Hakikat tindak tutur itu adalahtindakan yang dinyatakan dengan makna atau fungsi (maksud
dan tujuan) yang melekat pada tuturan. Tindak tutur merupakan unit terkecil aktivitas bertutur
(percakapan atau wacana) yang terjadi dalam interaksi sosial. Dengan demikian tindak tutur
adalah kegiatan seseorang mengunakan bahasa pada mitra tutur dalam rangka
mengomunikasikan sesuatu. Apa makna yang dikomukasikan tidak hanya dapat dipahami
berdasarkan penggunaan bahasa dalam bertutur tersebut,tetapi juga ditentukan oleh aspek-
aspek situasional komunikasi (konteks).
Searle (1969:33) juga membagi tindak tutur menjadi tiga macam yaitu:
Tindak lokusi adalah tindak tutur yang semata mata menyatakan sesuatu, biasanya dipandang
kurang penting dalam kajian tutur. Tindakan lokusi merupakan yang paling mudah diidentifikasi
karena dalam pengidentifikasiannya tidak memperhitungkan konteks tuturan
(Rohmadi,2004:30).
Tindak ilokusi adalah tindak untuk melakukan sesuatu dengan maksud dan fungsi tertentu
dalam kegiatan bertutur yang sesungguhnya. Tarigan (2009:34) menyatakan secara singkat,
bahwa tindak ilokusi merupakan melakukan suatu tindakan dalam mengatakan sesuatu. Searle
(dalam Marzuqi, 2012:12-13) mengolongkan tindak tutur ilokusi ke dalam lima macam wujud
tuturan, yaitu:
1. Asertif (Assertive)
Tindak tutur asertif adalah tindak tutur yang mengikat penutur pada kebenaran proposisi yang
sedang diungkapkannya. Wujud tutur asertif mencakup menyatakan, menyarankan, mengeluh,
menuntut, mengakui, menunjukkan, berspekulasi dan mengklaim.
2. Direktif (Directive)
Tindakntutur direktif adalah tindakntutur yang dimaksudkan oleh penuturnya untuk membuat
pengaruh agar lawan tutur melakukan tindakan-tindakan yang dikehendakinnya. Yang termasuk
kedalam tindak tutur direktif yaitu tuturan meminta, mengajak, memaksa, menyarankan,
mendesak, menyuruh, menagih, memerintah, memohon, menantang, memberi aba-aba.
3. Ekspresif (Expressive)
Tindak tutur ekspresif adalah tindak tutur yang berfungsi menunjukkan atau menyatakan sikap
psikologis penutur terhadap keadaan tertentu, seperti berterimah kasih, memberi selamat,
meminta maaf, menyalahka, memuji, berbela sungkawa, manyanjung, dan mengkritik.
4. Komisif (commissive)
Tindak tutur komisif adalah tindak tutur yang igunakan untuk menyatakan janji atau penawaran
tertentu seperti berjanji, bersumpah, menyatakan kesanggupan, dan menawarkan sesuatu.
5. Deklarasi (Declaration)
Tindakntutur deklarasi adalah tindak tutur yang menghubungkan antara isi tuturan dengan
kenyataannya, misalnya perpasrah, memecat, membabtis, memberi nama, mengangkat,
mengucilkan, menggolongkan, mengangkat, mengampuni, memaafkan dan menghukum.
Tindak perlokusi merupakan tindak penumbuhkan pengaruh kepada mitra tutur oleh penutu.
Tindak tutur perlokusi adalah tindak tutur yang mempunyai pengaruh atau efek terhadap lawan
tutur atau orang yang mendengar tuturan itu. Secara singkat dapat dikatakan tindak perlokusi
mengacu pada hasil dari tindakan tersebut.
Selanjutnya, wijana (2006) dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Pragmatik telah
menguraikan adanya dua macam jenis tindak tutur didalam praktik berbahasa, yaitu:
Tindak tutur langsung adalah tindakan yang dinyatakan langsung sesuai dengan modus
kalimatnya. Tindak tutur langsung itu sesungguhnya merefleksikan fungsi konvensional dari
sebuah kalimat. Adapaun tindak tutur tidak langsung adalah tindakan yang tidak dinyatakan
langsung oleh modus kalimatnya. Adakalanya, untuk menyampaikan maksud memerintah,
orang akan mengunakan kalimat berita, atau bahkan mungki menggunakan kalimat tanya.
Tindak tutur tidak langsung itu harus dimaknai dengan sesuatu yang tersirat atau yang
terimplikasi di dalamnya.makna yang demikian itu dapat diperoleh hanya dengan melibatkan
konteks didalamnya.