Anda di halaman 1dari 12

MODULASI LEARNING

Dosen Pembimbing:

Prof. Dr. H. Abdul Fattah, M.Phil.I


Dr. Mustain, M.Ag

Oleh:
JULKIPLI
NIM 220401032

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2023
MODULASI LEARNING

Julkipli
Universitas Islam Negeri Mataram
kiflizzhoel@gmail.com

Abstrak
Pada konsep Modulasi Learning ini, suatu pendekatan pembelajaran yang
menekankan penggunaan teknik Modulasi Learning dalam proses pendidikan. Modulasi
Learning bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran dengan memanfaatkan variasi dalam penyampaian informasi. Dalam
penelitian ini, kami mengeksplorasi berbagai metode dan strategi Modulasi Learning,
serta dampaknya pada proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Modulasi Learning dapat meningkatkan keterlibatan siswa,
meningkatkan retensi informasi, dan mempromosikan pemahaman yang lebih dalam
terhadap konsep-konsep yang diajarkan. Implikasi praktis dari pendekatan ini dalam
konteks pendidikan adalah pembukaan jalan untuk peningkatan metode pengajaran yang
lebih efektif dan inovatif. Penelitian ini memberikan kontribusi yang berharga untuk
pemahaman kita tentang bagaimana Modulasi Learning dapat diterapkan dalam upaya
meningkatkan kualitas pendidikan.
Keyword : Modulasi, Learning
A. Pendahuluan
Pengembangan Modulasi Learning, dimana dalam sebuah proses belajar
mengajar memerlukan sebuah media, metode dan model yang baik, agar sebuah
pembelajaran itu dikatakan berhasil, mampu membuat siswanya faham dan hidup pada
kelas tersebut. Sebuah pembelajaran menurut Robiyanto (2009) yang dikutip dari
Wiguna, 2012 menyatakan bahwa pembelajaran menjadi salah satu masalah yang
dihadapi dalam dunia pendidikan. Hal ini disebabkan oleh lemahnya proses
pembelajaran yang terjadi di sekolah. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang
didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam
kelas lebih banyak diarahkan kepada kemampuan untuk menghafal informasi, otak
siswa dipaksa untuk mengingat dan menumpuk berbagai informasi tanpa dituntut untuk
memahami informasi yang di ingatnya itu dan menghubungkannya dengan kehidupan
sehari-hari.
Salah satu solusi yang ditawarkan untuk mengatasi lemahnya pembelajaran
adalah dengan membuat dan mengembangkan media penyampai materi atau media
pembelajaran baik itu media utama maupun media pendukung. Dengan alasan tersebut
guru dituntut untuk bisa berpikir kreatif menumpahkan pemikirannya ke dalam sebuah
bentuk media. Media mempunyai peranan yang cukup besar dalam proses
pembelajaran, karena pembelajaran merupakan suatu sistem yang mengandung
komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Komponen-komponen tersebut meliputi : tujuan, materi, metode, media, dan
evaluasi. Ditambahkan tentang permasalahan pembelajaran Modulasi Learning dan
yang dibandingklan pembelajaran konvensional (buku teks). (Wiguna, 2012)
B. Pembahasan

Pengertian Modulasi Learning


Modulasi Learning adalah suatu cara pengorganisasian materi pelajaran yang
memperhatikan fungsi pendidikan. Strategi pengorganisasian materi pembelajaran
mengandung squencing yang mengacu pada pembuatan urutan penyajian materi
pelajaran, dan synthesizing yang mengacu pada upaya untuk menunjukkan kepada
pembelajar keterkaitan antara fakta, konsep, prosedur dan prinsip yang terkandung
dalam materi pembelajaran. Untuk merancang materi pembelajaran, terdapat lima
kategori kapabilitas yang dapat dipelajari oleh pebelajar, yaitu informasi verbal,
keterampilan intelektual,strategi kognitif, sikap, dan keterampilan motorik. Strategi
pengorganisasian materi pembelajaran terdiri dari tiga tahapan proses berpikir, yaitu
pembentukan konsep,intepretasi konsep, dan aplikasi prinsip. Strategi-strategi tersebut
memegang peranansangat penting dalam mendesain pembelajaran. Kegunaannya dapat
membuat siswalebih tertarik dalam belajar, siswa otomatis belajar bertolak dari
prerequisites, dan dapatmeningkatkan hasil belajar.
Modulasi Learning merupakan suatu alat atau sarana pembelajaran yang di
dalamnya berupa materi, metode, dan evaluasi yang dibuat secara sistematis dan
terstruktur sebagai upaya untuk mencapai tujuan kompetensi yang diharapkan. Modulasi
Learning dirancang secara khusus dan jelas berdasarkan kecepatan pemahaman masing-
masing siswa, sehingga mendorong siswa untuk belajar sesuai dengan kemampuanya.
Menurut Depdiknas (2008), mendefinisikan Modulasi Learning sebagai alat atau sarana
pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan secara mengevaluasi
yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang
diharapkan sesuai dengan kompleksinya. Sedangkan Nasution (2003:205),
mengemukakan Modulasi Learning dapat dirumuskan sebagai: suatu unit yang lengkap
yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk
membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas.
( Syauqy. 2012)
Karakteristik Modulasi Learning
Pedoman penulisan Modulasi Learning yang dikeluarkan oleh Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah,
Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2003 yang disampaikan dalam Chosim S
widodo (2008:50) yang dikutip dari Syauqi 2012, agar Modulasi Learning mampu
meningkatkan motivasi dan efektifitas penggunaanya, Modulasi Learning harus
memiliki kriteria sebagai berikut:
a. Self instructional
Merupakan karakteristik yang penting dalam Modulasi Learning,
dengan karakter tersebut memungkinkan seseorang belajar secara mandiri dan
tidak tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi karakter self instruction,
maka Modulasi Learning harus:
1) Membuat tujuan yang jelas, dan dapat menggambarkan pencapaian
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
2) Memuat materi pembelajaran yang dikemas dalam unit-unit kegiatanyang
kecil/spesifik, sehingga memudahkan dipelajari secara tuntas.
3) Tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan
pemaparanmateri pembelajaran.
4) Terdapat soal-soal latihan, tugas, dan sejenisnya yang memungkinkan
untuk mengukur penguasaan siswa.
5) Kontektual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana, tugas
atau konteks kegiatan dan lingkungan siswa.
6) Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif
7) Terdapat rangkuman materi pembelajaran
8) Terdapat instrument penilaian, yang memungkinkan siswa melakukan
penilaian sendiri (self assessment).
9) Terdapat umpan balik atas siswa, sehingga siswa mengetahui tingkat
penguasaan materi.
10) Terdapat informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang
mendukung materi pembelajaran.
b. Self contained
Modulasi Learning dikatakan self contained bila seluruh materi
pembelajaran yang dibutuhkan termuat dalam Modulasi Learning tersebut.
Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan kepada siswa
mempelajari materi pembelajaran secara tuntas, karena materi belajar dikemas
ke dalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau
pemisahan materi dari satu standar kompetensi, harus dilakukan dengan hati-
hati dan memperhatikan keluasan standar kompetensi yang harus dikuasai oleh
siswa.
c. Berdiri sendiri (Stand Alone)
Stand alone atau berdiri sendiri merupakan karakteristik Modulasi
Learning yang tidak tergantung pada bahan ajar atau media lain, atau tidak
harus digunakan bersama-sama dengan media lain. Sehingga siswa tidak perlu
menggunakan bahan ajar lain untuk mempelajari Modulasi Learning tersebut.
Jika siswa masih menggunakan dan bergantung pada bahan ajar selain
Modulasi Learning yang digunakan, maka bahan ajar tersebut tidak termasuk
sebagai Modulasi Learning yang berdiri sendiri.
d. Adaptif
Modulasi Learning hendaknya memiliki adaptasi yang tinggi terhadap
perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika Modulasi Learning
tersebut dapat menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta fleksibel/luwes.
e. Bersahabat (user friendly)
Modulasi Learning juga hendaknya memenuhi kaidah user friendly
atau bersahabat/akrab dengan pemakainya. Setiap instruksi dan paparan
informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya,
termasuk kemudahan pemakaian dalam merespon dan mengakses sesuai
dengan keinginan. Modulasi Learning disusun dengan menggunakan kalimat
aktif dengan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, serta menggunakan
istilah yang umum digunakan.
Ciri-ciri Modulasi Learning sebagai berikut; didahului oleh pernyataan sasaran
belajar, pengetahuan disusun sedemikian rupa, sehingga dapat menggiring partisipasi
mahasiswa secara aktif, memuat sistem penilaian berdasarkan penguasaan, memuat
semua unsur bahan pelajaran dan semua tugas pelajaran, memberi peluang bagi
perbedaan antar individu mahasiswa dan mengarah pada suatu tujuan belajar tuntas
(Parmin, 2009). Pengembangan Modulasi Learning merupakan seperangkat prosedur
yang dilakukan secara berurutan untuk melaksanakan pengembangan sistem
pembelajaran Modulasi Learning. Dalam mengembangkan Modulasi Learning
diperlukan prosedur tertentu yang sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai, struktur isi
pembelajaran yang jelas, dan memenuhi kriteria yang berlaku bagi pengembangan
pembelajaran.
Terdapat lima kriteria dalam pengembangan Modulasi Learning, yaitu:
1. Membantu mahasiswa menyiapkan belajar mandiri
2. Memiliki rencana kegiatan pembelajaran yang dapat direspon secara maksimal
3. Memuat isi pembelajaran yang lengkap dan mampu memberikan kesempatan
belajar kepada mahasiswa
4. Dapat memonitor kegiatan belajar mahasiswa
5. Dapat memberikan saran dan petunjuk serta informasi balkan tingkat
kemajuan belajar mahasiswa.
Teori dan model rancangan pembelajaran hendaknya memperlihatkan tiga
komponen utama, yaitu:
1. Kondisi belajar
2. Metode pembelajaran
3. Hasil pembelajaran.
Cara pembuatan Modulasi Learning
Sebuah Modulasi Learning yang baik tidak hanya terdiri dari halaman-halaman
tercetak. Lebih jauh dari itu, sebuah Modulasi Learning yang baik terdiri dari berbagai
alat dan cara yang dapat membantu proses belajar. Sebuah Modulasi Learning yang
baik akan meliputi hal-hal berikut ini :
1. Tujuan-tujuan
2. Pertanyaan tentang apa yang dapat dikerjakan peserta didik (SAQ = Self
Asessement Questions)
3. Jawaban terhadap SAQT
4. Teks
5. Pendahuluan
6. Pengulangan dan kesimpulan
7. Informasi visual, mungkin berupa diagram, grafik, chart, tabel, gambar, bahkan
mungkin kartoon.
8. Tugas-tugas.
Hal yang lain, termasuk pula:
1. Penjelasan tentang pengetahuan dan keterampilan yang mendahului, yang
harus dikuasai oleh peserta didik
2. Format Modulasi Learning
3. Tanda-tanda penunjuk dalam Modulasi Learning
Dari daftar di atas, ada 4 kegiatan pokok dalam strategi penulisan Modulasi
Learning, yaitu :
1. Menulis teks
2. Merancang SAQ
3. Menyusun jawaban SAQ, dan
4. Menulis berbagai tujuan
Strategi penulisan yang umum untuk menulis Modulasi Learning yaitu :
1. Merumuskan beberapa tujuan
2. Mengambil salah satu tujuan
Dalam menyusun Modulasi Learning dapat menempuh langkah-langkah, Nana
Sudjana dan Ahmad Rivai (2003: 133-134 ) sebagai berikut :
a. Menyusun kerangka Modulasi Learning : dengan cara menetapkan atau
merumuskan tujuan instruksional umum, merinci tujuan instruksional khusus,
menyusun butir-butir soal evaluasi guna mengukur pencapaian tujuan khusus,
menyusun pokok-pokok materi dalam urutan yang logis, menyusun langkah-
langkah kegiatan belajar untuk mencapai semua tujuan, mengidentifikasi alat-
alat yang diperlukan dalam kegiatan belajar dengan Modulasi Learning.
b. Menulis program secara rinci yang meliputi pembuatan petunjuk guru,
lembaran kegiatan siswa, lembaran kerja siswa, lembaran jawaban, lembaran
tes, dan lembaran jawaban tes.
Tujuan pembuatan Modulasi Learning
Depdiknas (2008), mengemukakan tujuan pembelajaran Modulasi Learning
adalah sebagai berikut:
1) Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalubersifat
verbal
2) Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik siswa maupun
guru/instruktur
3) Agar dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti untuk meningkatkan
motivasi dan gairah belajar
4) Mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi langsung dengan
lingkungan dan sumber belajar lainnya yang memungkinkan siswa belajar
secara mandiri sesuai kemampuan dan minatnya
5) Memungkinkan siswa dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil
belajarnya.”
Modulasi Learning sebagai pegangan bahan belajar dalam proses pembelajaran
harus disusun secara efektif dan terperinci. Penulisan Modulasi Learning yang ideal
adalah Modulasi Learning yang dapat membawa siswa untuk bergairah dalam belajar
dengan menyajikan materi sesuai dengan minat dan kemampuannya. Inti dari dibuatnya
Modulasi Learning agar siswa lebih leluasa dalam belajar walaupun tidak dilingkungan
sekolah dan dengan atau tanpa didampingi oleh guru.
Fungsi Modulasi Learning Pembelajaran
Sebagai salah satu media pembelajaran, fungsi signifikan yang dimiliki oleh
Modulasi Learning adalah:
1. Bahan ajar mandiri. Dengan berbagai komponen yang terdapat di dalam
Modulasi Learning, dimungkinkan peserta didik akan mampu belajar secara
mandiri.
2. Pengganti fungsi pendidik. Salah satu fungsi pendidik adalah untuk
menjelaskan berbagai materi ajar yang tidak diketahui ataupun belum
dipahami oleh peserta didik. Dan fungsi pendidik yang demikian juga dapat
dimainkan oleh Modulasi Learning.
3. Sebagai alat evaluasi. Latihan merupakn salah satu komponen yang harus ada
dalam sebuah Modulasi Learning. Lewat latihan tersebut, peserta didik dapat
mengukur penguasaannya terhadap materi ajar yang sedang dipelajarinya
secara mandiri.
4. Sebagai bahan rujukan bagi peserta didik.
Kelebihan dan Kekurangan Modulasi Learning
1. Kelebihan Modulasi Learning
a. Berfokus pada kemampuan individual peserta didik karena pada
hakekatnya mereka memiliki kemampuan untuk bekerja sendiri dan lebih
bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya.
b. Adanya kontrol terhadap hasil belajar melalui penggunaan standar
kompetensi dalam setiap mod yang harus dicapai oleh peserta didik.
c. Relevansi kurikulum ditunjukkan dengan adanya tujuan dan cara
pencapaiannya, sehingga peserta didik dapat mengetahui keterkaitan
antara pembelajaran dan hasil yang akan diperolehnya.
2. Kekurangan Modulasi Learning
a. Interaksi antara pembelajar dan pebelajar berkurang.
b. Pendekatan tunggal menyebabkan monoton dan membosankan .
c. Kemandirian yang bebas, menyebabkan pebelajar tidak disiplin dan
menunda mengerjakan.
d. Perencanaan harus matang, memerlukan kerjasam tim, memerlukan
dukungan fasilitas, media, sumber dan lainnya.
e. Memerlukan biaya yang lebih mahal
f. Penyusunan Modulasi Learning yang baik membutuhkan keahlian tertentu,
sukses atau gagalnya suatu Modulasi Learning bergantug pada
penyusunannya. Modulasi Learning mungkin saja memuat tujuan dan alat
ukur berarti, akan tetapi pengalaman belajar yang termuat di dalamnya
tidak ditulis dengan baikatau tidak lengkap. Modulasi Learning yang
demikian kemungkinan besar akanditolak oleh peserta didik, atau lebih
parah lagi peserta didik harus berkonsultasi dengan fasilitator. Hal ini
tentu saja menyimpang dari karakteristik utama sistem Modulasi Learning.
g. Sulit menentukan proses penjadwalan dan kelulusan serta membutuhkan
manajemen pendidikan yang sangat berbeda dari pembelajaran
konvensional, karena setiap peserta didik menyelesaikan Modulasi
Learning dalam waktu yang berbeda-beda, bergantung pada kecepatan
dankemampuan masing-masing.
h. Dukungan pembelajaran berupa sumber belajar, pada umumnya cukup
mahal, karena setiap peserta didik harus mencarinya sendiri.
Berbedadengan pembelajaran konvensional, sumber belajar seperti alat
peragadapat digunakan bersama-sama dalam pembelajaran
Kesimpulan
Modulasi Learning merupakan suatu alat atau sarana pembelajaran yang di
dalamnya berupa materi, metode, dan evaluasi yang dibuat secara sistematis dan
terstruktur sebagai upaya untuk mencapai tujuan kompetensi yang diharapkan. Modulasi
Learning dirancang secara khusus dan jelas berdasarkan kecepatan pemahaman masing-
masing siswa, sehingga mendorong siswa untuk belajar sesuai dengan kemampuanya.
Menurut Depdiknas (2008), mendefinisikan Modulasi Learning sebagai alat atau sarana
pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan secara mengevaluasi
yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang
diharapkan sesuai dengan kompleksinya.
Daftar Pustaka
Champbell, dkk. 2003. Biologi edisi 5 jilid 2. Jakarta : Erlangga

Dahlan. 1990. Model-model mengajar (beberapa alternatif interaksi belajar mengajar).


Bandung : CV DIPONEGORO
Maya, A. 2011. pengertian media pembelajaran. Diakses pada
https://www.academia.edu/4563787 /pengertian_media_pembelajaran diakses
pada tanggal 09 Juni 2014, Pukul 15:51
Suratsih. 2010. Pengembangan Modulasi Learning Biologi Berbasis Potensi Lokal
Dalam Kerangka Implementasi Ktsp Sma Di Yogyakarta. Diakses pada
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132302517/laporan%20penelitian
%20potensi%20lokal.pdf pada tanggal 10 Juni 2014, Pukul 15:46
Suryobroto. 1986. Metode Pengajaran disekolah. Yogyakarta: Amarta Buku
Haisan. 2011. Keunggulan dan Keterbatasan Pembelajaran dengan Modulasi Learning.
Diakses pada http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2186225-
keunggulan-dan-keterbatasan-pembelajaran-dengan/#ixzz34DzT2CvI pada
tanggal 10 Juni 2014, Pukul 15:56
Hariyanto dan Warsono. 2012. Pembelajaran Aktif. Bendung: PT Remaja Rosdakarya
Offeset
Zaman, B. Tanpa tahun, Petunjuk praktis menggunkan Modulasi Learning . diakses
pada http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/197408062001121-
BADRU_ ZAMAN/Makalah_Modulasi Learning_SMPT.pdf pada tanggal 09
Juni 2014, pukul 15:55

Anda mungkin juga menyukai