Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA DAN BAHASA KEDUA


Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Sirwan Budianto, M.Pd.

Disusun Oleh :

Siti Fauzia Rahma (60403100323009)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

STKIP BINA MUTIARA SUKABUMI

KAMPUS II SURADE

Jl.Sengkol Dua Kp.Simpang Karet RT10/RW001 Desa.Citanglar Kec.Surade


Kab.Sukabumi 4317

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta karunia-Nya kepada kita sehingga
makalah ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada
Rasulullah SAW, penutup para nabi, yang telah membawa rahmat bagi seluruh
alam.

Makalah ini disusun sebagai upaya untuk mendalami serta memahami lebih
jauh tentang "Pemerolehan Bahasa Pertama dan Bahasa Kedua". Bahasa, sebagai
wahana komunikasi dan ekspresi, memiliki peran sentral dalam pembentukan
identitas dan pengembangan kognisi manusia. Pemahaman mendalam terkait
proses pemerolehan bahasa pertama dan kedua memiliki dampak signifikan dalam
konteks perkembangan individu dan masyarakat.

Penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan, inspirasi, dan bimbingan dalam penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat menjadi sumbangan kecil dalam upaya kita bersama
untuk terus menggali ilmu pengetahuan demi kemajuan dan kesejahteraan bersama.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari
kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat diharapkan guna perbaikan di masa mendatang. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat dan menjadi bagian dari upaya kita dalam
meningkatkan pemahaman terhadap pemerolehan bahasa pertama dan kedua.

Surade, 10 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

KATA PENGANTAR ...........................................................................................ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1


1.2.Tujuan Penulisan Makalah ...................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3

2.1. Teori Pemerolehan Bahasa Pertama (L1) .............................................. 3


2.2. Teori Pemerolehan Bahasa Kedua (L2) ................................................. 4
2.3. Faktor-Faktor Pengaruh Pemerolehan Bahasa Pertama dan Kedua ....... 7
2.4. Perbedaan Pemerolehan Bahasa Pertama dan Kedua Pada Aspek
Linguistik ............................................................................................... 7
2.5.Pentingnya Pemeliharaan Bahasa Pertama dalam Pemerolehan Bahasa
Kedua ...................................................................................................... 8
2.6.Implikasi Pemerolehan Bahasa Pertama dan Kedua dalam Konteks
Pendidikan ............................................................................................... 9

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 11

3.1. Kesimpulan .......................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemerolehan bahasa merupakan fenomena yang kompleks dan
krusial dalam perkembangan manusia. Bahasa sebagai alat komunikasi
memainkan peran sentral dalam interaksi sosial dan intelektual individu.
Pemahaman yang mendalam tentang proses pemerolehan bahasa pertama
dan bahasa kedua memiliki implikasi penting dalam bidang psikologi
perkembangan, linguistik, dan pendidikan.
Pada tingkat dasar, pemerolehan bahasa pertama (L1) merupakan
langkah awal dalam pembentukan identitas individu. Anak-anak secara
alamiah dan tanpa usaha yang sadar mampu menguasai bahasa pertamanya
dengan cepat, walaupun dalam realitasnya, proses tersebut melibatkan
interaksi yang kompleks antara faktor genetik dan pengaruh lingkungan.
Sementara itu, pemerolehan bahasa kedua (L2) berkaitan erat
dengan perkembangan masyarakat global. Dalam konteks globalisasi,
kemampuan untuk berkomunikasi dalam lebih dari satu bahasa menjadi
semakin penting. Proses pemerolehan bahasa kedua melibatkan individu
dari berbagai usia, baik anak-anak maupun dewasa, yang belajar bahasa
kedua untuk berbagai tujuan, seperti pendidikan, pekerjaan, atau
kepentingan pribadi.
Pentingnya memahami perbedaan antara pemerolehan bahasa
pertama dan kedua menjadi jelas dalam upaya meningkatkan strategi
pembelajaran dan pengajaran. Faktor-faktor seperti lingkungan sosial,
motivasi, dan metode pengajaran memainkan peran penting dalam
keberhasilan pemerolehan bahasa kedua. Oleh karena itu, penelitian dan
kajian ilmiah terkait pemerolehan bahasa pertama dan kedua sangat
diperlukan untuk mendukung pengembangan pendekatan yang lebih efektif
dalam konteks pendidikan multibahasa.

1
1.2 Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mendalami dan
memahami secara menyeluruh proses pemerolehan bahasa pertama (L1)
dan bahasa kedua (L2), serta mengidentifikasi perbedaan, kesamaan, dan
faktor-faktor yang memengaruhi kedua proses tersebut. Makalah ini
bertujuan untuk memberikan wawasan tentang bagaimana individu, baik
anak-anak maupun dewasa, memperoleh kemampuan bahasa pertama dan
kedua dalam berbagai konteks.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teori Pemerolehan Bahasa Pertama (L1)


A. Definisi
Pemerolehan bahasa pertama (L1) adalah proses alami di mana
individu, khususnya anak-anak, memperoleh dan menginternalisasi
sistem bahasa mereka sendiri secara spontan tanpa pengajaran formal.
Ini mencakup pemahaman dan penggunaan elemen fonologis, sintaktis,
semantis, dan pragmatis dalam bahasa pertama individu.

B. Fase Pemerolehan Bahasa Pertama Pada Anak-Anak


Pemerolehan bahasa pada anak-anak melibatkan beberapa fase yang
umumnya terjadi secara berurutan. Meskipun setiap anak dapat
mengalami perkembangan bahasa dengan kecepatan yang berbeda, ada
beberapa tahapan umum yang dapat diidentifikasi:
1. Fase Pra-verbal
 Periode prenatal: Anak mulai mendengar suara-suara di
sekitarnya selama masa perkembangan dalam kandungan.
 3-4 bulan: Anak mulai mengeluarkan suara-suara seperti
gurgling dan giggling.
 6 bulan: Munculnya babbling, yaitu pengulangan bunyi-bunyi
vokal dan konsonan yang sederhana.
 9-12 bulan: Munculnya kata-kata pertama yang bermakna,
biasanya terkait dengan objek atau orang yang dikenali.
2. Peralihan ke Fase Penggunaan Kata Pertama
 12-18 bulan: Anak mulai menggunakan kata-kata secara lebih
konsisten dan berusaha untuk menyusun kata-kata menjadi frasa
pendek.

3
 18-24 bulan: Perkembangan kosakata yang lebih cepat, anak
mulai menggunakan kata-kata baru dan dapat memahami lebih
banyak kata daripada yang mereka gunakan.
3. Perkembangan Kosakata dan Pemahaman Tata Bahasa
 2-3 tahun: Bertambahnya jumlah kata dalam kosakata anak,
serta mulai memahami konsep-konsep dasar tata bahasa seperti
kata benda, kata kerja, dan kata sifat.
 3-4 tahun: Kemampuan memahami dan menggunakan kalimat
yang lebih kompleks meningkat. Anak mulai menggunakan
kata-kata penghubung dan mengembangkan pemahaman
tentang aturan tata bahasa dasar.
4. Tahap Perkembangan Kemampuan Berbicara dan Memahami
Kalimat Kompleks
 4-5 tahun: Kemampuan berbicara semakin berkembang, dan
anak mampu mengungkapkan ide dan pengalaman mereka
dengan kalimat yang lebih panjang. Pemahaman tentang makna
kata dan frasa semakin mendalam.
 5-7 tahun: Anak-anak mampu menggunakan bahasa untuk
berkomunikasi secara efektif dalam berbagai konteks.
Kemampuan memahami kalimat yang kompleks terus
berkembang.

Dalam setiap fase, interaksi dengan lingkungan dan stimulus dari


orang dewasa serta teman sebaya memiliki peran penting dalam
memfasilitasi pemerolehan bahasa anak. Pemberian dukungan, pujian,
dan partisipasi dalam percakapan sehari-hari membantu mempercepat
perkembangan bahasa anak-anak.

2.2 Teori Pemerolehan Bahasa kedua L2)


A. Definisi
Pemerolehan bahasa kedua (L2) adalah proses di mana seseorang
memperoleh kemampuan bahasa tambahan setelah memperoleh bahasa

4
pertamanya. Ini dapat melibatkan pembelajaran bahasa baru di
lingkungan formal atau informal dan dapat terjadi pada anak-anak atau
orang dewasa.

B. Proses Pemerolehan Bahasa Kedua


Pemerolehan bahasa kedua (L2) pada anak dan dewasa melibatkan
proses kognitif dan sosial yang kompleks. Perbedaan utama antara
pemerolehan bahasa pertama (L1) dan L2 terletak pada konteks, metode
pembelajaran, dan perkembangan kognitif. Berikut adalah gambaran
umum tentang proses pemerolehan bahasa kedua pada anak dan dewasa:
1. Pemerolehan Bahasa Kedua pada Anak
a. Usia Sensitif
 Periode Kritis: Anak-anak memiliki periode sensitif di mana
mereka lebih mudah menyerap dan memahami bahasa baru.
Ini umumnya terjadi pada masa anak-anak, terutama
sebelum usia pubertas.
 Kepekaan Fonetis: Anak-anak mampu meniru dan
menyesuaikan suara dengan lebih baik daripada orang
dewasa, memfasilitasi pembelajaran pengucapan yang
akurat.
b. Konteks Sosial
 Interaksi Sosial: Anak-anak memperoleh bahasa dengan
berinteraksi dalam konteks sosial, baik dengan teman sebaya
maupun dengan orang dewasa.
 Situasi Komunikatif: Pembelajaran bahasa kedua pada anak
sering terjadi dalam situasi komunikatif sehari-hari, seperti
di sekolah, bermain, dan berinteraksi dengan keluarga.
c. Imitasi dan Ekspresi
 Imitasi: Anak-anak sering meniru model bicara mereka,
memperkuat keterampilan bahasa mereka melalui imitasi
dan repetisi.

5
 Ekspresi Kreatif: Anak-anak lebih mungkin mencoba dan
berani berbicara dalam bahasa kedua tanpa rasa takut atau
kecemasan yang mungkin dirasakan oleh orang dewasa.

2. Pemerolehan Bahasa Kedua pada Dewasa


a. Motivasi dan Kesadaran Metakognitif
 Motivasi: Faktor motivasi memainkan peran kunci dalam
pembelajaran bahasa kedua pada dewasa. Motivasi individu
dapat bervariasi dan mencakup faktor intrinsik dan
ekstrinsik.
 Kesadaran Metakognitif: Dewasa dapat menggunakan
kesadaran metakognitif mereka untuk merencanakan dan
memonitor proses pembelajaran mereka.
b. Belajar Formal dan Informal
 Pendidikan Formal: Dewasa sering belajar bahasa kedua
melalui kursus formal di sekolah atau perguruan tinggi.
 Pembelajaran Mandiri: Selain itu, banyak dewasa juga
memilih untuk belajar secara mandiri melalui program-
program bahasa, aplikasi, atau pengalaman penggunaan
langsung di lingkungan bahasa tersebut.
c. Transfer Pengetahuan dari Bahasa Pertama
 Pengalaman Sebelumnya: Penutur bahasa kedua dewasa
dapat mengandalkan pengetahuan mereka tentang bahasa
pertama untuk memahami struktur bahasa dan kosakata
bahasa kedua.
 Transfer Positif dan Negatif: Transfer positif mengacu pada
penggunaan pengetahuan bahasa pertama yang
memfasilitasi pemahaman bahasa kedua, sementara transfer
negatif dapat menyebabkan kesalahan.

6
2.3 Faktor-Faktor Pengaruh Pemerolehan Bahasa Pertama dan Kedua
Pemerolehan bahasa pertama dan kedua melibatkan sejumlah faktor
yang dapat memengaruhi proses tersebut, dan beberapa di antaranya dapat
bervariasi antara individu dan lingkungan. Dalam pemerolehan bahasa
pertama, faktor-faktor yang memainkan peran penting meliputi aspek
genetik, di mana beberapa penelitian menunjukkan bahwa genetika dapat
memengaruhi kemampuan seseorang untuk memahami dan memperoleh
bahasa. Interaksi sosial juga memiliki peran signifikan, dengan anak-anak
belajar bahasa pertama melalui interaksi dengan lingkungan sosial,
termasuk keluarga, teman sebaya, dan lingkungan sekolah. Rangsangan
lingkungan, seperti buku, cerita, dan percakapan, juga dapat meningkatkan
kemampuan bahasa anak, bersama dengan predisposisi otak yang
memberikan kecenderungan alami pada anak untuk mengasimilasi struktur
bahasa.
Sementara itu, dalam pemerolehan bahasa kedua, beberapa faktor
berbeda menjadi relevan. Usia memainkan peran penting, dengan
kemampuan memperoleh bahasa kedua cenderung lebih baik pada usia yang
lebih muda, dan proses ini seringkali lebih lancar pada masa kanak-kanak.
Motivasi individu, intensitas dan durasi paparan terhadap bahasa kedua,
pengalaman belajar sebelumnya, dan karakteristik individu seperti
kecerdasan, kepercayaan diri, dan keterbukaan terhadap pengalaman baru
semuanya dapat memengaruhi sejauh mana seseorang berhasil memperoleh
bahasa kedua.

2.4 Perbedaan Pemerolehan Bahasa Pertama dan Kedua Pada Aspek


Linguistik
Pemerolehan bahasa pertama (L1) dan bahasa kedua (L2)
merupakan dua proses yang berbeda dalam pengembangan kemampuan
berbahasa seseorang. Secara umum, pemerolehan bahasa pertama terjadi
pada masa anak-anak, sedangkan pemerolehan bahasa kedua dapat terjadi
pada usia berapa pun. Beberapa perbedaan mendasar antara pemerolehan

7
bahasa pertama dan kedua dapat ditemukan dalam aspek linguistik, seperti
morfologi, sintaksis, fonologi, dan semantik.
Dalam pemerolehan bahasa pertama, anak-anak secara alami dan
tanpa usaha sadar mengembangkan kemampuan berbahasa mereka dengan
menyerap informasi dari lingkungan sekitarnya. Proses ini sering disertai
dengan penggunaan intuisi dan kreativitas dalam menciptakan struktur
bahasa yang benar. Sebaliknya, pemerolehan bahasa kedua melibatkan
kesadaran dan upaya sadar dari pembelajar, seringkali melalui pendekatan
formal dan pelatihan yang terstruktur.
Dalam aspek morfologi, penelitian menunjukkan bahwa pembelajar
bahasa kedua mungkin mengalami kesulitan dalam memahami aturan
pembentukan kata dan struktur morfologi yang berbeda dari bahasa
pertamanya. Sintaksis juga dapat menjadi tantangan, dengan pembelajar
bahasa kedua cenderung menerapkan struktur sintaksis dari bahasa pertama
mereka ke dalam bahasa kedua.

2.5 Pentingnya Pemeliharaan Bahasa Pertama dalam Pemerolehan


Bahasa Kedua
Pemeliharaan bahasa pertama memainkan peran krusial dalam
pemerolehan bahasa kedua seseorang. Bahasa pertama berperan sebagai
landasan utama dalam pembentukan struktur berpikir dan pola
berkomunikasi. Efek pemeliharaan bahasa pertama terhadap bahasa kedua
tidak dapat diabaikan. Individu yang memiliki pemahaman yang kuat
terhadap bahasa pertama cenderung memiliki dasar yang lebih kokoh untuk
memahami aturan gramatika, kosakata, dan ekspresi dalam bahasa kedua.
Ini dapat meningkatkan kemampuan seseorang untuk merespons,
memahami, dan menghasilkan kalimat yang benar dalam bahasa kedua.
Selain itu, dukungan dari keluarga dan masyarakat juga memainkan
peran penting dalam pemeliharaan bahasa pertama. Lingkungan yang
mendukung dan memfasilitasi penggunaan bahasa pertama membantu
menjaga keberlanjutan dan kedalaman pengetahuan bahasa tersebut.
Keluarga yang memberikan kesempatan bagi anak-anak mereka untuk terus

8
menggunakan bahasa pertama dalam interaksi sehari-hari menciptakan
fondasi yang kuat untuk penguasaan bahasa kedua.
Pentingnya dukungan dari masyarakat juga mencakup adanya ruang
bagi individu untuk berkomunikasi dalam bahasa pertama. Ini bisa
melibatkan pengakuan dan penghargaan terhadap keberagaman bahasa serta
fasilitasi pertukaran budaya. Dengan demikian, masyarakat yang
memahami dan menghargai peran bahasa pertama dapat menciptakan
lingkungan yang mendukung individu dalam menjalani proses pemerolehan
bahasa kedua.

2.6 Implikasi Pemerolehan Bahasa Pertama dan Kedua dalam Konteks


Pendidikan
Implikasi pemerolehan bahasa pertama dan kedua dalam konteks
pendidikan sangat penting untuk dipahami guna meningkatkan kualitas
proses pembelajaran. Peran guru memiliki dampak signifikan dalam
mendukung pemerolehan bahasa pertama dan kedua pada siswa.
Dalam konteks bahasa pertama, guru memiliki tanggung jawab
untuk menciptakan lingkungan yang merangsang perkembangan bahasa.
Mereka dapat memanfaatkan berbagai metode pengajaran yang
memperkaya kosakata dan meningkatkan pemahaman tata bahasa.
Dukungan keluarga juga menjadi faktor penting, dan guru dapat
berkolaborasi dengan orangtua untuk menciptakan keterlibatan aktif dalam
pengembangan kemampuan berbahasa anak.
Sementara itu, dalam pemerolehan bahasa kedua, guru perlu
memahami perbedaan latar belakang budaya dan lingkungan siswa. Strategi
pengajaran yang inklusif dan berpusat pada siswa dapat membantu siswa
dengan bahasa kedua sebagai bahasa tambahan. Penggunaan metode
pengajaran yang melibatkan interaksi sosial, simulasi kehidupan nyata, dan
penggunaan teknologi dapat membantu mempercepat pemerolehan bahasa
kedua.
Strategi pengajaran yang efektif untuk pembelajar bahasa kedua
melibatkan pemanfaatan metode kognitif dan komunikatif. Guru dapat

9
menyediakan situasi di mana siswa dapat berkomunikasi dalam bahasa
target secara nyata, seperti permainan peran, diskusi kelompok, atau proyek
kolaboratif. Memberikan umpan balik konstruktif dan memotivasi siswa
untuk berpartisipasi aktif dapat membantu mengurangi kecemasan dan
meningkatkan kepercayaan diri dalam menggunakan bahasa kedua.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam kesimpulannya, dapat disimpulkan bahwa pemerolehan
bahasa pertama dan bahasa kedua merupakan proses kompleks yang
dipengaruhi oleh sejumlah faktor termasuk genetik, lingkungan, dan
motivasi. Pemerolehan bahasa pertama pada anak-anak melibatkan tahap-
tahap kritis yang membentuk dasar kompetensi linguistik mereka. Di sisi
lain, pemerolehan bahasa kedua memunculkan tantangan unik, terutama
pada individu dewasa, dengan peran pentingnya lingkungan sosial,
pengajaran, dan motivasi. Pentingnya memelihara bahasa pertama dalam
konteks pemerolehan bahasa kedua juga muncul sebagai tema signifikan,
karena pemahaman mendalam terhadap bahasa pertama dapat memberikan
landasan yang kokoh untuk pembelajaran bahasa kedua. Kesimpulan ini
juga menggarisbawahi relevansi temuan dalam konteks pendidikan,
menyoroti peran penting guru dan strategi pengajaran yang berfokus pada
keberhasilan pemerolehan bahasa kedua. Dengan pemahaman yang lebih
baik tentang kedua proses ini, masyarakat dan lembaga pendidikan dapat
mengambil langkah-langkah yang lebih efektif dalam mendukung
pembelajaran bahasa yang holistik dan berkelanjutan.

11
DAFTAR PUSTAKA

BAHASA KEDUA Alam Budi Kusuma Keahlian Pendidikan Bahasa Arab Dosen
pada Program Studi Pendidikan Bahasa Arab STAIMS Yogyakarta Alamat, P.
(n.d.). PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA SEBAGAI DASAR.
Febianto Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang, D.
(n.d.). IMPLIKASI FASE PEMEROLEHAN BAHASA SISWA SEKOLAH
DASAR TERHADAP PROSES PENGAJARAN BAHASA INDONESIA. In
Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang | (Vol. 1).
Natsir, N. (n.d.). HUBUNGAN PSIKOLINGUISTIK DALAM PEMEROLEHAN
DAN PEMBELAJARAN BAHASA.
Nurlaela, A., Triana, leli, & Riyanto, A. (n.d.). PROSES PEMEROLEHAN
SEMANTIK ANAK USIA 1-2 TAHUN DAN IMPLIKASINYA DALAM
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA. In Jurnal Penelitian
Pendidikan Indonesia (JPPI) (Vol. 5, Issue 3).
Putu, O., & Permanamiarta, A. (2021). PEMEROLEHAN BAHASA KEDUA
DALAM LINGKUNGAN KELUARGA PADA ANAK USIA TIGA TAHUN.
10(1). https://doi.org/10.5281/zenodo
Suardi, I. P., Ramadhan, S., & Asri, Y. (2019). Pemerolehan Bahasa Pertama pada
Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 265.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v3i1.160
Syaprizal, M. P., Smk N, G., Kabupaten, K. H., Singingi, K., & Riau, P. (2019).
PROSES PEMEROLEHAN BAHASA PADA ANAK. Jurnal AL-HIKMAH,
1(2).

12

Anda mungkin juga menyukai