Anda di halaman 1dari 9

KETERAMPILAN VARIASI GAYA MENGAJAR

MATA KULIA : PEER TAECHING/PPL


DOSEN PENGAMPU : Drs.H Rustam,M.Pd

Semester/kelas : 5/F
Disusun oleh :

Rosipa : 11901331 ( 34 )
Nicka afrida : 11901327 ( 33 )
Selvi marsendi : 11901245 ( 22 )
Putri mifta maharani : 11901281 ( 28 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIAH DAN ILMU KEGURUAN

1INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI PONTIANAK

2020/2021
1. VARIASI GAYA MENGAJAR GURU
1.1 PENGGUNAAN VARIASI SUARA
1.2 PEMUSATAN PERHATIAN
1.3 KESENYAPAN
1.4 MENGADAKAN KONTAK PANDANGAN
1.5 GERAKAN TUBUH DAN EKSPRESI WAJAH
1.6 PERPINDAHAN POSISI GURU

2. VARIASI DALAM MENGUNAKAN MEDIA DAN BAHAN AJAR


2.1 VARIASI DARI MEDIA YANG DAPAT DI LIHAT / MEDIA PANDANG
2.2 VARIASI DARI MEDIA YANG DAPAT DI DENGAR / MEDIA DENGAR
2.3 VARIASI DARI MEDIA YANG DAPAT DI RABA DAN DI MANIPULASI /
MEDIA TAKTIL
2.4 VARIASI POLA INTERAKSI
2.5 VARIASI KEGIATAN PESERTA DIDIK
1. VARIASI GAYA BELAJAR GURU
Dalam buku keterampilan dasar mengajar yang ditulis oleh LP31 (2010: 131),
Keterampilan menggunakan variasi merupakan salah satu keterampilan mengajar
yang harus dikuasai guru.
Menurut Soetomo (1993: 100) pemberian variasi dalam interaksi belajar mengajar
dapat diartikan sebagai perubahan pengajaran dari yang satu ke orang lain dengan
tujuan menghilangkan kebosanan dan kejenuhan siswa dalam menerima bahan
pengajaran yang diberikan guru, sehingga siswa dapat aktif lag dan berpartispasi
dalam belajarnya.
Sedangkan menurut Hamid Darmadi (2010 : 3) menjelaskan bahwa dalam
kegiatan pembelajaran, pengertian variasi merujuk pada tindakan dan perbuatan guru
yang disengaja ataupun secara spontan, yang dimaksudkan untuk mengacu dan
mengingat perhatian siswa selama pelajaran berlangsung.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampian menggunakan
variasi adalah suatu keterampilan mengajar yang harus dikuasai guru dengan tujuan
untuk menghilangkan kebosanan siswa dan kejenuhan siwa dalm menerima bahan
pengajaran yang diberikan guru seta untuk mengacu dan mengingat perhatian siswa
sehingga siswa dapat aktif dan berpartisipasi dalam belajarnya.

2. Tujuan dan Manfaat Variasi Gaya Mengajar


E.Mulyasa dalam Suwarna, dkk (2006 : 85) mengemukakan beberapa tujuan
keterampilan dasar mengajar mengadakan vanasi adalah :
a. Menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek
pembelajaran.
b. Memupuk tingkah laku yang postif terhadap guru dan sekolah dengan
berbagai cara mengajarar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih
baik.
c. c.Meningkatkan kadar CBSA dalam proses belajar mengajar dengan
melibatkan siswa dengan berbagai tingkat kognisi.
Menurut Marno dan Idris (2008 : 160) menyebutkan lima tujuan menggunakan
variasi mengajar.
a. Menarik perhatian peseta didik terhadap materi pembebjaran yang tengah
dibicarakan.
b. Menjaga kelestarian proses pembelajaran bai secara fisik maupun mental
c. Membangkitkan motivasi belajar selama proses pembelajaran.
d. Mengatasi situasi dan mengurangi kejenuhan dalam proses pembelajaran.
e. meberikan kemungkinan layanan pemebelajaran individual.

1.1. PENGGUNAAN VARIASI SUARA ( INTONASI,VOLUME,& SPEED )


Variasi suara adalah perubahan suara dari keras menjadi lemah, dan tinggi menjadi
rendah, dari cepat menjadi lambat. Suara guru pada saat menjelaskan materi
pembelajaran hendaknya bervariasi, baik dalam intonasi, volume, maupun kecepatan.
Menurut Moh. Uzer Usman variasi mengajar adalah suatu kegiatan guru dalam
konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan
siswa sehingga dalam situasi belajar mengajar siswa senantiasa menunjukkan
ketekunan antusiasme serta penuh partispasi.

1.2. PEMUSATAN PERHATIAN


Pemusatan perhatian pada hal yang penting dapat di lakukan guru dengan perkataan.
menurut Sumadi Suryabrata (2004:14) adalah sebagai berikut :
1) Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertentu kepada suatu objek.
2) Perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas
yang dilakukan.
“perhatikan baik-baik” dengar baik-baik”nah ini penting sekali”

1.3. KESEYAPAN
Adanya kebisuan, kesenyapan, atau selingan diam yang dilakukan secara tiba-tiba
dan sengaja selagi guru menerangkan materi pembelajaran merupakan variasi yang
baik untuk menarik perhatian siswa. Perubahan stimulasi dari adanya suara kepada
keadaan tenang atau dari adanya kesibukan lalu dihentikan akan dapat menarik
perhatian karena siswa ingin tahu apa yang terjadi.

1.4. MENGADAKAN KONTAK PANDANGAN


Bila guru sedang berbicara atau melakukan interaksi dengan siswa, sebaiknya
pandangan menjelajahi seluruh ruang kelas dan melihat ke arah  mata siswa untuk
menunjukkan adanya hubungan yang intim dengan mereka. Kontak pandang dapat
digunakan untuk menyampaikan informasi serta dapat mengetahui perhatian atau
pemahaman siswa.
1.5. GERAKAN TUBUH DAN EKSPRESI WAJAH
Variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, dan gerakan badan merupakan
aspek yang penting dalam berkomunikasi dengan siswa. Hal ini berguna untuk
menarik perhatian dan menyampaikan pesan dari pesan lisan yang diterangkan.

1.6. PERPINDAHAN POSISI GURU


Perpindahan posisi guru dalam ruang kelas dapat membantu dalam menarik perhatian
anak didik, dapat pula meningkatkan kepribadian guru dan hendaklah selalu diingat
oleh guru, bahwa perpindahan posisi itu jangan dilakukan secara berlebihan. Bila
dilakuka berlebihan guru akan kelihatan terburu-buru, lakukan saja secara wajar
agar siswa bisa memperhatikan. Pergantian posisi guru didalam kelas berguna untuk
mempertahankan perhatian siswa dan untuk mengontrol tingkah laku siswa.
Biasakanlah bergerak bebas, tidak kikuk atau kaku, dan hindari tingkah laku negatif.

2. VARIASI DALAM MENGUNAKAN MEDIA DAN BAHAN AJAR


Tiap anak didik mempunyai kemampuan indra yang tidak sama, baik pendengaran
maupun penglihatannya, dan kemampuan berbicara. Dengan variasi penggunaan media,
kelemahan indra yang dimiliki tiap anak didik, misalnya guru dapat memulai dengan
berbicara terlebih dahulu, kemudian menulis di papan tulis, dilanjutkan dengan melihat
contoh konkret. Dengan variasi seperti itu dapat memberi stimulasi terhadap indra anak
didik. menurut (Surayya, 2012) yaitu alat yang mampu membantu proses belajar
mengajar serta berfungsi untuk memperjelas makna pesan atau informasi yang
disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.

2.1. VARIASI DARI MEDIA YANG DAPAT DI LIHAT / MEDIA PANDANG


Penggunaan media pandang dapat diartikan sebagai penggunaaan alat dan bahan
ajaran khusus untuk komunikasi seperti media cetak, media audio, media visual, dan
media audio-visual. Penggunaan yang lebih luas dari alat-alat tersebut akan memiliki
keuntungan:
1. Membantu secara konkret konsep berpikir, dan mengurangi respon yang
kurang bermanfaat.
2. Memiliki secara potensial perhatian anak didik pada tingkat yang tinggi.
3. Dapat membuat hasil belajar yang riil yang akan mendorong kegiatan mandiri
anak didik.
4. Mengembangkan cara berpikir berkesinambungan, seperti halnya dalam film.
5. Memberi pengalaman yang tidak mudah dicapai oleh alat lain.
6. Menambah frekuensi kerja, lebih dalam, dan variasi belajar.

2.2. VARIASI MEDIA YANG DAPAT DI DENGAR / MEDIA DENGAR


Variasi Media Dengar. Pada umumnya dalam proses belajar mengajar di kelas, suara
guru adalah alat utama dalam komunikasi. Terdapat sejumlah media dengar lainnya
yang dapat dipakai untuk itu diantaranya iaalah pembicaraan anak didik, rekaman
bunyi dan suara, rekaman musik, rekaman drama, wawancara yang semua itu dapat
memiliki relevansi dengan pelajaran.

2.3. VARIASI DARI MEIA YANG DAPAT DI RABA & DI MANIPULASI /


MEDIA TAKTIL
Variasi Media taktil. Ketrampilan menggunakan variasi media dan bahan ajar adalah
penggunaan media yang memberikan kesempata anak didik untuk menyentuh dan
memanipulasi benda atau bahan ajar. Dalam hal ini melibatkan anak didik dalam
kegiatan penyusunan atau pembuatan model, yang hasilnya dapat disebutkan sebagai
“media taktil”. Dapat dilakukan secara individu atau kelompok. Contohnya dalam
bidang sejarah membuat maket desa zaman Majapahi, dan pada bisang geografi
membuat model lapisan tanah.

2.4. VARIASI POLA INTERAKSI


Menurut (Abdul Majid:2013) Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Pola
interaksi guru dengan anak didik dalam kegiatan belajar-mengajar sangat beraneka
ragam. Penggunaan variasi pola interkasi dimaksudkan agar tidak menimbulkan
kebosanan, kejenuhan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan
siswa dalam mencapai tujuan.
Adapun pola interaksi (gaya interaksi) dapat digambarkan sebagai berikut
(M.Uzer Usman:2013):Pola guru-murid: Komunikasi sebagai aksi (satu arah) Pola
guru-murid-guru: Ada balikan (feedbacak) bagi guru, tidak ada interaksi antar siswa
(komunikasi sebagai interaksi Pola guru-murid-murid: Ada balikan bagi guru, siswa
saling belajar satu sama lain Pola guru-murid, murid-guru, murid-murid: Interaksi
optimal antara guru dengan murid dan antara murid dengan murid (komunikasi
sebagai transaksi,multiarah) Pola melingkar: Setiap siswa mendapat giliran untuk
mengemukakan sambutan atau jawaban, tidak diperkenankan berbicara dua kali
apabila setiap siswa belum mendapat giliran.

2.5. VARIASI KEGIATAN PESERTA DIDIK


Variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan sebagai berikut
(Mulyasa:2013):
1. Variasi dalam penggunaan metode pembelajaran.
2. Variasi dalam penggunaan media dan sumber belajar.
3. Variasi dalam pemberian contoh dan ilustrasi.
4. Variasi dalam interaksi dan kegiatan peserta didik.
KESIMPULAN
Ketrampilan dasar mengajar bagi guru diperlukan agar guru dapat melaksanakan perannya
dalam pengelolaan proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan efektif
dan efisien. Ketrampilan dasar juga merupakan syarat mutlak agar guru bisa
mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran.

Salah satunya yaitu variasi mengajar sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar.
Variasi mengajar sangat berperan penting dalam proses pembelajaran yang bertujuan
meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relevansi proses belajar mengajar,
memberikan kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi, membentuk sikap positif
terhadap guru dan sekolah, memberikan kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individual,
mendorong anak didik untuk belajar, memberikan kesempatan bagi perkembangan bakat
peserta didik terhadap berbagai hal baru dalam pembelajaran, dan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuannya.

Beberapa prinsip dalam menggunakan variasi dalam mengajar dilakukan agar mendukung
pelaksanaan tugas mengajar di kelas. Komponen-komponen variasi mengajar seperti variasi
gaya mengajar, variasi media dan bahan ajar, variasi pola interaksi, dan variasi dalam
kegiatan pembelajaran mutlak dikuasai oleh guru guna memberikan semangat belajar anak
didik dalam waktu yang relatif lama dalam suatu pertemuan di kelas.

Adapun kendala yang dialami guru dalam mengadakan variasi pembelajaran anatara lain
dalam penggunaan fasilitas, sarana dan prasarana, kurang memotivasi siswa, kurang
memperhatikan siswa, kurang memanfaatkan model dan media.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, S. B. (2013). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Majid, A. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Mulyasa. (2013). Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan


Menyenangkan). Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Permatasari, P. A. (2016, Juli 26). Kemampuan Guru Sekolah Dasar Dalam Mengadakan
Variasi Pada Pembelajran Tematik Di Gugus Imam Bonjol Kecamatan Purwodadi Kabupaten
Grobogan. Dipetik April 01, 2017, dari http://lib.unnes.ac.id/24063/1/1401412044.pdf.

Usman, M. (2013). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai