ibu Nita yang lantang membuat
siswa jelas mendpatkan materi walaupun siswa duduk dibelakang. Disinilah terlihat
kemampuan Microteaching yang dimiliki Ibu Nita sudah cukup baik dan memadai untuk
menjadi seorang pengajar dan pendidik.
Ketika ada sesi tanya jawab, yang mana ditanya tentang materi yang sudah lewat, siswa
masih ingat dan disiniah mencerminkan bahwa siswa di kelas tersebut memiliki daya ingat
yang cukup baik ketika digali kembali pengetahuan nya yang mana karena penyampaian guru
cukup singkat dan materi yang diajarkan berurutan. Disini tidak hanya anak perempuan yang
ikut aktif, tetapi anak laki-laki nya pun ikut aktif dalam menjawab pertanyaan dan tidak malu
ketika diminta gurunya untuk memaparkan di depan kelas.
Disini Ibu Nita selalu menstimulus agar siswa aktif dan berfikir sehingga siswa aktif dan
tanggap. Masalah yang ditemukan yaitu disini. Tidak terdapat banyk murid yang ikut aktif
dan menanggapi tanya jawab yang diberikan oleh guru tersebut. Selain kurang memadai nya
fasilitas, rendahnya tingkat siswa dalam berfikir kritis yang mana terlihat ketika tanya jawab
dengan guru dan juga rendahnya tingkat efektivitas atau minat sisw dalam kegiatan belajar
mengajar yang terlihat kurangnya partisipasi siswa dalam menjawab pertanyaan. Solusi akan
dipaparkan pada bagian 4.3
Keterampilan bukan hanya dinilai dari tugas membuat peta konsep materi, tetapi juga
guru memberikan proyek kepada siswa yang dikerjakan Bersama-sama dengan system
berkelompok yang mana meminta siswa untuk menggambarkan system sara seperti cerita
buku komik, disini guru mengacu anak yang mempunyai kemampuan menggambar ataupun
mengingat untuk menyampaikannya dalam bentuk tulisan.

3.3 Masalah dan Solusi


Masalah yang ditemui di SMA Negeri 17 Bandar Lampung yaitu:
Masalah Solusi
Fasilitas: fasilitas yang ada belum memadai, seperti lokasi Lebih meningkatkan fasilitas yang ada, dengan
sekolah, ketersediaan buku, juga media-media meminta bantuan kepada Lembaga daerah setempat
pembelajaran dan juga menerima banuan dari PT, seperti bantuan
dari PT Bukit Asam
Rendahnya tingkat siswa dalam berfikir kritis yang terlihat Metode tanya jawab dan ceramah kurang efektif,
ketika tanya jawab dengan guru sebaiknya agar siswa terpacu untuk berfikir lebih luas
diadakan diskusi. Media yang digunakan bukan
hanya ppt tetapi harus ada seperti video agar lebih
paham secara mendetail
Rendahnya tingkat efektivitas dan minat siswa dalam Agar meningkatkan minat atau efektivitas siswa,
KBM, yang terlihat kurangnya partisipasi siswa dalam sebaiknya menggunakan media pembelajaran yang
menjawab pertanyaan bisa diraba atau dipegang seperti torso, atapun media
yang berasal dari bahan daur ulang, hal itu akan
memacu siswa untuk meningkatkan minat siswa
dalam mengikuti pembelajaran dan lebih efektivitas
karena harus membaca materi terlebih dahulu
sebelum membuat media pembelajaran.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru
dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dalam kegiatan
belajar mengajar, eorang guru harus menggunakan pendekatan, model, metode ataupun
strategi dalam sebuah pembelajaran dengan baik dan juga sesuai agar tujuan pembelajaran
yang diharapkan dapat tercapai. Pemilahan media pembelajaran yang tepat juga diperlukan
supaya terjadi kesesuaian dengan materi yang akan disampaikan dan juga perangkat
pembelajaran yang telah disiapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Panduan Pengajaran Mikro. Yogyakarta: UPPL-UNY. 2007

Cooper and Allen. Basic Teaching Skills. London: Oxford University Press. 1971


Djamarah, Saiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:PT.Rineka Cipta, 2002

Drs. Roestiyah NK. 1991. Strategi  Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

Harjanto, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2008

http://bdkbanjarmasin.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=43

http://id.wordpress.com/

Iskandar, 2009. Keterampilan Dasar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta.

Latief. Belajar dan Pembelajaran. STKIP PGRI Banjarmasin. 2008

Pidarta, Made, Perencanaan Pendidikan Partisipasi dengan pendidikan sistem,


Jakarta:PT.Rineka Cipta. 2005

Sanjaya, wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:


Kencana. 2016

Sundayana, Rustina. Media Pembelajaran Matematika Bandung: Alfabeta. 2013

Sobrry,S dan Pupuh,F,2010,Strategi Belajar Mengajar, bandung  Reflika Aditama

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai