Disusun Oleh :
KAMPUS II SURADE
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta karunia-Nya kepada kita sehingga
makalah ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada
Rasulullah SAW, penutup para nabi, yang telah membawa rahmat bagi seluruh
alam.
Makalah ini disusun sebagai upaya untuk mendalami serta memahami lebih
jauh tentang "Pemerolehan Bahasa Pertama dan Bahasa Kedua". Bahasa, sebagai
wahana komunikasi dan ekspresi, memiliki peran sentral dalam pembentukan
identitas dan pengembangan kognisi manusia. Pemahaman mendalam terkait
proses pemerolehan bahasa pertama dan kedua memiliki dampak signifikan dalam
konteks perkembangan individu dan masyarakat.
Penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan, inspirasi, dan bimbingan dalam penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat menjadi sumbangan kecil dalam upaya kita bersama
untuk terus menggali ilmu pengetahuan demi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari
kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat diharapkan guna perbaikan di masa mendatang. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat dan menjadi bagian dari upaya kita dalam
meningkatkan pemahaman terhadap pemerolehan bahasa pertama dan kedua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mendalami dan
memahami secara menyeluruh proses pemerolehan bahasa pertama (L1)
dan bahasa kedua (L2), serta mengidentifikasi perbedaan, kesamaan, dan
faktor-faktor yang memengaruhi kedua proses tersebut. Makalah ini
bertujuan untuk memberikan wawasan tentang bagaimana individu, baik
anak-anak maupun dewasa, memperoleh kemampuan bahasa pertama dan
kedua dalam berbagai konteks.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
18-24 bulan: Perkembangan kosakata yang lebih cepat, anak
mulai menggunakan kata-kata baru dan dapat memahami lebih
banyak kata daripada yang mereka gunakan.
3. Perkembangan Kosakata dan Pemahaman Tata Bahasa
2-3 tahun: Bertambahnya jumlah kata dalam kosakata anak,
serta mulai memahami konsep-konsep dasar tata bahasa seperti
kata benda, kata kerja, dan kata sifat.
3-4 tahun: Kemampuan memahami dan menggunakan kalimat
yang lebih kompleks meningkat. Anak mulai menggunakan
kata-kata penghubung dan mengembangkan pemahaman
tentang aturan tata bahasa dasar.
4. Tahap Perkembangan Kemampuan Berbicara dan Memahami
Kalimat Kompleks
4-5 tahun: Kemampuan berbicara semakin berkembang, dan
anak mampu mengungkapkan ide dan pengalaman mereka
dengan kalimat yang lebih panjang. Pemahaman tentang makna
kata dan frasa semakin mendalam.
5-7 tahun: Anak-anak mampu menggunakan bahasa untuk
berkomunikasi secara efektif dalam berbagai konteks.
Kemampuan memahami kalimat yang kompleks terus
berkembang.
4
pertamanya. Ini dapat melibatkan pembelajaran bahasa baru di
lingkungan formal atau informal dan dapat terjadi pada anak-anak atau
orang dewasa.
5
Ekspresi Kreatif: Anak-anak lebih mungkin mencoba dan
berani berbicara dalam bahasa kedua tanpa rasa takut atau
kecemasan yang mungkin dirasakan oleh orang dewasa.
6
2.3 Faktor-Faktor Pengaruh Pemerolehan Bahasa Pertama dan Kedua
Pemerolehan bahasa pertama dan kedua melibatkan sejumlah faktor
yang dapat memengaruhi proses tersebut, dan beberapa di antaranya dapat
bervariasi antara individu dan lingkungan. Dalam pemerolehan bahasa
pertama, faktor-faktor yang memainkan peran penting meliputi aspek
genetik, di mana beberapa penelitian menunjukkan bahwa genetika dapat
memengaruhi kemampuan seseorang untuk memahami dan memperoleh
bahasa. Interaksi sosial juga memiliki peran signifikan, dengan anak-anak
belajar bahasa pertama melalui interaksi dengan lingkungan sosial,
termasuk keluarga, teman sebaya, dan lingkungan sekolah. Rangsangan
lingkungan, seperti buku, cerita, dan percakapan, juga dapat meningkatkan
kemampuan bahasa anak, bersama dengan predisposisi otak yang
memberikan kecenderungan alami pada anak untuk mengasimilasi struktur
bahasa.
Sementara itu, dalam pemerolehan bahasa kedua, beberapa faktor
berbeda menjadi relevan. Usia memainkan peran penting, dengan
kemampuan memperoleh bahasa kedua cenderung lebih baik pada usia yang
lebih muda, dan proses ini seringkali lebih lancar pada masa kanak-kanak.
Motivasi individu, intensitas dan durasi paparan terhadap bahasa kedua,
pengalaman belajar sebelumnya, dan karakteristik individu seperti
kecerdasan, kepercayaan diri, dan keterbukaan terhadap pengalaman baru
semuanya dapat memengaruhi sejauh mana seseorang berhasil memperoleh
bahasa kedua.
7
bahasa pertama dan kedua dapat ditemukan dalam aspek linguistik, seperti
morfologi, sintaksis, fonologi, dan semantik.
Dalam pemerolehan bahasa pertama, anak-anak secara alami dan
tanpa usaha sadar mengembangkan kemampuan berbahasa mereka dengan
menyerap informasi dari lingkungan sekitarnya. Proses ini sering disertai
dengan penggunaan intuisi dan kreativitas dalam menciptakan struktur
bahasa yang benar. Sebaliknya, pemerolehan bahasa kedua melibatkan
kesadaran dan upaya sadar dari pembelajar, seringkali melalui pendekatan
formal dan pelatihan yang terstruktur.
Dalam aspek morfologi, penelitian menunjukkan bahwa pembelajar
bahasa kedua mungkin mengalami kesulitan dalam memahami aturan
pembentukan kata dan struktur morfologi yang berbeda dari bahasa
pertamanya. Sintaksis juga dapat menjadi tantangan, dengan pembelajar
bahasa kedua cenderung menerapkan struktur sintaksis dari bahasa pertama
mereka ke dalam bahasa kedua.
8
menggunakan bahasa pertama dalam interaksi sehari-hari menciptakan
fondasi yang kuat untuk penguasaan bahasa kedua.
Pentingnya dukungan dari masyarakat juga mencakup adanya ruang
bagi individu untuk berkomunikasi dalam bahasa pertama. Ini bisa
melibatkan pengakuan dan penghargaan terhadap keberagaman bahasa serta
fasilitasi pertukaran budaya. Dengan demikian, masyarakat yang
memahami dan menghargai peran bahasa pertama dapat menciptakan
lingkungan yang mendukung individu dalam menjalani proses pemerolehan
bahasa kedua.
9
menyediakan situasi di mana siswa dapat berkomunikasi dalam bahasa
target secara nyata, seperti permainan peran, diskusi kelompok, atau proyek
kolaboratif. Memberikan umpan balik konstruktif dan memotivasi siswa
untuk berpartisipasi aktif dapat membantu mengurangi kecemasan dan
meningkatkan kepercayaan diri dalam menggunakan bahasa kedua.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam kesimpulannya, dapat disimpulkan bahwa pemerolehan
bahasa pertama dan bahasa kedua merupakan proses kompleks yang
dipengaruhi oleh sejumlah faktor termasuk genetik, lingkungan, dan
motivasi. Pemerolehan bahasa pertama pada anak-anak melibatkan tahap-
tahap kritis yang membentuk dasar kompetensi linguistik mereka. Di sisi
lain, pemerolehan bahasa kedua memunculkan tantangan unik, terutama
pada individu dewasa, dengan peran pentingnya lingkungan sosial,
pengajaran, dan motivasi. Pentingnya memelihara bahasa pertama dalam
konteks pemerolehan bahasa kedua juga muncul sebagai tema signifikan,
karena pemahaman mendalam terhadap bahasa pertama dapat memberikan
landasan yang kokoh untuk pembelajaran bahasa kedua. Kesimpulan ini
juga menggarisbawahi relevansi temuan dalam konteks pendidikan,
menyoroti peran penting guru dan strategi pengajaran yang berfokus pada
keberhasilan pemerolehan bahasa kedua. Dengan pemahaman yang lebih
baik tentang kedua proses ini, masyarakat dan lembaga pendidikan dapat
mengambil langkah-langkah yang lebih efektif dalam mendukung
pembelajaran bahasa yang holistik dan berkelanjutan.
11
DAFTAR PUSTAKA
BAHASA KEDUA Alam Budi Kusuma Keahlian Pendidikan Bahasa Arab Dosen
pada Program Studi Pendidikan Bahasa Arab STAIMS Yogyakarta Alamat, P.
(n.d.). PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA SEBAGAI DASAR.
Febianto Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang, D.
(n.d.). IMPLIKASI FASE PEMEROLEHAN BAHASA SISWA SEKOLAH
DASAR TERHADAP PROSES PENGAJARAN BAHASA INDONESIA. In
Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang | (Vol. 1).
Natsir, N. (n.d.). HUBUNGAN PSIKOLINGUISTIK DALAM PEMEROLEHAN
DAN PEMBELAJARAN BAHASA.
Nurlaela, A., Triana, leli, & Riyanto, A. (n.d.). PROSES PEMEROLEHAN
SEMANTIK ANAK USIA 1-2 TAHUN DAN IMPLIKASINYA DALAM
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA. In Jurnal Penelitian
Pendidikan Indonesia (JPPI) (Vol. 5, Issue 3).
Putu, O., & Permanamiarta, A. (2021). PEMEROLEHAN BAHASA KEDUA
DALAM LINGKUNGAN KELUARGA PADA ANAK USIA TIGA TAHUN.
10(1). https://doi.org/10.5281/zenodo
Suardi, I. P., Ramadhan, S., & Asri, Y. (2019). Pemerolehan Bahasa Pertama pada
Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 265.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v3i1.160
Syaprizal, M. P., Smk N, G., Kabupaten, K. H., Singingi, K., & Riau, P. (2019).
PROSES PEMEROLEHAN BAHASA PADA ANAK. Jurnal AL-HIKMAH,
1(2).
12