Anda di halaman 1dari 12

TATA RUANG KELAS

a. pengertian tata ruang kelas

tata ruang kelas merupakan kegiatan yang terencana dan segaja yang dilakukan oleh guru dengan
tujuan menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal, sehingga diharapka proses belajar
.mengajar dapat berjalan secara efektif dan efisien, sehingga tercapai tujuan pembelajaran

b. pentingnya tata ruang kelas

untuk mencapai hasil belajar yang efektif .1

mempengaruhi semangat belajar peserta didik .2

menciptakan kondisi belajar yang kondusif .3

c. tujuan tata ruang kelas

mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok .1
belajar yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin

.menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi pembelajar .2

Menyediakan dan mengatur fasilitas secara perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan )3
.siswa belajar sesuai lingkungan, sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas

Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat )4
individunya

d. Prinsip-prinsipTata Ruang Kelas

Visibility (Keleluasaan Pandangan) Visibility artinya penempatan dan penataan barang-barang di )1


dalam kelas tidak mengganggu pandangan siswa, sehingga siswa secara leluasa dapat memandang
guru, benda atau kegiatan yang sedang berlangsung.Begitu pula guru harus dapat memandang
.semua siswa kegiatan pembelajaran. 7Mudasir,Op Cit, hal,18

Accesibility (mudah dicapai) Penataan ruang harus dapat memudahkan siswa untuk meraih atau )2
mengambil barang-barang yang dibutuhkan selama proses pembelajaran. Selain itu jarak antar
tempat duduk harus cukup untuk dilalui oleh siswa sehingga siswa dapat bergerak dengan mudah
.dan tidak mengganggu siswa lain yang sedang bekerja

Fleksibilitas (Keluwesan) Barang-barang di dalam kelas hendaknya mudah ditata dan dipindahkan )3
yang disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.Seperti penataan tempat duduk yang perlu dirubah
.jika proses pembelajaran menggunakan metode diskusi, dan kerja kelompok

Kenyamanan Kenyamanan disini berkenaan dengan temperatur ruangan, cahaya, suara, dan )4
.kepadatan kelas

Keindahan Prinsip keindahan ini berkenaan dengan usaha guru menata ruang kelas yang )5
menyenangkan dan kondusif bagi kegiatan belajar.Ruangan kelas yang indah dan menyenangkan
dapat berengaruh positif pada sikap dan tingkah laku siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan

e. Faktor–faktor yang mempengaruhi Tata Ruang Kelas


Faktor internal Faktor yang berasal dari diri siswa itu sendiri, misalnya, jika ada siswa yang fisiknya )1
kurang sehat, kemungkinan siswa itu konsentrasi belajrnya akan terghanggu dan mungkin siswa itu
.akan mengantuk atau malah tertidur dalam kelas

Faktor eksternal 9John W. Santrock. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2011, h,560-561. )2
Faktor yang berasal dari luar diri siswa tersebut (kondisi keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan
masyarakat).Jika siswa memiliki masalah- masalah eksternal dalam dirinya, contohnya karena kondisi
keluarganya yang tidak harmonis,atau tidak mendapat perhatian dari orang tuanya kemungkinan
siswa itutidak akan menjadi usil atau menjadi pendiam. Hal itu juga akan menjadi masalah dalam
.kelas

f. hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menata kelas

tempat duduk .1

warna dinding .2

suara guru .3

lampu/ventilasi .4

penataan alat dan sumber belajar .5

: Penjelasan

tempat duduk .1

a. pengeertian tempat duduk

Tempat duduk merupakan fasilitas atau barang yang diperlukan oleh siswa dalam proses
pembelajaran terutama dalam proses belajar di kelas di sekolah formal.tempat duduk dapat
mempengaruhi proses pembelajaran siswa, bila tempat duduknya bagus, tidak terlalu rendah, tidak
terlalu besar, bundar, persegi empat panjang, sesuai dengan keadaan tubuh siswa. Maka siswa akan
.merasa nyaman dan dapat belajar dengan tenang

b. A. Ukuran bentuk kelas

Ukuran bentuk kelas yang luas memungkinkan guru untuk mengatur tempat duduk yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh guru tersebut, namun jika luas kelas tidak
begitu luas maka akan sulit untuk guru untuk mengatur tempat duduk dan memungkin kan memakai
.penataan tempat duduk tradisional

B. Bentuk serta ukuran bangku dan meja

Bentuk serta ukuran meja dan bangku sangat mempengaruhi dalam pentaan tempat duduk jika
tempat duduk nya berukuran besar dengan bentuk kelas yang tidak begitu luas maka sulit bagi guru
untuk membentuk penataan tempat duduk yang baik dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
.oleh guru

C. Jumlah siswa dalam kelas

Jumlah siswa dalam kelas adalah hal yang terpenting untuk mengelola tempat duduk. Jika didalam
kelas tersebut terdapat 40 anak dengan bentuk kelas yang tidak begitu luas maka hanya penataan
tempat duduk tradisional saja yang akan dipakai dalam penataan tempat duduk. Jumlah siswa yang
.efektif di setiap kelas berkisar antara 20 sampai dengan 30 murid di setiap kelasnya
D. Jumlah siswa dalam setiap kelompok

Terdapat beberapa pengelolaan tempat duduk yang mengharuskan guru untuk membuat siswa
berkelompok, di dalam pengelolan tempat duduk ini jumlah siswa yang baik berkisar antara 5
sampai dengan 6 perkelompoknya dibagi sesuai dengan jumlah siswa yang terdapat dalam kelas
.tersebut, namun semua itu dapat disesuaikan dengan jumlah siswa dalam kelas tersebut

E. Jumlah kelompok dalam kelas

Jika jumlah kelompok dalam kelas terlalu banyak maka akan menyulitkan guru dalam proses
pembelajaran, karena biasanya siswa akan mudah terpecah konsentrasinya mereka sibuk bermain
dengan teman-teman nya atau kelas tersebut penuh sesak dengan bangku serta meja yang akan
.menyulitkan anak untuk bergerak

.F. Komposisi siswa dalam kelompok (seperti siswa yang pandai dan kurang pandai, pria dan wanita)

Pembagian siswa perkelompok harus memperhatikan jenis kelamin dan kemampuan persiswa. Jika
di dalam kelompok hanya berisi perempuan saja maka akan dipastikan kelompok tersebut akan
menjadi kelompok yang berisik, atau sebaliknya jika kelompok tersebut beranggotakan siswa laki-laki
saja maka akan dipastikan kelompok tersebut akan menjadi kelompok yang pasif. Di dalam
pengaturan siswa dalam kelompok harus diliat kemampuan perindividu kelompok tersebut jika
didalam tersebut berisi siswa-siswa yang aktif maka kelompok siswa-siswa yang pasif akan terus
pasif tidak dapat berkembang

Bentuk-bentuk pengelolaan tempat duduk

a. Formasi Huruf U

Formasi ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Para peserta didik dapat melihat guru dan/atau
melihat media visual dengan mudah dan mereka dapat saling berhadapan langsung satu dengan
yang lain. Susunan ini ideal untuk membagi bahan pelajaran kepada peserta didik secara cepat
.karena guru dapat masuk ke huruf U dan berjalan ke berbagai arah dengan seperangkat materi

b. Formasi Corak Tim

Mengelompokkan meja-meja setengah lingkaran atau oblong di ruang kelas agar memungkinkan
anda untuk melakukan interaksi tim. Anda dapat meletakkan kursi-kursi mengelilingi meja-meja
untuk susunan yang paling akrab. Jika anda melakukan, beberapa peserta didik harus memutar kursi
mereka melingkar menghadap ke depan ruang kelas untuk melihat anda, papan tulis atau layar

c. Meja Konferensi

Ini terbaik jika meja relatif persegi panjang. Susunan ini mengurangi pentingnya pengajar dan
menambahkan pentingnya peserta didik. Susunan ini dapat membentuk perasaan formal jika
.pengajar ada pada ujung meja
d. Lingkaran

Para peserta didik hanya duduk pada sebuah lingkaran tanpa meja atau kursi untuk interaksi
berhadap-hadapan secara langsung. Sebuah lingkaran ideal untuk diskusi kelompok penuh. Sediakan
ruangan yang cukup, sehingga anda dapat menyuruh peserta didik menyusun kursi-kursi mereka
.secara cepat dalam berbagai susunan kelompok kecil

e. Kelompok untuk kelompok

Susunan ini memungkinkan anda melakukan diskusi fishbowl (mangkok ikan) atau untuk menyusun
permainan peran, berdebat atau observasi aktifitas kelompok. Susunan yang paling khusus terdiri
dari dua konsentrasi lingkaran kursi. Atau anda dapat meletakkan meja pertemuan di tengah-tengah,
.dikelilingi oleh kursi-kursi pada sisi luar

f. Workstation

Susunan ini tepat untuk lingkungan tipe laboratorium, aktif dimana setiap peserta didik duduk pada
tempat untuk mengerjakan tugas (seperti mengoperasikan komputer, mesin, melakukan kerja
laborat) tepat setelah didemonstrasikan. Tempat berhadapan mendorong patner belajar untuk
menempatkan dua peserta didik pada tempat yang sama

g. Breakout Groupings

Jika kelas anda cukup besar atau jika ruangan memungkinkan, letakkan meja-meja dan kursi dimana
kelompok kecil dapat melakukan aktifitas belajar didasarkan pada tim. Tempatkan susunan pecahan-
pecahan kelompok saling berjauhan sehingga tim-tim itu tidak saling mengganggu. Tetapi hindarkan
penempatan ruangan kelompok-kelompok kecil terlalu jauh dari ruang kelas sehingga hubungan
.diantara mereka sulit dijaga

h. Susunan Chevroun

Sebuah susunan ruang kelas tradisional tidak melakukan belajar aktif. Jika terdapat banyak peserta
didik (tiga puluh atau lebih) dan hanya tersedia meja oblong, barangkali perlu menyusun peserta
didik dalam bentuk ruang kelas. Susunan V mengurangi jarak antara para peserta didik, pandangan
lebih baik dan lebih memungkinkan untuk melihat peserta didik lain dari pada baris lurus. Dalam
.susunan ini, tempat paling bagus ada pada pusat tanpa jalan tengah

i. Kelas Tradisional
Jika tidak ada cara untuk membuat lingkaran dari baris lurus yang berupa meja dan kursi, cobalah
mengelompokkan kursi-kursi dalam pasangan-pasangan untuk memungkinkan penggunaan teman
belajar. Cobalah membuat nomor genap dari baris-baris dan ruangan yang cukup diantara mereka
sehingga pasangan-pasangan peserta didik pada baris-baris nomor ganjil dapat memutar jursi-kursi
mereka melingkar dan membuat persegi panjang dengan pasangan tempat duduk persis di belakang
.mereka pada baris berikutnya

j. Audiotorium

Meskipun auditorium menyediakan lingkungan yang sangat terbatas untuk belajar aktif, namun
masih ada harapan. Jika tempat duduk-tempat duduk itu dapat dengan mudah dipindah-pindah,
tempatkanmereka dalam sebuah arc (bagian lingkaran) untuk membentuk hubungan lebih erat dan
visibilitas peserta didik.Jika tempat-tempat duduk itu cocok, suruhlah peserta didik agar duduk
sedekat mungkin ke pusat. Berlaku asertif terhadap bentuk ini; sekalipun dianggap barisan lepas dari
sisi audotorium. Ingatlah : tidak masalah seberapa besar auditorium dan seberapa banyak audien,
anda masih dapat memasangkan mereka dan menggunakan aktifitas-aktifitas belajar aktif yang
melibatkan

b. warna dinding

5)Penataan dinding dan pemilihan warna ruanganAdapun pada


area dinding berfungsi untuk pembatas antar ruangan. Terdapat
pula kegunaannya dalam hal, sebagai media untuk
menampilkan berbagai sumber informasi dan edukasi pada anak.
Pemanfaatan dinding ini diantaranya sebagai media ditampilkannya
berbagai macam poster, tata tertib, mading, maupun fungsi lainnya
dari adanya area pada dinding kelas. Namun dalam menampilkan
sesuatu pada dinidng perlu diperhatikan juga takarannya.
Tujuannya agar jangan sampai mengalihkan pandangan anak pada
saat ia melakukan proses pembelajaran, sehingga ditampilkan
sewajarnya saja dan tepat (Mulyasa, 2012: 151). Penataan dinding
interior yang tidak permanen maka, dapat memberikan fleksibilitas
yang lebih besar dalam penyusunan dan penataan ruangan yang
ada. Jika dibandingkan dengan dinding tidak permanen, untuk
kemampuan dalam meredam suara pada dinding yang permanen,
tentu akan jauh lebih baik. Namun adanya dinding tambahan yang
tidak permanen, nantinya akan relatif mudah ditata, didesain ulang,
serta dipindahkan sesuai kebutuhan. (Mariyana, dkk, 49: 2010).
Sedangkan untuk pemilihan warna pada interior ruangan belajar,
tentu sangat penting. Dimana pemilihan warna yang ada akan
berdampak pada suasana yang ditimbulkan. Pemilihan warna
sebuah ruangan tentu tidak dapat diabaikan. Adapun dikarenakan,
hadirnya pemilihan warna ini, terbukti dalam mempengaruhi
psikologis anak. Pada masing-masing warna memiliki sifat
dasarnya, dimana sesuai
dengan kadar pancaran energi cahaya yang ditimbulkan (Mariyana,
dkk, 49: 2010). Pemilihan warna cat dinding ruang belajar, akan
turut berpengaruh dalam menciptakan suasana belajar itu sendiri.
Adapun pemilihan warna pada dinidng, akan berdampak dalam
membangun semangat belajar anak. Para pendidik atau pengelola,
tentunya harus dapat memilih warna-warna mana yang tepat dan
diaplikasikan pada dinding-dinding tersebut (Mariyana, dkk, 49:
2010).Setiap warna memliki arti dan dampak psikologis tersendiri.
Berikut ini merupakan, uraian makna dari setiap warna sebagai
pertimbangan:a)BiruWarna biru bersifat damai dan menyejukkan.
Asosiasi positifnya adalah rasa percaya dan stabilitas. Selain itu,
warna biru juga memberi kesan luas pada ruangan. Warna biru
cocok untuk ruang keluarga, ruang makan, dan ruang kerja. Secara
psikologis,warna ini memberikan ketenangan yang sempurna.
Selain itu, juga memiliki kesan yang dapatmenenangkan denyut
nadi, tekanan darah, pernapasan, serta membantu dalam
meningkatkan kesehatan diri (Widiasworo, 2018: 49). Sedangkan
pendapat lain mengatakan jika, warna biru ini mampu memberikan
efek psikologis berupa ketenangan, kedamaian, alami, serta
ketuhanan. Pengguaannya dalam
pendidikan anak usia dini dapat digunakan, namundengan porsi
yang pas dan disesuaikan dengan kebutuhan (Mariyana, dkk, 2010:
50).b)Biru TuaWarna biru tua menggambarkan perasaan yang
mendalam. Warna ini melambangkan sifat perasa, bijaksana, tidak
mudah tersinggung, bersikap tenang. Warna ini bisa difungsinya
pada pendidikan anak usia dini sebagai warna pelengkap saja,
bukan untuk mendominasi (Widiasworo, 2018: 49). c)Biru
MudaWarna biru muda melangmabngkan sifat teguh dan kokoh,
tetapi biasanya sedikit keras kepala, dan memiliki pendirian yang
tetap. Warna biru muda ini masuk dalam kategori warna yang
terang. Maka warna-warna seperti ini juga disarankan penggunaan
pada penyelenggaraan pendidikan anak usia dini. Karena dapat
menambah semangat belajar anak semakin bertambah. Namun
penggunaannya perlu disesuaikan dnegan kebutuhan yang ada
(Widiasworo, 2018: 50)
d)HijauWarna ini simbol pertumbuhan, kesuburan, dan harmoni.
Hijau merupakan warna menenangkan dan menyegarkan. Warna
ini cocok untuk ruang keluarga dan ruang bermain (Widiasworo,
2018: 50). Pendapat lain mengatakan bahwa, secara psikologis
warna hijau melambangkan adanya suatu ketabahan dan
keinginan, namun memiliki pribadi yang teguh, dominasi. Selain itu
warna hijau ini juga dapat meningkatkan rasa bangga. Warna hijau
ini termasuk pada kategori warna yang terang selian itu juga dapak
psikologis yang ditimbulkannya pun sangat baik, apalagi untuk anak
usia dini. Karenawarna hijau melambangkan keteduhan dan
kesuburan. Namun penggunaan warna hijau ini perlu
diseimbangkan kebutuhannya dengan warna-warna lain (Hamid,
.2011: 122)
f)KuningWarna kuning erat dengan pencerahan dan inteletualitas.
Sifatnya menstimulasi otak dan membantu pencernaan. Sifat
positifnya yaitu optimisme, akal, dan ketegasan. Sementara sifat
negatifnya, berlebihan dan kekakuan (Widiasworo, 2018: 52).
Warna kuning sangat cocok untuk pintu masuk rumah dan dapur.
Namun tidak cocok untuk ruang meditasi. Secara psikologis, warna
ini mewakili sifat kegembiraan, cukup santai, dan mempunyai cita-
cita setinggi langit. Warna kuning ini termasuk dalam kataegori
warna primer dan tergolong terang. Penggunaannya sangat cocok
untuk diterapkan pada anak usi dini. Namun dalam penggunaannya
perlu disesuaikan dengan
kebutuhan jangan sampai mengalihkan perhatiannya lebih pada
dinding maupun perabot yang berwarna kuning dominan. Gunakan
warna kuning ini sesuai porsinya (Hamid, 2011: 123).g)Kuning
Terang Warna ini melambangkan sifat spontan dan toleransi yang
sangat tinggi. Sifat dari warna ini sangat menonjol, tetapi senang
berubah-ubah sikap, suka berharap dan dermawan (Hamid, 2011:
123-124). Pendapat lain mengatakan, warna kuning ini erat dengan
pencerahan dan intelektualitas. Sifatnya menstimulasi otak dan
turut membantu pencernaan. Selain itu sifat positifnya yaitu,
optimisme, akal, ketegasan. Sementara itu sifat negatifnya
berlebihan dan kekakuan. Secara psikologis warna ini memiliki sifat
kegembiraan, jiwa yang santai, serta memiliki cita-cita yang tinggi.
Seperti halnya apa yang telah dipaparkan pada warna nomor tujuh.
Penggunaannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Sehingga
dampak psikologi yang ditimbulkan pada anak usia dini dapat
berlangsung optimal (Widiasworo, 2018:52). h)Abu-abuUntuk
warna abu-abu ini mempunyai karakter cenderung samar-samar
atau tidak berkepihakan (Hamid, 2011: 124). Adapun
kecenderungannya adalah lebih memilih bersikap
netral. Warna ini cenderung tidak disarankan penggunaannya untuk
anak usia dini. Mengingat dampak psikologis yang ditimbulkan tidak
memebrikan efek yang sesuai dengan karakteristik anak usia dini.
Jika warna abu-abu digunakan, hal ini hanya sebatas sebagai
warna pelengkap saja dan cenderung sedikit dalam
penggunaannya (Widiasworo, 2018: 52).i)MerahWarna ini memiliki
sifat memberi stimulasi dan mendominasi. Warna merah erat
kaitannya dengan sifat hangat dan kemakmuran. Tetapi
menggambarkan kemarahan, malu, dan kebencian. Warna merah
juga bagus sebagai aksen, namun tidak cocok untuk ruang makan,
kamar tidur anak, dapur dan ruang kerja (Widiasworo, 2018: 52-53).
Secara psikologis warna merah melambangkan keadaan psikologis
yang mengurangi tenaga, mempercepat denyut nadi, menaikkan
tekanan darah, dan mempercepat pernapasan. Warna ini
mempunyai pengaruh produktivitas, perjuangan, persaingan.
Sesuai dengan karakter atau sifat dasar warna merah yang penuh
dengan semangat berapi-api. Oleh karenanya penggunaan warna
merah disesukan dengan kebutuhan dan keseimbangan dengan
warna lain yang digunakan. Agar nantinya dampak psikologis yang
ditiimbulkan
berlangsung optimal terhadap anak usia dini (Hamid, 2011:
124).Warna merah ini erat kaitannya dengan kehangatan dan
kemakmuran. Penggunaan warna merah memiliki pengaruh
terhadap produktivitas, perjuangan, dan persaingan. Namun
penggunaan warna ini harus tepat.j)Merah TerangWarna merah
terang mewakili kekuatan, kemauan dan cita-cita. Warna ini turut
melambangkan sikap agresif, aktif (Widiasworo, 2018: 53). Selain
itu sifat dari warna merah ini menurut pendapat lain adanya
kemauan yang keras, penuh gairah, serta adanya dominasi kepada
sesuatu hal. Seperti halnya yang disampaikan pada warna nomor
sembilan, penggunaan warna ini perlu diseimbangkan dengan
warna lain dan diseuaikan kebutuhan. Jangan sampai karena
penggunaan waran yang berlebihan, mengakibatkan perhatian
belajar anak dapat teralihkan pada benda yng berwarna merah
tersebut (Hamid, 2011: 125). k)CoklatWarna coklat
menggambarkan stabilitas dan bobot. Sifat positifnya adalah
kestabilan dan keagungan, sedangkan negatifnya adalah depresi
dan penuaan. Warna coklat untuk ruang
kerja tetapi tidak cocok untuk ruang tidur. Penggunaan warna coklat
ini penggunaannya untuk anak usia dini hanya sebatas pelengkap
saja, bukan dijadikan sebagai warna yang mendominasi. Karena
warna coklat bukan merupakan warna terang yang mampu
membangkitkan semangat anak dalam belajr. (Hamid, 2011: 122).
Secara psikologis, warna ini memiliki sifat suka merebut dan
pesimis terhadap kesejahteraan ataupun kebahagiaan di masa
depan (Widiasworo, 2018: 50).l)Merah JambuWarna merah jambu
mewakili sifat romantis, feminim (Hamid, 2011: 125). Sifat lain dari
warna merah jambu ini yaitu, selalu rapi dan penuh dengan
kejenakaan atau humor. Warna merah jambu juga erat
hubungannya dengan warna kasih sayang. Selin itu juga
dikategorikan dalam warna terang. Penggunaannya untuk anak
usia dini disarankan namun dalam porsi yang pas dan tidak
mendominasi (Widiasworo, 2018: 53).m)UnguWarna ungu
merupakan percampuran antara warna merah dan biru, adapun
sifat sedikit kurang teliti (Hamid, 2011: 125). Sifat lain dari warna
ungu ini yaitu, penuh dengan adanya sebuah harapan. Warna ungu
ini meurpakan warna yang cenderung warna
yang mengarah pada warna gelap. Oleh karenanya dalam
penggunaan warna ungu ini perlu disesuaikan kebutuhan dan tidak
mendominasi. Karena karakteristiknya yang tidak begitu kuat untuk
dapat memberikan efek psikolgis positif pada anak usia dini
(Widiasworo, 2018: 53).n)PutihWarna putih adalah simbol awal,
baru, kemurnian dan kesucian. Kualitas positifnya adalah bersih
dan segar (Widiasworo, 2018: 53). Sedangkan sifat negatifnya
adalah dingin tanpa kehidupan. Warna ini cocok untuk kamar mandi
dan dapur. Tetapi tidak cocok untuk kamar mandi anak-anak dan
ruang makan. Penggunaan warna putih pada pendidikan anak usia
dini ini dapat digunakan sebagai background dari suatu latar
gambar maupun bisa digunakan sebagai warna pelengkap saja.
Artinya warna putih jangan sampai mendominasi, karena hal ini
berdampak jika penggunaannya dominan. Maka yang terjadi daya
krativitas anak sulit untuk tumbuh maupun berkembang.
Penggunannya hanya perlu disesuaikan dengan porsi yang pas
(Hamid, 2011: 125)
c. Suara guru

Suara guru, walaupun bukan faktor yang besar, turut mempengaruhi dalam proses belajar mengajar.
Suara yang melengking tinggi atau senantiasa tinggi atau malah terlalu rendah sehingga tidak
terdengar oleh siswa akan mengakibatkan suasana gaduh, bisa jadi membosankan sehingga
pelajaran cenderung tidak diperhatikan. Suara hendaknya relatif rendah tetapi cukup jelas dengan
volume suara yang penuh dan kedengarannya rileks cenderung akan mendorong siswa untuk
.memperhatikan pelajaran, dan tekanan suara hendaknya bervariasi agar tidak membosankan siswa

d. ventilasi dan tata cahaya

Ventilasi dan tata cahaya sangat berpengaruh dalam proses belajar

,mengajar di kelas, dalam menjamin kesehatan peserta didik, yang perlu diperhatikan

:yaitu

a) Ventilasi sesuai dengan ruang kelas

b) Sebaiknya tidak merokok

c) Pengaturan cahaya perlu diperhatikan sehingga cahaya yang masuk cukup

d) Cahaya masuk dari arah kiri, jangan berlawanan dengan bagian depan.24

Dalam pengelolaan kelas kaitannya dalam memberiikan pelayanan yang

sebaik-baiknya bagi anak didik dalam belajar, hal-hal berikut dapat dijadikan

pegangan para guru, yaitu: mengatur tempat duduk anak didik harus mencerminkan

belajar efektif. Bangku yang disediakan memungkinkan diubah tempatnya, ruang

kelas yang bersih dan segar akan menjadi anak didik bergairah belajar, dan

memelihara kebersihan dan nyaman suatu kelas/ruang belajar, sama artinya dengan

mempermudah anak didik menerima pelajaran

. .e

Anda mungkin juga menyukai