Anda di halaman 1dari 14

1

“PENGORGANISASIAN PENDIDIKAN”

Makalah ini disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
“Administrasi Pendidikan”

DOSEN PENGAMPU:
Drs. H. Hasbiyallah, M.Ag.

DISUSUN OLEH (KELOMPOK 2) :


Ayuning Tiyas 1182020045
Egi Eka PRibadiyanto 1182020062
Faiq Akmaludin Hafidz 1182020068

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
TAHUN AKADEMIK 2019 – 2020
i

KATA PENGANTAR

‫الر ِحي ِْم‬


‫الر ْح َم ِن ه‬ ‫ِب ْس ِم ه‬
‫َّللاِ ه‬
Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur dengan berkat dan rahmat Allah
SWT, yang telah memudahkan kami dalam menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
Rasulullah terakhir yang diutus dengan membawa syari’ah yang mudah, penuh
rahmat, dan membawa keselamatan dalam kehidupan dunia dan akhirat.

Makalah berjudul “Pengorganisasian Pendidikan” ini disusun untuk


memenuhi tugas mata kuliah “Administrasi Pendidikan”. Kami telah berusaha
semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang ada agar makalah ini dapat
tersusun sesuai harapan. Sesuai dengan fitrahnya, manusia diciptakan Allah sebagai
makhluk yang tak luput dari kesalahan dan kekhilafan, maka dalam makalah yang
kami susun ini belum mencapai tahap kesempurnaan.

Terakhir, kami mengucapkan Jazakumullah akhsanal jaza, kepada pihak-


pihak yang turut membantu dalam proses penyelesaian makalah ini, khususnya
kepada Bapak Drs. H. Hasbiyallah, M.Ag. selaku dosen pengampu mata kuliah ini.
Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua dalam
kehidupan sehari-hari. Adapun kritik dan saran sangat kamiharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 30 Maret 2020


KELOMPOK 2
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 3


A. Latar Belakang ...................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 3
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 4


A. Pengertian Pengorganisasian ............................................................................... 4
B. Prinsip Organisasi Pendidikan ............................................................................ 5
C. Proses Pengorganisasian....................................................................................... 8
D. Bentuk-bentuk Organisasi ................................................................................... 9

BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 13


3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk organisasional, karena sejak lahir manusia tidak


dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Organisasi dibentuk untuk
kepentingan manusia (antroposentris) bukan manusia diciptakan untuk kepentingan
organisasi, jadi manusia jangan sampai diperbudak oleh organisasi, tetapi
manusialah yang harus memperbudak organisasi.
Organisasi bukan merupakan tujuan, tetapi organisasi adalah alat untuk
mencapai tujuan. Maka dari itu manusia tidak dapat terpisahkan dengan organisasi
dalam kehidupannya, walaupun pengalaman berorganisasi itu ada yang
menyenangkan dan menjengkelkan, ada yang positif dan ada pula yang negatif
tetapi manusia tetap memerlukan organisasi. Adanya pertentangan ini sebagai
konsekuensi bahwa manusia pada hakikatnya tidak sama atau penuh dengan
perbedaan.
Perbedaan ini tidak terjadi karena latar belakang pendidikan, pengalaman,
status sosial ekonomi, budaya, usia dan sebagainya yang berbeda.
Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis akan membahas mengenai
pengorganisasian dalam pendidikan

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian pengorganisasian?
2. Apa saja prinsip organisasi pendidikan?
3. Bagaimana proses pengorganisasian?
4. Apa saja bentuk-bentuk organisasi?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian pengorganisasian.
2. Untuk mengetahui prinsip organisasi pendidikan.
3. Dapat memahami proses pengorganisasian.
4. Dapat mengetahui bentuk-bentuk organisasi.
4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengorganisasian
Istilah organisasi secara etimologi berasal dari bahasa latin organum yang
berarti alat bagian, anggota ataupun badan. Sedangkan organize (bahasa inggris)
berarti “mengorganisasikan” yang menunjukan tindakan atau usaha untuk
mencapai sesuatu. “Organizing” (pengorganisasian) menunjukkan sebuah proses
untuk mencapai sesuatu. (Abdulsyani, 1987)
Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinir koordinasikan
secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasikan, yang
bekerja atas dasar yang relatif terus-menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama
atau sekelompok tujuan. Perkataan dikoordinasikan dengan sadar mengandung
pengertian manajemen. Kesatuan sosial berarti bahwa unit itu terdiri dari orang atau
kelompok orang yang berinteraksi satu sama lain. Pola interaksi yang diikuti orang
di dalam sebuah organisasi tidak begitu saja timbul, melainkan telah dipikirkan
lebih dahulu. Oleh karena itu karena organisasi merupakan kesatuan sosial, maka
pola interaksi pada anggotanya harus diseimbangkan dan diselaraskan untuk
meminimalkan ke berlebihan (redundancy). Namun juga memastikan bahwa tugas-
tugas yang kritis telah selesai. Hasilnya adalah bahwa definisi kita mengasumsi
secara eksplisit kebutuhan untuk mengkoordinasikan pola interaksi manusia.
Mengorganisasi merupakan salah satu fungsi pokok dalam proses
administrasi. Tanpa pengaruh menggabungkan dan mempersatukan ini, fungsi
fungsi perencanaan direksi komunikasi dan sebagainya tidak akan dapat membawa
manajemen kepada tingkat yang sempurna. Prinsip menggabungkan dan
mempersatukan ini dipergunakan bilamana saja kita berbuat dengan sengaja dan
bertujuan. Berpikir, pada asasnya adalah mengorganisasi fakta dan pikiran dengan
maksud untuk berbuat sesuatu. Bila seseorang sedang mengatur tugas personil,
menyusun daftar pelajaran, atau sedang mengatur manajemen kelas, ia sebenarnya
sedang mengerjakan proses organisasi.
Pengorganisasian merupakan fungsi kedua dalam manajemen dan
pengorganisasian. Istilah pengorganisasian mempunyai dua pengertian
umum. Pertama, organisasi diartikan sebagai suatu lembaga atau kelompok
fungsional, misalnya sebuah perusahaan, sebuah sekolah, sebuah perkumpulan,
badan-badan pemerintahan. Kedua, merujuk kepada proses pengorganisasian yaitu
bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan diantara para anggota, sehingga
tujuan organisasi itu dapat tercapai secara efektif. (Rivai, 2010)
5

Jika dikaitkan dengan pendidikan, organisasi pendidikan adalah tempat


untuk melakukan aktifitas pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang
diinginkan, dan pengorganisasian pendidikan adalah sebuah proses pembentukan
tempat atau sistem dalam rangka melakukan kegiatan pendidikan untuk mencapai
tujuan pendidikan yang diinginkan. (Tabrani, 1992)
Pentingnya organisasi dalam sekolah dimaksudkan agar proses pendidikan
berjalan sesuai tujuan yang diharapkan. Untuk itu, seluruh komponen pendidikan
diarahkan pada partisipasi aktif guna menunjang tujuan dimaksud. Tujuan
pendidikan mengarahkan perbuatan mendidik. Fungsi ini menunjukkan pentingnya
perumusan dan pembatasan tujuan pendidikan secara jelas. Tanpa tujuan yang jelas,
proses pendidikan akan berjalan tidak efektif dan tidak efisien, bahkan tidak
menentu dan salah dalam menggunakan metode, sehingga tidak mencapai manfaat.
Tujuanlah yang menentukan metode apa yang seharusnya digunakan untuk
mencapainya. (Rue, 1996)
Dalam konteks pendidikan, pengorganisasian merupakan salah satu
aktivitas manajerial yang juga menentukan berlangsungnya kegiatan kependidikan
sebagaimana yang diharapkan. Pengorganisasian merupakan aktivitas menyusun
dan membentuk hubungan-hubungan kerja antara orang-orang sehingga terwujud
suatu kesatuan usaha dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkannya.
Dalam hal inilah terletak bagaimana kecakapan kepala sekolah mengorganisasi
guru-guru dan pegawai yang lainnya dalam menjalankan tugasnya sehari-
hari, mengalokasikan sumber daya, serta mengkoordinasikannya dalam rangka
efektifitas pencapaian tujuan organisasi sehingga tercipta adanya kerjasama yang
harmonis dan lancer. (Sutisna, 1985)
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian adalah proses
kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-
sumber, dan lingkungannya, untuk memilih dan memilah orang-orang (guru dan
personel sekolah lainnya) serta mengalokasikan sarana dan prasarana untuk
menunjang tugas orang-orang tersebut dalam rangka mencapai tujuan sekolah.

B. Prinsip Organisasi Pendidikan


Sebuah organisasi dalam manajemen pendidikan akan dapat berjalan
dengan lancar dan sesuai dengan tujuan jika konsisten dengan prinsip-prinsip yang
mendesain perjalanan organisasi. Adapun prinsip-prinsip tersebut yaitu:
1. Organisasi itu mempunyai tujuan yang jelas.
2. Tujuan organisasi harus dipahami oleh seluruh anggota organisasi.
6

3. Tujuan organisasi harus dapat diterima oleh setiap orang dalam organisasi.
4. Adanya kesatuan arah dari berbagai bagian organisasi.
5. Adanya kesatuan perintah.
6. Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab seseorang
dalam melaksanakan tugasnya.
7. Adanya pembagian tugas yang jelas.
8. Struktur organisasi harus disusun sesederhana mungkin.
9. Pola dasar organisasi harus relatif permanen.
10. Adanya jaminan terhadap jabatan - jabatan dalam organisasi itu.
11. Adanya balas jasa yang setimpal yang diberikan kepada setiap anggota
organisasi.
12. Penempatan orang yang bekerja dalam organisasi itu hendaknya sesuai
dengan kemampuannya. (Tabrani, 1992)
Prinsip - prinsip organisasi banyak dikemukakan oleh para ahli, salah
satunya A.M Williams yang mengemukakan pendapatnya cukup lengkap dalam
bukunya “Organization of Canadian Government Administration” (1965), bahwa
prinsip-prinsip organisasi meliputi:
1. Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas
Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai, dengan
demikian tidak mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan. Misalnya, organisasi
Pendidikan sebagai suatu organisasi, mempunyai tujuan yang ingin dicapai antara
lain, memberikan Pendidikan yang berkualitas, dan lain lain.
2. Prinsip Skala Hirarki
Dalam suatu organisasi harus ada garis kewenangan yang jelas dari
pimpinan, pembantu pimpinan sampai pelaksana, sehingga dapat mempertegas
dalam pendelegasian wewenang dan pertanggungjawaban, dan akan menunjang
efektivitas jalannya organisasi secara keseluruhan.
3. Prinsip Kesatuan Perintah
Dalam hal ini, seseorang hanya menerima perintah atau bertanggung jawab
kepada seorang atasan saja.
7

4. Prinsip Pendelegasian Wewenang


Seorang pemimpin mempunyai kemampuan terbatas dalam menjalankan
pekerjaannya, sehingga perlu dilakukan pendelegasian wewenang kepada
bawahannya. Pejabat yang diberi wewenang harus dapat menjamin tercapainya
hasil yang diharapkan. Dalam pendelegasian, wewenang yang dilimpahkan
meliputi kewenangan dalam pengambilan keputusan, melakukan hubungan dengan
orang lain, dan mengadakan tindakan tanpa minta persetujuan lebih dahulu kepada
atasannya lagi.
5. Prinsip Pertanggungjawaban
Dalam menjalankan tugasnya setiap pegawai harus bertanggung jawab
sepenuhnya kepada atasan.
6. Prinsip Pembagian Pekerjaan
Suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya, melakukan berbagai aktivitas
atau kegiatan. Agar kegiatan tersebut dapat berjalan optimal maka dilakukan
pembagian tugas/pekerjaan yang didasarkan kepada kemampuan dan keahlian dari
masing-masing pegawai. Adanya kejelasan dalam pembagian tugas, akan
memperjelas dalam pendelegasian wewenang, pertanggungjawaban, serta
menunjang efektivitas jalannya organisasi.
7. Prinsip Rentang Pengendalian
Artinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh
seorang atasan perlu dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai dengan
bentuk dan tipe organisasi, semakin besar suatu organisasi dengan jumlah pegawai
yang cukup banyak, semakin kompleks rentang pengendaliannya.
8. Prinsip Fungsional
Bahwa seorang pegawai dalam suatu organisasi secara fungsional harus
jelas tugas dan wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerja, serta tanggung jawab
dari pekerjaannya.
9. Prinsip Pemisahan
Bahwa beban tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan tanggung
jawabnya kepada orang lain.
10. Prinsip Keseimbangan
Keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dengan tujuan
organisasi. Dalam hal ini, penyusunan struktur organisasi harus sesuai dengan
tujuan dari organisasi tersebut. Tujuan organisasi tersebut akan diwujudkan melalui
8

aktivitas atau kegiatan yang akan dilakukan. Organisasi yang aktivitasnya


sederhana (tidak kompleks) contoh ‘koperasi di suatu desa terpencil’, struktur
organisasinya akan berbeda dengan organisasi koperasi yang ada di kota besar
seperti di Jakarta, Bandung, atau Surabaya.
11. Prinsip Fleksibilitas
Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan
sesuai dengan dinamika organisasi sendiri (internal faktor) dan juga karena adanya
pengaruh di luar organisasi (eksternal faktor), sehingga organisasi mampu
menjalankan fungsi dalam mencapai tujuannya.
12. Prinsip Kepemimpinan
Dalam organisasi apapun bentuknya diperlukan adanya kepemimpinan, atau
dengan kata lain organisasi mampu menjalankan aktivitasnya karena adanya proses
kepemimpinan yang digerakkan oleh pemimpin organisasi tersebut. (William,
1965).

C. Proses Pengorganisasian
Proses pengorganisasian menurut Ernest Dale dalam Buku Manajemen dari
James A.F. Stoner sebagai berikut:
1. Memperinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai
tujuan organisasi. Karena organisasi itu dibentuk berdasarkan suatu tujuan,
maka kita harus merinci seluruh pekerjaan yang akan dilakukan agar dalam
proses pencapaian tujuan bisa sesuai dengan apa yang dikerjakan dalam
organisasi.
2. Membagi pekerjaan ke dalam aktivitas-aktivitas yang secara logis dan
menyenangkan dapat dilakukan oleh seseorang atau oleh sekelompok
orang. Biasanya dalam organisasi yang telah merinci pekerjaan apa yang
akan dilakukan, organisasi tersebut akan membagi pekerjaan tersebut ke
dalam bidang-bidang tertentu, dengan kata lain yaitu pekerjaan
dikelompokan sesuai kualifikasinya lalu di bagi ke dalam bidang-bidang
dalam organisasi. Bidang-bidang itu yang akan mengerjakan tugas tersebut.
3. Mengkombinasikan pekerjaan anggota organisasi dalam cara yang logis dan
efisien. Setelah dibagi pekerjaan, maka perlu dibagi bagian-bagian atau
divisi-divisi organisasi untuk melaksakan pembagian pekerjaan tersebut.
4. Penetapan mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan anggota organisasi
dalam satu kesatuan yang harmonis. Setelah berhasil membagi pekerjaan
9

sesuai bidang organisasi, maka perlu dilakukan koordinasi antar bidang dan
pengurus organisasi agar mempermudah pelaksanaan pekerjaan. Terkadang
ada suatu bidang dalam organisasi yang akan membutuhkan sumber daya
yang sama atau data yang sama, itulah perlunya koordinasi.
5. Memonitor efektivitas organisasi dan pengambilan langkah-langkah
penyesuaian untuk mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.

D. Bentuk-bentuk Organisasi
Salah satu usaha untuk menjamin adanya fleksibilitas dalam rangka
pengembangan organisasi,
maka bentuk organisasi harus diusahakan sesederhana mungkin.Dalam
perkembangannya sampai
Sekarang ini pada pokoknya ada enam (6) macam bentuk organisasi yang
masing-masing mempunyai kebaikan dan keburukkanya. Keenam macam bentuk
itu ialah:
1. Organisasi Lini
Organisasi Lini adalah bentuk organisasi yang didalamnya tedapat garis
wewenang yang berhubungan langsung secara vertikal antara atasan dengan
bawahan. Setiap kepala unit mempunyai tanggung jawab untuk melaporkan kepada
kepala unit satu tingkat diatasnya.
Cirinya:
a. jumlah karyawan sedikit
b. selain top manager,manager dibawahnya hanya sebagai pelaksana
c. sarana dan alatnya terbatas
d. hubungan dan atasan bersifat langsung
e. bentuk lini pada perusahaan perseorangan, pemilik perusahaan adalah
sebagai top manager

2. Organisasi Lini dan Staff


Bentuk organisasi ini merupakan gabungan dari organisasi lini, namun
sudah memiliki asas komando. Pemimpin dalam perusahaan tidak hanya
memberikan komando atau wewenang, namun juga memberikan masukan bahkan
10

saran-saran yang berguna bagi perusahaan. Biasanya hubungan atasan dengan


bawahan tidak memiliki sifat yang langsung. Pemimpin utama hanya dipegang
oleh satu orang saja, sisanya adalah staff yang membantu kinerja dan melakukan
komunikasi kepada bawahan. Bentuk organisasi ini tentunya sangat efektif apabila
perusahaan sudah memiliki banyak karyawan.
Cirinya:
a. hubungan dan atasan tidak seluruhnya secara langsung
b. karyawan banyak
c. organisasi besar
d. ada dua kelompok kerja dalam organisasi sehingga ditekankan adanya
spesialisasi

3. Organisasi Fungsional
Salah satu bentuk organisasi ini menyusun atasan dan karyawan untuk
menjadi kesatuan yang memiliki bidang tugas secara jelas. Tidak heran meskipun
memiliki pemimpin utama satu orang saja, biasanya terdapat kepala dalam bidang-
bidang yang digunakan oleh perusahaan. Pembagian tugas ini merupakan upaya
yang dilakukan agar masalah-masalah dalam perusahaan dapat diatasi dengan baik.
Cirinya:
a. organisasi kecil
b. di dalamnya terdapat kelompok kerja staf ahli
c. spesialisasi dalam pelaksanaan tugas
d. target yang hendak dicapai jelas dan pasti
e. pengawasan dilaksanakan secara ketat
f. Organisasi fungsional dan lini
g. Organisasi lini,fungsional,staff
h. Organisasi komite

4. Organisasi Lini dan Fungsional


Pada organisasi ini tentu saja merupakan gabungan dari bentuk Lini dan
fungsional yang biasa diterapkan dalam perusahaan dengan skala yang besar.
11

Wewenang dari organisasi ini diberikan kepada pimpinan tertinggi, namun kembali
dilimpahkan pada kepala unit yang ada di bidangnya. Permintaan pekerjaan tidak
memandang jabatan dalam perusahaan, satu tim harus melakukan kerjasama agar
tugas segera selesai. Pembagian pekerjaan ini membuat Anda akan sulit
membedakan tugas pokok dan tugas bantuan, karena keseluruhan dikerjakan
bersama-sama.

5. Organisasi Lini, fungsional, Staff


Penjelasan organisasi ini memiliki ciri-ciri yaitu masuk ke dalam organisasi
besar dan terkadang sedikit rumit karena banyaknya orang di dalamnya. Karyawan
yang ada di bentuk organisasi ini memiliki 3 unsur. Pertama yaitu karyawan yang
memiliki tugas pokok, tugas bantuan, dan yang terakhir adalah karyawan dengan
tugas fungsional. Setiap karyawan telah memiliki kewajiban masing-masing yang
tentunya harus diselesaikan masing-masing.

6. Organisasi Komite
Pada organisasi ini memiliki tugas kepemimpinan yang dilaksanakan
bersamaan atau kolektif. Terdapat dua macam staff yaitu executive dan staff dan
biasanya executive committee atau pimpinan komite ini terdiri dari banyak orang
yang disebut dengan dewan. Biasanya organisasi ini digunakan untuk perusahaan
yang memiliki saham dari banyak orang. Rata-rata bentuk organisasi di atas sudah
dipakai pada perusahaan yang ada di Indonesia.Bahkan apabila Anda sudah
mencari tahu lebih jauh tentang bentuk bentuk organisasi Internasional, beberapa
bentuk di atas juga berasal dari berbagai negara yang memiliki sektor bisnis
berkembang.Tentu saja terkadang perusahaan dapat merubah sedikit peraturan
tentang wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan keinginan dari perusahaan
tersebut. Beragam bentuk bentuk organisasi yang ada di atas tentu saja memiliki
ciri-ciri yang terlihat oleh Anda.Tentu saja tidak ada bentuk yang paling bagus
ataupun tidak bagus. Semua tergantung dari jenis perusahaan, sektor bisnis yang
dijalankan, asal muasal modal, dan yang paling penting seberapa besar perusahaan
tersebut akan berkembang. Semua hal tersebut adalah latar belakang dari
perusahaan memilih salah satu organisasi untuk memajukan perusahaan dalam
sektor industri atau bisnis.
12

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN:
Pengorganisasian adalah proses kegiatan penyusunan struktur organisasi
sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya, untuk memilih
dan memilah orang-orang (guru dan personel sekolah lainnya) serta
mengalokasikan sarana dan prasarana untuk menunjang tugas orang-orang
tersebut dalam rangka mencapai tujuan sekolah.
Prinsip - prinsip organisasi banyak dikemukakan oleh para ahli, salah
satunya A.M Williams yang mengemukakan pendapatnya cukup lengkap dalam
bukunya “Organization of Canadian Government Administration” (1965), bahwa
prinsip-prinsip organisasi salah satunya ialah bahwa organisasi harus mempunyai
tujuan yang jelas.
Proses pengorganisasian yaitu dengan memperinci seluruh pekerjaan yang
harus dilaksanakan, membagi pekerjaan ke dalam aktivitas-aktivitas yang secara
logis, mengkombinasikan pekerjaan anggota organisasi dalam cara yang logis dan
efisien, penetapan mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan anggota organisasi
dalam satu kesatuan yang harmonis, dan memonitor efektivitas organisasi.
Adapun bentuk-bentuk Organisasi meliputi: Organisasi Lini, Organisasi
Lini dan Staff, Organisasi Fungsional, Organisasi Lini dan Fungsional, Organisasi
Lini, Fungsional, Staff, dan Organisasi Komite.
13

DAFTAR PUSTAKA

Buku:
Stephen P. 1994. Teori Organisasi Struktur, Desain & Aplikasi. Jakarta: Penerbit
Arcan.
Sutisna, Oteng. 1987. Administrasi Pendidikan. Bandung: Penerbit Angkasa.

Website:
https://s.docworkspace.com/d/AJDaHOfavc4ogrChpPCmFA
http://zulfahsmile.blogspot.com/2015/05/pengorganisasian-pendidikan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai